Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KEPERAWATAN SPIRITUAL (SPIRITUAL CARE)


PADA PASIEN HIV/AIDS

OLEH:
ADE PRATIWI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN

TANJUNGPINANG

2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
KEPERAWATAN SPIRITUAL (SPIRITUAL CARE)
PADA PASIEN HIV/AIDS

A. LATAR BELAKANG
Spiritual adalah sesuatu yang berhubungan dengan spirit, semangat untuk
mendapatkan keyakinan, harapan dan makna hidup. Spiritualitas merupakan suatu
kecenderungan untuk membuat makna hidup melalui hubungan intrapersonal,
interpersonal dan transpersonal dalam mengatasi berbagai masalah kehidupan.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna. Tidak hanya terdiri dari
daging dan tulang, tetapi terdiri dari komponen menyeluruh biologis, psikologis,
sosial, kultural dan spiritual. Tuntutan keadaan, perkembangan, persaingan dalam
berbagai aspek kehidupan, dapat menyebabkan kekecewaan, keputusasaan,
ketidak berdayaan pada manusia baik yang sehat maupun sakit. Selama dalam
kondisi sehat, komponen biologis, psikologis, sosial, kultural dan spiritual dapat
berfungsi dengan baik, sering manusia menjadi lupa, seolah hidup memang
seharusnya seperti itu. Tetapi ketika salah satu fungsi komponen tubuh terganggu,
maka terjadilah stressor, menuntut setiap orang mampu beradaptasi, pulih
kembali dengan berbagai upaya, sehingga kehidupan dapat berlanjut dengan baik.
Ketika gangguan itu sampai menghentikan salah satu fungsi dan upaya mencari
pemulihan tidak membuahkan hasil, disitulah seseorang akan mencari kekuatan
lain di luar dirinya, yaitu kekuatan spiritual.
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang paling lama berada di samping pasien,
tugas utamanya adalah mempelajari bentuk dan sebab tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia. Memberikan bantuan asuhan keperawatan mulai dari
tingkat sistem organ fungsional sampai molekuler, untuk memenuhi kebutuhan
dan kemandirian pasien dalam merawat dirinya. Idealnya, seluruh komponen
kebutuhan dasar manusia menjadi fokus kajian utama dalam menentukan ruang
lingkup pekerjaan profesi (Yusuf, 2015).
Hasil analisis situasi menujukkan, asuhan keperawatan untuk memenuhi
kebutuhan spiritual pasien belum diberikan oleh perawat secara optimal. Hasil
survey Kementerian Kesehatan terhadap Rumah Sakit di Indonesia tahun 2014
(Puskom Depkes) diketahui sekitar 54-74% perawat melaksanakan instruksi
medis, 26% perawat melaksanakan pekerjaan administrasi rumah sakit, 20%
melaksanakan praktik keperawatan yang belum dikelola dengan baik dan 68%
tugas keperawatan dasar yang seharusnya dikerjakan perawat dilakukan oleh
keluarga pasien.
Spiritualitas adalah suatu keyakinan dalam hubungannya dengan yang Maha
Kuasa, Maha Pencipta (Hamid, 1999 dalam Yusuf, 2016). Keyakinan spiritual
akan berupaya mempertahankan keharmonisan, keselarasan dengan dunia luar.
Berjuang untuk menjawab atau mendapatkan kekuatan ketika sedang menghadapi
penyakit fisik, stres emosional, keterasingan sosial, bahkan ketakutan menghadapi
ancaman kematian. Semua ini merupakan kekuatan yang timbul di luar kekuatan
manusia. Keyakinan spiritual sangat penting bagi perawat karena dapat
mempengaruhi tingkat kesehatan dan perilaku perawatan diri pasien. Kesadaran
akan konsep ini melahirkan keyakinan dalam keperawatan bahwa pemberian
asuhan keperawatan hendaknya bersifat holistik, tidak saja memenuhi kebutuhan
fisik, tetapi juga memenuhi psikologis, sosial, kultural dan spiritual pasien.
Beberapa indikator terpenuhi kebutuhan spiritualnya seseorang adalah apabila
ia mampu:
1. Merumuskan arti personal yang positif tentang tujuan keberadaan kehidupan
di dunia
2. Mengembangkan arti penderitaan dan meyakini hikmah dari suatu kejadian
atau penderitaan
3. Menjalin hubungan positif dan dinamis melalui keyakinan, rasa percaya dan
cinta kasih yang tinggi
4. Membina integritas personal dan merasa diri berharga
5. Merasakan kehidupan yang terarah terlihat melalui harapan
6. Mengembangkan hubungan antar manusia dengan positif.
Indikator terpenuhinya kebutuhan spiritual yang lain adalah sebagai rasa
keharmonisan, saling kedekatan antara diri sendiri, orang lain, alam dan hubungan
dengan yang Maha Kuasa. Spiritual memberikan gambaran terpenuhinya
kebutuhan spiritual apabila seseorang mampu mengembangkan rasa syukur, sabar
dan ikhals. Spiritualitas bukan agama, tetapi agama dapat merupakan salah satu
jalan untuk mencapai spiritualitas.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum:
Setelah dilakukan perawatan spiritual dengan doa-doa dan kegiatan
keagamaan diharapkan sasaran dapat mengerti dan memahami keperawatan
spiritual pada pasien HIV/AIDS.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan perawatan spiritual diharapkan sasaran dapat:
a. Memahami dan mampu menyebutkan kembali pengertian keperawatan
spiritual
b. Memahami dan mampu menyebutkan kembali manfaat keperawatan
spiritual
c. Memahami dan mampu mempraktekkan keperawatan spiritual melalui doa
(kegiatan keagamaan lainnya).

