Anda di halaman 1dari 87

PENGARUH SOCIAL MEDIA TERHADAP KEPUTUSAN

BERKUNJUNG WISATAWAN NUSANTARA KE DKI JAKARTA

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
dalam menempuh studi pada
Program Strata 1

Disusun Oleh :
Nama : Debby Laura Tambunan
N.I.M : 201218085

PROGRAM STUDI DESTINASI PARIWISATA


JURUSAN KEPARIWISATAAN

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA


BANDUNG
2016
PENGESAHAN PEMBIMBING

Bandung, … Juni 2016 Bandung, … Juni 2016


Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Haryadi Darmawan, MM Drs. Alexander Reyaan, MM


NIP. 19730102 199803 1 001 NIP. 19630915 198603 1 001

Bandung, … Juni 2016


Menyetujui :
Kepala Bagian Administrasi Akademik
dan Kemahasiswaan

Drs. Alexander Reyaan, MM

NIP. 19630915 198603 1 001


Bandung, ……………………………, 2016

Mengesahkan :

KETUA SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG

Dr. Anang Sutono, MM.Par., CHE


19650911 199203 1 001
PERNYATAAN MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :


Nama : Debby Laura
Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 23 Februari 1994
NIM : 201218085
Jurusan : Kepariwisataan
Program Studi : Studi Destinasi Pariwisata

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi yang berjudul Pengaruh Social Media Terhadap Keputusan


Berkunjung Wisatawan Nusantara ke DKI Jakarta ini adalah merupakan
hasil karya dan hasil penelitian saya sendiri, bukan merupakan hasil
penjiplakan, pengutipan, penyusunan oleh orang atau pihak lain atau cara-cara
lain yang tidak sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku di STP
Bandung dan etika yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali arahan
dari Tim Pembimbing.
2. Dalam Skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang atau pihak lain kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan sumber, nama
pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
3. Surat Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, apabila dalam naskah
Skripsi ini ditemukan adanya pelanggaran atas apa yang saya nyatakan di atas,
atau pelanggaran atas etika keilmuan, dan/atau ada klaim terhadap keaslian
naskah ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan
gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini dan sanksi lainnya sesuai
dengan norma yang berlaku di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung ini serta
peraturan-peraturan terkait lainnya.
4. Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandung, …………………, 20…

Yang membuat pernyataan,

Debby Laura
NIM. 201218102
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh social media terhadap
keputusan berkunjung wisatawan nusantara ke DKI Jakarta. Penelitian kuantitatif
dengan metode analisis deskriptif dilakukan kepada 150 wisatawan nusantara yang
sedang berkunjung ke DKI Jakarta dengan menggunakan teknik accidental sampling.
Teknik analisis yang digunakan yaitu dengan Path Analysis atau Analisis Jalur untuk
melihat hubungan antara social media dengan keputusan berkunjung wisatawan.
Dengan variabel independen yaitu social media (X), dan variabel dependen yaitu
keputusan berkunjung wisatawan nusantara (Y).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa social media berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap keputusan berkunjung wisatawan nusantara ke DKI Jakarta.
Hasil estimate menunjukan bahwa social media memberikan kontribusi sebesar
38,1% terhadap keputusan berkunjung wisatawan nusantara ke DKI Jakarta.
Kata Kunci: Social Media, Keputusan Berkunjung, Wisatawan Nusantara
ABSTRACT

The purpose of this paper is to examine the influence of social media towards
domestic tourist visiting decision in DKI Jakarta Province. Quantitative research
using descriptive analysis method conducted on 150 domestic tourist while visiting
DKI Jakarta whom selected by accidental sampling technique.
This research is using Path Analysis technique in order to examine the relationship
between social media and tourist visiting decision. Whereas social media is the
independent variable (X) and tourist visiting decision is the dependent variable.
The study finds that the dimensions of social media (participation, openness,
conversation, community and connectedness) simultaneously have a positive
significant effect on tourist visiting decision. The estimation result shows that social
media contribute 38,1% towards tourist visiting decision to DKI Jakarta.
Keywords: social media, tourist visiting decision, domestic tourist
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat

dan karunia-Nya Skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Adapun Skripsi yang berjudul “PENGARUH SOCIAL MEDIA TERHADAP

KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN NUSANTARA KE DKI

JAKARTA” bertujuan untuk memenuhi persyaratan penyusunan skripsi program

strata-1 Program Studi Destinasi Pariwisata, Jurusan Kepariwisataan, Sekolah Tinggi

Pariwisata Bandung.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Anang Sutono, MM. Par., CHE., selaku Ketua Sekolah Tinggi

Pariwisata Bandung;

2. Bapak Drs. Alexander Reyaan, MM., selaku Kepala Bagian Administrasi

Akademikdan Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung;

3. Ibu Dr. Beta Budisetyorini, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Kepariwisataan;

4. Ibu Yanthi Adriani, Dra., M.si, selaku Ketua Program Studi destinasi Pariwisata;

5. Bapak Dr. Haryadi Darmawan, MM selaku Pembimbing 1 yang telah

mendampingi dan memberikan arahan dengan sebaik mungkin kepada penulis

selama kegiatan usulan penelitian berlangsung;


6. Bapak Drs. Alexander Reyaan, MM selaku Pembimbing 2 yang telah

mendampingi dan memberikan arahan dengan sebaik mungkin kepada penulis

selama kegiatan usulan penelitian berlangsung;

7. Keluarga tercinta : Bapak Leonard Tambunan, Tio Riris Margareth, Jonathan,

serta Gideon Simanjuntak atas motivasi, perhatian serta doa yang terus mengalir;

8. Teman – teman tercinta : Ligiya, Tia, Dwi, Sella, Grace, Andre atas motivasi dan

semangatnya;

9. Teman-teman Program Studi Destinasi Pariwisata angkatan 2012 atas kerjasama,

kebersamaan dan semangatnya selama kuliah;

10. Pihak – pihak lain yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu. Terima kasih

atas doa dan dukungan kalian semua.

Penulis menyadari sepenuhnya laporan ini tidaklah sempurna. Untuk itu, penulis

mohon maaf apabila terdapat kata – kata yang kurang berkenan. Penulis juga terbuka

untuk menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata penulis ucapkan terima

kasih.

Bandung, Juni 2016

Penyusun,

Debby Laura
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
ABSTRAK ......................................................................................................... iii
ABSTRACT ....................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
DAFTAR TABEL............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Perumusan dan Pembatasan Masalah.............................................. 6
C. Pertanyaan Penelitian dan Hipotesis ............................................... 7
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................... 7
E. Sistematika Penulisan...................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Paparan Konseptual ....................................................................... 10
1. Social Media ............................................................................. 10
2. Keputusan Berkunjung Wisatawan .......................................... 15
3. Wisatawan Nusantara ............................................................... 20
4. Penelitian Empiris..................................................................... 21

B. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN


A. Rancangan Penelitian .................................................................... 27
B. Obyek Penelitian ........................................................................... 27
C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 28
D. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 29
1. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 29
2. Alat Pengumpulan Data ............................................................ 30
3. Matriks Operasional Variabel................................................... 32

E. Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................................ 34


F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 38
G. Diagram Jalur................................................................................ 43
H. Uji Hipotesis ................................................................................. 46
I. Jadwal Penelitian .......................................................................... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian .............................................................................. 48
B. Pembahasan.................................................................................... 64

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


A. Kesimpulan .................................................................................... 67
B. Rekomendasi .................................................................................. 68

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

TABEL Halaman
1. Jumlah Kunjungan Wisatawan ke DKI Jakarta............................................. 4
2. Matriks Definisi Social Media..................................................................... 11
3. Matriks Konsep Social Media...................................................................... 13
4. Matriks Konsep Keputusan Berkunjung Wisatawan................................... 19
5. Penelitian Terdahulu……………………………….................................... 22
6. Skala Pengukuran ……………...................................................................... 31
7. Matriks Operasionalisasi Variabel (MOV) .................................................. 32
8. Hasil Uji Validitas Variabel Partisipasi ....................................................... 35
9. Hasil Uji Validitas Variabel Keterbukaan.................................................... 36
10. Hasil Uji Validitas Variabel Percakapan...................................................... 36
11. Hasil Uji Validitas Variabel Komunitas ...................................................... 36
12. Hasil Uji Validitas Variabel Keterhubungan ............................................... 36
13. Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Berkunjung ................................... 37
14. Hasil Uji Reliabilitas Operasional Variabel ................................................. 37
15. Kolmogorov-Smirnov Test ........................................................................... 40
16. Hasil Uji Multikolinieritas ........................................................................... 41
17. Correlation ................................................................................................... 42
18. Ringkasan Goodness of Fit .......................................................................... 45
19. Uji Hipotesis................................................................................................ 46
20. Jadwal Penelitian.......................................................................................... 47
21. Kriteria Persentase Responden ..................................................................... 51
22. Skor Tanggapan Responden Dimensi Partisipasi ........................................ 52
23. Skor Tanggapan Responden Dimensi Keterbukaan ..................................... 53
24. Skor Tanggapan Responden Dimensi Percakapan ....................................... 54
25. Skor Tanggapan Responden Dimensi Komunitas........................................ 55
26. Skor Tanggapan Responden Dimensi Keterhubungan ................................ 56
27. Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap X ........................................ 57
28. Kriteria Persentase Responden ..................................................................... 58
29. Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap X ........................................ 59
30. Squared Multiple Correlations .................................................................... 62
31. Hasil Uji Hipotesis Terhadap Y ................................................................... 63
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman
1. Social Network Users and Penetration in Indonesia ...................................... 1
2. Media sosial Dinas Pariwisata DKI Jakarta .................................................... 5
3. Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 26
4. Diagram Jalur ................................................................................................ 43
5. Peta Provinsi DKI Jakarta ............................................................................. 48
6. Diagram Jalur ................................................................................................ 60
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan media sosial di Indonesia semakin pesat sejak didukungnya

infrastruktur dari segi perangkat, jaringan internet, maupun teknologi. Berdasarkan

survey yang dilakukan oleh eMarketer.com, tingkat penggunaan social media di

Indonesia sangat tinggi dan setiap tahunnya mengalami kenaikan. Bahkan diprediksi

akan terus mengalami peningkatan hingga 109,8 juta pengguna pada tahun 2019

yang akan datang.

Sumber: www.eMarketer.com diakses pada 21 Juni 2016.

Gambar 1
Social Network Users and Penetration in Indonesia
Data ini menunjukan perhatian masyarakat Indonesia yang besar terhadap media

sosial. Rentang waktu yang dihabiskan untuk menggunakan media sosial rata – rata

hampir 3 jam dalam sehari (Christine Franciska dalam BBC Indonesia, 2015).

Menurut Puntoadi (2011:19) salah satu keunggulan dari media sosial yaitu

“Fantastic marketing result through social media. People don’t watch TV’s anymore,

they watch their mobile phones. Fenomena dimana cara hidup masyarakat saat ini

cenderung lebih memanfaatkan telepon genggam mereka yang sudah terkenal dengan

sebutan “smartphones”. Dengan smartphone, kita dapat melihat berbagai informasi.”

Hal ini dimanfaatkan oleh Kementerian Pariwisata Indonesia sebagai salah satu

upaya untuk mempromosikan Pariwisata Indonesia melalui media sosial. Arief

Yahya, Menteri Pariwisata, dalam CNN Indonesia (01/12/2014) mengatakan, salah

satu strategi pemasaran pariwisata Indonesia kepada dunia dilakukan melalui media

digital. Hal ini dilakukan untuk menyiasati anggaran promosi wisata Indonesia yang

masih sangat terbatas.

Social media (media sosial) adalah sebuah kelompok aplikasi berbasis internet

yang dibangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang

memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content (Kaplan &

Haenlein, 2010:53). Menurut Paramitha (2011:42) media sosial adalah media yang

didesain untuk memudahkan interaksi sosial yang bersifat interaktif atau dua arah.

Media sosial berbasis pada teknologi internet yang mengubah pola penyebaran

informasi dari yang sebelumnya bersifat satu ke banyak audiens, menjadi banyak

audiens ke banyak audiens. Sehingga pada penelitian ini dapat diartikan bahwa
media sosial merupakan media komunikasi online yang didesain untuk memudahkan

interaksi sosial yang didalamnya memungkinkan penggunanya untuk berbagi dan

menciptakan informasi dari banyak audiens ke banyak audiens. Pada dasarnya media

sosial memiliki lima karakteristik, yaitu partisipasi, keterbukaan, percakapan,

komunitas dan keterhubungan (Mayfield, 2008:5).

Munculnya media sosial berbasis internet memungkinkan satu orang

berkomunikasi dengan ratusan bahkan ribuan orang lain, sehingga hal ini dapat

dimanfaatkan oleh Pemerintah untuk mengenalkan dan mempromosikan destinasi

pariwisata. Foux (2006:6), menyatakan konsumen (wisatawan) menganggap media

sosial sebagai sumber informasi yang lebih dipercaya tentang promosi produk atau

jasa perusahaan. Konsumen (wisatawan) yang beralih ke berbagai jenis media sosial

lebih sering mencari informasi dan membuat keputusan pembelian (keputusan

berkunjung) (Lempert dkk, 2006). Pada dasarnya keputusan berkunjung adalah

keputusan yang diambil oleh seseorang sebelum mengunjungi suatu tempat atau

wilayah dengan mempertimbangkan beberapa faktor. Keputusan berkunjung

wisatawan dipengaruhi oleh faktor penarik dan faktor pendorong (Crompton dalam

Kozak dan Decrop, 2009:17). Faktor pendorong adalah faktor dari dalam yang

mendorong seseorang untuk melakukan perjalanan, sedangkan faktor penarik adalah

faktor dari luar berasal dari destinasi yang dapat menarik seseorang untuk memilih

destinasi tersebut (Crompton dalam Kozak dan Decrop, 2009:17).


