Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

MANAJEMEN PEMASARAN
“MENENTUKAN STRATEGI PRODUK”

DOSEN PENGAMPU :
PROF. DR. MARIJATI SANGEN, SE., MM.
KELOMPOK 6

1. ELISABETH ANANDA DELA 1810313120033


2. SITI SABRINA RAMADHANTI 1810313220015
3. NURHALIZA 1810313320051
4. DIAN TANASIA 1810313120031
5. NIDA AZMI HIDAYANTI 1810313120009
6. TASHA ANANDA 1810313220021
7. ROVI ROHHIMATUL CHASANAH 1810313120049
8. SARMILA 1810313120061
9. UMI KHASANAH 1810313320041
10. SELVIA RAUDAH 1810313120005
11. NUR EMELYA 1810313120019
12. IRMA 1810313120017
13. MAIMUNAH 1810313120015
14. JERIKHO EKAYANDRIE 1610313210029

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
S1 AKUNTANSI
2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang studi kasus
perilaku organisasi.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Banjarmasin, 11 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi ................................................................................................................................... iii
I. Pendahuluan ................................................................................................................ 4
A. Latar Belakang…………………………....………………….. ....................... 4
B. Tujuan Penulisan…………..………………………………..... ...................... 4
C. Rumusan Masalah………………………………………….... ........................ 4
D. Metode ............................................................................................................. 4
E. Manfaat ............................................................................................................ 4
II. Pembahasan
A. Karakteristik dan Klasifikasi Produk ............................................................... 5
B. Diferensiasi ......................................................................................................10
C. Hubungan Produk dan Merek .......................................................................... 13
D. Pengemasan, Pelabelan, Jaminan, dan Garansi ............................................... 19
III. Penutup .........................................................................................................................22
1. Kesimpulan dan Saran ..................................................................................... 22
IV. Daftar Pustaka ..............................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Produk adalah elemen kunci dalam penawaran pasar, pemimpin pasar biasanya
menawarkan produk dan jasa bermutu tinggi yang memberikan nilai pelanggan yang paling
unggul. Secara luas, produk (product) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar
untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman,
acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide.

Perencanaan pemasaran dimulai dengan merumuskan sebuah penawaran untuk


memenuhi kebutuhan atau keinginan pelanggan sasaran. Pelanggan akan menilai penawaran
berdasarkan elemen dasar yaitu fitur dan kualitas produk, bauran dan kualitas layanan, dan harga.
Ketiga elemen ini harus digabungkan ke dalam suatu penwaran menarik yang kompetitif.

Manajemen strategi produk akan membahas terkait bagaimana pemasar dapat


mengklasifikasikan produknya, melakukan diferiansiasi produk, mengembangkan lini
produknya, serta menciptakan produk yang memiliki keunggulan dibanding pesaingnya dalam
skala nasional maupun internasional

B. Tujuan Penulisan.
1) Sebagai media sosialisasi dan informasi tentang menentukan strategi produk.
2) Tujuan secara khusus yaitu tujuan dibuatnya makalah ini yaitu untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran yang diharapkan mahasiswa dapat
memahaminya secara mendalam.
3) Sebagai referensi bagi mahasiswa untuk membuat makalah tentang Menentukan Strategi
Produk.

C. Rumusan Masalah.
a. Apa pengertian dari menentukan strategi produk?
b. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi strategi produk?
c. Apa saja faktor-faktor yang menghambat strategi dalam masyarakat?
d. Bagaimana Contoh kasus dan penyelesaian nya?

.
D. Manfaat
a. Dapat menambah wawasan pengetahuan serta dapat memahami tentang Manajemen
Pemasaran
b. Pentingnya selalu waspada terhadap apapun di sekitar
c. Pentingnya mengetahui aspek aspek yang dapat mendorong terjadinya kriminalitas sehingga
kita dapat mewasapai nya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Karakteristik dan Klasifikasi Produk

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan atau
kebutuhan. Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acara-acara, orang,
tempat, property, organisasi, dan gagasan.

B. Tingkat Produk: Hierarki Nilai Pelanggan

Dalam merencanakan tawaran pasarnya, pemasar perlu memikirkan secara mendalam


lima tingkat produk. Masing-masing tingkat menambahkan lebih banyak nilai pelanggan, dan
kelimanya membentuk hierarki nilai pelanggan (customer value hierarchy). Tingakatan tersebut,
antara lain:

1. Manfaat inti (core benefit)


Layanan atau manfaat mendasar yang sesungguhnya yang ingin dibeli oleh pelanggan.
Misalkan seorang tamu hotel membeli layanan untuk “ istirahat dan tidur “. Pembeli bor
membeli sesuatu untuk membuat “lubang”. Pemasar harus memandang dirinya sebagai
penyedia manfaat.
2. Produk dasar (basic product)
Pemasar harus mengubah manfaat inti tersebut menjadi produk dasar. Misal seorang tamu
hotel memerlukan layanan untuk “beristirahat”. Dengan demikian, kamar hotel meliputi
tempat tidur, kamar mandi, handuk, meja tulis, meja rias, dan lemari pakaian.
3. Produk yang diharapkan (expected product)
Pemasar menyiapkan produk yang diharapkan, yaitu beberapa atribut dan kondisi yang
biasanya diharapkan pembeli ketika mereka membeli produk ini. Misal seorang tamu
hotel memerlukan layanan untuk “beristirahat”, maka tamu hotel tersebut mengharapkan
tempat tidur yang bersih, handuk yang bersih, lampu baca, dan kadar ketenangan tertentu.
4. Produk yang ditingkatkan (augmented product)
Pemasar menyiapkan produk yang ditingkatkan yang melampaui harapan pelanggan.
Diferensiasi muncul pada basis peningkatan produk. Peningkatan produk juga
mengarahkan pemasar untuk melihat pada tingkat konsumsi total pengguna: cara
pengguna melakukan tugas-tugas untuk mendapatkan dan menggunakan produk serta
jasa-jasa terkait.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
 Setiap peningkatan menimbulkan biaya.
 Manfaat yang ditingkatkan akan segera menjadi manfaat yang diharapkan.
 Pada saat perusahaan manaikkan harga untuk produk yang telah mereka
tingkatkan, sebagian pesaing menawarkan jenis produk yang telah “sedikit
mengalami perubahan, berupa pengurangan kualitas” dengan harga yang jauh
lebih rendah.

