Disunting
Oleh:
Halimuddin, S.H., M.H.
Anhar, S.H.
Agussalim, S.H.
Alman Paluti, S.STP., M.Ec.Dev.
Sebagai upaya optimalisasi tugas dan fungsi DPRD maka Sekretariat DPRD juga harus
dapat berperan optimal dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya. Aspek perencanaan
dan aspek penganggaran menjadi variabel subtansif dari tugas dan fungsi Sekretariat DPRD
dalam mendukung kinerja DPRD.
Di satu sisi aspek perencanaan merupakan cetak biru dari apa yang akan dilakukan
dalam satu tahun ke depan, sedangkan disisi lain aspek penganggaran merupakan faktor
absolut bagi terwujudnya rencana-rencana yang telah ditetapkan.
Dalam hal ini aspek perencanaan dan aspek anggaran merupakan aspek mendasar
dan paling vital dalam siklus implementasi kebijakan. Dengan perencanaan dan
penganggaran yang baik dan optimal maka upaya pencapaian target - target strategis dapat
dengan lebih mudah diwujudkan secara terukur dan berkelanjutan.
Tidak sedikit kasus penyalah gunaan keuangan daerah yang berawal dari lemahnya
pemahaman akan pentingnya perencanaan serta logika penganggaran dan pola administrasi
keuangan yang baik. Terlebih kini di era keterbukaan informasi publik, transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah menjadi sebuah kewajiban yang harus dipenuhi
oleh seluruh organisasi publik, tak terkecuali Sekretariat Dewan di seluruh Kabupaten/Kota di
Indonesa.
Akan tetapi semua perencanaan hal - hal tersebut diatas butuh adanya upaya
bersama untuk berani mengambil satu langkah kecil ke depan guna melakukan penguatan
terhadap technical knowledge bagi Sekretariat DPRD.
Teriring harapan semoga penerbitan buku ini semakin mempertebal komitmen dan
konsistensi Asosiasi Sekretaris DPRD Kabupaten/Kota selurun Indonesia untuk selalu
meningkatkan kapasitas para Sekretaris DPRD khususnya, maupun jajaran Sekretariat DPRD
di seluruh Indonesia pada umumnya dalam rangka turut mengawal jalannya
penyelenggarean pemerintahan daerah di bawah naungan Negara Kesatuan Republik
Indonesa.
Namun pada sisi yang lain, pemerintah daerah dihadapkan pada keterbatasan
sumber daya, ketergantungan fiskal yang tinggi pada dana transfer dari pemerintah, sehingga
pada satu sisi, kebutuhan untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan di daerah tidak
terbatas sementara pada sisi lain, sumber daya untuk menyelenggarakan urusarn tersebut
sangat terbatas.
Sekretariat DPRD yang bertugas untuk memfasilitasi pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi serta wewenang pimpinan dan anggota DPRD, dan sekaligus mempunyai tanggung
jawab pengelolaan anggaran DPRD dituntut untuk melaksanakan pengelolaan keuangan di
SKPD Sekretariat DPRD secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efektif,
efisien, ekonomis, transparan dan akuntabel.
Terbitnya Buku ini semoga dapat membantu Sekretariat DPRD dalam memfasilitasi
pelaksanaan tugas anggota DPRD, dengan terus mendorong kreatifitas dan inovasi anggota
DPRD, untuk terus mengontrol pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja daerah guna
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kehadiran Buku Panduan ini adalah dalam rangka melengkapi edisi yang telah terbit
sebelumnya dan juga bagian dari amanah dan kepercayaan anggota ASDEKSI kepada Dewan
Pengurus Nasional untuk menerbitkan Buku yang bisa menjadi rujukan Sekretaris DPRD
beserta staf dalam memberikan dukungan terhadap optimalisasi kineja DPRD.
Buku pedoman praktis ini disusun atas berbagai contoh kasus dan pengalaman
empirik sebagai pedoman kerja dalam memberkan solusi terhadap berbagai persoalan yang
terjadi dilingkungan Sekretariat DPRD didasarkan atas kaidah regulasi yang berlaku.
Sekretariat DPRD sebagai perangkat daerah adalah merupakan suatu entitas yang
unik dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya perlu ditunjang dengan ketrampilan dan
pengetahuan terkait berbaga peraturan dan pedoman kerja.
Terbitnya edisi lanjutan dari Buku Panduan Sekretaris DPRD ini diharapkan dapat
memberikan solusi atau sumber informasi atas permasalahan yang dihadapi Sekretaris DPRD
Kabupaten/Kota di Seluruh Indonesia seiring dengan perkembangan politik dan
permasalahan didaerah.
