Anda di halaman 1dari 5

TELAAH JURNAL DALAM

JOURNAL SHARING
Disusun untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis Tahap Profesi

Dosen Pembimbing : Ns. Dody Setyawan, S.Kep. M.Kep


Pembimbing Klinik : Ns. Lukman Amin, S.Kep

Disusun Oleh :

Silvia Zakiya Muna Alazizah


22020117220096

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS XXXI

DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2018
Telaah Artikel Jurnal

Tanggal : Metodologi Penelitian

Nama Mahasiswa : Lokasi Penelitian :


Silvia Zakiya Muna Alazizah Intensive Care Unit

Informasi Citasi Karakteristik Responden :


Inklusi :
Pengarang : - Usia > 18 tahun dengan pemantauan
tekanan intracranial di ICU
DaiWai M. Olson, RN, PhD, CCRN,
- Keluarga pasien beredia.
Molly M. McNett, RN, PhD, CNRN,
- Perawat yang bersedia perpartisipasi
Lisa S.
Eksklusi
Lewis, RN, MSN, CNE,
- Keluarga pasien tidak bersedia di
Kristina E.
jadikan responden.
Riemen, BA,
Jumlah Responden :
Cynthia Bautista, RN, PhD, CNRN,CCNS,
28 Pasien
ACNS-BC
28 Perawat
Tahun :
2018 Teknik Sampling :
Simple Random Sampling
Judul Artikel : Variabel yang diukur/diteliti :
Effects of nursing Interventions on - Tanda-tanda vital pasien
Intracranial pressure - Penurunan Tekanan Intrakranial 1 menit
Penerbit/ Nama Jurnal : setelah pemberian intervensi.
Critical Care Evaluation - Penurunan Tekanan Intrakranial 1 menit
setelah pemberian intervensi.
Volume : Metode Pengumpulan Data :
22 Pasien dan perawat yang telah beredia, masing-
masing (perawat dan pasien ) diamati terus
Issue/ No : menerus selama 2 jam dengan rekaman yang
5 dibuat satu kali setiap menit.

Halaman : Reliabilitas dan Validitas Instrumen yang


431 - 437 digunakan :
11 Intervensi Keperawatan yang secara rutin
dilakukan untuk menurunkan tekanan
intracranial.

Latar Belakang Hasil Penelitian/ Studi

Tekanan Intrakranial adalah tekanan Dari hasil obsevasi yang dilakukan


total yang didesak oleh otak, darah dan terhadap 28 responden ( perawat dan pasien),
cairan serebrospinal di dalam kubah terdapat perubahan tekanan intrakranial sebagai
respon terhadap Intervensi keperawatan,
intrakranial. Peningkatan TIK merupakan
intervensi tidak dapat disederhanakan menjadi
peningkatan cairan cerebrospinal (CSS) hubungan linear. Setiap intervensi yang
lebih dari 15 mmHg (nilai normal 3-15 diberikan menunjukan adanya meningkatkan
mmHg). Peningkatan TIK juga dapat tekanan intrakranial, adanya penurunan tekanan
disebabkan oleh peningkatan volume intracranial dan tekanan intrakrania tetap tidak
darah karena trombosis vena serebral, berubah. 3 Intervensi dari 11 intervensi
meningitis maupun malformasi vaskuler. keperawatan yang dilakukan menunjukan secara
signifikan penurunan tekanan intracranial pada
Peningkatan TIK juga dapat didefinisikan
5 menit setelah pemberian keperawatan
sebagai peningkatan volume otak karena diantaranya Pembicaraan anggota keluarga
lesi intrakranial atau edema serebral dengan pasien, pemberian analgesic dan
sehingga menyebabkan peningkatan reposisi.
tekanan pada kubah intracranial.
Tindakan keperawatan untuk
mengatasi tekanan intrakranial yang
dilakukan secara rutin diantaranya
cerebrospinal fluid drainage, Limit
stimulation, Family talking in room, Head-
of-bed elevation, Nurse talking to patient,
Repositioning, sedative/analgesic,
Test/radiography, Move self, Chest
percussion and suctioning. Tindakan
keperawatan yang dilakukan secara rutin
apakah mempengaruhi penurunan tekanan
intracranial pada pasien.

