Penyusun :
P
uji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita
semua, sehingga buku Pedoman Akademik Program Studi
Sarjana Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Pattimura dapat
diselesaikan. Buku Pedoman ini berisikan Kurikulum Program Studi
Sarjana Ilmu Hukum, yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
akan pengembangan teori dan praktik hukum yang berkeadilan, yang
terus berkembang dalam sebuah negara hukum yang demokratis.
Selain itu buku ini berisikan petunjuk akademik dan ketentuan-
ketentuan bagi mahasiswa sebagai peserta didik yang terdaftar dan/atau sedang belajar di Fakultas
Hukum Universitas Pattimura.
Kurikulum Program Studi Sarjana Ilmu Hukum Tahun 2014 memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk fokus kepada bidang keilmuan yang dikembangkan. Peserta Program Studi
Sarjana Ilmu Hukum wajib menempuh sekurang-kurangnya 144 (seratus empat puluh empat)
Satuan Kredit Semester (SKS), dengan durasi waktu studi paling lama 7 (tujuh) Tahun Akademik
atau 14 (empat belas) semester.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Pemerintah Republik Indonesia, c.q Kementerian
Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, dan Bapak Rektor Universitas Pattimura yang telah
memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelenggarakan dan mengembangkan Program
Studi Sarjana Ilmu Hukum. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua tim yang telah
menyelesaikan buku pedoman ini.
II | F a k u l t a s H u k u m U N I V E R S I T A S P A T T I M U R A
DAFTAR ISI
Halaman
SAMBUTAN DEKAN II
DAFTAR ISI III
SURAT KEPUTUSAN V
BAB I. PENDAHULUAN
A. Selintas Sejarah Universitas Pattimura 1
1. Sejarah Universitas Pattimura 1
2. Visi Universitas Pattimura 2
3. Misi Universitas Pattimura 2
4. Tujuan Dan Sasaran 3
5. Makna Lambang 3
6. Mars & Hymne Universitas Pattimura 5
B. Fakultas Hukum Universitas Pattimura 5
1. Sejarah Fakultas Hukum Universitas Pattimura 5
2. Visi Fakultas Hukum Universitas Pattimura 7
3. Misi Fakultas Hukum Universitas Pattimura 7
4. Tujuan 8
5. Sasaran 8
6. Visi, Misi Program Studi Sarjana Ilmu Hukum 8
7. Profil Lulusan 8
8. Hymne Fakultas dan Donci Bunda Asuh 9
9. Fasilitas 9
P e d o m a n A k a d e m i k P r o g r a m S t u d i S a r j a n a I l m u H u k u m | III
B. Rencana Studi Dan Beban Belajar 38
C. Pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) 41
D. Kartu Hasil Studi (KHS) 42
E. Bimbingan Akademik (Permentoran) 42
F. Status Mahasiswa 43
G. Evaluasi Hasil Pendidikan (Ujian Semester Dan Ujian Akhir Studi) 45
H. Standar Mutu Penilaian Pembelajaran 46
I. Semester Antara 51
J. Kuliah Kerja Nyata (KKN) 52
K. Pengajuan Usulan Penelitian (Proposal) Skripsi 52
L. Pembimbingan Penulisan Tugas Akhir/Skripsi 53
M. Ujian Akhir Studi/Skripsi 54
N. Yudisium dan Predikat Kelulusan 55
O. Gelar Dan Wisuda 56
LAMPIRAN-LAMPIRAN
- Daftar Nama Dosen Fakultas Hukum Universitas Pattimura
- Daftar Nama Tenaga Kependidikan Fakultas Hukum Universitas Pattimura
- Alur Proses Layanan Kepada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Pattimura
IV | F a k u l t a s H u k u m U N I V E R S I T A S P A T T I M U R A
Pedoman Akademik Program Studi Sarjana Ilmu Hukum |V
VI | F a k u l t a s H u k u m U N I V E R S I T A S P A T T I M U R A
BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah berdirinya Universitas Pattimura (UNPATTI) bermula pada saat beberapa tokoh
masyarakat mengambil prakarsa untuk mendirikan suatu lembaga Pendidikan Tinggi di
Maluku yang dimulai oleh seorang tokoh pendidikan yaitu Dr. J. B. Sitanala.
Dr. J. B. Sitanala adalah seorang dokter, tokoh di Maluku yang berjasa dalam bidang
kemasyarakatan pada umumnya dan bidang pendidikan pada khususnya. Prakarsa diambil
untuk mewujudkan aspirasi rakyat yang berpartisipasi dalam pembangunan Bangsa dan
Negara terutama dalam bidang Pendidikan Tinggi dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan.
Untuk mewujudkan cita-cita yang luhur itu dibentuk suatu Yayasan Perguruan Tinggi Maluku
Irian Barat pada tanggal 20 Juli 1955 yang diketuai oleh Cornelis Loppies. Pada tanggal 3
Oktober 1956 Yayasan tersebut berhasil mendirikan Fakultas Hukum, dan tanggal tersebut
merupakan cikal-bakal lahirnya Universitas Pattimura. Selanjutnya berturut-turut didirikan
Fakultas Sosial dan Politik pada tanggal 6 Oktober 1959, dan tanggal 10 September 1961
didirikan Fakultas Keguruan dan llmu Pendidikan.
Pada tanggal 1 Agustus 1962 Yayasan Perguruan Tinggi Maluku Irian Barat diresmikan
menjadi Universitas Negeri dengan Surat Keputusan Menteri PTIP Nomor 99 tahun 1962
tanggal 8 Agustus 1962 yang meliputi lima Fakultas yakni:
1. Fakultas Hukum
2. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
3. Fakultas Sosial Politik
4. Fakultas Pertanian Kehutanan
5. Fakultas Peternakan
Kemudian dengan Surat Keputusan Presiden Nomor 66 Tahun 1963, tanggal 23 April 1963
mengesahkan pendirian Universitas di Ambon dan diberi nama Universitas Pattimura.
Universitas tersebut dipimpin oleh presidium yang terdiri dari:
Soemitro Hamidjoyo, S.H. (Ketua)
Kolonel Boesiri (Anggota)
Selanjutnya pada tanggal 15 September 1965 didirikan Fakultas Ekonomi dan pada tanggal
16 April 1970 dibuka Fakultas Teknik yang memanfaatkan bangunan-bangunan eks proyek
Fakultas Teknologi Ambon (FTA). Pada bulan Agustus 1964 Fakultas Keguruan dan llmu
Pendidikan beralih status menjadi IKIP Jakarta Cabang Ambon dengan Rektor
Drs. F.F.H. Matruty. Kemudian pada tanggal 16 September 1969 IKIP Jakarta Cabang Ambon
diintegrasikan kembali ke dalam Universitas Pattimura menjadi dua fakultas yaitu Fakultas
Keguruan dan Fakultas Ilmu Pendidikan. Pada tahun 1974 Fakultas Petemakan dilengkapi
dengan jurusan Perikanan dan sekaligus mengalami perubahan nama menjadi Fakultas
Peternakan/Perikanan.
Dengan Surat Keputusan Presiden Nomor 40/M Tahun 1971, Ir. L. Nanlohy (Dekan Fakultas
Teknik) ditetapkan sebagai Rektor Universitas Pattimura yang pertama. Kemudian dengan
SK Presiden Nomor 69/M Tahun 1976, M.R. Lestaluhu, S.H. diangkat sebagai Rektor Unpatti
yang kedua, yang selanjutnya dengan SK Presiden RI Nomor 43/M Tahun 1981,
M.R. Lestaluhu, S.H. ditetapkan untuk masa jabatan kedua. Setelah itu dengan SK Presiden
Nomor 89/M Tahun 1985 Dr. Ir. J.Ch. Lawalatta, M.Sc. ditetapkan sebagai Rektor Universitas
Pattimura. Sebagai Rektor yang berikut adalah Prof. Dr. Ir. J. L. Nanere, M.Sc. ditetapkan
dengan Surat Keputusan Presiden Nomor 247/M Tahun 1989. Selanjutnya dengan SK
Presiden Nomor 207/M Tahun 1994 ditetapkan DR. M. Huliselan sebagai Rektor Universitas
Pattimura, selanjutnya Prof. Dr. H.B. Tetelepta, M.Pd. diangkat sebagai rektor Unpatti untuk
masa jabatan tahun 2004-2012. Periode 2012 – 2016 Universitas Pattimura dipimpin oleh
Prof. Dr. Thomas Pentury,M.Si. Sekarang ini Universitas Pattimura dipimpin oleh Rektor
Prof. Dr. Marthinus Johanes Saptenno, S.H., M.Hum untuk periode masa jabatan 2016–2020.
a) meningkatkan kualitas sumber daya manusia cendekia yang berbudaya kepulauan dan
kemaritiman;
Berpijak pada visi dan misi di atas, maka tujuan dan sasaran yang ingin dicapai UNPATTI
dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi adalah adalah:
a) menghasilkan lulusan yang memiliki keunggulan kompetitif, berkarakter, dan
berwawasan kepulauan;
b) mewujudkan pemerataan pendidikan tinggi yang berkeadilan bagi semua lapisan
masyarakat;
c) menghasilkan karya-karya penelitian kompetitif yang berstandar nasional dan
internasional untuk menjawab kebutuhan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dan pembangunan masyarakat;
d) menyebarluaskan informasi dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai
upaya mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat;
e) mewujudkan tata kelola perguruan tinggi yang berkualitas untuk meningkatkan kualitas
penyelenggaraan tridharma perguruan tinggi; dan
f) mendinamisasi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dalam berbagai aspek
kehidupan.
5. Makna Lambang
Fakultas Hukum Universitas Pattimura didirikan pada tanggal 3 Oktober 1956 yang dimulai
dengan adanya Yayasan Perguruan Tinggi Maluku dan Irian Barat, atas prakarsa tokoh
nasional Dr. J.B. Sitanala dan kawan-kawan. Lepas dari tujuan sebagaimana yang digariskan
oleh para pendiri, yakni keinginan menampung dan menyalurkan hasrat para lulusan SLTA di
Maluku untuk melanjutkan studi pada tingkat universitas di luar daerah, namun karena
kesulitan pembiayaan, hasrat tersebut kemudian tidak dapat terpenuhi, sehingga catatan
pentingnya adalah bahwa kehadiran lembaga pendidikan tinggi hukum (sebagai lembaga
pendidikan pertama di Maluku) justru membawa : (1) pemerataan pendidikan akademis dan
(2) reorientasi di bidang sosial ekonomi dan sosial budaya. Dalam perkembangannya, sejak
tahun 1963 hingga saat ini, Fakultas Hukum dipimpin oleh beberapa Dekan, yaitu
Mr. D.J. Staa (1971 – 1975), Mr. Chr. Soplanit (1975 – 1979), M.A.H. Tahapary, SH. (1979
– 1983), Ny. J.M. de Fretes/T, S.H. (1983 – 1987), C.M.Pattiruhu, S.H. (1987 – 1995),
J. Leiwakabessy, S.H. (1995 – 1999), Dr. R.Z.Titahelu, S.H., M.S. (1999 – 2000),
G.Leasa, S.H., M.H. (2000 – 2009), Prof. Dr. Marthinus J.Saptenno, S.H., M.Hum. (2009 -
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga pengajar pada pendidikan tinggi, Fakultas Hukum
kemudian mempersiapkan lulusannya untuk menjadi tenaga pengajar, dan hingga tahun 1962
Yayasan Perguruan Tinggi Maluku dan Irian Barat kemudian mendirikan beberapa Fakultas
antara lain Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Fakultas Pertanian/Kehutanan dan Fakultas Peternakan. Dengan didirikannya Yayasan
Maluku dan Irian Barat dengan beberapa fakultas, maka dengan Surat Keputusan Presiden RI.
Nomor: 66 Tahun 1963 tanggal 23 April 1963, Fakultas Hukum berubah menjadi Fakultas
Hukum Universitas Pattimura, bersamaan dengan pendirian Universitas Pattimura.
Perjuangannya menjadi sebuah Perguruan Tinggi Negeri di Provinsi Maluku, tidak terlepas
dari peran dan perjuangan beberapa lulusannya, seperti P.P. Tabalessy, S.H., A.K. Elly, S.H.
dan F.P.B. Litaay, S.H., serta beberapa orang yang saat itu masih berstatus sebagai mahasiswa.
