Anda di halaman 1dari 55

Peraturan Menteri Negara LH Nomor 308 Tahun 2005

KERANGKA ACUAN

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP

Rencana Pembangunan Bandara Udara


Kabupaten Nias Selatan
Provinsi Sumatera Utara

Tim Teknis AMDAL Khusus


Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nias Pasca Gempa dan Tsunami
Januari 2007
Peraturan Menteri Negara LH Nomor 308 Tahun 2005

KERANGKA ACUAN

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP

Rencana Pembangunan Bandara Udara


Kabupaten Nias Selatan
Provinsi Sumatera Utara

Tim Teknis AMDAL Khusus


Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nias Pasca Gempa dan Tsunami
Januari 2007
Tim Teknis AMDAL Khusus:

Ir. Eddy Utama, SmHk Ketua


Waonasokhi Buulolo Sekretaris
Salmonius Girsang, SE, Msi Anggota
Ir. Wirman Jambak Anggota
Hamzah Lubis, SH, Msi Anggota
Dr. Imam Santoso Anggota
Widhi Handoyo, SKM, MT Anggota
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas izin dan Ridho-
Nya, Tim Teknis telah selesai menyusun Kerangka Acuan Analisis Dampak
Lingkungan (KA.ANDAL) pembangunan Bandara Udara di kabupaten Nias
Selatan.
Pelingkupan untuk KA. ANDAL Khusus ini dilakukan berdasarkan
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 38 Tahun 2005 tentang
Pelaksana AMDAL, UKL – UPL untuk Kegiatan Rehabilitasi dan Rekontruksi
di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi
Sumatera Utara. Tim Teknis terdiri dari instansi teknis yang terkait, dari
Bapedalda Sumatera Utara, ahli dari perguruan tinggi, pemerintah
Kabupaten Nias Selatan dan dari Kementerian Lingkungan Hidup.
Pelingkupan untuk proses AMDAL khusus di Aceh dan Nias sesuai
ketentuan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 308 Thn 2005 guna
percepatan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi di Kabupaten Nias
Selatan
Diharapkan kepada pemrakarsa kegiatan, Konsultan dan semua
pihak yang terkait dengan rencana dan pelaksanaan pembangunan
Bandara Udara di Nias Selatan tersebut agar mempedomani KA ANDAL
ini. Yang merupakan bahagian yang tidak terpisahkan dari ANDAL, RKL
dan RPL Bandara Udara Nias Selatan.
Kami menyadari, KA ANDAL tersebut merupakan hasil pelingkupan
Tim Teknis dan tentunya masih terdapat kekurangan , untuk itu kepada
semua pihak memberi masukan dan saran perbaikan guna perbaikan
dan penyempurnaan KAyang telah diberikan pada paparan KA. ANDAL
kami ucapkan banyak terimakasih.

Medan, Desember 2006

Tim Teknis AMDAL Khusus


Rencana Pembangunan Bandara Udara
Kabupaten Nias Selatan
Provinsi Sumatera Utara

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan v


DAFTAR ISI

SK KESEPAKATAN KA-ANDAL ………………………………………………………………… i


TIM TEKNIS AMDAL KHUSUS …………………………………………………………………. iv
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………. v
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………. vi
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………………………………….. vii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………………………… viii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………………………………. ix
I. PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………. 1
1.2 Landasan Peraturan dan Perundang-undangan ……………………. 1
1.3 Tujuan Umum ……………………………………………………………………….. 6
1.4 Tujuan Khusus ……………………………………………………………………….. 7
1.5 Ringkasan Rencana Kegiatan ……………………………………………….. 8
II. PENJELASAN PROSES AMDAL KHUSUS …………………………………………….. 12
2.1 Pemahaman AMDAL Khusus ……………………………………………………. 12
2.2 Tahapan Proses AMDAL Khusus ………………………………………………. 15
2.3 Sistematika AMDAL Khusus ………………………………………………….. 17
III. ISU-ISU UTAMA …………………………………………............................. 20
3.1 Pentingnya Pelaksana Rencana Kegiatan ………………………………. 20
3.2 Kajian Terhadap Dampak Kegiatan ……………………………………….. 22
3.3 Kajian Terhadap Alternatif Rencana Kegiatan ………………………. 26
3.4 Batas Wilayah Studi ……………………………………………………………… 27
3.5 Kepakaran Yang Di Butuhkan …………………………………………………. 29
IV. PELAKSANA STUDI PELINGKUPAN …………………………………………………. 31
4.1 Pemrakarsa Kegiatan …………………………………………………………….. 31
4.2 Penyusun Studi Pelingkupan ………………………………………………….. 31
DAFTAR REFERENSI………………………………………………………………………………. 32
LAMPIRAN …………………………………………………………………………………………….. 37

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan vi


DAFTAR GAMBAR

Hal
Gambar 1. Peta Kepulauan Nias ……………..………………………………….. 8
Gambar 2. Peta Kabupaten Nias Selatan ……………………………………. 9
Gambar 3. Skema Proses AMDAL Khusus …….………………………………. 14
Gambar 4. Peta Lalulintas Darat Pulau Nias ……………..……..………… 27

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan vii


DAFTAR TABEL

Hal
Tabel 1. Kebutuhan Fasilitas Sisi Udara ………………………………………….. 10
Tabel 2. Kebutuhan Fasilitas Sisi Darat ………………………………………..... 11

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan viii


DAFTAR LAMPIRAN

Hal
Lampiran 1. Deskripsi Rencana Kegiatan ………………………………………….. 38
Lampiran 2. Dokumentasi Foto …………….………………………………………..... 65
Lampiran 3. Surat Perintah Tugas (SPT) Tim AMDAL Khusus …………… 70

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan ix


I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam rangka penerapan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) yang telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor 308 tahun 2005, Tim Teknis AMDAL khusus telah dibentuk
untuk melaksanakan proses pelingkupan (penyusunan dokumen Kerangka
Acuan ANDAL) bagi setiap rencana kegiatan wajib AMDAL yang terkait
dengan pembangunan rehabilitasi dan rekonstruksi di Aceh dan Nias
pasca bencana gempa dan tsunami. Salah satu kegiatan yang diajukan
oleh Badan Pelaksana Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD – NIAS adalah
rencana pembangunan Bandara Udara di Kabupaten Nias Selatan.
Kegiatan pembangunan Bandara Udara ini dilaksanakan di bawah
koordinasi Satuan Kerja (Satker) BRR Pemeliharaan Rehabilitasi
Peningkatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Transportasi Nias
(Sumber: deskripsi proyek, 2006). Satker ini bersama dengan Pemerintah
Daerah yang akan berperan sebagai pemrakarsa kegiatan pembangunan
bandara udara ini.

1.2. Landasan Peraturan Dan Perundang-Undangan


Peraturan perundang-undangan yang relevan dan berkaitan
dengan penyusunan AMDAL Pembangunan Bandara Udara Nias Selatan
serta fasilitas pendukung lainnya diantaranya adalah:

A. Undang–Undang
1. Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 1982 tentang Pengaturan Air.
2. Undang–Undang RI Nomor 1 Tahun 1990 tentang Keselamatan
Kerja.
3. Undang–Undang RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
4. Undang–Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Jaminan Tenaga
Kerja.

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 1


6. Undang–Undang RI Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan Raya.
7. Undang–Undang RI Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
8. Undang–Undang RI Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan
Ruang.
9. Undang–Undang RI Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
10. Undang–Undang RI Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa
konstruksi.
11. Undang–Undang RI Nomor 20 Tahun 2002 tentang
Ketenagalistrikan.
12. Undang–Undang RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang tenaga Kerja.
13. Undang–Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah.
14. Undang-Undang RI nomor 15 Tahun 1993 tentang Penerbangan.
15. Undang–Undang RI Nomor 25 Tahun 1999tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
16. Undang–Undang RI Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung.

B. Peraturan Pemerintah
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1990
tentang Penataan Ruang.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1993
tentang Prasarana dan Lalulintas Jalan.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999
tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999
tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2001
tentang Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom.

