Anda di halaman 1dari 10

Teori Rogers

Teori Rogers didasarkan pada prinsip humanistik bahwa jika orang diberi kebebasan dan
dukungan emosional untuk bertumbuh, mereka bisa berkembang menjadi manusia yang
berfungsi secara penuh. Tanpa kesamaaan atau pengarahan, tetapi didorong dengan lingkungan
yang menerima dan memahami situasi terapeutik, orang akan memecahkan masalahnya sendiri
dan berkembang menjadi jenis individu yang mereka inginkan. Rogers mengatakan bahwa tiaptiap dari individu memiliki dua self/diri. Diri yang kita rasakan sendiri (I atau me yang
merupakan persepsi kita tentang diri kita sesungguhnya real self)dan diri kitayang
ideal/diinginkan ideal self (yang kita inginkan). Rogers (1961) megajarkan bahwa masingmasing dari kita adalah korban dari conditional positive regard (memberikan cinta, pujian, dan
penerimaan jika individu mematuhi norma orang tua atau norma social) yang orang lain
tunjukkan kepada kita. Kita tidak bias mendapatkan cinta dan persetujuan orang tua atau orang
lain kecuali bila mematuhi norma social dan aturan orang tua yang keras. Kita diperintahkan
untuk melakukan apa yang harus kita lakukan dan kita pikirkan. Kita dicela, disebutkan nama,
ditolak, atau dihukum jika kita tidak menjalani norma dari orang lain.
Menurut pendapat dari Carl rogers, manusia mempunyai hasrat alami untuk belajar. Hal
tersebut terbukti dengan tinnginya rasa ingi tahu untuk belajar ini merupakan asumsi dasar
pendidikan humanistic. Di dalam masyarakat yang humanistic masyarakat diberi kesempatan dan
kebebasan untuk memuaskan apa yang penting dan berarti tentang dunia sekitarnya. Sering kali
kita gagal, dengan akibat kita mengembangkan penghargaan diri yang rendah, menilai rendah diri
sendiri, dan melupakan siapa diri kita sebenarnya. Rogers mengatakan bahwa jika kita memiliki
citra diri yang sangat buruk atau berperilaku buruk, kita memerlukan cinta, persetujuan,
persahabatan, dan dukungan orang lain. Kita memerlukan unconditional positive regard (member
dukungan dan apresiasi individu tanpa menghiraukan perilaku yang tak pantas secara social),
bukan karena kita pantas mendapatkannya, tapi karena kita adalah manusia yang berharga dan
mulia. Dengan itu semua, kita bisa menemukan harga diri dan kemampuan mencapai ideal self
kita sendiri. Tanpa unconditional positive regard kita tidak dapat mengatasi kekurangan kita dan
tak dapat menjadi orng yang berfungsi sepenuhnya. Rogers mengajarkan bahwa individu yang
sehat adalah individu yang sehat adalah individu yang berfungsi sepenuhnya, yaitu yang telah
mencapai keselarasan antara diri yang nyata (real self) dan diri yang dicita-citakan (ideal self).
Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal. Untuk
menunjukkan apakah kedua konsep diri tersebut sesuai atau tidak, Rogers mengenalkan 2 konsep

