Anda di halaman 1dari 8

Tugas Psikologi Kepribadian

Makalah Teori Umum Carl Rogers

Kelompok 5

Arien Dwiastut

Wiwin Hariyanto

TEORI UMUM CARL ROGERS

Teori yang berpusat pada pribadi

Walaupun konsep kemanusiaan yang diusung oleh Rogers tdak banyak berubah dari tahun
1940an sampai kematannya pada tahun 1987,namun terapi dan teorinya telah mengalami
perubahan nama beberapa kali. Pada tahun-tahun awal pendekatan ynag dilakukan Rogers
dikenal sebagai "tdak langsung", istlah yang tdak menyenangkan yang diasosiasikan dengan
namanya dalam waktu yang cukup lama. Kemudian pendekatan tersebut memakai beragam
istlah, antara lain pendekatan berpusat pada klien (clent centered), berpusat pada pribadi
(person centered), berpusat pada siswa (student centered), berpusat pada kelompok(group
centered), dan dari individu ke individu (person to person). Kita menggunakan penamaan yang
berpusat pada klien untuk merujuk terapi Rogers dan istlah yang lebih luas yaitu berpusat pada
pribadi(person centered) untuk merujuk pada teori kepribadian Roger.Teori Rogers yang
berpusat pada pribadi merupakan yang paling mendekat pemenuhan standart ini. Salah satu
contoh dari konstruksi jika-maka adalah sebagai berikut, jika sebuah kondisi hadir, maka sebuah
proses akan terjadi, jika proses tersebut terjadi, maka beberapa hasil diharapkan akan muncul.
Contoh yang lebih spesifik ditemukan di dalam terapi, jika terapisnya kongruen serta dapat
mengomunikasikan penerimaan positf yang tdak bersyarat dan empat yang akurat kepada
klien maka perubahan terapeutk akan terjadi, jika perubahan terapeutk terjadi, maka klien
akan menerima penerimaan diri yang lebih besar, lebih percaya pada dirinya sendiri.

Asumsi Dasar

Rogers mengajukan dua asumsi dasar dari teori yang berpusat pribadi, yaitu:

 Kecenderungan Formatif
 Kecenderungan Aktualisasi

Kecenderungan Formatif

Rogers (1978,1980) yakin bahwa kecenderungan dari setap hal, baik organik maupun non
organik, untuk berevolusi dari bentuk yang sederhana menjadi bentuk yang lebih kompleks.
Untuk alam semesta, terjadi sebuah proses kreatf dan bukan proses disintegrasi. Rogers
menyebut proses ini sebagai kecenderungan formatf(formatve tendency) dan banyak
mengambil contoh-contoh dari alam.

Kecenderungan Aktualisasi

Asumsi yang saling berkaitan dan relevan adalah kecenderungan aktualisasi(actualizing


tendency), atau kecenderungan setap manusia(selain hewan lain, tanaman) untuk bergerak
menuju keutuhan atau pemuasan dari potensi(Rogers, 1959,1980).Kecenderungan ini
merupakan satu-satunya motf yang dimiliki oleh manusia. Kebutuhan untuk memuaskan
dorongan lapar, mengekspresikan emosi mendalam yang mereka rasakan, dan menerima diri
seseorang adalah contoh dari satu motf aktualisasi.

Kecenderungan untuk memelihara dan meningkatkan suatu organisme, termasuk ke dalam


kecenderungan aktualisasi. Kebutuhan pemeliharaan (maintenance) sama dengan tahapan awal
dalam hierarki kebutuhan Maslow. Kebutuhan ini termasuk kebutuhan dasar, sepert makanan,
udara keamanan. Serta kecenderungan untuk menolak perubahan dan mencari status quo. Sifat
alamiah dan konservatf dari kebutuhan untuk memelihara terlihat dari keinginan manusia
untuk mempertahankan konsep diri mereka yang terkini dan nyaman. Walaupun manusia
mempunyai keinginan untuk memelihara status quo, mereka juga mau untuk belajar dan
berubah. Kebutuhan untuk menjadi lebih baik, berkembang dan meraih perubahan disebut
sebagai peningkatan diri(enhancement). Kebutuhan untuk meningkatkan diri terlihat dari
kemauan manusia untuk belajar suatu hal yang tdak menguntungkan mereka secara langsung.