JAMESTOWN CONTAINER CO.

Pemasok terkemuka produk-produk pembungkus bagi perusahaan-perusahaan seperti 3M telah


membentuk kemitraan strategic dengan pengusaha pabrik area untuk menyediakan setiap bagian
dari jasa pengiriman. Ia tidak hanya menyediakan kotak, melainkan juga menawarkan pita, alat
pengencang, dan segala sesuatu yang dibutuhkan entah untuk memamerkan atau mengirimkan
produk akhir kepada pelanggan.

5. Calon produk (potential product)


Terdapat calon produk, yang meliputi segala kemungkinan peningkatan dan perubahan
yang mungkin akan dialami produk atau tawaran tersebut pada masa mendatang. Di
sinilah perusahaan-perusahaan mencari berbagai cara baru untuk memuaskan pelanggan
dan membedakan tawarannya.
Sebagai contoh, di era ketika pelanggan menuntut internet yang semakin cepat dan
koneksi nirkabel, Verizon menginvestasikan modalnya untuk menciptakan sejumlah
besar produk potensial. Perusahaan menginvestasikan milyaran dolar dalam jasa yang
pelanggan bahkan tidak tahu mereka menginginkannya sekarang.

C. Klasifikasi Produk

Secara tradisional, pemasar mengklasifikasikan produk berdasarkan ciri-cirinya: daya tahan, wujud, dan
penggunaan (konsumen atau industry). Setiap jenis produk memiliki strategi bauran pemasaran yang
sesuai.

a) DAYA TAHAN DAN WUJUD

Menurut daya tahan dan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok:

1. Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods)


Barang-barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan,
seperti minuman dan sabun. Karena barang-barang ini dikonsumsi dengan cepat dan sering dibeli,
strategi yang tepat adalah menyediakannya di berbagai lokasi, hanya mengenakan marjin yang
kecil, dan memasang iklan besar-besaran guna memancing orang mencobanya dan membangun
preferensi.
2. Barang tahan lama (durable goods)
Barang berwujud yang biasanya tetap bertahan walaupun sudah digunakan berkali-kali, seperti
kendaraan dan pakaian. Produk tahan lama biasanya memerlukan penjualan dan pelayanan yang
lebih pribadi, mempunyai marjin yang lebih tinggi, dan memerlukan lebih banyak garansi dari
penjual.
3. Jasa (services)
Produk-produk yang tidak berwujud, tidak terpisahkan, dan mudah habis. Akibatnya, produk ini
biasanya memerlukan pengendalian mutu, kredibilitas pemasok, dan kemampuan penyesuaian
yang lebih tinggi. Contoh: travel, salon, dan konsultan.

b) KLASIFIKASI BARANG KONSUMEN

Barang dapat dibedakan menjadi barang sehari-hari (convenience goods), barang Toko (shopping
goods), barang khusus (specialty goods), dan barang yang tidak dicari (unsought goods).

 Barang sehari-hari (convenience goods)


Barang-barang yang biasanya sering dibeli pelanggan dengan cepat dan dengan upaya
yang sangat sedikit, seperti produk-produk tembakau, sabun, dan Koran.
Barang mudah dapat dibagi menjadi:
o Kebutuhan pokok (staples)
Barang-barang yang dibeli konsumen secara teratur, seperti pasta gigi, dan rokok.
o Barang dadakan (impulse goods)
Dibeli tanpa perencanaan atau upaya pencarian, seperti coklat dan majalah.
o Barang darurat (emergency goods)
Dibeli pada saat suatu kebutuhan mendesak, seperti jas hujan pada musim hujan,
dan kipas 8ias8i pada musim panas.

 Barang Toko (shopping goods)


Barang-barang yang biasanya dibandingkan berdasarkan keseuaian, kualitas, harga dan
gaya dalam proses pemilihan dan pembeliannya. Contohnya perabotan, pakaian, dan
kendaraan.
Barang toko dapat dibagi menjadi:
o Barang toko homogen (homogenous shopping goods)
Memiliki kemiripan mutu, tetapi cukup berbeda dari segi harga sehingga dapat
menjadi alasan perbandingan dalam belanja.
o Barang toko heterogen (heterogeous shopping goods)
Berbeda dari segi ciri-ciri produk dan layanan yang mungkin dianggap lebih
penting dari harganya. Penjual barang 8ias heterogen menyediakan berbagai jenis
produk untuk memuaskan selera masing-masing orang dan harus memiliki
wiraniaga yang terlatih dengan baik untuk memberikan informasi dan saran
kepada pelanggan.
 Barang khusus (specialty goods)
Mempunyai ciri-ciri atau identifikasi merek yang unik dan karena itulah cukup banyak
pembeli bersedia melakukan upaya pembelian yang khusus. Contohnya mobil, kamera,
dan setelan pria. Barang khusus tidak membutuhkan orang melakukan perbandingan;
konsumen akan langsung ke tempat produsen.
 Barang yang tidak dicari (unsought goods)
Barang-barang yang tdak diketahui konsumen atau biasanya mereka tidak terpikir untuk
membelinya, seperti detector asap, batu nisan, dan ensiklopedia. Barang yang tidak dicari
ini memerlukan iklan dan dukungan penjual pribadi.

