PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Pengesahan .........................................................................................i
Daftar Isi .............................................................................................................ii
Daftar Tabel .......................................................................................................iv
Daftar Gambar………………………………………………………………… v
Daftar Singkatan ................................................................................................vi
Abstrak ...............................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................3
1.3.1 Tujuan Umum ....................................................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus ...................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................5
2.1 Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku ...............................................................5
2.2 Tinjauan Umum Nyamuk ............................................................................6
2.2.1 Klasifikasi Nyamuk ...........................................................................6
2.2.2 Morfologi Nyamuk.............................................................................7
2.2.3 Siklus Hidup Nyamuk .......................................................................8
2.2.4 Perilaku Nyamuk ...............................................................................9
2.2.5 Bioekologi Nyamuk ...........................................................................9
2.3 Identifikasi Larva Nyamuk ..........................................................................12
2.3.1 Survei Larva ......................................................................................12
2.3.2 Ciri – Ciri Larva Nyamuk ..................................................................14
2.4 Kerangka Teori .............................................................................................16
2.5 Kerangka Konsep ..........................................................................................16
2.6 Hipotesis........................................................................................................16
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................17
3.1 Rancangan Penelitian ..................................................................................17
iii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR SINGKATAN
ABSTRAK
Latar Belakang. Nyamuk adalah vektor yang banyak beperan dalam penyebaran
penyakit, khususnya di Indonesia. Kota Medan adalah peringkat pertama dengan
jumlah penderita DBD sebanyak 3.010 penderita dan 17 meninggal dunia. Upaya
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dilakukan untuk mengurangi tempat
perkembangbiakan nyamuk namun belum mengalami perubahan yang signifikan.
Tujuan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan,
sikap, dan perilaku masyarakat terhadap tempat perkembangbiakan nyamuk di
Kecamatan Medan Belawan. Metode. Penelitian ini menggunakan data primer
yang merupakan hasil observasi lingkungan penelitian dan hasil wawancara yang
dilakukan dengan kepala keluarga rumah yang dikunjungi pada saat penelitian.
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2.Bidang Pendidikan
Penelitian ini diharapkan sebagai sarana untuk melatih berpikir secara logis dan
sistematis serta mampu menyelenggarakan suatu penelitian berdasarkan metode
yang baik dan benar.
5
6
Bagian toraks yang kelihatan yaitu mesonotum, sebagian besar ditutup dengan
8
bulu halus. Bulu ini berwarna putih atau kuning dan membentuk gambaran yang
khas untuk masing-masing spesies. Bagian posterior dari mesonotum terdapat
scutellum yang bentuknya pada :
- Anophelini, melengkung (rounded)
- Culicini, mempunyai 3 lengkungan (trilobus)
Nyamuk memiliki sayap yang panjang dan tipis, mempunyai vena yang
permukaannya ditutupi dengan sisik sayap (wing scales) dan terletak mengikuti
vena. Pada pinggir sayap terdapat deretan rambut yang disebut fringe. Abdomen
berbentuk silinder yang terdiri dari 10 segmen. Dua segmen terakhir berubah
menjadi alat kelamin (Safar, 2009).
lebih cepat daripada betina, dan nyamuk jantan biasanya tidak perlu pergi jauh
dari tempat perindukan menunggu nyamuk betina untuk berkopulasi (Safar,
2009).
bahan organik. Culex tarsalis yang menyukai genangan air yang terkena sinar
matahari sebagai tempat kembang biaknya adalah vektor penular penyakit
Western encephalitis dan St. Louis encephalitis. Culex tritaeniorhynchus
merupakan vektor utama penularan Japanese Encephalitis, banyak dijumpai di
Asia Tenggara dan Asia Timur, menyukai air tanah dan rawa-rawa sebagai
breeding-place (Soedarto, 2008).
4. Nyamuk Mansonia sp
Nyamuk Mansonia sp biasanya berkembang biak dalam kolam-kolam air tawar
seperti kolam ikan. Larva-larva nyamuk ini bernapas dengan penetrasi akar
tanaman air. Nyamuk Mansonia sp selain menularkan penyakit chikungunya juga
dapat menularkan penyakit filariasis dan encephalitis (Sembel, 2009).
