Anda di halaman 1dari 5

Manfaat kombinasi glimepirid dan

metformin pada tatalaksana


DM tipe 2
Dr. Indra Wijaya, Sp.PD, M.Kes

Pada tahun 2015, Indonesia menempati peringkat ke-7 negara dengan prevalensi
diabetes melitus (DM) terbanyak, yaitu sekitar 10 juta penyandang. Prevalensi
DM yang tinggi tentu saja menjadi beban ekonomi dan kesehatan yang perlu
mendapatkan perhatian khusus. Dari sebuah survey diketahui bahwa penyandang
DM yang mendapatkan terapi kombinasi antihiperglikemik oral (AHO) memiliki
tingkat kepatuhan yang rendah. Rendahnya tingkat kepatuhan pada akhirnya akan
berdampak terhadap morbiditas dan mortalitas DM.2, Keadaan ini mendorong
para ahli untuk terus melakukan inovasi tatalaksana DM, diantaranya dengan
mengembangkan formulasi fixed dose combination (FDC).2

Resistensi insulin yang berakhir dengan kerusakan


progresif sel Beta pankreas dan hiperglikemia
merupakan patogenesis utama diabetes melitus Normal
glucose
(DM) tipe 2.4 Pada awalnya sel Beta pankreas homeostasis
masih mampu mengkompensasi resistensi insulin
dengan meningkatkan sekresi insulin pada fase
Insulin
awal penyakit, sehingga glukosa darah masih dalam 1 resistance
keadaan normoglikemik. Fase ini kemudian diikuti
Impaired
dengan gangguan toleransi glukosa (impaired 2
insulin secretion
glucose tolerance/IGT) dan/atau gangguan
glukosa puasa (impaired fasting glucose/IFG),
sebagai manifestasi klinis kejadian metabolik awal
(prediabetes), yang menempatkan seseorang Impaired Prodiabetes Impaired
berisiko menyandang DM tipe 2.5 fasting tolerance conditions fasting glucose

Kondisi IGT dan IFG merupakan dua kondisi


prediabetes yang menggambarkan disfungsi 3 Hyperglycemia
sensitivitas dan sekresi insulin, dengan jalur fenotip
yang berbeda. IGT terisolasi memiliki resistensi
insulin otot rangka yang berat dengan sensitivitas
hepatik yang ringan, sedangkan IFG terisolasi Type 2
diabetes
didominasi oleh resistensi insulin hepatik dengan mellitus
sensitivitas insulin otot yang normal. Penyandang
DM tipe 2 dengan IGT memiliki respons sekresi
insulin fase awal dan akhir yang abnormal, sehingga Gambar 1. Perjalanan alami DM tipe 2.5
2

