Pemikiran Max Weber tentang birokrasi, oleh Jay M Shafritz (1978) diklasifikan
sebagai pemikiran Old Administration Paradigm (Paradigma Administrasi Klasik). Hal
ini disandarkan pada ciri khas paradigma Administrasi Klasik, yang menekankan pada
aspek birokrasi di dalam analisis-analisis administrasi negara hingga tahun 1970-an.
Selain itu, analisis birokrasi yang dikemukakannya sangat mempengaruhi pemikiran-
pemikiran birokrasi selanjutnya.
Max Weber, yang dipandang sebagai “Father’s of Modern Sociology”, lahir di tahun
1864 di Erfurt (daerah Thueringen) Jerman. Ia adalah anak pertama dari delapan
bersaudara. Ketika masih kanak-kanak, Weber menderita sakit infeksi pada kulit otak,
yang lalu menyebabkan ia sering kesemutan dan mungkin salah satu penyebab
gangguan jiwa yang sering dideritanya di kemudian hari.
Tahun 1893, Weber menikah dengan Mariane Schnitger, seorang sepupu jauh, yang
terkenal sebagai pejuang emansipasi wanita. Tahun 1898 bagi Weber dikenal
sebagai “tahun perjalanan ke neraka”, ia menderita gangguan syaraf, yang tidak
pernah akan sembuh. Tahun 1904, ia menjadi salah seorang penerbit majalah Arsip
untuk ilmu sosial dan sosial politik. Di sanalah terbit “Tesis Max Weber”, yang
merupakan kumpulan tulisan yang terbit sekitar tahun 1905 dan kemudian terkenal
dengan judul “Etika Protestan dan Jiwa Kapitalisme” (Die Protestantische Ethik).
Salah satu pernyataan Weber tentang keilmuan, yang dijadikan dasar oleh para
pengikutnya, adalah : “ Ilmu pengetahuan tidak dapat menunjukkan apa yang
“harus” kita kerjakan, ia hanya dapat menerangkan syarat-syarat dan konsekuensi
tindakan kita”.
Tahun 1920 Eropa terserang wabah panas. Weber, yang ketika itu menjadi profesor
di Muenchen, menjadi salah satu korbannya. Ia meninggal 14 Juni 1920, pada usia
56 tahun. Sang isteri, Mariane Weber menulis: Kira-kira tengah malam Weber
menghembuskan napas terakhir. Saat itu kilat dan guntur menggelegar…
Pemikiran Max Weber sangat berperan dalam dunia keilmuan, seperti: sosiologi,
politik dsb. Beberapa karya tulisannya, yaitu:
(1). The History of Trading Companies during the Middle Ages (1889)
Dasar filsafat politik Weber dan kontruksi birokrasi idealnya dapat ditemukan dalam
karyanya Politic as a Vocation yang dibacakan dalam pidatonya di Universitas Munich
pada tahun 1918. Dimulai dengan konsep tentang “negara” (state), dimana Weber
lebih melihat negara dari sisi sarana (alat) yang dimilikinya. Weber menyatakan the
state is a human society that (successfully) claims the monopoly of the legitimate use
of pliysical force within a given territory (Gerth and Mills, 1958:78). Negara adalah
sebuah masyarakat manusia yang dibenarkan memonopoli penggunaan kekuatan
memaksa secara fisik di dalam suatu wilayah tertentu.
Menurut Weber, negara tidak dapat didefinisikan dalam pengertian atau dari sisi
“tujuan”-nya, tetapi harus lebih dilihat dari sisi sarana yang dimilikinya. Sarana utama
dari negara adalah dibenarkannya dan dimonopolinya penggunaan kekuatan
memaksa secara fisik. Konsekwensinya, negara akan mencerminkan dibenarkannya
dominasi manusia terhadap manusia. Negara dapat saja mendelegasikan
penggunaan kekuatannya untuk memaksa. karena itu, negara akan tetap menjadi
sumber utama bagi dibenarkannya penggunaan kekerasan. Karyanya yang cukup
menghebohkan (impact full) dunia tersebut adalah kitabnya yang berjudul The Theory
Of Social And Economic Organization. Karya tersebut dipandang cukup
menghebohkan karena dari kitab ini muncul beragam reaksi dan gagasan yang
berkaitan dengan birokrasi, baik yang pro maupun yang kontra.
Weber menyajikan secara detail tentang organisasi birokrasi yang ideal dalam
karyanya berjudul “Birokrasi”. Diterbitkan pada tahun 1922. Weber percaya bahwa
salah satu karakteristik utama masyarakat industri adalah dorongan utnuk
merasionalisasikan proses sosial dan ekonomi. Rasionalisasi yang dimaksud adalah
… the calculated matching means and ends to achieve social and economic objectives
with the greates possible efficiency (pemaduan sarana dan tujuan untuk mencapai
tujuan sosial dan ekonomi seefisien mungkin (Islamy, 2003). Karena itu jenis birokrasi
seperti ini ia namakan sebagai birokrasi “tipe ideal” atau “model organisasi yang
rasional”.
2. Taylor sangat yakin hanya satu cara terbaik untuk melaksanakan tugas
administrasi publik