146/YAN/RS-HHB 0 1
DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Alur permintaan ambulance adalah mekanisme pelayanan
PENGERTIAN penggunaan transportasi ambulance guna mendukung proses
transfer baik dari dalam maupun dari luar Rumah Sakit
Sebagai acuan dalam permintaan sarana transportasi pasien baik
TUJUAN yang emergency ,rawat jalan /transportasi dan Jenazah guna
mendukung pelayanan rumah sakit secara optimal
Alur permintaan Transportasi ambulance berkenaan sebagai upaya
mengutamakan keselamatan pasien sesuai ketentuan transportasi
KEBIJAKAN pasien berdasar Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan
Basry Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan
Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. Pasien di luar Rumah Sakit
a. Keluarga pasien menghubungi bagian Ambulan baik lewat
telpon
b. Petugas menulis data-data/penggunaan ambulance (nama
pasien,alamat pasien,waktu penggunaan dan tujuan
penggunaan)
c. Petugas pengemudi ambulance untuk menyiapkan kendaraan
beserta personilnya
d. Perawat menyiapkan alat medis sesuai dengan kondisi pasien
e. Perawat mengkonfirmasi ulang ke keluarga pasien untuk
menyiapkan bahwa personel ambulance siap berangkat
f. Sesampainya di tujuan keluarga mengisi formulir dan
PROSEDUR
menyelesaikan administrasi
ALUR
* Konfirmasi tentang
pasien
Menuju
pelayanan
kesehatan Pemberangkatan
Adminstrasi
DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
Tanggal terbit
STANDAR
PROSEDUR
2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Hak dan Kewajiban Dokter/Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
PENGERTIAN (DPJP) adalah hak dan kewajiban DPJP dalam menjalankan tugas
mengelola rangkaian asuhan medis di rumah sakit.
Hak Dokter/DPJP
1. Dokter/DPJP berhak mendapatkan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
2. Dokter/DPJP berhak untuk mengelola asuhan medis seorang
pasien secara mandiri dan otonom sesuai standar pelayanan
medis secara komprehensif mulai dari diagnosa, terapi, tindak
lanjut sampai rehabilitasi. Seorang dokter, walaupun ia
berstatus hukum sebagai karyawan rumah sakit, namun kepala
rumah sakit tidak dapat memerintahkan untuk melakukan
sesuatu tindakan yang menyimpang dari standar profesi atau
keyakinannya.
3. Dokter/DPJP berhak melakukan konsultasi dengan disiplin lain
yang dianggap perlu untuk meminta pendapat atau perawatan
bersama demi kesembuhan pasien
PROSEDUR
4. Dokter/DPJP berhak menolak keinginan pasien yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, profesi
dan etika.
5. Dokter/DPJP berhak untuk menghentikan jasa profesionalnya
kepada pasien apabila misal hubungan dengan pasien sudah
berkembang buruk sehingga kerjasama yang baik tidak
mungkin diteruskan lagi, kecuali untuk pasien gawat darurat
dan wajib menyerahkan pasien ke dokter lain.
HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER/DPJP
(DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN)
Kewajiban Dokter/DPJP :
1. Dokter/DPJP wajib memperkenalkan diri saat pertama kali
berkomunikasi dengan pasien atau keluarganya.
2. Dokter/DPJP wajib bertugas sesuai dengan bidang
spesialisasinya.
3. Dokter/DPJP wajib memberikan pelayanan medis sesuai dengan
standar pelayanan, standar profesi dan menghormati hak-hak
pasien
4. Dokter/DPJP wajib membuat rencana pelayanan pasien dalam
berkas rekam medis yang memuat segala aspek asuhan medis
PROSEDUR yang akan dilakukan, membuat diagnosa, merencanakan dan
memberikan terapi, melaksanakan tindak lanjut dan
rehabilitasi.
5. Dokter/DPJP wajib memberikan penjelasan secara rinci kepada
pasien dan keluarga tentang rencana dan hasil pelayanan baik
tentang pengobatan, prosedur maupun kemungkinan hasil yang
tidak diharapkan.
6. Dokter/DPJP wajib memberikan pendidikan/edukasi kepada
pasien tentang kewajibannya terhadap dokter dan rumah sakit,
yang dicatat dalam berkas rekam medis
7. Dokter/DPJP wajib mengkonsultasikan/merujuk pasien ke
dokter lain/rumah sakit lain serta menerima pendapat dokter
lain yang sama spesialisasinya apabila sudah tidak
memungkinkan keadaan pasiennya dan untuk keselamatan
pasien.
8. Dokter wajib memberikan kesempatan kepada pasien atau
keluarganya untuk bertanya atas hal-hal yang tidak/belum
dimengerti
9. Dokter/DPJP wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai
dengan hubungan hukum antara dokter dengan rumah sakit.
HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER/DPJP
(DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN)
1. Komite Medik
2. Rawat Jalan
3. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 4. Instalasi Bedah
5. IGD
6. ICU/ICCU
INFORMASI BIAYA PERAWATAN PASIEN RAWAT INAP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1
132/YAN/RS-HHB
DITETAPKAN OLEH
Tanggal Terbit DIREKTUR
STANDAR
2 Januari 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Keadaan pasien yang diprioritaskan keluar pelayanan intensif dengan
PENGERTIAN kriteria tertentu
148/YAN-KPRW/RS-HHB 0 1/2
PERALATAN
KETERAMPILA
PETUGAS UTAMA &
PASIEN N YG
PENDAMPING JENIS
DIBUTUHKAN
KENDARAAN
Derajat 2 Dokter/perawat Semua Ambulans,
& petugas keterampilan semua
ambulan diatas, ditambah peralatan di
: penggunaan atas,
alat pernafasan, ditambah
bantuan hidup monitor EKG
lanjut, & tekanan
penggunaan darah &
kantong defibriliator
pernafasan (bag- bila
valve mask) diperlukan.
penggunaan
defibriliator,
penggunaan
monitor intensif
Derajat 3 Dokter/perawat Dokter: Ambulans
PROSEDUR & petugas keterampilan lengkap /
ambulans BHD & lanjut AGD Gawat
(GELS/ACLS/AT Darurat,
LS) harus monitor EKG
mengikuti portable yang
pelatihan untuk lengkap,
transfer pasien ventilator dan
dengan sakit peralatan
berat/kritis transfer yang
Perawat: memenuhi
keterampilan standar
BHD & lanjut minimal.
(PPGD Basic 2 /
Emergency
Nursing
Intermediate
Level) Harus
mengikuti
pelatihan untuk
transfer pasien
dengan sakit
berat/kritis
1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
5. Ambulan
MERUJUK PASIEN KELUAR RUMAH SAKIT
DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
9. Apabila setelah di beri KIE oleh perawat tetapi pasien tetap tidak
bersedia kembali ke RS maka perawat menghubungi dokter
DPJP (via telpon).
PROSEDUR 10. DPJP memberikan KIE kepada pasien / keluarga (via telpon).
11. Setelah diberikan KIE oleh DPJP, kalau pasien / keluarga
tetep menolak kembali ke RS, maka pasien diminta untuk
menandatangani surat / form pulang atas permintaan sendiri.
1. Seluruh unit pelayanan dirumah sakit
UNIT TERKAIT
2. Seluruh petugas kesehatan dirumah sakit
PASIEN YANG TIDAK TRANSPORTABLE / TIDAK LAYAK RUJUK
DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Ambulance adalah transportasi yang dipergunakan untuk pasien
yang dirujuk ke pusat pelayanan yang lain, ditransfer ke penyedia
PENGERTIAN
pelayanan yang lain atau siap pulang dari rawat inap atau
kunjungan rawat jalan.
Sebagai acuan terselenggaranya pelayanan ambulance di rumah
TUJUAN
sakit agar berdaya dan berhasil guna.
Pemakaian ambulance dalam rangka menunjang operasional
transportasi pelayanan pasien di rumah sakit sebagai upaya
mengutamakan keselamatan pasien sesuai ketentuan transportasi
KEBIJAKAN
pasien berdasar Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan
Basry Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan
Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. Parkir ambulance tidak jauh dari IGD
a. IGD menerima panggilan darurat/kasus yang memerlukan
pertolongan khusus.
b. Mencatat identitas orang yang meminta pelayanan ambulance
(nama,alamat,no telp)
c. Mencatat alamat yang akan dituju
d. Petugas IGD menyerahkan data tersebut ke petugas
PROSEDUR
penanggung jawab ambulance
2. Penanggung jawab ambulance melakukan konfirmasi ulang
dengan menghubungi nomor telepon yang telah diberikan.