MIMS News-2_Sanofi.indd 2 5/20/2016 3:35:24 PM


hiperglikemia setelah suatu beban glukosa akan tepat membutuhkan terapi kombinasi yang dapat
berlangsung lebih lama. Penyandang dengan IFG memperbaiki resistensi insulin dan disfungsi sel
mengalami reduksi pada respon sekresi insulin fase Beta secara simultan.11 Pemberian terapi kombinasi
awal yang menyebabkan hiperglikemia puasa, dan dini memiliki berbagai keuntungan, diantaranya
tetap normal pada respons fase akhir, sehingga pencapaian target terapi lebih dini, potensi reduksi
setelah suatu beban glukosa, terjadi normalisasi risiko efek samping, peluang untuk menggabungkan
kadar glukosa darah. Yang paling banyak dijumpai AHO dengan mekanisme kerja yang saling
adalah kombinasi IGT dan IFG. Secara kasar, 25% melengkapi, dan potensi menunda progresivitas
prediabetes menjadi DM tipe 2, 25% kembali penyakit. Sesuai dengan panduan konsensus
ke normoglikemia, dan sisanya berada pada ADA dan EASD, meskipun banyak penyandang
keadaan glikemik terganggu (IGT atau IFG). Kondisi yang dapat terkendali secara efektif dengan
prediabetes asimtomatis berpotensi patologis monoterapi tetapi mengingat progresivitas DM tipe
karena terdapat risiko kerusakan vaskular dan 2, pada akhirnya sebagian besar penyandang akan
penyakit kardiovaskular. memerlukan terapi kombinasi untuk mencapai dan
Seiring dengan berjalannya waktu, resistensi mempertahankan target glikemik. Penambahan
insulin akan semakin berat dan sel Beta mengalami obat kedua hendaknya mempertimbangkan sinergi
kegagalan dalam sekresi insulin sehingga terjadi dan interaksi satu sama lain. Menggabungkan AHO
hiperglikemia. 5 dengan mekanisme yang berbeda akan memberikan
sinergi yang paling baik.
Tatalaksana proaktif hiperglikemia
Fixed dose combination
Target akhir terapi DM tipe 2 adalah mencapai
kadar glukosa darah yang mendekati normal, tanpa Dari penelitian diketahui bahwa tingkat kepatuhan
menyebabkan hipoglikemia. Untuk mencapai target penyandang DM berbanding terbalik dengan
tersebut diperlukan tatalaksana DM tipe 2 yang jumlah pil yang harus diminum.12,13,14 Semakin
agresif.6 Terapi awal yang agresif dan kontrol glikemik sedikit jumlah pil yang harus diminum, tingkat
yang intensif dapat meningkatkan keberhasilan kepatuhan akan lebih baik. Fakta ini sejalan
terapi dan mengurangi biaya kesehatan secara dengan konsep fixed dose combination (FDC) yaitu
keseluruhan.7 Kendali glikemik dini yang agresif dan menggabungkan obat dengan ≥ 2 komponen aktif
intensif juga telah terbukti memiliki “legacy effect” dalam proporsi tetap menjadi suatu bentuk dosis
atau “metabolic memory” yaitu efek jangka panjang tunggal. Salah satu alasan penggunaan formula
yang menetap sampai jauh setelah durasi terapi FDC pada terapi DM tipe 2 adalah memperkuat
intensif.8 The Diabetes Control and Complications efikasi terapeutik obat.15 Saat ini tersedia sejumlah
Trial menunjukkan bahwa dibandingkan dengan FDC yang digunakan untuk mengobati DM tipe
terapi konvensional, terapi intensif lebih efektif 2, diantaranya metformin+sulfonilurea (SU).
menurunkan kadar HbA1c. Pada akhir uji klinis, Kombinasi metformin+SU dapat menurunkan
subjek yang mendapatkan terapi konvensional HbA1c sampai 0,8-1,5%. Dibandingkan
memiliki kadar HbA1c sekitar 9%, sedangkan dengan metformin+glibenklamid, kombinasi
kelompok terapi intensif mengalami penurunan metformin+glimepirid menghasilkan kadar HbA1c
kadar HbA1c sampai 7%. Uji klinis ini menyimpulkan yang lebih rendah dengan kejadian hipoglikemik
bahwa untuk keperluan penyusunan panduan, lebih sedikit. Metformin+SU juga menyebabkan
target kendali glikemik yang diinginkan adalah berkurangnya mortalitas oleh semua penyebab.6
HbA1c <6,5%, sedangkan target ideal <6%.9 Pada
panduan PERKENI Indonesia, target kendali glikemik Formula FDC sebaiknya mulai diberikan kepada
yang diinginkan disesuaikan dengan usia; usia muda penyandang DM tipe 2 yang memerlukan kombinasi
adalah HbA1c <7% dan usia tua adalah HbA1c <8%; AHO, terutama mereka dengan tingkat kepatuhan
secara umum digunakan target HbA1c <7%.10 yang rendah. Regimen terapi yang kompleks,
pasien dengan komorbid dan banyaknya jenis obat
Monoterapi dapat memperlambat tetapi tidak dapat yang harus diminum, efek samping obat, faktor
mencegah progresivitas DM tipe 2. Penanganan yang personal (gaya hidup, budaya, dan kepercayaan),
3