Seseorang harus terlibat dalam hubungan dengan seorang pasangan yang kongruen atau jujur,
yang memperlihatkan empat, dan penerimaan positf yang tdak bersyarat, Rogers(1961).
Rogers berpendirian bahwa jika kongruensi penerimaan positf yang tdak bersyarat dan empat
hadir dalam suatu hubungan maka pertumbuhan psikologis akan selalu terjadi. Walaupun
manusia memiliki kecenderungan aktualisasi yang sama dengan tanaman dan hewan
lainnya,hanya manusia yang mempunyai konsep tentang diri(self) sehingga memiliki potensi
untuk mengaktualisasikan diri.

Diri dan Aktualisasi Diri

Menurut Rogers(1959),bayi mulai mengembangkan konsep diri yang samar saat sebagian
pengalaman mereka telah dipersonalisasikan dan dibedakan dalam kesadaran pengalaman
sebagai aku(I), atau diriku (me). Kemudian bayi secara bertahap menjadi sadar akan
identtasnya sendiri saat mereka belajar apa yang terasa baik dan apa yang tetasa buruk.Saat
bayi telah membangun struktur diri yang mendasar, kecenderungan mereka untuk aktualisasi
mulai berkembang. Aktualisasi diri(self-actualizaton), merupakan bagian dari kecenderungan
aktualisasi. Kecenderungan aktualisasi merujuk pada pengalaman organisme dari individu
sehingga hal tersebut merujuk pada manusia secara keseluruhan-kesadaran dan
ketdaksadaran, fisiologis, dan kognitf. Sebaliknya aktualisasi diri adalah kecenderungan untuk
mengaktualisasikan diri sebagaimana yang dirasakan dalam kesadaran. Kedua kecenderungan
aktualisasi hampir identk, namun apabila pengalaman organisme seseorang tdak selaras
dengan pandangan mereka terhadap diri, perbedaan akan terjadi antara kecenderungan
aktualisasi dan kecenderungan aktualisasi diri. Rogers(1959) mengajukan dua subsistem yaitu
konsep diri (self concept) dan diri ideal (ideal self).

Konsep Diri

Konsep diri (self concept) meliput seluruh aspek dalam keberadaan dan pengalaman seseorang
yang disadari (walaupun tdak selalu akurat) oleh individu tersebut.

Diri Ideal

Diri ideal (ideal self) didefinisikan sebagai pandangan seseorang atas diri sebagaimana yang
diharapkan. Perbedaan yang besar antara diri ideal dan konsep diri mengindikasikan
inkongruensi (incongruence) dan merupapakan kepribadian yang tdak sehat

Kesadaran

Tanpa kesadaran, konsep diri dan diri ideal tdak mungkin ada. Rogers dalam (1959)
mendefinisikan kesadaran sebagai presentasi simbolik(walaupu tdak aesuai dalam simbol
verbal).

Tingkat Kesadaran

Rogers (1959) menemukan tga tngkat kesadaran. Pertama kejadian dialami di bawah batas
kesadaran dan biasanya diabaikan atau disangkal. Kedua Rogers(1959) membuat sebuah
hipotesis bahwa beberapa pengalaman akan disimbolisasilan secara akurat dan dimasukkan
dengan bebas ke dalam struktur diri. Pengalaman sepert ini biasanya tdak mengancam dan
konsisten dengan konsep diri yang sudah ada.Tingkat kesadaran yang ketga meliput
pengalaman yang diterima dalam bentuk yang terdistorsi. Saat pengalaman kita tdak konsisten
dengan pandangan kita terhadap diri, kita merubah bentuk atau yang terdistorsi. Saat
pengalaman kita tdak konsiaten dengan pandangn terhadap diri kita kita mengubah bentuk
atau mendistorsi pengalaman tersebut agar dapat diasimilasikan ke dalam konsep kita yang
sudah ada.