Salah satu destinasi unggulan Indonesia yang sering dikunjungi oleh wisatawan

adalah DKI Jakarta. Sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia, DKI Jakarta

memiliki keuntungan komparatif yang sangat besar untuk dijadikan sebagai destinasi

pariwisata, baik pada skala nasional maupun internasional. Khusus berkaitan dengan

pariwisata internasional, Ibu Kota Negara akan menjadi wilayah geografis yang

paling dikenal oleh orang asing karena sifatnya sebagai pusat pengambilan keputusan

dan dianggap sebagai pusat kebudayaan negara tersebut. Ibu Kota Negara dianggap

sebagai media untuk melihat masa lalu, masa kini dan masa depan sebuah negara.

Kondisi tersebut memberikan daya tarik tersendiri bagi Ibu Kota Negara dalam

kaitannya dengan wisata untuk tujuan bisnis dan tujuan-tujuan lainnya (Antariksa,

2011:2).

Tabel 1
Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara ke DKI Jakarta
Tahun Jumlah kunjungan

2011 24.137.386

2012 25.248.525

2013 26.146.227

2014 26.990.401

2015 30.512.989

Sumber: Dinas Pariwisata Provinsi DKI Jakarta (diolah oleh

peneliti)

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari tahun 2011 hingga tahun 2015

wisatawan nusantara yang datang ke DKI Jakarta terus mengalami peningkatan.


Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perilaku wisatawan dalam memutuskan

perjalanan wisata. Salah satunya yaitu media sosial. Pengaruh social media berbeda-

beda, akan tetapi yang umum terjadi adalah informasi yang berasal dari social media

akan memberikan pengaruh terhadap keputusan pembelian yang akan diambil

konsumen (Nurgiyantoro, 2014). Pemerintah DKI Jakarta menggunakan media

sosial berupa Website, Facebook dan Twitter sebagai salah satu media promosinya.

Gambar 2
Media sosial yang digunakan oleh Dinas Pariwisata DKI Jakarta

Berdasarkan fenomena – fenomena yang tertera di atas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Social media Terhadap Keputusan

Berkunjung Wisatawan Nusantara ke DKI Jakarta” untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh yang diberikan oleh media sosial terhadap keputusan berkunjung

wisatawan.
B. Rumusan dan Pembatasan Masalah

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, dapat diuraikan identifikasi masalah sebagai

berikut:

a. Tidak diketahui bagaimana tingkat penggunaan social media oleh wisatawan

nusantara yang berkunjung ke DKI Jakarta.

b. Tidak diketahui bagaimana keputusan berkunjung wisatawan nusantara di DKI

Jakarta.

c. Tidak diketahui bagaimana pengaruh variabel social media secara simultan

terhadap keputusan berkunjung wisatawan nusantara ke DKI Jakarta.

2. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini fokus dan terarah maka teori yang digunakan dibatasi pada teori

social media dan keputusan berkunjung. Social media dilihat berdasarkan

karakteristik yang dimilikinya yaitu partisipasi, keterbukaan, perbincangan,

komunitas dan keterhubungan. Sedangkan teori keputusan berkunjung wisatawan

dibatasi dengan menggunakan teori keputusan berkunjung yang dikemukakan oleh

Woodside dan Martin (2008:18), yaitu keputusan berkunjung wisatawan dipengaruhi

oleh dua faktor, yaitu faktor penarik dan faktor pendorong. Selain itu, definisi

wisatawan nusantara pada penelitian ini menggunakan definsi menurut Karyono

(1997), wisatawan nusantara adalah seorang warga negara suatu negara yang

melakukan perjalanan wisata dalam batas wilayah negaranya sendiri tanpa melewati

perbatasan negaranya.
C. Pertanyaan Penelitian dan Hipotesis

1. Pertanyaan Penelitian

a. Bagaimana tingkat penggunaan social media oleh wisatawan nusantara di DKI

Jakarta?

b. Bagaimana keputusan berkunjung wisatawan nusantara ke DKI Jakarta?

c. Bagaimana pengaruh social media secara simultan terhadap keputusan berkunjung

wisatawan nusantara di DKI Jakarta?

2. Hipotesis

Berdasarkan beberapa rumusan masalah diatas, maka peneliti menarik dugaan

sementara (hipotesis) sebagai berikut:

Social media secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan

berkunjung wisatawan nusantara atau social media secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap keputusan berkunjung wisatawan nusantara ke DKI Jakarta.

D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui tingkat penggunaan social media oleh wisatawan nusantara di

DKI Jakarta.

b. Untuk mengetahui keputusan berkunjung wisatawan nusantara ke DKI Jakarta.

c. Untuk mengetahui pengaruh social media secara simultan terhadap keputusan

berkunjung wisatawan nusantara di DKI Jakarta.


2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain:

a. Kegunaan bagi instansi pengelola destinasi pariwisata

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Dinas Pariwisata

Provinsi DKI Jakarta sebagai informasi ataupun bahan masukan dalam membuat

strategi pemasaran destinasi wisata di Provinsi DKI Jakarta melalui media

digital untuk meningkatkan jumlah keputusan berkunjung wisatawan.

b. Kegunaan bagi penelitian selanjutnya

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan

rujukan/referensi untuk penelitian selanjutnya.

E. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Merupakan bagian pertama dalam laporan penelitian yang berisi latar belakang,

rumusan dan pembatasan masalah, pertanyaan penelitian dan hipotesis, tujuan dan

kegunaan penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Di dalam bab ini terdapat uraian mengenai teori serta hasil-hasil penelitian yang

relevan dengan masalah yang akan diteliti. Hasil olahan teori dan penelitian tersebut

dijadikan sebagai landasan teoritis penelitian dan dapat dijadikan landasan dalam

penentuan metode penelitian, instrumen serta teknik analisis yang akan digunakan

untuk merumuskan kesimpulan dari penelitian yang dilaksanakan. Bab ini juga berisi
kerangka pemikiran yang digunakan untuk menggambarkan alur pemikiran peneliti

tentang variabel penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini, obyek penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data,

teknik analisis data yang digunakan, serta jadwal dari penelitian yang akan

dilaksanakan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Menjelaskan secara rinci tentang pembahasan pengaruh social media terhadap

keputusan berkunjung wisatawan nusantara ke DKI Jakarta yang berisi data – data

yang dikumpulkan dan diolah menjadi informasi untuk mendapatkan solusi.

BAB V HASIL KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berisi kesimpulan akhir dari analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya serta

rekomendasi yang dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan

terhadap permasalahan yang di analisis.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Paparan Konseptual

1. Social Media (Media Sosial)

a. Definisi

Berikut beberapa definisi mengenai social media yang dipaparkan oleh

beberapa ahli :

Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai

sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun di atas dasar

ideologi dan teknologi Web 2.0, dan memungkinkan penciptaan dan

pertukaran user-generated content (Kaplan & Haenlein, 2010:53).

Menurut Paramitha (2011:42) media sosial adalah media yang didesain untuk

memudahkan interaksi sosial yang bersifat interaktif atau dua arah. Media

sosial berbasis pada teknologi internet yang mengubah pola penyebaran

informasi dari yang sebelumnya bersifat satu ke banyak audiens, menjadi

banyak audiens ke banyak audiens.

Lebih lanjut Phillip Kotler dan Kevin Keller (2012:568) menjelaskan media

sosial merupakan sarana bagi konsumen untuk berbagi informasi teks,

gambar, audio dan video dengan satu sama lain dan dengan perusahaan dan

sebaliknya.
Tabel 2
Matriks Definisi Social Media

Penulis Definisi Komponen

Kaplan & Media sosial sebagai sebuah - Aplikasi berbasis


Haenlein kelompok aplikasi berbasis internet
internet yang dibangun di atas
(2010:53) dasar ideologi dan teknologi Web - Memungkinkan
2.0, dan memungkinkan
penciptaan dan
penciptaan dan pertukaran user-
generated content pertukaran konten

Paramitha media sosial adalah media yang - Interaksi sosial yang


didesain untuk memudahkan bersifat dua arah
(2011:42) interaksi sosial yang bersifat
interaktif atau dua arah. Media - Penyebaran informasi
sosial berbasis pada teknologi
dari banyak audiens ke
internet yang mengubah pola
penyebaran informasi dari yang banyak audiens
sebelumnya bersifat satu ke
banyak audiens, menjadi banyak
audiens ke banyak audiens

Phillip Kotler Media sosial merupakan sarana - Sarana untuk berbagi


dan Kevin bagi konsumen untuk berbagi informasi berupa teks,
Keller informasi teks, gambar, audio dan gambar, audio dan
video dengan satu sama lain dan
(2012:568) video
dengan perusahaan dan sebaliknya

Sumber : Olahan Peneliti, 2016 adaptasi dari Kaplan & Haenlein (2010),
Paramitha (2011:42), dan Phillip Kotler dan Kevin Keller (2012:568).

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa media sosial

merupakan media berbasis internet yang memungkinkan penggunanya untuk

berinteraksi, menciptakan, serta menyebarkan informasi berupa teks, gambar

audio dan video ke banyak audiens.


b. Karakteristik Social Media

Menurut Mayfield (2008:5), social media memiliki karakteristik sebagai

berikut :

1) Participation (Partisipasi)

“social media encourages contributions and feedback from everyone


who is interested. It blurs the line between media and audience.”

Maksudnya adalah social media dapat mendorong pengguna untuk

memberikan kontribusi dan umpan balik berupa komentar kepada

pengguna lain sehingga seolah-olah tidak ada batasan antar pengguna.

2) Openness (Keterbukaan)

“most social media services are open to feedback and participation.


They encourage voting, comments and the sharing of information.
There are rarely any barriers to accessing and making use of content –
password-protected content is frowned on.”

Maksudnya adalah hampir semua jenis layanan social media

memungkinkan pengguna untuk secara leluasa memberikan tanggapan

balik berupa voting, komentar atau penyebaran informasi. Dalam

social media hampir tidak ada batasan untuk mengakses dan

penggunaan konten – konten di social media.

3) Conversation (Percakapan)

“whereas traditional media is about “broadcast” (content transmitted


or distributed to an audience) social media is better seen as a two-way
conversation.”

Penyebaran konten melalui media tradisional berupa penyebaran dari

satu ke banyak saja, namun pada social media hubungan yang terjadi

berlangsung dua arah.


4) Community (Komunitas)

“social media allows communities to form quickly and communicate


effectively. Communities share common interests, such as a love of
photography, a political issue or a favourite TV show.”

Maksudnya adalah social media dapat membentuk komunitas –

komunitas yang di dalamnya terdiri dari orang – orang yang memiliki

ketertarikan dan minat yang sama terhadap sesuatu. Di dalam

komunitas tersebut para anggota dapat saling berkomunikasi dengan

efektif.

5) Connectedness(Keterhubungan)

“Most kinds of social media thrive on their connectedness, making use


of links to other sites, resources and people.”

Maksudnya adalah kebanyakan jenis social media berkembang pesat

akibat mudahnya pengguna untuk terhubung dengan pengguna lainnya,

kemudahan dalam mengakses situs, sumber daya dan pengguna dalam

konteks menemukan informasi.

Tabel 3
Matriks Konsep Social Media

Konsep Komponen Penjelasan


Konsep
- Memberi kontribusi dan
umpan balik
Partisipasi
- Seolah – olah tidak ada batas
antar pengguna
Karakteristik - Secara leluasa memberi
Social media tanggapan balik
(Mayfield, Keterbukaan
2008:5) - Kemudahan mengakses dan
penggunaan konten
Perbincangan - Hubungan dua arah
- Membentuk komunitas
dengan minat yang sama
Komunitas
- Komunikasi antar anggota
komunitas lebih efektif
- Keterhubungan antar
pengguna
Keterhubungan - Kemudahan mengakses situs,
sumberdaya dan menemukan
informasi
Sumber : Olahan Peneliti, 2016 adaptasi dari Mayfield (2008:5)

Adapun alasan peneliti menggunakan konsep dari Mayfield (2008:5)

dibandingkan dengan konsep lainnya yaitu karena di dalam bukunya yang

berjudul “What is Social Media” beliau menegaskan,

“Social media is best understood as a group of new kinds of online media,


which share most or all of the following characteristics: participation,
openness, communication, community and connectedness.”

Menurut beliau pemahaman terbaik dari media sosial dapat diartikan

sebagai sebuah jenis komunitas online baru yang memiliki karakter partisipasi,

keterbukaan, komunikasi, komunitas dan keterhubungan di dalamnya.