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 2


6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
Air.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2002
tentang Hutan Kota.
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2001
tentang Kebandaraudaraan.
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 1996
tentang Pengembangan Bandara Udara.
11. Keputusan Presiden RI Nomor Kep. 48/11/1996 tentang Baku
Mutu Lingkungan.

C. Keputusan dan Peraturan Menteri


1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Per-04/MEN/1984 tentang
Rencana Penggunaan Tenaga Kerja dan Izin Mempekerjakan
Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang.
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 718/MENKES/PER/IX/
1987 tentang Kebisingan Yang Berhubungan dengan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 02/KPTS/1985 tentang
Ketentuan Teknis Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
Pada Bangunan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/ MENKES/PER/1990
tentang Syarat Syarat Pengawasan Kualitas Air.
5. Keputusan Menteri Perhubungan No. KM.69 Tahun1993 tentang
Penyelenggaraan Angkutan barang di Jalan.
6. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-
048/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan.
7. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-
049/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkatan Getaran.

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 3


8. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 50 tahun
1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebauan.
9. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI Nomor 441/KPTS/1998
tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
10. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 2 Tahun
2000 tentang Panduan Penilaian Dokumen AMDAL.
11. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 9 Tahun
2000 tentang Pedoman Teknis Penyusunan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup.
12. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor Kep-40
tahun 2000 tentang Pedoman Tata Kerja Komisi Penilai AMDAL.
13. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor Kep-
02/MENLH/11/2000 tentang Panduan Penilaian Dokumen AMDAL.
14. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 17 Tahun
2001 tentang Jenis Usaha dan atau Kegiatan Yang Wajib
Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai dampak Lingkungan Hidup.
15. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 127 tahun
2002 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.
16. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/MENKES/SK/VII/
2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.
17. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 37 Tahun
2003 tentang Metode Analisis Kualitas Air Permukaan dan
Pengambilan Contoh Air permukaan.
18. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 110 Tahun
2003 tentang Limbah Domestik.
19. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 112 Tahun
2003 tentang Pedoman Penetapan Daya Tampung Beban
Pencemaran Air Pada Sumber Air.
20. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 142 Tahun
2003 tentang Pedoman Mengenai Syarat dan Tata Cara Perizinan

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 4


Serta Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah Ke Air Atau
Sumber Air.
21. Keputusan Menteri Perhubungan No. 14 Tahun 2006 tentang
Manajemen dan Rekayasa Lalulintas di Jalan.
22. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 13 Tahun
1994 tentang Baku Mutu Sumber Emisi Tidak Bergerak.
23. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 55 Tahun
1995 tentang Baku AMDAL Regional.
24. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 45/MENLH
/Tahun 1997 tentang indeks Standart Pencemaran Udara.
25. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 112 Tahun
2003 tentang Baku Mutu Limbah Domestik.
26. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 197 Tahun
2004 tentang Standarat Pelayanan Minimal Bidang LH di daerah
Kabupaten dan Daerah Kota.
27. Keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor 77 Tahun 1998
tentang Penetapan bentuk Pengembangan Bandara Udara.
28. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 308 tahun 2005
tentang Pelaksanaan AMDAL, UKL&UPL untuk Kegiatan
Rehabilitasi dan Rekonstruksi di Provinsi NAD dan Kepulauan Nias
Prov.Sumatera Utara.

D. Keputusan Kepala Bapedal dan Dirjen Perhubungan Udara Dephub


1. Keputusan Kepala Bapedal No. 056 Tahun 1994 tentang
Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.
2. Keputusan Kepala Bapedal No. 205 / BAPEDAL/07/1996
tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara
Sumber Tidak Bergerak.
3. Keputusan Kepala Bapedal No. 299/11/1996 tentang Pedoman
Teknis Kajian Aspek sosial dalam Penyusunan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan.

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 5


4. Keputusan Kepala Bapedal No. 124 / 12/1997 tentang
Panduan Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat dalam Penyusunan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
5. Keputusan Kepala Bapedal No. KEP 105 Tahun 1997 tentang
Pedoman Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan dan
Rencana Pemantauan Lingkungan.
6. Keputusan Kepala Bapedal No. 08 Tahun 2000 tentang
Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi Dalam
Proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
7. Keputusan Kepala Bapedal No. 09 Tahun 2000 tentang
Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup.
8. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor:
Skep/120/VI/2002 tanggal 24 Juni 2002 tentaang Petunjuk
Pelaksanaan Pembuatan rencana Induk Bandara Udara.

E. Peraturan Daerah
Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara No. 2 tahun 1985 tentang
Pengelolaan dan Pemeliharaan Lingkungan Hidup di Provinsi daerah
Tk. I Sumatera Utara.

1.3. Tinjauan Umum


Semua pembangunan, termasuk pembangunan Badar Udara di Nias
Selatan, yang wajib AMDAL, maka kegiatan konstruksi fisik di lapangan
tidak diperkenankan untuk mulai dikerjakan sebelum kajian kelayakan
lingkungan di dalam studi AMDAL selesai dilakukan.
Karena Pulau Nias juga terkena dampak gempa bumi maka AMDAL
untuk pembangunan dalam rangka rehabilitasi dan rekonstruksi
dilaksanakan sesuai Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
308/2005.
Dengan dibahasnya dokumen pelingkupan oleh Komisi AMDAL
Provinsi Sumatera Utara, dan setelah dilakukan perbaikan sesuai saran

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 6


masukan dari anggota komisi atas hasil pelingkupan ini, maka tugas dari
Tim Teknis AMDAL Khusus dalam melakukan pelingkupan bagi kegiatan
pembangunan Bandara udara di Kabupaten Nias Selatan.telah dapat
diselesaikan. Tahap selanjutnya merupakan tahap penyusunan Andal,
RKL dan RPL oleh pemrakarsa dan atau konsultan.

1.4. Tujuan Khusus


Proses pelingkupan bagi pembangunan Bandara udara di
Kabupaten Nias Selatan mulai dilakukan pada tanggal 5 Desember 2006
saat dilakukan diskusi tentang rencana kegiatan yang disampaikan oleh
Satker BRR di Hotel Garuda Plaza Medan. Selanjutnya diskusi yang lebih
mendalam dengan BRR di Binaka, Gunungsitoli dilanjutkan dengan
peninjauan lapangan mulai tanggal 15 Desember 2006.
Tim Teknis AMDAL khusus yang melaksanakan pelingkupan terdiri
ahli yang berasal dari praktisi, akademisi, ahli dari Kementrian
Lingkungan Hidup, ahli dari Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
Propinsi Sumatera Utara, serta unsur pemerintah Kabupaten Nias
Selatan. Tim Teknis AMDAL khusus yang telah dibentuk kemudian mulai
melakukan proses pelingkupan mulai tanggal 15 Desember 2006.
Secara keseluruhan kegiatan pelingkupan meliputi tahap-tahap
sebagai berikut
1. Pengkajian terhadap rencana kegiatan yang disampaikan oleh Satker.
2. Penggalian informasi tambahan dari Satker melalui diskusi
pembahasan di Kantor BMG Gunung Sitoli dan selama kunjungan
lapangan.
3. Pelaksana tinjauan lapangan.
4. Identifikasi dampak potensi oleh masing-masing anggota Tim Teknis.
5. Diskusi evaluasi dampak hipotetik oleh seluruh anggota Tim Teknis.
6. Verifikasi hasil tinjauan lapangan yang dipadankan dengan hasil
evaluasi dampak hipotetik.
7. Penyusunan laporan pelingkupan menjadi dokumen Kerangka Acuan
studi ANDAL

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 7


Gambar 1. Peta Kepulauan Pulau Nias

1.5.Ringkasan Rencana Kegiatan


Pembangunan Bandara udara Nias Selatan masuk dalam klas IV
untuk pendaratan pesawat sejenis Cassa di Kabupaten Nias Selatan ini
berupa pembangunan landasan (airstrip) sepanjang 30 x 1400 m beserta
jalan masuk dan prasarana lainnya. Lokasi kegiatan berada di desa
Botohilitano, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan, berjarak
15 km dari pusat kota. Kebutuhan lahan 200 hekta are (ultimate) untuk
sisi udara dan sisi darat. Kondisi lokasi adalah daerah perbukitan
membentang dari Utara ke Selatan dan daerah dataran rendah sepanjang
jalur pantai Timur dan Barat yang berbatas dengan laut. Status tanah
sampai saat ini belum dibebaskan Pemerintah Daerah (Pemda)
Kabupaten Nias Selatan.