Penyangkalan atas Pengalaman Positf


Tidak hanya pengalaman negatf dan menyinggung yang disangkalnya dari
kesadaran,kebanyakan orang menemukan kesulitan dalam menerima yang tulus dan umpan
balik positf, bahkan saat mereka patut menerimanya. Pujian tersebut dapat disangkal karena
orang tersebut tdak mempercayai si pemberi pujian atau dapat juga disangkal karena penerima
tdak merasa pantas untuk mendapatkannya,dalam semua kasus, pujian dari orang lain juga
mengimplikasikan hak dari seseorang untuk mengkritk atau menghujat, sehingga pujian
membawa ancaman yang tersirat(Rogers, 1961).

Menjadi seorang Manusia

Rogers(1959) mendiskusikan prosea yang diperlukan untuk menjadi seorang manusia. Pertaman
seorang harus menjadi kontak-positf ataupun negatf dengan orang lain. Kontak ini adalah
pengalaman minimum yang pentng untuk menjadi seorang manusia. Penghargaan positf
adalah persyaratan untuk mendapatkan penghargaan diri yang positf(positf self regard), yang
didefinisikan sebagai pengalaman menghargai diri sendiri. Rogers(1959) yakin bahwa menerima
penghargaan positf dari orang lain diperlukan dalam memberikan penghargaan positf pada diri
sendiri, namun saat penghargaan positf sudah terbangun, hal tersebut menjadi independen
dari kebutuhan untuk terus dicintai. Konsep ini mirip dengan pandangan Maslow bahwa kita
harus memenuhi kebutuhan untuk dicintai dan disayangi dan sebelum kebutuhan penghargaan
dan pengakuan dapat menjadi aktf, tetapi saat kita sudah merasa percaya diri dan berharga,
kita tdak lagi memerlukan pemberian cinta dan persetujuan yang berulang dari orang lain.

Hambatan pada Kesehatan Psikologis

Tidak semua manusia dapat menjadi manusia yang sehat secara psikologis. Sebaliknya
kebanyakan manusia mengalami penghargaan bersyarat, inkongruensi sikap defensif, dan
disorganisasi.

Penghargaan Bersyarat

Daripada mendapatkan penghargaan positf yang tdak bersyarat, kebanyakan manusia


menerima penghargaan bersyarat(conditons of worth), yaitu mereka mempersepsikan bahwa
orang tua, teman sebaya, atau pasangan mereka mencintai dan menerima mereka hanya
apabila mereka dapat memenuhi ekapetasi dan persetujuan dari pihak-pihak
tersebut.Penghargaan bersyarat tmbul saat penghargaan positf dari orang tertentu memiliki
persyaratan saat individu tetsebut merasa dihargai dalam beberapa aspek dan tdak dihargai
dalam aspek lainnya (Rogers, (1959,hal.209).

Inkongruensi
Inkongruensi antra konsep diri dan pengalaman organismik adalah sumber dari vangguan
psikologis. Penghargaan bersyarat yang kita terima pada awal kanak-kanak dapat
mengakibatkan konsep diri yang yang salah, konsep diri yang berdasrkan distorsi dan
penyangkalan. Konsep diri yang muncul meliput persepsi yang tdak jelas dan tdam selaras
dengan pengalaman organismik kita serta inkongruensi antara diri dan pengalamqn dapat
berakibat pada perilaku yang tdak konsisten dan berbeda. Kita dapat bertndak dalam bentuk
yang dirancang untuk memelihara dan meningkatkan konsep diri yang berasal dari ekspektasi
dan evaluasi orang lain atas diri kita.

