Anda di halaman 1dari 115

ALUR PERMINTAAN AMBULANCE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

146/YAN/RS-HHB 0 1

DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Alur permintaan ambulance adalah mekanisme pelayanan
PENGERTIAN penggunaan transportasi ambulance guna mendukung proses
transfer baik dari dalam maupun dari luar Rumah Sakit
Sebagai acuan dalam permintaan sarana transportasi pasien baik
TUJUAN yang emergency ,rawat jalan /transportasi dan Jenazah guna
mendukung pelayanan rumah sakit secara optimal
Alur permintaan Transportasi ambulance berkenaan sebagai upaya
mengutamakan keselamatan pasien sesuai ketentuan transportasi
KEBIJAKAN pasien berdasar Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan
Basry Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan
Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. Pasien di luar Rumah Sakit
a. Keluarga pasien menghubungi bagian Ambulan baik lewat
telpon
b. Petugas menulis data-data/penggunaan ambulance (nama
pasien,alamat pasien,waktu penggunaan dan tujuan
penggunaan)
c. Petugas pengemudi ambulance untuk menyiapkan kendaraan
beserta personilnya
d. Perawat menyiapkan alat medis sesuai dengan kondisi pasien
e. Perawat mengkonfirmasi ulang ke keluarga pasien untuk
menyiapkan bahwa personel ambulance siap berangkat
f. Sesampainya di tujuan keluarga mengisi formulir dan
PROSEDUR
menyelesaikan administrasi

2. Pasien di dalam Rumah Sakit


a. Keluarga pasien menghubungi bagian Instalasi Ambulan
b. Petugas menulis data-data/penggunaan ambulance (nama
pasien,alamat pasien,waktu penggunaan dan tujuan
penggunaan)
c. Keluarga pasien mengisi formulir permintaan ambulance dan
menyelesaikan administrasi di kasir
d. Pemberangkatan menuju tujuan
e. Pasien yang akan dirujuk di damping oleh perawat sampai
tujuan
1 Ambulan
2 IGD
UNIT TERKAIT 3 IRNA
4 IRJA
5 Kamar Jenazah
ALUR PERMINTAAN AMBULANCE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
146/YAN/RS-HHB 0 1

Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH


DIREKTUR
2 Januari 2016

ALUR

dr. Hj. Rasyidah, M.Kes


Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
ALUR PERMINTAAN AMBULAN

Ada permintaan : Rafiannor Koordinator


* lewat telpon (0852 5117 9739)
IGD HHB
(0853 4833 1121)

* Konfirmasi tentang
pasien

EMERGENCY RAWAT JALAN JENAZAH

TKP (dilokasi) Adminstrasi

Menuju
pelayanan
kesehatan Pemberangkatan

Adminstrasi

Unit Terkait 1 Ambulan


2 IGD
3 IRNA
4 IRJA
5 Kamar Jenazah
HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER/DPJP
(DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


06/K.MDK/RS-HHB 0 1/3

DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
Tanggal terbit
STANDAR
PROSEDUR
2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Hak dan Kewajiban Dokter/Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
PENGERTIAN (DPJP) adalah hak dan kewajiban DPJP dalam menjalankan tugas
mengelola rangkaian asuhan medis di rumah sakit.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar terciptanya


TUJUAN pelayanan medis terhadap pasien sesuai dengan standar pelayanan
medis dan keselamatan pasien.

Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry


KEBIJAKAN Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan

Hak Dokter/DPJP
1. Dokter/DPJP berhak mendapatkan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
2. Dokter/DPJP berhak untuk mengelola asuhan medis seorang
pasien secara mandiri dan otonom sesuai standar pelayanan
medis secara komprehensif mulai dari diagnosa, terapi, tindak
lanjut sampai rehabilitasi. Seorang dokter, walaupun ia
berstatus hukum sebagai karyawan rumah sakit, namun kepala
rumah sakit tidak dapat memerintahkan untuk melakukan
sesuatu tindakan yang menyimpang dari standar profesi atau
keyakinannya.
3. Dokter/DPJP berhak melakukan konsultasi dengan disiplin lain
yang dianggap perlu untuk meminta pendapat atau perawatan
bersama demi kesembuhan pasien
PROSEDUR
4. Dokter/DPJP berhak menolak keinginan pasien yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, profesi
dan etika.
5. Dokter/DPJP berhak untuk menghentikan jasa profesionalnya
kepada pasien apabila misal hubungan dengan pasien sudah
berkembang buruk sehingga kerjasama yang baik tidak
mungkin diteruskan lagi, kecuali untuk pasien gawat darurat
dan wajib menyerahkan pasien ke dokter lain.
HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER/DPJP
(DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


06/K.MDK/RS-HHB 0 2/3

6. Dokter/DPJP berhak atas privacy nya (berhak menuntut apabila


nama baiknya dicemarkan oleh pasien dengan ucapan atau
tindakan yang melecehkan atau memalukan.
7. Dokter/DPJP berhak mendapatkan informasi yang jujur dan
lengkap dari pasien yang dirawatnya dan atau dari keluarganya.
8. Dokter/DPJP berhak atas informasi atau pemberitahuan
pertama dalam menghadapi pasien yang tidak puas terhadap
pelayanannya.
9. Dokter/DPJP berhak untuk diperlakukan adil dan jujur, baik
oleh rumah sakit maupun pasien.
10. Dokter/DPJP berhak untuk mendapatkan imbalan atas jasa
profesi yang diberikannya berdasarkan perjanjian dan atau
ketentuan/peraturan yang berlaku di rumah sakit.

Kewajiban Dokter/DPJP :
1. Dokter/DPJP wajib memperkenalkan diri saat pertama kali
berkomunikasi dengan pasien atau keluarganya.
2. Dokter/DPJP wajib bertugas sesuai dengan bidang
spesialisasinya.
3. Dokter/DPJP wajib memberikan pelayanan medis sesuai dengan
standar pelayanan, standar profesi dan menghormati hak-hak
pasien
4. Dokter/DPJP wajib membuat rencana pelayanan pasien dalam
berkas rekam medis yang memuat segala aspek asuhan medis
PROSEDUR yang akan dilakukan, membuat diagnosa, merencanakan dan
memberikan terapi, melaksanakan tindak lanjut dan
rehabilitasi.
5. Dokter/DPJP wajib memberikan penjelasan secara rinci kepada
pasien dan keluarga tentang rencana dan hasil pelayanan baik
tentang pengobatan, prosedur maupun kemungkinan hasil yang
tidak diharapkan.
6. Dokter/DPJP wajib memberikan pendidikan/edukasi kepada
pasien tentang kewajibannya terhadap dokter dan rumah sakit,
yang dicatat dalam berkas rekam medis
7. Dokter/DPJP wajib mengkonsultasikan/merujuk pasien ke
dokter lain/rumah sakit lain serta menerima pendapat dokter
lain yang sama spesialisasinya apabila sudah tidak
memungkinkan keadaan pasiennya dan untuk keselamatan
pasien.
8. Dokter wajib memberikan kesempatan kepada pasien atau
keluarganya untuk bertanya atas hal-hal yang tidak/belum
dimengerti
9. Dokter/DPJP wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai
dengan hubungan hukum antara dokter dengan rumah sakit.
HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER/DPJP
(DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


06/K.MDK/RS-HHB 0 3/3

1. Komite Medik
2. Rawat Jalan
3. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 4. Instalasi Bedah
5. IGD
6. ICU/ICCU
INFORMASI BIAYA PERAWATAN PASIEN RAWAT INAP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1
132/YAN/RS-HHB

Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH


DIREKTUR
2 Januari 2016
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Informasi atau keterangan yang perlu disampaikan oleh petugas
kesehatan kepada pasien ataupun keluarganya tentang biaya
PENGERTIAN
ruang perawatan sesuai fasilitas dan pelayanan atau pengobatan
yang diinginkan atau dibutuhkan pasien.
Sebagai acuan dalam membuat keputusan yang tepat dalam
pelayanan kesehatan, meningkatkan keamanan dan keselamatan
pasien dalam proses diagnostik serta menjaga mutu pelayanan
TUJUAN Rumah Sakit, memberikan pemahaman sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki oleh pasien dan keluarga dan
memfasilitasi kebutuhan informasi yang diperlukan oleh pasien
dan keluarga
Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry
KEBIJAKAN Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. Menerima pasien masuk dan menempatkan pasien sesuai
ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit
2. Memperkenalkan diri
3. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga yang akan
masuk perawatan dengan media Informasi yang ada
PROSEDUR 4. Petugas pendaftaran memberikan informasi perkiraan biaya
pelayanan dan ruang perawatan kepada pasien & keluarga,
jika pasien memiliki jaminan BPJS, Jamkesmas, Jamkesda,
Jamkeprov,dan Pihak III
5. Mencatat informasi yang telah diberikan kepada pasien dan
keluarga di catatan medis.
1. Rawat Inap
2. Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
INFORMASI MUTU PELAYANAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1
131/YAN/RS-HHB

Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH


DIREKTUR
2 Januari 2016
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Memberikan informasi tentang kualitas pelayanan yang diberikan
PENGERTIAN
kepada publik dan kepada sumber rujukan.
Sebagai acuan untuk :
1. Tercapainya tertib administrasi dalam rangka meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan di RSUD Brigjend H. Hasan Basry.
TUJUAN 2. Tersedianya pedoman bagi petugas terkait terhadap pelayanan
kesehatan pasien.
3. Memberikan informasi data yang menjadi ukuran indikator
pelayanan.
Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry
KEBIJAKAN Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. Memberikan informasi kepada suprasistem tentang kualitas
pelayanan rumah sakit secara keseluruhan melalui media
website.
2. Memberikan bukti otentik semua pelayanan yang teiah
PROSEDUR dilakukan sebagai bahan acuan program kerja.
3. Memberikan informasi data dinas kesehatan dan direktorat
kesehatan
4. Melakukan evaluasi informasi tentang kualitas pelayanan yang
diberikan kepada publik dan kepada sumber rujukan.
1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
INFORMASI UNTUK PASIEN DAN KELUARGA
TENTANG ASUHAN DAN PELAYANAN
YANG DIBERIKAN OLEH RUMAH SAKIT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1
46/UMUM/RS-HHB

Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH


DIREKTUR
2 Januari 2016
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Rumah sakit memberikan informasi kepada pasien dan keluarga
PENGERTIAN tentang jenis asuhan dan pelayanan, serta bagaimana akses untuk
mendapatkan pelayanan
Sebagai acuan untuk :
1. Tercapainya tertib administrasi dalam rangka meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan di RSUD Brigjend H. Hasan Basry.
2. Tersedianya pedoman bagi petugas terkait terhadap pelayanan
TUJUAN komunikasi antara pasien dan keluarga.
3. Membantu mencocokan harapan pasien dengan kemampuan
rumah sakit untuk memenuhi harapan tersebut.
4. Membangun komunikasi yang terbuka dan terpercaya antara
pasien, keluarga, dan rumah sakit.
Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry
KEBIJAKAN Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. Rumah Sakit akan memberikan informasi pelayanan yang tepat
sasaran.
2. Rumah sakit akan memberikan informasi tentang asuhan
pelayanan kepada pasien dan keluarga tentang asuhan dan
pelayanan yang diberikan.
PROSEDUR
3. Rumah sakit akan memberikan informasi tentang akses
terhadap pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit.
4. Rumah sakit memberikan informasi tentang sumber alternatif
apabila pelayanan yang diberikan melebihi misi dan
kemampuan rumah sakit
1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
KRITERIA PASIEN KELUAR PERAWATAN INTENSIF

No. Dokumen No.Revisi Halaman


130/KPRW/RS-HHB 0 1

DITETAPKAN OLEH
Tanggal Terbit DIREKTUR
STANDAR
2 Januari 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Keadaan pasien yang diprioritaskan keluar pelayanan intensif dengan
PENGERTIAN kriteria tertentu

Sebagai acuan untuk :


TUJUAN 1. Meningkatkan keamanan dan keselamatan pasien/ patient safety
2. Memperlancar pengaturan pasien keluar pelayanan intensif
Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry
KEBIJAKAN Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
Prioritas I
1. Bila terapi intensif tidak ada lagi
2. Bila terapi telah gagal dan prognosis jangka pendek jelek dengan
kemungkinan sembuh kecil
Contoh : pasien dengan tiga atau lebih gagal system organ
yang tidak berespon terhadap pengelolaan agresif
PROSEDUR Prioritas II
Dikeluarkan bila kemungkinan untuk mendadak memerlukan
terapi, intensif telah berkurang
Prioritas III
1. Dikeluarkan dari pelayanan intensif bila kebutuhan untuk terapi
intensif telah tidak ada lagi
Contoh : penyakit kronis, penyakit jantung, liver terminal,
karsinoma yang telah menyebar luas
1. ICU
2. ICCU
UNIT TERKAIT 3. IGD
4. Rawat Inap
KRITERIA TRANSFER PASIEN ANTAR RUMAH SAKIT
No. Dokumen No. Revisi Halaman

148/YAN-KPRW/RS-HHB 0 1/2

Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH


DIREKTUR
2 Januari 2016
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001

Transfer pasien antar rumah sakit adalah pemindahan pasien dari


PENGERTIAN satu rumah sakit ke rumah sakit lain dengan kualifikasi petugas
pengantar sesuai kebutuhan pasien
Sebagai acuan untuk :
1. Menjamin kontinuitas keperawatan
TUJUAN 2. Pelayanan diberikan sesuai kebutuhan
3. Meningkatkan keamanan untuk menjaga keselamatan pasien
4. Mempertahankan mutu pelayanan
Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry
KEBIJAKAN Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
PERALATAN
KETERAMPILAN
PETUGAS UTAMA &
PASIEN YG
PENDAMPING JENIS
DIBUTUHKAN
KENDARAAN
Derajat 0 Petugas Bantuan Hidup Kendaraan
Ambulans Dasar (BHD) High
Dependency
Service (HDS)
/ Ambulans
Derajat 1 Petugas Bantuan Hidup Kendaraan
PROSEDUR Ambulans & Dasar, pemberian HDS/ambula
Perawat oksigen, pemberian ns,
obat2an, oksigen,sucti
keterampilan on, tiang
perawatan infus
trakeostomi & portable,
suction (PPGD infus pump
basic 2 / BTCLS/ dengan
Emergency baterai,
Nursing Basic oksimetri
2/intermediate
Level)
KRITERIA TRANSFER PASIEN ANTAR RUMAH SAKIT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
148/YAN-KPRW/RS-HHB 0 2/2

PERALATAN
KETERAMPILA
PETUGAS UTAMA &
PASIEN N YG
PENDAMPING JENIS
DIBUTUHKAN
KENDARAAN
Derajat 2 Dokter/perawat Semua Ambulans,
& petugas keterampilan semua
ambulan diatas, ditambah peralatan di
: penggunaan atas,
alat pernafasan, ditambah
bantuan hidup monitor EKG
lanjut, & tekanan
penggunaan darah &
kantong defibriliator
pernafasan (bag- bila
valve mask) diperlukan.
penggunaan
defibriliator,
penggunaan
monitor intensif
Derajat 3 Dokter/perawat Dokter: Ambulans
PROSEDUR & petugas keterampilan lengkap /
ambulans BHD & lanjut AGD Gawat
(GELS/ACLS/AT Darurat,
LS) harus monitor EKG
mengikuti portable yang
pelatihan untuk lengkap,
transfer pasien ventilator dan
dengan sakit peralatan
berat/kritis transfer yang
Perawat: memenuhi
keterampilan standar
BHD & lanjut minimal.
(PPGD Basic 2 /
Emergency
Nursing
Intermediate
Level) Harus
mengikuti
pelatihan untuk
transfer pasien
dengan sakit
berat/kritis
1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
5. Ambulan
MERUJUK PASIEN KELUAR RUMAH SAKIT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


133/KPRW/RS-HHB 0 1/2

Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH


DIREKTUR
2 Januari 2016
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Merujuk pasien keluar rumah sakit merupakan kegiatan untuk
mengantar/mengirim pasien ke rumah sakit lain yang mempunyai
peralatan medis yang lebih lengkap dan tersedia ruang perawatan
PENGERTIAN yang dibutuhkan pasien untuk kepentingan keselamatan pasien,
memulai dari mengirim berita (konfirmasi). Menyiapkan personil,
sampai dengan pasien ditangani sesuai dengan prosedur yang
berlaku
Sebagai acuan :
1. Agar pasien dapat tertangani dengan cepat tepat dan efisien
TUJUAN
2. Mencegah kematian yang disebabkan keterbatasan fasilitas dan
sumber daya
RSUD Brigjend H. Hasan Basry merujuk pasien ke rumah sakit lain
yang lebih tinggi tipe/tingkatannya serta lebih lengkap fasilitas,
peralatan dan sumber daya manusianya sebagai upaya
mengutamakan keselamatan pasien sesuai ketentuan transfer
KEBIJAKAN
pasien berdasar Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan
Basry tentang Kebijakan Pelayanan RSUD Brigjend H. Hasan Basry

1. Dokter memberikan informasi kepada pasien dan keluarga


mengenai kasus pasien bahwa pasien perlu/dapat ditangani
ditempat lain
2. Pasien dan keluarga setuju dengan menandatangani persetujuan
perawatan dirumah sakit yang menerima rujukan
3. Dokter melengkapi RM pasien dan menyiapkan berkas
penunjang yang akan diperlukan dirumah sakit rujukan
PROSEDUR 4. Dokter melengkapi discharge summary dan menuliskan nama
Rumah Sakit dan dokter yang dituju. Dan perawat melengkapi
form catatan perpindahan pasien antar RS
5. Keluarga pasien menyelesaikan biaya administrasi di RSUD
Brigjend H. Hasan Basry
6. Perawat menghubungi ambulan melalui bagian angkutan
7. Perawat memberikan informasi melalui telfon perihal rujukan
kepada rumah sakit yang dituju
MERUJUK PASIEN KELUAR RUMAH SAKIT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


133/KPRW/RS-HHB 0 2/2

8. Perawat memberikan informasi kepada RS rujukan data pasien


yang tercantum dalam surat rujukan
9. Setelah dibacakan surat rujukan perawat menginformasikan
kepada RS yang dituju bahwa pasien siap ditransfer
10. Perawat ambulan mengantar pasien ketempat rujukan
PROSEDUR
11. Perawat ambulan melakukan observasi pasien selama
perjalanan dan form hasil observasi disatukan dengan RM
pasien
12. Perawat melakukan serah terima pasien setelah tiba dirumah
sakit yang dituju
1. Seluruh unit pelayanan di Rumah Sakit
UNIT TERKAIT 2. Seluruh petugas kesehatan di Rumah Sakit
PASIEN IJIN PULANG SEMENTARA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


153/YAN/RS-HHB 0 1/2

DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR

STANDAR Tanggal Terbit


PROSEDUR 2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Pasien ijin pulang sementara adalah pasien yang memerlukan
PENGERTIAN perijinan sementara untuk penundaan perawatan dengan adanya
suatu alasan tertentu
Sebagai acuan dalam memberikan kesempatan kepada pasien
TUJUAN untuk keperluan kemanusiaan serta kepentingan dan hak hak
pasien yang perlu diutamakan
DPJP harus menentukan kesiapan pasien untuk dipulangkan 1 x
24 jam setelah pasien masuk rawat inap sebagai upaya
mengutamakan keselamatan pasien sesuai ketentuan pemulangan
KEBIJAKAN
pasien berdasar Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H.
Hasan Basry Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang
Kebijakan Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. Perawat/bidan menerima permintaan dari pasien ke luar rumah
sakit sementara yang didampingi oleh penanggungjawabnya.
2. Perawat / bidan memeriksa kelengkapan berkas pasien ke luar
rumah sakit.
3. Dokter DPJP memberikan informasi kepada pasien dan keluarga
mengenai ijin sementara dengan waktu yang dibutuhkan.
4. Dokter melengkapi catatan medis tentang kondisi terakhir
pasien dengan disertai contact person.
5. Pasien dan keluarga melakukan deposit sebesar perkiraan biaya
perawatan sebelumnya bagi pasien umum yang izin pulang
PROSEDUR
sementara.
6. Perawat yang mendampingi melengkapi catatan keperawatan
selama pasien keluar dari RS sampai kembali ke RS.
7. Pasien / keluarga, DPJP dan perawat menandatangani surat
perjanjian ijin keluar RS setelah mendapat edukasi dari DPJP di
tulis dalam form CPPT.
8. Apabila setelah batas waktu yang ditentukan (kurang dari 24
jam), pasien tidak bersedia kembali ke RS, maka perawat yang
mendampingi memberikan KIE kepada pasien dan keluarga.
PASIEN IJIN PULANG SEMENTARA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
153/YAN/RS-HHB 0 2/2

9. Apabila setelah di beri KIE oleh perawat tetapi pasien tetap tidak
bersedia kembali ke RS maka perawat menghubungi dokter
DPJP (via telpon).
PROSEDUR 10. DPJP memberikan KIE kepada pasien / keluarga (via telpon).
11. Setelah diberikan KIE oleh DPJP, kalau pasien / keluarga
tetep menolak kembali ke RS, maka pasien diminta untuk
menandatangani surat / form pulang atas permintaan sendiri.
1. Seluruh unit pelayanan dirumah sakit
UNIT TERKAIT
2. Seluruh petugas kesehatan dirumah sakit
PASIEN YANG TIDAK TRANSPORTABLE / TIDAK LAYAK RUJUK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


136/KPRW-YAN/RS-HHB 0 1

Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH


DIREKTUR
2 Januari 2016
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Pasien yang tidak transportable/tidak layak rujuk adalah pasien –
pasien yang tidak mendapatkan tempat rawat khusus tetapi tidak
PENGERTIAN
memungkinkan untuk dirujuk atau alih rawat karena kondisi pasien
yang tidak memungkinkan