c) KLASIFIKASI BARANG INDUSTRI


 Bahan baku dan suku cadang (materials and parts)
Barang-barang yang seluruhnya masuk ke produk produsen tersebut
o Bahan mentah
 Produk pertanian
Produk pertanian dipasok banyak produsen, yang menyerahkannya kepada
perantara pemasaran, yang menyediakan jasa perakitan, peningkatan mutu,
penyimpanan, pengangkutan, dan penjualan. Sifatnya yang mudah rusak
dan musiman melahirkan praktik pemasaran khusus.
Contoh: gandum, kapas, ternak, buah dan sayuran.
 Produk alam
Produk alam mempunyai pasokan yang terbatas. Produk-produk ini
biasanya mempunyai jumlah yang besar dan nilai unit yang rendah dan
harus dipindahkan dari produsen ke pemakai. Produsen besar yang
terbatas sering memasarkan langsung ke pemakai industry.
Contoh: ikan, kayu, minyak mentah, dan biji besi.

Bahan baku dan suku cadang yang diproduksi, dibagi menjadi dua kategori:

o Bahan baku komponen (component materials)


Biasanya diolah lebih lanjut. Sifat standar bahan baku komponen biasanya
berarti bahwa keandalan pemasok dan harga menjadi pembelian utama.
Contoh: besi, benang, semen, dan kabel
o Suku cadang komponen (component parts)
Masuk ke produk jadi tanpa perubahan bentuk lebih lanjut. Sebagian besar
bahan baku dan suku cadang yang telah diproduksi dijual langsung kepada
pemakai.
Contoh: mesin kecil, ban, dan cetakan
 Barang modal (capital items)
Barang-barang tahan lama yang memudahkan pengembangan atau pengelolaan produk
jadi. Barang modal melipti dua kelompok:
o Instalasi
Merupakan pembelian besar. Terdiri dari bangunan dan peralatan. Biasanya
instalasi langsung dibeli dari produsennya, dan lazimnya penjualan didahului
masa-masa negosiasi yang panjang. Produsen harus bersedia merancang sesuai
dengan spesifikasi dan memberikan layanan purna-jual.
Contoh: kantor, pabrik, generator, bor, computer, elevator
o Peralatan
Meliputi peralatan dan perkakas pabrik yang dapat dipindahkan dan peralatan
kantor. Jenis peralatan ini tidak menjadi bagian dari produk jadi. Peralatan
tersebut memiliki masa pakai yang lebih singka daripada instalasi, tetapi lebih
lama dibandingkan dengan perlengkapan operasi.
Contoh: truk pengangkut, computer pribadi, dan meja

 Perlengkapan dan layanan bisnis (supplies and business service)


Barang dan jasa berumur pendek memudahkan pengembangan atau pengelolaan produk
jadi. Perlengkapan ada dua jenis:
o barang pemeliharaan dan perbaikan
contoh: cat, paku, dan sapu
o perlengkapan operasioanal
contoh: pelumas, batu bara, kertas tulis, dan pensil

Perlengkapan adalah sesuatu yang ekuivalen dengan barang mudah (convience goods);
barang ini biasanya dibeli dengan upaya yang sangat sedikit dengan melakukan
pembelian ulang. Harga dan layanan merupakan pertimbangan penting, karena
perlengkapan telah distandardisasi dan preferensi merek tidak tinggi.

Layanan bisnis meliputi layanan pemeliharaan dan perbaikan, dan layanan konsultasi
bisnis. Layanan pemeliharaan dan perbaikan biasanya diberikan berdasarkan kontrak oleh
produsen-produsen kecil atau disediakan oleh produsen peralatan aslinya.
D. Diferensiasi

Agar dapat diberi merek, produk harus didiferensiasikan. Produk-produk fisik bervariasi
dalam potensi mereka untuk diferensiasi. Di sini penjual menghadapi banyak sekali parameter
rancangan, yang mencakup bentuk, fitur, kinerja, kesesuaian mutu dengan standar, daya tahan,
keandalan, kemudahan untuk diperbaiki, dan gaya.

Pemasar selalu mencari dimensi diferensiasi baru. Otis Elevator Company telah
memberikan sumbangan dalam kategorinya dengan membuat elevatornya menjadi lebih cerdas.
Otis telah berupaya mengubah elevator menjadi ekspres. Diferensiasi yang mencolok ini bukan
hanya berarti elevatornya menjadi lebih cepat dan keluh-kesah para pengguna menjadi
berkurang, melainkan juga membawa keuntungan besar bagi pemilik bangunan. Bangunan
memerlukan lebih sedikit elevator bagi pengguna yang padat, sehingga pemilik bangunan dapat
menggunakan ruang ekstra untuk orang dan bukannya untuk mengangkut orang

1. Diferensiasi Produk
 BENTUK
Banyak produk dapat didiferensiasi berdasarkan bentuk ukuran, model, atau struktur fisik
produk.