Perkembangan selanjutnya, di mana Fakultas Hukum Universitas Pattimura kemudian mulai
menata dirinya, dan untuk memenuhi tuntutan pembangunan sesuai kondisi geografis daerah
Maluku, mantan Rektor Universitas Pattimura Ir. J. Nanlohy merestui dibukanya Jurusan
Hukum Internasional.
Fakultas Hukum Universitas Pattimura memiliki 1 program studi yaitu Program Studi Ilmu
Hukum dengan memiliki 4 bagian yaitu :
“Fakultas Hukum Universitas Pattimura sebagai Lembaga Pendidikan Tinggi Hukum Dalam
Kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi, mampu menghasilkan Sarjana Hukum yang bermoral
Pancasila, berkualitas, mandiri dan dapat berkompetensi serta menyesuaikan diri dengan
berbagai perubahan yang terjadi dalam masyarakat”.
4. Tujuan
1. Visi:
“Menjadi pusat pengembangan sumberdaya manusia dan ilmu hukum berbasis wilayah
kepulauan dan kemaritiman.
2. Misi:
a. Menyediakan lingkungan belajar yang berkualitas guna pengembangan kapasitas
intelktual yang inovatif dan berbudi luhur;
b. Mengembangkan ilmu hukum, ketrampilan hukum dan nilai-nilai kearifan lokal;
c. Menerapkan dan menyebarluaskan ilmu hukum bagi kesejahteraan masyarakat di
lingkungan kepulauan.
7. Profil Lulusan
9. Fasilitas
10 | F a k u l t a s H u k u m U N I V E R S I T A S P A T T I M U R A
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PATTIMURA
P e d o m a n A k a d e m i k P r o g r a m S t u d i S a r j a n a I l m u H u k u m | 11
1. Pimpinan Fakultas :
Dekan :
Dr. Rory Jeff Akyuwen, S.H., M.Hum.
12 | F a k u l t a s H u k u m U N I V E R S I T A S P A T T I M U R A
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Dan Alumni:
Dr. Saartje Sarah Alfons, S.H., M.H.
2. Senat Fakultas Hukum Universitas Pattimura sebagai Badan Normatif dan Badan
Perwakilan Tertinggi di tingkat Fakultas.
Senat Fakultas mempunyai tugas melakukan pemberian pertimbangan dan pengawasan
terhadap Dekan dalam pelaksanaan akademik di lingkungan fakultas.
Senat Fakultas
1. Ketua : Dr. Rory Jeff Akyuwen, S.H., M.Hum.
2. Sekretaris : Dr. Merry Tjoanda, S.H., M.H.
3. Anggota :
P e d o m a n A k a d e m i k P r o g r a m S t u d i S a r j a n a I l m u H u k u m | 13
b. Unsur Guru Besar
Prof. Dr. Marthinus Johanes Saptenno, S.H., M.Hum
Prof. Dr. Salmon Eliazer Marthen Nirahua, S.H., M.Hum.
c. Unsur Ketua Bagian
1) Hukum Keperdataan
Dr. Teng Berlianty, S.H., M.Hum
2) Hukum Pidana
Dr. Deassy Jacomina Anthoneta Hehanussa, S.H., M.Hum.
3) Hukum Tata Negara / Hukum Administrasi Negara
Dr. Jemmy Jefry Pietersz, S.H., M.H.
4) Hukum Internasional
Dr. Johanis Steny Franco Peilouw, S.H., M.H.
d. Unsur Perwakilan Dosen
1) Hukum Keperdataan
Dr. Barzah Latupono, S.H., M.H.
2) Hukum Pidana
Dr. Elsa Rina Maya Toule, S.H., M.S.
3) Hukum Tata Negara / Hukum Administrasi Negara
Dr. Hendrik Salmon, S.H., M.H..
4) Hukum Internasional
Veriana Josepha B. Rehatta, S.H., M.H.
B. Program Studi
Program merupakan kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang memiliki kurikulum
dan metode pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan akademik, pendidikan profesi,
dan/atau pendidikan vokasi.
Fakultas Hukum Universitas Pattimura hanya memiliki satu Program Studi yaitu Program Studi
Ilmu Hukum, di mana program studi sebagai unsur pelaksana akademik dalam
menyelenggarakan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pengembangan pendidikan dan
pengajaran pada Program Studi Sarjana Ilmu Hukum.
14 | F a k u l t a s H u k u m U N I V E R S I T A S P A T T I M U R A
C. Unsur Pelaksana Akademik
Bagian adalah unsur pelaksana akademik yang mengelola sumberdaya manusia dan
pengembangan ilmu.
1. Program Studi Sarjana Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Pattimura sesuai dengan
Surat Keputusan Rektor Universitas Pattimura No.50/PT16.H/2000 memiliki 4 Bagian
yaitu :
a. Bagian Hukum Keperdataan
b. Bagian Hukum Pidana
c. Bagian Hukum Tata Negara/Hukum Administrasi Negara
d. Bagian Hukum Internasional
2. Bagian merupakan sumber daya pendukung, yang menyelenggarakan dan mengelola
pendidikan akademik, vokasi, dan/atau profesi dalam 1 (satu) atau beberapa cabang ilmu
pengetahuan dan teknologi.
3. Untuk kebutuhan pengembangan Bagian, maka Bagian dapat meminta tambahan
sumberdaya tenaga pengajar kepada Dekan melalui Wakil Dekan Bidang Akademik.
4. Ketua Bagian dalam melaksanakan tugas dibantu oleh Sekretaris Bagian.
5. Ketua Bagian dan Sekretaris Bagian diangkat dan diberhentikan oleh Rektor.
6. Dalam melaksanakan tugasnya Ketua dan Sekretaris Bagian bertanggung jawab kepada
Dekan.
D. Unsur Penunjang
Dalam menunjang proses pembelajaran di Fakultas Hukum Universitas Pattimura terdapat
beberapa unit pelaksana yang berkaitan langsung dengan mahasiswa yaitu :
1. Perpustakaan;
2. Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum;
3. Laboratorium Ilmu Hukum;
4. Pusat Kajian.
P e d o m a n A k a d e m i k P r o g r a m S t u d i S a r j a n a I l m u H u k u m | 15
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan layanan akademik dan kemahasiswaan,
serta perencanaan, keuangan, kepegawaian, ketatalaksanaan, ketatausahaan,
kerumahtanggaan, pengelolaan barang milik negara, dan pelaporan dilingkungan fakultas.
Bagian Tata Usaha, terdiri dari:
16 | F a k u l t a s H u k u m U N I V E R S I T A S P A T T I M U R A
Kepala Sub Bagian Kemahasiswaan :
Bertha Salu, S.E.
Mempunyai tugas melakukan layanan kemahasiswaan dan alumni
dilingkungan fakultas.
F. Organisasi Kemahasiswaan
1. Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (DPMF) :
Merupakan pengawas kegiatan ekstra kurikuler mahasiswa yang meliputi bidang
penalaran dan keilmuan.
2. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
Merupakan pelaksana kegiatan ekstra kurikuler mahasiswa yang meliputi bidang
penalaran dan keilmuan.
3. Unit Kegiatan Mahasiswa:
1) UKM Debat
2) UKM Peradilan Semu
3) UKM Jurnalistik Pers
4) UKM Kewirausahaan
5) UKM Mahasiswa Hukum Pecinta Alam (MAHUPALA)
6) UKM Olah Raga
7) UKM Parade Cinta Tanah Air (PCTA)
8) UKM Seni
P e d o m a n A k a d e m i k P r o g r a m S t u d i S a r j a n a I l m u H u k u m | 17
Gedung Fakultas Hukum Universitas Pattimura
18 | F a k u l t a s H u k u m U N I V E R S I T A S P A T T I M U R A
BAB III
KURIKULUM
A. Pengantar
Program Pendidikan Jenjang Sarjana (S1) Fakultas Hukum Universitas Pattimura memiliki satu
Program Studi yaitu Program Studi Ilmu Hukum yang menghasilkan 1 (satu) gelar sarjana yaitu
Sarjana Hukum.
Beberapa hal yang dicatat dari pelaksanaan monitoring dan evaluasi (monev) Program Studi
Ilmu Hukum dalam kurun waktu 2 tahun terakhir, antara lain alur materi perkuliahan yang
dialokasikan per semester, baik mata kuliah yang berbasis pada hukum maupun non hukum.
Itulah sebabnya dalam menjawab Visi dan Misi Fakultas dan Program Studi, maka Tim
Evaluasi Kurikulum yang dibentuk dengan Surat Penunjukan Dekan Fakultas Hukum Fakultas
Hukum Universitas Pattimura No. 943/UN13.1/AD/2017, berdasarkan hasil temuan monitoring
dan evaluasi berkesimpulan untuk mereposisi mata kuliah-mata kuliah sesuai penjenjangan
yang dialokasikan dari semester pertama hingga semester akhir. Penetapan mata kuliah-mata
kuliah mana dimaksudkan agar mahasiswa dengan mudah dapat memahami alokasi mata kuliah
P e d o m a n A k a d e m i k P r o g r a m S t u d i S a r j a n a I l m u H u k u m | 19
dan beban SKS per semester yang ditawarkan mahasiswa, serta alur muatan pada mata kuliah-
mata kuliah, dan juga memperhitungkan masa studi mahasiswa.
20 | F a k u l t a s H u k u m U N I V E R S I T A S P A T T I M U R A
9. Hukum Laut dan Pengelolaan Wil Pesisir 2 Kur Kons PIH, PHI, Hukum
Internasional
10. Etika dan Tanggungjawab Profesi Hukum 2 Sda
Jumlah 24
P e d o m a n A k a d e m i k P r o g r a m S t u d i S a r j a n a I l m u H u k u m | 21
8. Hukum Kebijakan Wilayah Perbatasan 2 Sda Hukum Internasional
9. Hukum Acara Peradilan Tata Negara 2 Sda HTN
10. Perancangan Undang-Undang 2 Sda HTN
11. Argumentasi Hukum 2 Sda
12. Metode Penelitian dan Penulisan Skripi 2 Sda
Jumlah 24
1. PENDIDIKAN PANCASILA
2. PENDIDIKAN AGAMA
a) Deskripsi Singkat Pendidikan Agama Kristren : Substansi kajian Mata Kuliah ini sebagai
berikut: Manusia, Ketuhanan, Moral, Iptek, Masyarakat, Budaya, Politik, Hukum Dan
Kerukunan Antar umat beragama, Ditinjau dari Perspektif Iman Kristen.
b) Capaian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam: Pada akhir pokok bahasan mahasiswa
diharapkan dapat memahami materi kuliah Pendidikan Agama Islam dengan baik dan
benar serta dapat mengaplikasikan nilai-nilai ajaran Islam ditengah-tengah masyarakat,
baik secara teoritik maupun praktek.
22 | F a k u l t a s H u k u m U N I V E R S I T A S P A T T I M U R A
3. BAHASA INDONESIA
Mata kuliah ini merupakan salah satu mata kuliah wajib umum pada perguruan tinggi. Mata
kuliah Bahasa Indonesia memuat materi-materi yang berkaitan dengan kaidah baku serta
aplikasi dalam fungsi dan kedudukan sebagai Bahasa Negara dan Bahasa Nasional. Adapun
muatan materi dapat dijabarkan dalam 7 pokok bahasan besar, yaitu; sejarah perkembangan
Bahasa Indonesia, fungsi dan kedudukan; ragam Bahasa; PUEBI; Diksi; Kalimat Efektif;
Paragraf; dan Karya Ilmiah.
Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar merupakan salah satu komponen dari sejumlah Mata Kuliah
Dasar Umum (MKDU) yang merupakan mata kuliah wajib disemua perguruan tinggi, baik
yang sifatnya eksakta maupun non-eksakta. Secara khusus bertujuan untuk menghasilkan
sarjana yang berkualitas sebagai berikut: 1) Berjiwa Pancasila sehingga segala keputusan
serta tindakannya mencerminkan pengalaman nilai-nilai Pancasila dan memiliki integritas
kepribadian yang tinggi, yang mendahulukan ke pentingan nasional dan kemanusiaan
sebagai sarjana Indonesia. 2) Takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bersikap dan bertindak
sesuai dengan ajaran agamanya, dan memiliki tenggang rasa terhadap pemeluk agama lain.
3) Memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral didalam menyikapi
permasalahan kehidupan baik sosial, ekonomi, politik, kebudayaan maupun pertahanan
keamanan. 4) Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat dan
secara bersama-sama mampu berperan serta meningkatkan kualitasnya, maupun lingkungan
alamiah dan secara bersama-sama berperan serta didalam pelestariannya.
Mata kuliah Filsafat dan Logika bermaksud mengorientasikan sebuah pola pemikiran yang
bersifat kritis, radikal, sistematis, logis, holistik, komprehensif integratif, dan
eksistensialistik. Deskripsi perkuliahan Filsafat dan Logika, menyentuh dua bidang
kefilsafatan yang khas, yaitu pembimbingan ke dalam dunia filsafat untuk memperkenalkan
prinsip-prinsip dasar studi filsafat, kemudian bidang kedua adalah logika sebagai sebuah
cabang filsafat yang khas untuk mempelajari berbagai norma atau asas berpikir dalam hal
mengerjakan pikiran yang tertanggungjawab secara filosofis.
P e d o m a n A k a d e m i k P r o g r a m S t u d i S a r j a n a I l m u H u k u m | 23
6. PENGANTAR ILMU HUKUM
Mata kuliah ini merupakan mata kuliah dasar yang berisikan pengertian-pengertian dasar
asas-asas, norma-norma, kaidah-kaidah dan penggolongan cabang-cabang ilmu. (baik secara
garis besar maupun secara mendalam) tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan hukum.
Mata kuliah ini merupakan mata kuliah pengantar bagi mahasiswa dalam
mempelajari Sistem Hukum Indonesia. Membahas serta mempelajari hukum yang pernah
dan sedang berlaku di Indonesia (hukum positif), serta sebagai pengantar untuk mengenal
bidang-bidang hukum.
8. ILMU NEGARA
Mata kuliah Ilmu Negara memberikan bekal pengetahuan mengenai teori kenegaraan secara
universal yang berlaku pada negara-negara di seluruh dunia. Mata kuliah Ilmu Negara
mempelajari seluk beluk negara, hakikat dan fungsi negara, bentuk pemerintahan dan system
pemerintahan.
Mata kuliah ini mempelajari, memahami dan menghayati tentang pengertian dan istilah serta
ruang lingkup dari hak asasi manusia, teori-teori dan prinsip-prinsip HAM, serta
perkembangan dan pemikiran HAM secara internasional dan nasional. Instrument hukum
HAM Internsional dan Nasional, serta mekanisme pemantauan, perlindungan dan penegakan
Hak Asasi Manusia.
Substansi Mata Kuliah Bahasa Inggris (hukum) pada dasarnya mencakup ke-khas-an Bahasa
atau style Bahasa atau biasa disebut legal terms (teks-teks hukum) yang diperuntukan dalam
berbagai aspek hukum seperti Hukum Internasional (International Law), Hukum Bisnis
(Business Law), Hukum dan HAM (Law and Human Rights) dan aspek hukum lainnya baik
yang dipergunakan dalam text book, literature, law journal, atau legal document (statutes)
treaties, conventions maupun contracts. Dalam Bahasa Inggris Hukum, mahasiswa selain
24 | F a k u l t a s H u k u m U N I V E R S I T A S P A T T I M U R A
mendapatkan wawasan tentang Bahasa (Inggris Hukum), tetapi juga wawasan tentang ilmu
hukum baik dalam dimensi hukum nasional atau internasional.
Mata kuliah ini mempelajari, memahami dan menghayati pengetahuan dan kemampuan
dasar warga Negara dalam hubungannya dengan negara, termasuk hak dan kewajiban bela
negara. Pendidikan kewarganegaraan meliputi kajian tentang pokok-pokok bahasan
pengantar pendidikan kewarganegaraan yang mencakup hak dan kewajiban warga negara,
pendidikan pendahuluan bela negara, demokrasi Indonesia, hak asasi manusia, wawasan
nusantara, ketahanan nasional, politik dan strategi nasional
Capaian pembelajaran Sosiologi Hukum: pada akhir pokok bahasan mahasiswa diharapkan
dapat memahami sosiologi hukum secara baik dan setelah menyelesaikan studi
dipergunakan sebagai dasar pengetahuan bagi mahasiswa dalam menyelesaikan
permasalahan hukum secara teori maupun praktik.
Mata kuliah Hukum Tata Negara memberikan bekal pengetahuan yang berkaitan dengan
teori bernegara yang dilaksanakan oleh lembaga-lembaga negara. Hukum Tata Negara
mempelajari hokum ketatanegaraan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 baik kelembagaan negara maupun hubungan warga negara dengan
kelembagaan negara dimaksud.
P e d o m a n A k a d e m i k P r o g r a m S t u d i S a r j a n a I l m u H u k u m | 25
15. HUKUM PERDATA
Mata kuliah Hukum Perdata terdiri dari sepuluh pokok bahasan yang masing-masing
memiliki sub pokok bahasan. Pokok bahasan yang ada dalam mata kuliah hukum perdata
mengenai keadaan hukum perdata Indonesia, hukum badan pribadi, hukum perkawinan,
hukum benda, hukum waris, hukum perikatan, daluwarsa dan pembuktian.
Mata kuliah ini merupakan mata kuliah dasar keahlian hukum yang membicarakan asas-asas
dan dasar-dasar hukum pidana pada umumnya dan perkembangan hukum pidana pada
khususnya, sejarah hukum pidana, tindak pidana, pertanggungjawaban pidana dan pidana.
Serta ajaran dan doktrin yang menjadi dasar bagi upaya penegakan hukum pidana.
Materi kuliah Hukum Internasional diberikan mencakup pengertian dan kaidah-kaidah dasar
yang berlaku dalam masyarakat internasional. Pokok bahasan mencakup pengertian/batasan,
sejarah, hakikat, dan dasar berlakunya Hukum Internasional, sumber-sumber Hukum
Internasional, hubungan antara Hukum Internasional dan Hukum Nasional, subjek-subjek
Hukum Internasional, pengakuan, kedaulatan teritorial/negara, jurisdiksi,
pertanggungjawaban negara, suksesi negara, transaksi internasional dan penyelesaian
sengketa internasional, serta hubungan hukum internasional dengan cabang hukum
internasional lainnya.
Mata kuliah Hukum Administrasi Negara memberikan bekal pengetahuan yang berkaitan
dengan negara terutama hubungan antar warga negara dengan pemerintah. Hukum
26 | F a k u l t a s H u k u m U N I V E R S I T A S P A T T I M U R A
Administrasi Negara mempelajari administrasi negara dalam arti pemerintahan berupa
kewenangan, organisasi pemerintah, pengawasan dan penegakan hukum administrasi.
Mata kuliah Hukum Lingkungan diberikan dalam rangka memberikan bekal pengetahuan
bagi mahasiswa yang berkaitan dengan pemahaman hukum lingkungan, ruang lingkup,
terori-teori dan prinsip-prinsip dasar dalam hukum lingkungan. Permasalahan di bidang
lingkungan, baik masalah-masalah lingkungan global, regional dan nasional. Instrumen -
instrumen hukum linngkungan internasional serta implementasi ke dalam hukum nasional
serta penegakan hukum lingkungan meliputi aspek-aspek hukum adat, administrasi,
keperdataan, pidana, dan internasional, dan penyelesaian sengketa di luar pengadilan melalui
mediasi, konsiliasi, dan negosiasi di samping instrumen ekologi dan ekonomi serta
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal).
Hukum adat merupakan salah satu mata kuliah yang mempelajari tentang hukum yang tidak
tertulis dalam perundang-undangan negara, yang terwujud dalam tatanan kehidupan
masyarakat dan berfungsi efektif dalam mengatur pola kehidupan masyarakat.
Mata kuliah Hukum Agraria diberikan bagi mahasiswa agar secara teoritis mahasiswa dapat
memiliki pengetahuan di bidang agraria dan secara praktis mahasiswa memiliki kemampuan
untuk menyelesaian permasalahan terkait dengan pertanahan adat dan nasional yang timbul
dalam masyarakat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Mata kuliah Hukum Islam merupakan Kurikulum Wajib Nasional (KURNAS) yang
bertujuan agar mahasiswa secara teoritis dapat memiliki pengetahuan tentang Hukum Islam,
dan secara praktis dapat menyelesaikan masalah-masalah kontemporer yang berhubugnan
dengan Hukum Islam di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
P e d o m a n A k a d e m i k P r o g r a m S t u d i S a r j a n a I l m u H u k u m | 27
24. KRIMINOLOGI
Mata kuliah kriminologi merupakan mata kuliah pengembangan ilmu hukum pidana
modern. Adapun inti mata kuliah ini adalah menjelaskan tentang arti, hakikat dan manfaat
mempelajari kriminologi yang objeknya meliputi kejahatan, penjahat dan reksi masyarakat
atas kejahatan. Dengan mendalami mata kuliah ini, mahasiswa mampu menjelaskan
problema kejahatan yang terjadi sebagai suatu problema kemanusian dan sosial, sehingga
dengan mengetahui studi kejahatan ini, akan dapat dimengerti bagaimana menanggulangi
kejahatan dengan baik dengan menggunakan sarana hukum pidana (penal) maupun non
hukum pidana (non penal) dalam konteks kebijakan kriminal (criminal policy).
Mata kuliah ini diberikan dalam bentuk uraian dan diskusi yang meliputi sejarah
perkembangan hukum laut sejak zaman abad pertengahan, Konferensi Kodifikasi Den Haag
1930, perkembangan setelah Perang Dunia II, Konvensi-konvensi Jenewa tentang Hukum
Laut 1958, sampai terbentuknya Konvensi Hukum Laut 1982. Materi perkuliahan juga
mencakup ketentuan -ketentuan hukum laut internasional di berbagai zona maritim,
pengaturan perikanan internasional, pelayaran, perlindungan dan pelestarian lingkungan
laut, dan penelitian ilmiah kelautan. Diberikan juga beberapa contoh tentang praktik
negara-negara, beberapa kasus/ sengketa antara negara (khususnya yang melibatkan
Indonesia), serta beberapa pengaturan di bidang kelautan dalam peraturan perundang-
undangan Indonesia.
28 | F a k u l t a s H u k u m U N I V E R S I T A S P A T T I M U R A
27. HUKUM ACARA PERDATA DAN PRAKTEK PERADILAN
Mata kuliah Hukum Acara Perdata dan Praktek Peradilan merupakan salah satu mata kuliah
kurikulum nasional, yang mempelajari tentang hukum acara perdata yang dapat
mempertahankan hukum perdata materiil dan berfungsi secara efektif dan efisien dalam
mengatur prosedur penyelesaian sengketa perdata di pengadilan.
Mata kuliah Hukum Acara Pidana merupakan mata kuliah yang objek studinya mempelajari
mekanisme pemeriksaan pekara pidana menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang KUHAP dan Tindak Pidana Khusus.
Mata kuliah Hukum Acara TUN dan Praktek Peradilan memberikan bekal pengetahuan baik
toeritis maupun praktis beracara di Peradilan Tata Usaha Negara. Pengetahuan secara teori
diberikan mengenai karakteristik PTUN dan pengertian dasar PTUN berkaitan dengan
subjek dan objek sengketa TUN serta mekanisme penyelesaian sengketa TUN. Pengetahuan
secara praktis diberikan mengenai praktek beracara melalui penyusunan surat kuasa, surat
gugatan serta proses beracara di tingkat banding dan kasasi.
P e d o m a n A k a d e m i k P r o g r a m S t u d i S a r j a n a I l m u H u k u m | 29
wilayah laut, serta penegakan hukum adminstrasi sebagai bentuk perlindungan hukum bagi
masyarakat di wilayah kepulauan.