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 8


Rencana kegiatan Pembangunan Bandara Udara di Nias Selatan,
meliputi tahapan pra konstruksi, kontruksi dan pasca kontruksi (tahap
operasi). Pembangunan Bandara Udara meliputi pembangunan air strip,
sarana dan prasarana Bandara udara dan pembangunan jalan menuju
Bandara udara. Lokasi Bandara Udara, seperti terlihat dalam gambar di
bawah.

Gambar 2. Peta Kabupaten Nias Selatan

Kebutuhan sarana dan prasarana bandara udara yang akan


dibangun dan atau peralatan yang akan diadakan pada tahap kontruksi
dan dioperasikan pada tahap pasca kontruksi, disajikan dalam tabel.
kebutuhan fasilitas sisi udara dan kebutuhan fasilitas sisi darat,
sebagaimana tabel di bawah.

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 9


Tabel 1. Kebutuhan Fasilitas Sisi Udara

Tahap 1 Tahap 1
Tahap II Tahap III
No Keterangan Stage 1 Stage 2
2010 2015 2020 2025
1 Aerodrome Reference Code 2C 3C 3C 3C
2 Operasional RW, 15 – 33 Non Instrumen Non Instrumen Non Instrumen Non
Category Instrumen
3 Dimensi RW, 15 – 33 (1050 x 30 ) m (1,350 x 30 ) m (1,500 x 30) m (1,750 x 30)
Runway m
4 Runway Strip RW, 15 – 33 (1170 x 80 ) m (1,470 x 150 ) m (1,620 x 150) m (1,870 x 150
)m
5 RESA RW, 15 – 33 (90 x 60 ) m (90 x 60) m (90 x 60 ) m (90 x 60 ) m
6 Taxiway RW, 15 – 33 (150 x 15 m) (150 x 15m ) (150 x 18 m) (150 x 18m)
7 PCN Runway 5/F/Z/U 8/ F/C/Y/U 22/ F/C/Y/T 22/ F/C/Y/T
Taxiway 5/ F/Z/U 8/ F/C/Y/U 22/ F/C/Y/T 22/ F/C/Y/T
Apron 5/ F/Z/U 8/ F/C/Y/U 22/ F/C/Y/T 22/ F/C/Y/T
8 Apron Klasifikasi Pesawat
(di Runway 15 M25 1 - -
– 33)
M50 - 1 - 1
M75 - - 1 1
Pesawat - 1 1 -
Menginap
Total Stands 1 2 2 2
Luas Apron (60 x70) m (60 x70) m (110 x 80 ) m (110 x 80 ) m
9 Fasilitas RW. 15 – 33 SSB, A/G,HT AMS ( VHF I, AMS ( VHF I, AMS ( VHF I,
Telekomunikasi VHF II VHF II VHF II
Freg.Vhf trans, Freg.Vhf trans, Freg. Vhf trans, Freg.Vhf
SSB SSB SSB trans, SSB
10 Ketegori PKP- CAT. IV CAT. VI CAT. VII CAT. VII
PK
11 Alat Bantu RW, 15 Marka Marka, PAPI Marka PAPI Marka PAPI
Visual
RW, 33 Marka Marka, PAPI Marka, PAPI, Marka, PAPI,
RW th ligth RW th light
12 Alat Bantu DVOR /DME DVOR /DME DVOR /DME DVOR /DME
Navigasi
Pelayanan Lalu Lintas Udara An Attended AFIS AFIS AFIS

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 10


Tabel 2. Kebutuhan Fasilitas Sisi Darat

KEBUTUHAN FASILITAS
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 2
FUNGSI BANGUNAN Keterangan
2015 2020 2025
No ZONA
Luas Luas Luas
Bangunan Bangunan Bangunan
1 Gedung Operasional 302 302 302
2 Gedung Tower/menara
Pengawas
3 GSE Park
4 Gedung Genset (Power
House)
5 Bangunan Pompa /
Distribusi Air Bersih
6 Taman Meteo - - - Lahan ( 900
Technical m2)
7 Area Bangunan Pengolahan
Limbah (STP)
8 Gedung PKP-PK (Fire 288 388 388
Station)
9 Maintenance 310 310 310
10 Bangunan Administrasi 454 454 454
11 Aula
12 Kantin Karyawan 140 140 140
13 Incenarator 56 56 56
(Pembakaran Sampah)
1 Bangunan Terminal 1680 5840
Penumpang
2 Public Tempat parkir 2540 3650
Area kendaraan
3 VIP 240 240
4 Tempat Ibadah 400 400 400
1 Rumah Dinas 990 1890 2790
2 Bangunan DPPU / Fuel - - - Lahan
Farm (2.800m2)
3 Kantor Keamanan 124 124 124
4 Supporting Poliklinik
Area
(Sentra Medica)
5 Gardu Jaga
6 Terminal Kargo 244 244
7 Asrama 204

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 11


II. PENJELASAN PROSES AMDAL KHUSUS

2.1. Pemahaman AMDAL Khusus


Sesuai Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 308
Tahun 2005 tentang Pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan,
UKL dan UPL Untuk Kegiatan Rehabilitasi dan Rekontruksi di Provinsi
Nangro Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara,
maka pembangunan Bandara Udara di Nias Selatan masuk dalam daftar
pembangunan yang wajib AMDAL.
Analisis Megenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian
mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/ atau kegiatan
yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambil keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
AMDAL untuk kegiatan pembangunan bandara udara di Kabupaten
Nias Selatan menggunakan mekanisme khusus yang hanya berlaku di
Provinsi NAD dan Pulau Nias sesuai dengan Peraturan Menteri LH
308/2005. Untuk mendapat pemahaman yang lebih lengkap, semua pihak
terkait agar dapat membaca isi dari Peraturan Menteri LH 308/2005
secara lengkap agar memperoleh kejelasan tentang kerangka kerja
proses AMDAL khusus. Sebagai bahan perbandingan dengan proses AMDAL
konvensional yang berlaku di tempat lain di Indonesia, pengguna
dokumen ini dapat melihat Peraturan Pemerintah RI nomor 27 tahun
1999 tentang AMDAL. Secara khusus perbedaan AMDAL dengan AMDAL
Khusus, bahwa pelingkupan pada AMDAL yang biasa dilakukan oleh
pemrakarsa atau konsultan, sedangkan AMDAL khusus dilakukan oleh tim
teknis.
Tim teknis yang membantu Komisi Penilai AMDAL, terdiri atas ahli
dari instansi teknis yang membidangi usaha dan/atau kegiatan yang
bersangkutan, ahli dari instansi yang ditugasi dibidang Pengendalian
Dampak Lingkungan Provinsi, ahli dari Kementrian Lingkungan Hidup dan
ahli lain dengan bidang ilmu yang terkait. Susunan keanggotaan tim
teknis terdiri dari seorang ketua merangkap anggota dan Sekretaris