 FITUR
Sebagian besar produk dapat ditawarkan dengan fitur yang berbeda-beda yang
melengkapi fungsi dasar produk. Sebuah perusahaan dapat mengidentifikasi dan
menyeleksi fitur baru yang tepat dengan mensurvei pembeli saat ini dan kemudian
menghitung nilai pelanggan debandingkan dengan biaya perusahaan untuk masing-
masing fitur potensial. Tiap-tiap perusahaan harus memutuskan apakah akan menawarkan
fitur khusus yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan dengan biaya yang lebih tinggi
atau sedikit paket standar dengan biaya murah.

 MUTU KINERJA
Sebagian besar produk dibangun menurut salah satu dari empat level kinerja: rendah,
rata-rata, tinggi, dan unggul. Mutu kinerja adalah level berlakunya karakteristik dasar
produk. Perusahaan tidak harus juga merancang mutu kinerja sepanjang waktu. Terus
menerus memperbaiki produk dapat menghasilkan pendapatan dan pangsa pasar yang
besar. Penurunan mutu dalam rangka memangkas biaya sering membawa konsekuensi
yang buruk.
 MUTU KESESUAIAN
Tingkat kesesuaian dan pemenuhan semua unit yang diproduksi terhadap spesifikasi
sasaran yang dijanjikan. Masalah yang terkait dengan mutu kesesuaian yang rendah
adalah bahwa produk itu akan mengecewakan beberapa pembeli.

 DAYA TAHAN
Ukuran usia yang diharapkan atas beroperasinya produk dalam kondisi normal dan/ atau
berat, merupakan atribut yang berharga untuk produk-produk tertentu. Pembeli biasanya
akan membayar lebih untuk mendapatkan produk dengan reputasi tinggi karena tahan
lama. Produk juga tidak boleh rentan terhadap keusangan teknologi.

 KEANDALAN
Pembeli umumnya akan membayar lebih untuk mendapatkan produk yang lebih andal.
Keandalan adalah ukuran probabilitas bahwa produk tertentu tidak akan rusak atau gagal
dalam periode waktu tertentu.

 MUDAH DIPERBAIKI
Pembeli memilih produk yang mudah diperbaiki. Kemudahan diperbaiki adalah ukuran
kemudahan untuk memperbaiki produk kertika produk itu rusak atau gagal. Sifat mudah
diperbaiki yang ideal adalah jika pemakai dapat membetulkan sendiri produk itu dengan
biaya atau waktu yang sangat kecil.

 GAYA
Mengambarkan penampilan dan perasaan yang ditimbulkan oleh produk itu bagi pembeli.
Gaya memiliki keunggulan karena menciptakan kehasan yang sulit ditiru. Sisi negatifnya,
gaya yang kuat tidak selalu kinerjanya tinggi.

2. Rancangan: Kekuatan Pemaduan

Rancangan adalah totalitas fitur yang memengaruhi penampilan dan fungsi produk
tertentu menurut yang disyaratkan oleh pelanggan. Rancangan sangat penting dalam membuat
dan memasarkan jasa eceran (retail service), pakaian, barang-barang kemasan, dan peralatan
tahan lama.perancangan harus memikirkan berapa besar yang perlu diinvestasikan dalam bentuk,
pengembagan fitur, kinerja, kesesuaian terhadap spesifikasi, daya tahan, keandalan, kemudahan
perbaikan, dan gaya. Bagi pelanggan, produk yang dirancang dengan baik adalah produk yang
menyenangkan untuk dilihat dan mudah dibuka, dipasang, digunakan, diperbaiki, serta dibuang.
3. Diferensiasi Jasa

Jika produk fisik sulit dideferensiasi, kunci keberhasilan dalam persaingan sering terletak
pada penambahan jasa atau pelayanan yang menambah nilai serta perbaikan mutu produk fisik
itu. Pembeda utama layanan adalah kemudahan pemesanan, pengiriman, pemasangan, pelatihan
pelanggan, konsultasi pelanggan, serta pemeliharaan dan perbaikan.

 KEMUDAHAN PEMESANAN (ordering ease)


Mengacu pada seberapa mudah pelanggan dapat melakukan pemesanan ke perusahaan.
Banyak bank sekarang menyediakan perangkat lunak perbangkan di rumah untuk
membantu nasabah mendapatkan informasi dan bertransaksi dengan bank secara lebih
efisien, para konsumen sekarang bahkan mampu memesan dan menerima bahan makanan
tanpa pergi ke supermarket.

 PENGIRIMAN (delivery)
Mengacu pada seberapa baik produk atau jasa deserahkan kepada pelanggan. Penyerahan
itu mecangkup kecepatan, ketepatan, dan perhatian selama proses pengiriman.

 PEMASANGAN (installation)
Mengacu pada pekerjaan yang dilakukan untuk membuat produk tertentu beroperasi di
lokasi yang direncanakan. Pembeli alat berat mengharapkan pelayanan pemasangan yang
baik. Diferensiasi pada titik itu di jaringan konsumsi adalah sangat penting bagi
perusahaan yang produk-produknya rumit. Kemudahan pemasangan menjadi sangat
penting, terutama bila pasar sasaran adalah orang baru dalam teknologi.