C. PESERTA PENYULUHAN
Pasien HIV/AIDS yang rawat inap di Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam

D. PENYELENGGARA PENYULUHAN
Penyelenggara keperawatan spiritual adalah Ade Pratiwi yang merupakan
mahasiswa Program SI Keperawatan.
E. GARIS BESAR MATERI
1. Pengertian Keperawatan Spiritual
2. Manfaat Keperawatan Spiritual
3. Cara melakukan Keperawatan Spiritual (doa atau kegiatan keagamaan
lainnya)

F. METODE PELAKSANAAN
1. Pengkajian keperawatan spiritual
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab

G. STRATEGI PELAKSANAAN

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran


1. 2 menit Pembukaan:
- Penyaji memberikan salam -Peserta membalas salam
- Penyaji memperkenalkan diri -Peserta mendengarkan
- Penyaji melakukan kontrak waktu, penyaji
tempat dan topik -Peserta mrndengarkan
penyaji
2. 20 menit Penyampaian Materi:
(5 menit - Penyuluh menggali informasi pada -Pasien mengeksplorasi
materi, 5 pasien mengenai keperawatan apa yang mereka ketahui
menit spiritual tentang keperawatan
demonstr Penyuluh menjelaskan materi spiritual
asi mengenai: -Pasien memperhatikan
keperawa -Pengertian Keperawatan Spiritual penjelasan dan mencermati
tan -Manfaat Keperawatan Spiritual materi
spiritual, -Cara melakukan Keperawatan -Pasien melakukan
10 menit Spiritual (doa dan kegiatan keperawatan spiritual
tanya keagamaan lainnya) dengan doa dan kegiatan
jawab) keagamaan lainnya
Tanya jawab:
-Penyuluh membuka sesi tanya -Pasien memberikan
jawab pertanyaan
-Penyuluh menjawab pertanyaan -Pasien memperhatikan
pasien jawaban yang diberikan
3. 10 menit Evaluasi:
Penyaji menanyakan kepada pasien Pasien menjawab
beberapa pertanyaan mengenai pertanyaan sesuai dengan
materi yang telah disampaikan pemahan
4. 8 menit Terminasi:
-Penyaji menyimpulkan seluruh -Pasien mendengarkan
materi penyaji
-Penyaji mengucapkan terimakasih -Pasien membalas terima
-Penyaji menyampaikan salam kasih penyaji
penutup -Pasien membalas salam

