Profil Penggunaan Obat Pada Pasien Hipertensi PDF
Profil Penggunaan Obat Pada Pasien Hipertensi PDF
Syafika Alaydrus
Akademi Farmasi Medika Nusantara Palu
ABSTRAK
Kesehatan adalah hak asasi yang patut Asam mefinamat 2,35%, Ibuprofen 0,26%, Isosorbid
didapatkan oleh semua warga Negara Indonesia. dinitrat 17,23%, Nifedipin 1,83%, Dopamin 0,26%,
Hal ini tentunya sangat berhubungan erat dengan Diltiazen 0,52%, Captopril 19,06%, Propanolol
sistem pelayanan kesehatan khususnya dibidang 18,54%, Bisoprolol 1,57%, Amlodipine 13,84%,
farmasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk Nimodipine 5,48%, Amdixal 0,26%, Ceremax
mengetahui seberapa besar pola peenggunaan obat 0,26%, HCT 1,05%, Bunazosin 0,26%, Dobutamine
pada penyakit hipertensi di puskesmas Marawola. 0,78%, Digoksin 2,87%, Pentoksifilin 0,26%.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian Berdasarkan tepat dan ketidak tepatan penggunaan
deskriptif yaitu penelitian yang dimaksudkan obat diperoleh tepat 100% tidak tepat 0%. Standar
untuk mengangkat fakta, keadaan dan variabel yang digunakan yaitu Depkes RI. Direktorat
yang terjadi selama penelitian berlangsung dan Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan dan
menyajikan apa adanya. Hasil peneitian ini Direktorat Bina Farmasi dan Klinik, pharmaceutical
menunjukan bahwa penderita penyakit Hipertensi care untuk penyakit hipertensi.2005.
berdasarkan jenis kelamin Laki – laki (45,74%)
dan perempuan (54,26%). Berdasarkan usia <40 Kata kunci : Obat, Hipertensi, Resep
tahun 7,45%, usia 40 – 49 tahun 25,53%, usia 50 – 59
tahun 30,85%, usia 60 – 69 tahun 19,15%, usia 70 – Penulis korespondensi :
Syafika Alaydrus
79 tahun 13,83% dan usia >80 tahun 3,19%.
Akademi Farmasi Medika Nusantara Palu
Berdasarkan penggunaan obat Paracetamol 13,32%,
Syafikaalaydrus39@gmail.com
disbanding laki – laki. Sedangkan yang lanjut fungsi organ tubuh mulai menurun
terdiagnosis oleh tenaga kesehatan hanya (Adib M, 2009). Keputusan untuk
mencapai 9,4 persen. Ini artinya masih memberikan pengobatan farmakologi
banyak penderita penyakit hipertensi yang mempertimbangkan beberapa faktor,
belum terjangkau dan terdiagnosa oleh yaitu derajad kenaikan TD, adanya
tenaga kesehatan dan belum menjalani kerusakan organ target, dan adanya
pengobatan sesuai anjuran tenaga penyakit kardiovaskuler (Levi D,
kesehatan. Hal tersebut menyababkan 1996)(Klungel OH,2001). Tujuan
penyakit hipertensi adalah sebagai salah pengobatan adalah menurunkan
satu penyebab kematian tertinggi di morbiditas dan mortabilitas akibat
Indonesia. hipertensi dengan memelihara tekanan
Hipertensi dibagi menjadi dua darah sistolik di bawah 140 mmHg,
golongan yaitu hipertensi esensial (primer) tekanan diastolic dibawah 90 mmHg
merupakan hipertensi yang tidak disamping mencegah resiko penyakit
diketahui penyebabnya dan ada kardiovaskuler lainnya. Beberapa hal yang
kemungkinan karna faktor keturunan atau perlu dipertimbangkan dalam
genetik (90%). Hipertensi sekunder yaitu penggunaan obat anti hipertensi, yaitu
hipertensi yang merupakan akibat dari mulai saat mulai pengobatan gunakanlah
adanya penyakit lain. Faktor makanan dosis yang kecil, dan pergunakan obat
yang sangat berpengaruh adalah dengan menggunakan dosis tunggal yang
kelebihan lemak (obesitas), jarang dapat mencakup efek selama 24 jam
berolahraga, kurang makan buah dan (WHO, 1999).
sayuran, mengonsumsi garam dapur yang Melihat kondisi tersebut dimana
terlalu tinggi,meminum terlalu banyak pemilihan terapi obat bukanlah hal yang
kopi atau minuman lain yang mudah, perlu dilakukan penelitian
mengandung kafein, merokok dan terlalu mengenai profil tentang pemberian obat
banyak mengonsumsi minuman keras. pada pasien hipertensi.