MIMS News-2_Sanofi.indd 3 5/20/2016 3:35:24 PM


serta kurangnya koordinasi dan kontrol berkala, Glimepirid merupakan SU generasi ketiga dengan
merupakan faktor risiko rendahnya tingkat durasi kerja lebih panjang dan onset yang lebih
kepatuhan minum obat.16 Terapi kombinasi AHO cepat.20 Berbeda dengan SU lainnya, glimepirid
dengan berbagai mekanisme kerja menghasilkan mampu mengurangi komplikasi kardiovaskular
kendali glikemik yang lebih baik pada dosis lebih (ischemic preconditioning) dan menyesuaikan kadar
rendah dibandingkan dosis tinggi dari obat tunggal, insulin yang disekresikan dengan kadar gula darah,
dengan efek samping yang lebih kecil.15 terutama dalam keadaan post prandial, sehingga
insiden hipoglikemia glimepirid lebih rendah
Obat terpisah – monoterapi daripada glibenklamid.25 Dengan profil yang dimiliki
Ketidaknyamanan & ketidakpatuhan
Efek samping lebih banyak keduanya, kombinasi metformin/glimepirid lebih
Fixed dose combination
Kenyamanan & kepatuhan
Biaya tinggi
efektif dan aman bagi penyandang DM tipe 2 yang
Efek lebih baik
Efek samping lebih sedikit telah gagal dengan monoterapi AHO.21, 22
Lebih ekonomis

Efikasi dan keamanan FDC glimepirid-


metformin

Gambar 2. Kelebihan monoterapi dengan FDC pada terapi Sebuah studi multisenter tersamar ganda telah
DM tipe 2.15 dilakukan di Perancis untuk membandingkan efek
kombinasi glimepirid/metformin dengan kedua
obat sebagai monoterapi. Sekitar 370 penyandang
Mekanisme kerja kombinasi glimepirid-
DM tipe 2 secara acak mendapatkan metformin,
metformin
glimepirid, atau metformin+glimepirid. Kombinasi
Metformin menstimulasi uptake glukosa, menekan metformin+glimepirid secara bermakna lebih
produksi glukosa hepatik berlebih, dan mengurangi efisien dalam mengendalikan HbA1c (P<0,001),
absorpsi glukosa di usus. Golongan biguanid ini glukosa darah puasa (P<0,001), maupun glukosa
juga memperbaiki resistensi insulin, memiliki darah post-prandial (P<0,001). Studi menunjukkan
kecepatan respons awal yang tinggi, aman, bahwa penambahan glimepirid terhadap metformin
tidak menyebabkan kenaikan berat badan, dan pada penyandang DM tipe 2 yang tidak terkendali
menguntungkan terhadap profil lipid. Sulfonilurea hanya dengan pemberian metformin, menghasilkan
dan biguanid memiliki mekanisme kerja yang saling kendali glikemik yang superior dibandingkan dengan
melengkapi, dengan efek antihiperglikemik yang *p < 0.001 vs Met
6.79% 6.52% 6.42% #p < 0.001 vs Amaryl®
sinergis dan tidak meningkatkan reaksi simpang dari 0.3
0.2 +0.07 +0.27
masing-masing golongan. Sulfonilurea (glimepirid) 0.1 +0.14 +0.09
∆ in HbA1c (%)

0
menstimulasi sel Beta untuk melepaskan insulin, -0.1
-0.2
sedangkan metformin mengurangi produksi glukosa -0.3 -0.74*#
+0.08
-0.4
hepatik, menurunkan absorpsi glukosa di usus, serta -0.5
-0.6
memperbaiki sensitivitas insulin melalui perbaikan -0.7
Metformin Amaryl® Metformin + Amaryl®
uptake dan penggunaan glukosa perifer.17,18,19 n=75 n=150 n=147

