Keterampilan Mengelola Organisasi
Keterampilan Mengelola Organisasi
Disusun oleh:
Iis Siti Aisah 14711037/2014
Dalam mengelola sebuah organisasi terdapat dua prinsip yaitu prinsip manajemen
dan prinsip organisasi. Prinsip manajemen merupakan prinsip yang mencakup bagaimana
mengatur orang-orang dalam organisasi tersebut. Sedangkan prinsip organisasi
merupakan prinsip yang mencakup bagaimana mengelola setiap kegiatan yang ada dalam
organisasi (Hardjito,1997).
Teknik organisasi merupakan salah satu upaya sadar oleh suatu organisasi untuk
menganalisis setiap kegiatan yang disusun oleh organisasi tersebut baik kelemahan
maupun kelebihannya. Selain kelemahan dan kelebihan, hal yang perlu dianalisis dalam
pengelolaan organisasi ini adalah keefektifan dan koordinasi dalam mencapai tujuan dan
mencari strategi terhadap serangkaian kegiatan yang telah dirancang (Moedjiono, 2002).
Menurut Komberly dan Rottman, efektivitas organisasi ditentukan oleh lingkungan,
teknologi, pilihan strategi, proses dan kultur (Tangkilisan, 2005).
Oleh karena itu, penyatuan visi dan misi dalam seluruh pengurus sangat
dibutuhkan selain menampung aspirasi dan transparasi pada seluruh jajaran pengurus
organisasi. Mengelola organisasi merupakan proses untuk menghasilkan output yang baik
dalam organisasi tersebut (Rivai et al, 2014). Dalam menilai perkembangan organisasi
bukan hanya output yang dinilai, tetapi input awal juga berpengaruh terhadap proses
pengelolaaan organisasi kedepannya (Rohim, 2001). Seperti yang telah ditetapkan pada
teknik pengorganisasian dnegan pendekatan sistem yang menilai keefektifan organisasi
dinilai dari 3 aspek yaitu input, process, dan output (Rivai et al, 2014).
Menurut Rivai (2014) Tahapan awal dalam pengelolaan organisasi adalah dengan
memilih input-input yang baru dan konstruktif bagi perkembangan organisasi. Input-input
tersebut antara lain adalah :
a) Masukan
b) Kritik dan Saran
c) Hasil penelitian
d) Hasil work-shop dan seminar
e) Dan lain-lain
Input merupakan modal awal untuk organisasi. Dengan menentukan input yang
dibutuhkan dalam organisasi maka seorang pemimpin organisasi dapat menentukan visi
dan misi organisasi, sektor yang akan digarap, periode kepengurusan, ouput yang
dihasilkan, serta mekanisme pertanggung jawaban lainnya.
Setelah input, maka tahapan selanjutnya adalah proses yang harus dilewati. Proses
ini terdiri dari beberapa tahapan antara lain proses awal dan proses pengelolaan
organisasi.
a) Proses Awal
Tahapan pertaa dalam proses awal ini adalah Up-grading. Proses Up-
grading ini dilakukan untuk menyamaratakan tingkat pemahaman dan
pengetahuan tentang organisasi tersebut baik calon pengurus maupun pengurus
organisasi tersebut. Setelah semua calon pengurus dan pengurus di up-grade
pengetahuannya maka langkah berikutnya daalah rapat kerja. Rapat kerja ini
dilakukan untuk menentukan visi dan misi organisasi, program kerja, hak dan
kewajiban serta job description, batasan periode kepengurusan serta mekanisme
pengeluaran atau perpindahan jabatan.
b) Proses pengelolaan organisasi
Proses pengelolaan organisasi ini merupakan rangkaian operasional
organisasi sesuai apa yang telah ditetapkan di rapat kerja. Jika terjadi
penyimpangan yang bersifat insidentiil di tengah-tengah perjalanan maka itu
mendapat sebuah toleransi. Karena perbedaan dalam sebuah organisasi
merupakan suatu hal yang tak dapat dihindari selama kesalahan-kesalahan
tersebut tidak menyimpang dari visi dan misi organisasi.