 PELATIHAN PELANGGAN (customer training)


Mengacu pada pelatihan para pegawai pelanggan untuk menggunakan peralatan dari
penjual secara tepat dan efisien. General Electric tidak hanya menjual dan memasang
peralatan sinar-X yang mahal dirumah sakit, tetapi juga memberikan pelatihan pada
pemakai peralatannya.

 KONSULTASI PELANGGAN (customer consulting)


Konsultasi pelanggan mengacu pada pelayanan data, system informasi, dan saran yang
diberikan penjual kepada pembeli.

 PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN (maintenance and repair)


Merupakan program pelayanan perusahaan untuk membantu pelanggan menjaga produk
yang mereka beli senantiasa dalam kondisi kerja yang baik.
E. HUBUNGAN PRODUK DAN MEREK
1. Hierarki Produk
Hierarki produk terbagi menjadi tujuh tingkatan,yaitu :
1. Keluarga kebutuhan (need family),
Merupakan kebutuhan inti/dasar yang membentuk product family. Contoh : rasa
aman
2. Keluarga produk (product family),
Semua kelas produk yang dapat memenuhi kebutuhan inti dengan efektivitas yang
memadai. Contoh : tabungan dan penghasilan.
3. Kelas produk (product class),
Sekumpulan produk di dalam product family yang dianggap memiliki ikatan
fungsional tertentu. Contoh :instrument keuangan
4. Lini produk (product line)
Sekelompok produk dalam kelas produk yang saling terkait erat kerena adanya
kesamaan fungsi, dijual pada kelompok pelanggan yang sama, dan dipasarkan melalui
saluran yang sama, atau masuk ke dalam rentang harga tertentu. Sebuah lini produk
biasanya terdiri dari beragam merek ataupun merek tunggal. Contoh : asuransi jiwa.
5. Tipe Produk (product type ),
Item-item dalam lini produk yang memiliki bentuk tertentu dari sekian banyak
kemungkinan bentuk produk. Contoh : asuransi berjangka.
6. Merek(brand),
Adalah nama yang dapat diasosiasikan dengan satiu atau lebih item dalam lini produk
yang dibuat guna pengidentifikasian item tersebut.Contoh :asuransi Bumi Putera
7. Barang (item),
Suatu unit khusus dalam suatu merek atau lini produk yang dapat dibedakan
berdasarkan ukuran, harga,penampilan, atau suatu cirri lain. Contoh :asuransi jiwa
berjangka panjang prudential yang dapat diperpanjang.

2. Bauran dan Sistem Produk

A. Definisi Sistem Produk


Sistem Produk biasa diartikan sebagai sekelompok barang yang berbeda tetapi
saling berhubungan yang berfungsi dengan cara yang saling melengkapi.

B. Bauran Produk
Bauran produk adalah sekumpulan seluruh produk dan barang yang ditawarkan
penjual tertentu kepada pembeli. Sebuah bauran produk biasanya terdiri dari berbagai
lini produk. Contoh di Universitas padjadjaran ada dekan akademi terpisah antara
fakultas yang satu dengan yang lainnya.
Suatu bauran produk biasa dikatakan memiliki 4 unsur,yakni :
 Lebar(mengenai berapa banyak lini produk yang berbeda yang dimiliki
perusahaan)
 Kedalaman (mengacu pada jumlah seluruh barang dalam bauran tersebut)
 Keluasan (berapa banyak jenis yang ditawarjan masing-masing produk dalam
lini produk)
 Konsistensi

Dengan mengetahui dimensi bauran produk dapat memungkinkan perusahaan memperluas


bisnisnya melalui empat cara,yaitu :

1. Perusahaan dapat menambah lini produk sehingga dapat memperlebar bauran produknya.
2. Perusahaan dapat memperpanjang setiap lini produk.
3. Perusahaan dapat menambah lebih banyak jenis produk ke dalam setiap produk dan
memperdalam bauran produknya.
4. Mengejar konsistensi lini produk

C. Product Line Analysis (Analisis Lini Produk)


Analisis lini produk sangat dibutuhkan tertama oleh seorang manajer lini produk
dalam rangka mengetahui penjualan dan laba perusahaan sehingga dapat mengambil
keputusan dalam penentuan barang mana yang harus dikembangkan, mana yang harus
dipertahankan, mana yang diambil hasilnya atau mengenai barang mana yang akan
dilepaskan.
4 tipe penggolongan produk dengan dasar perbedaan margin kotor, dan bergantung pada
volume penjalan dan promosi :
a. Produk inti (core product)
b. Kebutuhan pokok (staples)
c. Kekhususan (Specialties)
d. Barang kemudahan (Covenience item)

D. Panjang Lini Produk (product line length )


Suatu perusahaan tentunya ingin mengembangkan bisnisnya baik dalam hal
peningkatan pangsa pasar ataupun mengenai profitabilitas. Perusahaan yang ingin
memperoleh pangsa pasar dan pertumbuhan pasar yang tinggi umumnya akan memilih
dan memiliki lini produk yang lebih panjang. Sedangkan perusahaan yang menekankan
pada profitabilitas yang tinggi akan memiliki lini produk yang lebih pendek yang terdiri
atas barang-barang yang dipilih dengan cermat.
Namun, pilihan mengenai memperpanjang lini produk lebih sering dilakukan
perusahaan dewasa ini. Mengenai meemperpanjang lini produk, ada dua cara yang biasa
dilakukan,yaitu perentangan lini (Line stretching) dan pengisisan lini (line filling).
a) Perentangan Lini
Perentangaan lini terjadi jika perusahaan memperpanjang lini produknya melampauia
cakupannya sekarang.
I. Perentangan ke pasar bawah
Ada beberapa alas an perusahaan merupakan perentangan pasar ke
bawah,diantaranya :
a. Menemukan peluang pertumbuhan yang kuat apabila berada pada pasar
kelas bawah
b. Membatasi pesaing –pesaing dari keelas bawah
c. Adanya Stagnasi pada pasr menengah/atas(pasar dimana perusahaan
berada sekerang)

II. Perentangan ke pasar atas


Perentangan ke atas dilakukan perusahaan dalam rangka memperoleh
pertumbuhan yang lebih besar,margin laba yang lebih tinggi, atau sekedar
memosisikan diri sebagai produsen lini lengkap.