Sebagai acuan untuk membantu pasien dan keluarga untuk


TUJUAN
mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Pasien dirawatkan sementara di ruang observasi IGD, sampai ruang


perawatan tersedia sebagai upaya mengutamakan keselamatan
pasien sesuai ketentuan observasi pasien berdasar Keputusan
KEBIJAKAN Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry
Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry
Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. Petugas memberi tahu keluarga tentang kondisi pasien dan
tempat rawat inap khusus yang diperlukan tidak ada
PROSEDUR 2. Keluarga menandatangani surat informed concent
3. Petugas mendokumentasikan segala hal yang dilakukan dalam
memberikan peningkatan pelayanan yang optimal
1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
PEMAKAIAN AMBULANCE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
144/YAN/RS-HHB 0 1/2

DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Ambulance adalah transportasi yang dipergunakan untuk pasien
yang dirujuk ke pusat pelayanan yang lain, ditransfer ke penyedia
PENGERTIAN
pelayanan yang lain atau siap pulang dari rawat inap atau
kunjungan rawat jalan.
Sebagai acuan terselenggaranya pelayanan ambulance di rumah
TUJUAN
sakit agar berdaya dan berhasil guna.
Pemakaian ambulance dalam rangka menunjang operasional
transportasi pelayanan pasien di rumah sakit sebagai upaya
mengutamakan keselamatan pasien sesuai ketentuan transportasi
KEBIJAKAN
pasien berdasar Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan
Basry Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan
Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. Parkir ambulance tidak jauh dari IGD
a. IGD menerima panggilan darurat/kasus yang memerlukan
pertolongan khusus.
b. Mencatat identitas orang yang meminta pelayanan ambulance
(nama,alamat,no telp)
c. Mencatat alamat yang akan dituju
d. Petugas IGD menyerahkan data tersebut ke petugas
PROSEDUR
penanggung jawab ambulance
2. Penanggung jawab ambulance melakukan konfirmasi ulang
dengan menghubungi nomor telepon yang telah diberikan.
3. IGD melayani permintaan ambulace dari internal rumah sakit
a. Mengisi formulir permintaan ambulance
b. Menyerahkan kepada penggungjawab ambulance
PEMAKAIAN AMBULANCE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


144/YAN/RS-HHB 0 2/2

4. Kecepatan kendaraan maksimum 40 km/jam di jalan biasa dan


80 km/jam di jalan bebas hambatan
5. Pada saat membawa pasien boleh menggunakan lampu sirine dan
rotator
PROSEDUR 6. Sebisa mungkin mentaati peraturan lalu lintas yang ada
7. Selama dalam transportasi kondisi pasien tetap di monitoring dan
dilakukan dokumentasi pada lembar observasi pasien
8. Petugas yang ada di dalam ambulance memakai seragam dan
memakai identitas yang jelas
1. IGD
2. Rawat Inap
UNIT TERKAIT
3. Rawat Jalan
4. Instalasi Ambulan
PEMBERIAN INFORMASI PASIEN RAWAT INAP
DAN RAWAT JALAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


0 1/2
137/YAN/RS-HHB

Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH


DIREKTUR
2 Januari 2016
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Pemberian informasi mencakup pengetahuan yang diperlukan
selama proses perawatan dan pengetahuan yang diperlukan
PENGERTIAN
selama pasien dirawat, ataupun rawat jalan mengenai
keterlambatan dalam pelayanan kesehatan
Sebagai acuan dalam membuat keputusan yang tepat dalam
pelayanan kesehatan, meningkatkan keamanan dan keselamatan
pasien/patient safety dalam proses diagnostik serta menjaga
TUJUAN mutu pelayanan Rumah Sakit, memberikan pemahaman sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki oleh pasien dan keluarga dan
memfasilitasi kebutuhan informasi yang diperlukan oleh pasien
dan keluarga
Rumah sakit memberikan edukasi secara rutin pada pasien dan
atau keluarga berdasar Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend
KEBIJAKAN
H. Hasan Basry Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang
Kebijakan Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. Rawat Inap
Pemberian informasi diberikan saat kontak pertama pada
proses penerimaan pasien meliputi:
a. Berikan informasi usulan perawatan oleh petugas
administrasi ataupun perawat
b. Berikan informasi mengenai perkiraan biaya yang harus
dibebankan pasien atau keluarga oleh petugas kesehatan
c. Berikan informasi alternatif pengganti biaya yang bersumber
dari pemerintah atau swasta (BPJS, jamkesmas,
jamsostek,dll)
d. Berikan informasi unit pelayanan dan fasilitas yang tersedia
informasi tentang hasil yang diharapkan serta alternatif
pilihan
PROSEDUR 2. Rawat Jalan
a. Berikan informasi kepada pasien rawat jalan dan keluarga
melalui bagian administrasi ataupun perawat rawat jalan
atau perawat IGD mengenai keterlambatan dalam pelayanan,
informasi ini bisa berupa masalah layanan diagnostik,
perawatan tertentu, daftar tunggu
b. Berikan informasi alternative kepada keluarga dan pasien jika
mendapatkan pelayanan yang direncanakan oleh petugas
rawat jalan IGD atau pun rawat inap
c. Catat oleh Perawat/dokter/tenaga administrasi dalam catatan
rekam medis tentang pemberian informasi
PEMBERIAN INFORMASI PASIEN RAWAT INAP
DAN RAWAT JALAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
137/YAN/RS-HHB 0 2/2

1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
PEMULANGAN PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

13/YAN/RS-HHB 0 1

Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH


DIREKTUR
2 Januari 2016
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Pasien yang telah sembuh atau sudah tidak perlu mendapatkan
PENGERTIAN perawatan lagi diruang rawat inap dan telah menyelesaikan biaya
administrasi
Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah pemulangan
TUJUAN pasien dari rumah sakit dalam keadaan sehat, dan tercapainya
pelayanan rumah sakit yang optimal
Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry
KEBIJAKAN Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
PROSEDUR 1. Beritahu keluarga/ pasien bahwa dokter telah membolehkan
pasien untuk pulang oleh perawat
2. Periksa instruksi dokter oleh perawat, obat alkes yang akan
dikonsumsi pasien selama proses pemulihan
3. Setelah kasir menginput, perawat mempersilahkan keluarga
untuk menyelesaikan urusan administrasi
4. Pasien dan keluarga menyerahkan bukti administrasi
5. Berikan obat dan menjelaskan aturan pakai oleh perawat
6. Antar pasien sampai depan ruang perawatan oleh perawat
7. Bersihkan ruangan pasien yang telah keluar oleh petugas
8. Beritahu bagian gizi bahwa pasien telah pulang oleh perawat
1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi

9. Perawat yang memulangkan pasien wajib melakukan up date kamar online ruangnya
selambat-lambatnya 30 menit setelah kamar siap dipergunakan kembali untuk
ketersediaan tempat tidur
10. Pasien yang sudah pulang harus sudah dikeluarkan dari billing system rawat inap oleh
administrasi ruangan selambat-lambatnya 30 menit apabila pasien pulang pada jam
kerja administrasi atau pagi hari kerja administrasi berikutnya apabila pasien pulang
sore atau malam hari
PENDAFTARAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
(JKN)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


139/YAN/RS-HHB 0 1/2

DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
Tanggal terbit
STANDAR
PROSEDUR
2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001

Pendaftaran pasien JKN adalah pendaftaran pasien yang


menjadi anggota BPJS (JKN) baik TNI, POLRI, PNS, Keluarga,
PENGERTIAN
ASKES maupun JAMKESMAS

1. Agar tertib administrasi pasien baru di RSUD Brigjend H.


Hasan Basry
2. Tercapainya ketertiban dan kelancaran pelayanan kepada
TUJUAN
pasien
3. Mengetahui jumlah pasien anggota BPJS (JKN)

1. Pasien BPJS (JKN) dari TNI, POLRI atau PNS di lingkungan


TNI maupun POLRI menyerahkan syarat fotocopy KTA dan
fotocopy surat rujukan dari PPK I
2. Pasien BPJS (JKN) dari keluarga TNI maupun POLRI
menyerahkan syarat fotocopy KU1 dan fotocopy surat
rujukan dari PPK I
3. Pasien BPJS (JKN) dari ASKES menyerahkan syarat kartu
KEBIJAKAN
ASKES asli, fotocopy kartu ASKES, surat rujukan asli dari
PPK I dan fotocopy surat rujukan dari PPK I
4. Pasien BPJS (JKN) dari JAMKESMAS menyerahkan syarat
kartu JAMKESMAS asli, fotocopy kartu JAMKESMAS, surat
rujukan asli dari PPK I, fotocopy surat rujukan dari PPK I,
fotocopy KTP dan fotocopy kartu keluarga (KK)
PENDAFTARAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
(JKN)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


139/YAN/RS-HHB 0 2/2

PROSEDUR
1. Rawat Jalan
a. Petugas memeriksa kelengkapan persyaratan BPJS
(JKN)
b. Setelah dinyatakan lengkap maka pasien didaftarkan
ke poliklinik yang dituju dan persyaratannya
dikumpulkan di loket BPJS untuk dibuatkan Surat
Eligibilitas Peserta (SEP)
c. Apabila persyaratan pasien tidak lengkap maka
dikembalikan lagi ke pasien untuk melengkapinya
d. Pasien menunggu panggilan di loket BPJS
e. Setelah mendapatkan panggilan dari loket BPJS maka
pasien membawa SEP ke poliklinik yang dituju
2. Rawat Inap
a. Petugas memeriksa kelengkapan persyaratan BPJS
(JKN)
b. Setelah dinyatakan lengkap maka persyaratannya
dikumpulkan di loket BPJS untuk dibuatkan Surat
Eligibilitas Peserta (SEP) tidak lebih dari 3 x 24 jam
(hari kerja)
c. Apabila persyaratan tidak lengkap maka dikembalikan
lagi ke pasien untuk melengkapi persyaratannya yang
kurang
d. Pasien menunggu paggilan di loket BPJS
e. Setelah mendapatkan panggilan dari loket BPJS
selanjutnya pasien dapat menuju ruang perawatan
yang dituju dengan membawa SEP

1. Rawat Jalan
2. Rawat Inap
UNIT TERKAIT
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi

3. Instalasi Gawat Darurat


a. Petugas pendaftaran/TPPRI memeriksa KTP dan kartu BPJS serta aktif/tidaknya
b. setelah dinyatakan aktif maka petugas pendaftaran/TPPRI mengeluarkan jaminan
pasien untuk pelayanan IGD
c. Apabila kartu BPJS tidak aktif maka petugas pendaftaran wajib menjelaskan
kemungkinan pasien ditagihkan sebagai pasien umum dengan kisaran biaya yang juga
dijelaskan oleh petugas pendaftaran
PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP DARI RAWAT JALAN

No.Dokumen No.Revisi Halaman


161/YAN/RS-HHB 0 1/2

DITETAPKAN OLEH
Tanggal Terbit DIREKTUR

STANDAR 2 Januari 2016


PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Penerimaan pasien rawat inap dari rawat jalan adalah pasien
rawat jalan yang diterima sebagai pasien rawat inap
PENGERTIAN
berdasarkan kebutuhan perawatan kesehatan yang
teridentifikasi dan disesuaikan dengan sumber daya RS
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penerimaan pasien
diterima sesuai dengan sumber daya RS dan untuk
TUJUAN
mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan fasilitas yang
tersedia di RS
Penerimaan pasien rawat inap dari rawat jalan ke unit rawat
inap dilaksanakan sebagai upaya mengutamakan keselamatan
pasien sesuai ketentuan transfer pasien berdasar Surat
KEBIJAKAN
Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan
Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses Pelayanan
dan Kontinuitas Pelayanan
1. Ucapkan salam dan memperkenalkan diri
2. Perawat menanyakan kepada pasien ataupun
keluarga/pengantar tentang pasien
3. Perawat/dokter menentukan prioritas kegawat daruratan
4. Berikan informasi perawat memberikan informasi kepada
keluarga/pengantar pasien untuk mendaftarkan ke bagian
pendaftaran pasien IGD jika pasien umum keluarga diberi
informasi biaya perawatan dan fasilitas, dokter yang tersedia
di RSUD Brigjend H. Hasan Basry
5. Lakukan pemeriksaan fisik pada pasien oleh dokter
PROSEDUR
6. Menanyakan kepada keluarga kronis sebelum masuk rumah
sakit serta terapi ataupun pemeriksaan dari luar rumah sakit
(Lab, Rongent, dll) kepada pasien jika sadar serta keluarga
oleh dokter/perawat
7. Mengisi status rekam medis pasien dengan lengkap dan
instruksi yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis
(pemeriksaan Lab, Radiologi dan Terapi) oleh dokter
8. Berikan alternatif pemeriksaan keluar rumah sakit kepada
keluarga jika pemeriksaan penunjang tidak mendukung,
perawat/dokter
PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP DARI RAWAT JALAN

No.Dokumen No.Revisi Halaman


161/YAN/RS-HHB 0 2/2

9. Dokter IGD melakukan konsultasi kepada konsulen yang


diperlukan via telepon
10. Berikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang hasil
pemeriksaan apabila pasien diobservasi selama beberapa
jam perawat wajib memberi tahu kepada keluarga kenapa
PROSEDUR dilakukan penahanan/observasi diruang IGD oleh dokter
atau perawat
11. Berikan Informed Consent dan ditandatangani oleh
keluarga, dokter, perawat
12. Pemasangan gelang identifikasi sesuai SPO
13. Berikan informasi kepada ruangan yang dituju oleh perawat
1. Rawat Inap
2. Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
PENGGUNAAN PELAYANAN INFORMASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


47/UMUM-YAN/RS-HHB 0 1/2

Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH


DIREKTUR
2 Januari 2016
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Adalah penggunaan pelayanan sesuai dengan prosedur yang telah
PENGERTIAN
ditetapkan
Sebagai acuan dalam langkah pelaksanaan penggunaan pelayanan
TUJUAN
informasi
Rumah sakit memberikan edukasi secara rutin pada pasien dan
atau keluarga berdasar Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend
KEBIJAKAN
H. Hasan Basry Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang
Kebijakan Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. Berikan informasi pelayanan dan produk Rumah Sakit sesuai
dengan permintaan pelanggan.
2. Menerima dan menangani komplain pelanggan secara
professional
3. Menampung keluhan dan ketidakpuasan pasien dalam layanan
yang diberikan oleh petugas RSUD Brigjend H. Hasan Basry
4. Berikan penjelasan/informasi kepada pasien tentang jadwal
hari pelayanan di poliklinik RSUD Brigjend H. Hasan Basry.
5. Berikan informasi kepada pelanggan tentang keadaan RSUD
Brigjend H. Hasan Basry tentang :
a. Jenis pelayanan yang ada di RSUD Brigjend H. Hasan Basry
PROSEDUR
b. Dokter yang bertugas
c. Prosedur untuk persyaratan berobat baik pasien BPJS,
Umum, Jamkesda,Jamkesprov maupun Pihak III
6. Berikan penjelasan kepada pelanggan tentang :
a. Pasien BPJS
b. Pasien Umum
c. Pasien Jamkesda
d. Pasien Jamkesprov
e. Pasien Pihak III
7. Berikan penjelasan apabila ada pasien yang ingin naik kelas
perawatan.
PENGGUNAAN PELAYANAN INFORMASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


47/UMUM-YAN/RS-HHB 0 2/2

8. Berikan informasi tarif ruang perawatan dan membantu kasir


dalam perkiraan biaya operasi.
9. Berikan petunjuk lokasi ruang perawatan dll.
10. Membantu IGD mencari ruang perawatan untuk pasien yang
akan dirawat
11. Berkoordinasi dengan ruang perawatan mengenai jumlah
PROSEDUR tempat tidur kosong untuk pasien baru.
12. Koordinasi dengan dokter/perawat IGD apabila ruang
perawatan penuh.
13. Koordinasi dengan kontrole apabila ruang perawatan untuk
pasien baru dari IGD penuh.
14. Membantu Rekam Medik untuk pendaftaran pasien baru
rawat jalan.
1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
PENOLAKAN/PENGHENTIAN PENGOBATAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


150/YAN/RS-HHB 0 1

Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH


DIREKTUR
2 Januari 2016
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Hak pasien dan keluarga mengambil keputusan
PENGERTIAN menolak/menghentikan pengobatan/terapi selama dalam
perawatan di Rumah Sakit.
Sebagai acuan untuk menghormati hak pasien dan keluarga untuk
memenuhi permintaan menolak/menghentikan pengobatan/terapi
TUJUAN
pasien sesuai etik dan hukum dalam pelayanan kesehatan di
RSUD Brigjend H. Hasan Basry
Rumah Sakit menghormati pasien dan keluarganya tentang
keinginan dan pilihan pasien untuk menolak pelayanan atau
menghentikan pengobatan sesuai ketentuan penolakan pelayanan
KEBIJAKAN
dan pengobatan. berdasar Surat Keputusan Direktur RSUD
Brigjend H. Hasan Basry Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016
Tentang Kebijakan Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. Beri salam dan perkenalkan diri
2. Tanya identitas pasien
3. Dokter DPJP menjelaskan hubungan penyakit dengan indikasi
dan resiko/dampak menolak pengobatan terhadap pasien
dengan bahasa yang mudah dimengerti
4. Beri kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya
dan mengungkapkan apa alasan menolak
5. Mengisi formulir yang telah ditanda tangani oleh
pasien/keluarga selanjutnya diserahkan kepada
PROSEDUR
petugas/perawat untuk ditanda tangani dokter DPJP dan
perawat sebagai saksi, check isi kelengkapannya dan arsipkan
dalam catatan Rekam Medis Pasien
6. DPJP membuat laporan resume pasien pulang perawatan pasien
sesuai dengan standar
7. Dokter mendokumentasikan pada formulir catatan
perkembangan terintegrasi
8. Bila ada perubahan mengambil keputusan, akan dilaksanakan
lebih lanjut sesuai indikasi tindakan keperawatan
1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
PENYELESAIAN KONFLIK PERBEDAAN PENDAPAT DALAM
PERAWATAN PASIEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
128/YAN-KPRW/RS-HHB 0 1

Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH


DIREKTUR
2 Januari 2016
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Rumah sakit menetapkan proses untuk menyelesaikan
PENGERTIAN permasalahan apabila terjadi konflik atau perbedaan pendapat
dalam perawatan pasien
Sebagai acuan supaya :
1. Pasien dan keluarga mengetahui adanya proses penyelesaian
apabila ada konflik perbedaan pendapat tentang perawatan
TUJUAN
pasien.
2. Pasien dan keluarga mendapatkan hasil penyelesaian perbedaan
pendapat tersebut.
Setiap perbedaan pendapat dalam perawatan pasien harus
difasilitasi untuk diselesaikan oleh petugas kesehatan rumah sakit
dengan melibatkan multi disiplin ilmu dalam bidang kesehatan
sesuai ketentuan penyelesaian konflik perbedaan pendapat dalam
KEBIJAKAN
perawatan pasien di RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan
berdasar Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry
Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. Setiap permasalahan perbedaan pendapat daiam perawatan
pasien harus difasilitasi untuk diselesaikan oleh petugas
kesehatan Rumkit.
2. Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan
keluarga mengenai proses menerima dan bertindak terhadap
keluhan tentang pelayanan pasien dan hak pasien untuk
berpartisipasi dalam proses penyelesaian masalah.
3. Permasalahan yang berhubungan dengan perawatan pasien
PROSEDUR
yang dikeluhkan pasien dan keluarga akan diselidiki, ditelaah
oleh pihak rumah sakit.
4. Dalam proses penyelesaian permasalahan yang
berhubungandengan perawatan pasien, pihak pasien dan
keluarganya akan dilibatkan.
5. Proses penyelesaian masalah yang berhubungan dengan
perawatan pasien dilakukan oleh semua unit terkait secara
konsisten
1. Komite Medik
2. Komite Keperawatan
UNIT TERKAIT 3. Tim Komplain RS
4. Seluruh Unit Kerja
5. Pendaftaran dan Informasi
PEMINDAHAN/PENERIMAAN PASIEN DARI IGD KE RUANG
RAWAT INAP

No.Dokumen No.Revisi Halaman


145/KPRW-IGD/RS-HHB 0 1

DITETAPKAN OLEH
Tanggal Terbit DIREKTUR
STANDAR
PROSEDUR 2 Januari 2016
OPERASIONAL

dr. Hj. Rasyidah, M.Kes


Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Transfer pasien dari IGD ke ruangan merupakan suatu bentuk
pelayanan yang berkelanjutan, dimana pasien memerlukan
PENGERTIAN
perawatan yang memadai sesuai kondisi sakit dan ruangan yang
tersedia.
Sebagai acuan dalam :
1. Meningkatkan keamanan dan keselamatan pasien
TUJUAN
2. Menjaga mutu pelayanan Rumah Sakit
3. Meningkatkan pelayanan keperawatan yg berkesinambungan
Perpindahan/Penerimaan pasien dari IGD ke unit rawat inap
dilaksanakan sebagai upaya keselamatan pasien sesuai
ketentuan transfer pasien berdasar Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN
RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan Nomor 02.APK Tahun
2016 Tentang Kebijakan Akses Pelayanan dan Kontinuitas
Pelayanan
1. Setiap pasien yang akan masuk unit rawat inap dipastikan
sudah mempunyai surat pengantar rawat inap dari dokter IGD
2. Setelah mendaftar & mendapat arahan dari admission , pasien
kemudian diantar oleh petugas sesuai kriteria transfer pasien
ke ruangan yang dimaksud & membawa catatan pemindahan
pasien yang sudah terisi lengkap
3. Pastikan pasien sudah mendapatkan ruangan rawat inap
sesuai yang dibutuhkan
PROSEDUR 4. Pastikan RM rawat inap sudah ada identitas pasien terisi
lengkap & sudah mendaftar di RM
5. Hubungi ruangan & memastikan bahwa ruang rawat inap
sudah siap untuk menerima pasien
6. Jelaskan kepada pasien & keluarga tentang rencana
pemindahan pasien & kesiapan ruangan yang dituju.
7. Jelaskan kepada pasien & keluarga bahwa pasien akan
didampingi petugas sesuai kriteria transfer pasien selama
proses pemindahan.
8. Petugas yang mengirim pasien melakukan serah terima
dengan perawat ruangan yang dituju berdasarkan form
pemindahan pasien dengan metode SBAR
1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
PETUGAS YANG BERHAK MENGISI / MENULIS
REKAM MEDIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
159/YAN/RS-HHB 0 1

Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH


DIREKTUR
2 Januari 2016
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Petugas yang berhak mengisi / menulis rekam medis adalah petugas
PENGERTIAN yang berhak untuk mengisi atau menulis Rekam Medis pasien di
RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan
Sebagai acuan untuk menghasilkan pengelolaan Rekam Medis
TUJUAN
yang baik yang sesuai dengan petunjuk teknis yang berlaku
Penulisan rekam medis selambat-lambatnya 1x24 jam setelah
pasien masuk ditulis oleh seluruh petugas kesehatan sesuai dengan
kewenangannya, dicap dan ditandatangani menurut Surat
KEBIJAKAN
Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan
Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses Pelayanan dan
Kontinuitas Pelayanan
1. Setiap tindakan atau konsultasi yang dilakukan terhadap
pasien, selambat-lambatnya 1x24 jam harus ditulis dalam
lembaran rekam medis
2. Semua pencatatan harus ditandatangani oleh dokter/ tenaga
kesehatan lainnya sesuai dengan kewenangan dan ditulis nama
terang serta diberi tanggal
3. Pencatatan yang dibuat dan ditandatangani menjadi tanggung
PROSEDUR
jawab dokter yang merawat
4. Dokter yang merawat dapat memperbaiki kesalahan penulisan
dan melakukannya pada saat itu juga serta dibubuhi paraf
5. Penghapusan tulisan dengan cara apapun tidak diperbolehkan,
review hal-hal yang berpotensi menyebabkan tuntutan ganti rugi
6. Dokter DPJP membuat dan melengkapi resume ketika pasien
pulang
1. Komite Medik
2. Komite Keperawatan
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Rawat Jalan
5. IGD
RUMAH SAKIT PENERIMA RUJUKAN DAPAT MENYEDIAKAN
KEBUTUHAN PASIEN YANG AKAN DIPINDAHKAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


156/YAN-KPRW/RS-HHB 0 1

Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH


DIREKTUR
2 Januari 2016
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Rumah sakit yang dituju mempunyai sarana pelayanan sesuai
PENGERTIAN kondisi dan kebutuhan pasien yang telah ditentukan oleh rumah
sakit yang merujuk
Sebagai acuan untuk memudahkan pelayanan pasien agar sesuai
TUJUAN
dengan kebutuhan pasien
Rumah sakit menerima rujukan dari rumah sakit lain yang
menunjuk rumah sakit Salamun sebagai rumah sakit rujukan
sebagai upaya mengutamakan keselamatan pasien sesuai
KEBIJAKAN ketentuan transfer pasien berdasar Surat Keputusan Direktur
RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan Nomor 02.APK Tahun
2016 Tentang Kebijakan Akses Pelayanan dan Kontinuitas
Pelayanan
1. Tentukan kebutuhan akan pemeriksaan penunjang, misal
pemeriksaan lab, radiologi intervesi oleh DPJP
2. Berikan informasi kepada pasien dan keluarga bahwa
diperlukan pemeriksaan penunjang, pasien dan keluarga
setuju dan menandatangani persetujuan oleh dokter
3. Tuliskan permintaan pemeriksaan penunjang pada form
lab/radiologi. Serta menuliskan nama RS dan dokter yang
PROSEDUR
dituju oleh DPJP
4. Perawat membawa pengantar pemeriksaan penunjang ke unit
penunjang
5. Unit penunjang melakukan konfirmasi dan klarifikasi tentang
pemeriksaan penunjang yang dimaksud
6. Unit penunjang memberikan informasi kepada ruangan tempat
pasien dirawat mengenai tempat dan waktu pemeriksaan
7. Unit penunjang melakukan pencatatan pasien yang melakukan
pemeriksaan dalam buku ekspedisi
8. Pasien diantar oleh perawat dengan memakai ambulance rumah
sakit Salamun

1. Rawat Inap/Rawat Jalan


UNIT TERKAIT 2. IGD
3. Laboratorium & Radiologi
4. Pendaftaran dan Informasi
MERUJUK PASIEN KE RUMAH SAKIT LAIN UNTUK
PERAWATAN LANJUT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


134/KPRW/RS-HHB 0 1/2

DITETAPKAN OLEH
Tanggal terbit DIREKTUR
STANDAR
PROSEDUR 2 Januari 2016
OPERASIONAL

dr. Hj. Rasyidah, M.Kes


Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Rujukan adalah pengiriman pasien yang tidak dapat diatasi di
RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan. Mengirim pasien ke
rumah sakit lain untuk dilakukan perawatan lanjut dikarenakan :
1. Pengobatan atau tindakan tertentu yang diperlukan tidak bisa
dilakukan di RS
PENGERTIAN
2. Ruang rawat inap penuh
3. Atas permintaan pasien dan atau keluarga untuk pindah rawat
di rumah sakit yang dituju

1. Mengirim pasien yang dirujuk atau pindah rawat ke rumah


sakit lain secara cepat , cermat dan aman bagi pasien
TUJUAN 2. Menjalin kerjasama yang baik dan efisien dengan rumah sakit
lain

Merujuk pasien ke Rumah Sakit atau sarana kesehatan lainnya


sehingga kesinambungan pelayanan pasien terpenuhi yang pada
akhirnya keselamatan pasien dan mutu pelayanan dapat
KEBIJAKAN meningkat berdasar Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H.
Hasan Basry Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang
Kebijakan Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan

1. Dokter memberikan informasi kepada pasien dan keluarga


mengenai kondisi pasien bahwa pasien perlu/ dapat ditangani
di tempat lain;
2. Sebelum merujuk memastikan terlebih dahulu bahwa rumah
sakit yang dituju memiliki dokter / fasilitas pelayanan yang
dibutuhkan
3. Dokter melengkapi rekam medis pasien dan menyiapkan berkas
penunjang yang akan diperlukan di rumah sakit rujukan.
Resume medis, yang berisi :
PROSEDUR a. Kondisi klinis pasien
b. Prosedur dan pemeriksaan yang telah dilakukan
c. Kebutuhan pelayanan lebih lanjut
4. Dokter melengkapi resume medis (surat rujukan) dan perawat
melengkapi form catatan perpindahan pasien antar RS.
(menggunakan form TRANSFER, dibuat rangkap 2)
5. Resume medis dibuat salinanya. (asli diberikan ke RS yang
dituju, copy tertinggal)
6. Pasien dirujuk menggunakan alat transportasi yang sesuai
dengan kondisinya.
MERUJUK PASIEN KE RUMAH SAKIT LAIN UNTUK
PERAWATAN LANJUT

No. Dokumen No. Revisi No. Dokumen


134/KPRW/RS-HHB 0 2/2

7. Perawat menghubungi koordinator ambulance, dan mengisi


formulir permintaan ambulance.
8. Selama proses rujukan kondisi pasien dimonitor terus
menerus. Kondisi pasien dicatat pada lembar observasi dan
disatukan dengan RM pasien.
9. Petugas yang mengantar melakukan timbang terima setelah
sampai di RS rujukan dengan melengkapi form Situasion
Background Assement Recommendation (SBAR) (rangkap 2, asli
PROSEDUR tertinggal dan copy dibawa kembali)
10. Menyerahkan resume medis dan lembar pengawasan pasien
selama transportasi kepada RS yang dituju
11. Jika Pasien tidak menggunakan fasilitas Ambulan RS
(ambulan luar/dibawa sendiri), maka petugas RS tidak wajib
mendampingi dan penyerahan resume medis dilakukan pada
saat itu.

1. Instalasi Rawat Jalan


2. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Ambulan
STABILISASI PASIEN SEBELUM TRANSFER

No.Dokumen No.Revisi Halaman


65/K.PPI-KPRW/RS-HHB 0 1/2

DITETAPKAN OLEH
Tanggal Terbit DIREKTUR
STANDAR
PROSEDUR 2 Januari 2016
OPERASIONAL

dr. Hj. Rasyidah, M.Kes


Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Stabilisasi pasien sebelum transfer adalah menstabilkan keadaan
PENGERTIAN umum pasien sesuai kebutuhannya sebelum akan dirujuk/alih
rawat.
Sebagai acuan dalam mengurangi resiko cidera, kecacatan, dan
TUJUAN
kematian pada pasien serta memenuhi hak pasien dan keluarga
Transfer pasien dilaksanakan dalam keadaan pasien stabil
sebagai upaya mengutamakan keselamatan pasien sesuai
ketentuan transfer pasien berdasar Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan Nomor 02.APK Tahun
2016 Tentang Kebijakan Akses Pelayanan dan Kontinuitas
Pelayanan
1. Transfer sebaiknya tidak dilakukan bila kondisi pasien belum
stabil (pasien kalau kondisi sudah stabil)
2. Unit/Rumah Sakit yang dituju untuk transfer harus
memastikan bahwa ada prosedur/pengaturan transfer pasien
yang memadai
3. Perlu waktu hingga beberapa jam mulai setelah pengambilan
keputusan dibuat hingga pasien ditransfer ke unit / rumah
sakit lain
4. Hal penting untuk dilakukan sebelum transfer
a. Amankan patensi jalan napas
Seberapa pasien mungkin membutuhkan intubasi atau
trakeostami dengan pemantauan end-tidal carbondioxide
yang adekuat.
b. Analisis gas darah harus dilakukan pada pasien yang
PROSEDUR
menggunakan ventilator portabable selama minimal 15
menit
c. Terdapat jalur / akses vena yang adekuat (minimal 2
kanula parifer atau sentral)
d. Pengukuran tekanan darah invasive yang kontinu / terus-
menerus merupakan teknik terbaik untuk memantau
tekanan darah pasien selama proses transfer berlangsung
e. Jika terdapat pneumotoraks, selang drainase data (water-
sealed Drainage-WSD) harus terpasang dan tidak boleh
diklem
f. Pasang kateter urin dan nasogastric tube (NGT), jika
diperlukan
g. Pemberian terapi/tatalaksana tidak boleh ditunda saat
menunggu pelaksanaan transfer
STABILISASI PASIEN SEBELUM TRANSFER

No.Dokumen No.Revisi Halaman


65/K.PPI-KPRW/RS-HHB 0 2/2

5. Unit/rumah sakit yang dituju dapat memberikan saran


mengenai penanganan segera/ resusitasi yang perlu dilakukan
terhadap pasien pada situasi-situasi khusus, namun
tanggungjawab tetap pada tim transfer
6. Tim transfer harus familiar dengan peralatan yang ada dan
PROSEDUR secara independen menilai kondisi pasien
7. Seluruh peralatan dan obat-obatan harus dicek ulang oleh
petugas transfer
8. Gunakanlah daftar persiapan transfer pasien untuk
memastikan bahwa semua persiapan yang diperlukan telah
lengkap dan tidak ada yang terlewat
1. Rawat Inap
2. Rawat Jalan
UNIT TERKAIT 3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
5. Ambulan
TRANSPORTASI PASIEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
155/YAN/RS-HHB 0 1/2

DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
Tanggal Terbit
STANDAR
2 Januari 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Transportasi pasien dilakukan untuk terlaksananya proses
PENGERTIAN rujukan, transfer dan pemulangan pasien rawat inap atau rawat
jalan
Sebagai acuan untuk :
1. Menjamin kontinuitas perawatan
TUJUAN 2. Pelayanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan
3. Meningkatkan keamanan untuk menjaga keselamatan pasien
4. Mempertahankan mutu pelayanan
Pasien yang akan ditransportasi dengan menggunakan
ambulance rumah sakit wajib dimonitor sebagai upaya
mengutamakan keselamatan pasien sesuai Surat Keputusan
KEBIJAKAN
Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan Nomor
02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses Pelayanan dan
Kontinuitas Pelayanan
1. Hubungi rumah sakit rujukan
2. Menanyakan tempat perawatan yang sesuai dengan kondisi
pasien
3. Persiapkan pasien yang akan ditransfer
4. Lakukan pendekatan yang sistematis dalam proses transfer
pasien
5. Awali dengan pengambilan keputusan untuk melakukan
PROSEDUR transfer, kemudian lakukan stabilisasi pre-transfer dan
manajemen transfer
6. Pengambilan keputusan untuk melakukan transfer harus
dipertimbangkan dengan matang pertimbangan resiko dan
keuntungan dilakukannya transfer
7. Pertimbangkan resiko dan keuntungan dilakukannya transfer
8. Jika resikonya lebih besar, sebaiknya jangan melakukan
transfer
TRANSPORTASI PASIEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
155/YAN/RS-HHB 0 2/2

9. Dalam transfer pasien, diperlukan personel yang terlatih dan


kompeten, peralatan dan kendaraan khusus
10. Pengambil keputusan harus melibatkan DPJD/dokter
senior (biasanya seorang konsultan) dan dokter ruangan
PROSEDUR 11. Menyiapkan ambulance dan petugas yang akan
mendampingi pasien
12. Melengkapi dokumen pasien yang akan
ditransfer/dirujuk dan mendokumentasikannya selama
transfer pasien di perjalanan
1. Ambulan
2. IGD
UNIT TERKAIT
3. Rawat Inap
4. Rawat Jalan
ALUR PELAYANAN PASIEN IGD
No. Dokumen No. Revisi Halaman
162/YAN-IGD/RS-HHB 0 1

Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH


DIREKTUR
2 Januari 2016

ALUR

dr. Hj. Rasyidah, M.Kes


Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
ALUR PELAYANAN PASIEN DI IGD

TRIAS
E
PENDAFTARA
N

R.Merah R.Kuning R.Hijau R.Hitam

R.Resusita R.Observas
si i
Pendaftaran RM

KASIR

Rujuk R.inap Pulang R.Jenazah

Keterangan :
R.Merah : gawat darurat membahayakan nyawa

R. Kuning : mengancam nyawa

R.Hijau : tidak gawat darurat

R.Hitam : meninggal
1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
ASESMEN AWAL UNTUK POPULASI TERTENTU

No. Dokumen No. Revisi Halaman


129/YAN/KPRW/RS-HHB 0 1/2

Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH


DIREKTUR
2 Januari 2016
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Populasi tertentu adalah kelompok yang mendapatkan asesmen
PENGERTIAN
khusus secara individual di masing - masing bagian / unit
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam:
mengidentifikasi kelompok pasien khusus dan populasi pasien
khusus serta dapat memodifikasi proses asesmen untuk
TUJUAN
memenuhi kebutuhan khusus pasien, mengidentifikasi
hambatan pada populasi pasien dan membatasi dampak
hambatan pada pemberi pelayanan
Rumah sakit mengatur perawatan pasien lanjut usia, orang
dengan keterbatasan, anak-anak, dan populasi yang berisiko
diperlakukan tak senonoh. Semua pasien yang dilayani rumah
KEBIJAKAN sakit harus diidentifikasi kebutuhan pelayanan melalui proses
asesmen yang baku sesuai Surat Keputusan Direktur RSUD
Brigjend H. Hasan Basry Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016
Tentang Kebijakan Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. Lakukan perawatan oleh spesialis anak pada setiap pasien
anak-anak yang memerlukan kebutuhan khusus pada rawat
jalan dan rawat inap dan rawat jalan
2. Lakukan asesmen khusus oleh spesialis terkait pada pasien
dewasa muda dengan memerlukan kebutuhan khusus baik
rawat jalan maupun rawat inap
3. Berikan perhatian khusus pada pasien lanjut usia yang lemah
PROSEDUR memerlukan perhatian khusus, baik rawat jalan maupun rawat
inap asesmen dilakukan unit terkait (Geriatri)
4. Lakukan asesmen di unit terkait / multidisipliner pada pasien
dengan terminal yang memerlukan perhatian khusus, baik
rawat jalan maupun rawat inap
5. Berikan asesmen oleh bagian anestesi pada pasien yang
mengalami kesakitan dan sakit kronis bagian anestesi, baik
rawat jalan atau pun rawat inap.
ASESMEN AWAL UNTUK POPULASI TERTENTU

No. Dokumen No. Revisi Halaman


129/YAN/KPRW/RS-HHB 0 2/2

6. Berikan perhatian khusus pada pasien wanita dalam proses


melahirkan yang memerlukan perhatian khusus, baik rawat
jalan maupun rawat inap asesmen dilakukan unit terkait
7. Berikan perhatian khusus pada pasien dengan kelainan
emosional dan gangguan jiwa yang memerlukan perhatian
khusus, baik rawat jalan maupun rawat inap asesmen
dilakukan unit terkait
8. Berikan perhatian khusus pada pasien dengan
ketergantungan obat yang memerlukan perhatian khusus,
baik rawat jalan maupun rawat inap asesmen dilakukan unit
terkait
9. Berikan perhatian khusus pada pasien yang terlantar atau
disakiti (KDRT, CHILD ABUSE) yang memerlukan perhatian
khusus, baik rawat jalan maupun rawat inap asesmen
PROSEDUR
dilakukan unit terkait
10. Berikan perhatian khusus pada pasien dengan infeksi dan
penyakit menular yang memerlukan perhatian khusus, baik
rawat jalan maupun rawat inap asesmen dilakukan unit
terkait
11. Berikan perhatian khusus pada pasien yang mendapatkan
khemoterapi /radiasi yang memerlukan perhatian khusus,
baik rawat jalan maupun rawat inap asesmen dilakukan unit
terkait
12. Berikan perhatian khusus pada pasien dengan daya imun
direndahkan untuk memerlukan perhatian khusus, baik
rawat jalan maupun rawat inap asesmen dilakukan unit
terkait
13. Hasilkan diagnosa pada asemen awal
1. Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
DOKUMENTASI REKAM MEDIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

158/YAN/RS-HHB 0 1/2

DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Semua temuan assesmen di catat dalam rekam medis pasien
PENGERTIAN
yang tersedia bagi semua pemberi pelayanan pasien
Sebagai acuan semua temuan assesmen termasuk anatesi dan
TUJUAN
bedah terdokumentasi

Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry


KEBIJAKAN Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. Catat semua temuan assesmen dalam rekam medis
2. Catat kembali hasil temuan yang baru di rekam medis
pasien/di lokasi tertentu yang lain
3. Catat assesmen medis dan keperawatan dalam waktu 24 jam
setelah pasien dirawat inap
4. Dokumentasikan assesmen medis awal tindakan
anestesi/bedah
5. Lakukan asesmen medis sebelum operasi pada pasien yang
direncanakan akan operasi
6. Resume medis pasca operasi/laporan operasi
didokumentasikan sebelum pasien meninggalkan kamar
operasi
7. Pencatatan hasil temuan assesmen di rekam medis harus
mengikuti pola SOAP
8. Cantumkan nama dan tanda tangan DPJP di rekam medis
9. Persetujuan tindakan atau penolakan di buat setelah pasien
atau keluarga mendapatkan penjelasan yang lengkap dari
PROSEDUR
DPJP sebelum tindakan medis ataupun pembedahan dan
harus tercantum pada rekam medis
10. Cantumkan hasil temuan assesmen toleransi anestesi oleh
Dokter anestesi
11. Laksanakan proses dokumentasi tersebut dengan rasa
tanggung jawab dan professional dalam kerjasama
DOKUMENTASI REKAM MEDIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


158/YAN/RS-HHB 0 2/2

1. Rawat Jalan
2. Rawat Inap
3. Instalasi Bedah Sentral
UNIT TERKAIT
4. IGD
5. Unit Penunjang
6. Rekam Medis
IDENTIFIKASI PASIEN BAYI BARU LAHIR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


138/YAN/RS-HHB 0 1

Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH


DIREKTUR
2 Januari 2016
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Suatu proses pengidentifikasian terhadap pasien bayi baru lahir di
PENGERTIAN RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan
Sebagai acuan dalam pengidentifikasian pasien bayi baru lahir
TUJUAN agar tidak terjadi kasus bayi tertukar.
1. Proses pengidentifikasian dilakukan di ruang Perinatologi.
2. Semua proses pengidentifikasian terhadap pasien bayi baru
KEBIJAKAN lahir harus melalui prosedur pengidentifikasian yang telah
ditetapkan oleh Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry.
1. Petugas yang melakukan pengidentifikasian bayi baru lahir
adalah bidan dan atau perawat perinatologi.
2. Identitas yang ditulis pada peneng bayi dan ibu harus sama
yaitu nama ibu dan tanggal lahir bayi atau tanggal
melahirkan bayi.
3. Pada saat dilakukan pertolongan persalinan terhadap ibu
bayi, bidan dan atau perawat - mempersiapkan peneng untuk
PROSEDUR bayi dan ibu.
4. Setelah bayi lahir dan dibersihkan, perawat memasang
peneng pada pergelang tangan / kaki bayi dan bidan
memasangkan peneng pada pergelangan tangan ibu.
5. Selanjutuya dilakukan pembubuhan cap ibu jari ibu dan
telapak kaki bayi pada status pasien.
6. Setelah pengidentifikasian selesai,ibu bayi ditempatkan di
ruang nifas dan bayi di ruang perinatologi.
1. Bidan ruangan Perinatologi
UNIT TERKAIT 2. Perawat ruangan Perinatologi
INFORMASI HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
SERTA TANGGUNG JAWABNYA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