Mata Kuliah ini mengajarkan kepada mahasiswa Fakultas Hukum, materi mengenai
pengelolaan sumber daya kelautan, baik dari aspek teoritik doktrinal maupun aspek praktis,
mulai dari Pengertian, Fungsi dan Tujuan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan, hingga
Permasalahan pengelolaan ruang laut dan sumber daya kelautan di indonesia.
Mata kuliah ini mempelajarai mengenai konsep dasar hukum perdata internasional
menyangkut definisi HPI, masalah-masalah pokok HPI, sifat HPI dan juga termasuk di
dalam konsep dasar ini akan dibahas mengenai titik taut, mata kuliah ini juga akan
mempelajari sejarah perkembangan HPI, teori-teori dalam HPI, asas-asas di dalam HPI,
penunjukan kembali dan penunjukan lebih lanjut, ketertiban umum dan hak-hak yang
diperoleh, persoalan pendahuluan dan perkembangan HPI.
Mata kuliah ini membahas mengenai prinsip-prinsip dasar dari hukum diplomatik.
Membedakan perwakilan diplomatik dengan perwakilan konsuler sebagai perwakilan luar
negeri. Mengetahui sejarah lahirnya konsul serta kewajiban dan Tugas Perwakilan Konsuler
dan Perwakilan Diplomatik; Exteritorialiteit dalam bentuk Previlege dan Immuniteit untuk
menjamin pelaksanaan tugas-tugas perwakilan diplomatik dan konsuler sebagaimana
terdapat dalam Konvensi Wina 1961.
30 | F a k u l t a s H u k u m U N I V E R S I T A S P A T T I M U R A
36. KEBIJAKAN HUKUM PIDANA
Mata kuliah Kebijakan Hukum Pidana merupakan mata kuliah pengembangan Ilmu Hukum
Pidana modern. Pembahasan diarahkan pada menguraikan politik hukum pidana dalam
kaitannya dengan kebijakan kriminal dan kebijakan sosial, pendekatan nilai dan pendekatan
kebijakan dalam kebijakan hukum pidana, pendekatan penal dan non penal dalam penegakan
hukum pidana, kebijakan pembaharuan hukum pidana dan kebijakan integral dalam
penegakan hukum pidana meliputi aspek kebijakan formulasi, kebijakan aplikasi dan
kebijakan eksekusi baik dalam tataran problematika tindak pidana, pertanggungjawaban
pidana dan pidana.
Mata kuliah Sistem Peradilan Pidana merupakan mata kuliah yang objek studinya
mempelajari proses pemeriksaan pekara pidana dengan pendekatan sistemik yang
dititikberatkan pada administrasi peradilan, di mana mekanisme pemeriksanaan perkara
didasarkan pada sistem dan prosedur yang melibatkan komponen sub sistem yang terdiri dari
penyidik, jaksa penuntut umum, pengadilan dan lembaga pemasyarakatan. Pendekatan
sistem di dalam sistem peradilan pidana ini dimaksudkan agar proses pemeriksaan perkara
lebih mengutamakan koordinasi fungsional dan perlindungan terhadap hak-hak seseorang
dalam setiap tingkat pemeriksanaan, sehingga tujuan yang hendak dicapai dari sistem ini
dapat menjawab tujuan dari hukum pidana, baik jangka pendek, jangka menengah maupun
jangka panjang.
Mata kuliah ini membahas mengenai tindak pidana, sistim beracara, rumusan sanksi pidana
dan penyimpangan-penyimpangan dalam hukum pidana yang diatur dalam perundang-
undangan di luar kodifikasi. Pembahasan diarahkan pada penyimpangan yang terjadi baik
dalam hukum pidana materiil maupun formil. Adapun mata kuliah ini mempelajari dan
mengkaji penyimpangan dalam beberapa tindak pidana di luar KUHP seperti Tindak Pidana
Perikanan, Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), Tindak Pidana di Bidang
Pertambangan dan beberapa tindak pidana lain.
P e d o m a n A k a d e m i k P r o g r a m S t u d i S a r j a n a I l m u H u k u m | 31
39. HUKUM PERIKATAN
Mata kuliah Hukum Perikatan merupakan mata kuliah wajib fakultas yang diberikan kepada
mahasiswa agar secara teoritis mahasiswa dapat memiliki pengetahuan di bidang hukum
perikatan dan secara praktis mereka memiliki kemampuan untuk menyusun suatu perjanjian.
Mata kuliah Hukum Jaminan mengkaji tentang lembaga-lembaga jaminan sebagai akibat
perjanjian utang piutang yang merupakan perjanjian pokok. Sedangkan perjanjian jaminan
sebagai perjanjian tambahan. Dengan demikian mengkaji tentang hukum perikatan dan
hukum benda karena benda sebagai objek jaminan, di samping manusia sebagai penjamin.
Mata kuliah ini mengajarkan tentang badan usaha baik yang berbentuk badan hukum
maupun yang tidak berbentuk badan hukum. Pembahasan dalam mata kuliah ini akan
mengkaji lebih dalam mengenai syarat-syarat pembentukan suatu badan usaha, komponen
badan usaha, organisasi dalam sebuah badan usaha yang meliputi tugas dan kewenangan
para pihak dalam sebuah badan usaha hingga berakhirnya sebuah badan usaha.
Mata Kuliah Hukum Pemerintahan Daerah memberikan bekal pengetahuan mengenai dasar
konstitusionalitas pemerintahan daerah dan peraturan perundang-undangan. Pengetahuan
mengenai pemerintahan daerah terkait dengan hubungan wewenang dan keuangan antara
pusat dan daerah, system adminstrasi pemeintahan daerah, pengawasan daerah,
kelembagaan DPRD dan pelaksanaan demokrasi di daerah.
32 | F a k u l t a s H u k u m U N I V E R S I T A S P A T T I M U R A
penegakan hukum dikaitkan dengan kebijakan penegakan hukum dalam lingkup hukum
publik berupa penegakan hukum adminsitrasi dan penegakan hukum pidana.
Mata kuliah Hukum Kewenangan memberikan bekal pengetahuan secara teoritis mengenai
wewenang sebagai dasar penyelenggaraan pemerintahan. Ruang lingkup materi mata kuliah
Hukum Kewenangan akan dikaji lebih mendalam mengenai konsep wewenang, sumber
wewenang, jenis wewenang dan pertangungjawaban wewenang.
Membahas tentang dasar-dasar suatu perjanjian yang dilakukan oleh beberapa subjek
Hukum Internasional hingga konsekuensi hukum dari berakhirnya suatu perjanjian bersifat
Internasional. Di mana pokok bahasan dalam mata kuliah ini meliputi prinsip-prinsip
dasar dalam hukum perjanjian internasional, proses pembuatan perjanjian internasional,
cara-cara pengikatan diri terhadap perjanjian internasional, pensyaratan terhadap
perjanjian internasional, penafsiran perjanjian internasional, ditangguhkannya dan
berakhirnya perjanjian internasional.
Hukum humaniter merupakan ilmu cabang hukum internasional yang membahas tentang
pengertian hukum humaniter, perubahan istilah hukum perang menjadi hukum humaniter,
selanjutnya sejarah hukum humaniter, sumber-sumber utama hukum humaniter (hukum Den
Haag 1907 & hukum Jenewa 1949), sarana dan metode berperang,prinsip/asas pembedaan,
Pengertian mata-mata tentara bayaran & kombatan yang tidak sah, ketentuan persamaan,
protocol I & II 1977, orang-orang yang dilindungi pada saat sengketa bersenjata, mekanisme
penegakan hukum humaniter, perkembangan hukum humaniter dan hubungan hukum
humaniter dan HAM
Mata Kuliah Hukum Pidana Korupsi membahas tentang Pengertian dan ruang lingkup tindak
pidana korupsi, Subjek tindak pidana korupsi, Penyidikan, penuntutan, dan peradilan tindak
P e d o m a n A k a d e m i k P r o g r a m S t u d i S a r j a n a I l m u H u k u m | 33
pidana korupsi, Pembuktian tindak pidana korupsi, Kebijakan formulasi dalam tindak pidana
korupsi
Mata Kuliah Kejahatan Ekonomi membahas tentang Tindak Pidana Ekonomi, Ketentuan
Pidana, Pengecualian Asas yang terdapat di dalam UU TPE, Pertanggungjawaban Subjek
Hukum Pidana dalam TPE, Jenis Sanksi dalam TPE, dan Bentuk Tindak Pidana di Bidang
Ekonomi.
Mata kuliah Hukum Hak Milik Intelektual memberikan pengetahuan kepada mahasiswa
tentang konsepsi dasar HAKI, sejarah perkembangan HAKI, hak cipta, perlindungan hak
cipta atas folklor, merek, indikasi geografis, paten, perlindungan varietas tanaman dan
rahasia dagang.
Mata kuliah Hukum Harta Kekayaan membahas tentang harta kekayaan yang terdapat dalam
Buku I sampai dengan Buku IV KUHPerdata secara teori maupun secara praktek.
Tujuan pembelajaran mata kuliah perancangan kontrak ini setiap mahasiswa diharapkan
mampu untuk memahami bagaimana membuat suatu kontrak, sesuai dengan aturan
hukumnya, memahami tahapan-tahapan penyusunan suatu kontrak, dan apa yang harus
34 | F a k u l t a s H u k u m U N I V E R S I T A S P A T T I M U R A
dilakukan pada tahapan-tahapan tersebut, memahami struktur suatu kontrak (anatomy of
contract), dan mampu membuat suatu kontrak yang baik dan menguntungkan, yang dapat
memberikan kepastian hukum kepada para pihak.
Mata kuliah ini membahas mengenai keberadaan organisasi ASEAN yang berupaya menuju
pencapaian tujuan melalui mekanisme pengaturan organisasi ASEAN. Organisasi ASEAN
saat ini memainkan peran dalam berbagai bidang kerjasama antar negara-negara Asia
Tenggara. Meski sejarah Pembentukan Organisasi ASEAN telah lama ada, namun
formalisasinya baru teraktualisasikan kini di jaman modern sejalan dengan semakin
banyaknya kepentingan yang harus diakomodasi. Hal ini mendorong perkembangan di era
modern yang ditandai kehadiran lembaga-lembaga internasional dalam rangka mewadahi
kepentingan antar bangsa.
Mata kuliah ini mempelajari tentang teori-teori dasar, prinsip-prinsip hukum internsional
maupun konsepsi hukum internasional dalam penetapan batas-batas negara. Pendekatan
peraturan hukum internasional yang memberikan legalitas untuk mencari solusi pemecahan
ketika terjadi konflik perbatasan antar negara bertetangga.
Mata Kuliah Hukum Acara Peradilan Tata Negara yang disebut pula Hukum Acara
Mahkamah Konstitusi memberikan bekal pengetahuan mengenai penegakan hukum tata
negara dengan menggunakan konstitusi sebagai parameter pengujian. Hukum Acara
Mahkamah Konstitusi menggambarkan kompetensi subjek dan objek dalam berperkara,
kelembagaan Mahkamah Konstitusi serta hukum acara yang terdiri dari hukum acara
pengujian undang-undang, hukum acara pembubaran partai politik, hukum acara
perselisihan hasil pemilihan umum, hukum acara sengketa kewenangan antar lembaga
negara dan hukum acara mengenai permakzulan Presiden.
P e d o m a n A k a d e m i k P r o g r a m S t u d i S a r j a n a I l m u H u k u m | 35
56. PERANCANGAN UNDANG-UNDANG
Mata kuliah Argumentasi Hukum memberikan bekal pengetahuan bagi mahasiswa Fakultas
Hukum mencakup pengertian ilmu hukum, logika Bahasa, penafsiran hukum (intepretasi),
konstruksi hukum dan kesesatan.
Mata kuliah ini bertujuan untuk membekali mahasiswa pengetahuan dalam bidang Penelitian
Hukum. Pengajaran Metode Penelitian Hukum secara khusus membahas penelitian hukum
normatif dan penelitian hukum empirik. Di samping itu, disampaikan pula ragam penelitian
hukum doktrinal dan penelitian hukum non-doktrinal. Untuk mengantarkan mahasiswa
dalam penulisan tugas akhir skripsi, topik tentang langkah-langkah penelitian mulai dari
pembuatan proposal, pelaksanaan penelitian serta penulisan tugas akhir.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi adalah merupakan mata kuliah wajib yang harus
ditempuh oleh mahasiswa Fakultas Hukum sebagai wujud dari Pengabdian kepada
Masyarakat guna memanfaatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk memajukan
kesejahteraan bagi masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. KKN Profesi
merupakan bagian kegiatan yang membutuhkan keahlian dan penguasaan terhadap ilmu
pengetahuan hukum yang diimplementasikan dalam pekerjaan yang berkaitan dengan ilmu
hukum.