Density Breteau
Container Index
Figure House Index (HI) Index
(CI)
(DF) (BI)
1 1–3 1–2 1-4
2 4–7 3–5 5-9
3 8 – 17 6–9 10 - 19
4 18 – 28 10 – 14 20 - 34
5 29 – 37 15 – 20 35 - 49
6 38 – 49 21 – 27 50 - 74
7 50 – 59 28 – 31 75 - 99
8 60 – 76 32 – 40 100 - 199
9 >77 >41 >200
Sumber : WHO (1972)
Keterangan tabel :
DF = 1 = kepadatan rendah
DF = 2-5 = kepadatan sedang
DF = 6-9 = kepadatan tinggi
Berdasarkan hasil survei larva dapat ditentukan Density Figure. Density
Figure ditentukan setelah menghitung hasil HI, CI, BI kemudian dibandingkan
dengan tabel Larva Index. Apabila angka DF kurang dari 1 menunjukkan resiko
penularan rendah, 1-5 resiko penularan sedang dan diatas 5 resiko penularan
tinggi. Key Indeks merupakan wadah terbanyak ditemukannya larva (Focks,
2004).
1) Pada sisi abdomen segmen VIII terdapat comb scale. Comb scale
adalah baris sisik seperti duri pada segmen VIII yang mempunyai bentuk
dan ukuran yang bervariasi, biasanya berjumlah 8 – 21 yang terbagi dalam
beberapa deret (Utrio, 1976).
15
2) Larva nyamuk Mansonia sp, Culex sp, Culiseta sp, dan Aedes sp
memiliki corong udara (siphon) pada segmen VIII, pada corong udara
tersebut terdapat pecten serta beberapa pasang siphonic tuft (Utrio, 1976).
3) Saddle adalah struktur yang mengelilingi segmen anal larva, yang
terdapat pada nyamuk Culex sp, Mansonia sp, dan Aedes sp (Utrio, 1976).
4) Pada segmen kepala terdapat beberapa antena, mata, dan beberapa
pasang rambut seperti midfrontal hairs dan inner frontal hairs. Midfrontal
hairs adalah bulu yang terdapat pada kepala larva bagian tengah,
sedangkan inner frontal hairs adalah bulu yang terdapat di kepala nyamuk,
di bawah midfrontal hairs (Utrio, 1976).
16
1) Culicini
a. Aedes sp
b. Culex sp
NYAMUK
c. Mansonnia sp
2) Anophelini
a. Anopheles sp
- Identifikasi
Pengetahuan, sikap,
tempat
dan perilaku
perkembangbiakan
masyarakat di tempat
nyamuk
penelitian
- Kepadatan larva
nyamuk
2.6 HIPOTESIS
3.4.2 SAMPEL
Sampel yang merupakan hasil kuisioner dan observasi beserta air yang
diambil dari rumah-rumah dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan
metode Cluster Sampling dan memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.
Kriteria Inklusi
1. Larva nyamuk yang berada di dalam maupun di luar rumah penduduk
yang telah memberikan izin pengambilan sampel.
2. Salah satu penghuni rumah yang telah bersedia untuk diwawancarai
17
18
2676
𝑛=
1 + 2676 (0,12 )
𝑛 = 96,39
𝑛 ≈ 100
n = Besar sampel
d = Tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (10% = 0,1)
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu
data yang diperoleh secara langsung dari subjek penelitian. Data primer diperoleh
dari keadaan lingkungan rumah melalui observasi dan wawancara dengan tuan
rumah yang dikunjungi sedangkan untuk kepadatan larvanya dengan melakukan
identifikasi larva dan kemudian menggunakan indeks larva.
3.5.1 CARA IDENTIFIKASI JENIS LARVA
3.5.1.1 DI LAPANGAN
3.6.1 VARIABEL
independen adalah :
1. Variabel independen : Keadaan lingkungan rumah, pengetahuan,
sikap, dan perilaku masyarakat
2. Variabel dependen : Kepadatan larva
Sikap adalah respon atau reaksi responden mengenai penyakit DBD yang
diukur dengan menanyakan pendapat responden tentang peran dan upaya
pencegahan penyakit, melalui panduan suatu kuesioner.