0 1/3
138/YAN/RS-HHB

Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH


DIREKTUR
2 Januari 2016
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Pemberitahuan kepada pasien dan keluarga tentang hak dan
kewajiban pasien serta tanggung jawab pasien dan keluarga
PENGERTIAN
selama menjalani perawatan di RSUD Brigjend H. Hasan Basry
baik secara lisan maupun tulisan.
1. Agar pasien/keluarga mengetahui, dapat melaksanakan
tentang hak dan kewajibannya pasien serta tanggung
TUJUAN jawabnya.
2. Sebagai acuan staff RSUD Brigjend H. Hasan Basry dalam
melaksanakan tugas pelayanan di rumah sakit.
Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry
KEBIJAKAN Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. Hak dan tanggung jawab pasien ditulis dalam bentuk banner,
di pasang di tempat-tempat yang dapat/mudah dibaca oleh
pasien/keluarga.
2. Hak dan tanggung jawab pasien ditulis dalam buku saku
anggota RSUD Brigjend H. Hasan Basry. Seluruh anggota
RSUD Brigjend H. Hasan Basry harus bisa menjelaskan
kepada pasien tentang hak dan kewajiban pasien serta
tanggung jawabnya.
3. Bila pasien membutuhkan penjelasan lebih rinci arahkan pada
bagian Customer Service atau ke unit kerja sesuai bidang
tugas,:
a. Penjelasan rekam medik ke bagian rekam medik
b. Penjelasan rawat inap ke instalasi rawat inap
c. Penjelasan keuangan ke bagian keuangan
PROSEDUR d. Dan lain-lain
INFORMASI HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
SERTA TANGGUNG JAWABNYA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


138/YAN/RS-HHB 0 2/3

4. Hak dan kewajiban pasien serta tanggung jawabnya, meliputi:

a. Hak Pasien:
1) Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan
yang berlaku di rumah sakit.
2) Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
3) Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan
tanpa diskriminasi.
4) Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedur operasional.
5) Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga
pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi.
6) Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang
didapatkan.
7) Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
8) Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya
kepada dokter lain yang mempunyai surat izin praktik (SIP)
baik di dalam maupun di luar rumah sakit.
9) Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang
diderita termasuk data-data medisnya.
10) Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara
tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif
PROSEDUR
tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan
prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta
perkiraan biaya pengobatan.
11) Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang
akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit
yang dideritanya.
12) Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
13) Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
14) Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama
dalam perawatan di rumah sakit.
15) Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah
sakit terhadap dirinya.
16) Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai
dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.
17) Menggugat dan/atau menuntut rumah sakit apabila rumah
sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai
dengan standar baik secara perdata ataupun pidana
18) Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai
dengan standar pelayanan melalui media cetak dan
elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
INFORMASI HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
SERTA TANGGUNG JAWABNYA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


138/YAN/RS-HHB 0 3/3

b. Kewajiban Pasien:
1) Memberikan informasi yang jelas dan jujur tentang
kesehatannya
PROSEDUR
2) Memberi imbalan jasa atas pelayanan rumah sakit
3) Mematuhi nasehat/petunjuk dokter
4) Mematuhi peraturan yang berlaku di rumah sakit
5) Memenuhi kesepakatan/perjanjian yang telah dibuat
1. Rawat Jalan
2. Rawat Inap
3. Instalasi Bedah Sentral
UNIT TERKAIT
4. IGD
5. Unit Penunjang
6. Rekam Medis
INFORMASI PASIEN DAN KELUARGA TENTANG AKSES
PELAYANAN RUMAH SAKIT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1
135/YAN/RS-HHB

Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH


DIREKTUR
2 Januari 2016
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Informasi pasien dan keluarga tentang hak akses pelayanan adalah
bagaimana rumah sakit menyediakan informasi yang membangun
PENGERTIAN
komunikasi yang terbuka yang memudahkan pasien dan keluarga
bisa berinteraksi informasi melalui media yang disediakan.
Sebagai acuan untuk :
1. Memudahkan pasien dan keluarga pasien untuk bisa
berinteraksi dengan media teknologi yang telah dibangun
melalui website atau media informasi yang lain.
TUJUAN 2. Tercapainya komunikasi antara pasien dan keluarga pasien
tentang fasilitas pelayanan dan pengobatan sesuai dengan
kebutuhan informasi yang telah disediakan.
3. Memudahkan pasien dan keluarga pasien akan informasi dua
arah dengan lokasi yang berbeda.
Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry
KEBIJAKAN Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. Membuat company profile rumah sakit
2. Memfasilitasi dengan e-mail interaktif
3. Membuat leaflet per unit
PROSEDUR
4. Membuat jadwal praktek dokter yang tersentralisasi
5. Memfasilitasi penunjuk arah pelayanan yang strategis
6. Membuat media interaktif pelayanan di tempat strategis
1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
KEWENANGAN
DOKTER UMUM DAN DOKTER SPESIALIS (DPJP)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10/K.MDK/RS-HHB 0 1
DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
Tanggal terbit
STANDAR
PROSEDUR
2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Kewenangan Dokter Umum dan Dokter Spesialis (DPJP) adalah
PENGERTIAN dokter umum dan dokter spesialis diberi wewenang dan tanggung
jawab sesuai dengan kewenangan klinis yang ditetapkan oleh Kepala
RSUD Brigjend H. Hasan Basry
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar terciptanya
TUJUAN pelayanan medis yang mengutamakan keselamatan pasien sesuai
kewenangan yang dimiliki masing-masing profesional.
Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry
KEBIJAKAN Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. Dokter umum mempunyai wewenang untuk bekerja di poliklinik
umum, Instalasi Gawat darurat (IGD), Rawat Inap yang
memerlukan dokter umum, serta unit kerja lainnya di rumah sakit
dengan surat penugasan dari Direktur RSUD Brigjend H. Hasan
Basry
2. Dokter spesialis mempunyai wewenang sebagai dokter konsultan,
memberikan pelayanan kepada pasien sesuai dengan bidang
spesialistik yang dikuasainya dengan surat penugasan dari
Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry.
PROSEDUR
3. Mekanisme kerja sama antara dokter umum, dokter spesialis, dan
tenaga kesehatan lainnya di RSUD Brigjend H. Hasan Basry di atur
dalam pedoman pelayanan komite Medik.
4. Pendelegasian wewenang dokter spesialis (DPJP) kepada dokter
umum dilakukan secara tertulis.
5. Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry dapat memberikan tugas-
tugas lain kepada dokter umum dan dokter spesialis diluar tugas
pokoknya untuk kepentingan rumah sakit.
1. Komite Medik
UNIT TERKAIT
2. Rawat Jalan
3. Rawat Inap
4. Instalasi Bedah Sentral
5. IGD
6. ICU/ICCU
KRITERIA PASIEN MASUK PERAWATAN INTENSIF

No. Dokumen No. Revisi Halaman


0 1/2
131/KPRW/RS-HHB

DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
Tanggal terbit
STANDAR
PROSEDUR
2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Penilaian kondisi pasien secara objektif atas berat dan prognosis
PENGERTIAN penyakit sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan pasien
masuk perawatan.
Sebagai acuan untuk :
TUJUAN 1. Meningkatkan keamanan dan keselamatan pasien / patient safety
2. Menjaga mutu pelayanan rumah sakit
Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry
KEBIJAKAN Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
Dalam rawat pasien rumah sakit harus mempertimbangkan hal-hal
yang sebagai berikut :
1. Golongan pasien prioritas 1.
Pasien dalam kondisi kritis, tidak stabil yang memerlukan
dukungan ventilator, penunjang fungsi organ, memerlukan obat-
obatan vasoaktif/inotropik, anti aretmia, serta pengobatan yang
berkelanjutan.
Contoh kasus :
PROSEDUR a. Pasca bedah kardiothorax.
b. Sepsis berat.
c. Gangguan keseimbangan asam basa.dan elektrolit yang
mengancam jiwa.
d. Hipoksemia
e. Hipotensi di bawah tekanan darah tertentu.
2. Golongan pasien prioritas 2 :
Pasien yang memerlukan pemantauan alat canggih utamanya
pada pasien yang mengalami pasca pembedahan mayor
KRITERIA PASIEN MASUK PERAWATAN INTENSIF

No. Dokumen No. Revisi Halaman


131/KPRW/RS-HHB 0 2/2

Contoh:
a. Pemantauan intensif menggunakan pulmonary arterial cateter
b. Gagal ginjal akut dan berat
c. Pasien bedah mayor
d. Pasien dengan kondisi medic yang tidak stabil
3. Golongan pasien prioritas 3
pasien yang dalam kondisi kritis dan tidak stabil yang mempunyai
harapan kecil untuk disembuhkan atau manfaat dari tindakan
PROSEDUR yang didapat sangat kecil. Pasien ini hanya memerlukan terapi
intensif pada penyakit akutnya tetapi tidak dilakukan intubasi
atau Resusitasi Kardiopulmoner
Contoh :
a. Pasien keganasan dengan penyulit infeksi
b. Pericardial tamponae.
c. Sumbatan jalan nafas
d. Penyakit jantung
e. Penyakit paru terminal dengan komplikasi akut berat
f. Pasien yang akan dilakukan donasi organ pada kasus MBO
1. ICU
2. ICCU
UNIT TERKAIT
3. IGD
4. Rawat Inap
KRITERIA TRANSFER PASIEN INTRA RUMAH SAKIT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
149/YAN-KPRW/RS-HHB 0 1/2

Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH


DIREKTUR
2 Januari 2016
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Transfer pasien intra rumah sakit adalah pemindahan pasien
PENGERTIAN dari satu ruangan ke ruangan lain dengan kualifikasi petugas
pengantar sesuai kebutuhan pasien.
Sebagai acuan untuk :
1. Menjamin kontinuitas keperawatan
TUJUAN 2. Pelayanan diberikan sesuai kebutuhan
3. Meningkatkan keamanan untuk menjaga keselamatan pasien
4. Mempertahankan mutu pelayanan
Perpindahan/Penerimaan pasien antar unit rawat inap
dilaksanakan sebagai upaya mengutamakan keselamatan
pasien sesuai ketentuan transfer pasien berdasar Surat
KEBIJAKAN
Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan
Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses Pelayanan
dan Kontinuitas Pelayanan
PETUGAS
PASIEN KRITERIA PASIEN
PENDAMPING
Derajat 0 Transporter/Perawat Pasien yang dapat
dengan kualifikasi terpenuhi
pelatihan BLS kebutuhannya dengan
ruang rawat biasa
dengan Hemodinamik
stabil.

Derajat 1 Transporter, Pasien dengan resiko


Perawat atau Dokter perburukan kondisi /
dengan kualifikasi pasien yang menjalani
PROSEDUR Transporter: BLS perawatan di HCU
Perawat dan Dokter: yang sudah
BLS, PPGD memungkinkan untuk
perawatan di ruang
perawatan biasa
dengan sarana ruang
perawatan
KRITERIA TRANSFER PASIEN INTRA RUMAH SAKIT
No. No. Revisi Halaman
Dokumen 0 2/2
149/YAN
-
KPRW/R
S-HHB

PASIEN PETUGAS PENDAMPING KRITERIA PASIEN


Derajat 2 Transporter, Perawat atau Pasien yang
Dokter yang berkompetensi membutuhkan
penanganan pasien kritis observasi
dengan kualifikasi /interverensi lebih
Transporter: BLS ketat,termasuk
Perawat dan Dokter: BLS, penanganan
PPGD kegagalan satu
Harus mengikuti pelatihan sistem organ atau
untuk transfer pasien pasca operasi besar.
dengan sakit berat/kritis

Derajat 3 Transporter, Perawat dan Pasien yg


Dokter yang berkompetensi membutuhkan
penanganan pasien kritis bantuan pernafasan
Perawat: Telah mengikuti lanjut (advanced
PROSEDUR pelatihan BLS, PPGD respiratory support) /
BTCLS bantuan pernafasan
Keterampilan menangani dasar (basic
permasalahan jalan napas respiratory support)
dan pernapasan dg dukungan /
Telah mengikuti pelatihan bantuan pada
untuk transfer pasien minimal 2 sistem
dengan sakit berat/kritis organ, termasuk
Dokter: pasien2 yg
Keterampilan BLS dan ALS membutuhkan
(ATCLS) penanganan
Telah mengikuti pelatihan kegagalan multi
untuk transfer pasien organ.
dengan sakit berat/kritis
Keterampilan menangani
permasalahan jalan napas
dan pernapasan

1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
MONITORING PASIEN SELAMA PROSES TRANSFER

No. Dokumen No. Revisi Halaman


139/KPRW/RS-HHB 0 1

Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH


DIREKTUR
2 Januari 2016
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Mencatat / keadaan umum serta perubahan kondisi pasien pada
PENGERTIAN saat akan berangkat, selama dalam perjalanan, dan sampai di
rumah sakit yang ditunjuk
Memantau secara terus menerus keadaan pasien selama dalam
TUJUAN
perjalanan proses pemindahan
Pasien yang akan ditransportasi dengan menggunakan ambulan
rumah sakit wajib dimonitor sebagai upaya mengutamakan
keselamatan pasien sesuai ketentuan transfer pasien berdasar
KEBIJAKAN
Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry
Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. Mengisi formulir pengawasan, nama, umur, diagnose, TTV, GCS,
Nama dan tandatangan petugas yang menyerahkan dan
menerima
PROSEDUR
2. Mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada pasien selama
transfer pasien berlangsung
3. Petugas menyampaikan kepada keluarga tentang kondisi pasien
1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
5. Ambulan
PASIEN KELUAR RUMAH SAKIT UNTUK JANGKA WAKTU
TERTENTU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
152/YAN/RS-HHB 0 1

DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR

STANDAR Tanggal Terbit


PROSEDUR 2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Pasien yang memerlukan perijinan sementara untuk penundaan
PENGERTIAN
perawatan dengan adanya suatu alasan tertentu
Sebagai acuan dalam memberikan kesempatan kepada pasien untuk
TUJUAN keperluan kemanusiaan serta kepentingan dan hak hak pasien yang
perlu diutamakan
Pasien pulang perawatan, baik pulang atas permintaan sendiri,
pulang dalam jangka waktu tertentu atau pulang sembuh atas
persetujuan DPJP sebagai upaya mengutamakan keselamatan
KEBIJAKAN pasien sesuai ketentuan pemulangan pasien berdasar Surat
Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan
Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses Pelayanan dan
Kontinuitas Pelayanan
1. Perawat / bidan menerima permintaan dari pasien ke luar rumah
sakit sementara yang didampingi oleh penanggungjawabnya.
2. Perawat / bidan memeriksa kelengkapan berkas alan pasien ke
luar rumah sakit.
3. Penanggung jawab pasien menulis dalam buku register pasien ke
PROSEDUR luar rumah sakit dengan menyertai contact person.
4. Pesien melakukan deposit sebesar perkiraan biaya perawat
sebelumnya.
5. Perawat / bidan melengkapi form setelah terima pasien dengan
ditanda tangani oleh pasien, penanggung jawab, dokter jaga,
humas dan perawat / bidan sebagai saksinya.
1. Seluruh unit pelayanan dirumah sakit
UNIT TERKAIT 2. Seluruh petugas kesehatan dirumah sakit
KRITERIA PASIEN YANG PERLU DIRAWAT CEPAT / TIDAK
DITUNDA (EMERGENCY)

No. Dokumen No.Revisi Halaman


137/KPRW-YAN/RS-HHB 0 1

DITETAPKAN OLEH
Tanggal Terbit DIREKTUR

STANDAR 2 Januari 2016


PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Kriteria pasien yang perlu di rawat cepat adalah suatu keadaan
PENGERTIAN pasien secara subjektif berat dan progress penyakit sebagai
dasar pertimbangan dalam menentukan pasien masuk
perawatan
Sebagai acuan untuk :
TUJUAN 1. Meningkatkan keamanan dan keselamatan pasien/ patient
safety
2. Meningkatkan harapan hidup dan menekan kecacatan/
kematian
Pasien gawat darurat memerlukan pemeriksaan dan perawatan
KEBIJAKAN segera sesuai kondisi pasien sebagai upaya mengutamakan
keselamatan pasien sesuai ketentuan pelayanan IGD berdasar
Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry
Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan
Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. Pasien dalam kondisi kritis, tidak stabil yang memerlukan
dukungan ventilasi, penunjang fungsi organ, memerlukan
obat obatan vasoaktif/ inotropik, anti aritmia, serta
pengobatan yang continue
2. Sepsis berat
3. Gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit yang
PROSEDUR
mengancam jiwa
4. Hipoksemia
5. Hipotensi dibawah tekanan darah tertentu
6. Gagal ginjal akut dan berat
7. Pasien bedah mayor
8. Pasien dengan kondisi medik yang tidak stabil

1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


04/UMUM-PKRS/RS-HHB 0 1/2

DITETAPKAN OLEH
Tanggal terbit DIREKTUR

STANDAR 2 Januari 2016


PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Pasien dan keluarga akan mendapatkan informasi pendidikan
(edukasi) yang mudah dipahami melalui promosi leaflet atau
PENGERTIAN
promosi media langsung presentasi di lapangan.

1. Pasien dan keluarga akan mendapatkan informasi yang cepat


mengenai asuhan dan pelayanan yang di dapat.
2. Membangun suatu komunikasi dengan memanfaatkan media
teknologi informasi atau komunikasi dua arah .
TUJUAN 3. Membangun komunikasi dengan informasi media hardcopy
atau leaflet, banner, spanduk
4. Pasien dan keluarga akan mendapatakan kebutuhan informasi
dan edukasi pasien
Setiap pasien dan keluarga pasien akan mendapat informasi yang
sesuai oleh pihak rumah sakit berdasar Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan Nomor 02.APK Tahun
2016 Tentang Kebijakan Akses Pelayanan dan Kontinuitas
Pelayanan

1. Ucapkan salam “ Selamat pagi/siang/sore/malam, Bapak/Ibu


Saya ...... (nama), sebut unit kerja “
2. Ciptakan suasana yang nyaman
3. Pastikan identitas pasien
4. Jelaskan materi edukasi kepada pasien dan atau keluarga
5. Lakukan verifikasi kepada pasien dan atau keluarga terhadap
materi informasi dan edukasi yang telah diberikan
6. Berikan formulir informasi edukasi untuk ditandatangani oleh
pasien atau keluarga
7. Berikan nomor telepon yang bisa dihubungi jika sewaktu
PROSEDUR waktu diperlukan
8. Tanyakan kembali apakah informasi dan edukasi yang diberikan
ada yang belum dimengerti.
9. Tawarkan bantuan kembali “ Apakah masih ada yang dapat
saya bantu ?”
10. Ucapkan terima kasih dan semoga lekas sembuh
INFORMASI DAN EDUKASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


04/UMUM-PKRS/RS-HHB 0 2/2

11. Berdiri ketika pasien dan atau keluarga akan pulang


12. Pemberian edukasi berakhir bila sudah tidak ada pertanyaan
dari pasien dan pasien mampu menjelaskan kembali apa yang
PROSEDUR telah disampaikan oleh edukator
13. Melakukan dokumentasi di lembar edukasi dan ditanda
tangani oleh edukator dan pasien / keluarga

1. Seluruh Instalasi Rawat Inap, Rawat Jalan, IGD, ICU, OK


UNIT TERKAIT
2. Seluruh Pelayanan Penunjang.
PEMELIHARAAN AMBULANCE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/4

DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR

STANDAR Tanggal Terbit


PROSEDUR
OPERASIONAL 2 Januari 2016
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Pemeliharaan ambulance adalah kegiatan menjaga atau merawat
kondisi mesin ambulance secara rutin termasuk menghilangkan
PENGERTIAN
kotoran ataupun benda yang dapat mengganggu atau merusak
komponen materiil kendaraan ambulance.