Selain itu, Karjaluoto (2008:2), menjelaskan bahwa karakteristik umum

yang dimiliki setiap media sosial yaitu adanya keterbukaan dialog antar

pengguna. Media sosial dapat dirubah dan diatur ulang oleh penciptanya, atau

dalam kasus tertentu, oleh komunitas. Selain itu media sosial juga

menyediakan dan membentuk cara baru dalam berkomunikasi. Semua

komponen karakter social media tersebut dijelaskan dalam konsep Mayfield

(2008:5).
2. Keputusan Berkunjung Wisatawan

Salah satu bagian dari perilaku wisatawan adalah keputusan berkunjung

wisatawan. Untuk lebih memahami mengenai keputusan berkunjung wisatawan,

berikut ini merupakan penjelasan mengenai definisi keputusan berkunjung

wisatawan.

a. Definisi Keputusan Berkunjung

Keputusan berkunjung wisatawan dipelajari di dalam perilaku wisatawan.

Menurut Reisinger, (2009:279) definisi perilaku wisatawan adalah perilaku

yang ditunjukan wisatawan dalam memilih, membeli, menggunakan, dan

mengevaluasi produk, jasa, ide dan pengalaman untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginan. Perilaku wisatawan merupakan perilaku yang

ditunjukan wisatawan dalam proses pengambilan keputusan ketika

menghadapi beberapa alternatif pilihan. Perilaku wisatawan dapat

dijelaskan melalui teori perilaku konsumen (Reisinger, 2009:297).

Lebih lanjut Reisinger (2009:297) menjelaskan bahwa perilaku wisatawan

itu mempelajari dan menjelaskan bagaimana wisatawan mengambil

keputusan untuk menggunakan sumber daya yang ia miliki dan

mengkonsumsi produk dan jasa yang terkait dengan wisata. Perilaku

wisatawan mengacu kepada proses memperoleh dan mengorganisir

informasi dalam mengarahkan keputusan pembelian serta menggunakan

dan mengevaluasi produk dan jasa (Moutinho, 2000:41).

Keputusan yang diambil oleh wisatawan dalam memilih destinasi dari

beberapa alternatif pilihan dan menggunakan produk dan jasa di dalamnya


disebut dengan keputusan berkunjung wisatawan (Reisinger, 2009:282).

Dimana termasuk di dalamnya pemilihan terhadap media apa yang akan

digunakan untuk memperoleh informasi mengenai suatu destinasi

pariwisata.

Tipe – tipe proses pengambilan keputusan terbagi menjadi 5 (Kotler

(2005a:223) yaitu:

1) Pengenalan masalah

Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali masalah atau

kebutuhan, yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal.

Rangsangan internal misalnya dorongan memenuhi rasa lapar, haus dan

seks yang mencapai ambang batas tertentu. Sedangkan rangsangan

eksternal misalnya seseorang melewati toko kue dan melihat roti yang

segar dan hangat sehingga terangsang rasa laparnya.

2) Pencarian informasi

Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk

mencari informasi yang lebih banyak.

3) Evaluasi alternatif

Konsumen memiliki sikap beragam dalam memandang atribut yang

relevan dan penting menurut manfaat yang mereka cari. Kumpulan

keyakinan atas merek tertentu membentuk citra merek, yang disaring

melalui dampak persepsi selektif, distorsi selektif dan ingatan selektif.


4) Keputusan pembelian

Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas

merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Faktor sikap orang

lain dan situasi yang tidak dapat diantisipasi yang dapat mengubah

niat pembelian termasuk faktor-faktor penghambat pembelian. Dalam

melaksanakan niat pembelian, konsumen dapat membuat lima sub-

keputusan pembelian, yaitu: keputusan merek, keputusan pemasok,

keputusan kuantitas, keputusan waktu dan keputusan metode

pembayaran.

5) Perilaku pasca pembelian

Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan

pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian, yang tujuan

utamanya adalah agar konsumen melakukan pembelian ulang.

Adapun penelitian ini hanya akan mengukur tahap keempat pada proses

keputusan pembelian yaitu keputusan pembelian, dimana dalam penelitian ini

jenis keputusan yang diukur adalah keputusan berkunjung wisatawan. Hal ini

didukung oleh Pitana dan Putu G Gayatri (2005:71), yang mengemukakan bahwa

keputusan untuk melakukan perjalanan wisata pada dasarnya adalah keputusan

pembelian, yaitu mengeluarkan uang untuk mendapatkan kepuasaan.


b. Faktor – Faktor Keputusan Berkunjung Wisatawan

Menurut Reisinger (2009:316), ada dua jenis variabel yang dapat

mempengaruhi keputusan berkunjung wisatawan, yaitu :

1) Perilaku orang lain (attitudes of other)

“The strength of the influence of others’ attitudes depends upon the


intensity of these attitudes, buyers’ (tourists) characteristics,
personality, purchase motivation, and the closeness of the others to
the tourists.”

Melihat pendapat beliau dapat dijelaskan bahwa besarnya pengaruh

dari orang lain tergantung pada empat aspek, yaitu perilaku

wisatawan, kepribadian, motivasi pembelian dan kedekatan orang

tersebut dengan wisatawan lainnya.

2) Situasi yang tak terduga (unanticipated situational)

“The unexpected factors that can influence buyer (tourist) decision


can include price changes, motivation change, or increased risk of
purchase.”
Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa situasi yang tak terduga juga

dapat mempengaruhi keputusan wisatawan, seperti perubahan harga,

perubahan motivasi atau meningkatnya resiko pembelian.

Selain itu, Woodside dan Martin (2008:18) berpendapat bahwa keputusan

berkunjung wisatawan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:

1) Faktor Penarik

Faktor penarik adalah faktor dari luar berasal dari destinasi yang dapat

menarik seseorang untuk memilih destinasi tersebut (Crompton dalam

Kozak dan Decrop, 2009:17). Faktor penarik adalah keinginan


melakukan perjalanan, pencarian informasi, dan penilaian alternatif

perjalanan yang dilakukan. Faktor penarik timbul akibat adanya

variabel eksternal dan aspek pertimbangan destinasi. Variabel

eksternal dan aspek pertimbangan destinasi yang merupakan informasi

juga mempengaruhi keinginan seseorang dalam melakukan

perjalanan.

2) Faktor Pendorong

Faktor pendorong adalah faktor dari dalam yang mendorong seseorang

untuk melakukan perjalanan (Crompton dalam Kozak dan Decrop,

2009:17). Faktor pendorong adalah motivasi, kebutuhan dan

keinginan, serta ekspektasi. Faktor pendorong timbul akibat adanya

stimuli perjalanan serta faktor sosial dan personal perilaku wisatawan.

Tabel 4
Matriks Konsep Keputusan Berkunjung Wisatawan
Pengarang Konsep Komponen Konsep

Menurut Reisinger (2009:315), - Perilaku orang


ada dua jenis variabel yang dapat lain (attitudes of
Reisinger mempengaruhi keputusan other)
(2009:315) berkunjung wisatawan, yaitu
- Situasi yang tak
perilaku orang lain dan situasi
yang tak terduga terduga
(unanticipated
situational)

Woodside dan Keputusan berkunjung wisatawan - Faktor penarik


Martin dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu - Faktor pendorong
(2008:18) faktor penarik dan faktor
pendorong

Sumber : Olahan peneliti, 2016 adaptasi dari Reisinger (2009:315) dan


Woodside dan Martin (2008:18).
Berdasarkan pemaparan kedua konsep di atas, pada penelitian ini konsep

yang digunakan peneliti yaitu konsep menurut Woodside dan Martin (2008:18).

Hal ini didukung oleh (Crompton dalam Kozak dan Decrop, 2009:17), yang

menyatakan bahwa faktor penarik dan faktor pendorong merupakan salah satu

teori yang sering digunakan dalam penelitian pariwisata. Faktor pendorong dan

penarik merupakan faktor internal dan eksternal yang memotivasi wisatawan

untuk mengambil keputusan.

3. Wisatawan Nusantara

The World Tourism Organization (UNWTO) dalam IRTS 2008:2,

mendefinisikan wisatawan sebagai orang yang "melakukan perjalanan ke dan

tinggal di tempat-tempat di luar lingkungan yang biasa mereka selama lebih dari

dua puluh empat (24) jam dan tidak lebih dari satu tahun berturut-turut untuk

liburan, bisnis dan tujuan lain yang tidak terkait dengan pelaksanaan sebuah

pekerjaan yang dibayar dari dalam tempat yang dikunjungi.”

Menurut Oka A. Yoeti (1991:131), berdasarkan asalnya, wisatawan dibagi

menjadi dua yaitu: wisatawan nusantara (wisnus) dan wisatawan mancanegara

(wisman). Wisatawan nusantara adalah orang yang berdiam dan bertempat tinggal

pada suatu Negara, yang melakukan wisata di wilayah Negara dimana dia tinggal,

sedangkan wisatawan mancanegara adalah orang yang melakukan perjalanan

wisata yang dating memasuki suatu Negara lain yang bukan merupakan Negara

dimana dia tinggal.


Menurut Karyono (1997), wisatawan nusantara adalah seorang warga negara

suatu negara yang melakukan perjalanan wisata dalam batas wilayah negaranya

sendiri tanpa melewati perbatasan negaranya. Misalnya warga negara Indonesia

yang melakukan perjalanan ke Bali atau ke Danau Toba. Wisatawan ini disingkat

wisnus.

Leiper (1990) memberikan definisi wisatawan dalam negeri sebagai berikut,

“A (domestic) is a person who has travelled away from their normal


residence to visit some other place(s) at least fourty kilometer distant, within their
home country, for a period of at least one night or not more than three months.”

Menurut pengertian di atas, pengertian wisatawan domestik harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut:

1. Perjalanan tersebut dilakukan lebih dari 40 km.

2. Masih dalam wilayah negaranya sendiri.

3. Paling tidak perjalanan tersebut dilakukan semalam, tetapi tidak melebihi

tiga bulan.

4. Penelitian Empiris

Setelah memaparkan konsep social media dan keputusan berkunjung

wisatawan, pada sub-bab ini peneliti memaparkan penelitian terdahulu (empiris)

untuk memperkuat konsep bahwa social media berpengaruh terhadap keputusan

berkunjung wisatawan.
Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain

sebagai berikut :

Tabel 5
Penelitian Terdahulu

Tahun Judul Penelitian dan Teknik Hasil Temuan


Pengarang/ Analisis
Peneliti
2012 FAKTOR – FAKTOR Analisis Faktor Hasil dari penelitian ini
YANG menyatakan bahwa faktor
MEMPENGARUHI marketing mix, sosial budaya, dan
KEPUTUSAN psikologis secara simultan dan
WISATAWAN parsial berpengaruh positif dan
DALAM signifikan terhadap keputusan
MELAKUKAN berkunjung wisatawan ke Kota
KUNJUNGAN Tidore Kepulauan. Dan faktor
WISATA DI KOTA psikologis merupakan faktor
TIDORE terbesar sedangkan faktor
KEPULAUAN marketing mix merupakan faktor
paling rendah.
Oleh : Husaen Hasan,
Muhammad Asdar,
Jusni

2014 PENGARUH Analisis Linier Hasil penelitian ini menunjukkan


STRATEGI Berganda bahwa:
PROMOSI MELALUI (1) Terdapat pengaruh positif
SOCIAL MEDIA strategi promosi melalui social
TERHADAP media terhadap keputusan
KEPUTUSAN pembelian produk
PEMBELIAN garskin merek SayHello di Kota
GARSKIN YANG Yogyakarta.
DIMEDIASI WORD (2) Terdapat pengaruh positif
OF MOUTH strategi promosi melalui social
MARKETING media terhadap word of mouth
marketing pada
Oleh : Singgih produk garskin merek SayHello di
Nurgiyantoro Kota Yogyakarta.

2014 FAKTOR – FAKTOR Principal Hasil dari penelitian ini


YANG Component menyatakan bahwa faktor – faktor
MEMPENGARUHI Analysis yang mempengaruhi keputusan
KEPUTUSAN berkunjung wisatawan domestik
WISATAWAN ke Bali Safari & Marine Park,
DOMESTIK Gianyar Bali adalah :
BERKUNJUNG KE 1. faktor promosi dan pelayanan
BALI SAFARI & 2. faktor lingkungan dan pribadi
MARINE PARK, 3. faktor psikologis
GIANYAR BALI 4. faktor harga
5. faktor produk
Oleh : Nyoman Indra 6. faktor keandalan
Pranata, Gede Bayu
Rahanatha
2011 PENGARUH Analisis Hasil dari penelitian adalah harga,
HARGA, LOKASI Deskriptif lokasi dan fasilitas berpengaruh
DAN FASILITAS Persentase dan secara parsial maupun simultan
TERHADAP Analisis Regresi terhadap keputusan berkunjung
KEPUTUSAN Berganda wisatawan, dengan urutan sebagai
BERKUNJUNG berikut:
WISATAWAN DI 1. harga
OBJEK WISATA 2. lokasi
DAMPO AWANG 3. fasilitas
BEACH REMBANG
Oleh : Anjar Hari
Kiswanto
Sumber: Olahan Peneliti (2016)

B. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan teori – teori yang telah dibahas pada paparan konseptual, social

media merupakan variabel independen dan keputusan berkunjung merupakan

variabel dependen. Dimana social media dilihat dari karakteristiknya yaitu

partisipasi, keterbukaan, percakapan, komunitas dan keterbukaan. Sedangkan

keputusan berkunjung dilihat berdasarkan faktor – faktor penyebab keputusan

berkunjung yaitu faktor pendorong dan faktor penarik. Kedua variabel tersebut

dihubungkan melalui teori pendorong dan penarik dalam keputusan berkunjung.