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 12


merangkap anggota serta anggota lainnya dengan ketentuan maksimum
7 (tujuh) orang anggota. Pembentukkan tim teknis dilakukan pada saat
proses pengumuman rencana usaha dan / atau kegiatan.
Tim Teknis bertugas :
a. Melakukan koordinasi dengan pemrakarsa kegiatan dalam proses
pelingkupan.
b. Menentukan kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup.
c. Melaporkan Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup
kepada Komisi Penilai AMDAL.
d. Memberikan pengarahan teknis pada saat penyusunan Analisis
Dampak Lingkungan Hidup, Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup.
e. Memberikan penilaian secara teknis terhadap Analisis Dampak
Lingkungan Hidup, Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup.
f. Melaporkan hasil penilaian kepada Komisi Penilai AMDAL dan
memberikan rekomendasi atas hasil kajian AMDAL.
g. Membantu Komisi Penilai AMDAL merumuskan rekomendasi atas hasil
kajian AMDAL kepada Gubernur dalam rangka proses pengambilan
keputusan.
Skema AMDAL Khusus, pada gambar tanda panah menunjukkan tahap-
tahap proses AMDAL yang telah dilakukan dan yang harus segera
dilakukan karena telah terlambat dan tidak mengikuti sekuensial yang
seharusnya dilakukan. Pekerjaan pembangunan fisik tidak boleh
dilakukan sebelum proses kajian AMDAL selesai dilakukan. Tahap
pengumuman, yang diberi tanda panah terputus, belum dilakukan.
Karenanya, seiring dengan proses pelingkupan ini, pemrakarsa harus
segera melaksanakan pengumuman dan mengakomodasi masukan
masyarakat di dalam proses konsultasi masyarakat pada saat melakukan
pelibatan masyarakat dan studi ANDALnya

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 13


Proses Penapisan melalui daftar
Kegiatan wajib AMDAL

AMDAL disyaratkan AMDAL tidak diperlukan

Belum Proposal kegiatan dari pemrakarsa


dilakukan Dan pengumuman

Penyusunan Kerangka Acuan Penyusunan Upaya Pengelolaan


Selesai (KA ANDAL) oleh Tim Teknis dan Pemantauan lingkungan (UKL
dilakukan dan Pembahasan KA ANDAL oleh – UPL)
Komisi & Pemrakarsa

Penyusunan dokumen ANDAL, RKL


dan RPL oleh Pemrakarsa

Penilaian ANDAL, RKL dan Persetujuan Oleh


RPL oleh Komisi Gubernur

Perijinan

Pembangunan fisik

Gambar 3. Skema Proses AMDAL Khusus

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 14


2.2. Tahapan AMDAL Khusus
Sesuai Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 308
Tahun 2005 tentang Pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan,
UKL dan UPL Untuk Kegiatan Rehabilitasi dan Rekontruksi di Provinsi
Nangro Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara,
maka tahapan AMDAL khusus meliputi:

1. Pengumuman
Pemrakarsa yang akan memulai menyusun dokumen AMDAL wajib :
a. Memberitahukan rencana usaha dan/atau kegiatannya kepada
instansi yang bertanggung jawab.
b. Mengumumkan rencana usaha dan/atau kegiatannya kepada
masyarakat sesuai jadwal pengumuman atau media massa cetak
atau media massa elektronik.
Pengumuman tersebut memuat hal-hal sebagai berikut.
a. Nama dan alamat pemrakarsa
b. Lokasi dan skala /besaran/luas rencana usaha dan/atau kegiatan
c. Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan
d. Produk yang akan dihasilkan
e. Dampak lingkungan hidup yang akan timbul
f. Tanggal pemasangan pengumuman dan batas waktu pemberian
saran, pendapat dan tanggapan dari warga masyarakat dan
g. Nama dan alamat instansi yang bertanggungjawab dalam
menerima saran, pendapat, dan tanggapan dari warga
masyarakat.

2. Pelingkupan
Dalam rangka pelingkupan kajian AMDAL, pemrakarsa wajib
memberikan data dan informasi secara tertulis kepada Komisi Penilai
AMDAL.Data dan informasi teersebut meliputi :
a. Rencana usaha dan /atau kegiatan beserta alternatif-alternatif
yang akan dikaji dalam AMDAL.

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 15


b. Komponen-komponen rencana usaha dan/atau kegiatan yang
berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup.
c. Komponen-komponen lingkungan hidup yang berpotensi terkena
dampak dari rencana usaha dan/atau kegiatan.
d. Batas wilayah persebaran dampak dari aspek ekologi dan sosial.
e. Masyarakat yang potensial terkena dampak
f. Instansi pemerintah atau pihak-pihak yang berpotensi terpengaruh
atau mempengaruhi rencana dan/atau kegiatan.
g. Informasi-informasi lain yang relevan.

3. Pembahasan Ka Andal
Komisi Penilai AMDAL, tim teknis, dan pemrakarsa secara
bersama-sama membahas kerangka acuan analisis dampak lingkungan
hidup untuk menyepakati ruang lingkup studi analisis dampak lingkungan
hidup. Komisi Penilai AMDAL berdasarkan hasil pembahasan menetapkan
kesepakatan kerangka acuan analisis dampak lingkungan hidup.

4. Penyusunan ANDAL, RKL dan RPL


Analisis Dampak Lingkungan adalah suatu kajian yang mendalam
terhadap hasil pelingkupan dengan data-data hasil hasil pengujian dan
penelitian khususnya terhadap dampak besar dan penting. Sedangkan
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hiup (RKL), adalah dokumen yang
mencakup upaya-upaya dan rencana –rencana untuk menghindarkan
dampak, mengurangi dampak (mitigasi), mengelola, serta mengendalikan
dampak. Rencana Pementauan Linmgkungan (RPL) adalah sistem atau
metoda dan waktu pementauan dari pengelolaan lingkungan dari hasil
kajian ANDAL.

5. Penilaian ANDAL, RKl dan RPL


Komisi Penilai AMDAL menugaskan tim teknis untuk melakukan
penilaian teknis atas hasil kajian analisis dampak lingkungan hidup,
rencana pengelolaan lingkungan hidup, dan rencana pemantauan

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 16


lingkungan hidup disampaikan oleh Pemrakarsa. Penilai secara teknis
meliput penilaian terhadap:
a. Kesesuaian dengan muatan dokumen analisis dampak lingkungan
hidup, rencana pengelolaan lingkungan hidup, dan rencana
pemantauan lingkungan hidup
b. Kesesuaian peraturan perundangan di bidang teknis sektor
bersangkutan
c. Ketepatan penerapan metode penelitian/analisis
d. Kesahihan data yang digunakan
e. Kelayakan desain dan/atau teknologi dan/atau proses produksi
yang digunakan.

6. Pengambilan Keputusan
Komisi Penilai AMDAL memberikan rekomendasi atas hasil
penelitian analisis dampak lingkungan hidup, rencana pengelolaan
lingkungan hidup, dan rencana pemantauan lingkungan hidup kepada
Gubernur untuk proses pengambilan keputusan. Pejabat yang berwenang
menerbitkan izin melakukan usaha dan/atau kegiatan wajib menolak
permohonan izin melakukan usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan
apabila Gubernur memberikan keputusan menerima dan /atau menolak
AMDAL rencana kegiatan.

2.3. Sistematika AMDAL Khusus


Dokumen ANDAL, RKL dan RPL yang dihasilkan dari studi ANDAL harus
didasarkan pada dokumen Kerangka Acuan. Prinsip konservasi lingkungan
harus diakomodasi dengan baik dalam kajian AMDAL. Dokumen-dokumen
ini harus dilengkapi dengan suatu ringkasan yang disusun dengan bahasa
yang sederhana, non teknis, dan mudah dipahami oleh semua kalangan
pembaca dan pengguna dokumen ini. Ringkasan ini tidak saja ditujukan
untuk dibaca oleh para eksekutif tetapi sedapat mungkin dapat dipahami
oleh masyarakat luas.