lagi, yaitu Incongruence dan Congruence. Incongruence adalah ketidakcocokan antara diri yang
dirasakan dalam pengalaman aktual disertai pertentangan dan kekacauan batin. Seseorang
dikatakan dalam keadaan inkongruensi jika beberapa dari totalitas pengalaman mereka tidak bisa
diterima untuk mereka dan ditolak atau terdistorsi dalam citra diri. Sedangkan Congruence
berarti situasi di mana pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam sebuah konsep diri
yang utuh, integral, dan sejati.
Latar belakang pemikiran Rogers adalah bahwa seseorang harus bersandar pada
pengalamannya sendiri tentang dunia, karena hanya itulah kenyataan yang dapat diketahui oleh
seorang individu. Harus dipahami bahwa Rogers bekerja dengan individu-individu yang
terganggu yang mencari bantuan untuk mengubah kepribadian mereka. Untuk merawat pasienpasien ini (yang selanjutnya disebut Rogers sebagai klien), dia mengembangkan suatu metode
trapi yang menempatkan tanggungjawab utama terhadap perubahan kepribadian pada klien,
bukan pada ahli terapi (seperti biasa dilakukan oleh penganut Freud). Oleh karena itu,
pendekatannya disebut terapi yang berpusat pada klien (client-centered therapy).
Metode ini menganggap bahwa individu yang terganggu memiliki suatu tingkat
kemampuan kesadaran tertentu, dan mengatakan kepada kita banyak hal tentang pandangan
Rogers mengenai kodrat manusia.Menurut Roger, manusia yang rasional dan sadar, tidak
terkontrol oleh peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak karena masa itu sudah kewat seperti
pembiasaan akan kebersihan buang air kecil atau buang air besar, penyapihan yang lebih cepat
atau pengalaman-pengalaman seks sebelum waktunya. Hal-hal ini tidak menghukum atau
membelenggu kita untuk hidup dalam konflik dan kecemasan yang tidak dapat dikontrol. Masa
sekarang dan bagaimana kita memandangnya bagi kepribadian yang sehat adalah jauh lebih
penting daripada berlarut-larut mengingat masa lampau. Akan tetapi Rogers mengemukakan
bahwa pengalaman-pengalaman masa lampau dapat mempengaruhi cara bagaimana kita
memandang masa sekarang yang pada gilirannya mempengaruhi tingkat kesehatan psikologis
kita. Jadi, pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak adalah penting, tetapi focus Rogers tetap
pada apa yang terjadi terhadap seseorang hari ini, saat sekarang, bukan pada apa yang terjadi
waktu lampau.
Disini Rogers juga menempatkan suatu dorongan dalam sistemnya tentang kepribadian,
meliputi

pemeliharaan,

mengaktualisasikan,

dan

meningkatkan

semua

segi

individu.

Kecenderungan ini dibawa sejak lahir dan meliputi komponen-komponen pertumbuhan fisiologis
danpsikologis, meskipun selama tahun-tahun awal kehidupan, kecenderungan tersebut lebih

terarah kepada segi-segi fisiologis.Baginya tidak ada segi pertumbuhan dan perkembangan
manusia beroperasi secara terlepas dari kecenderungan aktualisasi ini. Aktualisasi bisa berbuat
jauh lebih banyak daripada mempertahankan organisme, aktualisasi juga memudahkan dan
meningkatkan pematangan dan pertumbuhan.
Rogers juga meyakini bahwa segi kecenderungan aktualisasi ini dapat ditemukan dalam
semua makhluk yang hidup. Binatang-binatang, pohon-pohon, dan bahkan ganggang laut
memilikinya, sebagaimana dilukiskan Rogers dalam gaya puitis:Di sini dalam ganggang laut
yang serupa pohon palm, terdapat kegigihan hidup, dorongan hidup untuk maju, kemampuan
untuk masuk ke dalam suatu lingkunagn yang benar- benar bermusuhan dan tidak hanya
mempertahankan dirinya, tetapi juga menyesuaikan diri, berkembang, dan menjadi dirinya
sendiri.Intinya, aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan belajar,
khususnya dalam masa kanak-kanak. Agaknya, konvergensi merupakan potret yang dapat
mewakili

gambaran

perkembangan

ini,

karena

individu

tumbuh

tidak

semata-mata

berselimutkan tabula rasa, tetapi dalam perkembangannya faktor lingkungan (environment)


juga memiliki andil yang besar.
Ketika individu masih kecil, sebagai anak-anak ia mulai membedakan atau memisahkan
salah satu segi pengalamannya dari pengalaman yang lain. Segi ini adalah diri dan itu
digambarkan dengan bertambahnya penggunaan kata aku dan kepunyaanku. Anak itu
mengemangkan kemampuan untuk membedakan antara apa yang menjadi milik atau bagian dari
dirinya dan semua benda lain yang dilihat, didengar, diraba, dan diciumnya ketika dia mulai
membentuk suatu lukisan dan gambar tentang siapa dia. Dengan kata lain, anak itu
mengembangkan suatu pengertian diri atau self concept. Sebagai bagian dari self concept, anak
itu

juga

menggambarkan

dia

akan

menjadi

siapa

atau

ingin

menjadi

siapa.

Cara-cara khusus bagaimana diri itu berkembang dan apakah dia akan menjadi sehat atau tidak,
tergantung pada cinta dan kasih sayang yang diterima anak itu di masa kecil. Penerimaan cinta
ini utamanya dari ibu, dan dari bapak, tetapi bisa juga dari pengasuhan orang dewasa lain,
misalnya pengasuh bayi, kakek nenek, atau pembantu. Pada waktu diri itu berkembang, anak itu
juga belajar membutuhkan cinta. Rogers menyebut kebutuhan ini ebagai penghargaan positif
atau positive regard. Positive regard merupakan suatu kebutuhan yang bisa memaksa dan
merembes, dimiliki oleh semua manusia, setiap anak terdorong untuk mencari penghargaan
positif.