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh social media secara simultan terhadap

keputusan berkunjung wisatawan nusantara ke DKI Jakarta akan dilakukan

penyebaran kuesioner berisi 17 butir pertanyaan terkait konsep dan sesuai indikator

yang hasilnya akan dianalisis dengan menggunakan analisis jalur. Teknik analisis ini

berfungsi untuk menghitung besarnya pengaruh langsung secara simultan yang

hasilnya dapat mengestimasi tingkat keputusan berkunjung berdasarkan pengamatan

dari partisipasi, keterbukaan, percakapan, komunitas dan keterhubungan yang

dilakukan. Dalam mendukung analisis, pengolahan data akan dibantu oleh software

SPSS 23 dan AMOS 22 untuk ouput dari perhitungan data yang telah di-input. Pada

teknik analisis jalur terdapat koefisien jalur yang berperan untuk menentukan
besarnya hubungan antar variabel yang akan digunakan dalam analisa dan

pembahasan hasil penelitian.

Maka kerangka penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Identifikasi Fenomena

Merumuskan Masalah

Menetapkan Tujuan
Penelitian

Studi Dokumentasi Studi Lapang

Perumusan Variabel
Data

Perencanaan Data dan


Penyebaran Kuesioner

Uji Validitas dan Reliabilitas

Pengolahan Data dan


Analisis Data

Kesimpulan dan Rekomendasi

Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2016)

Gambar 3
Kerangka Pemikiran
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif dengan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam

meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem

pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian

deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar

fenomena yang diselidiki (Nazir, 2014:43). Pemilihan metode penelitian ini dianggap

tepat oleh peneliti untuk menguji hipotesis mengenai fenomena social media yang

sedang trend saat ini.

B. Obyek Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Provinsi DKI Jakarta. Objek pada penelitian ini adalah

wisatawan nusantara yang memutuskan untuk berkunjung ke DKI Jakarta. Pada

penelitian ini, hanya wisatawan nusantara yang dijadikan obyek penelitian oleh

peneliti karena peneliti melihat tingginya tingkat penggunaan social media oleh

masyarakat Indonesia berdasarkan data dari emarketer.com.


Berikut objek wisata yang akan dikunjungi peneliti untuk penyebaran kuesioner:

1. Taman Impian Jaya Ancol

2. Taman Mini Indonesia Indah

3. Kebun Binatang Ragunan

Hal ini dikarenakan ketiga objek wisata tersebut merupakan objek wisata dengan

tingkat kunjungan wisatawan nusantara paling tinggi menurut Badan Pusat Statistik

Provinsi DKI Jakarta.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Nasution (2003:1), populasi adalah keseluruhan objek yang akan/ingin

diteliti. Populasi ini sering juga disebut universe. Anggota populasi dapat berupa

benda hidup maupun benda mati, dimana sifat-sifat yang ada padanya dapat diukur

atau diamati. Adapun populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh wisatawan

nusantara yang berkunjung ke DKI Jakarta.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

(Sugiyono, 2008:62). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian wisatawan

nusantara yang berkunjung ke DKI Jakarta. Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini yaitu accidental sampling. Menurut Sugiyono (2013:124), accidental

sampling atau sampling incidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan

kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti
dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu

cocok sebagai sumber data. Untuk memperoleh data, instrumen yang digunakan

adalah kuesioner yang disebarkan kepada wisatawan yang kebetulan ditemui di DKI

Jakarta selama waktu penelitian yang telah ditentukan. Dengan model estimasi

menggunakan Maximum Likelihood (ML), jumlah sampel yang diperlukan adalah

antara 100-200 (Ghozali, 2014:64). Karena adanya keterbatasan waktu dan sumber

daya, maka peneliti menetapkan jumlah sampel minimal sebesar 150.

D. Metode Pengumpulan Data

Menurut Nazir (2014:153) pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan

standar untuk memperoleh segala data yang diperlukan. Pengumpulan data

merupakan langkah yang amat penting dalam metode ilmiah, karena pada umumnya

data yang dikumpulkan akan digunakan untuk dikaji. Data yang dikumpulkan harus

cukup valid untuk digunakan. Validitas data dapat ditingkatkan jika alat pengukur

serta kualitas dari pengambil datanya sendiri cukup valid.

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Studi Dokumentasi

Sugiyono (2010:329) mengemukakan bahwa studi dokumen merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya –

karya monumental dari seseorang. Dokumentasi dapat dilakukan dengan dua cara

yaitu pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder. Data primer dapat

berupa gambar, video dan rekaman suara. Sementara, data sekunder berupa data –

data resmi yang diperoleh dari dinas – dinas terkait. Dalam penelitian ini, peneliti
hanya mengumpulkan data sekunder saja dengan mengambil data – data resmi

terkait penelitian dari Dinas Pariwisata Provinsi DKI Jakarta.

b. Penyebaran Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya

(Sugiyono, 2008: 199). Pada penelitian ini penyebaran kuesioner akan diberikan

kepada wisatawan nusantara yang sedang berkunjung ke TIJA, TMII dan Kebun

Binatang Ragunan.

2. Alat Pengumpulan Data

a. Alat dokumentasi

Alat dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa dokumen – dokumen

terkait yang menjadi sumber informasi penelitian, seperti data jumlah kunjungan

wisatawan nusantara ke DKI Jakarta maupun data – data sekunder lain yang dapat

membantu memperkuat penelitian ini.

b. Kuesioner

Menurut Nazir (2014:179), kuesioner atau daftar pertanyaan adalah sebuah set

pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian dan tiap

pertanyaan merupakan jawaban – jawaban yang mempunyai makna dalam menguji

hipotesis. Daftar pertanyaan tersebut dibuat cukup terperinci dan lengkap. Adapun

kuesioner dalam penelitian ini berisi 17 butir pertanyaan terkait pengaruh social

media terhadap keputusan berkunjung wisatawan nusantara ke DKI Jakarta. Setiap

pertanyaan dalam kuesioner berlandaskan pada indikator – indikator yang telah

ditetapkan.
Skala yang digunakan dalam kuesioner ini yaitu skala likert. Sugiyono (2012:93),

menyatakan bahwa “skala likert adalah metode pengukuran yang digunakan untuk

mengukur pendapat, persepsi dan sikap seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial”. Skala likert menggunakan ukuran ordinal, karenanya hanya dapat

membuat rangking, tetapi tidak dapat diketahui berapa kali satu responden lebih baik

atau lebih buruk dari responden lainnya di dalam skala. (Nazir, 2014:297).

Tabel 6
Skala Pengukuran

Skala Strongly Disagree Neither Agree Strongly


Disagree Agree Nor Agree
Disagree
Poin 1 2 3 4 5

Sumber: Sekaran & Bougie (2010)


3. Matriks Operasional Variabel

Tabel 7
Matriks Operasional Variabel
Variabel Sub Variabel Dimensi Indikator Skala Instrumen
- Tingkat seberapa sering Ordinal Kuesioner (1)
memberikan komen
Partisipasi - Tingkat seberapa sering Ordinal Kuesioner (2)
memberikan likes
- Tingkat kecepatan Ordinal Kuesioner (3)
memberikan respon
- Tingkat keleluasaan membuat Ordinal Kuesioner (4)
komentar/ pernyataan
Keterbukaan - Tingkat kemudahan Ordinal Kuesioner (5)
mengakses informasi
- Tingkat kemudahan Ordinal Kuesioner (6)
Social Media menggunakan konten –
(Mayfield, Karakteristik konten
2008:5) Percakapan - Tingkat kemudahan dalam Ordinal Kuesioner (7)
bertukar informasi
- Tingkat kemudahan dalam Ordinal Kuesioner (8)
bertukar pikiran terhadap
Komunitas minat yang sama
- Tingkat kemudahan Ordinal Kuesioner (9)
komunikasi antar anggota
komunitas
- Tingkat kemudahan Ordinal Kuesioner (10)
komunikasi antar pengguna
- Tingkat kemudahan dalam Ordinal Kuesioner (11)
Keterhubungan mengakses situs dan sumber
informasi
- Tingkat kemudahan dalam Ordinal Kuesioner (12)
menemukan informasi
Variabel Sub Variabel Dimensi Indikator Skala Instrumen
- Tingkat keinginan untuk Ordinal Kuesioner (13)
melakukan perjalanan
Keputusan
Berkunjung Faktor yang - Tingkat pencarian informasi Ordinal Kuesioner (14)
(Woodside dan mempengaruhi Faktor Penarik
Martin, 2008:18) keputusan - Tingkat kesesuaian antara Ordinal Kuesioner (15)
sebelum dan setelah
berkunjung
melakukan perjalanan

- Tingkat motivasi melakukan Ordinal Kuesioner (16)


Faktor Pendorong perjalanan

- Tingkat ekspektasi terhadap Ordinal Kuesioner (17)


destinasi
Sumber: Olahan Peneliti 2016, adaptasi dari Mayfield (2008:5), Woodside dan Martin (2008:18).
E. Uji Validitas dan Reliabilitas

Menurut Sanusi (2011:76), agar data yang diperoleh mempunyai tingkat akurasi

yang tinggi dan konsistensi yang tinggi, instrumen penelitian yang digunakan

harus valid dan reliabel. Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini dilakukan

kepada 30 orang responden yang sudah pernah berwisata ke DKI Jakarta.

1. Uji Validitas

Menurut Sangadji & Sopiah (2010:160), validitas menunjuk pada sejauh mana

suatu alat mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang valid

berarti alat ukur yang digunakan untuk mengukur itu sudah tepat dan sesuai teori.

Menurut Riduwan (2010:109), untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu

dicari harga korelasi antara bagian-bagian alat ukur secara keseluruhan dengan

cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan

jumlah tiap skor butir, dengan rumus Pearson Product Moment, yaitu:

Dimana:

rhitung = Koefisien Korelasi

Σ Xi = Jumlah skor item

Σ Yi = Jumlah skor total (seluruh item)

N = Jumlah responden

Dengan kaidah perhitungan:

rhitung ≥ rtabel berarti valid; sebaliknya


rhitung ≤ rtabel berarti tidak valid

Nilai rtabel untuk tingkat signifikansi (α) sebesar 5% dengan N=30 adalah 0,361

sehingga dalam penelitian ini instrumen dikatan valid apabila r hitung ≥ 0,361.

Untuk memudahkan dan mengurangi terjadinya kesalahan, maka peneliti

menggunakan software SPSS 23 untuk menguji validitas dari alat ukur

(kuesioner) yang ditentukan oleh peneliti. Berikut hasil uji validitas yang telah

dilakukan peneliti:

a) Hasil Uji Validitas

Berdasarkan hasil uji validitas terhadap variabel exogenous dan endogenous

menggunakan program SPSS 23 dengan menggunakan alat uji korelasi Pearson

Product Moment, diperoleh hasil bahwa instrumen kuesioner 100% dapat

dinyatakan valid. Berikut tabel hasil uji validitas setiap variabel yang digunakan

dalam penelitian ini dari hasil pengumpulan data terhadap 30 orang responden.

Tabel 8
Hasil Uji Validitas Variabel Partisipasi

Item Pearson Correlation Keterangan


1 0,531 Valid
2 0,688 Valid
3 0,553 Valid
Sumber: Olahan Peneliti 2016
Tabel 9
Hasil Uji Validitas Variabel Keterbukaan

Item Pearson Correlation Keterangan


4 0,405 Valid
5 0,497 Valid
6 0,590 Valid
Sumber: Olahan Peneliti 2016
Tabel 10
Hasil Uji Validitas Variabel Percakapan

Item Pearson Correlation Keterangan


7 0,616 Valid
Sumber: Olahan Peneliti 2016

Tabel 11
Hasil Uji Validitas Variabel Komunitas

Item Pearson Correlation Keterangan


8 0,579 Valid
9 0,590 Valid
Sumber: Olahan Peneliti 2016

Tabel 12
Hasil Uji Validitas Keterhubungan

Item Pearson Correlation Keterangan


10 0,592 Valid
11 0,776 Valid
12 0,760 Valid
Sumber: Olahan Peneliti 2016

Tabel 13
Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Berkunjung

Item Pearson Correlation Keterangan


13 0,531 Valid
14 0,453 Valid
15 0,362 Valid
16 0,546 Valid
17 0,362 Valid
Sumber: Olahan Peneliti 2016
2. Uji Reliabilitas

Semakin dekat keandalan dengan 1,0 maka semakin baik. Secara umum,

keandalan kurang dari 0,60 dianggap buruk, keandalan dalam kisaran 0,70 bisa

diterima, dan lebih dari 0,80 adalah baik (Sekaran, 2011:182). Dari hasil uji

reliabilitas variabel penelitian yang dilakukan terhadap 30 responden, didapatkan

hasil sebagai berikut:

Tabel 14
Hasil Uji Reliabilitas Operasional Variabel

Number of Nilai Nilai Keterangan


Items Minimum Alpha Cronbach
17 0,60 0,85 Reliabel

Sumber: Olahan Peneliti 2016

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah Path Analysis atau

analisis jalur. Menurut Bohrnstedt (dalam Kusnendi, 2005 dan Somantri &

Mohidin, 2006), Analisis Jalur (path analysis) adalah perluasan dari model regresi

yang digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel dengan tujuan untuk

mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung dari himpunan variabel

bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen).