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 17


Dokumen ANDAL secara mendasar harus mencakup hal-hal sebagai
berikut :
1. Maksud dan tujuan dilaksanakannya rencana usaha dan/atau
kegiatan pembangunan bandara udara di Kabupaten Nias Selatan
2. Uraian tentang kesesuaian kegiatan pembangunan bandara udara di
Kabupaten Nias Selatan dengan tata ruang, kebijakan pembangunan
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Deskripsi kegiatan pembangunan bandara udara di Kabupaten Nias
Selatan yang memungkinkan untuk mencapai maksud dan tujuan yang
telah ditetapkan, termasuk rencana usaha dan/atau kegiatan yang
diusulkan.
4. Kondisi rona lingkungan awal di wilayah studi
5. Kajian dampak lingkungan akibat kegiatan pembangunan bandara
udara di Kabupaten Nias Selatan
6. Arahan pengelolaan dan pemantau lingkungan.
Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hiup, secara mendasar
harus mencakup upaya-upaya dan rencana–rencana untuk
menghindarkan dampak, mengurangi dampak (mitigasi), mengelola,
serta mengendalikan dampak yang mungkin terjadi. Dokumen RKL ini
secara umum harus memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Komponen atau parameter lingkungan hidup yang diprakirakan
mengalami perubahan mendasar menurut hasil analisis dampak
lingkungan hidup.
2. Sumber dampak
3. Tolok ukur dampak untuk mengukur perubahan komponen lingkungan
hidup
4. Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup dan tolok ukur kinerja
pengelolaan lingkungan hidup
5. Upaya-upaya pengelolaan lingkungan hidup
6. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
7. Institusi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan lingkungan hidup

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 18


Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) secara mendasar
harus mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Komponen atau parameter lingkungan hidup yang dipantau
2. Sumber dampak
3. Tujuan pemantau lingkungan hidup
4. Metode pemantau lingkungan hidup
5. Jangka waktu dan frekwensi pemantauan
6. Lokasi pemantau lingkungan hidup
7. Institusi yang bertanggung jawab dalam pemantau lingkungan hidup

Penggunaan sumber-sumber data dan informasi yang sahih di


dalam dokumen ANDAL, RKL dan RPL, baik dari penelitian langsung (data
primer) ataupun data sekunder, literatur, penelitian lain, atau hasil
konsultasi dengan instansi terkait dan dengan masyarakat harus
dilakukan sesuai dengan kaidah penulisan referensi yang benar.
Ketika penilaian (judgment) atau pendapat para ahli digunakan,
hal tersebut harus disebutkan secara jelas sebagai suatu hasil penilaian
ahli. Dasar penilaian atau pendapat para ahli tersebut harus
dikemukakan alasan atau dasar pembenarannya. Keahlian yang membuat
penilaian atau pendapat tersebut, termasuk kualifikasi dan
pengalamannya, harus disampaikan pula. Jika ulasan terhadap suatu isu
dampak memerlukan penelitian dan perhitungan yang bersifat teknis
(misalnya untuk emisi debu dan gas buang, erosi, pengelolaan limbah
cair atau drainase), hal ini diharuskan melaui pertimbangan profesional
untuk memferifikasi kesimpulan dan rekomendasi yang diberikan.

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 19


III. ISU-ISU UTAMA

3.1. Pentingnya Pelaksanaan Rencana Kegitan


Nias Selatan sebelumnya adalah bagian Kabupaten Nias. Status
otonom diperoleh pada 25 Februari 2003. Kabupaten ini terdiri dari 104
gugusan pulau besar dan kecil. Letak pulau-pulau itu memanjang sejajar
Pulau Sumatera. Panjang pulau-pulau itu lebih kurang 60 kilometer,
lebar 40 kilometer. Kabupaten Nias Selatan dibentuk dalam UU Nomor 9
Tahun 2003 oleh Presiden Republik Indonesia. Teluk Dalam adalah ibu
kota Kabupaten Nias Selatan. Pusat kegiatan pemerintah daerah
setempat termasuk kegiatan ekonomi dan perdagangan serta pendidikan
masyarakat setempat.
Di bidang parawisata, potensi wisata Kabupaten terletak pada
jalur yang disebut Segitiga Emas Industri Parawisata Nias Selatan, yakni
Kecamatan Lolowa’u-Gomo-Pulau-pulau Batu, porosnya adalah Omo
hada, rumah tradisional di Desa Bawomataluo, Kecamatan Teluk Dalam.
Berada di Desa Bawomataluo seakan terlempar ke masa silam.
Deretan rumah tradisional terbuat dari kayu dengan arsitektur khas Nias
itu dihuni sebagai mana layaknya kompleks perumahan. Ukiran batu
megalitik menghias di beberapa tempat. Diperkampungan itu bisa juga
disaksikan tradisi hombo batu atau lompat batu.
Kabupaten Nias Selatan memiliki potensi sumberdaya alam yang
sampai saat ini belum dikembangkan secara optimal. Keterbatasan
sarana dan prasarana transportasi yang ada dengan hanya mengandalkan
angkutan darat dan laut salah merupakan satu kendala pengembangan
pembangunan wilayah di Kabupaten Nias Selatan. Salah satu alternatif
untuk mengatasi keterisolasinya Nias Selatan dan untuk mempercepat
perkembangan perekoniman Nias Selatan dengan Pembangunan Bandara
Udara di Nias Selatan.
Untuk persiapan pembangunan Badar Udara di Nias Selatan, telah
dususun Studi Rencana Induk Pembangunan Bandara di Kabupaten Nias
Selatan. Studi rencana induk ini sebagai kajian awal untuk mewujutkan

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 20


suatu Bandara Udara yang ideal dengan fasilitas sesuai dengan ketentuan
yang diisyaratkan, dan memberikan hasil studi dan produk perencanaan
yang sesuai.
Tujuan dari Pembangunan Bandara Udara di Kabupaten Nias
Selatan ini adalah agar dapat dicapai pelayanan Bandara Udara yang
cepat, aman, nyaman, efektif, effisien dan optimal baik terhadap
keselamatan operasi penerbangan, penumpang maupun pengguna jasa
Bandara Udara lainnya. Sebagai efek positif keberadaan badara udara ini
akan semakin terbukanya Nias Selatan terhadap daerah luar dan semakin
meningkatnya perekonomian daerah yang pada akhirnya akan
meningkatkan kesejahteran masyarakat.
Secara spesifik, pembangunan Bandara Udara di Nias Selatan akan
memberikan dampak positif berupa:
Peningkatan ekonomi masyarakat akibat ganti rugi konversi lahan.
1. Penyerapan tenaga kerja
2. Penambahan penduduk terutama di jalan menuju Bandara Udara
3. Membuka lapangan usaha bagi masyarakat setempat
4. Kelancaran pergerakan (movement)
5. Meningkatkan perekonomian lokal dan regional
6. Menumbuhkan mata pencaharian bagi masyarakat
7. Meningkatkan kunjungan wisatawan sebagai akibat terbukanya arus
transportasi udara.
8. Memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk masuk dan keluar ke
Teluk Dalam

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 21


3.2. Kajian Terhadap Dampak Kegiatan
Kajian isu-isu lingkungan baik tahap prakontruksi, kontruksi dan
pascakontruksi dapat dikelompokkan berupa:

3.2.1. Isu Lingkungan


1. Kaji dan evaluasi dampak kebisingan terhadap manusia pada tahap
kontruksi dan operasi bandara udara.
2. Kaji dan evaluasi dampak perubahan pola drainase khususnya
limpasan permukaan akibat pembangunan bandara udara yang
berpotensi menyebabkan genangan.
3. Kaji kestabilan lereng dan potensi erosi serta longsoran pada bandara
udara ketika tahap konstruksi dan operasi akibat kegiatan gali dan
timbun (cut and fill). Sarankan cara-cara penanganan untuk menjaga
kestabilan lereng tersebut. Kaji potensi sedimentasi akibat longsoran
dan erosi yang mungkin dari kegiatan tersebut terhadap sungai dan
laut.
4. Kaji dan evaluasi perubahan bentang alam akibat pembangunan
bandara udara.
5. Kaji dampak perubahan kualitas udara pada tahap konstruksi dan
operasi.
6. Lakukan studi tentang keragaman flora dan fauna disepanjang lokasi
Bandara Udara, sungai dan perairan laut, apakah memiliki flora dan
fauna endemik, demikian juga jalur jelajah satwa. Jika ada yang
endemik dan atau jalur jelajah satwa terganggu, antisipasi masalah
tersebut dan sarankan langkah-langkah pengelolaan terhadap flora
dan fauna endemik tersebut.
7. Kaji dampak lingkungan dari pembangunan Bandara terhadap daerah
aliran sungai (DAS) Sungai Silabo: kualitas air sungai, debit air sungai,
daerah resapan air, dan erosi.