21
Kepadatan larva nyamuk merupakan salah satu dari metode survei larva
yang bertujuan untuk mengetahui luas penyebaran nyamuk di suatu daerah
Cara Ukur : Perhitungan langsung
Alat Ukur : Angka Bebas Larva (ABL), Breteau Index, Container
Index, House Index
Hasil Ukur : Kepadatan Rendah, Kepadatan Sedang, Kepadatan Tinggi
23
24
25
DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto, Arif. 2012, ‘Studi Indeks Larva Nyamuk Aedes aegypti dan
Hubungannya dengan PSP Masyarakat tentang Penyakit DBD di Kota
Palembang Sumatera Selatan’
Dinas Kesehatan 2017, Profil Kesehatan Kota Medan tahun 2017, Dinas
Kesehatan Kota Medan, Medan.
Ndione, R.D., Faye, O., Ndiaye, M., Ndieye, A., Afoutou, J. 2012. ‘Toxic Effects
of Neem Products on Aedes Aegypti Linnaeus 1762 Larvae’, Afrika, vol.
6, pp 2846-2854
Priyoto. Priyoto, 2014. Teori Sikap dan Perilaku Dalam Kesehatan, Yogyakarta.
Sudarmaja, I.M. 2008, Pengaruh Air Sabun dan Detergen terhadap Daya Tetas
Telur A.aegypti. Medicina 39 (1): 56-58 Troyo A, Calderon-Arguedas O,
Fuller DO, Solano ME, Advendano A, Arheart KL, Chade DD, Beier JC.
2008. Seasonal Profiles of Aedes aegypti (Diptera: Culicidae) Larva habitats
in an urban area of Costa Rica with a History of Mosquito Control. J
VectorEcology; 33(1), 76-88.
Umaniah. 2013, Nyamuk yang Berperan Sebagai Vektor Penyakit dan Cara
Pengendaliannya, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Wawan, A., Norma, D. 2010, Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia. Nuha Medika, Yogyakarta.
Zulkarnaini, S., Y.I dan Dameria. 2009, Hubungan Kondisi Sanitasi Lingkungan
Rumah Tangga dengan Keberadaan Jentik vektor Dengue di Daerah Rawan.
28
Lampiran A.
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU
MASYARAKAT TERHADAP TEMPAT PERKEMBANGBIAKAN
NYAMUK DI KECAMATAN MEDAN HELVETIA
I. IDENTITAS RESPONDEN
1. No. Responden :
2. Nama :
3. Umur :
4. Pendidikan Terakhir : SD / SMP / SMA / S1 / S2 / Sederajat
5. Pekerjaan :
6. Alamat :
7. Jumlah Anggota Keluarga:
8. Agama :
9. Suku :
10. Status Perkawinan :
11. Status dalam keluarga :
II. PERTANYAAN
A. Pengetahuan
1. Tahukah anda tanda-tanda dari penyakit Demam Berdarah (DBD)?
(boleh jawab lebih dari satu)
a. Demam tinggi mendadak
b. Nyeri otot
c. Timbu tanda-tanda pendarahan seperti bintik merah pada
kilit, mimisan, gusi berdarah, muntah darah, kencing darah,
berak darah, dll
d. Batuk tanpa henti
2. Apa penyebab penyakit demam berdarah?
a. Virus / bibit penyakit yang sangat kecil
b. Gigitan serangga
c. Makanan / minuman yang tidak dimasak dengan baik /
bersih
d. Terkena kutukan/guna-guna
3. Bagaimana cara penyebaran penyakit demam berdarah?
29
b. Kantor Camat
c. Puskesmas
d. Dukun
10. Tahukah anda cara mencegah gigitan nyamuk Aedes aegypti?
(boleh jawab lebih dari satu)
a. Menggunakan lotion anti nyamuk
b. Tidur dengan menggunakan kelambu
c. Menutup jendela dan pintu
d. Memelihara kucing
B. Sikap Masyarakat
Jawaban
No. Pertanyaan Tidak
Setuju
Setuju
Setujukah Anda mengubur barang bekas
1. dilakukan jika keberadaannya sudah sangat
menggangu lingkungan?
