Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS KUANTITATIF BAHAN BAKU PARASETAMOL DENGAN

METODE TITRASI NITRIMETRI

Rahma Alya Nafisah

Jurusan Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang

Abstrak

Pada praktikum kali ini telah dilakukan analisis kuantitatif kadar parasetamol dengan
menggunakan metode titrasi nitrimetri dengan indikator dalam berupa tropeolin OO
dan metilen blue serta indikator luar menggunakan pasta kanji iodida. Metode
penetapan yang digunakan adalah titrasi nitrimetri yang merupakan metode analisis
untuk senyawa-senyawa yang mengandung gugus amino primer. Parasetamol sebagai
sampel mengandung gugus amino sekunder sehingga harus dihidrolisis terlebih
dahulu dengan reflux di dalam larutan asam klorida selama 1 jam. Sampel yang telah
direflux kemudian dititrasi dengan menggunakan natrium nitrit yang telah dibakukan
dengan menggunakan asam sulfanilat dengan volume rata-rata 1,8 ml dan diperoleh
besar kadar parasetamol dalam sampel sebesar 10,91%.

Kata kunci : Parasetamol, Titrasi Nitrimetri

Abstract

In this experiment, we’ve analyzed quantitavely the content of paracetamol with


nitrimetri titration method using tropeolin OO and metilen blue as the internal
indicator and kanji iodida paste as the external indicator. The method was used in
this experiment called as nitrimetri which suitable for analyzing a sample with
primary amino groups. Paracetamol as the sample contains the second amino groups
so it needed to be hydrolizied with reflux in HCl solution for one hour. Then the
sample was titrated by sodium nitrit and it has been standardized by sulfanilat acid.
The result is the average of sodium nitrit required 1,8 ml and the content of
paracetamol in the sample is 10,91%.

