Anda di halaman 1dari 15

MODUL PENGANGGARAN 1

PEMBAHASAN

SIAP

Judul

PKN STAN

Muhammad Noval Ari Permana

Kennard Hakim

Aflakhul Mufid Devana

Nastiti Kuswardhani
MODUL PENGANGGARAN 2

PENDAHULUAN

Anggaran merupakan satu instrumen penting di dalam manajemen karena merupakan bagiandari

fungsi manajemen. Di dunia bisnis maupun di organisasi sektor publik, termasukpemerintah,

anggaran merupakan bagian dari aktivitas penting yang dilakukan secara rutin. Berdasarkan

dasar hokum PMK-223/PMK.05/2015 dan SOP SAKTI.

Modul Anggaran secara konsep merupakan penggabungan dari aplikasi RKAKL dimana akan

menghasilkan output berupa data RKAKL, AFP, DIPA, RDIPA, POK allotment belanja dan

estimasi pendapatan. Dalam integrasinya Modul Anggaran akan membutuhkan infomasi realisasi

anggaran yang akan didapat dari Modul Pembayaran, informasi transaksi kontrak dari Modul

Komitmen, informasi Posting dan Cl Administrasi.

Modul anggaran meliputi beberapa fitur yaitu :

 Penyusunan Anggaran (Budget Perparation): SBK, RKAKL, KPJM, dll

 Pelaksanaan Anggaran (Management of Spending Authority): DIPA, POK, Perencanaan

Kas

 Locking pagu pada proses revisi anggaran

 Perhitungan pergerakan AFP

Adapun output dari operasi modul tersebut adalah menghasilkan laporan ADK RKAKL.
MODUL PENGANGGARAN 3

PEMBAHASAN

 Proses Bisnis

Modul Manajemen DIPA adalah salah satu komponen SPAN yang menjadi standar

pelaksanaan manajemen DIPA di DJPB agar pelaksanaan anggaran dapat berjalan

dengan baik. Proses bisnis utama modul manajemen DIPA ada 3 yaitu penerbitan DIPA,

revisi DIPA, penggunaan dana.

Bisnis proses manajemen DIPA existing terdiri dari 6 (enam) bisnis proses utama

yaitu penerbitaan SRAA, penelaahan dan pengesahan DIPA, pengesahan revisi DIPA karena

perubahan SAPSK, pengesahan revisi DIPA tanpa perubahan SAPSK, Penerbitan SKPA,

dan pemberian dispensasi.

Penentuan model koneksitas dengan proses bisnis di Satker dan koneksitasnya

dilakukan dengan memperhatikan permasalahan dari praktek pada saat ini, mengkaji

internasional best practice dan kesesuaiannya dengan landasan hukum yang ada

(UndangUndang). Future proses bisnis yang dihasilkan dari methodology tersebut di atas

terutama diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengembangan Sistem Perbendaharaan

dan Anggaran Negara (SPAN). Oleh karena itu, rekomendasi untuk penyempurnaan proses

bisnis pada saat ini juga memperhatikan blue print rencana pengembangan SPAN, terutama

terkait dengan modernisasi sistem informasi dan IT. Rekomendasi dari rancangan model

integrasi dan koneksitas ini juga memuat detail design proses bisnis baik yang dibahas

sebagai bagian dari tulisan maupun dicantumkan secara terpisah dalam Appendix.

 Gambaran umum aplikasi


MODUL PENGANGGARAN 4

Dalam Modul Manajemen DIPA, terdapat beberapa perubahan, seperti penggantian

DNA dengan jurnal appropriasi yang menggunakan aplikasi SPAN, penghapusan SKPA

(digantikan dengan revisi DIPA), dan penambahan dua proses bisnis baru yaitu validasi

DIPA Vote On Account (VoA) dan pemberlakuan cash limit.

Dengan adanya integrasi database, data SP RKAKL yang disahkan oleh DJA akan

langsung dapat diakses oleh Direktorat Pelaksanaan Anggaran (Dit. PA) DJPB dan data

DIPA yang disahkan Dit. PA/Kanwil DJPB akan langsung dapat digunakan oleh modul

lainnya (misalnya KPPN untuk keperluan kontrol pencairan dana). Aplikasi yang digunakan

oleh manajemen DIPA juga mampu mengerjakan validasi DIPA, memberikan notifikasi,

menyediakan tombol approve untuk persetujuan, serta menyediakan mekanisme untuk

keperluan audit trail dan monitoring.