Sebagai acuan langkah-langkah merawat ambulance secara rutin


agar kendaraan dapat tahan lama dan selalu siap digunakan serta
TUJUAN
mencegah terjadinya kerusakan lebih berat sehingga penggunaan
tenaga, biaya, spare part dapat dibatasi sekecil mungkin

Pemeliharaan ambulance untuk menunjang operasional transportasi


pasien di rumah sakit sehingga memenuhi peraturan yang berlaku
berkenaan dengan pengoperasian, kondisi dan pemeliharaan
KEBIJAKAN
kendaraan berdasar Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H.
Hasan Basry Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang
Kebijakan Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. MESIN
a. Periksa urutan tutup motor
b. Periksa motor blok
c. Periksa mur/neppal
d. Periksa packing motor
e. Periksa busi/alat pengabut (injector)
f. Periksa packing karter
g. Periksa landasan motor
h. Periksa saluran-saluran buang
i. Periksa knalpot(muffler)

PROSEDUR
PEMELIHARAAN AMBULANCE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 2/4

2. PELUMASAN
a. Periksa karter
b. Saringan minyak
c. Pendingin minyak (oil cooler)
d. Saluran pengukur tekanan minyak
e. Saringan hawa
3. PENDINGINAN MOTOR
a. Pembersihan radiator berikut lubang-lubangnya
b. Rusuk-rusuk pendingin
c. Landasan radiator
d. Saluran pompa air
e. Kipas
f. Tali kipas
4. SALURAN BAHAN BAKAR
a. Tangki
b. Saluran
c. Kabel ke alat pengukur bahan bakar
PROSEDUR
d. Saringan
e. Pompa saringan kedua (pada motor diesel)
5. KARBURATOR DAN POMPA-PENGABUT
a. Karburator
b. Pompa pengabut
c. Stang-stang penggerak
d. Kabel penarik (kabel Bowden)
e. Landasan-landasan
f. Kopeling pompa pengabut
6. KABEL-KABEL PENGAPIAN TEKANAN TINGGI
a. Kabel-kabel busi
b. Koil
c. Kabel koil
d. Distributor
e. Kondensator
f. Trigger wheel
PEMELIHARAAN AMBULANCE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 3/4

7. BUSI DAN ALAT PENGABUT(INJEKTOR)


a. Periksa keretakan
b. Aus luar biasa
c. Warna kotoran pembakaran yang mencurigakan
d. Ring-ringtembaga uang aus
e. Lobang-lobang injector tersumbat
8. ALAT SETIR
a. Roda atau stang setir
b. Kolom setir
c. Rumah roda setir
d. Stang-stang berikut pen-pen serta bos
e. Bantalan roda (didongkrak)
9. DINAMO/ALTERNATOR DAN AKKI
a. Periksa dynamo/alternator dan landasannya
b. Regulator
c. Akkikabel-kabel teristimewa kabel massa
PROSEDUR
10. STARTER DAN PENERANGAN
a. Periksa motor-motor dan landasannya
b. Kabel-kabel
c. Lampu-lampu teristimewa lampu rem
d. Kaca klakson
11. KOPELING DAN PERSENELING
a. Periksa kopeling
b. Periksa perseneling
c. Transfer case dan test pemindahan percepatan
d. Pedal gas dan pen
12. JOINT,POROS PENGGERAK DAN DIFFERENSIAL
a. Periksa joint-joint
b. Periksa poros-poros
c. Rantai penggerak berikut roda gigi
d. Differensial
e. Bak reduksi roda
PEMELIHARAAN AMBULANCE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 4/4

13. CHASSIS DAN RODA


a. Velg
b. Ring velg
c. Mur roda
d. Pegas berikut anting-anting dan pen
e. Shockbreker
f. Baut-baut pengikat pegas
14. BODI DAN BAK MUAT
a. Bodi
b. Bermuatan
c. Engsel-engsel
PROSEDUR d. Landasan-landasan pada frame
15. REM
a. Pedal
b. Mastercylinder
c. Tangki minyak
d. Saluran/kabel-kabel kompresor angin
e. Tangki angin
16. PERKAKAS KENDARAAN
a. Dongkrak
b. Kunci roda
c. Kunci-kunci
d. Tang kombinasi
e. Obeng dan sebagianya yang diperlukan
1. Bidang Umum
UNIT TERKAIT 2. Bidang Keuangan
3. Ambulance
PENANGANAN KENDALA FISIK, BAHASA DAN BUDAYA DALAM
PELAYANAN PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


127/YAN-KPRW/RS-HHB 0 1

Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH


DIREKTUR
2 Januari 2016
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Adalah upaya Rumah Sakit dalam mengidentifikasi dan
PENGERTIAN mengurangi dampak kesulitan fisik, bahasa dan budaya dalam
pelayanan pasien.
Sebagai acuan untuk mengurangi dampak kesulitan fisik, bahasa
TUJUAN
dan budaya dalam pelayanan pasien.
Rumah Sakit menyediakan blankar, kursi roda yang ditempatkan
di IGD, informasi rawat jalan dan fasilitas lain khusus untuk
pasien yang memiliki keterbatasan fisik, orang tua lanjut usia dan
KEBIJAKAN menyediakan ahli bahasa baik bahasa daerah ataupun bahasa
asing berdasar Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan
Basry Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan
Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. Lakukan identifikasi dan memfasilitasi pasien yang mempunyai
kendala fisik, bahasa dan budaya.
2. Rumah sakit menyediakan blankar, kursi roda, dan fasilitas
lain untuk pasien yang memiliki keterbatasan fisik, orang tua
lanjut usia.
3. Rumah sakit menyediakan ahli bahasa, baik bahasa daerah
maupun bahasa asing.
PROSEDUR 4. Rumah sakit menyediakan penerjemah bagi pasien disabilitas /
pasien tunarungu & tunawicara dan keterbatasan fisik lainnya.
5. Rumah sakit menyediakan pemuka agama, pemuka adat dan
budaya bagi pasien yang memerlukan,
6. Apabila diperlukan oleh pasien dan keluarganya, petugas
ruangan dapat menghubungi petugas informasi.
7. Petugas informasi menghubungi pihak - pihak terkait sesuai
dengan kebutuhan pasien dan keluarganya.
Seluruh Unit Kerja Rumah Sakit
UNIT TERKAIT
PENDIDIKAN KEDOKTERAN BERKELANJUTAN
STAF MEDIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


09/K.MDK/RS-HHB 0 1

DITETAPKAN OLEH
Tanggal terbit DIREKTUR

STANDAR 2 Januari 2016


PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Staf Medis adalah kegiatan
PENGERTIAN pendidikan / pelatihan bagi staf medis yang diadakan oleh suatu
lembaga / Instansi / organisasi profesi di luar RSUD Brigjend H.
Hasan Basry.
Sebagai acuan dalam pengiriman staf medis untuk mengikuti
TUJUAN Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Pendidikan Kedokteran
Berkelanjutan.
Pelaksanaan Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Staf Medis
KEBIJAKAN harus sesuai Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan
Basry Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan
Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. Surat usulan mengenai pendidikan / pelatihan di luar RS
disampaikan kepada Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry
oleh Kepala Bidang Diklat.
2. Komite medis mempertimbangkan usulan melihat kepentingan
RSUD Brigjend H. Hasan Basry, berdasarkan usulan Staf Medis.
3. Dengan persetujuan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry,
ditetapkan pendidikan/ pelatihan tersebut tidak dapat diikuti
dengan / tanpa bantuan RS.
PROSEDUR 4. Panitia Diklat menyiapkan surat tugas / Sprint bagi staf medis
yang disetujui mengikuti pendidikan /pelatihan.
5. Selesai Pelatihan Staf medis yang bersangkutan menyerahkan
bukti telah mengikuti pendidikan / pelatihan (piagam, serifikat)
ke komite medis & mempresentasikan.
6. Apabila diperlukan komite medis dapat meminta kesediaan staf
medisyang bersangkutan untuk menjadi nara sumber pelatihan
di RS mengenai materi yang pernah diikuti
1. Komite Medik
UNIT TERKAIT
2. Diklat
3. Instalasi Rawat Jalan dan Rawat Inap
PENGECAPAN TELAPAK KAKI BAYI BARU LAHIR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


0 1

Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH


DIREKTUR
2 Januari 2016
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Merupakan salah satu kegiatan yang harus dilaksanakan pada
PENGERTIAN bayi baru lahir untuk mencegah terjadinya tertukarnya bayi di
RSUD Brigjend H. Hasan Basry.
Sebagai acuan pelaksanaan cara pengecapan telapak kaki bayi
TUJUAN pada bayi baru lahir.
3. Proses pengecapan dilakukan di ruang Perinatologi
4. Semua proses pengecapan telapak kaki bayi terhadap pasien
KEBIJAKAN bayi baru lahir harus melalui prosedur pengecapan telapak
kaki bayi yang telah ditetapkan oleh Karumkit.
1. Persiapan alat
- Status bayi
- Bak stempel
- Tinta stempel
- Kapas basah
- Kom steinles
- Betadine solutio
2. Pelaksanaan :
PROSEDUR a. Cuci tangan sebelum bekerja dengan memakai air larutan
desinfektan
b. Bersihkan telapak kaki bayi dengan kapas basah
selanjutnya dikeringkan.
c. Telapak kaki bayi ditempelkan dan ditekankan pada bak
stempel yang sudah berisi tinta.
d. Masukkan kedalam peneng.
e. Bersihkan kembali kaki bayi dengan kapas basah.
f. Alat - alat dibereskan kembali.

1. Bidan ruangan Perinatologi


UNIT TERKAIT 2. Perawat ruangan Perinatologi
3. Petugas ruangan Perinatologi
PENGISIAN RESUME PASIEN PULANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman

144/KPRW/RS-HHB 0 1/2

Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH


DIREKTUR
2 Januari 2016
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Pengisian resume pasien pulang adalah proses yang dilaksanakan
untuk mengakhiri program perawatan dimana perawatan pasien
PENGERTIAN tidak lagi menjadi tanggung jawab rumah sakit, dan proses ini
secara aktif melibatkan pasien dan keluarga untuk kesinambungan
perawatannya
Sebagai acuan untuk :
1. Menjamin kesinambungan/ kontinuitas perawatan
TUJUAN 2. Memenuhi hak dan kebutuhan pasien serta meningkatkan
keamanan/ safety patient
3. Menjaga mutu pelayanan rumah sakit
Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry
KEBIJAKAN Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. Pemulangan pasien harus mempertimbangkan :
a. Kondisi kesehatanya atau memenuhi kriteria pulang
b. Kebutuhan perawatan berkelanjutan dirumah
c. Kesiapan pasien dan keluarganya untuk perawatan guna
memastikan keamanan/ saffety patient
2. Isi resume pasien pulang meliputi:
a. Alasan pasien dirawat, diagnosa dan penyakit penyertanya
b. Temuan fisik dan hal lain yang penting
c. Prosedur diagnostik dan terapeutik yang telah dilakukan
d. Medika mentosa termasuk obat waktu pulang
PROSEDUR e. Keadaan/status/kondisi pasien waktu pulang
f. Instruksi tindak lanjut/kontrol
3. Dokter yang merawat/ DPJP harus melakukan edukasi
tentang penyakit dan pengobatan serta perawatan
berkelanjutan dirumah
4. Petugas kesehatan lainnya telah memberikan edukasi tentang
perawatan dirumah sesuai kebutuhan
5. Pemulangan pasien harus disertai dengan resume pasien
pulang oleh DPJP atau dokter lain yang mewakili DPJP
6. Waktu pemulangan pasien sejak resume pulang dikeluarkan
oleh DPJP atau dokter lain yang ditunjuk oleh DPJP
PENGISIAN RESUME PASIEN PULANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


144/KPRW/RS-HHB 0 2/2

7. Pasien yang dipulangkan karena permintaan sendiri (pulang


paksa) harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Sudah mendapat informed consent tentang kondisi
kesehatannya, resiko yang mungkin terjadi dari DPJP atau
dokter lain yang ditunjuk oleh DPJP
b. DPJP telah membuat resume pulang perawatan
c. Pasien telah mendapat edukasi tentang pengobatan dan
perawatan lanjutan dirumah oleh DPJP atau tim kesehatan
lainnya
8. Pasien yang pulang karena ijin (cuti) karena alasan tertentu
harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
PROSEDUR
a. Sudah mendapat informed consent tentang kondisi
kesehatannya dan resiko yang mungkin terjadi dari DPJP
atau dokter lain yang ditunjuk oleh DPJP
b. Telah mendapat surat cuti dari DPJP yang memuat tentang
: kondisi kesehatan, waktu/ lamanya cuti, alasan cuti,
alamat yang bisa dihubungi selama cuti
9. Pemulangan pasien mempertimbangkan tempat pemeriksaan
penunjang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan pasien
untuk kesinambungan pelayanan
10. Pemulangan pasien mempertimbangkan penyelesaian
administrasi
1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
PENULISAN SOAP
(SUBJEKTIF, OBJEKTIF, ASSESMENT, PLANNING)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


142/KPRW/RS-HHB 0 1

DITETAPKAN OLEH
Tanggal terbit DIREKTUR

STANDAR
2 Januari 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Penulisan SOAP adalah cara penulisan data dengan format problem
PENGERTIAN
oriented, yang bersifat sederhana, jelas logis dan tertulis.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam penulisan SOAP
dengan metode 4 (empat) langkah yang berasal dari pemrosesan
TUJUAN
pemikiran penatalaksanaan pasien untuk mendokumentasikan
asuhan pasien dalam rekam medis sebagai catatan kemajuan
Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry
KEBIJAKAN Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
Cara penulisan data dengan format problem oriented dikenal dengan
konsep SOAP, yang terdiri dari 4 bagian :
1. Subjectif ( Data Subjektif) : Dokumentasikan hasil anamnesa atau
bagaimana perasaan pasien terhadap keluhannya sekarang.
Seringkali perkataan pasien ditulis dalam tanda kutip supaya
dapat menggambarkan keadaan pasien.
2. Objectif (Data Objektif) : Dokumentasikan hasil pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang.
PROSEDUR 3. Assesment (Pengkajian) : Dokumentasikan bagaimana pendapat
pemeriksa mengenai data tersebut di atas dan hubungannya
dengan kasus. Pengkajian merupakan tulisan yang berisi hasil
integrasi pemikiran dokter (berdasarkan pengetahuannya
mengenai patofisiologi, epidemiologi, presentasi klinis penyakit,
dll) terhadap data subjektif dan objektif yang ada, berupa
diagnosa kerja dan differential diagnosa.
4. Planning (Rencana) : Dokumentasikan rencana selanjutnya, baik
diagnostik, pengobatan maupun penyuluhan.
1. Rawat inap
2. Rawat jalan
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Bedah
4. ICU
5. IGD
PERALIHAN
DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN (DPJP)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


07/K.MDK/RS-HHB 0 1

DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
Tanggal terbit
STANDAR
PROSEDUR
2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Peralihan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) adalah
PENGERTIAN mengalihkan tanggungjawab atas perawatan pasien kepada DPJP
sesuai dengan bidangnya.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk terciptanya
TUJUAN pelayanan terhadap pasien sesuai dengan standar pelayanan medis
dan keselamatan pasien.
Peralihan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) harus
KEBIJAKAN sesuai dengan Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan
Basry Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan
Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. DPJP memeriksa pasien di rawat inap/rawat jalan dengan
PROSEDUR berpedoman kepada Standar pelayanan medis dan keselamatan
pasien.
2. DPJP menemukan penyakit di luar bidang keahliannya.
3. DPJP menginformasikan hal tersebut kepada pasien, bahwa
pasien memerlukan dokter yang mempunyai keahlian di bidang
tersebut, selanjutnya meminta persetujuan pasien untuk
dikonsultasikan.
4. Apabila pasien setuju atas hal tersebut, maka DPJP tersebut
menghubungi dokter yang diperlukan untuk menangani penyakit
tersebut.
5. Setelah adanya komunikasi dan persetujuan dengan dokter yang
akan menangani maka pasien akan terjadi peralihan DPJP
6. Komunikasi dan konsultasi antar DPJP bisa dibuat tertulis
dalam status rekam medis pasien dan dapat dibuat tertulis dalam
formulir konsultasi.
1. Komite Medik
UNIT TERKAIT
2. Rawat Jalan
3. Rawat Inap
4. ICU/ICCU
PERSIAPAN AMBULANCE

No. Dokumen No. Revisi No. Halaman


145/YAN/RS-HHB 0 1/2

DITETAPKAN OLEH
Tanggal Terbit
DIREKTUR
2 Januari 2016
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Pengertian Kegiatan persiapan semua unit ambulan untuk pelayan
selama 24 jam
Tujuan Sebagai acuan langkah langkah persiapan sebelum
mengoprasikan mobil ambulan di rumah sakit.
Kebijakan Persiapan ambulance untuk menunjang operasional
transportasi pasien di rumah sakit sehingga memenuhi
peraturan yang berlaku berkenaan dengan persiapan
pengoperasian, kondisi dan pemeliharaan kendaraan
berdasar Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H.
Hasan Basry Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016
Tentang Kebijakan Akses Pelayanan dan Kontinuitas
Pelayanan
Prosedur  PEMERIKSAAN AMBULAN (MESIN MATI)
1. Periksa seluruh badan ambulan
2. Periksa roda dan ban
3. Periksa spion dan jendela
4. Periksa fungsi tiap pintu dan kunci
5. Periksa bagian-bagian sistem pendinginan
6. Periksa jumlah cairan kendaraan
7. Periksa aki\
8. Periksa kebersihan permukaan
9. Periksa fungsi jendela
10. Tes fungsi klason
11. Tes fungsi sirene
12. Periksa sabuk pengaman
13. Posisikan kursi pengemudi senyaman
mungkin
14. Periksa jumlah bahan bakar
 PEMERIKSAAN AMBULAN (MESIN HIDUP/MENYALA)
1. Tes fungsi indikator
2. Periksa meteran
3. Tes fungsi rem
4. Tes fungsi rem parkir (rem tangan)
5. Tes fungsi setir
6. Periksa fungsi alat penyapu kaca (wiper)
7. Tes fungsi lampu peringatan (warning light)
8. Tes fungsi lampu ambulan lainnya
9. Periksa fungsi perlengkapan pemanasan dan
pendingin
10. Periksa cairan perseneling
PERSIAPAN AMBULANCE

No. Dokumen No. Revisi No. Halaman


145/YAN/RS-HHB 0 2/2

 PEMERIKSAAN PERSEDIAAN DAN PERLENGKAPAN


KOMPERTEMEN PASIEN
1. Periksa tekanan tabung oksigen
2. Pompa bidai udara dan periksalah apakah ada
kebocoran
3. Pastikan semua perlengkapan oksigen dan ventalasi
berfungsi dengan baik
4. Periksalah apakah peralatan penyelamatan berdebu
dan berkarat
5. Nyalakan semua peralatan bertenaga aki untuk
memastikan bahwa setrum aki berfungsi dengan
baik
6. Lengkapilah laporan pemeriksaan anda. Perbaiki
segala kekurangan. Gantikan barang-barang yang
hilang. Pastikan pimpinan anda mengetahui adanya
kekurangan yang tidak bisa diperbaiki langsung

Di akhir pemeriksaan : bersihkan ambulan untuk


mengembalikan kemungkinan adanya infeksi dan untuk
memperbaiki tampilan
Unit Terkait 1. Ambulan
2. Bidang Umum
PROSES MENAHAN PASIEN UNTUK KEPERLUAN OBSERVASI

No.Dokumen No.Revisi Halaman


142/YAN-KPRW/RS-HHB 0 1/2

DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL 2 Januari 2016

dr. Hj. Rasyidah, M.Kes


Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Pasien yang dirawat di ruang observasi adalah semua pasien yang
memerlukan obseravsi khusus, meliputi keadaan umum pasien
dan tanda-tanda vital pasien.
Pasien dirawat melalui IGD dengan label merah dan kuning yang
PENGERTIAN
mengancam keselamatan jiwa diprioritaskan untuk mendapatkan
pelayanan medis dan dilakukan penahanan atau dilakukan
observasi selama pemberian terapi sampai kondisinya
memungkinkan untuk dilakukan pemindahan.
Sebagai acuan dalam:
1. Meningkatkan keamanan dan keselamatan pasien selama
transportasi
TUJUAN
2. Menstabilkan kondisi pasien saat pemindahan
3. Meningkatkan mutu pelayanan
4. Memberikan pengobatan
Proses menahan pasien untuk keperluan observasi dilaksakan
sebagai upaya mengutamakan keselamatan pasien sesuai
ketentuan observasi pasien berdasar Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN
RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan Nomor 02.APK Tahun
2016 Tentang Kebijakan Akses Pelayanan dan Kontinuitas
Pelayanan
1. Pasien baru yang dilakukan penahanan untuk keperluan
observasi adalah
a. Pasien yang belum memungkinkan dilakukan transfer
b. Pasien dengan tanda-tanda vital yang belum stabil (tekanan
darah, nadi, saluran O2)
2. Pemeriksaan dokter, meliputi :
a. Anamnese untuk keperluan observasi
PROSEDUR
b. Data objektif, pemeriksaan fisik
c. Diagnosa kerja
d. Diagnosa banding
e. Tindakan pengobatan
f. Tindak lanjut
g. Kondisi saat pemindahan, pulang paksa, rujuk, meninggal,
dirawat
PROSES MENAHAN PASIEN UNTUK KEPERLUAN OBSERVASI

No.Dokumen No.Revisi Halaman


142/YAN-KPRW/RS-HHB 0 2/2

3. Observasi dilakukan sampai 1 x 24 jam di ruang rawat inap


dan 6 jam di ruang IGD, bila keadaan belum stabil maka
dilakukan observasi ulang sampai keadaan memungkinkan
PROSEDUR 4. Pencatatan observasi, catatan asesmen di dokumentasikan
pada catatan rekam medis menggunakan metode SOAP
(Subjective Objective Assesment Planning)

1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
RUJUKAN DARI LUAR RUMAH SAKIT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


163/YAN/RS-HHB 0 1

Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH


DIREKTUR
2 Januari 2016
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Rujuan dari luar rumah sakit adalah proses penerimaan pasien dari
PENGERTIAN luar rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
dilakukan secara sistem rujukan
Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan kepada pasien sesuai
TUJUAN
dengan keperluan dan kebutuhan pasien
Rumah sakit menerima rujukan dari rumah sakit lain yang
menunjuk RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan sebagai
rumah sakit rujukan sebagai upaya mengutamakan keselamatan
KEBIJAKAN pasien sesuai ketentuan rujukan pasien berdasar Surat Keputusan
Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan Nomor 02.APK
Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses Pelayanan dan Kontinuitas
Pelayanan
1. Rujukan yang didahului dengan informasi via telepon
a. Setiap informasi via telepon tentang akan datangnya pasien
rujukan maka perawat IGD meminta data lengkap pasien
(sementara penelepon membaca surat rujukan)
b. Petugas dapat memberikan anjuran penanganan selama dalam
perjalanan
c. Setiap pasien yang dirujuk dilakukan pemeriksaan verifikasi
kondisi pasien
d. Tindakan terhadap pasien rujukan sesuai dengan hasil
pemeriksaan verifikasi di IGD
PROSEDUR 2. Rujukan Tanpa Pemberitahuan
a. Dokter mempelajari rujukan yang dibawa
b. Dokter melakukan pemeriksaan fisik sebagai konfirmasi/
verifikasi
c. Dokter melakukan tindakan emergency yang dibutuhkan sesuai
dengan hasil pemeriksaan dan menentukan kebutuhan rawat
inap
d. Perawat menganjurkan kepada keluarga pengantar untuk
mendaftarkan pasien ke loket pendaftaran dengan didampingi
petugas
e. Untuk proses rawat inap dilakukan sesuai SPO
1. Rawat Inap
2. Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
SISTEM RUJUKAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
147/YAN/RS-HHB 0 1

DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR 2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Rujukan adalah pengiriman pasien yang tidak dapat diatasi di RSUD
Brigjend H. Hasan Basry Kandangan karena kemampuan terbatas
PENGERTIAN
dan sarana terbatas atau atas permintaan pasien atau atas
permintaan keluarganya.
Sebagai acuan langkah-langkah untuk melakukan rujukan ke
TUJUAN
Rumah Sakit lain.
Pelaksanaan rujukan dilaksanakan sebagai upaya mengutamakan
keselamatan pasien sesuai ketentuan transfer pasien berdasar Surat
KEBIJAKAN Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan
Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses Pelayanan dan
Kontinuitas Pelayanan
1. Setelah dilakukan triase, diberikan tindakan sementara.
2. Membuat surat rujukan dengan melengkapi keterangan terapi
yang telah dilakukan.
3. Memberitahukan Rumah Sakit yang dituju.
4. Memberitahukan kendaraan untuk menyiapkan kendaraan dan
petugas.
PROSEDUR 5. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk melayani pasien
selama dalam perjalanan.
6. Menyiapkan petugas yang cakap untuk melayani pasien selama
dalam perjalanan.
7. Apabila pasien menolak untuk dirujuk membuat surat pernyataan
menolak dirujuk, keputusan diserahkan kepada pasien dan
keluarga setelah diberikan penjelasan oleh petugas.
1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. IGD
3. Ambulan
4. Pendaftaran dan Informasi
PENGISIAN SUMMARY LIST RAWAT JALAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


143/KPRW/RS-HHB 0 1

Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH


DIREKTUR
2 Januari 2016
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Pengisian summary list adalah suatu ringkasan yang
PENGERTIAN mendeskripsikan gambaran umum penyakit kronis yang diderita
pasien

Sebagai acuan :
TUJUAN 1. Untuk menyeleksi riwayat penyakit pasien kronis
2. Untuk menjaga mutu pelayanan Rumah Sakit

Setiap pasien pulang perawatan disertakan resume pulang yang


ditandatangani DPJP sebagai upaya mengutamakan keselamatan
pasien sesuai ketentuan resume pasien berdasar Keputusan
KEBIJAKAN Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan Surat
Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan
Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses Pelayanan
dan Kontinuitas Pelayanan
1. Pasien rawat jalan dengan penyakit Haemodialisis, Stroke, DM
harus dibuatkan Summary List / resume pasien rawat jalan
berkelanjutan.
2. Summary List rawat jalan dibuat langsung oleh DPJP
PROSEDUR
3. DPJP memberikan instruksi dan mendokumentasikan tindak
lanjut yang harus dilakukan pasien
4. DPJP harus mengisi lengkap dan membubuhkan tanda tangan
serta nama lengkap pada lembar summary list.
1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
TRIAGE

No. Dokumen No.Revisi Halaman


0 1/2
107/KPRW-IGD/RS-HHB

DITETAPKAN OLEH
Tanggal Terbit DIREKTUR
STANDAR
2 Januari 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Proses triase pasien adalah suatu proses seleksi pasien instalasi
PENGERTIAN Gawat Darurat agar tindakan berikutnya atau tindakan
selanjutnya sesuai dengan kondisi pasien
Sebagai acuan untuk melakukan seleksi pasien IGD
TUJUAN
Triase dilaksanakan pertama kali di Gadar untuk dilakukan
tindakan berikutnya sesuai kondisi pasien sebagai upaya
mengutamakan keselamatan pasien sesuai ketentuan Triase
KEBIJAKAN berdasar Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan
Basry Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan
Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. Pasien yang datang, dibawa oleh petugas ke ruang triase
2. Lakukan seleksi pasien secara cepat (kurang dari 2 menit) dan
tepat oleh dokter/perawat, kemudian lingkari label triage yang
terdapat di pengkajian IGD sesuai dengan
kegawatdaruratannya
3. Tempatkan pasien di ruangan sesuai dengan kasusnya untuk
mendapatkan tindakan pemeriksaan dan pengobatan
selanjutnya:
a. Luka-luka di ruang tindakan bedah
b. Tindakan resusitasi di ruang resusitasi
c. Non bedah di ruang tindakan non bedah
4. Lakukan klasifikasi pasien pada ruang triase
a. Pasien dengan label merah
Pasien dengan label merah berarti membutuhkan
PROSEDUR pertolongan darurat yang cepat
b. Pasien dengan label kuning
Pasien dengan label kuning berarti membutuhkan
pelayanan yang dapat ditunda
c. Pasien dengan label hijau
Pasien dengan label hijau berarti tidak dalam kondisi gawat
darurat dan dapat ditunda
d. Pasien dengan label hitam
Pasien dengan label hitam berarti pasien sudah tidak dapat
di tolong dan usia harapan hidup sangat tipis
TRIAGE

No. Dokumen No.Revisi Halaman


107/KPRW-IGD/RS-HHB 0 2/2

1. Pendaftaran dan Informasi


2. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 3. Rawat Jalan
4. IGD
ALUR PERMINTAAN AMBULANCE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
146/YAN/RS-HHB 0 1

DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
Tanggal Terbit

2 Januari 2016
ALUR

dr. Hj. Rasyidah, M.Kes


Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
ALUR PERMINTAAN AMBULAN

Ada permintaan :
* lewat telpon RSUD Ulin
Rafiannor Koordinator 0511 3252 180 (*3209 )
Ambulan Emergency
(0852 5117 9739) 0821 5494 1104
IGD HHB
Ambulan Jenazah 0821 5494 1105
(0853Person
Contak 4833 1121) 0852 4835 9123

* Konfirmasi tentang
pasien

EMERGENCY RAWAT JALAN JENAZAH

TKP (dilokasi) Administrasi

Menuju Pemberangkatan
pelayanan
kesehatan

Administrasi

1. IGD
2. IRNA
Unit Terkait 3. IRJA
4. Ambulance
5. Kamar Jenazah
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
(CPPT)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
141/KPRW/RS-HHB 0 1/2

DITETAPKAN OLEH
Tanggal terbit DIREKTUR

STANDAR 2 Januari 2016


PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) adalah tindakan
pencatatan di rekam medis yang dilakukan oleh pemberi
PENGERTIAN
pelayanan atau perawatan secara kontinu sesuai kondisi
perkembangan kesehatan pasien.
1. Catatan berfungsi sebagai bukti otentik atas tindakan medis
dan non medis selama pasien dirawat di rumah sakit.
TUJUAN
2. Catatan berfungsi sebagai bukti pelayanan yang
berkesinambungan berdasarkan kondisi pasien.
Pencatatan perkembangan pasien terintegrasi menggunakan
teknik SOAP berdasarkan Keputusan Direktur RSUD Brigjend H.
KEBIJAKAN Hasan Basry Kandangan tentang Kebijakan Pola Operasional
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) RSUD Brigjend H.
Hasan Basry Kandangan.
1. Siapkan formulir catatan perkembangan pasien terintegrasi.
2. Isi dan lengkapi formulir dengan tulisan yang dapat dibaca.
3. Formulir catatan perkembangan pasien terintegrasi meliputi :
a. Nomor Rekam Medis.
b. Nama Pasien.
c. Tanggal Lahir
d. Jenis Kelamin.
e. Pendidikan.
f. Diagnosa Medis.
g. Tanggal dan jam pembuatan catatan pelayanan pasien.
h. Tulis profesi yang melakukan pencatatan yaitu :
1) Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP).
2) Dokter lain yang terlibat.
3) Perawat.
4) Bidan.
5) Nutrisionis.
6) Fisioterapis.
7) Apoteker.
PROSEDUR
8) Analis.
9) Radiografer.
10) Rohaniawan.

i. Tulis hasil pemeriksaan, analisis, dan tindak lanjut /


implementasi.
j. Bubuhkan tanda tangan dan nama jelas penanggung jawab
asuhan.
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
(CPPT)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
141/KPRW/RS-HHB 0 2/2

4. Gunakan teknik SOAP (Subjektif, Objektif, Assesment, dan


Planning) oleh DPJP baik di rawat inap maupun di rawat jalan.
5. Instruksi yang ditetapkan oleh DPJP ditulis di kolom tersendiri,
baik di rawat inap maupun di rawat jalan.
6. Catatan keperawatan terintegrasi di rawat jalan tidak
menggunakan SOAP, tetapi mencantumkan hasil tanda-tanda
vital, risiko jatuh, dan penilaian nyeri, serta keluhan utama
setiap pasien datang.
7. Catatan keperawatan terintegrasi di rawat inap menggunakan
teknik SOAP, ditulis saat pasien datang, setiap akhir shift
malam, dan dalam keadaan khusus oleh penanggung jawab
asuhan.
PROSEDUR
8. Catatan keperawatan terintegrasi setiap pasien di rawat inap, di
review dan di verifikasi oleh DPJP setiap 24 jam.
9. Penulisan Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT)
yang dilakukan oleh dokter visite menulis pada kolom sebelah
kiri. Sedangkan perawat, bidan, nutrisionis, fisioterapis,
apoteker, analis, radiografer, dan rohaniawan menulis pada
kolom garis putus-putus.
1. Rawat Inap.
2. Rawat Jalan.
3. Instalasi Bedah Sentral
UNIT TERKAIT 4. IGD, ICU, ICCU
5. Unit Pelayanan Gizi.
6. Unit Pelayanan Penunjang
DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN
(DPJP)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


0 1/4
05/K.MDK/RS-HHB

DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
Tanggal terbit
STANDAR
PROSEDUR
2 Januari 2016
OPERASIONAL
Dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001

PENGERTIAN Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) adalah Dokter yang


memiliki tanggung jawab dan wewenang untuk mengelola rangkaian
asuhan medis pasien (diagnosis, informasi terapi, perawatan pasien,
rencana perawatan selanjutnya, permintaan pemeriksaan penunjang
lainnya, rujukan dan pemulangan) dan mengupayakan keselamatan
pasien serta mencegah terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan sesuai
bidang lingkup tugasnya.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam menentukan


seorang dokter yang bertanggung jawab dalam memberikan
rangkaian asuhan medis terhadap seorang pasien.

Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry


KEBIJAKAN Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan

1. DPJP Utama adalah Dokter Penanggung Jawab utama terhadap


asuhan keperawatan Pasien saat berobat di Rumah Sakit yang
meliputi Poli Rawat Jalan, IGD, ruang rawat inap, ICU, kamar
operasi dan ruang tindakan lain.

2. DPJP konsulen adalah Dokter yang menerima / menjawab


konsultasi dari DPJP Utama baik berupa konsultasi sesaat
maupun permintaan rawat bersama, karena pasien juga memiliki
diagnosis diluar kompetensi DPJP Utama. DPJP konsulen
bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan pasien yang
sesuai dengan kompetensinya (keahliannya). Contoh: DPJP
Jantung, DPJP Neurologi, DPJP Paru dll
PROSEDUR
3. Serah terima DPJP adalah suatu kesepakatan untuk serah terima
pasien dari DPJP Utama kepada DPJP konsulen bila DPJP Utama
menilai bahwa pasien tsb sudah tidak ada lagi perawatan khusus
yang membahayakan, tapi penyakit lain yang ditangani oleh DPJP
konsulen masih memerlukan penanganan yang serius/khusus.
Kedua belah pihak harus mengisi blangko ‘Serah Terima DPJP’
dan diparaf oleh kedua belah pihak. Selanjutnya DPJP konsulen
ini menjadi DPJP Utama yang baru.
DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN
(DPJP)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
05/K.MDK/RS-HHB 0 2/4

4. Penentuan DPJP
a. Untuk pasien rawat jalan dan IGD, DPJP utama adalah dokter
yang merawat pasien saat itu.
b. Untuk pasien rawat inap yang berasal dari IGD, DPJP utama
adalah dokter konsulen pada waktu pasien berobat di IGD
sesuai dengan diagnosis utama,
c. Untuk pasien rawat inap yang berasal dari Poli rawat jalan,
DPJP utama adalah dokter yang memeriksa pasien tersebut di
poliklinik.
d. Untuk pasien dirawat inap di ICU, DPJP utama nya adalah
dokter spesialis anestesi, kecuali permintaan pasien
e. Untuk pasien di kamar operasi, maka DPJP utama adalah ketua
dalam seluruh kegiatan pada saat di kamar operasi tsb
f. Dalam hal tertentu, pasien atau keluarga pasien yang
bersangkutan diperbolehkan memilih dokter DPJP utama,
dengan persetujuan managemen rumah sakit dan sepanjang
tidak membahayakan keselamatan pasien.

5. DPJP Utama melaksanakan pengelolaan serangkaian asuhan


medis pasien, seperti:
- Mengelola asuhan medis sesuai standar pelayanan dan
keselamatan pasien meliputi : anamnesa, pemeriksaan fiik,
perencanaan pemberian terapi, evaluasi/follow up untuk
menegakkan diagnosis/ sampai rehabilitasi.
PROSEDUR - Memberi informasi yang jelas kepada pasien dan/atau
keluarganya tentang rencana pelayanan, hasil pelayanan,
pengobatan atau prosedur termasuk kejadian yang tidak
diharapkan.
- Memberikan pendidikan/edukasi kepada pasien tentang
kewajibannya terhadap rumah sakit, yang selanjutnya dicatat
dalam RM
- Membuat permintaan pemeriksaan penunjang lainnya atau
pemeriksaan ulang.
- Merencanakan pemeriksaan dan pelayanan selanjutnya
- Mengkonsulkan kepada teman sejawat yg kompetensinya
sesuai bila ditemukan hal-hal diluar kompetensinya, dengan
menulis lembar konsul, untuk rawat bersama atau hanya
konsul untuk saat ini
- merujuk dan memulangkan pasien.
- melengkapi file pasien secepatnya:
* bila pulang dalam keadaan hidup : dalam 24 jam.
* bila pulang dalam keadaan meninggal: dalam 48 jam

6. Bila pasien dikonsulkan untuk masalah penyakit lain yang bukan


keahlian dari DPJP yang telah ditunjuk, maka asuhan medis
dilakukan oleh dokter yang memiliki keahlian sesuai diagnosis
pasien tersebut (DPJP konsulen)
DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN
(DPJP)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


05/K.MDK/RS-HHB 0 3/4

7. DPJP konsulen:
- melakukan pemeriksaan pasien sesuai dengan permintaan
konsul dari DPJP Utama.
- menuliskan jawaban hasil pemeriksaan dilembar konsul.
- memberikan usul atau saran kepada DPJP Utama, baik
terapi, rawat bersama atau lainnya.
- melakukan follow up bila diminta atau disetujui untuk rawat
bersama

8. Pola Operasional DPJP Rawat bersama :


a. Dalam hal Rawat Bersama harus ditentukan DPJP Utama
sebagai koordinator.
b. Pada perawatan bersama, seorang DPJP hanya memberikan
asuhan medis sesuai dengan bidang kompetensi dan
keahliannya saja.
c. Bila ditemukan penyakit yang memerlukan disiplin profesi
lain harus dikonsultasikandan ditunjuk DPJP Tambahan
sesuai kebutuhan.
d. Bila rawat bersama lebih dari 2 DPJP maka harus dilakukan
pertemuan bersama para DPJP minimal 1 kali.
e. Pada rawat bersama, penentuan DPJP Utama/Koordinator
adalah:
1) DPJP Utama/Koordinator adalah dokter yang menangani
penyakit yang dinilai terberat dan mengancam nyawa
serta pengelolaan paling komplek.
PROSEDUR 2) Pada kondisi tertentu dan harus ada kesepakatan
bersama antar DPJP dan atau atas keinginan pasien
maka DPJP Utama/koordinator dapar dipegang oleh
dokter yang pertama kali memeriksa/menerima atau
DPJP lain yang diminta pasien.
3) Pada kasus sulit atau kasus luar biasa, maka DPJP
Utama/koordinator dapat ditentukan oleh Kepala
RS/Ketua Komite Medik setelah melalui rapat Komite
Medik.

f. Kewajiban DPJP Utama/koordinator pada Rawat Bersama


harus memberikan penjelasan tentang kewajiban pasien
yaitu :
1) Pasien dan keluarganya wajib memberi informasi yang
jelas, benar dan jujur tentang penyakit dan kondisi lain
pasien.
2) Pasien dan keluarganya wajib megetahui kewajiban dan
tanggungjawabnya.
3) Pasien dan keluarganya wajib mengajukan pertanyaan
untuk hal-hal yang tidak dimengerti.
4) Pasien dan keluarganya wajib memahami dan menerima
konsekuensi pelayanan yang diberikan.
DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN
(DPJP)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


05/K.MDK/RS-HHB 0 4/4

5) Pasien dan keluarganya wajib memberi informasi yang


jelas, benar dan jujur tentang penyakit dan kondisi lain
pasien.
6) Pasien dan keluarganya wajib megetahui kewajiban dan
tanggungjawabnya.
7) Pasien dan keluarganya wajib mengajukan pertanyaan
untuk hal-hal yang tidak dimengerti.
8) Pasien dan keluarganya wajib memahami dan menerima
PROSEDUR konsekuensi pelayanan yang diberikan.
9) Pasien dan keluarganya wajib mengikuti instruksi dan
menghormati peraturan rumah sakit.
10) Pasien dan keluarganya wajib memperhatikan sikap
menghormati dan tenggang rasa
11) Pasien dan keluarganya wajib memenuhi kebutuhan
financial yang disepakati

1. Komite Medik
2. Rawat Jalan
3. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 4. Instalasi Bedah
5. IGD
6. ICU/ICCU
INFORMASI ALTERNATIF ASUHAN DAN PELAYANAN APABILA
TIDAK TERFASILITASI PELAYANAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1
136/YAN/RS-HHB

Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH


DIREKTUR
2 Januari 2016
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Rumah sakit akan melayani semua komunitas dan populasi
PENGERTIAN
pelayanan bila atau terjadi kerusakan penunjang medis.
Sebagai acuan untuk :
1. Tercapainya tertib administrasi dalam rangka meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan di RSUD Brigjend H. Hasan Basry.
2. Tercapainya komunikasi kepada komunitas dan populasi terkait
TUJUAN
tentang pelayanan dan pengobatan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
3. Melakukan kerjasama dengan rumah sakit eksternal yang
mempunyai fasilitas pelayanan penunjang yang direkomendasi.
Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry
KEBIJAKAN Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. Lakukan pendekatan kepada pasien dan keluarga pasien
apabila terjadi hal-hal yang tidak terfasilitasinya sarana yang
PROSEDUR
diakibatkan oleh permasalahan teknis.
2. Lakukan kerjasama dengan Rumah Sakit rujukan
1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
INFORMASI JENIS PELAYANAN PASIEN RAWAT INAP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1
134/YAN/RS-HHB

Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH


DIREKTUR
2 Januari 2016
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Informasi jenis pelayanan pasien Rawat Inap adalah keterangan
yang perlu disampaikan oleh petugas kesehatan kepada pasien
PENGERTIAN ataupun keluarganya yang dapat mencerminkan profesionalisme
dalam pelayanan kesehatan dengan mengoptimalkan peran dan
fungsi tenaga kesehatan.
Sebagai acuan untuk tenaga kesehatan /petugas administrasi
dalam memberikan informasi kepada pasien dan keluarga dengan
tujuan memberikan kenyamanan kepada pasien, meminimalisir
TUJUAN
komplen , sebagai alat komunikasi efektif, sebagai bukti
pemberian pelayanan kesehatan yang komperhensif serta sebagai
aspek legal dan terstandarisasi

Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry


KEBIJAKAN Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan

1. Terima pasien masuk dan tempatkan pasien sesuai ketentuan


yang berlaku di Rumah Sakit
2. Perkenalkan diri
3. Berikan orientasi pasien dan keluarga yang akan masuk
perawatan dengan media Informasi
4. Beri informasi tentang fasilitas ruang perawatan , dokter dan
perawat yang merawat, hak dan kewajiban pasien, informasi
biaya perawatan, peraturan dan tata tertib ruang perawatan
5. Lakukan pengkajian fisik dan pemeriksaan penunjang sesuai
PROSEDUR permintaan, menyusun perencanaan dan membuat catatan
perkembangan pasien, konsultasi dokter, rencana pulang
perawatan.
6. Berikan edukasi pasien sehubungan dengan perawatan pasien
7. Berikan informasi tentang kebijakan rumah sakit sehubungan
dengan hak pasien pulang paksa,cuti dengan syarat dan
kriteria
8. Persetujuan penolakan pasien dalam tindakan medis dan
keperawatan
9. Mendokumentasikan seluruh informasi yang diterima pasien
5. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 6. Rawat Jalan
7. IGD
8. Pendaftaran dan Informasi
INFORMASI PELAYANAN, JAM OPERASIONAL DAN PROSES
MENDAPATKAN PELAYANAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1
133/YAN/RS-HHB

Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH


DIREKTUR
2 Januari 2016
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Memberikan informasi data yang telah diproses menjadi bentuk
PENGERTIAN yang memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, laporan,
atau suatu nilai yang bermanfaat bagi populasi komunitas.
Sebagai acuan untuk :
1. Tercapainya tertib administrasi dalam rangka meningkatkan
TUJUAN mutu pelayanan kesehatan di RSUD Brigjend H. Hasan Basry.
2. Tersedianya pedoman bagi petugas terkait terhadap pelayanan
kesehatan pasien.
Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry
KEBIJAKAN Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. Memfasiltasi media publikasi melalui media audio visual atau
media cetak tentang pelayanan,jam pelayanan dan proses
mendapatkan pelayanan.
2. Melakukan penjadwalan, perubahan laporan harian tentang
PROSEDUR
kegiatan sistim informasi yang dipublikasikan.
3. Menempatkan lokasi media informasi yang strategis.
4. Melakukan evaluasi ulang tentang informasi pada komunitas
rekanan
1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
KOORDINASI, KOMUNIKASI DAN KONSULTASI
ANTAR DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN
(DPJP)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


