Hehe
Hehe
UJI DIFUSI
2017
I. TUJUAN
a. Menjelaskan pengertian difusi dan menentukan kecepatan difusi suatu zat melalui
suatu penghalang (membran).
Difusi bebas atau transpor pasif suatu zat melalui cairan zat padat atau melalui
membran adalah suatu proses yang sangat penting dalam ilmu farmasi. Difusi
didefinisikan sebagai suatu proses perpindahan massa molekul suatu zat yang dibawa oleh
gerakan molekuler secara acak dan berhubungan dengan adanya perbedaan konsentrasi
aliran molekul melalui suatu batas.(Martin,2006)
Hukum fick pertama. Sejumlah M benda yang mengalir melalui satu satuan
penampang melintang, S, dari suatu pembatas dalam satu satuan waktu t dikenal sebagai
aliran dengan simbol, J.
𝑑𝑀
𝐽=
𝑠. 𝑑𝑡
𝑑𝐶
−𝐽 = −𝐷
𝑑𝑥
Tanda negatif pada persamaan menggambarkan bahwa proses difusi terjadi dalam
arah yang berlawanan dengan kenaikan konsentrasi, yang mana D diketahui sebagai
koefisien difusi (satuan = cm2/det). Koefisien difusi adalah ukuran laju permeabilitas dari
molekul melintasi suatu area. Jadi, difusi terjadi dalam arah penurunan konsentrasi
difusan. Difusi akan berhenti jika tidak terdapat lagi gradien konsentrasi. (Martin, 2006)
Hukum fick kedua. Seseorang sering ingin menguji kecepatan perubahan konsentrasi
difusan pada suatu titik dalam suatu sistem dengan hukum kedua :
𝑑𝐶 𝑑2𝐶
=𝐷
𝑑𝑡 𝑑𝑥 2
Dimana D adalah koefisien difusi dari penetran (disebut juga difusan) dalam
cm2/detik. C adalah konsentrasinya dalam gram/cm3, dan x jarak dalam cm dari
pergerakan tegak lurus terhadap permukaan batas tersebut. Konstanta difusi D atau sering
disebut difusivitas, tidak selamanya konstan, karena konstanta tersebut bisa berubah
harganya pada konsentrasi yang lebih tinggi. Harga D juga dipengaruhi oleh temperatur,
tekanan, sifat pelarut, dan sifat kimia dari difusan. Oleh karena itu, D lebih tepat dikatakan
sebagai suatu koefisien difusi daripada sebagai suatu konstanta.
Keadaan yang penting dalam difusi adalah keadaan masa-tunak (steady state). Hukum
fick pertama memberikan aliran (laju difusi melalui satuan luas) dalam aliran pada
keadaan tunak. Difusivitas bergantung pada tahanan/hambatan terhadap jalannya molekul
yang berdifusi. Molekul gas berdifusi dengan cepat melalui udara dan melalui gas lainnya.
Difusivitas dalam cairan lebih kecil dan dalam padatan lebih kecil lagi. Keseimbangan
kelarutan dari obat sebagai zat terlarut dibutuhkan dalam mempelajari difusi.(Martin,2006)
- Metode yang kuat dan terandalkan untuk kuantifikasi obat-obat dalam formulasi yang
tidak ada interferensi dari eksipien.
- Penentuan nilai pKa beberapa obat.
- Penentuan koefisien partisi dalam kelarutan obat.
- Digunakan untuk menentukan pelepasan obat dari formulasi seiring waktu, misalnya
dalam uji disolusi.
- Dapat digunakan untuk memantau kinetika reaksi penguarain obat.
- Spektrum UV suatu obat sering digunakan sebagai salah satu dari sejumlah
pemeriksaan identitas pada farmakope.
- Metode yang mudah digunakan, murah, dan terandalkan memberikan presisi yang
baik untuk melakukan pengukuran kuantitatif obat-obat dalam formulasi.
- Metode rutin untuk menentukan beberapa sifat fisikokimia obat, yang harus diketahui
untuk tujuan formulasi.
- Beberapa masalah pada metode dasar dapat dipecahkan dengan penggunaan spectrum
derivative.