Setujukah Anda menutup tempat penampungan
air merupakan salah satu cara untuk mencegah
2. penyebaran penyakit DBD?
Setujukah Anda bahwa sebaiknya memberikan
contoh tentang cara melakukan 3M pada
3.
anggota keluarga, karena 3M merupakan
tanggung jawab bersama?
Setujukah Anda bahwa pemberantasan sarang
4.
nyamuk hanya tanggung jawab pemerintah?
Setujukah anda bahwa melaksanakan tindakan
5. 3M setiap minggu hanya jika ada anggota
keluarga yang telah menderita DBD?
Setujukah Anda bahwa semua nyamuk harus di
6.
waspadai penyebab DBD?
Setujukah Anda untuk mencegah DBD
7.
menggunakan obat nyamuk pagi dan sore?
Setujukah Anda walaupun dikuras setiap
8. minggu, bak mandi perlu ditutup dengan
penutup untuk menghindari adanya jentik?
Jika jawabannya ‘iya’, setujukah anda setelah
dikuras setiap minggu, walau ditutup dengan
9.
penutup air penampungan perlu dicampurkan
larvasida untuk mencegah adanya jentik?
31
C. Perilaku Masyarakat
1. Apakah anggota keluarga Anda langsung mencuci pakaian setelah
dipakai?
a. Iya b. Tidak
2. Apakah anggota keluarga Anda sering menggantung pakaian?
a. Iya b. Tidak
3. Apakah Anda sering menguras bak mandi / WC?
a. Iya b. Tidak
4. Bila iya, berapa kali Anda biasanya menguras bak mandi / WC?
a. 1-2 kali dalam seminggu b. >1 minggu 1 kali
5. Apakah anda memberikan bubuk abate pada tempat penampungan
air setelah dikuras?
a. Iya b. Tidak
6. Apakah terdapat tutup pada tempat penampungan air Anda?
a. Iya b. Tidak
7. Apakah Anda dan keluarga memelihara ikan di tempat
penampungan air?
a. Iya b. Tidak
8. Apakah dalam seminggu terakhir ini, anda dan keluarga
membersihkan dispenser?
a. Iya b. Tidak
9. Apakah dalam seminggu terakhir ini anda membersihkan
talang/saluran air?
a. Iya b. Tidak
10. Apakah dalam seminggu terakhir ini anda membersihkan ventilasi
rumah anda?
a. Iya b. Tidak
11. Apakah Anda melakukan penyemprotan nyamuk atau
menggunakan obat nyamuk bakar untuk mencegah gigitan
nyamuk?
a. Iya b. Tidak
32
Lampiran B.
Correlations
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 total
p1 Pearson Correlation 1 -.228 -.185 .260 .484* .241 -.187 .397 .255 .259 .448*
Sig. (2-tailed) .333 .434 .268 .030 .307 .431 .083 .278 .270 .048
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p2 Pearson Correlation -.228 1 .097 -.232 .070 .032 .269 .134 .367 .128 .473*
Sig. (2-tailed) .333 .684 .326 .770 .895 .252 .572 .111 .591 .018
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p3 Pearson Correlation -.185 .097 1 -.497* -.334 .438 .193 -.190 .044 .339 .576**
Sig. (2-tailed) .434 .684 .026 .150 .053 .414 .421 .854 .143 .006
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p4 Pearson Correlation .260 -.232 -.497* 1 .304 -.316 -.117 -.112 -.180 -.274 .582**
Sig. (2-tailed) .268 .326 .026 .192 .175 .623 .638 .447 .242 .008
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p5 Pearson Correlation .484* .070 -.334 .304 1 .261 .519* .547* .253 .379 .750**
Sig. (2-tailed) .030 .770 .150 .192 .267 .019 .012 .281 .099 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p6 Pearson Correlation .241 .032 .438 -.316 .261 1 .251 .429 .372 .477* .638**
Sig. (2-tailed) .307 .895 .053 .175 .267 .286 .059 .107 .033 .002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p7 Pearson Correlation -.187 .269 .193 -.117 .519* .251 1 .062 .122 .522* .572**
Sig. (2-tailed) .431 .252 .414 .623 .019 .286 .795 .608 .018 .008
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p8 Pearson Correlation .397 .134 -.190 -.112 .547* .429 .062 1 .339 .095 .581**
Sig. (2-tailed) .083 .572 .421 .638 .012 .059 .795 .144 .690 .007
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p9 Pearson Correlation .255 .367 .044 -.180 .253 .372 .122 .339 1 .571** .580**
Sig. (2-tailed) .278 .111 .854 .447 .281 .107 .608 .144 .009 .007
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p10 Pearson Correlation .259 .128 .339 -.274 .379 .477* .522* .095 .571** 1 .659**
Sig. (2-tailed) .270 .591 .143 .242 .099 .033 .018 .690 .009 .002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* ** ** ** ** ** **
total Pearson Correlation .448 .361 .176 .025 .750 .638 .572 .581 .580 .659 1
33
Sig. (2-tailed) .048 .118 .458 .917 .000 .002 .008 .007 .007 .002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Lampiran C.