Tujuan Penelitian/ Studi Implikasi Hasil Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh intervensi 3 dari 11 intervensi yang dilakukan secara


keperawatan terhadap penurunan tekanan rutin menunjukan secara signifikan penurunan
intracranial.
tekanan intracranial pada 5 menit setelah
pemberian keperawatan diantaranya
Pembicaraan anggota keluarga dengan pasien,
pemberian analgesic dan reposisi. Reposis,
elevasi atau head up kepala ringan dari 150-300
telah terbukti mengurangi TIK tanpa efek
merugikan yang signifikan pada cerebral
perfusion pressure (CPP). Posisi head up kepala
300 bertujuan untuk mendorong drainase vena
jugularis ke otak tetap lancar. Kepala dan leher
pasien dipertahankan dalam posisi netral tanpa
rotasi atau posisi fleksi, hal ini akan
meningkatkan drainase
Pertanyaan Penelitian Kekuatan Penelitian/Studi

Apakah tindakan keperawatan Penelitian mengenai pengaruh intervensi


mempengaruhi penurunan tekanan keperawatan terhadap tekanan intracranial
intracranial? memiliki nilai yang signifikan dalam
menurunkan tekanan intracranial diantaranya
pengaturan posisi klien , berbicara dengan
anggota keluarga dapat menurunkan tekanan
intracranial dan pemberian analgesic.

Desain Penelitian/Studi Keterbatasan Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan Didalam jurnal hanya dilakukan dengan jumlah
observasi analisis sekunder (Prospektif) sampel yang terbatas yaitu 28 responden.

Kesimpulan

- Respon tekanan intrakranial terhadap intervensi keperawatan tidak konsisten setelah 1


atau 5 menit pemberian intervensi.

- Intervensi keperawatan prioritas untuk pasien dengan tekanan intracranial adalah


pemantauan untuk menguras cairan serebrospinal (CSF),

- Tindakan keperawatan yang dilakukan secara rutin dapat menurunkan tekanan


intracranial diantaranya cerebrospinal fluid drainage, Limit stimulation, Family
talking in room, Head-of-bed elevation, Nurse talking to patient, Repositioning,
sedative/analgesic, Test/radiography, Move self, Chest percussion and suctioning.

- Terdapat adanya pengaruh tindakan keperawatan yang dapat menurunkan tekanan


intracranial yaitu pengaturan posisi pasien, pembicaraan anggota keluarga/pasien
dengan pasien dan pemberian analgesic.

Analisa Jurnal Terhadap Situasi Ruangan


Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah area di dalam sebuah rumah sakit yang
dirancang dan digunakan untuk memberikan standar perawatan gawat darurat untuk
pasien yang membutuhkan perawatan akut atau mendesak. (Queensland Health ED,
2012). Unit ini memiliki tujuan utama yaitu untuk menerima, melakukan triase,
menstabilisasi, dan memberikan pelayanan kesehatan akut untuk pasien, termasuk
pasien yang membutuhkan resusitasi dan pasien dengan tingkat kegawatan tertentu
(Australian College for Emergency Medicine, 2014). Prioritas penanganan pasien
dengan kondisi gawat darurat yang mengancam nyawa atau fungsi vital yang bersifat
segera yaitu gangguan pernapasan, gangguan jantung dan gangguan kejiwaan yang
serius.
Pasien yang mengalami cedera kepala menimbulkan resiko kerusakan otak
akibat perdarahan atau pembengkakan otak sebagai respon terhadap cedera dan
menyebabkan tekanan peningkatan intracranial. Peningkatan tekanan intracranial akan
mempengaruhi perfusi jaringan serebral dan meninmbulkan distorsi an herniasi otak.
Manifestasi klinis cedera kepala meliputi gangguan kesadaran, konfusi, abnormalitas
pupil, awitan deficit neurologic dan perubahan tanda-tanda vital, gangguan
pengelihatan dan pendengaran, disfungsi sensori, kejang otot, sakit kepala, vertigo,
gangguan pergerakan (Smeltzer & Bare, 2008).
Tindakan keperawatan perlu dilakukan untuk memastikan oksigenasi yang
memadai, posisi pasien yang tepat, mencegah kontraksi otot isometrik, menghindari
manuver valsava, meminimalkan rangsangan berbahaya, mencegah kondisi yang
terkait dengan peningkatan metabolisme otak.

Anda mungkin juga menyukai