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 22


3.2.2. Penggunaan Material Konstruksi Jalan
Kajian estimasi volume bahan dan material galian untuk
kebutuhan pembangunan yang diambil untuk seluruh rencana kegiatan.
1. Kaji alternatif sumber penyediaan bahan baku untuk pembangunan
bandara udara dan bahan material lainnya yang akan digunakan
selama pelaksanaan pembangunan. Sarankan agar penggunaan
material konstruksi tidak diambil dari sungai dekat lokasi bandara
udara (sungai Silabo), tidak diambil secara terkonsentrasi di satu
lokasi/titik, tetapi pada beberapa beberapa tempat/sungai sehingga
kerusakan dapat diminimalkan. Sarankan pula langkah-langkah
rehabilitasi setelah material diambil dari lokasi tersebut.
2. Kaji jalur transportasi dan pengaruh mobilisasi alat berat dan
pengangkutan material terhadap kondisi jalan eksisting sehingga
dapat disarankan langkah-langkah pengelolaan terhadap jalan yang
ada.
3. Sarankan berbagai alternatif pengelolaan lahan bekas Bahan galian C
(lubang-lubang bekas galian) yang tepat guna dan dapat memberikan
nilai tambah dalam rangka rehabilitasi dan perbaikan bentang lahan.
Sejalan dengan hal ini, pemrakarsa diarahkan dalam pengelolaannya
untuk menggunakan suplier Bahan Galian C yang telah memenuhi
syarat izin dan memiliki UKL dan UPL.

3.2.3. Tata ruang, fungsi lahan, dan pengembangan wilayah


1. Kaji dan uraikan keterkaitan antara pembangunan bandara udara
dengan kegiatan ekonomi, seperti: pengembangan parawisata,
prikanan, perkebunan, peternakan, pertambangan, dan lain-lain.
2. Kaji dan analisa keterkaitan antara kegiatan pembangunan Bandara
Udara dengan rencana pengembangan pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi sesuai dengan RT RW Kabupaten Nias Selatan.
3. Kaji potensi-potensi desa yang akan terkena dampak (antara lain
tanaman dari kebun masyarakat dan perladangan akibat pembebasan
lahan untuk pembangunan Bandara Udara). Lakukan valuasi ekonomi

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 23


sehingga dapat memprediksi kerugian dan keuntungan masyarakat
akibat kegiatan pembebasan lahan tersebut.
4. Kaji dan konfirmasi (dengan instansi terkait) status kepemilikan lahan
proyek yang direncanakan dari sisi kepemilikan masyarakat ataupun
dari sisi kepemilikan tanah adat terkait dengan tata guna lahan yang
berlaku.
5. Kaji pengaturan pemukiman sepanjang jalan baru menuju bandara
udara dengan menerapkan pentaatan DMJ dan sempadan bangunan
agar tidak ada potensi kecelakaan dan masalah klaim dimasa
mendatang .

3.2.4. Sosial Ekonomi Budaya


1. Kaji persepsi masyarakat terhadap rencana kegiatan pembangunan
Bandara Udara mencakup keinginan masyarakat terhadap bandara
udara, partisipasi masyarakat terhadap pengadaan lahan, dan potensi
masalah yang mungkin timbul.
2. Kaji aspek sosial budaya dan adat istiadat lokal dalam menyelesaikan
permasalahan–permasalahan yang mungkin timbul akibat rencana
kegiatan dan konsekuensi pembebasan rumah dan lahan.
3. Kaji potensi perubahan tingkah laku masyarakat dan adat istiadat
akibat kehadiran bandara udara, sehingga dapat menimbulkan
gangguan kamtibmas dan penurunan nilai-nilai budaya. Sarankan
upaya-upaya penanganannya.
4. Kaji dan evaluasi dampak pembangunan Bandara Udara terhadap
kesempatan kerja dan kesempatan berusaha bagi penduduk disekitar
proyek baik pada tahap konstruksi maupun pada tahap operasi.
5. Lakukan inventarisasi potensi penggunaan tenaga kerja dan sarankan
agar mengutamakan tenaga lokal untuk kegiatan pembangunan
bandara udara sesuai dengan keahlian yang tersedia dan diperlukan
sehingga tidak ada kesenjangan antara pendatang dan penduduk
lokal.

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 24


6. Kaji dan uraikan peluang dan penggunaan tenaga kerja lokal yang
mungkin terpakai sesuai dengan keahlian yang diperlukan selama
pekerjaan pembangunan Bandara Udara untuk mengurangi gejolak/
kecemburuan sosial, dan pengaruhnya terhadap kehidupan sosial
ekonomi setempat.
7. Kaji potensi kesenjangan sosial ekonomi dan budaya dari pekerja
pendatang dan pekerja setempat serta penduduk lokal. Rencanakan
upaya penanganan dampaknya.

3.2.5 Lain-lain
1. Mengkaji kemungkinan peningkatan dampak lain dari pembangunan
bandara udara disekitar bandara udara seperti pembangunan jalan
baru, pemukiman baru, peningkatan arus lalu lintas dan lainnya.
2. Mengkaji potensi kecelakaan akibat pembangunan dan pengoperasian
Bandara Udara.
3. Pengkajian arah angin dengan perencanaan lokasi dan desain bandara
udara.
4. Uraikan upaya-upaya untuk menjamin keselamatan dan kesehatan
pekerja.

3.2.6. Konsultasi Masyarakat


1. Lakukan konsultasi dengan pihak terkait seperti pemda/dinas-dinas di
lingkungan Kabupaten Nias selatan terutama instansi yang menangani
lingkungan (Bapedalda/Dinas Lingkungan), Bappeda (untuk
perencanaan pengembangan wilayah), BPN (untuk pengaturan alokasi
lahan dan potensi klaim lahan dari masyarakat), PU (untuk rencana
jaringan jalan dan penataan pemukiman), dan Dinas Perhubungan
(untuk pengendalian lalu lintas), Polri dan TNI, lembaga adat dan
lembaga agama (untuk masalah sosial) dan instansi lainnya.
2. Mengumumkan dan mensosialisasikan kegiatan pembangunan
bandara udara kepada masyarakat setempat khususnya penduduk
disekitar lokasi pembangunan melalui tatap muka, pengumuman di

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 25


kantor desa/kecamatan, di media masa lokal maupun radio lokal.
Tampung berbagai usulan masyarakat, kaji implikasi dan
pemecahannya.

3.3. Kajian terhadap Alternatif Rencana Kegiatan


3.3.1. Argumentasi Pentingnya Kegiatan
Uraikan alasan atau argumentasi pembangunan bandara udara di
Kabupaten Nias Selatan, kaitkan dengan berbagai asfek seperti: potensi
penumpang, pengembangan usaha sesuai potensi daerah, pengembangan
wilayah, kelancaran transportasi, peningkatan kunjungan wisatawan,
peningkatan ekonomi pedesaan, penyebaran penduduk, partisipasi
angkatan kerja, menurunkan tingkat pengangguran, peningkatan
pendapatan petani, peningkatan mobilisasi penduduk, peningkatan
pendidikan formal, peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat,
peningkatan kegiatan keagamaan dan lain-lain dan hubungkan dengan
keberadaan Bandara Udara Binaka di Gunung sitoli yang sudah ada dan
setelah bandara udara Binaka ditingkatkan dari kelas IV menjadi kelas III
demikian juga pengembangan pelabuhan laut Teluk Dalam dari kelas V
menjadi kelas IV serta pengembangan pelabuhan laut Gunungsitoli dari
klasifikasi IV menjadi kelas III.

3.3.2. Alternartif Jalan Darat


Kaji alternatif lain peningkatan transportasi ke Teluk Dalam (Nias
Selatan) misalnya dengan peningkatan jalan darat antara Teluk Dalam –
Gunung Sitoli (Bandara Udara Binaka), sehingga kenyamanan meningkat
dan waktu tempuh kurang dari dua jam. Bandingkan dengan mamfaat
dan besarnya investasi pembangunan bandara udara di Botohilitano.
Untuk alternatif pengangkutan barang dan orang, pertimbangkan pula
peningkatan dermaga laut Teluk Dalam dari kelas V menjadi kelas IV dan
rencana pembangunan penyeberangan dari Sibolga-Teluk Dalam.