Kerentanan semakin besar inkongruensi antara diri yang dirasakan (konsep diri) dan
pengalaman organismik, kita akan semakin rentan. Rogers (1959) meyakini bahwa manusia
menjadi rentan saat tdak menyadari perbedaan antara diri organismik mereka dengan
pengalaman mereka yang signifikan. Kurangnya kesadaran akan inkongruensi mereka membuat
orang-orang yang rentan berperilaku dalam cara-cara yang tdak dapat dimengert tdak hanya
oleh orang lain, namun juga oleh diri mereka sendiri.

Kecemasan dan Ancaman. Kerentanan terjadi saat tdak memiliki kesadaran tentang
inkongruensi dalam diri kita, sementara kecemasan dan ancaman dirasakan saat kita mulai
mendapatkan kesadaran atas inkongruensi tersebut. Rogers(1959) mendefinisikan kecemasan
(anxiety) sebagai kondisi yang tdak menyenangkan atau tekanan dari sumber yang tdak
diketahui. Saat kita mulai menyadari inkongruensi atas pengalaman organismik dengan persepsi
kita terhadap diri, kecemasan kita mulai berubah menjadi ancaman, yaitu kesadaran ahwa diri
kita tdak lagi utuh. Kecemasan dan ancaman (thread) dapat mempresentasikan langkah
menuju kesehatan psikologis karena memberikan tanda bahwa pengalaman organismik kita
tdak sesuai dengan konsep diri kita.

Sikap Defensif

Sikap defensif(defensivenes) adalah perlindungan atas konsep dari kecemasan dan ancaman,
dengan penyangkalan atau distorsi dari pengalaman yang tdak sesuai dengan konsep diri
(Rogers, 1959).Dua perlindungan yang utama adalah distorsi dan penyangkalan. Dengan
distorsi(distorton), kita melakukan kesalahpahaman dari sebuah pengalaman agar sesuai
dengan salah satu aspek dari konsep diri kita. Dengan penyangkalan (denial), kita menolak
untuk menghayat pengalaman dalam kesadaran, atau setdaknya kita menahan beberapa aspek
dari pengalaman tersebut agar tdak mencapai simbolisasi. Menutut Rogers(1959),distorsi dan
penyangkalan memuaskan tujuan yang sama yaitu mempertahankan persepsi kita atas
pengalaman organismik untuk tetap konsisten dengan konsep diri kita.

Disorganisasi
Disorganisasi dapat terjadi secara tba-tba, atau dapat dapat terjadi secara bertahap selama
rentang waktu yang panjang. Dalam kondisi disorganisasi, manusia berperilaku secara konsisten
dengan organismiknya dan kadang sesuai dengan konsep diri yang hancur.

Psikoterapi

Terapi yang berpusat pada klien (client centered) terlihat sederhana dalam teori, namun cukup
sulit dalam prakteknya. Pendekatan yang berpusat pada klien berpendapat bahwa untuk orang-
orang yang rentan atau cemas, dapat berkembang secara psikologis jika bertemu dengan tetapis
yang kongruen dan yang mereka rasakan sebagai ruang yang mampu memberikan nuansa
penerimaan tdak bersyarat dan empat yang akurat.

Kongruensi Konselor

Kongruensi (congruence) tetjadi apabila pengalaman organismik seseorang sejalan dengan


kesadaran atas pengalaman tersebut, serta dengan kemampuan dan keinginan untuk secara
terbuka mengekspresikan perasaan - perasaan tersebut(Rogers, 1980).Untuk menjadi kongruen
adalah untuk menjadi nyata atau jujur, untuk menjadi utuh atau terintegrasi, untuk menjadi apa
adanya. Konselor yang kongruen tdak hanya seseorang yang baik hat dan ramah, namun
seorang manusia yang utuh dengan perasaan bahagia, marah, frustasi, kebingungan dan yang
lainnya. Terapis yang kongruen tdaklah stats, mereka menerima pengalaman-pengalaman
tersebut ke dalam kesadaran yang kemudian berkontribusi terhadap pertumbuhan psikologis.