Keywords : Paracetamol, Nitrimetri titration


PENDAHULUAN yang mengandug amina primer dengan
melibatkan adanya reaksi dengan
Praktikum kali ini bertujuan
natirum nitrit yang menghasilkan
untuk dapat menerapkan prinsip reaksi
garam diazonium (Zulfikar, 2010).
diazotasi pada titrasi nitrimetri lewat
penetapan kadar parasetamol dengan Reaksi dilakukan pada suhu
menggunakan titrasi nitrimetri. 15⁰C karena garam diazonium tidak
stabil pada suhu kamar dan dapat
Parasetamol merupakan
terdegradasi membentuk senyawa
derivate aminofenol yang memiliki
fenol dan gas nitrogen. Reaksi dapat
aktivitas analgesik dan antipiretik.
dipercepat dengan penambahan garam
Efek antipiretik yang dapat
KBr (Gandjar, 2007).
ditimbulkan adalah dari adanya gugus
amino benzene yang dapat Indikator yang dapat digunakan
menurunkan panas saat terjadi demam pada jenis ini adalah indikator luar
(Armin, et al, 2012). yaitu pasta/kertas kanji iodide dimana
kelebihan asam nitrit akan
Suatu obat dikatakan bermutu
menghasilkan warna biru segera
jika obat yang digunakan tersebut
sebagai hasil oksidasi iodida menjadi
memiliki efek terapi yang baik. Agar
iodium oleh asam nitrit (Depkes RI,
mutu obat tersebut tetap terjamin dan
1995).
efektif maka diperlukan suatu metode
penetapan kadar zat aktif yang tepat Selain dengan menggunakan
terkandung dalam sediaan tersebut. indikator luar, dapat pula digunakan
Metode resmi untuk analisa kadar indikator dalam yaitu tropeolin OO
parasetamol adalah dengan titrasi dan metilen biru. Perubahan pada
nitrimetri (Roth, 1994). tropeolin OO adalah warna merah
menjadi kuning sedangkan metilen
Titrasi nitrimetri merupakan
biru adalah dari ungu sampai berwarna
titrasi yang digunakan dalam analisa
biru-hijau (Gandjar, 2007).
senyawa-senyawa organik, khususnya
METODE Sedangkan pembuatan metilen
blue dilakukan dengan
a. Alat
menimbang 62,5 mg metilen blue
Alat-alat yang digunakan
kemudian dilarutkan dalam
dalam praktikum kali ini adalah
aquades hingga 50 ml.
baskom, batang pengaduk, buret,
Setelah pembuatan indikator
erlenmeyer, gelas kimia, labu
dalam dilakukan pembuatan
ukur, neraca analitik, pipet tetes
indikator luar yaitu pasta kanji
dan spatel.
iodida dengan melarutkan 750 mg
b. Bahan
KI dalam 5 ml air, melarutkan 2 g
Bahan-bahan yang digunakan
ZnCl2 di dalam 10 ml kemudian
adalah asam sulfanilat, aquades, es
dimasukkan ke dalam air yang
batu, HCl, KBr, metilen blue,
telah mendidih sebanyak 100 ml
NaNO2, pasta kanji iodida,
dalam gelas kimia ukuran 250 ml.
parasetamol, dan tropeolin OO.
Kemudian panaskan larutan
c. Prosedur
hingga mendidih dan mengaduk
Prosedur yang dlakukan adalah
sambil menambahkan larutan
dengan membuat larutan NaNO2.
suspensi 5 g kanji dalam 30 ml air
Pertama, menimbang 7,5 g serbuk
dingin dan lanjutkan pengadukan.
NaNO2 kemudian melarutkan
Setelah pembuatan indikator,
hingga 1000 ml dan disimpan di
dilanjutkan dengan pembakuan
dalam botol coklat. Selanjutnya
natrium nitrit dengan asam
adalah pembuatan indikator dalam
sulfanilat dilakukan dengan
yaitu tropeolin OO dan metilen
menimbang 173 mg asam
blue. Pembuatan tropeolin OO
sulfanilat kemudian dilarutkan
dilakukan dengan menimbang 50
dengan 30 ml air dan 20 tetes
mg tropeolin OO kemudian
ammonia 25% hingga larut lalu
dilarutkan dengan aquades hingga
ditambahkan 15 ml HCl 1 N dan 1
50 ml.
g KBr serta 5 tetes indikator
tropeolin OO dan 3 tetes metilen HASIL
blue. Kemudian larutan dititrasi
No Prosedur Hasil
dengan NaNO2 0,1 M hingga
Pembuatan Larutan NaNO2
perubahan warna dari ungu ke
biru-hijau. 1 Ditimbang 7,5 Diperoleh
Setelah NaNO2 dibakukan, g serbuk larutan
maka dapat dilakukan titrasi NaNO2 NaNO2 di
nitrimetri untuk penetapan kadar kemudian dalam botol
parasetamol. Ditimbang sebanyak dilarutkan coklat
250 mg parasetamol kemudian hingga 1000 ml
direflux selama 1 jam dengan 10 dan disimpan
ml HCl 4 N dan ditambahkan 5 ml di dalam botol
HCl ke dalam larutan. coklat
Ditambahkan 5 tetes indikator Pembuatan Tropeolin OO dan
tropeolin OO dan 3 tetes indikator Metilen Blue
metilen blue kemudian diatur suhu 1 Ditimbang 50 Diperoleh
hingga 15⁰C dengan diletakkan di mg tropeolin larutan
dalam wadah berisi es batu OO kemudian tropeolin OO
kemudian dititrasi dengan NaNO2 dilarutkan berwarna
hingga TAT pada warna biru dengan merah
kehijauan dan digoreskan larutan aquades hingga
pada indikator luar pasta kanji 50 ml.
iodida hingga muncul warna biru 2 Ditimbang 62,5 Diperoleh
segera (Sudjadi, 2015). mg metilen larutan