Menurut Sarwono (2007:2-5), teknik analisis ini memiliki beberapa prinsip,

diantaranya:

1. Menggunakan istilah variabel exogenous dan endogenous untuk

pengganti variabel bebas dan terikat;

2. Jenis data yang digunakan harus interval;


3. Ukuran sampel minimal di atas 100 responden;

4. Terdapat variabel residu atau gangguan yaitu mencerminkan adanya

varian yang tidak dapat diterangkan dan tidak berkorelasi dengan

salah satu variabel dalam model, dinotasikan dengan “ԑ”;

5. Hubungan antar variabel bersifat linier, dan tidak ada efek-efek

interaksi.

Untuk menghitung seberapa besar pengaruh secara simultan yang bersifat

langsung, maka analisis jalur merupakan alat uji yang dinilai tepat oleh peneliti.

1. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis hubungan – hubungan antar variabel, pada analisis

jalur juga akan dilakukan uji asumsi klasik, karena analisis jalur merupakan

perluasan dari regresi linier ganda. Hal ini dilakukan agar model regresi pada

penelitian signifikan dan representatif. Beberapa uji asumsi yang harus dilakukan

dalam analisis jalur yaitu uji multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan

autokorelasi (jika data berupa time series) dengan sebelumnya melakukan uji

normalitas terlebih dahulu.

a) Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel dependen,

independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak

(Umar, 2009:181). Model regresi yang baik berdistribusi normal atau mendekati

normal. Pada penelitian ini untuk menguji normalitas, peneliti menggunakan uji

statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan

membuat hipotesis:
H0 : Data residual berdistribusi normal

Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

Dalam uji normalitas menurut Kolmogorov Smirnov, pedoman yang digunakan

dalam pengambilan keputusan adalah:

1) Jika nilai signifikan > 0.05 maka distribusi normal

2) Jika nilai signifikan < 0.05 maka distribusi tidak normal

Tabel 15
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Unstandardized
Residual Residual
N 150 150
Normal Parametersa,b Mean ,0000000 ,0000000
Std. Deviation ,54155831 ,54155831
Most Extreme Differences Absolute ,055 ,055
Positive ,039 ,039
Negative -,055 -,055
Test Statistic ,055 ,055
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d ,200c,d

Dari hasil tabel diatas, diketahui bahwa nilai signifikasi data sebesar 0,20

sehingga dapat dikatakan bahwa data residual pada penelitian ini berdistribusi

normal karena telah memenuhi syarat pedoman untuk uji normalitas menurut

Kolmogorov Smirnov yaitu jika nilai signifikansi > 0,05 maka data residual

berdistribusi normal.

b) Uji Multikolinieritas

Menurut Imam Ghozali (2011:105), uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji

apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara

variabel independen. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas di dalam

model regresi pada penelitian ini menggunakan besaran VIF (Variance Inflation

Faktor) dan Tolerance, dengan syarat sebagai berikut:


 Nilai VIF < 10, berarti tidak terdapat multikolinieritas

 Nilai Tolerance > 0,1; berarti tidak terdapat multikolinieritas

Untuk mempermudah dalam melakukan penghitungan secara statistik, maka

analisis yang dilakukan dalam penelitian ini akan diolah dengan bantuan software

statistik SPSS 23.

Tabel 16
Hasil Uji Multikolinieritas X Terhadap Y

Model Nilai Nilai Keterangan


VIF Tolerance
Partisipasi 1,212 0,825 Tidak terdapat
multikolinieritas
Keterbukaan 1,685 0,593 Tidak terdapat
multikolinieritas
Percakapan 1,752 0,571 Tidak terdapat
multikolinieritas
Komunitas 1,659 0,603 Tidak terdapat
multikolinieritas
Keterhubungan 2,201 0,454 Tidak terdapat
multikolinieritas
Dependent Variable : Faktor Keputusan Berkunjung

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai VIF variabel X memiliki

nilai dibawah 10 dan nilai tolerance semuanya diatas 0,1 sehingga dapat

dikatakan bahwa tidak terdapat multikolinieritas pada variabel X terhadap

variabel Y.

c) Uji Heteroskedastisitas

Menurut Imam Ghozali (2011:139), uji heteroskedastisitas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari satu residual satu pengamatan

ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda

disebut Heteroskedastisitas. Pada penelitian ini, untuk menguji gejala

heteroskedastisitas, peneliti menggunakan uji statistik Rank Spearman, dengan


ketentuan dimana jika nilai koefisien korelasi semua prediktor terhadap residual

adalah > 0,05 dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi

heteroskedastisitas (Sugiyono, 2009).

Tabel 17
Correlation

Partisi- Keter- Perca- Komuni- Keterhu-


pasi bukaan kapan tas bungan
Partisipasi
Correlation Coefficient 1,000 0,421** 0,436** 0,396** 0,429**
Keterbukaan
Correlation Coefficient 0,421** 1,000 0,590** 0,326** 0,548**
Percakapan
Correlation Coefficient 0,436** 0,590** 1,000 0,506** 0,680**
Komunitas
Correlation Coefficient 0,396** 0,328** 0,508** 1,000 0,609**
Keterhubungan
Correlation Coefficient 0,429** 0,548** 0,680** 0,609** 1,000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi semua

prediktor terhadap residual adalah > 0,05 sehingga dapat dikatan bahwa di dalam

model regresi tidak terjadi homoskedastisitas atau kesamaan variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lain.

G. Diagram Jalur (Path Diagram)

Model yang digunakan dalam analisis jalur menggunakan model persaman satu

jalur dengan hubungan korelatif yang melibatkan lima variabel exogenous dan

satu variabel endogenous, exogenous terdiri dari variabel partisipasi, keterbukaan,

percakapan, komunitas dan keterhubungan; sementara endogenous terdiri dari

variabel keputusan berkunjung. Selain itu, penelitian ini menggunakan model

recursive, yaitu model penyebab satu arah, tidak ada arah membalik, dan tidak
ada pengaruh sebab akibat. Dalam hal ini satu variabel tidak dapat berfungsi

sebagai penyebab dan akibat dalam waktu yang bersamaan.

Gambar 4
Diagram Jalur

Penjelasan model struktural:

1. Terdapat 5 variabel eksogen yaitu partisipasi (X1), keterbukaan

(X2), percakapan (X3), komunitas (X4) dan keterbukaan (X5).

2. Terdapat 1 variabel endogen yaitu keputusan berkunjung

wisatawan (Y1). Variabel tersebut memiliki nilai residual

regresi e1.

3. Antar variabel eksogen saling dikorelasikan dengan

menghubungkan kedua variabel menggunakan anak panah dua

arah dengan simbol phi (φ).


4. Variabel eksogen dan variabel endogen diregresikan dengan

menghubungan variabel tersebut dengan menggunakan anak

panah satu arah yang menghasilkan koefisien regresi (koefisien

jalur) dengan simbol gama (γ).

Dari X1 ke Y1 = γ1

Dari X2 ke Y1 = γ2

Dari X3 ke Y1 = γ3

Dari X4 ke Y1 = γ4

Dari X5 ke Y1 = γ5

Maka diperoleh persamaan struktur model hubungan antar variabel eksogen dan

endogen sebagai berikut:

Y = γ1X1 + γ2 X2 + γ3 X3 + γ4 X4 + γ5 X5 + e

Untuk analisis dan pengolahan data akan dibantu dengan program

software IBM SPSS Statistic versi 23 dan IBM SPSS Amos versi 22.

Untuk menguji apakah model tersebut dapat diterima atau tidak, dapat dinilai

Goodness of Fit model tersebut. Menurut Hengky Latan (2012:48), Goodness of

Fit merupakan indikasi dari perbandingan antara model yang dispesifikasi dengan

matriks kovarian antar indikator. Jika goodness of fit yang dihasilkan suatu model

itu baik, maka model tersebut dapat diterima.

Menurut Hair et al. (2010), penggunaan 4 – 5 kriteria goodness of fit dianggap

sudah mencukupi untuk menilai kelayakan suatu model, asalkan masing – masing

kriteria dari goodness of fit terwakili.


Tabel 18
Ringkasan Goodness of Fit

No Goodness of Fit Cut-Off Value


1 AGFI ≥ 0,90
2 AIC < AIC Saturated dan Independence
Model
3 Chi Squares Diharapkan kecil
4 CFI > 0,90; > 0,95
5 CAIC < CAIC Saturated dan Independence
Model
6 Degree of Freedom Diharapkan besar
7 ECVI < ECVI Saturated dan Independence
Model
8 GFI > 0,90
9 IFI > 0,90; > 0,95
10 NCP < Independence Model
11 NFI > 0,90; > 0,95
12 PNFI 0,06 – 0,09
13 PGFI > 0,60
14 Probability ≥ 0,05
15 P Value for RMSEA > 0,05
16 RFI > 0,90; > 0,95
17 RMSEA 0,05 – 0,08
18 RMSR < 0,08
Sumber: Hengky Latan (2012)

H. Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel

social media secara simultan terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke DKI

Jakarta. Maka dari itu, dibutuhkan kriteria penilaian sebagai berikut:


Tabel 19
Uji Hipotesis

No Penjelasan Kriteria

H0 Karakeristik social media secara simultan tidak


berpengaruh terhadap faktor penarik keputusan
1 berkunjung wisatawan nusantara ke DKI Jakarta. Uji t
H1 Karakeristik social media secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap faktor penarik
keputusan berkunjung wisatawan nusantara ke DKI
Jakarta.

Kaidah pengambilan keputusan yang digunakan dalam menguji hipotesis adalah

sebagai berikut:

1. Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak;

2. Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

I. Jadwal Penelitian

Tabel 20
Jadwal Penelitian
No. Kegiatan Waktu

1. Penyusunan Proposal Usulan Penelitian Februari – Maret 2016

2. Sidang Usulan Penelitian Maret 2016

3. Observasi Lapangan Mei – Juni 2016

4. Penyusunan Laporan Skripsi Juni – Juli 2016

5. Sidang Skripsi Juli 2016


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Provinsi DKI Jakarta

Gambar 5
Peta Provinsi DKI Jakarta

Secara geografis Provinsi DKI Jakarta terletak di 5° 19' 12" LU - 6° 23' 54" LS

dan 106° 22' 42"BB - 106° 58' 18"BT. Di sebelah utara membentang pantai

sepanjang 35 km, yang menjadi tempat bermuaranya 13 buah sungai dan 2 buah
kanal. Di sebelah selatan dan timur berbatasan dengan Kota Depok, Kabupaten

Bogor, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi, dan di sebelah barat dengan Kota

Tangerang dan Kabupaten Tangerang, dan di sebelah utara berbatasan dengan

Laut Jawa. Secara administrasi, Provinsi DKI Jakarta terbagi menjadi 5 wilayah

Kota Administrasi dan 1 Kabupaten Administratif yaitu: Kota Administrasi

Jakarta Pusat dengan luas 47,90 km2, Jakarta Utara dengan luas 142,20 km 2,

Jakarta Barat dengan luas 126,15 km2, Jakarta Selatan dengan luas 145,73 km2,

dan Kota Administrasi Jakarta Timur dengan luas 187,73 km 2, serta Kabupaten

Administratif Kepulauan Seribu dengan luas 11,81 km2

a) Visi dan Misi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta

Visi:

“Jakarta sebagai Destinasi Pariwisata dan Kebudayaan yang modern bertaraf

Internasional”

Misi:

1) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, mendorong

pemberdayaan komunitas dan meningkatkan ketahanan

kelembagaan kepariwisataan dan kebudayaan;

2) Meningkatkatkan kualitas dan Mengembangkan produk pariwisata

dan kebudayaan;

3) Mengembangkan sarana dan prasarana aktivitas kepariwisataan dan

kebudayaan berbasis lingkungan;

4) Mengembangkan promosi dan publisitas kepariwisataan dan

kebudayaan secara professional; dan


5) Mewujudkan Tata Kelola Penyelenggaraan Urusan Pariwisata dan

Kebudayaan yang Akuntabel, Efektif dan Efisien.

b) Daya Tarik Wisata Provinsi DKI Jakarta

Provinsi DKI Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan pusat bisnis Indonesia, juga

menjadi salah satu gerbang utama dalam masuknnya wisatawan mancanegara. Hal

ini karena Jakarta sudah memiliki aksesibilitas, fasilitas maupun infrastuktur yang

baik. Beberapa Daya Tarik wisata di Jakarta yang terkenal antara lain:

1. Taman Mini Indonesia Indah

2. Monumen Nasional

3. Kota Tua Jakarta

4. Kep. Seribu

5. Kebun Binatang Ragunan

6. Taman Impian Jaya Ancol

7. Pelabuhan Sunda Kelapa

2. Tingkat Penggunaan Social Media Oleh Wisatawan Nusantara di DKI

Jakarta

Untuk mengetahui bagaimana tingkat penggunaan social media oleh wisatawan

nusantara di DKI Jakarta, peneliti melihat tanggapan responden terhadap setiap

dimensi dari karakteristik social media (X) yang diajukan dalam kuesioner. Hasil

diperoleh dari nilai persentase skor ideal yang diperoleh dari hasil pembagian

antara skor aktual (skor hasil penjumlahan dari jawaban responden) dengan skor

ideal (skor terbaik yang mungkin dicapai) dikali 100%. Untuk mempermudah
dalam menginterpretasikan hasil penilaian responden, peneliti mengacu pada

kriteria persentase skor tanggapan responden sebagai berikut:

Tabel 21
Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal

No. % Jumlah Skor Kriteria

1. 20,00 – 36,00 Sangat Tidak Baik

2. 36,01 – 52,00 Tidak Baik

3. 52,01 – 68,00 Cukup Baik

4. 68,01 – 84,00 Baik

5. 84,01 – 100 Sangat Baik

Sumber: Umi Narimawati (2007:84)

Berikut disajikan skor tanggapan responden terhadap variabel social media yang

terdiri dari dimensi partisipasi, keterbukaan, percakapan, komunitas dan

keterhubungan.

a. Dimensi Partisipasi

Berikut merupakan hasil skor tanggapan responden terhadap dimensi partisipasi

yang terdiri dari 3 pertanyaan.