3. IGD melayani permintaan ambulace dari internal rumah sakit
a. Mengisi formulir permintaan ambulance
b. Menyerahkan kepada penggungjawab ambulance
PEMAKAIAN AMBULANCE
1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
PEMULANGAN PASIEN
13/YAN/RS-HHB 0 1
9. Perawat yang memulangkan pasien wajib melakukan up date kamar online ruangnya
selambat-lambatnya 30 menit setelah kamar siap dipergunakan kembali untuk
ketersediaan tempat tidur
10. Pasien yang sudah pulang harus sudah dikeluarkan dari billing system rawat inap oleh
administrasi ruangan selambat-lambatnya 30 menit apabila pasien pulang pada jam
kerja administrasi atau pagi hari kerja administrasi berikutnya apabila pasien pulang
sore atau malam hari
PENDAFTARAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
(JKN)
DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
Tanggal terbit
STANDAR
PROSEDUR
2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
PROSEDUR
1. Rawat Jalan
a. Petugas memeriksa kelengkapan persyaratan BPJS
(JKN)
b. Setelah dinyatakan lengkap maka pasien didaftarkan
ke poliklinik yang dituju dan persyaratannya
dikumpulkan di loket BPJS untuk dibuatkan Surat
Eligibilitas Peserta (SEP)
c. Apabila persyaratan pasien tidak lengkap maka
dikembalikan lagi ke pasien untuk melengkapinya
d. Pasien menunggu panggilan di loket BPJS
e. Setelah mendapatkan panggilan dari loket BPJS maka
pasien membawa SEP ke poliklinik yang dituju
2. Rawat Inap
a. Petugas memeriksa kelengkapan persyaratan BPJS
(JKN)
b. Setelah dinyatakan lengkap maka persyaratannya
dikumpulkan di loket BPJS untuk dibuatkan Surat
Eligibilitas Peserta (SEP) tidak lebih dari 3 x 24 jam
(hari kerja)
c. Apabila persyaratan tidak lengkap maka dikembalikan
lagi ke pasien untuk melengkapi persyaratannya yang
kurang
d. Pasien menunggu paggilan di loket BPJS
e. Setelah mendapatkan panggilan dari loket BPJS
selanjutnya pasien dapat menuju ruang perawatan
yang dituju dengan membawa SEP
1. Rawat Jalan
2. Rawat Inap
UNIT TERKAIT
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
DITETAPKAN OLEH
Tanggal Terbit DIREKTUR
DITETAPKAN OLEH
Tanggal Terbit DIREKTUR
STANDAR
PROSEDUR 2 Januari 2016
OPERASIONAL
DITETAPKAN OLEH
Tanggal terbit DIREKTUR
STANDAR
PROSEDUR 2 Januari 2016
OPERASIONAL
DITETAPKAN OLEH
Tanggal Terbit DIREKTUR
STANDAR
PROSEDUR 2 Januari 2016
OPERASIONAL
DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
Tanggal Terbit
STANDAR
2 Januari 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Transportasi pasien dilakukan untuk terlaksananya proses
PENGERTIAN rujukan, transfer dan pemulangan pasien rawat inap atau rawat
jalan
Sebagai acuan untuk :
1. Menjamin kontinuitas perawatan
TUJUAN 2. Pelayanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan
3. Meningkatkan keamanan untuk menjaga keselamatan pasien
4. Mempertahankan mutu pelayanan
Pasien yang akan ditransportasi dengan menggunakan
ambulance rumah sakit wajib dimonitor sebagai upaya
mengutamakan keselamatan pasien sesuai Surat Keputusan
KEBIJAKAN
Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan Nomor
02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses Pelayanan dan
Kontinuitas Pelayanan
1. Hubungi rumah sakit rujukan
2. Menanyakan tempat perawatan yang sesuai dengan kondisi
pasien
3. Persiapkan pasien yang akan ditransfer
4. Lakukan pendekatan yang sistematis dalam proses transfer
pasien
5. Awali dengan pengambilan keputusan untuk melakukan
PROSEDUR transfer, kemudian lakukan stabilisasi pre-transfer dan
manajemen transfer
6. Pengambilan keputusan untuk melakukan transfer harus
dipertimbangkan dengan matang pertimbangan resiko dan
keuntungan dilakukannya transfer
7. Pertimbangkan resiko dan keuntungan dilakukannya transfer
8. Jika resikonya lebih besar, sebaiknya jangan melakukan
transfer
TRANSPORTASI PASIEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
155/YAN/RS-HHB 0 2/2
ALUR
TRIAS
E
PENDAFTARA
N
R.Resusita R.Observas
si i
Pendaftaran RM
KASIR
Keterangan :
R.Merah : gawat darurat membahayakan nyawa
R.Hitam : meninggal
1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
ASESMEN AWAL UNTUK POPULASI TERTENTU
158/YAN/RS-HHB 0 1/2
DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Semua temuan assesmen di catat dalam rekam medis pasien
PENGERTIAN
yang tersedia bagi semua pemberi pelayanan pasien
Sebagai acuan semua temuan assesmen termasuk anatesi dan
TUJUAN
bedah terdokumentasi
1. Rawat Jalan
2. Rawat Inap
3. Instalasi Bedah Sentral
UNIT TERKAIT
4. IGD
5. Unit Penunjang
6. Rekam Medis
IDENTIFIKASI PASIEN BAYI BARU LAHIR
a. Hak Pasien:
1) Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan
yang berlaku di rumah sakit.
2) Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
3) Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan
tanpa diskriminasi.
4) Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedur operasional.
5) Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga
pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi.
6) Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang
didapatkan.
7) Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
8) Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya
kepada dokter lain yang mempunyai surat izin praktik (SIP)
baik di dalam maupun di luar rumah sakit.
9) Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang
diderita termasuk data-data medisnya.
10) Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara
tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif
PROSEDUR
tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan
prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta
perkiraan biaya pengobatan.
11) Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang
akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit
yang dideritanya.
12) Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
13) Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
14) Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama
dalam perawatan di rumah sakit.
15) Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah
sakit terhadap dirinya.
16) Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai
dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.
17) Menggugat dan/atau menuntut rumah sakit apabila rumah
sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai
dengan standar baik secara perdata ataupun pidana
18) Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai
dengan standar pelayanan melalui media cetak dan
elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
INFORMASI HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
SERTA TANGGUNG JAWABNYA
b. Kewajiban Pasien:
1) Memberikan informasi yang jelas dan jujur tentang
kesehatannya
PROSEDUR
2) Memberi imbalan jasa atas pelayanan rumah sakit
3) Mematuhi nasehat/petunjuk dokter
4) Mematuhi peraturan yang berlaku di rumah sakit
5) Memenuhi kesepakatan/perjanjian yang telah dibuat
1. Rawat Jalan
2. Rawat Inap
3. Instalasi Bedah Sentral
UNIT TERKAIT
4. IGD
5. Unit Penunjang
6. Rekam Medis
INFORMASI PASIEN DAN KELUARGA TENTANG AKSES
PELAYANAN RUMAH SAKIT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1
135/YAN/RS-HHB
DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
Tanggal terbit
STANDAR
PROSEDUR
2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Penilaian kondisi pasien secara objektif atas berat dan prognosis
PENGERTIAN penyakit sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan pasien
masuk perawatan.
Sebagai acuan untuk :
TUJUAN 1. Meningkatkan keamanan dan keselamatan pasien / patient safety
2. Menjaga mutu pelayanan rumah sakit
Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry
KEBIJAKAN Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
Dalam rawat pasien rumah sakit harus mempertimbangkan hal-hal
yang sebagai berikut :
1. Golongan pasien prioritas 1.
Pasien dalam kondisi kritis, tidak stabil yang memerlukan
dukungan ventilator, penunjang fungsi organ, memerlukan obat-
obatan vasoaktif/inotropik, anti aretmia, serta pengobatan yang
berkelanjutan.
Contoh kasus :
PROSEDUR a. Pasca bedah kardiothorax.
b. Sepsis berat.
c. Gangguan keseimbangan asam basa.dan elektrolit yang
mengancam jiwa.
d. Hipoksemia
e. Hipotensi di bawah tekanan darah tertentu.
2. Golongan pasien prioritas 2 :
Pasien yang memerlukan pemantauan alat canggih utamanya
pada pasien yang mengalami pasca pembedahan mayor
KRITERIA PASIEN MASUK PERAWATAN INTENSIF
Contoh:
a. Pemantauan intensif menggunakan pulmonary arterial cateter
b. Gagal ginjal akut dan berat
c. Pasien bedah mayor
d. Pasien dengan kondisi medic yang tidak stabil
3. Golongan pasien prioritas 3
pasien yang dalam kondisi kritis dan tidak stabil yang mempunyai
harapan kecil untuk disembuhkan atau manfaat dari tindakan
PROSEDUR yang didapat sangat kecil. Pasien ini hanya memerlukan terapi
intensif pada penyakit akutnya tetapi tidak dilakukan intubasi
atau Resusitasi Kardiopulmoner
Contoh :
a. Pasien keganasan dengan penyulit infeksi
b. Pericardial tamponae.
c. Sumbatan jalan nafas
d. Penyakit jantung
e. Penyakit paru terminal dengan komplikasi akut berat
f. Pasien yang akan dilakukan donasi organ pada kasus MBO
1. ICU
2. ICCU
UNIT TERKAIT
3. IGD
4. Rawat Inap
KRITERIA TRANSFER PASIEN INTRA RUMAH SAKIT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
149/YAN-KPRW/RS-HHB 0 1/2
1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
MONITORING PASIEN SELAMA PROSES TRANSFER
DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
DITETAPKAN OLEH
Tanggal Terbit DIREKTUR
1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI
DITETAPKAN OLEH
Tanggal terbit DIREKTUR
DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
PROSEDUR
PEMELIHARAAN AMBULANCE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 2/4
2. PELUMASAN
a. Periksa karter
b. Saringan minyak
c. Pendingin minyak (oil cooler)
d. Saluran pengukur tekanan minyak
e. Saringan hawa
3. PENDINGINAN MOTOR
a. Pembersihan radiator berikut lubang-lubangnya
b. Rusuk-rusuk pendingin
c. Landasan radiator
d. Saluran pompa air
e. Kipas
f. Tali kipas
4. SALURAN BAHAN BAKAR
a. Tangki
b. Saluran
c. Kabel ke alat pengukur bahan bakar
PROSEDUR
d. Saringan
e. Pompa saringan kedua (pada motor diesel)
5. KARBURATOR DAN POMPA-PENGABUT
a. Karburator
b. Pompa pengabut
c. Stang-stang penggerak
d. Kabel penarik (kabel Bowden)
e. Landasan-landasan
f. Kopeling pompa pengabut
6. KABEL-KABEL PENGAPIAN TEKANAN TINGGI
a. Kabel-kabel busi
b. Koil
c. Kabel koil
d. Distributor
e. Kondensator
f. Trigger wheel
PEMELIHARAAN AMBULANCE
DITETAPKAN OLEH
Tanggal terbit DIREKTUR
144/KPRW/RS-HHB 0 1/2
DITETAPKAN OLEH
Tanggal terbit DIREKTUR
STANDAR
2 Januari 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Penulisan SOAP adalah cara penulisan data dengan format problem
PENGERTIAN
oriented, yang bersifat sederhana, jelas logis dan tertulis.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam penulisan SOAP
dengan metode 4 (empat) langkah yang berasal dari pemrosesan
TUJUAN
pemikiran penatalaksanaan pasien untuk mendokumentasikan
asuhan pasien dalam rekam medis sebagai catatan kemajuan
Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry
KEBIJAKAN Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
Cara penulisan data dengan format problem oriented dikenal dengan
konsep SOAP, yang terdiri dari 4 bagian :
1. Subjectif ( Data Subjektif) : Dokumentasikan hasil anamnesa atau
bagaimana perasaan pasien terhadap keluhannya sekarang.