Gambar 4. Penurunan HbA1c pada pemberian metformin,


glimepirid dan metformin+glimepirid.23

Gambar 5. Perbaikan kendali glikemik pada pemberian


Gambar 3. Mekanisme kerja glimepirid dan metformin.22 metformin+SU.23
4

MIMS News-2_Sanofi.indd 4 5/20/2016 3:35:24 PM


glimepirid atau metformin sebagai monoterapi.23 menunjukkan penurunan HbA1c (-1,2 vs. -0,8%,
Korea juga melakukan studi untuk membandingkan P<0,001) dan glukosa plasma puasa (-35,7 vs.
efikasi dan keamanan terapi kombinasi dini -18,6 mg/dL, P<0,001) secara bermakna. Pada
glimepirid+metformin dengan up-titration akhir studi, sejumlah besar subjek di kelompok
metformin dalam menurunkan kadar HbA1c pada glimepirid+metformin (74,7%) mencapai HbA1c
penyandang DM tipe 2 yang tidak terkendali <7%, sehingga dapat disimpulkan bahwa FDC
dengan monoterapi metformin dosis rendah. glimepirid+metformin lebih efektif dalam
Pada studi multisenter ini subjek secara acak mengendalikan glikemik dibandingkan up-titration
mendapatkan metformin 500-1000 g/hari, metformin, dan dapat ditoleransi dengan baik.24
kombinasi glimepirid+metformin, atau up-titration Tingkat kepatuhan terhadap FDC telah diuji
metformin. Dibandingkan dengan up-titration pada sebuah studi yang menilai kepatuhan
metformin, kelompok glimepirid+metformin penyandang DM yang mendapatkan monoterapi,
terapi kombinasi bebas, atau FDC. Studi tersebut
100.0 menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan FDC lebih
77% baik dibandingkan dengan kombinasi bebas.
Adherence Rate (%)

80.0
60.0 54%
Ringkasan
40.0
20.0  FDC merupakan terapi yang efisien, aman,
dan dapat ditoleransi oleh penyandang DM
tipe 2, serta meningkatkan kepatuhan pasien
Free Combination Fixed-dese Combination dan efikasi dalam menurunkan glukosa darah,
Gambar 6. Tingkat kepatuhan yang lebih baik pada
dibandingkan kombinasi lepas atau monoterapi
pemberian FDC.24 dosis tinggi.

Daftar Pustaka

1 7
International Diabetes Foundation. IDF Diabetes Atlas 7th Holman RR, Paul SK, Bethel MA, Matthews DR, Neil
edition 2015. Accessed on March 11th 2016, available from: HA. 10-year follow-up of intensive glucose control in
http://www.diabetesatlas.org/ type 2 diabetes. The New England journal of medicine.
2
Ho PM, Magid DJ, Masoudi FA, McClure DL, Rumsfeld JS. 2008;359:1577-89.
Adherence to cardioprotective medications and mortality 8
Karnal SK. Aggressive treatment in newly diagnosed
among patients with diabetes and ischemic heart disease. diabetes with fixed dose combinations. Medicine Update.
BMC cardiovascular disorders. 2006;6:48. 2012;22:249-53.
3
Sokol MC, McGuigan KA, Verbrugge RR, Epstein RS. Impact 9
Skyler JS. Evidence for glycated hemoglobin targets from
of medication adherence on hospitalization risk and The Diabetes Control and Complications Trial. Consensus
healthcare cost. Medical care. 2005;43:521-30. Conference Proceedings. Endocrine Practice. 2002;8:27-
4
Abdul-Ghani MA, Tripathy D, DeFronzo RA. Contribution 30.
of B-cell dysfunction and insulin resistance to the 10
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus
pathogenesis of impaired glucose tolerance and impaired Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus tipe 2 di
fasting glucose. Diabetes Care. 2006;29:1130-39. Indonesia. Jakarta: PB Perkeni; 2015. Hal.27-47.
5
Lardizabal JA, Deedwania PC> The role of renin-angiotensin 11
Cefalu WT. Pharmacotherapy for the treatment of patients
agents in altering the natural history of type 2 diabetes with type 2 diabetes mellitus: rationale and specific agents.
mellitus. Curr Cardiol Rep. 2010;12:464–71 Clinical pharmacology and therapeutics. 2007;81:636-49.
6
Rojas LBA, Gomes MB. Metformin: an old but still the best 12
Blonde L, San Juan ZT. Fixed-dose combinations for
treatment fortype 2 diabetes. Diabetology & Metabolic treatment of type 2 diabetes mellitus. Advances in therapy.
Syndrome. 2013;5:6. 2012;29:1-13.
5