III. Perentangan dua arah

b) Pengisisan Lini
Dalam memperpanjang lini produk perusahaan juga dapat melakukan apa yang
dinamakan dengan pengisian lini. Ada beberapa motif perusahaan melakukan
pengisian lini, diantaranya :
 Memperoleh tambahan laba
 Memuaskan penyalur yang mengeluhkan kehilangan penjualan karena tidak
memiliki jenis produk dalam lini tersebut
 Memanfaatkan kapasitas yang berlebihan
 Menjdai perusahaan terdepan dalam lini lengkap
 Berusaha menutup lubang agar tidak diisi pesaing
F. Penetapan Harga Bauran Produk

Penetapan harga sulit diperoleh karena berbagai produk memiliki saling keterkaitan
permintaan dan biaya serta dipengaruhi berbagai pernyataan yang berbeda. Kita dapat
membedakan 6 keadaan yang melibatkan penetapan harga bauran produk (product mix pricing)
antara lain:

1. Penetapan Harga Lini Produk


Pematang yang usahaan perusahaan biasanya mengembangkan Lini Lini produk tali-tali
hanya satu produk dan memperkenalkan tahap-tahap harga. Contohnya dalam banyak jenis
perdagangan penjual menggunakan titik-titik harga yang telah baku untuk produk-produk dalam
lininya. Toko pakaian pria mungkin akan menjual setelan pria dengan tiga tingkat harga $200,
$400, $600. Pelanggan akan mengaitkan setelan bermutu rendah menengah dan tinggi dengan
ketiga titik harga tersebut. Tugas penjual adalah membentuk perbedaan persepsi mutu untuk
membenarkan perbedaan harga tersebut.

2. Penetapan Harga Ciri Pilihan


Banyak perusahaan menawarkan produk ciri khas dan jasa pilihan bersama produk
utamanya. Tapi penetapan harga dari masalah yang sulit, karena perusahaan harus memikirkan
barang mana saja yang disertakan dalam harga standar dan mana yang ditawarkan sebagai
pilihan. Misalnya, dalam sebuah restoran pelanggan sering dapat memesan minuman selain
makanan. Banyak restoran menetapkan harga yang tinggi untuk minumannya dan harga yang
rendah untuk makanannya. Pendapatan dari makanan menutupi biaya, dan minuman
menghasilkan laba. Hal ini menjelaskan mengapa pelayan sering mendesak habis-habisan agar
pelanggan memesan minuman.

3. Penetapan Harga Produk Pelengkap


Beberapa produk memerlukan penggunaan produk tambahan atau produk pelengkap.
Produsen alat ukur dan kamera sering menetapkan harga yang terendah untuk produk tersebut
dan menetapkan harga yang tinggi untuk mata pisau dan film. AT & T mungkin akan
memberikan telepon seluler gratis jika orang tersebut bersedia membeli layanan telepon selama 2
tahun.

4. Penetapan harga Dua Bagian


Perusahaan-perusahaan jasa sering terlibat dalam penetapan harga 2 bagian kamera terdiri
atas tarik tetap ditambah biaya pemeriksaan yang tidak tetap. Contohnya, taman hiburan
mengenakan biaya tiket masuk ditambah ongkos wahana di atas jumlah minimum tertentu.
5. Penetapan Harga Produk Sampingan
Produksi barang-barang tertentu daging produk minyak bumi dan bahan kimia lain sering
menghasilkan produk sampingan. Produk sampingan tersebut memiliki nilai bagi kelompok
pelanggan, barang tersebut seharusnya dikenakan harga berdasarkan nilainya. Pendapatan yang
diperoleh dari produk sampingan tersebut akan menyebabkan perusahaan itu mengenakan harga
yang lebih rendah untuk produk utamanya jika persaingan memaksanya untuk bertindak seperti
itu. Contohnya, CSR dari Australia dulunya bernama Kolonial Sugar Refinery dan reputasi
awalnya dibentuk sebagai perusahaan gula. Perusahaan mulai menjual produk sampingan dari
gula tebunya : serat dari limbah gula tebu dan dapat digunakan untuk membuat papan dinding.
Pada pertengahan 1990-an melalui pengembangan produk dan akuisisi CSR telah menjadi satu
dari 10 perusahaan Puncak di Australia yang menjual bahan bangunan dan konstruksi.