Seringkali perkataan pasien ditulis dalam tanda kutip supaya
dapat menggambarkan keadaan pasien.
2. Objectif (Data Objektif) : Dokumentasikan hasil pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang.
PROSEDUR 3. Assesment (Pengkajian) : Dokumentasikan bagaimana pendapat
pemeriksa mengenai data tersebut di atas dan hubungannya
dengan kasus. Pengkajian merupakan tulisan yang berisi hasil
integrasi pemikiran dokter (berdasarkan pengetahuannya
mengenai patofisiologi, epidemiologi, presentasi klinis penyakit,
dll) terhadap data subjektif dan objektif yang ada, berupa
diagnosa kerja dan differential diagnosa.
4. Planning (Rencana) : Dokumentasikan rencana selanjutnya, baik
diagnostik, pengobatan maupun penyuluhan.
1. Rawat inap
2. Rawat jalan
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Bedah
4. ICU
5. IGD
PERALIHAN
DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN (DPJP)
DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
Tanggal terbit
STANDAR
PROSEDUR
2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Peralihan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) adalah
PENGERTIAN mengalihkan tanggungjawab atas perawatan pasien kepada DPJP
sesuai dengan bidangnya.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk terciptanya
TUJUAN pelayanan terhadap pasien sesuai dengan standar pelayanan medis
dan keselamatan pasien.
Peralihan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) harus
KEBIJAKAN sesuai dengan Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan
Basry Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan
Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. DPJP memeriksa pasien di rawat inap/rawat jalan dengan
PROSEDUR berpedoman kepada Standar pelayanan medis dan keselamatan
pasien.
2. DPJP menemukan penyakit di luar bidang keahliannya.
3. DPJP menginformasikan hal tersebut kepada pasien, bahwa
pasien memerlukan dokter yang mempunyai keahlian di bidang
tersebut, selanjutnya meminta persetujuan pasien untuk
dikonsultasikan.
4. Apabila pasien setuju atas hal tersebut, maka DPJP tersebut
menghubungi dokter yang diperlukan untuk menangani penyakit
tersebut.
5. Setelah adanya komunikasi dan persetujuan dengan dokter yang
akan menangani maka pasien akan terjadi peralihan DPJP
6. Komunikasi dan konsultasi antar DPJP bisa dibuat tertulis
dalam status rekam medis pasien dan dapat dibuat tertulis dalam
formulir konsultasi.
1. Komite Medik
UNIT TERKAIT
2. Rawat Jalan
3. Rawat Inap
4. ICU/ICCU
PERSIAPAN AMBULANCE
DITETAPKAN OLEH
Tanggal Terbit
DIREKTUR
2 Januari 2016
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Pengertian Kegiatan persiapan semua unit ambulan untuk pelayan
selama 24 jam
Tujuan Sebagai acuan langkah langkah persiapan sebelum
mengoprasikan mobil ambulan di rumah sakit.
Kebijakan Persiapan ambulance untuk menunjang operasional
transportasi pasien di rumah sakit sehingga memenuhi
peraturan yang berlaku berkenaan dengan persiapan
pengoperasian, kondisi dan pemeliharaan kendaraan
berdasar Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H.