blue kemudian metilen blue
dilarutkan berwarna biru
dalam aquades
hingga 50 ml.
Pembuatan Pasta Kanji Iodida mg asam sulfanilat
1 Dilarutkan 750 Terbentuk sulfanilat larut
mg KI dalam 5 larutan KI kemudian
ml air dan dan larutan dilarutkan
melarutkan 2 g ZnCl2 dengan 30 ml
ZnCl2 di dalam air dan 20 tetes
10 ml ammonia 25%
2 Dimasukkan ke Terbentuk hingga larut
dalam air yang campuran 2 Ditambahkan Larutan asam
telah mendidih larutan antara 15 ml HCl 1 N sulfanilat
sebanyak 100 KI dengan dan 1 g KBr berwarna
ml dalam gelas ZnCl2 serta 5 tetes ungu
kimia ukuran indikator
250 ml. tropeolin OO
3 Panaskan Diperoleh dan 3 tetes
larutan hingga pasta kanji metilen blue
mendidih dan iodida yang 3 Larutan Diperoleh
mengaduk kental dititrasi dengan volume rata-
sambil berwarna NaNO2 0,1 M rata natrium
menambahkan transparan hingga nitrit yang
larutan perubahan digunakan
suspensi 5 g warna dari adalah 2,85
kanji dalam 30 ungu ke biru- ml
ml air dingin hijau.
dan lanjutkan Penetapan Kadar Parasetamol
pengadukan. 1 Ditimbang Diperoleh
Pembakuan Natrium Nitrit sebanyak 250 larutan jernih
1 Ditimbang 173 Larutan asam mg parasetamol
parasetamol yang telah larutan pada mencapai
kemudian direflux indikator luar TAT
direflux selama pasta kanji berwarna
1 jam dengan iodida hingga hijau
10 ml HCl 4 N muncul warna
dan biru segera
ditambahkan 5 Perhitungan
ml HCl ke  Pembakuan Natrium Nitrit
dalam larutan. V1 = 2,8 ml
2 Ditambahkan 5 Diperoleh V2 = 2,9 ml
tetes indikator larutan Vrata2 = 2,85 ml
tropeolin OO berwarna
dan 3 tetes ungu
indikator
metilen blue
N = 0,101 ≈ 0,1 N
kemudian
 Penetapan Kadar
diatur suhu
Parasetamol
hingga 15⁰C
V1 = 2 ml
dengan
V2 = 1,8 ml
diletakkan di
V3 = 1,6 ml
dalam wadah
Vrata2 = 1,8 ml
berisi es batu
3 Dititrasi Diperoleh
dengan NaNO2 nilai volume
hingga TAT Natrium
pada warna Nitrit rata-
biru kehijauan rata 1,8 ml
dan digoreskan hingga
PEMBAHASAN indikator yaitu indikator dalam yang
bertujuan untuk mengetahui telah
Pada praktikum kali ini, telah
tercapainya TAT (Titik Akhir Titrasi)
dilakukan analisis kuantitatif kadar
melalui penambahannya ke dalam
parasetamol dengan menggunakan
sampel dan indikator luar yang
metode titrasi nitrimetri. Tujuan
bertujuan untuk mengetahui telah
penggunaan titrasi nitrimetri adalah
tercapainya TAT tanpa ditambahkan
karena parasetamol merupakan
bersamaan dengan sampel. Indikator
senyawa yang memiliki gugus amino
dalam yang digunakan dalah tropeolin
sekunder, meskipun syarat titrasi
OO dan metilen blue. Penggunaan
nitrimetri adalah gugus amino primer,
indikator dalam ini adalah karena
namun senyawa tersebut dapat
penggunaannya yang sederhana dan
dihidrolisis terlebih dahulu menjadi
warnanya yang jauh berbeda dengan
senyawa dengan gugus amino primer.
warna sampel memudahkan melihat
Pada titrasi nitrimetri, bahan- terjadinya perubahan warna.
bahan yang dibutuhkan antara lain Sedangkan indikator luar yang
adalah larutan natrium nitrit, larutan digunakan adalah pasta kanji iodida,
indikator baik luar dan dalam, serta dimana kelebihannya adalah warna
larutan untuk melakukan pembakuan. yang dihasilkan akan jelas karena
warna dari pasta kanji iodida sendiri
Pertama, larutan natrium nitrit
adalah putih namun kekurangannya
dibuat dengan melarutkan natrium
penggunaan indikator luar tidak praktis
nitrit di dalam botol coklat, hal ini
seperti indikator dalam.
bertujuan untuk melindungi natrium
nitrit dari oksidasi dan larutan tersebut Sebelum melakukan titrasi
bukan merupakan larutan baku primer, terhadap penetapan kadar sampel,
sehingga penyimpanannya tidak perlu dilakukan terlebih dahulu titrasi
dalam alat volumetrik, seperti labu pembakuan pada larutan titran natrium
ukur. Kemudian dibuat larutan nitrit dengan tujuan memperoleh nilai
normalitas dari larutan titran sebelum yang terjadi pada titrasi ini
digunakan karena merupakan larutan berlangsung lambat dan perlu
baku sekunder. Larutan yang dilakukan pada suhu 15⁰C, sehingga
digunakan adalah larutan asam titrasi dilakukan dengan
sulfanilat karena merupakan larutan mengkondisikan erlenmeyer di dalam
baku primer. Pembakuan dilakukan wadah berisi es batu. Pada pembakuan
dengan menggunakan indikator dalam diperoleh hasil volume rata-rata asam
dan indikator luar untuk menambah sulfanilat yang dibutuhkan sebesar
keakuratan hasil yang diperoleh. 2,85 ml dan normalitas natrium nitrit
Indikator dalam yang digunakan yang diperoleh sebesar 0,1 N yang
adalah tropeolin OO dan metilen blue sesuai dengan normalitas pada awal