Correlations
s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7 s8 s9 s10 total
s1 Pearson Correlation 1 .731** .731** .954** .728** -.140 -.514* .464* -.140 .404 .832**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .556 .020 .039 .556 .077 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
s2 Pearson Correlation .731** 1 .484* .802** .510* -.241 -.492* .283 -.241 .510* .623**
Sig. (2-tailed) .000 .031 .000 .022 .306 .028 .227 .306 .022 .003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
s3 Pearson Correlation .731** .484* 1 .802** .510* .080 -.492* .283 .080 .139 .713**
Sig. (2-tailed) .000 .031 .000 .022 .736 .028 .227 .736 .559 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
s4 Pearson Correlation .954** .802** .802** 1 .676** -.069 -.590** .394 -.069 .358 .833**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .773 .006 .085 .773 .121 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
s5 Pearson Correlation .728** .510* .510* .676** 1 .115 -.707** .638** .115 .467* .864**
Sig. (2-tailed) .000 .022 .022 .001 .628 .000 .002 .628 .038 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
s6 Pearson Correlation -.140 -.241 .080 -.069 .115 1 -.408 -.302 .000 -.115 .460*
Sig. (2-tailed) .556 .306 .736 .773 .628 .074 .196 1.000 .628 .043
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
s7 Pearson Correlation -.514* -.492* -.492* -.590** -.707** -.408 1 -.287 -.204 -.236 -.599**
Sig. (2-tailed) .020 .028 .028 .006 .000 .074 .220 .388 .317 .005
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
s8 Pearson Correlation .464* .283 .283 .394 .638** -.302 -.287 1 .503* .174 .724**
Sig. (2-tailed) .039 .227 .227 .085 .002 .196 .220 .024 .463 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
s9 Pearson Correlation -.140 -.241 .080 -.069 .115 .000 -.204 .503* 1 -.346 .475*
Sig. (2-tailed) .556 .306 .736 .773 .628 1.00 .388 .024 .135 .033
0
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
35
s10 Pearson Correlation .404 .510* .139 .358 .467* -.115 -.236 .174 -.346 1 .476*
Sig. (2-tailed) .077 .022 .559 .121 .038 .628 .317 .463 .135 .034
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
tot Pearson Correlation .832** .623** .713** .833** .864** .014 -.599** .724** .238 .476* 1
al Sig. (2-tailed) .000 .003 .000 .000 .000 .953 .005 .000 .313 .034
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Lampiran D.