Beberapa kebijakan yang diimplementasikan dalam modul ini antara lain:

DIPA Vote On Account (VoA)

Vote On Account ialah suatu mekanisme penerbitan DIPA tanpa didahului persetujuan

APBN oleh DPR. Mekanisme ini hanya boleh dijalankan apabila sampai batas waktu

tertentu DPR belum menyetujui APBN yang diajukan pemerintah. Penerapan VoA

dimaksudkan untuk menjamin tetap terselenggaranya kegiatan pemerintah.


MODUL PENGANGGARAN 5

Cash Limit

Cash limit dilakukan saat pemerintah kekurangan kas dan tidak bisa dipenuhi secara

cepat yang dilakukan dengan membatasi jumlah dana yang dapat dicairkan tetapi tidak

mengurangi pagu anggaran.


MODUL PENGANGGARAN 6

Carry Forward

Carry forward (DIPA lanjutan) dapat dilakukan karena beberapa program/kegiatan dapat

dilanjutkan baik alokasi dana, kegiatan, ataupun keduanya ke tahun anggaran berikutnya.

Penerapan carry forward pada dasarnya dibagi tiga yaitu:

1. Carry Forward dengan Fund Only


Carry forward yang dilakukan dengan menggeser alokasi yang belum habis pada tahun

anggaran tertentu akan dilanjutkan pelaksanaan kegiatannya pada tahun anggaran

berikutnya.

2. Carry Forward dengan Encumbrance and Fund Availability


Penerapan metode ini dilakukan dengan membawa kegiatan yang telah dikontrakkan

kepada pihak ketiga beserta alokasi dananya ke tahun yang akan datang.

3. Carry Forward dengan Encumbrance only


Kegiatan tahun anggaran yang lalu dilanjutkan ke tahun anggaran berikutnya tetapi tidak

menggunakan dana tahun anggaran yang lalu, sehingga sisa alokasi dana tahun lalu tidak

dibawa untuk menambah pagu DIPA tahun yang akan datang.

 Keterkaitan modul
MODUL PENGANGGARAN 7

Ada banyak keterkaitan antara mdul satu dengan modul yang lain. Contohnya apabila

terjadi AFP tidak sama dengan cash limit, maka sistem akan mengabaikan AFP dan

menerapkan cash limit. Sistem yang akan digunakan juga menyediakan interface dengan

modul lain dalam pelaksanaan cash limit.

Database yang terintegrasi juga memudahkan pelaksanaan kegiatan pada modulmodul lain

dalam proses bisnis tertentu. Dengan penyatuan database suatu modul tidak memerlukan

waktu yang lama dalam menyelesaikan proses bisnis hanya tinggal mengambil informasi

dari database pada modul lainnya. Integrasi dimaksud terjadi antara data RKAKL yang

ada di hyperion dengan data DIPA di ERP (Oracle) yang akan dibuat suatu interface

sehingga informasi dari RKAKL dan DIPA dapat saling berhubungan tanpa ada media

antara. Namun demikian dalam perkembangan terdapat usulan agar RKAKL dan DIPA

dijadikan satu dalam sistem aplikasi hyperion sehingga akan menghemat proses

penyesuaian (custom) jika masing-masing aplikasi melakukannya secara terpisah.

 Kontrol/ pengendalian
Adanya pembagian tugas untuk pengoperasian aplikasi SPAN mulai dari penganggaran

dan sebagainya. Jadi diharapkan tidak ada tugas ganda yang dilakukan satu orang, agar

mengurangi adanya kesalahan input, ataupun penyelewengaan dalam pengoperasian.

Mekanisme yang ada saat ini dalam pengendalian pelaksanaan anggaran negara masih

belum dapat meningkatkan ketepatan waktu atau jadwal penarikan dana karena tidak ada

sanksi bagi pengguna anggaran.


MODUL PENGANGGARAN 8

Ada beberapa perbedaan antara pengangaran sebelum dengan setelah dibentuknya SAKTI (
Sistem Akuntansi Tingkat Instansi ) terkait DIPA, antara lain ialah :
1. Daftar nominatif anggaran bukan dasar validasi
2. Penyederhanaan proses dengan penghapusan SKPA
3. Otomasi dan tanggungjawab secara data jelas
4. Optimalisasi rencana penarikan dana dan perkiraaan penerimaan
5. Pendapatan dan pembiayaan masuk halaman III
6. Mengatasi pagu minus (2 digit) encumbrance atau pencadangan

Dalam modul DIPA ada beberapa istilah yang seharusnya dimengerti oleh para penggunanya,
yaitu :
1. Alur Data
Alur data di sini merupakan alur data SPAN yang meliputi data mulai dari perencanaan
penganggaran di DJA, otorisasi, hingga ke pelaksanaan anggaran di DJPBN dalam modul
lainnya.