MIMS News-2_Sanofi.indd 5 5/20/2016 3:35:24 PM


13
Paes AH, Bakker A, Soe-Agnie CJ. Impact of dosage double-blind, placebo-controlled evaluation of glimepiride
frequency on patient compliance. Diabetes care. and glibenclamide. European heart journal. 1999;20:439-
1997;20:1512-7. 46.
21
14
Boccuzzi SJ, Wogen J, Fox J, Sung JC, Shah AB, Kim J. Kabadi MU, Kabadi UM. Effects of glimepiride on insulin
Utilization of oral hypoglycemic agents in a drug-insured secretion and sensitivity in patients with recently
U.S. population. Diabetes care. 2001;24:1411-5. diagnosed type 2 diabetes mellitus. Clinical therapeutics.
15
2004;26:63-9.
Gohel SN, Prajapati VK, Solanski HK, Jani GK, et al.
22
Therapeutic potential of fixed dose combinations of drugs Korytkowski M, Thomas A, Reid L, Tedesco MB, Gooding
for type 2 diabetes mellitus. World J of Pharmacy and WE, Gerich J. Glimepiride improves both first and second
Pharmaceutical Sciences. 2015;4:202-15. phases of insulin secretion in type 2 diabetes. Diabetes
16
care. 2002;25:1607-11.
Osterberg L, Blaschke T. Adherence to medication. The
23
New England journal of medicine. 2005;353:487-97. Charpentier G, Fleury F, Kabir M, Vaur L, Halimi S. Improved
17
glycaemic control by addition of glimepiride to metformin
Turner RC, Cull CA, Frighi V, Holman RR, for the UK Prospective monotherapy in type 2 diabetic patients. Diabet Med.
Diabetes Study (UKPDS) Group. Glycemic control with diet, 2001;18:828-34.
sulfonylurea, metformin, or insulin in patients with type
24
2 diabetes mellitus: progressive requirement for multiple Kim HS, Kim DM, Cha, BS, Park TS, et al. Efficacy of
therapies (UKPDS 49). JAMA.1999;281:2005-12. glimepiride/metformin fixed-dose combination vs
18
metformin uptitration in type 2 diabetic patients
Garber AJ, Duncan TG, Goodman AM, Mills DJ, Rohlf inadequately controlled on low-dose metformin
JL. Efficacy of metformin in type II diabetes: results of a monotherapy: A randomized, open label, parallel group,
double-blind, placebo-controlled, dose-response trial. Am multicenter study in Korea. J Diabetes Invest. 2014;5:701-
J Med. 1997;103:491-7 8.
19
Brown JB, Nichols GA, Mahons AP. The burden of treatment 25
Holstein Andreas, Plaschke Armin, Egberts Hartwig-Eick.
failure in type 2 diabetes. Diabetes Care. 2005;27:1535-40. Lower Incidence of Severe Hypoglycemia in Patients
20
Klepzig H, Kober G, Matter C, Luus H, Schneider H, Boedeker with type 2 diabetes treated with Glimepiride versus
KH, et al. Sulfonylureas and ischaemic preconditioning; a glibeclamide. Diab Metab Res Rev.2001;17:467-473.

MIMS News-2_Sanofi.indd 6 5/20/2016 3:35:25 PM

Anda mungkin juga menyukai