Tabel 22
Skor Tanggapan Responden Dimensi Partisipasi

Dimensi No. Jawaban Responden Total Skor Skor


Perta- %
nyaan Aktual Ideal
TP/ J/ CS/ S/C SS/
SL L CC SC
1 50 64 30 5 1 150 293 750 39
Partisipasi
2 36 53 32 26 3 150 357 750 47,6
3 15 35 82 15 3 150 406 750 54,1
Total 101 152 144 46 7 450 1056 2250 46,9
Kategori Kurang Baik

Sumber: Data Olahan Peneliti, 2016

Tabel diatas menjelaskan skor tanggapan responden terhadap dimensi partisipasi.

Berdasarkan tabel, dapat diketahui bahwa skor aktual untuk dimensi partisipasi

sebesar 1056 dan skor ideal sebesar 2250 dengan nilai persentase yang diperoleh

sebesar 46,9%. Termasuk dalam kategori kurang baik karena berada pada rentang

interval 36,01 – 52,00. Jadi dapat disimpulkan bahwa tanggapan responden

terhadap dimensi partisipasi tergolong kurang baik. Hasil tersebut menyatakan

bahwa tingkat keseringan wisatawan nusantara untuk memberikan komen ataupun

likes pada akun – akun social media milik Provinsi DKI Jakarta dapat dikatakan

masih kurang atau jarang. Selain itu, tingkat kecepatan pihak pengelola akun

social media pariwisata Provinsi DKI Jakarta dinilai cukup cepat. Berdasarkan

hasil observasi peneliti, hal ini dikarenakan akun – akun social media tersebut

kurang up to date atau jarang mengunggah informasi mengenai pariwisata di

Provinsi DKI Jakarta.


b. Dimensi Keterbukaan

Berikut merupakan hasil skor tanggapan responden terhadap dimensi keterbukaan

yang terdiri dari 3 pertanyaan.

Tabel 23
Skor Tanggapan Responden Dimensi Keterbukaan

Dimensi No. Jawaban Responden Total Skor Skor


Perta- %
nyaan Aktual Ideal
ST TL/ CL L/ SL
L/S S /C M /S
S M M
4 10 18 57 53 12 150 489 750 65,2
Keter-
5 7 10 55 54 24 150 528 750 70,4
bukaan
6 4 16 70 45 15 150 501 750 66,8
Total 21 44 182 152 51 450 1518 2250 67,4
Kategori Cukup Baik

Sumber: Data Olahan Peneliti, 2016

Tabel di atas menunjukan skor tanggapan responden terhadap dimensi

keterbukaan. Dapat diketahui bahwa skor aktual untuk dimensi keterbukaan yaitu

sebesar 1518 dan skor ideal 2250 dengan nilai persentase yang diperoleh sebesar

67,4%; termasuk ke dalam kategori cukup baik karena berada pada rentang

interval 52,1% - 68%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tanggapan responden

terhadap dimensi keterbukaan tergolong cukup baik. Hasil tersebut menunjukan

bahwa wisatawan nusantara merasa cukup leluasa untuk memberikan komentar

maupun pernyataan pada akun – akun social media milik Provinsi DKI Jakarta.

Wisatawan nusantara juga merasa cukup mudah untuk mengakses informasi

mengenai destinasi wisata serta menggunakan konten – konten pada social media

milik Provinsi DKI Jakarta.


c. Dimensi Percakapan

Berikut merupakan hasil skor tanggapan responden terhadap dimensi keterbukaan

yang terdiri dari 1 pertanyaan.

Tabel 24
Skor Tanggapan Responden Dimensi Percakapan

Dimensi No. Jawaban Responden Total Skor Skor


Perta- %
nyaan Aktual Ideal
SS S C M SM
M

Percakapa 7 3 15 68 50 14 150 507 750 67,6


n
Total 3 15 68 50 14 150 507 750 67,6

Kategori Cukup Baik

Sumber: Data Olahan Peneliti, 2016

Tabel diatas merupakan skor tanggapan responden terhadap dimensi percakapan.

Berdasarkan tabel dapat diketahui jumlah skor aktual dimensi percakapan yaitu

sebesar 507 dan skor ideal sebesar 750 dengan nilai persentase yang diperoleh

sebesar 67,6%; termasuk ke dalam kategori cukup baik karena berada pada

rentang interval 52,1% - 68%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tanggapan

responden terhadap dimensi percakapan tergolong cukup baik. Hasil tersebut

menunjukan bahwa wisatawan nusantara merasa cukup mudah dalam bertukar

informasi mengenai pariwisata di DKI Jakarta melalui akun – akun social media

yang dimiliki Provinsi DKI Jakarta.

d. Dimensi Komunitas

Berikut merupakan hasil skor tanggapan responden terhadap dimensi keterbukaan

yang terdiri dari 2 pertanyaan.


Tabel 25
Skor Tanggapan Responden Dimensi Komunitas

Dimensi No. Jawaban Responden Total Skor Skor


Perta- %
nyaan STS TS N S SS Aktual Ideal

8 4 16 68 43 19 150 507 750 67,6


Komu-
nitas 9 2 6 44 66 32 150 570 750 76
Total 6 22 112 109 51 300 1077 1500 71,8
Kategori Baik

Sumber: Data Olahan Peneliti, 2016

Tabel diatas merupakan skor tanggapan responden terhadap dimensi komunitas.

Berdasarkan tabel dapat diketahui jumlah skor aktual dimensi komunitas yaitu

sebesar 1077 dan skor ideal sebesar 1500 dengan nilai persentase yang diperoleh

sebesar 71,8%; termasuk ke dalam kategori baik karena berada pada rentang

interval 68,1% - 84%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tanggapan responden

terhadap dimensi komunitas tergolong baik. Hasil tersebut menunjukan bahwa

wisatawan nusantara merasa dapat bertukar pikiran dan share minat dengan baik

mengenai pariwisata melalui forum – forum di social media dan dengan mudah

dapat berkomunikasi dengan anggota lainnya ketika tergabung dalam sebuah

komunitas di social media.

e. Dimensi Keterhubungan

Berikut merupakan hasil skor tanggapan responden terhadap dimensi keterbukaan

yang terdiri dari 3 pertanyaan.


Tabel 26
Skor Tanggapan Responden Dimensi Keterhubungan

Dimensi No. Jawaban Responden Total Skor Skor


Perta- %
nyaan Aktual Ideal
ST TS/ N/ S/ SS/
S/S S CM M S
S M
10 3 6 59 56 26 150 546 750 72,8
Keterh
11 4 8 63 62 13 150 522 750 69,6
ubunga
n 12 15 68 0 53 14 150 433 750 57,7
Total 22 82 122 171 53 450 1501 2250 66,7
Kategori Cukup Baik

Sumber: Data Olahan Peneliti, 2016

Tabel diatas merupakan skor tanggapan responden terhadap dimensi

keterhubungan. Berdasarkan tabel dapat diketahui jumlah skor aktual dimensi

keterhubungan yaitu sebesar 1501 dan skor ideal sebesar 2250 dengan nilai

persentase yang diperoleh sebesar 66,7%; termasuk ke dalam kategori cukup baik

karena berada pada rentang interval 52,1% - 68%. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa tanggapan responden terhadap dimensi keterhubungan tergolong cukup

baik. Hasil tersebut menunjukan bahwa wisatawan nusantara merasa cukup

mudah untuk berkomunikasi dengan pengguna social media lainnya melalui

aplikasi – aplikasi di social media. Wisatawan nusantara juga merasa cukup

mudah dalam mengakses situs maupun sumber – sumber informasi lainnya

mengenai pariwisata melalui social media.

Berikutnya, untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden terhadap variabel

social media (X), maka peneliti melakukan rekapitulasi data sebagai berikut.
Tabel 27
Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Variabel
Social media (X)

Variabel Dimensi Jawaban Responden To- Skor Skor


tal %
Aktual Ideal
ST TB CB B SB
B
Partisipasi 101 152 144 46 7 450 1056 2250 47
Keterbukaan 21 44 182 152 51 450 1518 2250 67,4
Social Percakapan 3 15 68 50 14 150 507 750 67,6
media (X)
Komunitas 6 22 112 109 51 300 1077 1500 71,8
Keterhubu- 22 82 122 171 53 450 1501 2250 66,7
ngan
Total 153 315 628 528 176 1800 5659 9000 62,8
Kategori Cukup Baik

Sumber: Data Olahan Peneliti, 2016

Tabel diatas menjelaskan skor tanggapan responden terhadap variabel social

media. Dari tabel di atas, diketahui bahwa skor aktual untuk variabel social media

sebesar 5659 dan skor ideal sebesar 9000 dengan nilai persentase yang diperoleh

sebesar 62,8%; termasuk dalam kategori cukup baik karena berada pada rentang

interval 51,01 – 68,00. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat penggunaan

social media oleh wisatawan nusantara yang berkunjung ke DKI Jakarta adalah

cukup baik atau dengan kata lain cukup tinggi yakni sebesar 62,8%. Berdasarkan

data diatas, sebesar 71,8% wisatawan nusantara lebih merasa mudah untuk

mendapatkan informasi mengenai pariwisata dengan tergabung ke dalam sebuah

komunitas atau forum – forum di social media seperti tripadvisor,

backpackerindonesia, dan masih banyak lagi. Hal ini dapat dijadikan

pertimbangan oleh pihak Provinsi DKI Jakarta untuk membuat sebuah komunitas

online di social media khusus untuk pariwisata di DKI Jakarta, sehingga


diharapkan wisatawan nusantara dapat lebih mudah lagi untuk mengakses

informasi melalui komunitas online tersebut.

3. Keputusan Berkunjung Wisatawan Nusantara ke DKI Jakarta

Untuk mengetahui bagaimana keputusan berkunjung wisatawan nusantara ke DKI

Jakarta, peneliti melihat tanggapan responden terhadap setiap variabel keputusan

berkunjung (Y) yang diajukan dalam kuesioner. Hasil diperoleh dari nilai

persentase skor ideal yang diperoleh dari hasil pembagian antara skor aktual (skor

hasil penjumlahan dari jawaban responden) dengan skor ideal (skor terbaik yang

mungkin dicapai) dikali 100%. Untuk mempermudah dalam menginterpretasikan

hasil penilaian responden, peneliti mengacu pada kriteria persentase skor

tanggapan responden sebagai berikut:

Tabel 28
Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal

No. % Jumlah Skor Kriteria


1. 20,00 – 36,00 Sangat Tidak Baik
2. 36,01 – 52,00 Tidak Baik
3. 52,01 – 68,00 Cukup Baik
4. 68,01 – 84,00 Baik
5. 84,01 – 100 Sangat Baik
Sumber: Umi Narimawati (2007:84)

Berikut disajikan skor tanggapan responden terhadap variabel keputusan

berkunjung yang terdiri dari lima pertanyaan.


Tabel 29
Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Variabel Keputusan
Berkunjung Wisatawan (Y)

Variabel No. Jawaban Responden To- Skor Skor


Perta- tal %
nyaan Aktual Ideal
ST TB CB B SB
B
13 3 15 73 41 18 150 506 750 67,4
Keputusan 14 3 10 27 60 50 150 594 750 79,2
berkunjung 15 2 10 82 47 9 150 501 750 66,8
Wisatawan 16 2 10 77 47 14 150 511 750 68,1
(Y)
17 3 3 42 77 25 150 568 750 75,3
Total 13 48 301 272 116 750 2680 3750 71,4
Kategori Baik

Sumber: Data Olahan Peneliti, 2016

Tabel diatas menjelaskan skor tanggapan responden terhadap variabel keputusan

berkunjung wisatawan. Dari tabel di atas, diketahui bahwa skor aktual untuk

variabel keputusan berkunjung wisatawan sebesar 2680 dan skor ideal sebesar

3750 dengan nilai persentase yang diperoleh sebesar 71,4%; termasuk dalam

kategori baik karena berada pada rentang interval 68,01 – 84,00. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa keputusan wisatawan berkunjung ke Provinsi DKI Jakarta

dapat dikatakan baik. Berdasarkan tabel, sebesar 79,2% responden menyatakan

selalu mengakses informasi mengenai destinasi wisata melalui social media

sebelum mereka berkunjung ke destinasi wisata tersebut. Selanjutnya, 75,3%

responden menyatakan bahwa update-an orang – orang mengenai destinasi wisata

di DKI Jakarta membuat mereka memiliki gambaran mengenai destinasi tersebut.