6. Penetapan Harga Penggabungan Produk


Penjual sering menggabungkan produk-produk dan ciri ciri khas barang (feature).
Penggabungan murni (pure bundling) terjadi apabila perusahaan hanya menawarkan produk
produknya sebagai satu gabungan. Contohnya, bekas perusahaan Michael Ovitz, Artist
Management Group hanya akan menandatangani kontrak aktor “pana” jika perusahaan film
tersebut juga mau menerima orang-orang berbakat lain yang diwakili Ovitz (sutradara, penulis
skenario). Sedangkan dalam penggabungan campuran (mixed bundling), penjual menawarkan
barang satuan maupun gabungan pada saat menawarkan gabungan campuran, biasanya penjual
mengenakan harga yang lebih rendah untuk gabungan tersebut daripada jika barang tadi dibeli
secara terpisah. Contohnya, produsen mobil mungkin akan menawarkan paket pilihan dengan
harga yang lebih murah daripada biaya membeli semua pilihan tersebut dengan terpisah satu per
satu.
G. Penentuan Merek Bersama dan Penentuan Merek Ramuan
1. Penentuan Merek Bersama
Penentuan merek bersama adalah di mana dua atau lebih merek terkenal digabung dalam
satu produk patungan atau dipasarkan bersama dalam satu mode. Salah satu bentuk merk
bersama adalah merek bersama usaha patungan (joint-venture co-branding). Kondisi yang yang
perlu diperhatikan untuk keberhasilan mereka bersama adalah bahwa semua merk secara terpisah
setelah memiliki ekuitas merek kesadaran merek yang memadai dan citra merek yang cukup
positif. Tentukan paling penting adalah bahwa adanya kesesuaian logis antara kedua merk seperti
bahwa aktivitas pemasaran dan merek yang digabungkan memaksimalkan keuntungan dari
merek-merek individual sementara meminimalkan kerugian.

Studi riset menunjukkan bahwa konsumen lebih mungkin merasakan merek bersama
yang menyenangkan jika kedua merek saling melengkapi dan bukannya serupa. Selain
pertimbangan strategik, perusahaan mereka bersama harus dimasukin dan dilaksanakan secara
cermat. Harus ada kecocokan yang memadai dalam menilai, kemampuan dan tujuan selain
keseimbangan ekuitas merek yang memadai. Dan harus ada rencana rinci untuk melegalisasikan
kontrak, melakukan pengaturan finansial dan mengkoordinasi program pemasaran. Pengaturan
finansial antara merek-merek bisa bervariasi, walaupun satu pendekatan ini mencakup biaya
lisensi dan royalti dari merek yang lebih terlibat dalam proses produksi.

2. Penentuan Merek Ramuan


Merk ramyeon adalah kasus khusus dari merek bersama. Termasuk di sini penciptaan ekuitas
merek untuk bahan-bahan, komponen atau suku cadang yang mungkin tercakup dalam produk
produk bermerek lainnya. Yang termasuk dalam beberapa merek ramuan yang berhasil adalah
pengurang kebisingan Dolby. Yang menarik pada merek ramuan adalah penentuan merek sendiri
di mana perusahaan mengiklankan dan bahkan memberikan merek dagang pada unsur-unsur
yang diberi merek mereka sendiri. Merek-merek ramuan berupaya menciptakan kesadaran dan
pilihan yang memadai untuk produk mereka yang tidak akan dibeli konsumen dalam jumlah
besar yang tidak mengandung unsur itu.
H. PENGEMASAN, PELABELAN, JAMINAN, DAN GARANSI

Kebanyakan produk fisik itu harus dikemas dan diberi label. Beberapa kemasan seperti botol
Coke dan wadah L’eggs—terkenal di seluruh dunia. Kebanyakan pemasar memperlakukan
pengemasan dan pelabelan sebagai elemen dari strategi produk. Penjaminan dan aransi juga
merupkan bagian penting dari strategi produk, yang sering muncul pada kemasan.

1. Pengemasan (Packaging)

Kita mendefinisikan pengemasan sebagai semua kegiatan merancang dan memproduksi


wadah untuk produk. Kemasan (package) bisa mencakup 3 tingkat bahan. Sebagai contoh, Paco
Rabane Cologne muncul dalam botol (kemasan primer) yang dimasukkan ke dalam kotak karton
(kemasan sekunder) yan terdapat dalam kotak bergelombang (kemasan pengiriman) yang berisi
6 lusin kotal Paco Rabanne.

Banyak pemasar menyebutkan pengemasan sebagai P kelima, bersama harga (price),


produk (product), tempat (place), dan promosi (promotion). Kemasan yang dirancang dengan
baik dapat menciptakan kenyamnan dan nilai promosi. Kita harus memasukkan pengemasan
sebagai senjata, pmberian gaya, khususnya dalam produk makanan, kosmetik, perlengkapan
mandi, dan peralatan kecil konsumen. Kemasan merupakan hal pertama yang dihadapi pembeli
menyangkut produk dan mampu mengubah pembeli untuk membeli atau tidak. Bagi Arizona
Iced Tea, kemasan benar benar menjadi titik pembuka.

Rancangan structural sangatlah penting. Sebagai contoh, inovasi kemasan menjadi mudah
dibuka, antirusak dan lebih mudah digunakan (mudah dipegang, mudah dibuka, atau dapat
ditekan). Berbagai unsure kemasan harus diharmonisasi dengan keputusan tentang penetapan
harga, iklan, dan bagian lain dari proses pemasaran. Perubahan kemasan bisa langsung
berdampak pada penjualan. Sebagai contoh, penjualan manisan Heath bisa langsung meningkat
25% setelah dikemas ulang. Setelah didesain, kemasan harus diuji. Uji teknis dilakukan untuk
memastikan bahwa kemasan tersebut tahan dalam kondisi normal, uji visual dilakukan untuk
memastikan bahwa tulisannya dapat dibca dan warnanya selaras, uji penyalur dilakuka dengan
memastikan bahwa penyalur mengganggap kemasan ersebut menarik dan mudah ditangani dan
uji konsumen dilakukan untuk memastikan tanggapan konsumen yang positif.