Dalam proses pengelolaan organisasi ini ada beberapa fungsi
kepemimpinan yang harus diperhatikan antara lain fungsi instruktif, fungsi
delegasi, fungsi pengendalian dan fungsi keteladanan.
a) Fungsi Instruktif
Fungsi instruktif ini menjelaskan tentang arti penting komunikasi bagi
seorang pemimpin. Sesuatu yang diinstruksikan oleh seorang pemimpin haruslah
disampaikan dengan baik oleh pemimpin tersebut agar dapat diterima dan
dilaksanakan sebaik-baiknya oleh bawahannya. Proses seperti ini sangatlah
dianjurkan karena itu tanda pemimpin menghargai jajaran yang ada dibawahnya.
Sehingga mereka dapat berasumsi bahwa sekalipun mereka adalah bawahan tapi
mereka mempunyai porsi yang sama dalam memnentukan kebijakan organisasi.
Seperti halnya telah tertulis dalam Q.S An-Naml ayat 32-33 :
Artinya : “Berkata Dia (Balqis): “Hai Para pembesar berilah aku pertimbangan
dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum
kamu berada dalam majelis(ku)”. 33. mereka menjawab: “Kita adalah orang-
orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat
(dalam peperangan), dan keputusan berada ditanganmu: Maka
pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan”.
b) Fungsi Delegasi
Seorang pemimpin adalah seorang manusia yang merupakan makhluk
sosial. Makhluk sosial tidak bisa melakukan setiap aktivitasnya sendiri namun
membutuhkan kerjasama dengan orang lain. Untuk itulah sebuah kepemimpinan
efektif dapat tercapai ketika pemimpin tersebut dibantu oleh orang-orang yang
ada dalam struktur organisasi. Bantuan ini bisa berupa mendelegasikan beberapa
kewenangan seorang pemimpin terhadap orang dibawahnya yang terpercaya.
Dalam memilih delegasi pun harus sesuai yang telah ditetapkan syariat seperti
tidak boleh menjadikan orang-orang yahudi atau nashrani sebagai seorang
delegasi kepemimpinan mereka.
Seperti halnya telah tertulis dalam Q.S Al-Maidah ayat 51 :
Bagian yang terakhir dalam pengelolaan organisasi adalah menilai output nya
berhasil atau tidak. Output dikatakan berhasil merupakan tanda fungsi kepemimpinan
tersebut berjalan secara semestinya dimana kepemimpinan berjalan secara efektif dan
manajemen organisasi berjalan dengan baik. Beberapa komponen dalam output tersebut
antara lain adalah ketepatan waktu, efisiensi biaya dan keuntungan yang diperoleh (Rivai
et al, 2014).
Ketika komponen output tersebut telah berhasil maka hal yang dilakukan
selanjutnya adalahtahap evaluasi. Evaluasi diperlukan untuk menilai kelemahan-
kelemahan apa saja yan terjadi dalam proses berorganisasi sehingga evaluasi tersebut
dapat menjadi bahan pertimbangan kedepannya (Rivai et al, 2014). Evaluasi terdiri dari
dua macam yaitu evaluasi informal dan evaluasi formal. Evaluasi informal merupakan
evaluasi untuk menilai kinerja tim dimana pengumpulan data hanya dilakukan oleh
manajer fungsional atas dasar masukan dari orang-orang yang memiliki informasi.
Sedangkan evaluasi formal merupakan evaluasi dengan pengumpulan data melalui
formulir oleh case manajer dan team leader dan dinilai secara keseluruhan tim. Evaluasi
ini dilakukan secara tahunan dan akan ditimbal balikan berupa bonus dari perusahaan
(Mulyadi, 2007).
DAFTAR PUSTAKA
Hardjito Dydiet. 1997. Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian. Jakarta : Raja
Grafindo
Hutapea, P., Thoha, N., 2008. Kompetensi Plus: Teori, Desain, Kasus, dan Penerapan
untuk HR serta Organisasi yang Dinamis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Ivancevich, J. M., Konopaske, R., Matteson, T. R., 2006. Perilaku dan Manajemen
Organisasi. Jakarta : Erlangga
Rivai, Veithzal, Bachtiar, dan Rafli Boy Amar. (2014). Pemimpin Dan Kepemimpinan
Dalam Organisasi. Jakarta: Rajawali Press.