dengan perbandingan 5:3 dimana titik pembuatannya.
akhir akan terjadi warna biru kehijauan
Setelah dilakukan pembakuan
dan ketika larutan digoreskan pada
larutan titran, maka dilakukan titrasi
pasta kanji iodida maka akan terbentuk
nitrimetri sebagai penentuan kadar
warna biru segera. Warna biru segera
parasetamol. Pertama, parasetamol
yang dimaksud adalah warna biru yang
ditimbang sebanyak 250 mg kemudian
dengan segera timbul sesaat setelah
dilarutkan dalam asam pekat dan
larutan digoreskan di atas pasta kanji
direflux. Prosedur reflux yang
iodida. Keakuratan hasil penentuan
dilakukan adalah dengan memanaskan
TAT dengan indikator ini memang
larutan parasetamol dalam HCl encer
cukup sulit karena apabila cukup lama
didalam gelas kimia kemudian ditutup
berada di udara terbuka, maka iodida
dengan menggunakan corong, hal ini
bisa teroksidasi dan menjadi warna
bertujuan untuk membuat suasana
biru sehingga dapat menyebabkan
seperti reflux pada harusnya yaitu
warna positif palsu. Pada titrasi ini
pemanasan dilakukan dalam keadaan
dapat ditambahkan serbuk KBr yang
tertutup dimana udara yang terlibat
bertujuan untuk mempercepat reaksi
harus sirkular sehingga tidak banyak
atau dinamakan katalis karena reaksi
yang menguap ke udara. Reflux biru kehijauan menandakan bahwa
dilakukan selama 1 jam dengan tujuan parasetamol dengan gugus amino
untuk dapat menghidrolisis amino aromatis primer dalam larutan telah
aromatis sekunder yang terkandung bereaksi dengan natrium nitrit sebagai
dalam parasetamol menjadi amino titran dan menghasilkan produk berupa
aromatis primer sebagai syarat garam benzonium dan asam nitrit.
senyawa yang dapat dititrasi dengan Tercapainya titik akhir ini dapat diuji
menggunakan titrasi nitrimetri. Reaksi kenbali dengan menggoreskan larutan
yang terjadi dalam hidrolisis amino diatas pasta kanji iodida dan melihat
aromatis sekunder menjadi primer adanya perubahan warna biru segera
akan menghasilkan produk sampingan menandakan adanya kelebihan natrium
asam asetat sehingga menimbulkan nitrit dalam larutan sampel yang
bau khas ketika telah selesai direflux. kemudian mengoksidasi iodida dalam
pasta kanji iodida menjadi iodium
Kemudian sampel ditambahkan
dimana reaksi antara amilum dalam
kembali HCl sebelum akhirnya
kanji dan iodium akan menghasilkan
diberikan indikator dalam yaitu
warna biru.
tropeolin OO 5 tetes dan metilen blue
3 tetes hingga warna larutan yang Pada praktikum ini, kadar
semula jernih akan berubah menjadi parasetamol dalam sampel yang
ungu. Larutan yang telah diberi diperoleh dengan literatur yang ada
indikator kemudian dimasukkan ke yaitu 10,91% dimana kadar seharusnya
dalam wadah berisi es batu dengan adalah 13,61%. Hal ini dapat
tujuan menurunkan suhu setelah reflux disebabkan karena beberapa hal
selama 1 jam dan mengkondisikan diantaranya kesalahan pada hidrolisis
larutan berada pada 15⁰C untuk parasetamol dengan cara reflux yang
kemudian dapat titrasi hingga tidak menyuratkan jelas telah berubah
warnanya berubah menjadi warna biru menjadi gugus amin aromatis primer
kehijauan. Perubahan warna menjadi sehingga titik akhirnya bergeser.
SIMPULAN Gandjar, I.G. dan Abdul R. 2007.
Kimia Farmasi Analisis.
Dapat menerapkan prinsip nitrimetri
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
dan menetapkan kadar dengan
menggunakan prinsip nitrimetri Higuchi, T. dan Hanssen B.E. 1986.
dengan persentasi sebesar 10,91%. Pharmaceutical Analysis.
Singapura : A. Wiley Interscience
Publication.
DAFTAR PUSTAKA
Roth, H. J. 1994. Analisis Farmasi.
Armin, Fitrhriani, Rusdi dan Ehrlich Yogyakarta : UGM Press.
Van Dantes. 2012. Penggunaan
Sudjadji dan Rohman. 2015. Analisis
Metode Rasio Absorban dalam
Farmasi. Yogyakarta : Pustaka
Penetapan Kadar Parasetamol dan
Pelajar.
Salisilamida Berbentuk Sediaan
Campuran. Jurnal Sains dan Zulfikar. 2010. Available online at
Teknologi Farmasi 17 (2) ; hal http://www.chem-istry-
172-184. org/materi_kimia/kimia-
kesehatan/pemisahan-kimia-dan-
Azizah, Radilah Firda. 2015. Optimasi
analisis/titrasi-nitrimetri [Diakses
Proses Reduksi Kloramfenikol
17 Mei 2017].
Menggunakan Reduktor Zn
dengan Spektrofotometri UV-Vis.
Chemistry Journal of UNESA 4
(2) ; hal 111-116.

Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesi


a Edisi IV. Jakarta : Depkes RI.
LAMPIRAN

Larutan parasetamol ditambah dengan indikator tropeolin OO dan metilen blue

Titik akhir titrasi parasetamol dengan metode nitrimetri

Anda mungkin juga menyukai