Hasan Basry Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016
Tentang Kebijakan Akses Pelayanan dan Kontinuitas
Pelayanan
Prosedur PEMERIKSAAN AMBULAN (MESIN MATI)
1. Periksa seluruh badan ambulan
2. Periksa roda dan ban
3. Periksa spion dan jendela
4. Periksa fungsi tiap pintu dan kunci
5. Periksa bagian-bagian sistem pendinginan
6. Periksa jumlah cairan kendaraan
7. Periksa aki\
8. Periksa kebersihan permukaan
9. Periksa fungsi jendela
10. Tes fungsi klason
11. Tes fungsi sirene
12. Periksa sabuk pengaman
13. Posisikan kursi pengemudi senyaman
mungkin
14. Periksa jumlah bahan bakar
PEMERIKSAAN AMBULAN (MESIN HIDUP/MENYALA)
1. Tes fungsi indikator
2. Periksa meteran
3. Tes fungsi rem
4. Tes fungsi rem parkir (rem tangan)
5. Tes fungsi setir
6. Periksa fungsi alat penyapu kaca (wiper)
7. Tes fungsi lampu peringatan (warning light)
8. Tes fungsi lampu ambulan lainnya
9. Periksa fungsi perlengkapan pemanasan dan
pendingin
10. Periksa cairan perseneling
PERSIAPAN AMBULANCE
DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL 2 Januari 2016
1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
RUJUKAN DARI LUAR RUMAH SAKIT
DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR 2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Rujukan adalah pengiriman pasien yang tidak dapat diatasi di RSUD
Brigjend H. Hasan Basry Kandangan karena kemampuan terbatas
PENGERTIAN
dan sarana terbatas atau atas permintaan pasien atau atas
permintaan keluarganya.
Sebagai acuan langkah-langkah untuk melakukan rujukan ke
TUJUAN
Rumah Sakit lain.
Pelaksanaan rujukan dilaksanakan sebagai upaya mengutamakan
keselamatan pasien sesuai ketentuan transfer pasien berdasar Surat
KEBIJAKAN Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan
Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses Pelayanan dan
Kontinuitas Pelayanan
1. Setelah dilakukan triase, diberikan tindakan sementara.
2. Membuat surat rujukan dengan melengkapi keterangan terapi
yang telah dilakukan.
3. Memberitahukan Rumah Sakit yang dituju.
4. Memberitahukan kendaraan untuk menyiapkan kendaraan dan
petugas.
PROSEDUR 5. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk melayani pasien
selama dalam perjalanan.
6. Menyiapkan petugas yang cakap untuk melayani pasien selama
dalam perjalanan.
7. Apabila pasien menolak untuk dirujuk membuat surat pernyataan
menolak dirujuk, keputusan diserahkan kepada pasien dan
keluarga setelah diberikan penjelasan oleh petugas.
1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. IGD
3. Ambulan
4. Pendaftaran dan Informasi
PENGISIAN SUMMARY LIST RAWAT JALAN
Sebagai acuan :
TUJUAN 1. Untuk menyeleksi riwayat penyakit pasien kronis
2. Untuk menjaga mutu pelayanan Rumah Sakit
DITETAPKAN OLEH
Tanggal Terbit DIREKTUR
STANDAR
2 Januari 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Proses triase pasien adalah suatu proses seleksi pasien instalasi
PENGERTIAN Gawat Darurat agar tindakan berikutnya atau tindakan
selanjutnya sesuai dengan kondisi pasien
Sebagai acuan untuk melakukan seleksi pasien IGD
TUJUAN
Triase dilaksanakan pertama kali di Gadar untuk dilakukan
tindakan berikutnya sesuai kondisi pasien sebagai upaya
mengutamakan keselamatan pasien sesuai ketentuan Triase
KEBIJAKAN berdasar Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan
Basry Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan
Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. Pasien yang datang, dibawa oleh petugas ke ruang triase
2. Lakukan seleksi pasien secara cepat (kurang dari 2 menit) dan
tepat oleh dokter/perawat, kemudian lingkari label triage yang
terdapat di pengkajian IGD sesuai dengan
kegawatdaruratannya
3. Tempatkan pasien di ruangan sesuai dengan kasusnya untuk
mendapatkan tindakan pemeriksaan dan pengobatan
selanjutnya:
a. Luka-luka di ruang tindakan bedah
b. Tindakan resusitasi di ruang resusitasi
c. Non bedah di ruang tindakan non bedah
4. Lakukan klasifikasi pasien pada ruang triase
a. Pasien dengan label merah
Pasien dengan label merah berarti membutuhkan
PROSEDUR pertolongan darurat yang cepat
b. Pasien dengan label kuning
Pasien dengan label kuning berarti membutuhkan
pelayanan yang dapat ditunda
c. Pasien dengan label hijau
Pasien dengan label hijau berarti tidak dalam kondisi gawat
darurat dan dapat ditunda
d. Pasien dengan label hitam
Pasien dengan label hitam berarti pasien sudah tidak dapat
di tolong dan usia harapan hidup sangat tipis
TRIAGE
DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
Tanggal Terbit
2 Januari 2016
ALUR
Ada permintaan :
* lewat telpon RSUD Ulin
Rafiannor Koordinator 0511 3252 180 (*3209 )
Ambulan Emergency
(0852 5117 9739) 0821 5494 1104
IGD HHB
Ambulan Jenazah 0821 5494 1105
(0853Person
Contak 4833 1121) 0852 4835 9123
* Konfirmasi tentang
pasien
Menuju Pemberangkatan
pelayanan
kesehatan
Administrasi
1. IGD
2. IRNA
Unit Terkait 3. IRJA
4. Ambulance
5. Kamar Jenazah
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
(CPPT)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
141/KPRW/RS-HHB 0 1/2
DITETAPKAN OLEH
Tanggal terbit DIREKTUR
DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
Tanggal terbit
STANDAR
PROSEDUR
2 Januari 2016
OPERASIONAL
Dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
4. Penentuan DPJP
a. Untuk pasien rawat jalan dan IGD, DPJP utama adalah dokter
yang merawat pasien saat itu.