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 26


Gambar 4. Peta Lalulintas Darat Pulau Nias

3.3.3. Alasan Pemilihan Lokasi


Uraikan dan berikan alasan penggunaan lokasi-lokasi alternatif
bandara udara berdasarkan situasi nyata di lapangan di Kab. Nias
Selatan. Berikan alasan alasan dari berbagai lokasi alternatif sehingga
pilihan terbaik adalah di Desa Botohilitano.

3.3.4 Kajian Pembatalan Kegiatan


Kaji secara mendalam pilihan “do nothing” atau skenario jika
kegiatan pembangunan bandara udara tersebut tidak dilakukan di
Botohilitano dan atau tidak di Kabupaten Nias Selatan.

3.4. Batas Wilayah Studi


Pemrakarsa kegiatan pembangunan bandara udara di Kab. Nias
Selatan harus menetapkan batas-batas wilayah studi sebagaimana
lazimnya dilakukan di dalam suatu studi ANDAL untuk memastikan
pelaksanaan studi yan fokus dan tepat serta efektif.
Batas-batas studi kemudian digunakan untuk memilih titik-titik
sampel untuk keperluan pengambilan data primer dan sekunder guna
kebutuhan penelitian dan pengkajian serta prediksi dampak. Selain

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 27


mengacu kepada definisi batas-batas wilayah studi yang berlaku, setiap
penarikan garis batas pada peta dengan skala yang memadai harus
dilengkapi dengan alasan yang tepat dan rasional. Alasan serta
justifikasi tersebut harus juga dilakukan pada saat menentukkan titik-
titik sampel yang berada di dalam resultante batas wilayah studi yang
dimaksud.
Dalam menentukan batas-batas wilayah tersebut, pemrakarsa agar
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

3.4.1. Batas Proyek


Batas proyek adalah seluruh luas lahan proyek untuk sisi udara
dan sisi darat sebuah Bandara Udara. Batas proyek difokuskan pada
lahan ±200 hektar, yang ditengah-tengahnya terdapat landasan
sepanjang 30 x 1400 m, dan prasarana bandara udara lainnya.

3.4.2. Batas ekologis


Batas ekologi meliputi cakupan daerah yang terkena dampak
ekologi dari pembangunan bandara udara. Batas-batas ekologis harus
dapat dijelaskan secara ilmiah mengapa garis batas tersebut dipilih.
Penentuan batas ekologis agar mempertimbangkan keberadaan badan air
(DAS) di sekitar lokasi Bandara yang terkena dampak ekologi.. Batas
ekologis juga agar mempertimbangkan arah angin dominan (yang
dianalisis melalui kajian wind rose) di sekitar lokasi kegiatan guna
memperkirakan daerah dampak kebisingan dan penyebaran emisi debu.
Selain itu, batas ekologis harus mempertimbangkan keberdaan/lokasi
proyek yang berbatasan dengan laut.

3.4.3. Batas administrasi


Batas administrasi agar difokuskan pada wilayah administrasi
kecamatan tempat proyek yaitu kecamatan Teluk Dalam walaupun
terbuka kesempatan untuk menarik batas yang lebih luas selama
penentuan tersebut dapat dijelaskan secara rasional. Penentuan batas

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 28


administrasi ini sedapat mungkin harus mengacu pada rencana tata ruang
Kabupaten Nias Selatan serta memperhitungkan kewenangan pengawasan
dari wilayah administrasi terhadap dampak yang mungkin timbul.

3.4.4. Batas Sosial


Batas sosial agar difokuskan pada Desa Botohilitano dan desa
Hilimaenamolo yang berada di lokasi proyek dan desa-desa lain di kec.
Teluk Dalam. Batas-batas atau tempat-tempat konsentrasi interaksi
sosial tersebut dapat saja dikembangkan jika terdapat informasi lain
yang lebih menentukan. Jelaskan pula mengapa batas-batas tersebut
dipilih. Pertimbangkan pula rencana-rencana pemukiman yang ada pada
rencana tata ruang Kabupaten Nias Selatan.
Penentuan keseluruhan batas studi merupakan delineasi wilayah
studi sebagai resultante dari batas-batas di atas. Penentuan resultante
ini agar dilakukan alasan dan justifikasi yang rasional bukan sekedar
menarik garis terluar dari keseluruhan batas-batas yang ada.
Penggambaran batas wilayah studi diharapkan menggunakan peta-peta
yang representatif, jelas, dan sesuai tema pembahasannya. Sebagai hasil
akhir penentuan batas wilayah studi, resultante tersebut kemudian
digunakan untuk menetapkan lokasi-lokasi atau titik-titik sampling
berdasarkan alasan-alasan yang kuat.

3.5. Kepakaran Yang dibutuhkan


Dalam studi ANDAL ini agar pemrakarsa dapat menunjukkan
pelaksana studi yang memiliki kompetensi dan keahlian yang sesuai
dengan bidang yang ditelitinya. Kepakaran Tim, minimal (dapat
dikembangkan sesuai kebutuhan), memiliki tenaga-tenaga ahli minimal
sebagai berikut:
1. Ahli transportasi Udara
2. Ahli antropologi sosial
3. Ahli Planologi
4. Ahli Geologi

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 29


5. Ahli Biologi / lingkungan
6. Ahli lingkungan / fisik
7. Ahli Kesehatan
Ketua tim dipilih dari tenaga-tenaga ahli tersebut di atas dan harus
bersertifikat AMDAL penyusun.

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 30


IV. PELAKSANA STUDI PELINGKUPAN

4.1. Pemrakarsa Kegiatan


Pemrakarsa kegiatan Pembangunan bandara Udara Nias Selatan
adalah BRR-Pemeliharaan Rehabilitasi Peningkatan Dan Pembangunan
Sarana dan Prasarana Transportasi Nias dan Pemerintah Kabupaten Nias
Selatan.

4.2. Penyusun Studi Pelingkupan


Ketua Tim: Ir.Eddy Utama, SmHk
Anggota Tim:
1. Drs.Waonasakhi Buulolo
2. Ir.Wirman Jambak
3 Salmonius Girsang,SE,MSi
4. Hamzah Lubis,SH,MSi
5. Dr. Imam Santoso
6. Widhi Handoyo, SKM, MT

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 31


DAFTAR REFERENSI

Adiwisastra, A, 1993, Keracunan Sumber Bahaya Serta


Penanggulangannya, Angkasa, Bandung.
Anonimus, 2000, Himpunan Peraturan di Bidang Pengendalian
Dampak Lingkungan, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan,
Jakarta
Ansyary, F. 1976. Prinsip-prisip Masalah Pencemaran Lingkungan.
Penerbit Galia Indonesia, Jakarta
Askary, M. dan Wijayanti, L; Panduan Umum Valuasi Ekonomi Dampak
Lingkungan Untuk Penyusunan AMDAL, Pusat Pengembangan
Dan Penerapan AMDAL, BAPEDAL, Jakarta, 2001
Arceivela, S.J.; Waste Water Treatment And Disposal : Engineering
And Ecology In Pullution Control, Mareel Dekker, New York, 1981
Arifin, Syamsul, H., 2000, Penegakan Hukum Lingkungan Menuju
Pembangunan Berkelanjuatan Yang Berwawasan Lingkungan,
USU, Medan
Azwar, A. 1979. Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Penerbit
Mutiara Sumber Widya. Jakarta
---------, 1998, Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas
Parkir, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat dan Direktorat
Bina Sistem Lalu – Lintas dan Angkutan Kota.
---------, 1996, Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian fasilitas
Parkir, Direktorat Bina Sistem Lalu – Lintas dan Angkutan Kota,
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Jakarta.
--------, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) Direktorat
Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Baratz, B, 1984. Environmental Guidelines Office Of Environmental
Affair The Wort Bank. Washington DC.
Brower. J., J. ZAR, C.V. ENDE, 1990. Field and Laboratory Methods for
rd
General Ecology. 3 edition. Wm. C. Brown Publisher, USA.