H. MEDIA DAN ALAT


1. Format pengkajian asuhan keperawatan spiritual
a. Identitas
1) Maaf Bu, boleh saya tahu nama Ibu siapa?
2) Usia Ibu berapa?
3) Apa agama Ibu?
4) Ibu tinggal dimana?
5) Pendidikan terakhir Ibu apa?
6) Pekerjaan Ibu apa?
7) Sejak kapan Ibu mulai sakit?
8) Apakah Ibu sudah menikah?
b. Keluhan Utama
1) Apakah saat ini Ibu mempunyai masalah?
2) Apakah Ibu ada keluhan tentang kehidupan beribadah Ibu?
c. Pengkajian Spiritual
1) Keyakinan dan Makna
a) Menurut Ibu, arti hidup Ibu seperti apa?
b) Menurut Ibu, apa yang memberi arti bagi hidup Ibu? Misalnya
kejadian, peristiwa atau pengalaman tertentu yang berkesan
dan membuat hidup Ibu berubah?
c) Bagi Ibu, apa hal yang paling penting dalam kehidupan Ibu?
2) Autoritas dan Pembimbing
a) Apa yang membuat Ibu kuat menghadapi kehidupan?
b) Ketika Ibu memiliki masalah, siapa yang biasanya menolong
Ibu?
3) Pengalaman dan Emosi
a) Adakah suatu masalah yang membuat Ibu berubah dalam
menjalani hidup? Misalnya kejadian atau pengalaman tertentu
yang membuat Ibu mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
b) Apa arti suatu masalah bagi Ibu?
c) Menurut Ibu orang yang sehat seperti apa?
d) Apakah masalah yang pernah Ibu alami mengubah perasaan
atau tingkat emosi?
4) Persahabatan dan Komunitas
a) Apakah Ibu mempunyai sahabat atau orang terdekat?
b) Biasanya ketika Ibu mempunyai masalah dukungan apa yang
mereka berikan? Materi (uang) atau psikososial seperti
motivasi?
c) Bagaimana wujud perhatian sahabat kepada Ibu?
d) Bagaimana sikap mereka terhadap keluarga Ibu? Apakah
sering berkunjung atau memberi dukungan kepada anggota
keluarga Ibu?
e) Apakah Ibu sering menceritakan masalah yang sedang Ibu
alami kepada sahabat Ibu?
f) Apakah Ibu menunjukkan hal yang sedang Ibu butuhkan
kepada sahabat ketika Ibu ada suatu masalah?
g) Apa Ibu merasakan adanya dukungan yang diberikan sahabat-
sahabat Ibu ketika ada masalah?
5) Ritual dan Ibadah
a) Bagaimana kebiasaan beribadah Ibu, baik dalam keluarga
maupun masyarakat?
b) Bagaimana peran anggota keluarga atau sahabat Ibu dalam
menjalankan kebiasaan beribadah?
c) Berapa kali Ibu mengikuti kajian keagamaan?
d) Ketika Ibu memiliki masalah, apakah masalah tersebut
mempengaruhi/mengganggu kebiasaan Ibu dalam beribadah?
e) Dalam keadaan seperti apa Ibu membutuhkan dukungan
spiritual?
f) Apakah Ibu pernah membutuhkan kegiatan spiritual?
6) Dorongan dan Pertumbuhan
a) Apakah ada perubahan tentang pandangan Ibu mengenai
keyakinan dalam beragama pada saat ini dan masa lalu?
b) Bagaimana kebiasaan beribadah Ibu sekarang dibanding dulu?
c) Apakah cita-cita yang Ibu impikan dulu sudah tercapai?
7) Panggilan dan Konsekuensi
a) Apakah pekerjaan Ibu mengganggu ibadah Ibu?
b) Apakah saat Ibu sakit akan mengganggu ibadah Ibu?
c) Apakah kondisi tersebut akan meningkatkan atau menurunkan
keimanan Ibu?
d. Diagnosa
1) Distress spiritual
2) Koping inefektif
3) Ansietas
4) Disfungsi seksual
5) Harga diri rendah
6) Keputusasaan
e. Perencanaan
1) Distress spiritual b.d ansietas
Definisi: gangguan pada prinsip hidup yang meliputi semua aspek