2. Appropriation
Appropriation merupakan estimasi belanja yang dianggarkan.

3. Allotment
Allotment dokumen pelaksanaan anggaran yang menunjukkan bagian dari apropriasi yang
disediakan bagi instansi (kantor/proyek) dan digunakan untuk memperoleh dana dari Kas
Umum Negara guna membiayai pengeluaran-pengeluaran selama periode otorisasi
tersebut. Proses ini dilakukan setelah dipostingnya jurnal appropriation. Dalam proses ini
dilakukan validasi atas data dari satker dibandingkan dengan database SPAN secara sistem.
Perubahan yang dapat dilakukan adalah perubahan yang bersifat administrasi seperti
perubahan KPPN, wilayah, kewenangan, RPD, Pejabat Perbendaharaan. Untuk di pusat,
proses ini dimulai dari kepala seksi, kepala subdit , direktur hingga DJPBN. Sedangkan di
daerah approval berjenjang dari Kepala Seksi, kepala bidang PA dan ke Kepala Kanwil.
Proses setelahnya ialah pengesahan dokumen SP DIPA.
MODUL PENGANGGARAN 9

4. Virement
Virement adalah setiap perubahan yang dilakukan pada dokumen DIPA yang bukan
disebabkan karena perubahan pagu APBN, perubahan tersebut mencakup satu atau lebih
segmen COA (Chart of Account) atau Bagan akun standar. Adapun 12 segmen dari COA,
yaitu:

a. SU / Satker
b. KPPN
c. Akun
d. Program
e. Output
f. Dana
g. Bank
h. Kewenangan
i. Lokasi
j. Budget type
k. Intraco
l. Cadangan

5. Penyediaan informasi untuk perencanaan kas (Annual Financial Plan)

6. Carryforward
Merupakan keadaan apabila terdapat sisa dana / kontrak yang belum direalisasikan dapat
diluncurkan ke tahun berikutnya. (dengan syarat khusus). Proses disamakan dengan revisi
DIPA

7. Cash Limits
Cash Limits merupakan pembatasan pengeluaran dikarenakan pemerintah dalam kondisi
kekurangan kas. Keadaan ini umumnya berjangka pendek, namun apabila berlaku
sepanjang tahun maka dilakukan revisi anggaran. Dilaksanakannya dengan encumbrance
atau pencadangan.

8. Vote on Account
Vote on Account adalah kondisi untuk APBN yang belum disetujui DPR sampai Tahun
Anggaran itu berjalan, maka dapat menggunakan APBN tahun sebelumnya. Pelaksanaan
mekanisme Vote on account tersebut adalah DIPA hanya memuat akun untuk kegiatan
operasional dan belanja pegawai

Sebelum dilaksanakannya DIPA, maka harus disahkan terlebih dahulu. Tahapan pengesahan DIPA
adalah sebagai berikut :
MODUL PENGANGGARAN 10

1. Satker Kementrian/Lembaga mengirimkan data RKA-KL dan dibahas di DJA kemudian


terbitlah RABPP (Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat)

2. RABPP tersebut dilakukan jurnal Apropiasi oleh DJPBN di Direktorat PA subdit


Dabantek,

3. Satker Mengirimkan ADK Konsep DIPA. Pengiriman ADK dapat melalui beberapa
alternative, yaitu satker mengunggah ADK ke portal SPAN, satker datang ke KPPN, satker
datang ke kanwil.

4. ADK dari Satker divalidasi (dibandingkan dengan database yang ada di sistem SPAN) oleh
staff kanwil melalui approval berjenjang mulai dari Kasi sampai dengan Kabid di Kanwil

5. Approval validasi oleh Kasi Bidang PA di Kanwil

6. Approval validasi oleh Kabid Bidang PA di Kanwil

7. Pengesahan validasi oleh Kepala Kanwil

8. Dilakukan Jurnal Allotment (Pengesahan alokasi anggaran sehingga alokasi tersebut dapat
digunakan di KPPN untuk pencairan dana)

9. Pencetakan DIPA

10. DIPA terbit dan diserahkan ke Satker

Tahapan di atas juga diterapkan dalam pelaksanaan revisi DIPA, hanya saja saat proses validasi
terdapat tambahan berupa jurnal encumbrance atau pencadangan. Revisi DIPA merupakan
kewenangan Kanwil DJPBN.
MODUL PENGANGGARAN 11

PENGESAHAN DIPA OLEH DJA

Proses Revisi Kewenangan DJA untuk alurnya sama dengan proses pengesahan DIPA, karena
pada dasarnya DJPBN hanya menerima data hasil revisi SP RKA-KL dari DJA dan mencetak
DIPA berdasarkan hal itu.
MODUL PENGANGGARAN 12

REVISI KEWENANGAN SATKER

Pada dasarnya sama seperti alur pengesahan DIPA, akan tetapi dalam proses ini tidak memerlukan
approval dari Kasi/Kasubdit/Kepala Kanwil. Mekanisme validasi pada revisi DIPA kewenangan
Satker dimaksudkan untuk memastikan bahwa BAS dalam DIPA yang diajukan Satker valid, serta
revisi yang diajukan benar-benar merupakan kewenangan Satker.