Maka : a = -0,0702
b = 0,0419
y = bx + a = 0,0419x – 0,0702
Kurva Kalibrasi
1.6
1.4
1.2
1
Absorbansi
0.8
0.6
0.4
0.2
0
10 15 20 25 30 35
PPM (µg/ml)
= 0,23 % = 0,25 %
5 𝑚𝑙
FK = × 1,3661 mg Ct = 1518,84 µg + 34,1525 µg
200 𝑚𝑙
= 34,1525 × 10-3 mg = 1552,9 µg = 1,5529 mg
5 𝑚𝑙
FK = × 1,5529 mg
200 𝑚𝑙
= 38,3225 × 10-3 mg
= 0,28 % = 0,30 %
Ct = 1709,78 µg + 38,3225 µg Ct = 1786,14 µg + 43,715 µg
= 1748,6 µg = 1829,8 µg
= 1,7486 mg = 1,8298
5 𝑚𝑙 5 𝑚𝑙
FK = × 1,7486 mg FK = × 1,8298 mg
200 𝑚𝑙 200 𝑚𝑙
= 43,715× 10-3 mg = 45,7443× 10-3 mg
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan uji difusi suatu zat yang melewati
sebuah penghalang (membran). Difusi didefinisikan sebagai proses transfer massa molekul
tunggal suatu senyawa yang terjadi karena gerakan molekul acak dikaitkan dengan gaya
dorong seperti gradient frekuensi. Difusi bebas bahan melalui cairan, padatan dan
membran merupakan suatu proses yang sangat penting dalam ilmu farmasetika. Zat
terlarut atau pelarut memiliki beberapa cara untuk dapat melewati membran fisik atau
membran biologis (Martin, 2006).
Uji difusi suatu obat dengan menggunakan klem dan standar yang merupakan
percobaan pada uji difusi terhadap suatu zat tertentu dimana dibuat suatu mekanisme kerja
layaknya difusi didalam membran sel tubuh manusia. Kemudian dihitung konsentrasi obat
yang terabsorbsi pada membran, dimana obat yang terabsorbsi seolah-olah menembus
membran sel yang ada didalam tubuh. Pada pengujian suhu diatur 370C. Hal tersebut
dilakukan agar uji sesuai dengan suhu tubuh normal manusia. Selain itu, digunakan NaOH
sebagai pelarut yang bertujuan untuk mengkondisikan cairan seperti pH tubuh normal,
yaitu sekitar 7,35 – 7,45. Pengkondisian pH dan suhu yang disesuaikan dengan pH dan
suhu tubuh manusia bertujuan untuk menghasilkan nilai pengukuran yang mendekati atau
sama dengan bila pengujian dilakukan langsung terhadap manusia. (Shargel,1988)
Dalam praktikum ini metode analisis yang digunakan adalah spektrofotometer UV-
Vis sehingga didapat nilai absorbansi dari setiap cairan yang kemudian barulah dapat
dihitung konsentrasi obat yang terlarut dalam cairan tersebut. Setiap sampel cairan pada
interval waktu tertentu yang diambil dari kompartemen reseptor harus selalu digantikan
dengan cairan yang sama sejumlah volume yang terambil. Pergantian cairan tersebut
dimaksudkan agar larutan NaOH sebagai kompartemen reseptor tetap dalam sink
condition. Dimana konsentrasi kompartemen reseptor lebih rendah daripada konsentrasi
pada kompartemen donor atau nilai konsentrasi kompartemen reseptor mendekati nol.
Membran dalam kajian formulasi dan biofarmasi merupakan suatu fase padat,
setengah padat atau cair dengan ukuran tertentu, tidak larut atau tidak tercampurkan
dengan lingkungan sekitarnya dan dipisahkan satu dengan lainnya, umumnya oleh fase
cair. Dalam biofarmasi, membran padat digunakan sebagai model pendekatan membran
biologis. Membran padat juga digunakan sebagai model untuk mempelajari kompleks atau
interaksi antara zat aktif dan bahan tambahan serta proses pelepasan dan pelarutan.
Membran difusi tiruan ini berfungsi sebagai sawar yang memisahkan sediaan dengan
cairan disekitarnya. (Aiache,1993)
Berdasarkan data percobaan, konsentrasi yang dapat menembus membran berbanding
lurus dengan waktu, dimana semakin lamanya waktu maka semakin besar jumlah ataupun
konsentrasi yang dapat menembus membran, sehingga mencapai puncak dimana
konsentrasi obat yang terabsorbsi mengalami kenaikan yang sebanding dengan konsentrasi
asam salisilat yang ada jika digambarkan dalam grafik.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan :
- Pergantian cairan saat pengambilan sampel dimaksudkan kompartemen reseptor
tetap dalam sink condition.
- Semakin tinggi konsentrasi zat terlarut, absorbansinya semakin tinggi.
- Konsentrasi zat yang terabsorpsi berbanding lurus dengan waktu.
- Semakin besar perbedaan konsentrasi antara kompartemen donor dan
kompartemen reseptor, maka semakin cepat pula laju difusinya.
- Semakin tinggi suhu, semakin cepat pula laju difusinya
- Kecepatan difusi dipengaruhi oleh tingkat gradien konsentrasi dan suhu.
IX. LAMPIRAN