dari seseorang yang menggabungkan aspek psikososial dan
biologis
NOC:
a) Menunjukkan harapan
b) Menunjukkan kesejahteraan spiritual:
1) Berarti dalam hidup
2) Pandangan tentang spiritual
3) Ketentraman, kasih sayang dan ampunan
4) Berdoa atau beribadah
5) Berinteraksi dengan rohaniawan
6) Keterkaitan dengan orang lain untuk berbagi pikiran,
perasaan dan kenyataan
c) Pasien tenang
NIC:
a) Kaji adanya indikasi ketaatan dalam beragama
b) Tentukan konsep ketuhanan pasien
c) Kaji sumber-sumber harapan dan kekuatan pasien
d) Dengarkan pandangan pasien tentang hubungan spiritual dan
kesehatan
e) Berikan privasi dan waktu bagi pasien untuk mengamati
praktik keagamaan
f) Kolaborasi dengan rohaniawan
2) Koping inefektif b.d krisis situasi
Definisi: ketidakmampuan membuat penilaian yang tepat terhadap
stressor, pilihan respon untuk bertindak secara tidak adekuat dan
atau ketidakmampuan menggunakan sumber yang tersedia
NOC:
a) Koping efektif
b) Kemampuan untuk memilih antara dua alternatif
c) Pengendalian impuls: kemampuan mengendalikan diri dari
perilaku komulsif
d) Pemrosesan informasi: kemampuan untuk mendapatkan dan
menggunakan informasi
NIC:
a) Identifikasi pandangan pasien terhadap kondisi dan
kesesuaiannya
b) Bantu pasien mengidentifikasi kekuatan personal
c) Peningkatan koping:
1) Nilai kesesuaian pasien terhadap perubahan gambaran diri
2) Nilai dampak situasi kehidupan terhadap peran
3) Evaluasi kemampuan pasien dalam membuat keputusan
4) Anjurkan pasien menggunakan teknik relaksasi
5) Berikan pelatihan keterampilan sosial yang sesuai
d) Libatkan sumber-sumber yang ada untuk mendukung
pemberian pelayanan kesehatan
f. Pelaksanann
Dilaksanakan sesuai dengan NIC yang telah ditentukan
g. Evaluasi
Evaluasi dengan melihat NOC yang telah ditentukan secara umum
tujuan tercapai apabila pasien (Achir Yani, 1999):
1) Mampu beristirahat dengan tenang
2) Menyatakan penerimaan keputusan moral
3) Mengekspresikan rasa damai
4) Menunjukkan hubungan yang hangat dan terbuka
5) Menunjukkan sikap efektif tanpa rasa marah, rasa bersalah dan
ansietas
6) Menunjukkan perilaku lebih positif
7) Mengekspresikan arti positif terhadap situasi dan keberadaannya

I. PENGORGANISASIAN
Penyuluh: Ade Pratiwi
J. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Rencana kegiatan disiapkan satu hari sebelum kegiatan dan melakukan
kontrak dengan pasien sebelum kegiatan. Sarana prasarana seperti format
pengkajian paling lambat disiapkan dua hari sebelum pelaksanaan.
2. Evaluasi Proses
a) Kegiatan berlangsung tepat waktu
b) Peserta hadir pada saat pengkajian
c) Peserta aktif memberikan pertanyaan
3. Evaluasi Hasil
Diharapkan pasien mampu:
a) Memahami dan mampu menyebutkan kembali pengertian
Keperawatan Spiritual
b) Memahami dan mampu menyebutkan kembali manfaat Keperawatan
Spiritual
c) Memahami dan mampu mempraktekkan kembali cara yang dapat
dilakukan dengan Keperawatan Spiritual

K. LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Materi
2. Format pengkajian asuhan keperawatan spiritual

Anda mungkin juga menyukai