b. Untuk pasien rawat inap yang berasal dari IGD, DPJP utama
adalah dokter konsulen pada waktu pasien berobat di IGD
sesuai dengan diagnosis utama,
c. Untuk pasien rawat inap yang berasal dari Poli rawat jalan,
DPJP utama adalah dokter yang memeriksa pasien tersebut di
poliklinik.
d. Untuk pasien dirawat inap di ICU, DPJP utama nya adalah
dokter spesialis anestesi, kecuali permintaan pasien
e. Untuk pasien di kamar operasi, maka DPJP utama adalah ketua
dalam seluruh kegiatan pada saat di kamar operasi tsb
f. Dalam hal tertentu, pasien atau keluarga pasien yang
bersangkutan diperbolehkan memilih dokter DPJP utama,
dengan persetujuan managemen rumah sakit dan sepanjang
tidak membahayakan keselamatan pasien.
7. DPJP konsulen:
- melakukan pemeriksaan pasien sesuai dengan permintaan
konsul dari DPJP Utama.
- menuliskan jawaban hasil pemeriksaan dilembar konsul.
- memberikan usul atau saran kepada DPJP Utama, baik
terapi, rawat bersama atau lainnya.
- melakukan follow up bila diminta atau disetujui untuk rawat
bersama
1. Komite Medik
2. Rawat Jalan
3. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 4. Instalasi Bedah
5. IGD
6. ICU/ICCU
INFORMASI ALTERNATIF ASUHAN DAN PELAYANAN APABILA
TIDAK TERFASILITASI PELAYANAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1
136/YAN/RS-HHB
DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
Tanggal terbit
STANDAR
PROSEDUR
2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Koordinasi, Komunikasi dan Konsultasi antar Dokter Penanggung
PENGERTIAN Jawab Pelayanan (DPJP) adalah kegiatan komunikasi antar DPJP
dalam mengelola kasus multidisiplin.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar terciptanya
TUJUAN pelayanan medis terhadap pasien sesuai dengan standar pelayanan
medis dan keselamatan pasien.
Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry
KEBIJAKAN Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. Komite Medik
2. Rawat Jalan
3. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 4. Instalasi Bedah
5. IGD
6. ICU/ICCU
KRITERIA PEMINDAHAN PASIEN
DITETAPKAN OLEH
Tanggal Terbit DIREKTUR
STANDAR
PROSEDUR 2 Januari 2016
OPERASIONAL
1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
MERUJUK PASIEN KELUAR RUMAH SAKIT LAIN UNTUK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DITETAPKAN OLEH
Tanggal Terbit DIREKTUR
STANDAR
PROSEDUR 2 Januari 2016
OPERASIONAL
DITETAPKAN OLEH
Tanggal Terbit DIREKTUR
STANDAR
PROSEDUR 2 Januari 2016
OPERASIONAL
DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL 2 Januari 2016
DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL 2 Januari 2016
DITETAPKAN OLEH
Tanggal Terbit DIREKTUR
STANDAR
2 Januari 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Penundaan pelayanan dan pengobatan adalah penundaan atau
PENGERTIAN perubahan jadwal pelayanan atau pengobatan yang disebabkan
oleh berbagai hal seperti : kondisi pasien, dokter berhalangan,
kerusakan alat,masalah administrasi dan lain-lain (bukan berasal
dari keinginan pasien)
Sebagai acuan :
1. Apabila terjadi penundaan/perubahan jadwal pelayanan atau
pengobatan secara konsisten
2. Agar pasien mendapatkan informasi yang jelas kepada pasien
TUJUAN
dalam hal penundaan pelayanan dan pengobatan.
3. Untuk menghindari terjadinya komplikasi pasien
4. Agar pelayanan atau pengobatan dapat berjalan lancar
Memberikan informasi apabila akan terjadi penundaan pelayanan
atau pengobatan sebagai upaya mengutamakan keselamatan
pasien sesuai ketentuan penundaan pelayanan berdasar Surat
KEBIJAKAN Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan
Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses Pelayanan
dan Kontinuitas Pelayanan
1. Dokter memberikan penjelasan dengan jelas kepada pasien dan
keluarga tentang hal yang menjadi tertundanya pelayanan dan
pengobatan serta alasannya dan alternative lainnya yang harus
dilaksanakan terlebih dahulu.