4. Pengaruh Social Media Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan

Nusantara ke DKI Jakarta

Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara social media dengan

keputusan berkunjung, peneliti menggunakan teknik path analysis atau analisis

jalur. Sebelumnya, perlu dilakukan terlebih dahulu uji kelayakan model

(goodness of fit). Menurut Hair et al. (2010), penggunaan 4 – 5 kriteria goodness

of fit dianggap sudah mencukupi untuk menilai kelayakan suatu model.

Berdasarkan gambar model diatas, berikut disajikan hasil uji kelayakan model

yang telah dilakukan peneliti.

Gambar 6
Diagram Jalur
a. GFI (Goodness of Fit Index)

Pada model diatas, dapat dilihat bahwa model tersebut memiliki nilai GFI sebesar

0,960. GFI atau Goodness of fit Index merupakan kriteria fit indices yang

dikembangkan oleh Joreskog dan Sorbom (1984). GFI merupakan tingkat

kesesuaian model secara keseluruhan yang dihitung dari residual kuadrat model

yang diprediksi dibandingkan data observasi yang sebenarnya. Nilai GFI yang

dianjurkan sebagai ukuran fit model adalah > 0,90 (Latan, 2012:49). Sehingga

dapat dikatakan bahwa model diatas memiliki kriteria Absolute Fit Indices.

b. NFI (Normed Fit Index)

NFI merupkana kriteria fit indices yang dikembangkan oleh Bentler and Bonett

(1980). NFI merupakan ukuran perbandingan antara proposed model dengan null

model. Nilai NFI model diatas yaitu sebesar 0,930. Sedangkan nilai NFI yang

dianjurkan untuk indikasi model fit adalah > 0,90. Sehingga dapat dikatakan

model diatas telah memenuhi syarat kriteria fit indices menurut Bentler dan

Bonnet.

c. CFI (Comparative Fit Index)

CFI merupakan kriteria fit indices yang dikembangkan oleh Bentler (1990). CFI

juga merupakan ukuran perbandingan antara model yang dihipotesiskan dengan

null model. CFI merupakan perbaikan dari NFI sehingga tidak dipengaruhi oleh

ukuran sampel dan merupakan ukuran fit yang sangat baik untuk mengukur

kesesuaian sebuah model. Nilai CFI yang direkomendasikan untuk indikasi model

fit adalah > 0,90. Besar nilai CFI pada model diatas yaitu 0,929. Sehingga dapat

dikatakan bahwa model diatas memenuhi kriteria fit indices menurut Bentley.
d. IFI (Incremental Fit Index)

IFI merupakan kriteria fit indices yang dikembangkan oleh Bollen (1989). IFI

merupakan ukuran fit indices yang hampir sama dengan NFI, akan tetapi IFI dapat

mengoreksi masalah ukuran sampel. Nilai IFI pada model diatas sebesar 0,933.

Sedangkan nilai IFI yang direkomendasikan untuk indikasi model fit adalah >

0,90. Sehingga dapat dikatakan bahwa mode diatas telah memenuhi kriteria fit

indices menurut Bollen.

Karena model tersebut memenuhi 4 kriteria dari goodness of fit, maka seperti

yang dikatakan Hair et al. (2010), model tersebut dikatakan layak.

5. Hasil Analisis Jalur X terhadap Y

Berikut hasil uji analisis jalur untuk meneliti pengaruh karakter social media

(partisipasi, keterbukaan, percakapan, komunitas dan keterhubungan) terhadap

keputusan berkunjung wisatawan (faktor penarik dan faktor pendorong) ke DKI

Jakarta.

Tabel 30

Squared Multiple Correlations

Estimate

Y ,381

Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai estimate Y sebesar 0,381. Hal ini dapat

diartikan bahwa social media memberikan pengaruh sebesar 0,381 atau 38,1%

terhadap keputusan wisatawan nusantara untuk berkunjung ke DKI Jakarta.


Sedangkan sebesar 61,9% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain selain social

media.

a) Hasil Uji Hipotesis Simultan

Pengujian hipotesis untuk membuktikan apakah social media berpengaruh secara

simultan terhadap keputusan berkunjung juga dilakukan dengan melihat nilai

koefisien determinasi (R2). Berikut hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS

23:

Tabel 31
Hasil Uji Hipotesis Simultan Terhadap Y

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1Regression 571,226 5 114,245 17,737 ,000b

Residual 927,489 144 6,441

Total 1498,716 149

a. Dependent Variable: Keputusan Berkunjung


b. Predictors: (Constant), Keterhubungan, Partisipasi, Keterbukaan, Komunitas,
Percakapan

Dari hasil pengujian diperoleh nilai Fhitung sebesar 17,737 dan Ftabel sebesar 2,27

dimana Fhitung > Ftabel, maka pada ɑ = 5% diputuskan untuk menolak H0 sehingga

H1 diterima. Jadi, berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dapat

disimpulkan bahwa partisipasi, keterbukaan, percakapan, komunitas dan

keterhubungan secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan berkunjung wisatawan.


B. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat diketahui bahwa tingkat penggunaan

social media oleh wisatawan nusantara di DKI Jakarta sudah cukup tinggi dengan

hasil rekapitulasi persentase sebesar 62,8%. Hal ini dapat ditunjukan dari

tanggapan responden terhadap kelima dimensi social media yaitu partisipasi,

keterbukaan, percakapan, komunitas dan keterhubungan. Dari kelima dimensi

tersebut hanya terdapat satu dimensi yang tergolong kurang baik, yaitu dimensi

partisipasi dengan persentase terendah sebesar 47%. Tingkat keseringan

wisatawan nusantara untuk memberikan komen ataupun likes pada akun – akun

social media milik Provinsi DKI Jakarta dapat dikatakan masih kurang atau

jarang. Selain itu, tingkat kecepatan pihak pengelola akun social media pariwisata

Provinsi DKI Jakarta dinilai kurang baik oleh responden. Tentu hal ini sangat

disayangkan, karena Mayfield (2008:5) mengatakan “social media encourages

contributions and feedback from everyone who is interested. It blurs the line

between media and audience.” Mayfields menyatakan bahwa social media

seharusnya dapat mendorong penggunanya untuk memberikan kontribusi dan

umpan balik kepada pengguna lain sehingga seolah – olah tidak ada batasan antar

pengguna. Oleh karena itu, untuk mencapai tingkat penggunaan social media

yang lebih efektif, pihak pengelola pariwisata Provinsi DKI Jakarta perlu

memberikan perhatian lebih pada akun – akun social media yang sudah ada agar

wisatawan nusantara dapat dengan lebih aktif terlibat dan tidak merasa ada

batasan. Berdasarkan hasil observasi peneliti, hal ini dikarenakan akun – akun

social media tersebut kurang up to date atau jarang mengunggah informasi

mengenai pariwisata di Provinsi DKI Jakarta. Kemudian, dari kelima dimensi


tersebut, dimensi dengan nilai persentase tertinggi yaitu sebesar 71,8% adalah

dimensi komunitas. Menurut Mayfield (2008:5), “social media allows

communities to form quickly and communicate effectively. Communities share

common interests, such as a love of photography, a political issue or a favourite

TV show.” Maksudnya adalah social media dapat membentuk komunitas –

komunitas yang di dalamnya terdiri dari orang – orang yang memiliki ketertarikan

dan minat yang sama terhadap sesuatu. Di dalam komunitas tersebut para anggota

dapat saling berkomunikasi dengan efektif. Sehingga berdasarkan hasil tanggapan

responden terhadap dimensi komunitas dapat disimpulkan bahwa wisatawan

nusantara merasa dapat bertukar pikiran dan share minat dengan lebih baik

mengenai pariwisata melalui forum – forum di social media serta dapat lebih

mudah berkomunikasi dengan anggota lainnya ketika tergabung dalam sebuah

komunitas di social media.

Berikutnya, hasil analisis juga menunjukan bahwa keputusan berkunjung

wisatawan nusantara ke DKI Jakarta tergolong baik dengan hasil persentase

sebesar 71,4%. Hal ini disebabkan oleh besarnya persentase responden (79,2%)

yang menyatakan selalu mengakses informasi mengenai destinasi wisata melalui

social media sebelum mereka berkunjung ke destinasi wisata tersebut. Konsep

mengenai keputusan berkunjung wisatawan menurut Crompton (dalam Kozak dan

Decrop, 2009:17) mengatakan bahwa faktor penarik keputusan berkunjung

wisatawan adalah keinginan melakukan perjalanan, pencarian informasi, dan

penilaian alternatif perjalanan yang dilakukan. Dalam hal ini, pencarian informasi

dilakukan melalui social media. Sehingga dapat dikatakan bahwa wisatawan

nusantara sebagian besar selalu mengakses informasi mengenai destinasi wisata


melalui social media sebelum mereka melakukan perjalanan wisata. Kemudian

75,3% responden menyatakan bahwa update-an orang – orang mengenai destinasi

wisata di DKI Jakarta membuat mereka memiliki gambaran mengenai destinasi

tersebut. Hal ini didukung oleh konsep Crompton (dalam Kozak dan Decrop,

2009:17) yang mengatakan bahwa faktor pendorong keputusan berkunjung

wisatawan adalah motivasi, kebutuhan dan keinginan, serta ekspektasi. Dalam hal

ini berarti wistawan nusantara memiliki ekspektasi terhadap destinasi yang akan

mereka kunjungi melalui update-an orang – orang di social media mengenai

destinasi wisata tersebut.

Hasil analisis menunjukan social media berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap keputusan berkunjung wisatawan nusantara ke DKI Jakarta. Dengan

hasil estimate sebesar 0,381. Hasil tersebut menunjukan bahwa social media

memberikan kontribusi sebesar 38,1% terhadap keputusan berkunjung wisatawan

nusantara ke DKI Jakarta. Sedangkan sebesar 61,9% lainnya merupakan besar

pengaruh dari faktor lain yang tidak diketahui dikarenakan kebatasan waktu.

Berdasarkan penelitian empiris sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Nyoman

Indra Pranata dan Gede Bayu Rahanatha pada tahun 2014, faktor – faktor tersebut

diantaranya dapat disebabkan oleh faktor lingkungan dan pribadi, faktor

psikologis, faktor harga, faktor produk serta faktor keandalan.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh social media

terhadap keputusan berkunjung wisatawan nusantara ke DKI Jakarta, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data, tingkat penggunaan social

media oleh wisatawan nusantara di Provinsi DKI Jakarta tergolong cukup

tinggi dengan hasil rekapitulasi persentase sebesar 62,8%. Hal ini ditunjukan

dari tanggapan responden terhadap kelima dimensi social media yaitu

partisipasi, keterbukaan, percakapan, komunitas dan keterhubungan. Dari

kelima dimensi tersebut dimensi dengan persentase tertinggi adalah komunitas

yaitu sebesar 71,8% dan dimensi dengan nilai persentase terendah adalah

partisipasi. Hal itu dikarenakan pengelola akun – akun social media tersebut

kurang up to date atau jarang mengunggah informasi mengenai pariwisata di

Provinsi DKI Jakarta.

2. Tanggapan responden terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Provinsi

DKI Jakarta tergolong baik dengan hasil persentase sebesar 71,4%. Hal ini

disebabkan oleh besarnya persentase responden (79,2%) yang menyatakan

selalu mengakses informasi mengenai destinasi wisata melalui social media

sebelum mereka berkunjung ke destinasi wisata tersebut. Dan sebesar 75,3%

responden menyatakan bahwa update-an orang – orang mengenai destinasi


wisata di DKI Jakarta membuat mereka memiliki gambaran mengenai destinasi

tersebut. Wistawan nusantara memiliki ekspektasi terhadap destinasi yang akan

mereka kunjungi melalui update-an orang – orang di social media mengenai

destinasi wisata tersebut.

3. Berdasarkan pengujian hipotesis, menunjukan variabel social media yang

terdiri dari dimensi partisipasi, keterbukaan, percakapan, komunitas dan

keterhubungan secara simultan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap keputusan berkunjung wisatawan. Hasil analisis jalur menunjukan

social media memberikan kontribusi sebesar 38,1% terhadap keputusan

berkunjung wisatawan nusantara ke DKI Jakarta. Sedangkan sebesar 61,9%

lainnya merupakan besar pengaruh dari faktor lain yang tidak diketahui

dikarenakan kebatasan waktu.

B. Rekomendasi

Adapun rekomendasi yang dapat diberikan peneliti berdasarkan hasil

pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut.