08/K.MDK/RS-HHB 0 1/2

DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
Tanggal terbit
STANDAR
PROSEDUR
2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Koordinasi, Komunikasi dan Konsultasi antar Dokter Penanggung
PENGERTIAN Jawab Pelayanan (DPJP) adalah kegiatan komunikasi antar DPJP
dalam mengelola kasus multidisiplin.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar terciptanya
TUJUAN pelayanan medis terhadap pasien sesuai dengan standar pelayanan
medis dan keselamatan pasien.
Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry
KEBIJAKAN Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan

1. Koordinasi antara DPJP tentang rencana dan pengelolaan pasien


harus dilaksanakan secara komprehensif, terpadu, dan efektif
dengan berpedoman kepada standar pelayanan medis dan
keselamatan pasien.
2. Koordinasi, komunikasi dan konsultasi antar DPJP dilaksanakan
secara tertulis dengan menyampaiakn point-point antara lain :
diagnosa, hasil pemeriksaan, permasalahan dan keperluan
konsultasi yang diperlukan.
3. Bila secara tertulis baik dengan formulir maupun berkas rekam
medik dirasa belum optimal maka harus dilakukan koordinasi
langsung baik dalam komunikasi pribadi (langsung/telepon)
maupun pertemuan formal dalam penatalaksanaan kasus tersebut.
4. Koordinasi, komunikasi dan konsultasi antar DPJP di dalam
lingkup satu unit kerja/klinik/ruangan yang sama dapat dibuat
PROSEDUR
tertulis dalam berkas rekam medis pasien, sedangkan antar unit
kerja/klinik/ruangan yang berbeda harus dibuat tertulis
menggunakan formulir khusus/lembar konsultasi
KOORDINASI, KOMUNIKASI DAN KONSULTASI
ANTAR DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN
(DPJP)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


08/K.MDK/RS-HHB 0 2/2

5. Konsultasi yang dituju bisa secara khusus kepada disiplin ilmu


(sub disiplin) atapun kepada konsultan secara perorangan.
6. Konsultasi bisa bersifat biasa maupun segera atau emergency
7. Penyampaian adanya konsultasi bisa dengan menyampaikan/
membawa rekam medis dan formulir dengan atau tanpa pasien
(pada kasus tertentu) atau per telephon untuk kasus diatas meja
operasi.
8. Proses konsultasi di IGD dan kamar operasi sesuai SPO yang
berlaku di IGD dan kamar operasi.
PROSEDUR 9. Dalam hal konsultasi pribadi yang dituju berhalangan/tidak
ditempat dapat dialihkan kepada konsultasi jaga harian disiplin
yang sama dengan melaporkan terlebih dahulu kepada DPJP yang
mengkonsulkan.
10. Konsultasi di IGD kepada konsultan jaga dilakukan oleh dokter
umum jaga IGD dapat dilakukan dengan lisan pertelephon dalam
melakukan pengobatan emergency kepada pasien di bidang
disiplin terkait dan jawaban konsultan harus ditulis di dalam
rekam medis setelah dilakukan klarifikasi ulang.

1. Komite Medik
2. Rawat Jalan
3. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 4. Instalasi Bedah
5. IGD
6. ICU/ICCU
KRITERIA PEMINDAHAN PASIEN

No.Dokumen No.Revisi Halaman


132/KPRW/RS-HHB 0 1/2

DITETAPKAN OLEH
Tanggal Terbit DIREKTUR
STANDAR
PROSEDUR 2 Januari 2016
OPERASIONAL

dr. Hj. Rasyidah, M.Kes


Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Kegiatan dan penilaian pasien untuk menentukan layak
PENGERTIAN
tidaknya pasien dipindahkan antar ruangan.
Sebagai acuan :
1. Agar pasien dapat tertangani dengan cepat tepat dan efisien
TUJUAN 2. Mencegah kematian yang disebabkan keterbatasan fasilitas
dan sumber daya.
3. Perawatan yang berkelanjutan
Kriteria pemindahan pasien antar unit rawat inap dilaksanakan
KEBIJAKAN sebagai upaya mengutamakan keselamatan pasien sesuai
ketentuan transfer pasien berdasar Surat Keputusan Direktur
RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan Nomor 02.APK
Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses Pelayanan dan
Kontinuitas Pelayanan
1. Dokter melakukan pemeriksaan fisik mengenai kondisi pasien
untuk lanjut transfer dan menilai layak atau tidaknya pindah
perawatan dengan menilai :
a. Kesadaran pasien dengan memakai Glassgow coma
scale/GCS layak transfer GCS 10-15
b. Tekanan darah systole antara 90-120 mmhg. Diastole
antara 60-80 mmng
c. Nadi antara 60-100 x/menit
2. Dokter memberikan informasi kepada pasien dan keluarga
mengenai kasus pasien bahwa pasien perlu/dapat ditangani
ditempat lain
3. Pasien dan keluarga setuju dengan menandatangani
persetujuan perawatan dirumah sakit yang menerima
pemindahan ruangan
4. Dokter melengkapi RM pasien dan menyiapkan berkas
penunjang yang akan diperlukan di rumah sakit rujukan
PROSEDUR 5. Dokter melengkapi discharge summery dan perawat
melengkapi form catatan perpindahan pasien antar ruangan
6. Keluarga pasien menyelesaikan biaya administrasi di RS
7. Perawat ruangan memastikan pasien sudah mendapatkan
ruangan rawat inap sesuai yang dibutuhkan
KRITERIA PEMINDAHAN PASIEN

No.Dokumen No.Revisi Halaman


132/KPRW/RS-HHB 0 2/2

8. Hubungi ruangan dan memastikan pasien dan bahwa


ruangan rawat inap sudah siap untuk menerima pasien
9. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang rencana
pemindahan pasien dan kesiapan ruangan yang dituju
10. Jelaskan pada pasien / keluarga bahwa pasien akan
PROSEDUR didampingi perawat selama proses pemindahan
11. Petugas yang mengirim pasien melakukan serta terima
dengan perawat ruangan yang dituju berdasarkan form
perpindahan pasien dengan menggunakan metode Situasion
Background Assement Recommendation (SBAR)

1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
MERUJUK PASIEN KELUAR RUMAH SAKIT LAIN UNTUK
PEMERIKSAAN PENUNJANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


151/YAN-KPRW/RS-HHB 0 1/2

Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH


DIREKTUR
2 Januari 2016
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Merujuk pasien keluar rumah sakit lain untuk pemeriksaan
penunjang adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh rumah sakit
PENGERTIAN
dengan cara dirujuk ke RS lain yang tersedia untuk memperoleh
hasil diagnostik
Sebagai acuan untuk melengkapi hasil skrining sehingga
TUJUAN memperoleh diagnostik yang pasti sehingga tepat dalam
memberikan intervensi/pengobatan
RSUD Brigjend H. Hasan Basry merujuk pasien ke rumah sakit lain
yang lebih lengkap fasilitas, peralatan dan sumber daya manusianya
sebagai upaya mengutamakan keselamatan pasien sesuai
KEBIJAKAN ketentuan rujukan pasien berdasar Surat Keputusan Direktur
RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan Nomor 02.APK Tahun
2016 Tentang Kebijakan Akses Pelayanan dan Kontinuitas
Pelayanan
1. DPJP menentukan kebutuhan akan pemeriksaan penunjang,
misalnya laboratorium atau radiologi
2. Dokter memberikan informasi kepada pasien dan keluarga
bahwa diperlukan pemeriksaan penunjang
3. Pasien dan keluarga setuju dengan menandatangani surat
persetujuan
4. DPJP menulis permintaan pemeriksaan yang diminta pada
form
5. Perawat atau pekarya membawa pengantar pemeriksaan
penunjang ke unit penunjang RS lain
6. Unit penunjang RS lain melakukan konfimasi dan klarifikasi
PROSEDUR
tentang pemeriksaan penunjang yang dimaksud.
7. Bila perlu unit penunjang RS lain memberikan pertimbangan
pemeriksaan alternatif
8. Bila pemeriksaan tersebut memang sangat dibutuhkan, unit
penunjang menghubungi rumah sakit lain tentang rencana
pemeriksaan
9. Unit penunjang memberikan informasi kepada ruangan
tempat pasien dirawat mengenai tempat dan waktu
pemeriksaan
MERUJUK PASIEN KELUAR RUMAH SAKIT LAIN UNTUK
PEMERIKSAAN PENUNJANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


151/YAN-KPRW/RS-HHB 0 2/2

10. Unit penunjang melakukan pencatatan dalam buku


ekspedisi pemeriksaan
PROSEDUR
11. Pasien diantar oleh perawat dengan ambulance RSUD
Brigjend H. Hasan Basry
1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. IGD
4. Lab PA & PK
5. Radiologi
6. Pendaftaran dan Informasi
7. Ambulan
PASIEN FALSE EMERGENCY (TIDAK GAWAT DARURAT)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


113/KPRW-IGD/RS-HHB 0 1

Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH


DIREKTUR
2 Januari 2016
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Pasien yang tergolong dalam false emergency (tidak gawat darurat)
adalah pasien yang tidak memerlukan pemeriksaan dan
PENGERTIAN
perawatan segera, dapat menunggu sesuai antrian sambil tetap
dilakukan observasi gawat darurat oleh petugas
Sebagai acuan untuk menjamin bahwa pasien tidak akut yang
datang ke IGD dapat dilayani sesuai dengan standar profesi
TUJUAN
dengan tidak mengurangi mutu pelayanan terhadap pasien gawat
darurat murni
Pasien IGD memerlukan pemeriksaan dan perawatan segera
sesuai kondisi pasien sebagai upaya mengutamakan keselamatan
KEBIJAKAN pasien sesuai ketentuan pelayanan IGD berdasar Surat
Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan
Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses Pelayanan
dan Kontinuitas Pelayanan
1. Lakukan prosedur triase oleh dokter/perawat senior (katim
IGD)
2. Pasien atau keluarga/pengantar mendaftar di tempat
pendaftaran
3. Pasien dipersilahkan masuk ke IGD dan dilayani/dipanggil
sesuai urutan kedatangan pasien lain di ruang pelayanan IGD
dengan kategori triase merah atau kuning stabil
4. Selama menunggu di IGD pasien juga harus selalu dilakukan
observasi gawat darurat karena terdapat kemungkinan bahwa
keadaan pasien berubah memburuk sehingga perlu dilakukan
PROSEDUR
triase ulang. Karena proses triase adalah proses yang dinamis
dan aktif
5. Lakukan periksa dan diagnosa oleh dokter dan diberi tindakan
sesuai dengan indikasi
6. Pasien di terapi dan diberi resep maksimal 3 hari dan
dianjurkan untuk kontrol ke poli umum atau poli spesialis
yang sesuai dengan penyakitnya
7. Seluruh tindakan di dokumentasikan pada lembar rekam
medis pasien dengan nama jelas dan ditandatangani oleh
petugas
1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
PASIEN TRUE EMERGENCY (GAWAT DARURAT)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


112/KPRW-IGD/RS-HHB 0 1

Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH


DIREKTUR
2 Januari 2016
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Pasien yang tergolong dalam true emergency (gawat darurat)
PENGERTIAN adalah pasien yang memerlukan pemeriksaan dan perawatan
segera, dikarenakan mengancam jiwa atau kecatatan.
Sebagai acuan untuk menjamin bahwa pasien akut yang datang
TUJUAN
ke IGD mendapatkan pelayanan semaksimal mungkin
Pasien gawat darurat memerlukan pemeriksaan dan perawatan
segera sesuai kondisi pasien sebagai upaya mengutamakan
KEBIJAKAN keselamatan pasien sesuai ketentuan pelayanan IGD berdasar
Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry
Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. Lakukan prosedur triase oleh dokter/perawat senior (katim
IGD)
2. Pasien atau keluarga/pengantar mendaftar di tempat
pendaftaran
3. Pasien dengan label merah langsung masuk IGD tanpa
menunggu
4. Pasien dengan label merah dapat langsung masuk ruang
PROSEDUR resusitasi sedangkan pasien dengan label kuning masuk di
kamar sesuai dengan penyakitnya bedah atau non bedah
5. Lakukan periksa dan diagnosa oleh dokter dan diberi
tindakan sesuai dengan indikasi
6. Bila pasien:
a. Di rawat:dirawat di ruangan sesuai dengan penyakitnya
b. Meninggal:ditempatkan di kamar jenazah IGD selama ±2
jam
1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
PELAYANAN DI RUANG OBSERVASI

No.Dokumen No.Revisi Halaman


141/YAN-KPRW/RS-HHB 0 1/2

DITETAPKAN OLEH
Tanggal Terbit DIREKTUR
STANDAR
PROSEDUR 2 Januari 2016
OPERASIONAL

dr. Hj. Rasyidah, M.Kes


Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Ruang observasi adalah ruang rawat sementara bagi penderita
IGD yang telah diberi terapi yang memerlukan pengawasan.
Semua pasien yang dirawat melalui IGD dengan Triage merah dan
PENGERTIAN kuning yang mengancam keselamatan jiwa diprioritaskan untuk
mendapat pelayanan medis dan dilakukan observasi selama
pemberian terapi sampai kondisinya memungkinkan untuk
dilakukan pemindahan.
Sebagai acuan dalam melaksanakan sistem pelayanan pasien
TUJUAN
yang dirawat di ruang observasi
Pasien yang dirawat di ruang observasi adalah semua pasien yang
memerlukan obseravsi khusus, meliputi keadaan umum pasien
dan tanda-tanda vital pasien. Observasi dilakukan sampai 1 x 24
jam di ruang rawat inap dan 6 jam di ruang IGD, bila keadaan
KEBIJAKAN belum stabil maka dilakukan observasi ulang sampai keadaan
memungkinkan sesuai ketentuan observasi pasien berdasar Surat
Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan
Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses Pelayanan
dan Kontinuitas Pelayanan
1. Semua pasien dapat dirawat di ruang observasi sepanjang dari
segi medis teknis memungkinkan.
Prioritas pasien untuk dirawat diruang observasi sbb :
a. Semua pasien gawat darurat
b. Pasien yang memerlukan observasi khusus
c. Pasien rujukan dan belum mendapat ruangan rawat inap.
d. Semua pasien yang datang melalui Poliklinik dilayani
seperti pasien baru di IGD. Yang berhak memasukan pasien
PROSEDUR
ke ruang observasi adalah dokter IGD dan DPJP spesialis
terkait yang akan menangani perawatan penderita selama
dirawat di ruang observasi
2. Selama di ruang observasi IGD penderita dirawat oleh dokter
IGD.
3. Dokter spesialis yang terkait memberikan instruksi perawatan
dan pengobatan secara lengkap dan tertulis jelas didalam
status pasien.
PELAYANAN DI RUANG OBSERVASI

No.Dokumen No.Revisi Halaman


141/YAN-KPRW/RS-HHB 0 2/2

4. Segala macam tindakan, konsultasi, pemeriksaan penunjang


seperti laboratorium dapat dilakukan diruang observasi
seperti penderita di rawat inap.
5. Perawatan di ruang observasi maksimal sampai 6 jam, tetapi
sesuai fungsi dan tujuannya maka diharapkan pasien dapat
dipindahkan sesegera mungkin ke RI dan atau dipulangkan
jika keadaan memungkinkan
6. Penderita yang keluar dari ruang observasi
a. Untuk penderita yang dipindahkan ke Instalasi Rawat Inap
1) Dibuatkan status rawat inap
2) Dibuatkan bukti penerimaan pasien dari IGD ke Rawat
Inap
PROSEDUR b. Untuk pasien yang dipulangkan, Pasien diberi penjelasan
tentang kontrol dan perawatan di rumah
c. Untuk pasien yang meninggal di Ruang Observasi
1) Dokter IGD yang merawat membuatkan surat kematian
2) Paramedis membuatkan administrasi
7. Mengingat keterbatasan dan efisiensi tenaga diharapkan
petugas IGD (dokter maupun paramedis) dapat mengatur
supaya pasien tidak sering keluar masuk di ruangan.
8. Apabila penderita di ruang observasi sampai 6 jam keadaan
belum stabil maka dilakukan observasi ulang sampai keadaan
memungkinkan.
1. Rawat Inap
2. Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
PEMBERIAN INFORMASI PASIEN RAWAT INAP
(PENDAFTARAN)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1

Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH


DIREKTUR
2 Januari 2016
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Penyuluhan / pemberian informasi mencakup pengetahuan yang
PENGERTIAN
diperlukan selama proses perawatan
TUJUAN Membuat keputusan yang tepat dalam pelayanan kesehatan
Pemberian informasi dilakukan saat kontak pertama pada proses
penerimaan pasien sesuai ketentuan hak pasien dan keluarga
KEBIJAKAN berdasar Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan
Basry Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan
Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
Pemberian informasi diberikan saat kontak pertama pada proses
penerimaan pasien meliputi:
1. Petugas administrasi ataupun perawat memberikan informasi
mengenai usulan perawatan
2. Petugas kesehatan memberikan informasi mengenai perkiraan
biaya yang harus dibebankan pasien atau keluarga
PROSEDUR
3. Petugas memberikan informasi alternatif penganti biaya yang
bersumber dari pemerintah atau swasta. (BPJS,
Jamkesda,Jamkesprov,Pihak III)
4. Petugas memberikan informasi unit pelayanan dan fasilitas
yang tersedia
5. Informasi tentang hasil yang diharapkan serta altematif pilihan
1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
PEMULANGAN ATAS PERMINTAAN SENDIRI DENGAN ALASAN
MEDIS MAUPUN NON MEDIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


157/YAN/RS-HHB 0 1/2

Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH


DIREKTUR
2 Januari 2016
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Pemulangan atau penghentian proses perawatan dirumah sakit yang
PENGERTIAN dilanjutkan dirumah dengan atas permintaan pasien
Sebagai acuan dalam memberikan kesempatan kepada pasien untuk
TUJUAN keperluan kemanusiaan serta kepentingan dan hak hak pasien yang
perlu diutamakan
DPJP harus menentukan kesiapan pasien untuk dipulangkan 1 x 24
jam setelah pasien masuk rawat inap sebagai upaya
mengutamakan keselamatan pasien sesuai ketentuan pemulangan
KEBIJAKAN
pasien berdasar Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H.
Hasan Basry Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang
Kebijakan Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. Perawat menerima permintaan pulang dari pasien / keluarga
baik dengan sesuai alasan medis maupun non medis
2. Hubungi DPJP dan memaklumkan bahwa pasien atau keluarga
mempunyai keinginan untuk pulang atas keinginan sendiri
3. Berikan Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) ulang terhadap
pasien dan keluarga tentang kondisi pasien serta risiko yang
terjadi apabila pasien diajak pulang sebelum diijinkan oleh
dokter yang merawat. KIE dilakukan oleh DPJP dengan
didampingi oleh perawat yang bertugas diruangan
4. Pasien dan atau keluarga mengisi formulir pulang atas
permintaan sendiri yang ditandatangani oleh DPJP dan pasien
(keluarga) disertai dengan alasan pulang
5. Persiapkan administrasi pasien yang dilakukan oleh petugas
administrasi rumah sakit
PROSEDUR
6. DPJP membuat ringkasan keluar (resume pulang) dan
menyerahkan kepada keluarga pasien
7. Bila pasien pulang menggunakan ambulance dan didampingi
oleh petugas rumah sakit Salamun, maka pelepasan alat-alat
medis dilakukan setelah pasien sampai ditujuan
PEMULANGAN ATAS PERMINTAAN SENDIRI DENGAN ALASAN
MEDIS MAUPUN NON MEDIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


157/YAN/RS-HHB 0 2/2

8. Bila pasien pulang menggunakan kendaraan pribadi semua


peralatan medis yang masih dipakai pasien dilepaskan terlebih
PROSEDUR dahulu sebelum pulang
9. Gunting gelang pasien dan membuangnya ke limbah medis
rumah sakit
1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
PENANGANAN PASIEN JIKA IGD OVERLOAD TETAPI PASIEN
TIDAK MAU DI RUJUK

No.Dokumen No.Revisi Halaman


135/KPRW-IGD/RS-HHB 0 1

DITETAPKAN OLEH
Tanggal Terbit DIREKTUR
STANDAR
PROSEDUR 2 Januari 2016
OPERASIONAL

dr. Hj. Rasyidah, M.Kes


Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Penanganan pasien jika IGD overload tetapi pasien tidak mau
dirujuk adalah cara pengelolaan dan penatalaksanaan tindakan
PENGERTIAN
medis pasien di IGD berdasarkan kebutuhan kondisi pasien yang
disesuaikan sumber daya Rumah Sakit
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam melayani
TUJUAN pasien sesuai dengan fasilitas yang tersedia di Rumah Sakit dan
pasien diterima sesuai SDM Rumah Sakit
Penanganan pasien jika IGD overload tetapi pasien tidak mau
dirujuk dengan selalu melaksanakan triase pada setiap pasien
sebagai upaya mengutamakan keselamatan pasien sesuai
KEBIJAKAN
ketentuan triase berdasar Surat Keputusan Direktur RSUD
Brigjend H. Hasan Basry Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016
Tentang Kebijakan Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. Semua pasien yang ada indikasi dirawat dokter yang memeriksa
di instalasi rawat jalan dan IGD harus mengetahui kapasitas
tempat tidur yang masih tersedia di Instalasi rawat inap
2. Bila diketahui instalasi rawat inap penuh maka :
a. Dokter IGD melakukan Informed Consent bahwa pasien
tersebut akan dirujuk/alih rawat
PROSEDUR b. Bila keluarga pasien tidak bersedia untuk dirujuk dokter
IGD melakukan Informed Consent untuk penolakan alih
rawat pada keluarga pasien
c. Dokter IGD melakukan observasi di ruang IGD selama ±6
jam
d. Selanjutnya pasien dititipkan di unit lain, perawatan di unit
tersebut namun pemeriksaan dilakukan DPJP
1. Rawat Inap
2. Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN (PENDAFTARAN)