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 32


Canter, L.W.; Environmental Impact Assessment, Mc Graw Hill Book
Company, New York, 1996
Chang, William, OFM Cap, Dr, 2001, Moral Lingkungan Hidup, Penerbit
Kanisius, Yogyakarta.
Davis, Mac Kenzie L, And Cornwell, David A.; Introduction To
Environmental Engineering, Second Edition, Mc Graw-Hill Int.
Editions, New York, 1991
Doby, Alan, 1984, Conservation and Planning, Hutchinson, London
Environmental Resources Limited, 1984, Prediction in Environmental
Impact Assessment, A Summary Report of a Research Project to
Identity Methods of Prediction for Use in Environmental impact
Assessment
Fandeli. C, 1992. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Prinsip
Dasar Dan Pemapanannya. Penerbit Liberti, Cetakan Pertama,
Yogyakarta
Fardiaz, S.; Polusi Air Dan Udara, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 1992
Hadari Nawawi, H, Prof. Dr, 1995, Metode Penelitian Bidang Sosial,
Gajah Mada University Press.
HD-WHO; Water Quality Surveys : A Guide For The Collection And
Interpretation Of Water Quality Data, UNESCO/WHO, UK, 1978
Horton, Paul B. and Hunt, Chester L. 1999, Sosiologi Jilid I dan II,
Erlangga, Jakarta
Institute of Transportation Engineering, 1994. Manual of
Transportation Engineering Studies, New Jersey
Irwan, Sohartono, 2000, Metode Penelitian Sosial : Suatu Teknik
Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu lainnya,
Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Kinzelbach, W,; Development In Water Sciences, Groundwater
Modelling, An Introduction With Sample Programs In Basic,
Vol. 25, Elsevier, Amsterdam, 1986
Keating, Michael, 1996, Bumi Lestari Menuju Abad 21, Agenda 21 dan
Hasil KTT Bumi, KONPHALINDO, Jakarta

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 33


Liliawati Muljono, Euginia, 1997, Peraturan Perundang-undangan
tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga Sejahtera, Harvarindo, Jakarta.
Longres, John F, 1990 Human Behavior in the Social Environment, F.E
Peacock Publisher, Inc. Itaca, Illionis.
Maryono, Agus, Ir, Dr-Ing, 2002, Eko-Hidraulik, Pembangunan Sungai,
Program Magister Sitem Teknik, Fakultas Teknik Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.
McGuiness, William J, Benyamin Stein, John S Reynolds, 1981,
Mechanical and Electrical Equipment for Building, John Wiley
and Sons Inc. Singapura.
McKinnon, J., Karen Philips, And Bas van Balen; Burung-Burung Di
Suamtera, Jawa, Bali, Dan Kalimantan, Puslitbang Biologi LIPI
Dan Bird Life International, Bogor, 1992
Mitchell, Bruce, B. Setiawan, Dwita Hadi Rahmi, 2000, Pengelolaan
Sumber Daya dan Lingkungan, Gadjah Mada University press,
Yogyakarta
Nazaruddin, Ir., 1996, Penghijauan Kota, Penerbit Swadaya, Jakarta,
1996
Odum, H.T.; Ekologi Sistem : Suatu Pengantar, Gajah Mada University
Press, Yogyakarta, 1992
Odum, Eugene P, Dasar-dasar Ekologi, gadjah Mada University Press,
Yogyakarta
O’Flaherty, CA, 1986 Highways, Third Edition, Traffiic Pla
Patt,et al, 1999, Narumaher Gewaesserrausbau, Springer Verlag,
Berlin.
Peavy, H.E. et.al; Environmental Engineering, Mc Graw Hill Book Co.,
New York, 1988
Putra, Eddy, RS, SH, CN dan Kawan-kawan, 2003 Informasi Produk
Peraturan Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah
Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah, Departemen Pemukiman
dan Prasarana Wilayah, Jakarta.

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 34


Ruslan H. Prawiro. 1998. Ekologi Lingkungan dan Pencemaran. Penerbit
Satya Wacana. Semarang.
Salim, E. 1979. Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Penerbit Mutiara
Sumber Mulia. Jakarta
Silalahi, Bennet NB, Dr, MA, Rumondang B. Silalahi MPH, 1985,
Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, PT. Puistaka
Binaman Pressindo, Jakarta
Splizt, K.And Moreno, J.; A Practical Guide To Groundwater And
Solute Transport Modelling, John Wiley & Sons, New York, 1996
Sugiharto, 1987. Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah. Penerbit UI
Press. Cetakan Pertama. Jakarta
Sukanto. R, 1992. Ekonomi Lingkungan . Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta
Sumarsono, H Dkk, 1986. Pengantar Ekologi, Penerbit CV. Rajawali.
Jakarta
Supardi, Imam. Dr. Prof, 1994, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya,
Penerbit Alumni, Bandung.
Suparmoko. M..; Buku Pedoman Penilaian Ekonomi Sumber Daya Alam
Dan Lingkungan, BPFE Yogyakarta, Ed.1, 2002
Surna T. Djajadiningrat, Harry Harsono Amir; Penilaian Secara Cepat
Sumber-sumber Pencemaran Air, Tanah, dan Udara, Gajah
Mada University Press, Yogyakarta, 1990
Surahmad, Winarno, 1979, Dasar dan Teknik Riset : Pengantar
Metodologi Ilmiah, Tarsito, Bandung.
Suratmo, G, 1991. Analisi Mengenai dampak Lingkungan. Gajah Mada
University Press. Yogyakarta.
Suryabrata, Sumadi, BA, 1997, Metodologi Penelitian, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta
Tarmin, Ofyar Z. 1997 Perencanaan Dan Pemodelan Transportasi.
Penerbit ITB, Bandung

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 35


Tarmin, Opyar Z. & Nahdalina, September 1998. Analisis Dampak
Lalulintas. Journal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. 9 No. 3
(3) : 22 – 38
Tanjung, Djalal Shalihuddin, Dr., 1998, Dasar-dasar Ekologi, Kursus
Dasar-dasar Analisa Mengenai dampak Lingkungan (AMDAL
Type A), Bapedal dan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup
University Gadjah Mada Yogyakarta.
Tjokrokusumo, KRT, Ir., 1995. Pengantar Injiniring Lingkungan.
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Yayasan Lingkungan Hidup.
Yogyakarta
Tresna Sastrawidjaya, A. 1991. Pencemaran Lingkungan. Penerbit
Rineka Cipt. Jakarta.
United Nations; Assessment Of The Environmental Impact Of Port
Development, New York, 1992
Wells, GR, 1993, Rekayasa Lalu Lintas, Penerbit Bahratara, Jakarta
Widyatmoko Dr.rer.nat. H, Dra. MM. Sintorini Moerdjoko, M. Kes., 2002,
Menghindari, Mengolah, dan Menyingkirkan Sampah, Abdi
Tandur, Jakarta
Wisnu Arya Wardhana, 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan.
Penerbit Andi Ofsett Jakarta.
Yu J.C. 1982. Transportation Engineering : Introduction to Planning,
Design and Operations. Elsevier North Holland Inc. New York
Zetter, Roger, 1982, Conservation of Building in Developing Countries,
Oxford Polytechnic

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 36


LAMPIRAN

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 37


Lampiran 1.

Deskripsi Rencana Kegiatan

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 38


Lampiran 2.

Foto Dokumentasi

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 65


Lokasi bandar udara

Topokrafi tanah
berbukit

Tim dan BRR di Lokasi

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 66


Jalan tanah menuju lokasi

Pohon mangga di lokasi

Pohon kelapa di lokasi

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 67


Pohon pisang di lokasi

Lapangan bola kaki di lokasi

Rumah penduduk di sekitar


lokasi

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 68


Sekolah terbuka

Pabrik batubata yang tutup

Sunset di Pantai Sorake

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 69


Lampiran 3.

Surat Perintah Tugas (SPT) Tim Teknis AMDAL Khusus

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 70

Anda mungkin juga menyukai