1. Bagi pihak Dinas Pariwisata Provinsi DKI Jakarta, khususnya pengelola

akun – akun social media pariwisata DKI Jakarta Jakarta, yaitu:

a. Untuk mencapai tingkat penggunaan social media yang lebih efektif,

pihak pengelola akun – akun social media pariwisata Provinsi DKI

Jakarta perlu memberikan perhatian lebih pada akun – akun social

media yang sudah ada agar wisatawan nusantara dapat dengan lebih

aktif terlibat dan tidak merasa ada batasan. Pengelola akun – akun
social media pariwisata Provinsi DKI Jakarta sebaiknya menjaga agar

akun – akun social media yang dimiliki tetap up to date. Misalnya

dengan mengeluarkan tweet sehari 3 kali pada akun twitter, mem-

posting gambar destinasi wisata sehari sekali pada instagram ataupun

facebook dan selalu mengunggah informasi seputar pariwisata di DKI

Jakarta pada website secara cepat. Dalam meng-update setiap

informasi mengenai destinasi wisata sebaiknya pengelola sudah

memiliki jadwal dengan kurun waktu yang telah ditentukan.

b. Sebagian besar wisatawan nusantara selalu mengakses informasi

mengenai destinasi wisata melalui social media sebelum mereka

melakukan perjalanan wisata. Oleh karena itu, pihak pengelola akun –

akun social media tersebut sebaiknya membuat tampilan website yang

lebih menarik, misalnya dengan menambahkan design – design yang

menggambarkan khas DKI Jakarta agar wisatawan merasa tertarik

untuk melihat, membaca serta merasa leluasa untuk memberikan

pertanyaan ataupun masukan mengenai informasi – informasi seputar

pariwisata di Provinsi DKI Jakarta melalui website resmi tersebut.

c. Berdasarkan hasil analisis yang membuktikan bahwa social media

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan berkunjung

wisatawan, peneliti menyarankan agar pihak Dinas Pariwisata

Provinsi DKI Jakarta dapat memanfaatkan peluang ini dengan sangat

baik. Tidak dapat dipungkiri bahwa social media merupakan media

promosi pariwisata paling efisien karena tidak mengeluarkan banyak


biaya dan sifatnya yang viral sehingga dalam hitungan menit saja

sebuah informasi dapat tersebar dengan luas.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti atau melanjutkan

penelitian ini, direkomendasikan untuk meneruskan atau

mengembangkan penelitian ini dengan mencari faktor lain yang dapat

mempengaruhi keputusan berkunjung wisatawan selain social media.


DAFTAR PUSTAKA

Akdon & Riduwan. 2010. Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika, Cet 2.
Alfabeta.
Andreas Kaplan, Michael Heinlein. 2010. Users of the world, unite! The
challenges and opportunities of Social Media. Business Horizons.
Antariksa, B. 2012. Penegakan Hukum Pariwisata di DKI Jakarta sebagai
Destinasi Pariwisata Internasional. Pariwisata, 1-20.
Anwar Sanusi. 2011. Metode Penelitian Bisnis, Salemba Empat, Jakarta.
Cahyani, Sasshy. 2015. Pengaruh Kualitas Terumbu Karang Biorock Terhadap
Keputusan Berkunjung Wisatawan di Teluk Pemuteran, Buleleng, Bali. Skripsi.
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
Franciska. 2015. Apa Rahasia Sukses Dibalik Media Sosial?,
http://www.bbc.com/indonesia/multimedia/2015/02/150226_trensosial_viral_secr
et
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
19 (edisi kelima). Semarang: Universitas Diponegoro.
Husaen Hasan, M. A. 2012. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Keputusan
Wisatawan Dalam Melakukan Kunjungan Wisata di Kota Tidore Kepulauan. 8-
46.
Jonathan Sarwono, 2007. Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS.
Yogyakarta : Andi Offset.
Karjaluoto, H. 2008. Mobile Marketing: From Marketing Strategy to Mobile
Marketing Campaign Implementation. International Journal of Mobile Marketing
, 50-61.
Karyono, H. 1997. Kepariwisataan. Jakarta: Grasindo.
Kotler, Philip. 2005. Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks
Kelompok Gramedia.
Kotler, Philip, Kevin Lane Keller. 2012. Principles of Marketing, 14th Edition.
United States of America: Pearson.
Kriswanto, Anjar. 2011. Pengaruh Harga, Lokasi dan Fasilitas Terhadap
Keputusan Berkunjung Wisatawan di Dampo Awang, Beach Rembang.
Kusnendi. 2005. Analisis Jalur Konsep dan Aplikasi Program SPSS. Universitas
Pendidikan Indonesia. Bandung.
Latan, Hengky, 2012, Structural Equation Modeling, Konsep dan Aplikasi
Menggunakan Program Lisrel 8.80. Bandung: Alfabeta.
Leiper, Neil. 1990. Tourism Systems: An Interdisciplinary Perspective.
Department of Management Systems, Business Studies Faculty, Massey
University, Palmerston North, New Zealand
Matin Kozak, Alain Decrop. 2009. Handbook of Tourist Behavior Theory and
Practice. UK: Routledge.
Mayfield, A. 2008. What is Social Media. iCrossing.
Moutinho, L. (n.d.). Strategic Management in Tourism. Glasgow: CABI.
Nasution. 2003. Metode Research. Bandung: PT. Bumi Aksara.
Nazir, M. 2014. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nurgiyantoro, S. 2014. Pengaruh Strategi Promosi Melalui Social Media
Terhadap Keputusan Pembelian Garskin yang Dimediasi Word of Mouth
Marketing. 1-43.
Paramitha, C. 2012. Analisis Faktor Pengaruh Promosi Berbasis Sosial Media
Terhadap Keputusan Pembelian Pelanggan Dalam Bidang Kuliner (Studi Kasus :
PT XYZ). 12.
Pitana I Gede dan Putu G. Gayatri. 2005. Sosiologi Pariwisata, Kajian Sosiologis
Terhadap Struktur, Sistem dan Dampak - Dampak Pariwisata. Yogyakarta: Ando
Offset.
Pranata, Nyoman. 2014. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keputusan
Wisatawan Domestik Berkunjung ke Bali Safari & Marine Park, Gianyar Bali.
Skripsi. Sekolah Tinggi Pariwisata Bali.
Puntoadi, D. 2011. Menciptakan Penjualan Melalui Social Media. Jakarta: PT.
Elex Komputindo.
Putra, D. F. 2014. Kementerian Pariwisata akan Luncurkan Portal Pariwisata.
Retrieved from cnnindonesia.com: http://www.cnnindonesia.com/gaya-
hidup/20141201161040-269-15013/kementerian-pariwisata-akan-luncurkan-
portal-pariwisata/
Reisinger, dan Turner. 2003. Cross - Cultural Behaviour in Tourism Concepts
and Analysis. Great Britain.
Sangadji, Etta Mamang., sopiah. 2010. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis
dalam Penelitian. Yogyakarta: Andi.
Sekaran, Uma. 2011. Research Methods for business Edisi I and 2. Jakarta:
Salemba Empat.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung
Alfabeta.
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitiatif dan R&D. Bandung
Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA.
Sugiyono, P. 2013. METODE PENELITIAN KUANTITATIF, KUALITATIF DAN
R&D. Bandung: Alfabeta.
Umar, Husein. 2008. Metode Riset. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Umi Narimawati. 2007. Riset Manajemen dan Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Agung Media.
Woodside, Arch G. and Martin, Drew. 2008. Tourism Managemenet: analysis
behaviour and strategy. Oxfordshire: CAB International.
Yoeti, Oka A. 1991. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa
.
Saya adalah mahasiswi dari Sekolah Tinggi Pariwisata
Bandung dan saya sedang mengadakan penelitian tentang
Pengaruh Media Sosial Terhadap Keputusan Berkunjung
Wisatawan Nusantara ke DKI Jakarta. Saya meminta waktu
saudara mengisi kuesioner ini dengan hanya mengambil
kurang lebih 5 menit. Mohon beri (√) kepada jawaban yang
dianggap paling tepat dan mewakili. Semua jawaban adalah
dirahasiakan. Terimakasih atas kerjasama dan perhatian
saudara.
Kuesioner Pengaruh Social Media Terhadap Keputusan Berkunjung

No. Pertanyaan dan Pilihan Jawaban


1. Tingkat keseringan saya memberikan komen di berbagai jenis akun media sosial milik Provinsi DKI Jakarta seperti
Twitter, Facebook, dan Website.
Tidak Pernah Jarang Cukup Sering Sering Sangat Sering
2. Tingkat keseringan saya memberikan likes pada posting-an yang diunggah di media sosial milik Provinsi DKI
Jakarta, seperti facebook, instagram, dll.
Tidak Pernah Jarang Cukup Sering Sering Sangat Sering
3. Tingkat kecepatan pihak pemilik akun media sosial pariwisata Provinsi DKI Jakarta memberikan respon/tanggapan.
Sangat Lama Lama Cukup Cepat Cepat Sangat Cepat
4. Tingkat keleluasaan saya untuk memberikan komentar ataupun pernyataan di akun – akun media sosial milik
Provinsi DKI Jakarta.
Sangat Tidak Leluasa Cukup Leluasa Leluasa Sangat Leluasa
TidakLeluasa
5. Tingkat kemudahan saya untuk mengakses informasi mengenai destinasi wisata di Jakarta melalui akun – akun
media sosial milik Provinsi DKI Jakarta.
Sangat Sulit Sulit Cukup Mudah Mudah Sangat Mudah
6. Tingkat kemudahan saya dalam menggunakan konten – konten di media sosial milik Provinsi DKI Jakarta.
Sangat Sulit Sulit Cukup Mudah Mudah Sangat Mudah
7. Penilaian saya untuk kemudahan dalam bertukar informasi mengenai pariwisata di DKI Jakarta melalui akun – akun
media sosial yang dimiliki Provinsi DKI Jakarta.
Sangat sulit Sulit Cukup Mudah Mudah Sangat Mudah
8. Saya dapat bertukar pikiran dan share minat mengenai pariwisata di DKI Jakarta dalam forum - forum di social
media seperti tripadvisor,dll.

Sangat Tidak Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju


Setuju
9. Saya dapat berkomunikasi lebih mudah dengan anggota lainnya ketika saya tergabung dalam sebuah komunitas di
social media.
Sangat Tidak Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju
Setuju
10. Saya merasa lebih mudah untuk berkomunikasi dengan pengguna media sosial lainnya melalui aplikasi – aplikasi di
social media.

Sangat Tidak Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju


Setuju
11. Penilaian saya untuk kemudahan dalam mengakses situs maupun sumber – sumber informasi lainnya melalui akun
– akun social media milik Provinsi DKI Jakarta.
Sangat sulit Sulit Cukup Mudah Mudah Sangat Mudah
12. Penilaian saya untuk kemudahan dalam mendapatkan informasi mengenai pariwisata di DKI Jakarta melalui akun –
akun social media yang dimiliki pihak Provinsi DKI Jakarta.
Sangat sulit Sulit Cukup Mudah Mudah Sangat Mudah
13. Tingkat keinginan saya untuk berkunjung ke DKI Jakarta ketika melihat posting-an orang lain di social media
mereka.
Sangat Rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat Tinggi
14. Saya selalu mengakses informasi mengenai destinasi wisata melalui social media sebelum berkunjung ke destinasi
wisata tersebut.

Sangat Tidak Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju


Setuju
15. Menurut saya tingkat kesesuaian gambaran mengenai DKI Jakarta berdasarkan posting-an di social media dengan
kenyataannya.

Sangat Tidak Tidak Sesuai Cukup Sesuai Sesuai Sangat Sesuai


Sesuai
16. Tingkat keinginan saya untuk melakukan perjalanan wisata karena melihat posting-an mengenai pariwisata pada
akun – akun social media milik Prov. DKI Jakarta.
Sangat Rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat Tinggi
17. Update-an orang – orang mengenai destinasi wisata di DKI Jakarta membuat saya memiliki gambaran mengenai
destinasi tersebut.

Sangat Tidak Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju


Setuju
BIODATA

A. DATA PRIBADI

Nama : Debby Laura Tambunan

Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 23 Februari 1994

Alamat : Jl. Cikadut No. 44 Bandung 40194

Alamat E-mail : debby_laura23@yahoo.com

Kewarganegaraan : Indonesia

B. DATA ORANG TUA

Nama Ibu : Alm. Kartini Nainggolan

Nama Ayah : Leonard Tambunan

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. Cikadut No. 44 Bandung 40194

C. PENDIDIKAN FORMAL

1998 – 2000 : TK Pertiwi Bandung

2000 – 2006 : SD Negeri Cikadut 1 Bandung

2006 – 2009 : SMP Negeri 14 Bandung

2009 – 2012 : SMA Negeri 1 Bandung

2012 – sekarang : Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung


D. PENDIDIKAN NON FORMAL

1. Mengikuti kegiatan Penelitian Dasar (Basic Research) pada bulan

Oktober – November 2014.

2. Mengikuti kegiatan Penelitian Terpadu (Integrated Research) pada

bulan April – Mei 2015.

3. Mengikuti kegiatan Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) pada

bulan Oktober – November 2016.

4. Menjadi usher pada event MG Table Top yang dilaksanakan di Hotel

Hilton Bandung pada tahun 2015.

5. Menjadi penyelenggara pada event Bandung Air Show pada tahun

2015.

Anda mungkin juga menyukai