36 | F a k u l t a s H u k u m U N I V E R S I T A S P A T T I M U R A
60. SKRIPSI
Skripsi merupakan tugas akhir mahasiswa program sarjana yang berupa karya tulis ilmiah
berdasarkan hasil penelitian lapangan, penelitian laboratorium atau kajian pustaka maupun
kombinasi dari ketiganya. Menyelesaikan studi pada Program Sarjana di Fakultas Hukum
Universitas Pattimura, mahasiswa wajib membuat tugas akhir berupa skripsi, dengan
penjelasan sebagai berikut:
1) Mahasiswa Program Sarjana dinyatakan lulus ujian tugas akhir (skripsi), jika memperoleh
nilai mutu serendah-rendahnya B- (B minus).
2) Penetapan kelulusan pada ujian tugas akhir dilakukan oleh Komisi Ujian Akhir.
3) Mahasiswa yang tidak memenuhi persyaratan nilai mutu serendah-rendahnya B- (B
minus), diberi kesempatan menempuh ujian ulang dalam jangka waktu yang ditentukan
oleh sidang penguji selama masa studi mahasiswa belum berakhir.
P e d o m a n A k a d e m i k P r o g r a m S t u d i S a r j a n a I l m u H u k u m | 37
BAB IV
SISTEM PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN
A. Program Sarjana
Pengaturan dan penyelenggaraan program pendidikan sarjana di Fakultas Hukum adalah
sebagai berikut:
(2) Program Sarjana (S1) menyiapkan mahasiswa menjadi intelektual dan/atau ilmuwan yang
berbudaya, mampu memasuki dan/atau menciptakan lapangan kerja, serta mampu
mengembangkan diri menjadi professional;
(3) Program Sarjana (S1) adalah program pendidikan akademik setelah pendidikan menengah,
yang memiliki beban studi sekurang-kurangnya 144 (seratus empat puluh empat) sks
dengan durasi waktu studi paling lama 7 (tujuh tahun) akademik atau 14 (empat belas)
semester.
(4) Program Sarjana dapat diselenggarakan di luar kampus utama dalam bentuk Program Studi
di Luar Kampus Utama (PSDKU) berdasarkan Keputusan Rektor.
38 | F a k u l t a s H u k u m U N I V E R S I T A S P A T T I M U R A
e. Memungkinkan sistem evaluasi kemajuan hasil belajar mahasiswa dapat dilaksanakan
secara cermat dan objektif;
f. Memungkinkan pengalihan (transfer) kredit antar fakultas/jurusan/program studi di
lingkungan Universitas Pattimura.
g. Memberikan kesepatan kepada dosen untuk merancang dan melaksanakan perkuliahan
secara sistematis, terstruktur dan terukur.
Sistem Kredit Semester (SKS) adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan dengan
menggunakan satuan kredit semester (sks). Satuan kredit semester (sks) merupakan takaran
waktu kegiatan belajar yang dibebankan pada mahasiswa per minggu per semester dalam
proses pembelajaran melalui berbagai bentuk pembelajaran atau besarnya pengakuan atas
keberhasilan usaha mahasiswa dalam mengikuti kegiatan kurikuler di suatu program studi.
Pengaturan Satuan Kredit Semester di Fakultas Hukum sebagaimana diatur dalam Peraturan
Akademik Universitas Pattimura Tahun 2018, yakni sebagai sebagai berikut:
(1) 1 (satu) sks pada proses pembelajaran berupa kuliah, respons dan tutorial terdiri atas:
a) Kegiatan belajar dengan tatap muka 50 (lima puluh) menit per minggu per semester;
b) Kegiatan belajar dengan penugasan terstruktur 60 (enam puluh) menit per minggu
per semester;
c) Kegiatan belajar mandiri 60 (enam puluh) menit per minggu per semester.
(2) 1 (satu) sks pada proses pembelajaran berupa seminar atau bentuk lain yang sejenis, terdiri
atas:
a) Kegiatan belajar dengan tatap muka 100 (seratus) menit per minggu per semester;
b) Kegiatan belajar mandiri 70 menit (tujuh puluh) menit per minggu per semester.
(3) 1 (satu) sks pada proses pembelajaran berupa praktikum, praktik studi, praktik bengkel,
praktik lapangan, penelitian, pengabdian pada masyarakat, dan/atau proses pembelajaran
lain yang sejenis, 170 (seratus tujuh puluh) menit per minggu per semester.
(4) Satuan waktu semester merupakan proses pembelajaran efektif selama paling sedikit 16
(enam belas) minggu, termasuk ujian tengah semester dan ujian akhir semester.
(5) Jumlah satuan kredit semester (sks) yang dapat dikontrak Mahasiswa pada setiap semester
ditentukan berdasarkan Indek Prestasi Semester (IPS) yang diperoleh pada semester
terakhir sebelumnya.
P e d o m a n A k a d e m i k P r o g r a m S t u d i S a r j a n a I l m u H u k u m | 39
(6) Pada semester 1 dan semester 2 ditentukan oleh fakultas atau Program Studi dengan
ketentuan tidak boleh lebih dan 22 (dua puluh dua) sks.
(7) Setelah 2 (dua) semester pada tahun akademik yang pertama mahasiswa dapat mengambil
maksimum 24 (dua puluh empat) sks per semester pada semester berikutnya.
(8) Terhadap mahasiswa yang telah melakukan cuti kuliah, maka ketentuan jumlah mata
kuliah yang dikontrak harus berdasarkan kemampuan (IP) yang dicapainya pada semester
terakhir sebelum cuti kuliah.
(9) Penyusunan rencana studi mahasiswa dibimbing oleh dosen Pembimbing Akademik (PA)
yang ditetapkan dengan Keputusan Dekan.
(10) Dosen PA yang diangkat adalah dosen dengan jabatan serendah-rendahnya Asisten Ahli
atau yang setara sesuai ketentuan berlaku.
(11) Dosen PA mempunyai tugas:
a) membimbing mahasiswa dalam menentukan rencana studi pada setiap semester
berdasarkan struktur dan penyebaran mata kuliah pada masing-masing Program Studi;
b) mengesahkan kontrak mata kuliah atau perubahan dalam rencana studi;
c) mengikuti perkembangan pendidikan mahasiswa bimbingan;
d) mengevaluasi perkembangan pendidikan mahasiswa bimbingan;
e) melaporkan hasil studi mahasiswa bimbingan secara berkala kepada Ketua Program
Studi atau Ketua Bagian.
b. Beban Belajar
Pengaturan tentang Penentuan Beban Belajar untuk program sarjana sebagaimana diatur
dalam Peraturan Akademik Universitas Pattimura Tahun 2018 Pasal (26), yaitu sebagai
berikut:
(1) Jumlah sks yang dapat dikontrak mahasiswa program sarjana ditentukan sebagai
berikut:
a) jika pada semester terakhir sebelumnya memperoleh IPS 3,25 sampal 4,00, maka
mahasiswa yang bersangkutan berhak mengontrak mata kuliah pada semester
berikutnya maksimum 24 (dua puluh empat) sks;
40 | F a k u l t a s H u k u m U N I V E R S I T A S P A T T I M U R A
b) jika pada semester terakhir sebelumnya memperoleh IPS 2,50 sampai 3,24, maka
mahasiswa yang bersangkutan berhak mengontrak mata kuliah pada semester
berikutnya maksimum 21 (dua puluh satu) sks;
c) jika pada semester terakhir sebelumnya memperoleh IPS 2,00 sampai 2,49, maka
mahasiswa yang bersangkutan berhak mengontrak mata kuliah pada semester
berikutnya maksimum 18 (delapan belas) sks;
d) jika pada semester terakhir sebelumnya memperoleh IPS 1,50 sampai l,99, maka
mahasiswa yang bersangkutan berhak mengontrak mata kuliah pada semester
berikutnya maksimum 15 (lima belas) sks;
e) jika pada semester terakhir sebelumnya memperoleh IPS lebih kecil dari 1,50,
maka mahasiswa yang bersangkutan berhak mengontrak mata kuliah pada semester
berikutnya maksimum 12 (lima belas) sks.
(2) Beban belajar mahasiswa baru Program Sarjana pada semester pertama adalah 18 – 22
sks.
Mengacu pada Peraturan Akademik Universitas Pattimura Tahun 2018 Pasal (88) dan
(89), maka pengaturan tentang pengisian Kartu Rencana Studi, yaitu sebagai berikut:
(1) Beban studi mahasiswa setiap semester wajib ditercantumkan dalam Kartu Rencana Studi
(KRS).
(2) Pengisian KRS mengikuti jadwal kalender akademik yang dikeluarkan oleh Universitas.
(3) Beban studi dan nama mata kuliah yang tercantum dalam KRS harus mendapat persetujuan
penasihat akademik dan pengesahan Ketua Program Studi.
(4) Mahasiswa dapat mengubah KRS baik berupa pembatalan, penggantian maupun
penambahan mata kuliah.
(5) Penggantian, pembatalan atau penambahan mata kuliah dapat dilakukan selambat-
lambatnya 2 (dua) minggu atau empat belas hari kalender sejak perkuliahan semester
dimulai, dan;
(6) pembatalan tanpa penggantian mata kuliah dapat dilakukan paling lambat 4 (empat)
minggu atau 28 (dua puluh delapan) hari kalender akademik sejak perkuliahan dimulai.
P e d o m a n A k a d e m i k P r o g r a m S t u d i S a r j a n a I l m u H u k u m | 41
D. Kartu Hasil Studi (KHS)
(1) KHS adalah rekaman prestasi akademik mahasiswa setiap semester berupa nilai mata
kuliah, IPS dan IPK selama masa kuliah efektif yang diikuti oleh mahasiswa.
(2) KHS diterbitkan oleh Biro Akademik Kemahasiswaan dan Hubungan Masyarakat
(AKPHM);
(3) Format dan bentuk KHS diatur dalam Panduan Akademik;
(4) Jika KHS yang diterbitkan ternyata terdapat kekeliruan, maka selanjutnya dapat
dilakukan perbaikan sesuai Panduan Akademik.
(1) Penasehat Akademik adalah dosen yang bertugas dan bertanggung jawab pada Program
Sarjana untuk:
a. memberikan penjelasan kepada mahasiswa tentang sistem pendidikan dan administrasi
akademik Universitas dan Fakultas;
b. memberikan bimbingan akademik kepada mahasiswa dalam menentukan rencana studi
menyeluruh pada awal studi dan mengisi serta mengesahkan Kartu Rencana Studi
(KRS) di awal semester;
c. memberikan penjelasan dan nasehat kepada mahasiswa tentang cara-cara belajar yang
baik, memanfaatkan waktu dan fasilitas belajar secara maksimal sehingga mahasiswa
dapat menyelesaikan studi tepat waktu;
d. mengevaluasi kegiatan belajar mahasiswa yang diasuh dan melaporkannya secara berkala
pada setiap akhir semester kepada ketua Jurusan/Bagian untuk selanjutnya diteruskan ke
Dekan;
e. memberikan nasehat perbaikan kepada mahasiswa yang hasil belajarnya rendah,
meneliti sebab-sebabnya dan membantu mencarikan solusinya.
(2) Penasihat Akademik wajib menyediakan waktu yang cukup untuk melayani konsultasi
mahasiswa sekurang-kurangnya empat kali dalam satu semester, yaitu pada awal semester,
42 | F a k u l t a s H u k u m U N I V E R S I T A S P A T T I M U R A
sebelum ujian tengah semester, sebelum ujian akhir semester dan setelah ujian akhir
semester.
(3) Penasehat Akademik diangkat dan diberhentikan oleh Dekan atas usul Ketua Bagian.
(4) Dosen sebagai Penasehat Akademik mengasuh mahasiswa paling banyak 12 orang per
semester atau disesuaikan dengan kondisi Program Studi.