Dewan Pengurus Nasional ASDEKSI menyadari bahwa isi buku ini belum sepenuhnya
lengkap oleh karena itu kritik, saran, ide dan gagasan dari rekan- rekan Sekretaris DPRD dan
pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan buku ini di masa yang
akan datang.
Pada kesempatan yang baik ini izinkan saya atas nama Dewan Pengurus dan anggota
ASDEKSI menyampaikan ucapan terima kasth dan penghargaan terkhusus kepada Bapak Drs.
Mas'ud, MM (Sekretaris DPRD Kab Jepara), Bapak Drs. Achmad Mualif (Mantan Sekretaris
DPRC Kab. Rembang), Widyo Prayitno, SH (Mantan Sekretaris DPRD Kab Purworejo) yang
telah memberikan ide dan gagasan untuk penulisan buku ini Apresiasi tulus dari ASDEKSI atas
motivasi perhatian dan interaksi langsung dari rekan - rekan yang tanpa kenal lelah telah
menyumbangkan tenaga dan pikiran hingga terbitnya buku ini.
Salam hormat dan ucapan terima kasth pada Direktur lendeal Otonomi Daerah dan
Direktur lenderal Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negert yang turut memberikan
perhatian untuk generbitan buku ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada rekan-rekan Dewan Pengurus
Nasional ASDEKSI dan SEKNAS ASDEKSI yang tergabung dalam tim penyusun buku ini atas
dedikasi cdan semsangat keija hingga buiku ini hackr dthadapan kita semua.
Akhir kata kepada rekan- rekan Sekretaris DPRD dan pembaca semoga kita semua
diberikan kesehatan keselamatan dan kekuatan lahir bathin dalam menunaickan amanah
tugas serta dalam menek aktivitas keseharian kita, Amin.
Terima Kasih
SAMBUTAN:
DIRJEN OTONOMI DAERAH KEMENDAGRI i
DIRJEN BINA KEUANGAN DAERAH KEMENDAGRI iii
KETUA UMUM ASDEKS v
DAFTAR ISI vii
FASILITASI HAK KEUANGAN DAN ADMINISTRASI DPRD 1
LANDASAN HUKUM PENGELOLAAN ADMINISTRASI KEUANGAN DPRD 1
JENIS BELANJA DPRD 4
1. Penghasilan Pimpinan dan Anggota DPRD 4
2. Tunjangan Kesejahteraan Pimpinan dan Anggota DPRD 8
3. Uang Jasa Pengabdian 12
4. Dana Operasional Pimpinan DPRD 14
MEMFASILITASI TRI FUNGSI DPRD 15
FASILITASI FUNGSI PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH 15
1. Fasilitasi Program Pembentukan Peraturan Daerah 16
( Propemperda)
2. Fasilitasi Pembentukan Peraturan Daerah Prakarsa DPRD 18
3. Tahap Penyusunan Naskah Akademik dan Draf Raperda 19
DUKUNGAN FASILITASI SETWAN DALAM PEMBAHASAN RAPERDA 23
FASILITASI FUNGSI ANGGARAN DPRD 25
LANGKAH FASILITASI PENELAAHAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD 34
FASILITASI FUNGSI PENGAWASAN DPRD 35
LAMPIRAN STANDAR OPERASIONAL (SOP) 45
PROFIL PENYUSUN 59
FASILITASI HAK KEUANGAN DAN
ADMINISTRASI DPRD
Anggaran belanja DPRK merupakan bagian yang tidak terpisahlkan dari APBD, karena DPRD
bukan merupakan Perangkat Daerah, maka Penyelenggaraan Administrasi Keungan DPRD
dilaksanakan oleh Sekretariat DPRD.
Sekretariat DPRD bertugas menyusun belanja DPRD yang terdiri dari Belanja Pimpinan dan
Anggota DPRD yang diformulasikan ke dalam Rencara Kerja dan Anggaran Satuan Kerja
Perangkat Daerah Sekretariat DPRD.
Dari sekian banyak perangkat daerah, pengelolaan keuangan di sekretariat DPRD memiliki
karaktristik dan kompleksitas permasalahan tersendiri dibandingkan dengan perangkat
daerah lainnya. Hal ini dikarenakan Sekretariat DPRD memiliki beben tugas dan wewenang
ganda dalam hal pengelolaan keuangan yakni satu sisi mengyelenggarakan administrasi
keuangan DPRD, disisi lain sebagai bagian Organisasi Perangkat Daerah.