No.Dokumen No.Revisi Halaman


143/YAN/RS-HHB 0 1

DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL 2 Januari 2016

dr. Hj. Rasyidah, M.Kes


Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Penerimaan Pasien Rawat Jalan (pendaftaran) adalah proses
pemberian informasi yang perlu disampaikan oleh petugas saat
PENGERTIAN kontak pertama pada proses penerimaan pasien kepada pasien
ataupun keluarganya tentang informasi pelayanan kesehatan
dibutuhkan
Sebagai acuan bagi Tenaga Kesehatan/petugas administrasi
dalam memberikan informasi kepada pasien dan keluarga dengan
tujuan memberikan kenyamanan kepada pasien, meminimalisir
TUJUAN
komplain, alat komunikasi efektif, dan bukti pemberian
pelayanan kesehatan yang komperhensif serta sebagai aspek legal
dan terstandarisasi
Pemberian informasi yg meliputi biaya, fasilitas pelayanan,
pengobatan atau penundaan pelayanan dan permintaan ruang
perawatan dilakukan oleh petugas informasi bekerja sama
KEBIJAKAN dengan rawat inap sesuai ketentuan pendaftaran pasien berdasar
Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry
Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. Pasien melaksanakan pendaftaran di loket pendaftaran
2. Petugas mengucapkan salam
3. Petugas memberikan informasi dan mencatat data pasien yang
akan berobat
4. Pasien mendapat penjelasan proses administrasi rawat jalan
5. Pasien didata dan diberi informasi oleh bagian pendaftaran
PROSEDUR tentang poliklinik, dokter dan fasilitas penunjang, serta
informasi biaya rumah sakit
6. Jika pasien umum petugas memberikan informasi untuk
menyelesaikan administrasi terlebih dahulu sebelum pasien
menuju ke poliklinik
7. Berikan informasi bagian loket poliklinik yang dituju untuk
mendapatkan nomor antrian pasien setelah didata
1. Rawat Inap
2. Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
PENGELOLAAN PASIEN BILA TIDAK TERSEDIA TEMPAT
TIDUR ATAU FASILITAS LAIN YANG DIINGINKAN

No.Dokumen No.Revisi Halaman


160/YAN/RS-HHB 0 1

DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL 2 Januari 2016

dr. Hj. Rasyidah, M.Kes


Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Proses Pasien yang tidak dapat diterima sebagai pasien rawat
inap dikarenakan rawat inap penuh atau tidak dapat
PENGERTIAN
dilaksanakan panatalaksanaan tindakan medis sesuai dengan
penyakitnya dikarenakan fasilitas RS yang tidak tersedia.
Sebagai acuan dalam menerima pasien sesuai dengan sumber
TUJUAN daya di Rumah Sakit dan pasien dapat dilayani sesuai dengan
fasilitas yang tersedia
Pengelolaan pasien bila tidak tersedia tempat tidur atau fasilitas
lain yang diinginkan dengan melaksanakan rujukan ke rumah
sakit lain dilaksanakan sebagai upaya mengutamakan
KEBIJAKAN keselamatan pasien sesuai ketentuan transfer pasien berdasar
Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry
Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. Semua pasien yang ada indikasi dirawat dokter yang
memeriksa di instalasi rawat jalan dan IGD harus mengetahui
kapasitas tempat tidur yang masih tersedia di Instalasi rawat
inap
2. Bila diketahui instalasi rawat inap penuh maka :
a. Dokter IGD melakukan observasi pasien di ruang IGD
sebelum dilakukan rujukan ke RS lain, dengan
menghubungi RS dan Dokter DPJP yang akan merawat
untuk mrngetahui ada atau tidak tempat perawatan
PROSEDUR b. Pasien bisa ditawarkan ke kelas perawatan yang ada. Bila
pasien bersedia maka keluarga atau pasien menuliskan
informed consent di informasi untuk bersedia dirawat
sesuai permintaannya. Bila tidak setuju pasien akan
dirujuk.
3. Berikan informasi alasan penundaan dan diberikan
penjelasan alternatif tindakan / ruangan yang diperlukan
pada pasien dan keluarga.
4. Berikan formulir informed consent yang harus diisi oleh
keluarga pasien, bila pasien/keluarga sudah mengerti
1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
PENJELASAN TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
DALAM PELAYANAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
45/UMUM/RS-HHB 0 1

Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH


DIREKTUR
2 Januari 2016
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Proses penyampaian informasi kepada Pasien dan keluarga
tentang tata tertib dan peraturan rumah sakit, hak dan kewajiban
pasien maupun rumah sakit, layanan yang efektif dan efisien
PENGERTIAN
sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi,
keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan,
penyakit yang dideritanya serta diagnosis dan tata cara tindakan.
1. Sebagai acuan dalam memberikan penjelasan tentang hak dan
kewajiban pasien dalam pelayanan.
TUJUAN
2. Kewajiban RS dalam menjamin terpenuhinya hak pasien dan
keluarga selama dalam pelayanan.
Rumah sakit memberikan edukasi secara rutin pada pasien dan
atau keluarga berdasar Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend
KEBIJAKAN H. Hasan Basry Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang
Kebijakan Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan

1. Dokter,perawat, dan atau petugas informasi menjelaskan


secara rinci tentang hak dan kewajiban pasien dalam
pelayanan sesuai dengan SPO yang telah ditetapkan di RSUD
Brigjend H. Hasan Basry.
2. Bila pasien dan atau keluarga masih belum jelas maka petugas
PROSEDUR
akan mengulang apa yang telah dijelaskan sesuai dengan
permitaan pasien atau keluarga
3. Setelah diberikan penjelasan maka pasien atau keluarga
diwajibkan untuk menanda tangani formulir tentang hak dan
kewajiban pasien dan keluarga dalam pelayanan.
1. Rawat Jalan
2. Rawat Inap
3. Instalasi Bedah
UNIT TERKAIT
4. IGD
5. Unit Penunjang (Lab PK & PA, Radiologi)
6. Rekam Medis
PENUNDAAN PELAYANAN DAN PENGOBATAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


130/YAN/RS-HHB 0 1

DITETAPKAN OLEH
Tanggal Terbit DIREKTUR
STANDAR
2 Januari 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Penundaan pelayanan dan pengobatan adalah penundaan atau
PENGERTIAN perubahan jadwal pelayanan atau pengobatan yang disebabkan
oleh berbagai hal seperti : kondisi pasien, dokter berhalangan,
kerusakan alat,masalah administrasi dan lain-lain (bukan berasal
dari keinginan pasien)
Sebagai acuan :
1. Apabila terjadi penundaan/perubahan jadwal pelayanan atau
pengobatan secara konsisten
2. Agar pasien mendapatkan informasi yang jelas kepada pasien
TUJUAN
dalam hal penundaan pelayanan dan pengobatan.
3. Untuk menghindari terjadinya komplikasi pasien
4. Agar pelayanan atau pengobatan dapat berjalan lancar
Memberikan informasi apabila akan terjadi penundaan pelayanan
atau pengobatan sebagai upaya mengutamakan keselamatan
pasien sesuai ketentuan penundaan pelayanan berdasar Surat
KEBIJAKAN Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan
Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses Pelayanan
dan Kontinuitas Pelayanan
1. Dokter memberikan penjelasan dengan jelas kepada pasien dan
keluarga tentang hal yang menjadi tertundanya pelayanan dan
pengobatan serta alasannya dan alternative lainnya yang harus
dilaksanakan terlebih dahulu.
PROSEDUR 2. Dokter memberikan pelayanan sesuai kebutuhan pasien saat itu.
3. Dokter mendokumentasikan informasi penundaan pelayanan
dan pengobatan yang telah di jelaskan kepada pasien dan
keluarga dalam catatan terintegrasi dan atau formulir discarge
planning apabila pasien dipulangkan terlebih dahuluj

1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
PERMINTAAN RUANG PERAWATAN

No.Dokumen No.Revisi Halaman


140/YAN-KPRW/RS-HHB 0 1/2

DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR 2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
PENGERTIAN Permintaan ruang perawatan adalah proses permintaan tempat
perawatan pasien sesuai dengan kebutuhan pasien tersebut.
Sebagai acuan dalam menghormati hak pasien dan keluarga
TUJUAN untuk memenuhi permintaan perawatan pasien sesuai
kebutuhan pasien
Permintaan ruang perawatan atau perpindahan pasien ke dan
dari unit rawat inap dilaksanakan sebagai upaya mengutamakan
keselamatan pasien sesuai ketentuan transfer pasien berdasaran
KEBIJAKAN
Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry
Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. Dokter memilih ruang perawatan sesuai dengan permintaan
dokter DPJP kepada unit informasi melalui lembar permintaan
ruang perawatan.
2. Petugas informasi menelepon pada ruangan sesuai permintaan
dokter.
a. Bila permintaan perawatan ruang biasa atau observasi,
dokter yang meminta harus menuliskan dengan jelas
apakah ruang observasi dengan alat-alat seperti monitor,
atau ruangan biasa yang membutuhkan observasi dari
petugas.
b. Bila ruangan tidak tersedia petugas informasi
PROSEDUR
menelepon/koordinasi pada dokter yang meminta untuk
petunjuk dari dokter DPJP untuk tempat perawatan yang
dibutuhkan pasien, kemudian diteruskan kepada petugas
informasi.
c. Bila ruangan sesuai dengan hak kelas perawatan pasien
tidak tersedia maka petugas informasi berkoordinasi
dengan Rawat Inap//kontrol untuk petunjuk selanjutnya.
d. Bila ruangan yang dibutuhkan sesuai kondisi pasien tidak
tersedia, petugas informasi berkoordinasi dengan Rawat
Inap/kontrol untuk tempat perawatan sesuai order dari
DPJP.
PERMINTAAN RUANG PERAWATAN

No.Dokumen No.Revisi Halaman


140/YAN-KPRW/RS-HHB 0 2/2

3. Bila ruangan observasi penuh dan penderita masih dalam


kondisi stabil, penderita dapat dirawat disamping ruang
observasi/ruang terdekat dengan ruang perawat.
4. Bila seluruh ruang observasi dan ruang rawat penuh,
penderita dapat dititipkan di ruang lain yang memenuhi
PROSEDUR standar, atas persetujuan DPJP, watnap/kontrol, dan
keluarga.
5. Bila seluruh ruang rawat inap penuh, penderita dapat di
rujuk ke Rumah Sakit lain sesuai tingkatan layanan
kesehatan, atas persetujuan DPJP dan keluarga.
6. Rujukan dapat dilakukan dengan melakukan standar
pelayanan minimal (SPM) di tempat unit untuk
menstabilkan keadaan pasien sebelum dirujuk.
7. Informed consent diberikan oleh petugas informasi kepada
keluarga tentang ada atau tidaknya tempat perawatan
sesuai dengan hak, keadaan dan kondisi pasien tersebut.
1. Rawat Inap
2. Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
PETUGAS PENGEMUDI AMBULANCE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1

DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR

STANDAR Tanggal Terbit


PROSEDUR 2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Petugas pengemudi ambulance adalah supir khusus yang
PENGERTIAN bertanggung jawab atas kelancaran operasional mobil ambulance
RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan
Sebagai acuan bagi petugas ambulance untuk mengoperasikan
TUJUAN ambulance agar tersedia setiap saat dalam kondisi siap pakai
sesuai ketentuan yang berlaku
Transportasi milik rumah sakit, harus sesuai dengan peraturan
yang berlaku berkenaan dengan pengoperasian, kondisi dan
pemeliharaan sesuai ketentuan transportasi pasien berdasar Surat
KEBIJAKAN
Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan
Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses Pelayanan
dan Kontinuitas Pelayanan
1. Pengemudi harus mempunyai SIM A
2. Harus mempunyai sertifikat BHD ( Bantuan Hidup Dasar)
3. Memahami tentang persiapan mobil ambulan.
4. Yang bersangkutan harus dalam keadaan sehat jasmani dan
PROSEDUR rohani.
5. Pengemudi membersihkan/mencuci ambulance agar tetap
bersih.
6. Bekerja sesuai dengan aturan.
7. Membuat laporan tentang kegiatan
1. Ambulan
2. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 3. Rawat Jalan
4. Bidang Umum
RAWAT BERSAMA
DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN (DPJP)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


11/K.MDK/RS-HHB 0 1

DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
Tanggal terbit
STANDAR
PROSEDUR
2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Rawat Bersama Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
PENGERTIAN adalah pasien dengan lebih dari satu diagnose penyakit ditangani
oleh satu atau lebih dokter sesuai dengan keahliannya dan
ditunjuk satu orang DPJP (DPJP Utama).
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk terciptanya
TUJUAN pelayanan terhadap pasien sesuai dengan standar pelayanan medis
dan keselamatan pasien.
Rawat Bersama Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
KEBIJAKAN harus sesuai dengan Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H.
Hasan Basry Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang
Kebijakan Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. DPJP memeriksa pasien di rawat inap/rawat jalan dengan
berpedoman kepada Standar pelayanan medis dan keselamatan
pasien.
2. DPJP menemukan penyakit di luar bidang keahliannya.
3. DPJP menginformasikan hal tersebut kepada pasien, bahwa
pasien memerlukan dokter yang mempunyai keahlian di bidang
tersebut, selanjutnya meminta persetujuan pasien.
4. Apabila pasien setuju atas hal tersebut, maka DPJP pertama
menghubungi dokter (DPJP) yang diperlukan untuk menangani
PROSEDUR
penyakit tersebut.
5. Setelah adanya komunikasi dan persetujuan antara DPJP, maka
akan membentuk Tim untuk menangani penyakit tersebut
bersama-sama.
6. Dari Tim tersebut menunjuk DPJP Utama (Ketua TIM) untuk
pasien tersebut, keputusan atas persetujuan bersama Tim.
7. Komunikasi antar DPJP dibuat tertulis dalam berkas rekam
medis pasien.
UNIT TERKAIT 1. Komite Medik
2. Rawat Inap
3. ICU/ICCU
MERUJUK PASIEN KE RUMAH SAKIT LAIN UNTUK
PERAWATAN LANJUT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


134/KPRW/RS-HHB 0 1/2

DITETAPKAN OLEH
Tanggal terbit DIREKTUR
STANDAR
PROSEDUR 2 Januari 2016
OPERASIONAL

dr. Hj. Rasyidah, M.Kes


Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Rujukan adalah pengiriman pasien yang tidak dapat diatasi di
RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan. Mengirim pasien ke
rumah sakit lain untuk dilakukan perawatan lanjut dikarenakan :
1. Pengobatan atau tindakan tertentu yang diperlukan tidak bisa
dilakukan di RS
PENGERTIAN
2. Ruang rawat inap penuh
3. Atas permintaan pasien dan atau keluarga untuk pindah rawat
di rumah sakit yang dituju

1. Mengirim pasien yang dirujuk atau pindah rawat ke rumah


sakit lain secara cepat , cermat dan aman bagi pasien
TUJUAN 2. Menjalin kerjasama yang baik dan efisien dengan rumah sakit
lain

Merujuk pasien ke Rumah Sakit atau sarana kesehatan lainnya


sehingga kesinambungan pelayanan pasien terpenuhi yang pada
akhirnya keselamatan pasien dan mutu pelayanan dapat
KEBIJAKAN
meningkat berdasar Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H.
Hasan Basry Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang
Kebijakan Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan

1. Dokter memberikan informasi kepada pasien dan keluarga


mengenai kondisi pasien bahwa pasien perlu/ dapat ditangani
di tempat lain;
2. Sebelum merujuk memastikan terlebih dahulu bahwa Rs yang
dituju memiliki dokter / fasilitas pelayanan yang dibutuhkan
3. Dokter melengkapi rekam medis pasien dan menyiapkan berkas
penunjang yang akan diperlukan di rumah sakit rujukan.
Resume medis, yang berisi :
d. Kondisi klinis pasien
PROSEDUR e. Prosedur dan pemeriksaan yang telah dilakukan
f. Kebutuhan pelayanan lebih lanjut
4. Dokter melengkapi resume medis ( surat rujukan ) dan perawat
melengkapi form catatan perpindahan pasien antar RS.
(menggunakan form TRANSFER, dibuat rangkap 2 )
5. Resume medis dibuat salinanya. (asli diberikan ke RS yang
dituju, copy tertinggal )
6. Pasien dirujuk menggunakan alat transportasi yang sesuai
dengan kondisinya
MERUJUK PASIEN KE RUMAH SAKIT LAIN UNTUK
PERAWATAN LANJUT

No. Dokumen No. Revisi No. Dokumen


134/KPRW/RS-HHB 0 2/2

7. Perawat menghubungi koordinator ambulance, dan mengisi


formulir permintaan ambulance.
8. Selama proses rujukan kondisi pasien dimonitor terus
menerus. Kondisi pasien dicatat pada lembar observasi dan
disatukan dengan RM pasien.
9. Petugas yang mengantar melakukan timbang terima setelah
PROSEDUR sampai di RS rujukan dengan melengkapi form Situasion
Background Assement Recommendation (SBAR) (rangkap 2, asli
tertinggal dan copy dibawa kembali)
10. Menyerahkan resume medis dan lembar pengawasan pasien
selama transportasi kepada RS yang dituju.

1. Instalasi Rawat Jalan


2. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT
3. Instalasi Gawat Darurat
SKRINING PASIEN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


0 1/2
138/KPRW/RS-HHB

DITETAPKAN OLEH
Tanggal Terbit DIREKTUR

STANDAR 2 Januari 2016


PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Pasien diterima sebagai pasien IGD, rawat inap atau di daftar
untuk layanan rawat jalan berdasarkan kebutuhan perawatan
PENGERTIAN
kesehatan yang teridentifikasi dan disesuaikan dengan sumber
daya RS
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam penerimaan
TUJUAN pasien sesuai dengan sumber daya RS dan dapat dilayani sesuai
dengan fasilitas yang tersedia di RS
Skrining pasien dilakukan pada kontak pertama untuk
menetapkan pasien dapat dilayani oleh RS sesuai ketentuan
KEBIJAKAN skrining berdasar Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H.
Hasan Basry Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang
Kebijakan Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. Penerimaan pasien melalui proses skrining. Proses ini
merupakan upaya terhadap pengenalan penyakit
lain/kelainan yang belum diketahui dengan menggunakan
tes,pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat secara cepat
membedakan orang yang sehat tapi sesungguhnya menderita
sakit.
2. Skrining bertujuan untuk mencocokkan kebutuhan pasien
dengan misi dan sumber daya rumah sakit.
3. Skrining dilakukan saat kontak pertama dengan pasien
dilakukan.
4. Proses skrining dapat melalui:
a. Kriteria Triase
b. Evaluasi visual atau pengamatan
c. Pemeriksaan fisik atau hasil-hasil pemeriksaan
PROSEDUR sebelumnya yang terkait fisik
d. Psikologi
e. Laboratorium klinis atau evaluasi pencitraan diagnostik
5. Proses skrining bisa dilakukan di sumber daya perujuk,
selama transportasi darurat atau ketika pasien tiba di RS
6. Keputusan untuk mengobati, memindahkan atau merujuk
dilakukan hanya setelah hasil evaluasi skrining tersedia
Rumah sakit mempertimbangkan menerima pasien sesuai dengan
layanan yang dimiliki
SKRINING PASIEN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


138/KPRW/RS-HHB 0 2/2

1. Rawat Inap
2. Rawat Jalan
UNIT TERKAIT 3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
TATA CARA PEMINDAHAN PASIEN ANTAR RUANGAN

No.Dokumen No.Revisi Halaman


140/KPRW/RS-HHB 0 1

DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL 2 Januari 2016

dr. Hj. Rasyidah, M.Kes


Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Pemindahan pasien dari satu ruangan ke ruangan lain yang
merupakan suatu bentuk pelayanan berkelanjutan, dimana pasien
PENGERTIAN
memerlukan perawatan yang memadai sesuai kondisi sakit dan
ruangan yang tersedia.
Sebagai acuan :
1. Agar pasien dapat tertangani dengan cepat tepat dan efisien
TUJUAN 2. Mencegah kematian yang disebabkan keterbatasan fasilitas dan
sumber daya.
3. Perawatan yang berkelanjutan
Perpindahan/Penerimaan pasien antar unit rawat inap
dilaksanakan sebagai upaya mengutamakan keselamatan pasien
sesuai ketentuan transfer pasien berdasar Surat Keputusan
KEBIJAKAN
Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan Nomor
02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses Pelayanan dan
Kontinuitas Pelayanan
1. Perawat memastikan pasien sudah mendapatkan ruangan rawat
inap sesuai yang dibutuhkan
2. Perawat memastikan RM rawat inap sudah ada dan identitas
pasien terisi dengan lengkap dan sudah mendaftar ke admission
Menghubungi ruangan dan memastikan bahwa ruang rawat
inap sudah siap untuk menerima pasien
3. Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang rencana
PROSEDUR
pemindahan pasien dan kesiapan ruangan yang dituju.
4. Jelaskan kepada pasien/keluarga bahwa pasien akan
didampingi perawat dan atau porter selama proses pemindahan
5. Petugas yang mengirim pasien melakukan serah terima dengan
perawat ruangan yang dituju berdasarkan form pemindahan
pasien dengan menggunakan metode Situasion Background
Assement Recommendation (SBAR).
1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi

Anda mungkin juga menyukai