Metode-metode Penyelidikan Carl Rogers


Rogers adalah pelopor di dalam penyelidikan di bidang counseling dan psikoterapi, dan
memberikan banyak dorongan ke arah penyelidikan mengenai sifat-sifat dari proses yang terjadi
selama perawatan klinis. Penyelidikan mengenai psikoterapi sebenarnya sangat sukar, oleh
karena sifat individualnya, suasana psikoterapi itu, therepist terpaksa tunduk kepada
kesejahteraan pasien dan mengabaikan syarat-syarat research dengan mengizinkan masuknya
semua hal yang individual yang diperlukan oleh pasien ke dalam ruang perawatan. Dalam
kenyataanya perumusan sistematis mengenai teori self yang disusun Rogers itu ditentukan oleh
penemuan-penemuan research. Semenjak perumusan teori itu Rogers memperluas research yang
meliputi pula macam-macam kesimpulan-kesimpulan dan teori kepribadiannya.
a. Penyelidikan Kuantitatif
Banyak gagasan-gagasan Rogers tentang kepribadian disimpulkan dengan cara kualitatif
dari catatan-catatan mengenai pernyataan pasien mengenai gambaran dirinya sendiri (self
picture) serta perubahan-perubahannya selama terapi.
b. Analisis Isi (Content Analysis)
Di dalam metode ini terdiri dari perumusan sejumlah kategori yang dipakai untuk
mengklasifikasikan verbalisasi pasien. Pernyataan-pernyataan pasien selama interview
dalam terapi diklasifikasikan. mIsalnya membuat kategori-kategori mengenai selfreferance :
-

Positive approval self-reference.

Negative or disapproval self-reference.

Ambivalent self-reference.

Ambiguous selg-reference.

c. Penyelidikan-penyelidikan dengan Q Technique


Orang yang diselidiki diberi sejumlah pernyataan (statement), lalu disuruh menyusun
menurut urutan tertentu. Q technique adalah suatu metode untuk mengetahui secara sistematis
mengenai pengertian orang (gambaran orang) mengenai dirinya sendiri, walaupun sebenarnya
metode ini juga dapat dipakai untuk menyelidiki hal-hal lain. Sebelum mulia counseling pasien
disuruh memilih mengatur kartu yang berisi pernyataan itu dalam dua cara :

1. Ideal-sort : sekarang aturlah kartu-kartu itu untuk menggambarkan orang yang kamu
cita-citakan, orang yang ingin kamu tiru, kamu ingin seperti dia.
2. Self-sort : Aturlah kartu-kartu ini untuk menggambarkan dirimu sendiri sebagaimana
kau lihat hari ini dari yang paling tidak mirip dengan kamu sampai yang paling mirip
dengan kamu.
Karakteristik aktualisasi
Jika seseorang ingin memahamin aktualisasi diri menurut rogers harus
memahami karakter aktualisasi terlebih dahulu yaitu ;
1.Aktualisasi-diri berlangsung terus menerus
2.Aktualisasi-diri merupakan suatu proses yang sukar
3.Aktualisasi-diri menjadikan orang menjadi diri mereka sendiri
Sesuatu yang pertamakali Rogers lakukan yaitu meyakini bahwa
kepribadian yang sehat itu bukan merupakan suatu keadaan dari ada,
melainkan suatu peroses, atau suatu arah bukan suatu tujuan. Aktualisasi
diri berlangsung terus, tidak pernah meruoakan suatu kondisi yang selesai
atau statis. Tujuannya yakni orientaso ke masa depan, atau menarik individu
ke depan, yang selanjutnya mendiferensasikan dan mengembangkan segala
segi dari diri.Hal kedua, aktualisasi-diri itu merupakan suatu proses yang
sukar dan kadang kadang menyakitkan. Aktualisasi-diri merupakan suatu
ujian, rintangan, dan cambuk yang muncul terus menerus terhadap semua
kemampuan

seseorang.

Menurut

keberanian untuk ada.