PROSEDUR 2. Dokter memberikan pelayanan sesuai kebutuhan pasien saat itu.
3. Dokter mendokumentasikan informasi penundaan pelayanan
dan pengobatan yang telah di jelaskan kepada pasien dan
keluarga dalam catatan terintegrasi dan atau formulir discarge
planning apabila pasien dipulangkan terlebih dahuluj
1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
PERMINTAAN RUANG PERAWATAN
DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR 2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
PENGERTIAN Permintaan ruang perawatan adalah proses permintaan tempat
perawatan pasien sesuai dengan kebutuhan pasien tersebut.
Sebagai acuan dalam menghormati hak pasien dan keluarga
TUJUAN untuk memenuhi permintaan perawatan pasien sesuai
kebutuhan pasien
Permintaan ruang perawatan atau perpindahan pasien ke dan
dari unit rawat inap dilaksanakan sebagai upaya mengutamakan
keselamatan pasien sesuai ketentuan transfer pasien berdasaran
KEBIJAKAN
Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H. Hasan Basry
Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akses
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. Dokter memilih ruang perawatan sesuai dengan permintaan
dokter DPJP kepada unit informasi melalui lembar permintaan
ruang perawatan.
2. Petugas informasi menelepon pada ruangan sesuai permintaan
dokter.
a. Bila permintaan perawatan ruang biasa atau observasi,
dokter yang meminta harus menuliskan dengan jelas
apakah ruang observasi dengan alat-alat seperti monitor,
atau ruangan biasa yang membutuhkan observasi dari
petugas.
b. Bila ruangan tidak tersedia petugas informasi
PROSEDUR
menelepon/koordinasi pada dokter yang meminta untuk
petunjuk dari dokter DPJP untuk tempat perawatan yang
dibutuhkan pasien, kemudian diteruskan kepada petugas
informasi.
c. Bila ruangan sesuai dengan hak kelas perawatan pasien
tidak tersedia maka petugas informasi berkoordinasi
dengan Rawat Inap//kontrol untuk petunjuk selanjutnya.
d. Bila ruangan yang dibutuhkan sesuai kondisi pasien tidak
tersedia, petugas informasi berkoordinasi dengan Rawat
Inap/kontrol untuk tempat perawatan sesuai order dari
DPJP.
PERMINTAAN RUANG PERAWATAN
DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
Tanggal terbit
STANDAR
PROSEDUR
2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
Rawat Bersama Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
PENGERTIAN adalah pasien dengan lebih dari satu diagnose penyakit ditangani
oleh satu atau lebih dokter sesuai dengan keahliannya dan
ditunjuk satu orang DPJP (DPJP Utama).
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk terciptanya
TUJUAN pelayanan terhadap pasien sesuai dengan standar pelayanan medis
dan keselamatan pasien.
Rawat Bersama Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
KEBIJAKAN harus sesuai dengan Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend H.
Hasan Basry Kandangan Nomor 02.APK Tahun 2016 Tentang
Kebijakan Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
1. DPJP memeriksa pasien di rawat inap/rawat jalan dengan
berpedoman kepada Standar pelayanan medis dan keselamatan
pasien.
2. DPJP menemukan penyakit di luar bidang keahliannya.
3. DPJP menginformasikan hal tersebut kepada pasien, bahwa
pasien memerlukan dokter yang mempunyai keahlian di bidang
tersebut, selanjutnya meminta persetujuan pasien.
4. Apabila pasien setuju atas hal tersebut, maka DPJP pertama
menghubungi dokter (DPJP) yang diperlukan untuk menangani
PROSEDUR
penyakit tersebut.
5. Setelah adanya komunikasi dan persetujuan antara DPJP, maka
akan membentuk Tim untuk menangani penyakit tersebut
bersama-sama.
6. Dari Tim tersebut menunjuk DPJP Utama (Ketua TIM) untuk
pasien tersebut, keputusan atas persetujuan bersama Tim.
7. Komunikasi antar DPJP dibuat tertulis dalam berkas rekam
medis pasien.
UNIT TERKAIT 1. Komite Medik
2. Rawat Inap
3. ICU/ICCU
MERUJUK PASIEN KE RUMAH SAKIT LAIN UNTUK
PERAWATAN LANJUT
DITETAPKAN OLEH
Tanggal terbit DIREKTUR
STANDAR
PROSEDUR 2 Januari 2016
OPERASIONAL
DITETAPKAN OLEH
Tanggal Terbit DIREKTUR
1. Rawat Inap
2. Rawat Jalan
UNIT TERKAIT 3. IGD
4. Pendaftaran dan Informasi
TATA CARA PEMINDAHAN PASIEN ANTAR RUANGAN
DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL 2 Januari 2016