(5) Penasehat Akademik dapat diganti, apabila:
a. sakit yang menyebabkan dosen bersangkutan kesulitan membimbing atau berhalangan
tetap;
b. melaksanakan tugas belajar;
c. mengundurkan diri dengan alasan yang dapat diterima;
d. lalai melaksanakan tugas.
(6) Penggantian sebagaimana dimaksud pada angka (5), ditetapkan dengan surat keputusan
Dekan atas usul Ketua Bagian.
F. Status Mahasiswa
Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada Universitas Pattimura.
Berdasarkan peraturan akademik Universitas Pattimura Tahun 2018 Pasal (84), (85), dan (86),
mahasiswa memiliki hak dan kewajiban, yaitu sebagai berikut:
a. Hak Mahasiswa;
(1) Menggunakan kebebasan akademik secara bertanggung jawab untuk mengkaji ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni sesuai norma-norma yang berlaku.
(2) Memperoleh pendidikan, pengajaran, latihan dan bimbingan sebaik-baiknya guna
mencapai kompetensi lulusan yang telah ditetapkan pada masing–masing program
studi.
(3) Mendapatkan pendampingan seorang dosen sebagai penasehat akademik.
(4) Memanfaatkan sarana pendidikan di lingkungan Universitas Pattimura untuk
menunjang kelancaran perkuliahan sesuai peraturan yang berlaku.
(5) Mengakses dan mendayagunakan sarana/prasarana dalam proses administrasi,
pembelajaran dan penyelenggaraan tridharma secara efektif.
(6) Berperanserta dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan di lingkungan UNPATTI.
P e d o m a n A k a d e m i k P r o g r a m S t u d i S a r j a n a I l m u H u k u m | 43
(7) Memperoleh layanan pendidikan yang berkaitan dengan program pendidikan dan
hasil belajar.
(8) Memperoleh hasil koreksi dari ujian tulis, pekerjaan rumah, dan tugas lainnya.
(9) Memperoleh hasil koreksi usulan rencana penelitian, skripsi, paling lama (satu) bulan
setelah penyerahan kepada pembimbing.
(10) Memberikan saran dan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh
dosen pada mata kuliah yang diikutinya.
b. Kewajiban Mahasiswa;
(1) Mahasiswa wajib melengkapi semua persyaratan administrasi yang ditetapkan
Universitas dan/atau Fakultas.
(2) Kewajiban mahasiswa yang dimaksud pada ayat (1) adalah:
a) Membayar biaya pendidikan dan pungutan lainnya sesuai peraturan dan
Keputusan Rektor;
b) Melakukan pendaftaran ulang dan pengisian KRS;
c) Melakukan pengembalian lembaran KRS ke sub bagian Registrasi dan Statistik
Universitas, ke sub bagian Pendidikan Fakultas dan Pascasarjana;
d) Mematuhi semua peraturan atau ketentuan yang berlaku di UNPATTI dan tata
tertib perkuliahan yang ditetapkan oleh Fakultas.
(3) Mahasiswa wajib mematuhi ketentuan yang diatur dalam etika kehidupan kampus.
44 | F a k u l t a s H u k u m U N I V E R S I T A S P A T T I M U R A
G. Evaluasi Hasil Pendidikan (Ujian Semester Dan Ujian Akhir Studi)
(1) Ujian dikelompokan atas ujian semester dan ujian akhir studi.
(2) Ujian Semester sebagaimana dimaksud pada angka (1) dapat terdiri atas:
a. Ujian Tengah Semester (UTS);
b. Ujian Akhir Semester (UAS);
c. Ujian Praktik;
d. Ujian lain yang bersesuaian.
(3) Ujian akhir studi sebagaimana dimaksud pada angka (1) adalah Ujian Skripsi untuk
program Sarjana (S1).
(4) Ujian Tengah Semester (UTS) bertujuan mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran
suatu mata kuliah sampai pertengahan semester berjalan sesuai Rencana Pembelajaran
Semester (RPS) atau istilah lainnya.
(5) Ujian Akhir Semester (UAS) bertujuan mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran suatu
mata kuliah selama satu semester sesuai RPS atau istilah lainnya.
(6) Pelaksanaan Ujian tengah semester (UTS) dan Ujian akhir semester (UAS) dilakukan
secara terjadwal sesuai kalender akademik.
(7) Dalam keadaan tertentu ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS) dapat
diadakan di luar jadwal kalender akademik atas izin Dekan.
(8) Ujian praktik merupakan ujian untuk kegiatan praktikum, praktik studio, praktik bengkel,
praktik lapangan, klinik yang termuat dalam mata kuliah atau mata kuliah praktikum yang
berdiri sendiri, dapat dilaksanakan di dalam maupun di luar kampus.
(9) Ujian lain yang bersesuaian untuk mengukur kemampuan mahasiswa per pokok bahasan
perkuliahan.
(10) Mahasiswa berhak mengikuti UAS suatu mata kuliah apabila telah memenuhi kehadiran
minimal 75% tatap muka, dari jumlah kehadiran dosen dalam 16 (enam belas) minggu
termasuk ujian tengah semester dan ujian akhir semester.
(11) Mahasiswa yang telah memenuhi syarat sebagaimana angka (10) akan tetapi berhalangan
mengikuti UAS yang telah terjadwal dengan alasan yang dapat diterima, dapat mengikuti
ujian susulan dalam batas waktu yang telah ditentukan sesuai kalender akademik.
P e d o m a n A k a d e m i k P r o g r a m S t u d i S a r j a n a I l m u H u k u m | 45
(12) Mahasiswa yang belum menyelesaikan semua tugas yang telah ditentukan dapat diberikan
tanda TL (tidak lengkap), dan secara otomatis akan berubah menjadi nilai E, jika pada hari
dan tanggal yang telah ditentukan sebagai batas waktu terakhir masa penyerahan nilai
belum dilengkapi.
(13) Bagi mahasiswa yang mengundurkan diri secara tidak sah dari kontrak mata kuliah atau
mengikuti kuliah kurang dari 75% dari jumlah kehadiran dosen minimal 12 (dua belas)
minggu diberikan nilal E.
(14) Bagi mahasiswa yang memperoleh nilai E wajib mengontrak ulang mata kuliah tersebut
pada semester ganjil atau genap berikutnya.
(15) Bagi mahasiswa yang memperbaiki nilai D, dapat memperbaiki nilai dengan mengontrak
mata kuliah tersebut.
46 | F a k u l t a s H u k u m U N I V E R S I T A S P A T T I M U R A
(5) Prinsip otentik sebagaimana dimaksud dalam angka 3 (tiga) merupakan penilaian yang
berorientasi pada proses belajar yang berkesinambungan dan hasil belajar yang
mencerminkan kemampuan mahasiswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
(6) Prinsip objektif sebagaimana dimaksud dalam angka 3 (tiga) merupakan penilaian yang
didasarkan pada standar yang disepakati antara dosen dan mahasiswa serta bebas dari
pengaruh subjektivitas penilai dan yang dinilai.
(7) Prinsip akuntabel sebagaimana dimaksud dalam angka 3 (tiga) merupakan penilaian yang
dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan kriteria yang jelas, disepakati pada awal kuliah,
dan dipahami oleh mahasiswa.
(8) Prinsip transparan sebagaimana dimaksud dalam angka 3 (tiga) merupakan penilaian yang
prosedur dan hasil penilaiannya dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan.
(9) Teknik penilaian sebagaimana dimaksud dalam angka 2 (dua) butir (b) terdiri atas observasi,
partisipasi, unjuk kerja, tes tertulis, tes lisan, dan angket.
(10) Instrumen penilaian sebagaimana dimaksud dalam angka 2 (dua) butir (b) terdiri atas
penilaian proses dalam bentuk rubrik dan/atau penilaian hasil dalam bentuk portofolio atau
karya desain.
(11) Penilaian sikap dapat menggunakan teknik penilaian observasi.
(12) Penilaian penguasaan pengetahuan, ketrampilan umum dan ketrampilan khusus dilakukan
dengan memilih satu atau kombinasi dari berbagai teknik dan instrument penilaian
sebagaimana dimaksud pada angka 9 (Sembilan) dan angka 10 (sepuluh).
(13) Hasil akhir penilaian merupakan integrase antara berbagai teknik dan instrumen penilaian
yang digunakan.
(14) Mekanisme penilaian sebagaimana dimaksud dalam angka 2 (dua) butir (c), terdiri atas:
a. Menyusun, menyampaikan, menyepakati tahap, teknik, instrument, kriteria, indikator,
dan bobot penilaian antara penilai dan yang dinilai sesuai dengan rencana
pembelajaran;
b. Melaksanakan proses penilaian sesuai dengan tahap, teknik, instrument, kriteria,
indikator, dan bobot penilai yang memuat prinsip penilaian sebagaimana dimaksud
dalam Evaluasi Hasil Pendidikan/Ujian Semester Dan Ujian Akhir Studi pada angka
10 dan 11;
P e d o m a n A k a d e m i k P r o g r a m S t u d i S a r j a n a I l m u H u k u m | 47
c. Memberikan umpan balik dan kesempatan untuk mempertanyakan hasil penilaian
kepada mahasiswa; dan
d. Mendokumentasikan penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa secara akuntabel
dan transparan.
(15) Prosedur penilaian sebagaimana dimaksud dalam angka 2 (dua) butir (c) mencakup tahapan
perencanaan, kegiatan pemberian tugas atau soal, observasi kinerja, pengembalian hasil
observasi, dan pemberian nilai akhir.
(16) Prosedur penilaian pada tahapan perencanaan sebagaimana dimaksud pada angka 15 (lima
belas) dapat dilakukan melalui penilaian bertahap dan/atau penilaian ulang.
(17) Pelaksanaan penilaian sebagaimana dimaksud dalam angka 2 (dua) butir (d) dilakukan
sesuai dengan rencana pembelajaran.
(18) Pelaksanaan penilaian sebagaimana dimaksud pada angka (17) dapat dilakukan oleh:
a. Dosen pengampu atau tim dosen pengampu;
b. Dosen pengampu atau tim dosen pengampu dengan mengikutsertakan mahasiswa;
dan/atau
c. Dosen pengampu atau tim dosen pengampu dengan mengikutsertakan pemangku
kepentingan yang relevan.
(19) Pelaksanaan penilaian hasil belajar menggunakan system Penilaian Acuan Patokan (PAP)
yang menitikberatkan pada kemampuan dan penguasaan kompetensi tertentu dari suatu
mata kuliah.
(20) Penilaian dengan sebagaimana dimaksud pada angka (19) menggunakan angka 0 sampai
100.
(21) Pelaporan penilaian sebagaimana dimaksud dalam angka 2 (dua) butir (e) berupa
kualifikasi keberhasilan mahasiswa dalam menempuh suatu mata kuliah, dinyatakan dalam
kisaran huruf A – E untuk program sarjana.
(22) Komponen pelaporan penilaian suatu mata kuliah terdiri dari nilai parktik, nilai partisipasi,
nilai tugas, nilai UTS dan nilai UAS.
(23) Pembobotan setiap komponen penilaian ditentukan oleh dosen penanggungjawab mata
kuliah, dengan acuan proporsi UTS dan UAS tidak lebih dari 60% untuk mata kuliah
praktik dan tidak lebih dari 75% untuk mata kuliah yang tidak praktik.
48 | F a k u l t a s H u k u m U N I V E R S I T A S P A T T I M U R A
(24) Pembobotan komponen penilaian seperti yang dimaksudkan pada angka (24) diatur sebagai
berikut:
(25) Komponen ujian lain yang bersesuaian sebagaimana dimaksud dalam angka (2) butir (d),
maka jika dilaksanakan sebelum UTS, nilainya dirata-ratakan dan dimasukan sebagai
komponen nilai UTS; dan jika dilaksanakan setelah UTS, nilai dirata-ratakan dan
dimasukan sebagai komponen nilai UAS.
(26) Nilai akhir suatu mata kuliah pada program sarjana dinyatakan dengan nilai mutu A, A-,
B+, B, B-, C, D dan E.