Sekretariat harus menyelenggarakan pengelolaan keuangan yang menjadi tanggung
jawabnya. Hanya saja dalam hal penyusunan pembahasan usulan pelaksanaan,
penatausahaan dan pertanggungjawab, diperlakukan sama dengan belanja perangkat daerah
lainya.
Regulasi yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan di Sekretariat DPRD yang harus
dikuasai dan dipahami oleh Sekretaris DPRD dan jajaranya adalah sebagai berikut :
Catatan :
Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur hak keuangan dan
administrasi pimpinan dan anggota DPRD harus diatur lebih lanjut
dalam peraturan daerah.
JENIS BELANJA DPRD
1. PENGHASILAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRD
Penghasilan Pimpinan dan Anggota DPRD meliputi :
1) Uang Representasi,
yaitu uang yang diberikan setiap bulan kepada Pimpinan dan Anggota DPRD
sehubungan dengan kedudukannya sebagai Pimpinan dan Anggota DPRD.
2) Tunjangan Keluarga,
Tunjangan Keluarga diberikan kepada Pimpinan dan Anggota DPRD yang besarannya
sama dengan ketentuan yang berlaku pada Pegawai Negeri Sipil, ( satu suami/istri,
dan dua orang anak ).
3) Tunjangan Beras,
Pimpinan dan Anggota DPRD diberikan juga uang tunjangan beras yang besarannya
sama dengan ketentuan yang berlaku pada Pegawai Negeri Sipil.
4) Uang Paket,
Yaitu uang yang diberikan setiap bulan kepada Pimpinan dan Anggota DPRD untuk
menghadiri dan mengikuti rapat-rapat, ketentuannya sebagai berikut :
Jabatan Besaran Uang Paket / Bulan Jumlah yang diterima
Ketua 10 % dari Uang Representasi Ketua Rp. 2.100.000 x 10 % =
Rp. 210.000,-
Wakil Ketua 10 % dari Uang Representasi Wakil Rp. 1.680.000 x 10 % =
Ketua Rp. 168.000,-
Anggota 10 % dari Uang Representasi Rp. 1.575.000 x 10 % =
Anggota Rp. 157.500,-
( Pasal 5 PP No. 18 / 2017 )
5) Tunjangan Jabatan,
Yaitu uang yang diberikan kepada Pimpinan dan Anggota karena kedudukannya
sebagai Ketua, Wakil Ketua dan Anggota DPRD :
Jabatan Besaran Tunjangan Jabatan / Bulan Jumlah yang diterima
Ketua 145 % dari Uang Representasi Ketua Rp. 2.100.000 x 145 % =
Rp. 3.045.000,-
Wakil Ketua 145 % dari Uang Representasi Wakil Rp. 1.680.000 x 145 % =
Ketua Rp. 2.392.500,-
Anggota 145 % dari Uang Representasi Rp. 1.575.000 x 145 % =
Anggota Rp. 2.283.750,-
( Pasal 6 PP No. 18 / 2017 )
KKD = PUD – BP
PUD = ( PAD + DBH + DAU )
BP = ( GT + TPP )
Keterangan :
KKD : Kemampuan Keuangan Daerah
PUD : Pendapatan Umum Daerah
BP : Belanja Pegawai
PAD : Pendapatan Asli Daerah
DBH : Dana Bagi Hasil ( hanya DBH pusat tidak termasuk DBH Provinsi )
DAU : Dana Alokasi Umum
GT : Gaji dan Tunjangan terdiri dari :
- Gaji Pokok ASN
- Tunjangan Keluarga
- Tunjangan Jabatan
- Tunjangan Fungsional
- Tunjangan Fungsional Umum
- Tunjangan Beras
- Tunjangan PPh/Tujangan Khusus
- Pembulatan Gaji
- Iuran BPJS Kesehatan
- Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja/Kematian
- Tunjangan Profesi Guru
- Tambahan Penghasilan Guru
- Tunjangan Khusus Guru
Misalnya : KKD tahun 2018 dihitung berdasarkan data realisasi APBD tahun 2016
( Permendagri No. 62 / 2017 )
Catatan Penting :
1) Jaminan Kesehatan
Diberikan dalam bentik iuran kepada badan penyelenggara jaminan sosial Kesehatan
( BPJS Kesehatan )
Iuran BPJS Kesehatan sebesar 5 % dari gaji, dengan ketentuan :
3 % dibayar oleh Pemerintah ( Rp. 2.100.000 x 3 % = Rp. 63.000 )
2 % dibayar oleh Anggota DPRD ( Rp. 2.100.000 x 2 % = Rp. 42.000 )
Jaminan Kesehatan berlaku juga untuk 1 ( satu ) orang suami/istri dan 2 ( dua ) orang
anak sesuai ketentuan.