Pada proses validasi akan akan diberikan notifikasi kepada satker, apakah disetujui atau tidak
proses revisi POK yang diajukan . Sementara ini rencana awal secara sistem akan diberitahukan
melalui email. Mekanisme tersebut masih disempurnakan dalam sistem SPAN
MODUL PENGANGGARAN 13

RENCANA PENARIKAN DANA

• Tidak mengikat Perbulan

• Mengikat Pertahun

• Perubahan dari satker

• Dua digit

• Apabila ada kelebihan di bulan januari, sisa dana di transfer otomatis ke bulan Februari

• Apabila ada kekurangan dana di bulan Maret , kekurangan diambil di bulan Desember

AKUNTANSI DAN PELAPORAN

Dari sisi akuntansi semua transaksi yang ada di SPAN menggunakan jurnal. Dalam sistem SPAN
12 segmen BAS merupakan kumpulan data yang akan digunakan untuk proses jurnal secara
system. Dalam manajemen DIPA hanya menggunakan data Spending Unit/SU (Satker), KPPN,
AKUN, Program, Output, Dana, Kewenangan, Lokasi, dan Budget type sedangkan Bank dan
Intraco digunakan oleh modul lain, kemudian untuk cadangan diperlukan sewaktu-waktu bila
dibutuhkan di masa mendatang.

Intraco adalah jurnal berpasangan yang dihasilkan karena adanya perbedaan atas entitas akuntansi
antara sisi debit dan sisi kredit. intraco terjadi pada pencatatan transaksi di KPPN. Intraco tidak
digunakan dalam transaksi manajemen DIPA, karena jurnal dalam manajemen DIPA merupakan
single entry. (istilah single entry dan double entry dijelaskan pada modul Akuntansi dan BAS)

Misalnya pencatatan SP2D, di KPPN

belanja barang keperluan kantor Satker

kas bank tunggal KPPN

Tambahan intercompany jurnal

Ditagihkan dari entitas lain KPPN

Ditagihkan ke entitas lain Satker

Dalam gambar terlihat bahwa Budget Type di beri warna merah itu maksudnya adalah :

1. Untuk proses jurnal Appropriasi budget type harus bernilai 1 (satu), dan semua segment
haruslah sama dari mulai satker, KPPN, Akun dan seterusnya, nilai 1 (satu) menandakan
masih dalam status proses jurnal appropriasi

2. Untuk proses jurnal Allotment budget type harus bernilai 2 (dua), dan semua segment
haruslah sama dari mulai satker, KPPN, Akun dan seterusnya, nilai 2 (dua) menandakan
masih dalam status proses jurnal Allotment
MODUL PENGANGGARAN 14

3. Untuk proses jurnal Knerja (Out Put) budget type harus bernilai 0, yang menandakan
masih dalam proses jurnal kinerja

4. Untuk proses jurnal encumbrance budget type tidak diisi, karena memang bukan jurnal
anggaran

Pelaporan

Dalam Modul Manajemen DIPA ini, ada beberapa laporan yang bisa dihasilkan untuk
kepentingan pengambilan keputusan, seperti Format DIPA, Laporan Monev, serta laporan
manajerial lainnya.

1. Format DIPA

2. Monitoring dan Evaluasi (terhubung dengan transaksi)

3. Laporan Lainnya
MODUL PENGANGGARAN 15

KESIMPULAN DAN SARAN

Modul Penganggaran adalah implementasi sistem penganggaran yang memuat semua


proses penyusunan rencana kerja dan anggaran termasuk perencanaan realisasi anggaran bulanan
untuk jangka waktu 1 (satu) tahun anggaran.

Untuk menerapkan SAKTI secara efektif dan penuh (roll out), serta untuk untuk
memberikan gambaran umum atas SAKTI yang telah dibangun, maka direncanakan Piloting
SAKTI, maka diperlukan suatu implementasi bertahap dengan didahului suatu piloting pada
satuan kerja pada Kementerian Negara/Lembaga yang telah ditentukan dan dalam jangka waktu
tertentu, sebagaimana SPAN terdahulu yang telah di-piloting sebelum diterapkan secara penuh.

Anda mungkin juga menyukai