(27) Hubungan antara nilai mutu dan kategori kelulusan program sarjana adalah sebagai berikut:
Mutu
Nilai Huruf Angka Kategori Kelulusan
94 – 100 A 4,00 Sangat Baik
86 – 93,99 A- 3,70
79 – 85,99 B+ 3,30
72 – 78,99 B 3,00 Baik
65 – 71,99 B- 2,70
55 – 64,99 C 2,00 Cukup
45 – 54,99 D 1,00 Kurang
0 – 44,99 E 0 Gagal
(28) Mahasiswa yang belum mencapai nilai B dapat diberi kesempatan untuk perbaikan melalui
remedial yang diberikan oleh dosen mata kuliah yang bersangkutan sebanyak satu kali
sebelum pengumuman hasil penilaian.
(29) Nilai maksimum yang diperoleh dari perbaikan melalui remedial sebagaimana yang
dimaksudkan dalam angka (28) adalah nilai B.
(30) Mahasiswa diperbolehkan memperbaiki nilai mata kuliah tertentu dengan cara
menawarkan mata kuliah tersebut pada KRS dan diwajibkan mengikuti kegiatan kuliah,
praktikum dan tugas akademik pada semester berikut.
(31) Setiap mata kuliah yang diperbaiki, maka nilai yang dipakai untuk menghitung IPK adalah
nilai tertinggi yang diperoleh.
P e d o m a n A k a d e m i k P r o g r a m S t u d i S a r j a n a I l m u H u k u m | 49
(32) Dosen wajib memasukan nilai mata kuliah yang diasuhnya sesuai kalender akademik yang
berlaku.
(33) Dosen yang tidak memasukkan nilai mata kuliah sebagaimana dimaksud pada angka (32)
dikenakan sanksi sesuai aturan yang berlaku.
(34) Nilai mata kuliah yang tidak dimasukan sebagaimana yang dimaksud pada angka (33),
diberikan nilai akhir minimal B bagi mahasiswa yang memenuhi syarat minimal tatap
muka 75% sebagaimana dimaksud dalam Evaluasi Hasil Pendidikan pada angka (10).
(35) Penentuan pemberian nilai minimal B sebagaimana pada angka (34) diputuskan dalam
rapat evaluasi semesteran yang dilaksanakan oleh program studi.
(36) Hasil penilaian harus diberitahukan kepada mahasiswa setelah pembelajaran selesai, sesuai
dengan rencana pembelajaran semester. Dalam satuan semester, pemebritahuan berbentuk
Kartu Hasil Studi (KHS)
(37) Hasil penilian capaian pembelajaran lulusan setiap semester dinyatakan dengan Indeks
Prestasi Semester (IPS).
(38) Hasil penilaian capaian pembelajaran lulusan pada akhir program studi dinyatakan dengan
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).
(39) Indeks Prestasi Semester (IPS) dinyatakan dalam besaran yang dihitung dengan cara
menjumlahkan perkalian antara nilai huruf setiap mata kuliah yang ditempuh dan sks mata
kuliah bersangkutan dibagi dengan jumlah sks mata kuliah yang diambil dalam satu
semester.
(40) Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dinyatakan dalam besaran yang dihitung dengan cara
menjumlahkan perkalian antara nilai huruf setiap mata kuliah yang ditempuh dan sks mata
kuliah bersangkutan dibagi dengan jumlah sks mata kuliah yang diambil yang telah
ditempuh.
(41) Evaluasi hasil belajar mahasiswa Program Sarjana dilakukan secara berkala:
a) mahasiswa yang memperoleh IPK <2,00 setelah 2 semester dapat melanjutkan studinya
dengan status peringatan pertama;
b) apabila mahasiswa pada status peringatan pertama setelah 2 semester sebagaimana
tersebut pada huruf a dan masih memperoleh IPK <2,00 setetah 3 semester, maka
mahasiswa bersangkutan dapat melanjutkan studinya dengan status peringatan kedua;
50 | F a k u l t a s H u k u m U N I V E R S I T A S P A T T I M U R A
c) apabila mahasiswa pada status peringatan kedua sebagaimana tersebut pada huruf b
memperoleh IPK <2,00 untuk minimal 40 sks setelah 4 semester dan 85 sks untuk 8
semester, maka mahasiswa yang bersangkutan patut untuk dikeluarkan dengan ketetapan
Rektor atas usul Dekan;
d) setiap mahasiswa dengan sendirinya dinyatakan berhenti jika tidak dapat menyelesaikan
studinya dalam 14 semester di luar cuti kuliah, sejak berakhirnya pendaftaran ulang pada
semester ganjil;
e) pemberian peringatan pertama dan kedua terhadap mahasiswa dilakukan olen Dekan
setelah mempertimbangkan masukan dan dosen PA;
f) keputusan untuk mengeluarkan mahasiswa dari Fakultas ditetapkan oleh Rektor atas
usul Dekan setelah melalui pertimbangan dari hasil rapat antara dosen PA dengan Ketua
Jurusan/Kordinator Program Studi dan pimpinan Fakultas bidang akademik.
I. Semester Antara
Semester antara adalah satuan kegiatan akademik yang diselenggarakan antara semester genap
dan semester ganjil atau sebaliknya yang ekivalen dengan semester genap dan semester ganjil
sesuai dengan pengertian satuan kredit semester.
Pengaturan tentang Semester Antara, adalah sebagai berikut:
(1) Setiap satu tahun akademik, Fakultas Hukum dapat menyelenggarakan satu kali semester
antara.
(2) Penyelenggaraan akademik pada semester antara sebagai berikut:
a) digunakan untuk memprogram/mengontrak mata kuliah dengan status perbaikan
nilai dan kontrak ulang;
b) mahasiswa dapat memprogram/mengontrak mata kuliah baru, dengan syarat IPK
minimal 3,5;
c) beban studi maksimum 9 (sembilan) sks;
d) Mata kuliah sebagaimana huruf a, tidak termasuk kuliah kerja nyata (KKN) atau
magang, praktek lapangan, praktek kerja lapangan, praktek pengalaman lapangan,
praktek klinik atau bentuk lain yang sejenis;
e) paling lama 8 (delapan) minggu;
P e d o m a n A k a d e m i k P r o g r a m S t u d i S a r j a n a I l m u H u k u m | 51
f) apabila semester antara diselenggarakan dalam bentuk perkuliahan, maka tatap muka
dilaksanakan paling sedikit 16 (enam belas) kali termasuk ujian tengah semester antara
dan ujian akhir semester antara;
g) perolehan nilai dan sks tidak dapat digunakan perhitungan beban studi;
h) berdasarkan kalender akademik yang berlaku;
i) Penyelenggaraan pembelajaran suatu mata kuliah pada Semester Antara dapat
dilaksanakan bila mata kuliah tersebut memiliki peserta minimal 5 orang mahasiswa.
j) Sistem penilaian pada semester pendek mengacu pada ketentuan yang berlaku pada
kuliah regular.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan mata kuliah wajib universitas dengan bobot 3 sks. KKN
dilaksanakan dengan tujuan mendampingi, membantu, dan menstimulasi kegiatan
pembangunan masyarakat. KKN diselenggarakan oleh Pusat Pengelola dan Pengembangan
Kuliah Kerja Nyata (P3KKN) Universitas Pattimura, dengan penerapan pola berupa; KKN
Reguler, KKN Profesi, dan KKN Kemitraan.
Saat ini, Fakultas Hukum Universitas Pattimura menerapkan pola KKN Profesi. Mahasiswa
diperkenankan mengikuti KKN Profesi apabila telah menyelesaikan sekurang-kurangnya 100
SKS.
Mahasiswa yang telah menempuh 126 SKS dapat mengajukan usulan penelitian skripsi,
dengan persyaratan:
a. Telah lulus mata kuliah metode penelitian dan penulisan skripsi;
b. Sudah dan/atau sementara menempuh KKN.
c. Wajib mengikuti seminar usul penelitian sebanyak 5 (lima) kali.
d. Telah memiliki sertifikat seminar ilmiah di bidang hukum minimal 3 (tiga) buah.
52 | F a k u l t a s H u k u m U N I V E R S I T A S P A T T I M U R A
L. Pembimbingan Penulisan Tugas Akhir/Skripsi
Penyelesaian tugas akhir/skripsi program sarjana dibimbing oleh 2 (dua) orang pembimbing,
yaitu dalam kedudukannya sebagai pembimbing I dan pembimbing II, dengan pengaturannya
sebagai berikut:
(1) Pembimbing I skripsi ditetapkan oleh Dekan atas usul Ketua Bagian/Koordinator Program
Studi harus memenuhi syarat:
a) sesuai dengan bidang ilmunya;
b) berpendidikan minimal S2 dengan jabatan serendah-rendahnya lektor kepala.
(2) Pembimbing II skripsi ditetapkan oleh Dekan atas usul ketua bagian/koordinator program
studi harus memenuhi syarat:
a) sesuai dengan bidang ilmunya;
b) berpendidikan minimal S2 dengan jabatan serendah-rendahnya lektor.
(3) Selain dosen sebagaimana dimaksud pada butir (2), Ketua Bagian/Koordinator Program
Studi dapat mengusulkan dosen tidak tetap untuk ditetapkan oleh Dekan sebagai
pembimbing II skripsi.
(4) Pembimbing diangkat dan diberhentikan dengan Keputusan Dekan atas usul Ketua
Bagian/Program Studi.
(5) Dosen pembimbing Tugas Akhir/Skripsi, bertugas dan bertanggung jawab:
a) membimbing mahasiswa dalam penyusunan rencana penelitian;
b) memeriksa usulan rencana penelitian dan memonitor pelaksanaan penelitian;
c) membimbing dan memeriksa penulisan tugas akhir;
d) mendampingi mahasiswa pada saat seminar mahasiswa.
e) manandatangani lembar pengesahan tugas akhir.
f) mendampingi mahasiswa pada saat ujian akhir.
(6) Penggantian pembimbing dapat dilakukan bila:
a) sakit atau berhalangan tetap;
b) mendapat tugas belajar.
c) mengundurkan diri dengan alasan yang dapat diterima;
d) mahasiswa mengganti judul/materi penelitian atau tugas akhir;
e) pembimbing lalai dalam melaksanakan tugas pembimbingan.
P e d o m a n A k a d e m i k P r o g r a m S t u d i S a r j a n a I l m u H u k u m | 53
(7) Penggantian pembimbing ditetapkan dengan keputusan Dekan atas usul Ketua Bagian atau
Koordinator Program Studi.
Mahasiswa yang menyelesaikan tugas akhir berupa skripsi, diperkenankan mengikuti ujian
akhir studi setelah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
(1) Untuk dapat mengikuti ujian Akhir Studi/Skripsi, mahasiswa wajib memenuhi persyaratan;
a. telah lulus semua mata kuliah wajib dan sejumlah mata kuliah pilihan sesuai dengan
kurikulum yang ditetapkan Rektor;
b. mendapat surat rekomendasi ujian akhir studi;
c. telah memenuhi semua persyaratan administrasi akademik;
d. telah menyerahkan naskah tulisan ilmiah untuk diterbitkan pada jurnal ilmiah sesuai
dengan bidang kajian skripsi;
e. memperoleh indeks prestasi kumulatif (IPK) serendah-rendahnya 2,50 dengan nilai D
tidak lebih 2 (dua) mata kuliah;
f. telah lulus tes Kemampuan Bahasa Inggris (KBI) dengan nilai minimal 350 yang
dilaksanakan oleh UNPATTI atau lembaga lain yang diakui dan dibuktikan dengan
sertifikat hasil tes yang masih berlaku yakni maksimum 2 tahun sejak tanggal
dikeluarkan;
(2) Persyaratan sebagaimana diatur pada butir (1) huruf a, b, c, d, e dan f, dipenuhi pada saat
pendaftaran ujian skripsi.
(3) Rekomendasi ujian akhir studi sebagaimana dimaksud pada butir 2 huruf (c) diterbitkan
oleh Biro AKPHM;
(4) Komisi Ujian Akhir Studi pada Program Sarjana ditetapkan dengan Keputusan Dekan.
(5) Penguji ujian akhir studi/skripsi terdiri atas Pembimbing ditambah 3 (tiga) dosen penguji
dari unsur yang ditunjuk oleh Bagian atau Program Studi.