Penderita hipertensi tercatat banyak dari
usia 50-60 tahun dikarnakan pada usia
.
No. Usia Penderita Jumlah Presentase(%)
3%
(tahun) (orang) < 40 tahun
7% 40-49 tahun
1. < 40 7 7,45 14%
50-59 tahun
2. 40 – 49 24 25,53 31%
19%
60-69 tahun
3. 50 – 59 29 30,85
70-79 tahun
4. 60 – 69 18 19,15 26%
> 80 tahun
5. 70 – 79 13 13,83
6. 80 3 3,19
Diagram 2 : Distribusi jumlah penderita
Total 94 100
Hipertensi berdasarkan usia.
Hasil analisa data tabel 4.2 :
Menunjukan penderita Hipertensi 3. Pengobatan Hipertensi di Puskesmas
4. Propanolol 71 18,54
Beta blocker
Bisprolol 6 1,57
Amlodipine 53 13,84
Calcium chanel
5 blocker Nikardipine 21 5,48
Amdixal 1 0,26
1% 1%3% 1%
Novarsk 1 0,26 2% 1% Paracetamol
6% 1% 1%
6 Alpha Blocker Hytrin 4 1,05
12%
2% Asan mefenamat
Bunasozin 1 0,26
Ibu profen
Syok, Dobutami 3 0,78
13% Isosorbid dinitrat
17%
7 Glikosida ne 11 2,87
Nifedipine
2%
jantung, Digoksin 1 0,26 2%
Dopamin
17%
19% 1%
Vasodilator Pentoksifil 1% Diltiazen
Captopril
in
sebanyak 13,32%, Asam mefinamat 2,35%, obat antihipertensi yang temasuk dalam
5,48%, Amdixal 0,26%, Ceremax 0,26%, tersebut bukan karena adanya tanda dan
HCT 1,05%, Bunazosin 0,26%, Dobutamine gejala karena pasien dengan hipertensi
0,26%. Dari data diperoleh obat yang penemuan fisik yang utama adalah
Captopril 19,06%. Untuk lebih jelasnya rata – rata dua kali atau lebih dalam waktu
dapat dilihat pada grafik dibawah ini. kontrol ditentukan untuk mendiagnosis
bahwa adanya penyakit hipertensi.
Tekanan darah ini digunakan untuk
mendiagnosis dan mengklasifikasi
tekanan sesuai dengan tingkatanya.
Sutrisni, L,.S.Alam, dan I Hadibroto. Diabetes. Antihypertensive drug therapes and the riks
Jakarta :PT Gramedia Pustaka Utama ; 2006 of ischemic Med 2001;161;3743
Saraswati, S. Diet sehat untuk penyakit asam urat, WHO. Guidelines for management of
Diabetes, Hipertensi, dan stroke. Jogjakarta : hypertension Geneva: WHO;1999. Available
Aplus ; 2009 fromURLhttp:/www.who.int/ncd/cvd/ht_
Adib, M, 2009, cara mudah memahami dan guide.html
menghindari Hipertensi, Jantung, dan Stroke. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
Edisi ke-2, Yogyakarta: Dianloka Printika 128/MENKES/SK/II2004 tentang kebijakan
Preventiob of hypertension. U.S. Departemen of dasar pusat kesehatan masyarakat. Menkes RI.
health and human services. 1993. Available Jakarta
fromURLhttp:/www.nhlbi.nih.gov/health/ DepKes RI. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian
prof/heart/pphbp.htm dan Alat Kesehatan & Direktorat Bina
Levi D , Larson MG, Varsan RS, Kannel WB. KK Farmasi Komunitas dan Klinik,
The Progression From hypertension to pharmaceutical care ntuk penyakit Hipertensi.
congestive heart failure. JAMA 2005.
1996;275;1557;1562
Klungel OH, Hekcbert,SR, Longstreth Jr WT
Furberg CD, Kaplan RC, Smith NL et al.