Penerimaan Positf Tidak Bersyarat

Terapis mempunyai penerimaan positf yang tdak bersyarat saat mereka mengalami sikap yang
hangat, poaitf, dan menerima kepada apa yang menjadi kliennya. (Rogers, 1961 hal. 62).Sikap
ini tdak bersifat posesif, tdak evaluatf, dan tanpa keraguan.

Mendengarkan Secara Empat

Empat hadir saat terapis secara akurat dapat merasakan perasaan dari klien mereka dan dapat
mengomunikasikan persepsi ini agar klien mengetahui bahwa orang lain telah memasuki dunia
perasaan tanpa prasangka, proyeksi, ataupun evaluasi. Bagi Rogers(1980) , empat berart untuk
sementara hidup dalam kehidupan orang lain, bergerak di dalamnya dengan hat-hat tanpa
menghakimi.

Proses

Apabila kondisi-kondisi terapis yang kongruen, penerimaan positf yang tdak bersyarat dan
empat telah hadir, maka proses perubahan terapeutk akan berlangsung, meskipun setp orang
yang mencari psikoterapi itu unik, Rogers(1959) yakin bahwa ada aturan-aturan tertentu yang
menjadi karakterisasi dari proses terapi

Tahapan Dalam Perubahan Terapeutk

 Tahap 1 ditandai dengan ketdakmampuan untuk mengomunikasikan apapun tentang


diri. Mereka tdak menyadari adanya masalah dan menolak untuk mengakui perasaan
atau emosi personal.
 Tahap 2,klien mulai menjadi lebih tdak kaku. Mereka diskusikan peristwa-peristwa
ekaternal pada orang lain, tetapi tdak mengakui atau gagal menyadari mengenai
perasaan-perasaan mereka sendiri.
 Tahap 3,mereka lebih bebas dalam membicarakan mereka walaupun masih sebagai
obyek. Klien membicarakan perasaandan emosi yang terjadi di masa lalu dan masa
depan, serta menghindari perasaan yang dialami sekarang.
 Tahap 4, mulai berbicara mengenai perasaan mendalam, tetapi bukan yang dirasakan
saat itu.
 Tahap 5, mereka mulai melalui perubahan dan pertumbuhan yang signifikan. Mereka
dapat mengekspresikan perasaa yang sedang mereka alami walaupun belum secara
akurat melakukan simbolisasi dari perasaan-perasaan tersebut.
 Tahap 6,mengalami pertumbuhan yang signifikan dan pergerakan menuju seorang
manusia yang berfungsi sepenuhnya atau aktualisasi diri.
 Tahap 7 dapat terjadi di luar pertemuan terapi karena pertumbuhan di tahap 6
merupakan proses yang tdak dapat diputar balik. Klien mencapai tahap 7 telah menjadi
manusia masa depan yang berfungsi sepenuhnya.

Penjelasan teorits dari perubahan tetapeutk

Saat klien melihat bahwa mereka dimengert dengan empat mereka merasa bebas untuk untuk
mendengarkan diri mereka dengan lebih akurat dan memiliki empat untuk perasaan-perasaan
mereka sendiri.Sebagai hasilnya saat seseorang mulai menghargai dirinya sendiri dan secara
akurat mengert tentang diri mereka, diri yang mereka rasakan menjadi kongruen dengan
pengalaman organismik mereka.

Hasil

Salah satu hasil yang paling mendasar dari terapi yang berpusat pada klien adalah klien yang
kongruen, tdak defensif, dan lebih terbuka tethadap pengalaman. Hasil lainnya merupakan
konsekuensi logis dari hasil dasar ini.

Anda mungkin juga menyukai