Pengembangan kemasan yang efektif mungkin memerlukan biaya yang cukup banyak
dan butuh beberapa bulan dalam menyelesaikannya. Perusahaan harus memberikan perhatian
lebih ke lingkungan dan keselamatan yang maskin meningkat tentang kemasan. Kemasan
menciptakan masalah besar dalam pembuangan sampah padat, yang memerlukan jumlah tenaga
kerja dan energy yang sangat besar. Untungnya banyak perusahaan yang menggunakan system
prinsip “hijau”.
Berbagai faktor telah berperan dalam meningkatnya penggunaan kemasan sebagai alat
pemasaran.
 Swalayan
Dalam toko serbaada yang menyediakan 15.000 jenis produk, pengunjung toko biasanya
melewati sekitar 300 jenis produk per menit. Mengingat bahwa 53% dari seluruh pembelian
dilakukan karena dorongan hati, kemasan yang efektif harus melakukan banyak tugas penjualan;
menarik perhatian, menjelaskan fitur produk tersebut, mneciptakan keyakinan konsumen, dan
memberi kesan yang menyenagkan secara keseluruhan. Contoh; pelanggan sering secara harafiah
memilih buku berdasarkan sampulnya.
 Kemakmuran konsumen
Meningkatnya kemkmuran konsumen berarti konsumen bersedia membayar sedikit lebih
mahal untuk kenyamanan, penampilan, keandalan, dan gengsi kemasan yang lebih baik.
 Citra perusahaan dan merek
Kemasan berperan bagi pengakuan langsung terhadap perusahaan atau merek tersebut.
 Peluang inovasi.
Pengemasan yang inovatif dapat memberikan manfaat yang besar bagi konsumen dan
laba bagi produsen. Produsen menggabungkan bahan-bahan dan fitur-fitur yang unik seperti
semprotan (spray) dan bukaan yang dapat ditutup kembali.

Pengembangan kemasan yang efektif membutuhkan beberapa keputusan. Dari perspektif


perusahaan maupun pelanggan, pengemasan harus mencapai sejumlah tujuan.
1. Identifikasikan merek.
2. Sampaikanlah informasi yang deskriptif dan persuasif.
3. Permudahkan proteksi dna transportasi produk.
4. Banutlah penyimpanan di rumah
5. Bantulah konsumsi produk.
2. Pelabelan

Penjual harus memberikan label produknya. Label tersebut mungkin adalah etiket sederhana
yang ditempelkan pada produk tersebut atau grafik yang dirancang dengan rumit yang
merupakan bagian dari kemasan tersebut. Label tersebut mungkin hanya mencantumkan nama
merek atau banyak informasi. Sekalipun penjualnya lebih menyukai label yang sederhana,
undang-undang mungkin mengharuskan informasi tambahan.
Label melakukan beberapa fungsi yaitu;
1. Label tersebut mengidentifikasi produk atau merek.
2. Mungkin juga menunjukkan kelas produk.
3. Mungkin menjelaskan proudk; siapa pemuatnya, dimana, kapan, apa kandungannya,
bagaimana digunakan, dan bagaimana menggunakannya dengan aman.
4. Mungkin mempromosikan produk melalui grafik-grafik yang menarik.
5. Teknologi baru memungkinkan label membungkus ketat seluruh wadah.
6. Label pasti akan ketinggalan jaman dan perlu diperbarui.

3. Jaminan dan garansi


Semua penjual secara hukum bertanggung jawab untuk memenuhi harapan pembeli yang
normal atau masuk akal. Jaminan merupakan pernyataan formal dari kinerja produk yang
diharapkan oleh pengusaha pabrik. Produk bergaransi dapat dikembalikan kepada pabrik atau
pusat servis yang ditunjuk untuk melakukan perbaikan, penggantian, atau pengembalian uang.
Jaminan, apakah itu diekspresikan atau diimplikasikan, dapat dituntut secara hukum.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Strategi produk dimaksudkan untuk mempengaruhi konsumen, baik dalam jangka pendek
maupun dalam jangka panjang. Aspek yang paling mennetukan dalam merancang strategi ptoduk
melibatkan analisis hubungan konsumen-produk. Artinya afeksi, kokmisi, dan perilaku
konsumen berkaitan produk dan lingkungan harus dipertimbangkan dengan cermat dalam
memperkenalkan produk baru dan harus dipantau sepanjang siklus hidup sebuah produk. Sikulus
hidup produk sendiri yakni dari perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan dan penurunan. Maka
agar tidak terjadi penurunan sebuah produk maka dibuatlah strategi produk yang tahp tahapannya
,meliputi strategi penetapan harga, penetapan merek, strategi distribusi dan yang paling penting
manajemen waktu.

B. Saran
Dalam menghadapi persaingan pemasaran, penentuan strategi pemasaran sangatlah
penting dan hal ini haruslah ditunjang dalam manajer pemasar yang profesional dan memiliki
kreatifitas yang tinggi. Jadi tempatkanlah manajemen pemasaran sebagai bagian penting dalam
perusahaan demi mencapai tujuan bisnis yaiyu profitabilitas yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip., Keller, Kevin L. 2006. Marketing Management twelfth edition. New Jersey :
Pearson Education, Inc.

Anda mungkin juga menyukai