Di sini berarti dapat

di

Rogers,
ambil

aktualisasi-diri

kesimpulan

bahwa

merupakan
seseorang

meluncurkan diri sendiri sepenuhnyakedalam arus kehidupan.Hal ketiga,


bahwa orang orang yang mengaktualisasikan diri, mereka benar benar
menjadi diri mereka sendiri. Mereka tidak bersembunyi di belakang topengtopeng , yang berpura pura menjadi sesuatu yang bukean diri mereka, atau
menyembunyikan sebagian diri mereka. Mereka mengetahui bahwa mereka
dapat berfungsi sebagai individu-individu dalam sanksi-sanksi dan garis-garis
pedoman yang jelas dari masyarakat.
Dasar pentingnya konsep rogers

Sejak awal Rogers mengamati bagaimana kepribadian berubah dan berkembang, dan ada
tiga konstruk yang menjadi dasar penting dalam teorinya: Organisme, Medan fenomena, dan self.
1. Organisme
Pengertian organisme mencakup tiga hal:
a. mahkluk hidup
organisme adalah mahkluk lengkap dengan fungsi fisik dan psikologisnya dan merupakan
tempat semua pengalaman, potensi yang terdapat dalam kesadaran setiap saat, yakni
persepsi seseorang mengenai kejadian yang terjadi dalam diri dan dunia eksternal
b. Realitas Subyektif
Oranisme menganggap dunia seperti yang dialami dan diamatinya. Realita adalah
persepsi yang sifatnya subyektif dan dapat membentuk tingkah laku.
c. HolismeOrganisme merupakan suatu kesatuan sistem sehingga perubahan dalam satu
bagian akan berpengaruh pada bagian lain. Setiap perubahan memiliki makna pribadi dan
bertujuan, yaitu tujuan mengaktualisasi, mempertahankan, dan mengembangkan diri.
organism mempunyai beberapa sifat menurut carl Rogers
Organism bereaksi sebagai keseluruhan dari medan phenomenal dengan maksud untuk

memenuhi kebutuhannya.
Organism mempunyai satu motif dasar yakni mengaktualisasikan, mempertahankan dan

mengembangkan diri.
Organisme mungkin melambangkan pengalamannya atau menolak pelambangan itu, hal
ini merupakan munculnya pola disadari maupun tak disadari, atau mungkin juga
organisme itun tak memperdulikan pengalaman-pengalamannya.

2. Medan Fenomena
Medan fenomena adalah keseluruhan pengalaman, baik yang internal maupun eksternal,
baik disadari maupun tidak disadari. Medan fenomena ini merupakan seluruh pengalaman
pribadi seseorang sepanjang hidupnya di dunia, sebagaimana persepsi subyektifnya.
3 Self
Konsep diri mulai terbentuk mulai masa balita ketika potongan-potongan pengalaman
membentuk kepribadiannya dan menjadi semakin mawas diri akan identitas dirinya begitu bayi
mulai belajar apa yang terasa baik atau buruk, apa ia merasa nyaman atau tidak. Jika struktur diri

itu sudah terbentuk, maka aktualisasi diri mulai terbentuk. Aktualisasi diri adalah kecenderungan
untuk mengaktualisasikan sang diri sebagai mana yang dirasakan dalam kesadaran. Sehingga
kecenderungan aktualisasi tersebut mengacu kepada pengalaman organik individual, sebagai
suatu kesatuan yang menyeluruh, akan kesadaran dan ketidak-sadaran, psikis dan kognitif.
Diri dibagi atas 2 subsistem :
1. Konsep diri yaitu penggabungan seluruh aspek keberadaan dan pengalaman seseorang
yang disadari oleh individual (meski tidak selalu akurat).
2. Diri ideal yaitu cita-cita seseorang akan diri.
Terjadinya kesenjangan antara akan menyebabkan ketidak-seimbangan dan kepribadian
menjadi tidak sehat.
Self mempunyai bermacam-macam sifat
Self berkembang dari interaksi organisme dengan lingkungannya.
Self mungkin menginteraksikan nilai-nilai orang lain dan mengamatinya dalam bentuk

yang tidak wajar.


Self menginginkan adanya konsistensi yang maksudnya adanya keutuhan/kesatuan dan

keselarasan.
Organisme bertingkah laku dalam cara yang selaras dengan self.
Pengalaman-pengalaman yang tak selaras dengan struktur self diamati sebagai suatu
ancaman.

Menurut Carl Rogers ada bebeapa hal yang mempengaruhi Self, yaitu:
1. Kesadaran
Tanpa adanya kesadaran, maka konsep diri dan diri ideal tidak akan ada. Ada 3 tingkat
kesadaran.
a) Pengalaman yang dirasakan dibawah ambang sadar akan ditolak atau disangkal.
b) Pengalaman yang dapat diaktualisasikan secara simbolis akan secara langsung diakui
oleh struktur diri.
c) Pengalaman yang dirasakan dalam bentuk distorsi. Jika pengalaman yang dirasakan
tidak sesuai dengan diri (self), maka dibentuk kembali dan didistorsikan sehingga
dapat diasimilasikan oleh konsep diri.
2.