Perilaku
Correlations
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 total
*
p1 Pearson Correlation 1 .452 .285 .123 .058 .242 .201 .032 -.082 .328 .050 .484*
Sig. (2-tailed) .045 .223 .605 .808 .303 .395 .895 .731 .158 .833 .031
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p2 Pearson Correlation .452* 1 .327 .102 .000 .419 -.250 -.105 .357 .102 -.063 .460*
Sig. (2-tailed) .045 .159 .669 .200 .066 .288 .660 .122 .669 .794 .047
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p3 Pearson Correlation .285 .327 1 .535* .378 .480* .327 .480* .089 .089 -.055 .703**
Sig. (2-tailed) .223 .159 .015 .100 .032 .159 .032 .709 .709 .819 .001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p4 Pearson Correlation .123 .102 .535* 1 .236 .471* .357 .257 .167 -.042 -.102 .562**
Sig. (2-tailed) .605 .669 .015 .317 .036 .122 .274 .482 .862 .669 .010
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p5 Pearson Correlation .058 .000 .378 .236 1 .545* .577** .061 .236 .000 .000 .538*
Sig. (2-tailed) .808 .200 .100 .317 .013 .008 .800 .317 .200 .200 .014
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p6 Pearson Correlation .242 .419 .480* .471* .545* 1 .419 .341 .257 .257 -.157 .765**
Sig. (2-tailed) .303 .066 .032 .036 .013 .066 .142 .274 .274 .508 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p7 Pearson Correlation .201 -.250 .327 .357 .577** .419 1 .419 .102 .102 -.063 .563**
Sig. (2-tailed) .395 .288 .159 .122 .008 .066 .066 .669 .669 .794 .010
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p8 Pearson Correlation .032 -.105 .480* .257 .061 .341 .419 1 .257 .471* -.157 .561*
Sig. (2-tailed) .895 .660 .032 .274 .800 .142 .066 .274 .036 .508 .010
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p9 Pearson Correlation -.082 .357 .089 .167 .236 .257 .102 .257 1 -.042 .153 .480*
Sig. (2-tailed) .731 .122 .709 .482 .317 .274 .669 .274 .862 .519 .030
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p10 Pearson Correlation .328 .102 .089 -.042 .000 .257 .102 .471* -.042 1 .153 .480*
Sig. (2-tailed) .158 .669 .709 .862 1.000 .274 .669 .036 .862 .519 .030
37
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p11 Pearson Correlation .050 -.063 -.055 -.102 .000 -.157 -.063 -.157 .153 .153 1 .550*
Sig. (2-tailed) .833 .794 .819 .669 1.000 .508 .794 .508 .519 .519 .020
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
total Pearson Correlation .484* .417 .703* .562* .538* .765* .563** .561* .444 .444 .116 1
* * *
Sig. (2-tailed) .031 .067 .001 .010 .014 .000 .010 .010 .050 .050 .625
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Lampiran E.
LEMBAR OBERVASI
A. IDENTITAS RESPONDEN
Nama Kepala Keluarga : …………………………………………………...
Alamat : …………………………………………………...
……………………………………………………
Kelurahan : …………………………………………………...
Umur : ………… Tahun
Jenis Kelamin : 1. Laki-laki
2. Perempuan
B. KONDISI TEMPAT PENAMPUNGAN AIR / KONTAINER DAN
KEBERADAAN JENTIK
1. Tempat Penampungan Air yang Dimiliki untuk Keperluan Sehari-hari
Keberadaan TPA Keberadaan Jentik
No Jenis TPA
Ada Tidak Kondisi Ada Tidak
1. Tempayan/gentong
2. Bak Mandi
3. Bak WC
4. Drum
5. Bak penampungan air
6. Ember
7. Dan lain-lain
- Botol bekas
3. Vas Bunga
4. Penampungan
Dispenser
5. Selokan
6. Dan lain lain
YA/
No. Observasi SKOR
TIDAK
Curah Hujan
B Rata-rata air hujan yang
jatuh ke permukaan bumi.
Kelembaban
Berapa kelembaban udara
C dalam ruangan
Berapa kelembaban udara
di luar rumah
YA TIDAK
7. Menggunakan kawat kasa di dalam rumah
YA TIDAK
8. Adanya jentik-jentik di dalam bak mandi rumah
YA TIDAK
9. Terdapat sampah di selokan sekitar rumah
YA TIDAK
10. Menggunakan kelambu atau obat anti nyamuk rumah
YA TIDAK
Kriteria
Jika nilai > 14 dikatakan keadaan lingkungan tidak bersih
Jika nilai ≤ 14 dikatakan keadaan lingkungan bersih