(6) Ujian akhir studi dapat dilaksanakan apabila dihadiri oleh dua dosen penguji dari unsur
yang ditunjuk dan sekurang-kurangnya seorang penguji dari unsur pembimbing.
(7) Nilai ujian akhir studi terdiri dari komponen isi tugas akhir (skripsi) dan komprehensif.
(8) Indikator dan bobot nilai dari masing-masing komponen sebagaimana dimaksud pada
angka (8), diatur di dalam Panduan Akademik.
54 | F a k u l t a s H u k u m U N I V E R S I T A S P A T T I M U R A
(9) Mahasiswa program sarjana dinyatakan lulus ujian akhir studi jika memperoleh nilai
mutu serendah-rendahnya B- (B minus).
(10) Mahasiswa yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada angka (10),
diberi kesempatan menempuh ujian dalam jangka waktu yang ditentukan oleh sidang
penguji selama masa studi mahasiswa belum berakhir.
(11) Penetapan kelulusan pada ujian akhir dilakukan oleh Komisi Ujian Akhir.
(2) Nilai yudisium sebagaimana dimaksud pada angka (1) dinyatakan dalam
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dengan menggunakan rumus sebagai Berikut:
∑ (AMi x BKi)
IPK =
∑ BKi
dengan:
AMi = Angka mutu mata kuliah ke-i atau tugas akhir
BKi = Bobot SKS mata kuliah ke-i atau tugas akhir
(3) Mahasiswa yang dinyatakan lulus dalam ujian akhir diberikan predikat kelulusan
berdasarkan IPK yudisium dan lama studi.
(4) Dasar penentuan predikat kelulusan untuk Program Sarjana adalah:
IPK 2,50 - 3,00; Memuaskan
IPK 3,01 - 3,50; Sangat Memuaskan,
IPK 3,51 - 4,00; Dengan Pujian (Cum Laude).
(5) Predikat kelulusan dengan pujian (Cum Laude) sebagaimana dimaksud dengan butir (4)
huruf c ditentukan juga dengan memperhatikan:
a) Masa studi efektif selambat-lambatnya 8 (delapan) semester.
b) Tidak terdapat nilai mata kuliah yang lebih rendah dari B, dan tanpa nilai mengulang.
c) Menyelesaikan penelitian skripsi kurang dari 6 (enam) bulan terhitung sejak
penetapan pembimbing
P e d o m a n A k a d e m i k P r o g r a m S t u d i S a r j a n a I l m u H u k u m | 55
d) Tidak pernah melakukan pelanggaran etika akademik.
(6) Wisudawan yang memperoleh predikat Dengan Pujian (Cum Laude) diberikan tanda
penghargaan oleh UNPATTI.
(7) Bentuk dan tata cara pemberian penghargaan sebagaimana dimaksud pada angka (6) diatur
dalam keputusan Rektor.
(8) Untuk lulus program sarjana harus memiliki persyaratan nilai Test Of English As Foreigh
Language (TOEFL) yang diatur dalam Peraturan Rektor.
(9) Untuk lulus program sarjana harus menghasilkan karya ilmiah yang diterbitkan pada
jurnal ilmiah.
(1) Lulusan Program Sarjana diberikan gelar akademik sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
(2) Mahasiswa yang telah diyudisium berhak memakai gelar akademik yang diraihnya.
(3) Pelaksanaan Yudisium dan/atau Penggelaran/Pengukuhan sebagaimana dimaksud pada angka
(2) dapat diselenggarakan pada saat ujian akhir atau menjelang pelaksanaan wisuda.
(4) Pilihan waktu Yudisium dan/atau Penggelaran/Pengukuhan sebagaimana dimaksud pada angka
(3) ditetapkan oleh Dekan dengan mengacu pada kalender akademik UNPATTI.
(5) Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus ujian akhir dapat mengikuti wisuda.
(6) Wisuda sebagaimana dimaksud dalam angka (5) dapat diikuti apabila telah memenuhi semua
persyaratan administrasi akademik yang berlaku.
(7) Wisuda sebagaimana dimaksud dalam angka (5) dan angka (6), diselenggarakan sekurang-
kurangnya 3 (tiga) kali dalam setahun.
(8) Mekanisme pelaksanaan wisuda diatur pada Panduan Akademik.
56 | F a k u l t a s H u k u m U N I V E R S I T A S P A T T I M U R A
Inaugurasi Mahasiswa Baru Ujian Semester
(1) Mahasiswa yang melakukan pelanggaran akademik dapat dijatuhkan sanksi akademik.
(2) Pelanggaran akademik terdiri atas:
a. Pelanggaran akademik ringan;
b. Pelanggaran akademik sedang, dan;
c. Pelanggaran akademik berat.
(3) Pelanggaran akademik ringan, meliputi:
a. Menyontek, yakni mencontohi hasil tugas/hasil ujian dari mahasiswa atau orang lain
atau dari sumber lain.
b. Memberi contekan.
(4) Pelanggaran akademik sedang, meliputi:
a. Perjokian, yaitu perbuatan menggantikan kedudukan atau melakukan tugas atau
kegiatan akademik untuk kepentingan orang lain, atas permintaan orang lain atau
kehendak sendiri.
b. Membantu atau memfasilitasi terjadinya praktek perjokian dan/atau plagiat.
(5) Pelanggaran akademik berat, meliputi:
a. Plagiat, yaitu perbuatan menjiplak atau menggunakan karya akademik orang lain dan
menyatakannya sebagai karya sendiri.
b. Pemalsuan, yakni perbuatan melawan hukum berupa menggantikan atau
mengubah/memalsukan nama, tanda tangan, nilai atau transkrip akademik, ijazah,
kartu tanda mahasiswa, tugas-tugas, praktikum, keterangan, atau laporan dalam
lingkup kegiatan akademik, dengan sengaja atau tidak, tanpa izin yang berwenang.
c. Penyuapan, yakni perbuatan melawan hukum dengan sengaja atau tidak,
mempengaruhi atau mencoba mempengaruhi orang lain dengan cara membujuk,
memberi hadiah atau ancaman dengan maksud mempengaruhi nilai terhadap prestasi
akademiknya.
58 | F a k u l t a s H u k u m U N I V E R S I T A S P A T T I M U R A
d. Membantu atau memfasilitasi terjadinya praktek plagiat, pemalsuan dan/atau
penyuapan.
P e d o m a n A k a d e m i k P r o g r a m S t u d i S a r j a n a I l m u H u k u m | 59
BAB VI
PENUTUP
Demikian Buku Pedoman Akademik ini dibuat untuk menjadi perhatian bagi semua pihak.
Hal-hal yang belum diatur dalam Buku Pedoman ini, akan diatur kemudian. Atas perhatiannya
diucapkan terima kasih.
Ambon, Oktober 2018
D e k a n,
60 | F a k u l t a s H u k u m U N I V E R S I T A S P A T T I M U R A
LAMPIRAN-LAMPIRAN
P e d o m a n A k a d e m i k P r o g r a m S t u d i S a r j a n a I l m u H u k u m | 61
13. Elias Zadrach Leasa, S.H., M.H. NIP 197202192001121001
14. Carolina Tuhumury, S.Th., S.H., M.H. NIP 196712242002122001
15. Erwin Ubwarin, S.H., M.H. NIP 198710262014041002
16. Denny Latumaerissa, S.H., M.H. NIP 198705052014041001
17. Yonna Beatrix Salamor, S.H., M.H. NIP 198804122014042001
18. Jetty Martje Patty, S.H., M.H. NIP 196901101999032001
19. Steven Makaruku, S.H., M.H. NIP 196912222002121001
20. Iqbal Taufik, S.H., M.H. NIP 198705142015041001
21. Judy Marria Saimima, S.H., M.H. NIP 198912142018032001
22. Anna Salamor, S.H., M.H. NIP 199011102019032025
23. Astuti Nur Fadillah, S.H., M.H. NIP 198908232019032017
24. Patrick Corputty, S.H., M.H. NIP 199105152019031015
25. George Leasa, S.H., M.H. *)
26 Jennifer Nussy, S.H., M.H. *)
62 | F a k u l t a s H u k u m U N I V E R S I T A S P A T T I M U R A
Bagian Hukum Internasional
1. Dr. Johanis Steny Franco Peilouw, S.H., M.H. (Ketua) NIP 196907192003121001
2. Dr. Josina Augustina Yvonne Wattimena, S.H., LL.M. NIP 196510082002122001
(Sekretaris)
3. Dr. Johanis Leatemia, S.H., M.H. NIP 195810201988031001
4. Efie Baadilla, S.H., M.H. NIP 195705251985032002
5. Veriana Josepha B. Rehatta, S.H., M.H. NIP 195805311987032004
6. Dr. Reinier Sukarnolus Dimitri Sitanala, S.H., M.H. NIP 196203311992031001
7. Dr. Arman Anwar, S.H., M.H. NIP 197001012002121001
8. Lucia Charlota Octovina Tahamata, S.H., M.H. NIP 196911112005012001
9. Irma Halima Hanafi, S.H., M.H. NIP 197404092002122001
10. Popi Tuhulele, SH. LL.M NIP 197507032005012002
11. Dyah Ridhul A. Daties, S.H., M.H. NIP 197601232005012002
12. Richard Marsilio Waas, S.H., M.H. NIP 198203282008121001
13. Vondaal Vidya Hattu, S.Pd., M.H. NIP 198404202019032015
14. Welly Angela Riry, S.H., M.H. NIP 199204132019032019
15. Wilshen Leatemia, S.H., M.H. NIP 199408062019031011
16. Izaak Timisela, S.H., M.H. *)
17. Sulistiawati Aipassa, S.Pd., M.M. *)
Keterangan:
*) Dosen Tidak Tetap
**) Dosen Tetap Non PNS
P e d o m a n A k a d e m i k P r o g r a m S t u d i S a r j a n a I l m u H u k u m | 63
LAMPIRAN-LAMPIRAN
64 | F a k u l t a s H u k u m U N I V E R S I T A S P A T T I M U R A
Sub Bagian Umum dan BMN
Teknologi Informasi
Yohanes Michael *)
Keterangan:
*) Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN)
P e d o m a n A k a d e m i k P r o g r a m S t u d i S a r j a n a I l m u H u k u m | 65
LAMPIRAN-LAMPIRAN
66 | F a k u l t a s H u k u m U N I V E R S I T A S P A T T I M U R A
2. Alur Proses Mekanisme Penggantian atau Pembatalan Mata Kuliah
P e d o m a n A k a d e m i k P r o g r a m S t u d i S a r j a n a I l m u H u k u m | 67
3. Alur Proses Presensi Perkuliahan Mahasiswa.
68 | F a k u l t a s H u k u m U N I V E R S I T A S P A T T I M U R A
4. Alur Proses Surat Keterangan Sakit/Ijin Perkuliahan Mahasiswa.
P e d o m a n A k a d e m i k P r o g r a m S t u d i S a r j a n a I l m u H u k u m | 69
5. Alur Proses Pembuatan Surat Keterangan.
70 | F a k u l t a s H u k u m U N I V E R S I T A S P A T T I M U R A
6. Alur Proses Pembuatan Smart Card Mahasiswa.
P e d o m a n A k a d e m i k P r o g r a m S t u d i S a r j a n a I l m u H u k u m | 71
7. Alur Proses layanan Sirkulasi Bahan Pustaka Perpustakaan.
72 | F a k u l t a s H u k u m U N I V E R S I T A S P A T T I M U R A
8. Alur Proses Penggunaan Komputer Perpustakaan.
P e d o m a n A k a d e m i k P r o g r a m S t u d i S a r j a n a I l m u H u k u m | 73
9. Alur Proses Layanan Bebas Pustaka
74 | F a k u l t a s H u k u m U N I V E R S I T A S P A T T I M U R A
10. Alur Proses Pemasukan CD Skripsi di Perpustakaan Fakultas
P e d o m a n A k a d e m i k P r o g r a m S t u d i S a r j a n a I l m u H u k u m | 75
(BERKEMBANG DALAM TANTANGAN)
76 | F a k u l t a s H u k u m U N I V E R S I T A S P A T T I M U R A