Kebutuhan
a) Pemeliharaan

Pemeliharaan tubuh organismik dan pemuasannya akan makanan, air, udara, dan
keamanan, sehingga tubuh cenderung ingin untuk statis dan menolak untuk
berkembang.
b) Peningkatan diri
Meskipun tubuh menolak untuk berkembang, namun diri juga mempunyai
kemampuan untuk belajar dan berubah.
c) Penghargaan positif (positive regard)
Begitu kesadaran muncul, kebutuhan untuk dicintai, disukai, atau diterima oleh orang
lain.
d) Penghargaan diri yang positif (positive self-regard)
Berkembangannya kebutuhan akan penghargaan diri (self-regard) sebagai hasil dari
pengalaman dengan kepuasan atau frustasi. Diri akan menghindari frustasi dengan
mencari kepuasan akan positive self-regard.
3.

Stagnasi Psikis
Stagnasi psikis dapat terjadi apabila ;
a) ada ketidak seimbangan antara konsep diri dengan pengalaman yang dirasakan oleh
diri organis.
b) Ketimpangan yang semakin besar antara konsep diri dengan pengalaman organis
membuat seseorang menjadi mudah terkena serangan. Kurang akan kesadaran diri
akan membuat seseorang berperilaku tidak logis, bukan hanya untuk orang lain
namun juga untuk dirinya.
c) Jika kesadaran diri tersebut hilang, maka muncul kegelisahan tanpa sebab dan akan
memuncak menjadi ancaman

Beberapa penjelasan mengenai self dapat disimpulkan dari 19 rumusan rogers


1. Self terbentuk melalui diferensiasi medan fenomena.
2. Self juga terbentuk melalui introjeksi nilai-nilai orang tertentu (significant person=orang
tua) dan dari distorsi pengalaman.
3. Self bersifat integral dan konsisten.
4. Pengalaman yang tidak sesuai dengan struktur self dianggap sebagai ancaman.
5. Self dapat berubah sebagai akibat kematangan biologic dan belajar.
Perkembangan Kepribadian

Rogers meyakini adanya kekuatan yang tumbuh pada semua orangyang mendorong orang
untuk semakin kompleks, ekspansi, sosial, otonom, dan secara keselutuhan semakin menuju
aktualisasi
Ada lima ciri kepribadian yang berfungsi sepenuhnya:
1) Terbuka untuk mengalami (openess to experience)
Orang yang terbuka untuk mengalami mampu mendengar dirinya sendiri, merasakan
mendalam, baik emosional maupun kognitif tanpa merasa terancam. Mendengar orang
membual menimbulkan rasa muak tanpa harus diikuti perbuatan untuk melampiaskan
rasa muak tersebut.
2) Hidup menjadi (Existential living).
Kecenderungan untuk hidup sepenuhnya dan seberisi mungkin pada seiap eksistensi.
Disini orang menjadi fleksibel, adaptable, toleran, dan spontan.
3) Keyakinan Organismik (Organismic trusting)
Orang mengambil keputusan berdasarkan pengalaman organismiknya sendiri,
mengerjakan apa yang dirasanya benar sebagai bukti kompetensi dan keyakinannya untuk
mengarahkan tingkah laku. Orang mampu memakai perasaan yang terdalam sebagai
sumber utama membuat keputusan.
4) Pengalaman kebebasan ( Experiental Freedom).
Pengalaman hidup bebas dengan cara yang diinginkan sendiri, tanpaperasan tertekan
atau terhambat. Orang itu melihat banyak pilihan hidup dan merasa mampu mengerjakan
apa yang ingin dikerjakannya.
5) Kreatifitas (Creativity)
Merupakan kemasakan psikologik yang optimal. Orang dengan good life
kemungkinan besar memunculkan produk kreatif dan hidup kreatif.

Daftar pustaka
Aus Nasiban, Ladisi. 2004. Para Psikolog Terkemuka Dunia. Jakarta:
Grassindo.
MIF Baihaqi. 2008. Psikologi Pertumbuhan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
George Boeree. 2008. Personality Theories: Melacak Kepribadian Anda
Bersama Psikolog Dunia. Yogyakarta: Prismasophie.

Anda mungkin juga menyukai