Dasar :
Peraturan BPJS Kesehatan No. 1 / 2004 ttg. Penyelenggaraan Jaminan
Kesehatan.
Peraturan Presiden No. 12 / 2013 ttg. Jaminan Kesehatan sebagaimana telah
diubah dengan peraturan Presiden No. 19 / 2016.
General Check Up :
Diluar cakupan pelayanan kesehatan yang diberikan BPJS kepada Pimpinan dan
Anggota DPRD disediakan juga pemeriksaan kesehatan yang bertujuan untuk
mengetahui status kesehatannya :
Dilaksanakan 1 ( satu ) kali / tahun
Dilaksanakan di dalam negeri
Tidak termasuk istri atau suami dan anak
Besaran biaya General Check Up ditetapkan dalam peraturan Kepala Daerah.
2) Jaminan Kecelakaan
3) Jaminan Kematian
4) Pakaian Dinas
Pimpinan dan Anggota DPRD disediakan pakaian dinas beserta atributnya terdiri
atas :
a. Pakaian Sipil Harian ( PSH ) disediakan 2 (dua) pasang dalam 1 (satu) tahun;
b. Pakaian Sipil Resmi ( PSR ) disediakan 1 (satu) pasang dalam 1 (satu) tahun;
c. Pakaian Sipil Lengkap ( PSL ) disediakan 2 (dua) pasang dalam 5 (lima) tahun;
d. Pakaian Dinas Harian ( PDH ) lengan panjang disediakan 1 (satu) pasang dalam 1
(satu) tahun;
e. Pakaian bercirikan khas daerah disediakan 1 (satu) pasang dalam 1 (satu) tahun
Penetapan standar satuan harga pakaian dinas dan atributnya diatur dalam
Peraaturan Kepala Daerah dengan mempertimbangkan prinsip efiensi, efektifitas,
dan kepatutan.
( Pasal 12 PP No. 18 / 2017 )
Dalam hal Pimpinan atau anggota DPRD meninggal dunia, uang jasa pengabdian
diberikan kepada ahli warisnya. ( pasal 19 PP No. 18 / 2017 )
Mekanisme pencairan uang jasa pengabdian adalah sebagai berikut :
a. Tidak boleh diberikan dalam bentuk barang atau bentuk lain kecuali yang diatur
dalam ketentuan tersebut.
b. Ahli waris adalah yang terdaftar di asuransi/BPJS (apabila ada tuntutan ahli
waris/istri/suami lebih dari satu orang).
c. Pembayaran uang jasa pengabdian dilakukan setelah yang bersangkutan
dinyatakan diberhentikan dengan hormat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
CATATAN PENTING
Anggota DPRD yang dinyatakan diberhentikan dengan hormat maka hanya diberikan uang jasa
pengabdian sesuai ketentuan yanng berlaku dan tidak dibenarkan memberi tambahan dalam
bentuk lain, seperti cenderamata (uang/barang),uang tali asih, kapling tanah, dan lain-lain.
d. Apabila ada sisa DOP yang tidak digunakan sampai dengan akh tahun anggaran maka
harus disetorkan ke rekening kas umum daerah
e. DOP tidak boleh digunakan untuk keperluan pribadi, kelompok dan/atau golongan.
MEMFASILITASI TRI FUNGSI DPRD
Salah satu tugas penting Sekwan adalah mendukung tri fungsi DPRD yaitu sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-Undang No. 23 / 2014 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa
DPRD mempunyai fungsi :
a. Pembentukan Peraturan Daerah;
b. Anggaran; dan
c. Pengawasan.
Bentuk dukungan Sekwan/Setwan terhadap pelaksaaan tri fungsi DPRD dimaksud adalah
Aspek pengetahuan yang harus diketahui dan dipahami Sekwan bersama jajaran staf
Sekretariat DPRD dalam memfasilitasi fungsi pembentukan Peraturan Daerah antara lain :
Raperda yang direncanakan akan dibahas DPRD pada tahun berikutnya harus dimuat
dalam Program Pembentukan Peraturan Daerah (Propemperda), sebagaimana
diamanatkan dalam Permendagri No. 80 / 2015 ttg. Produk Hukum Daerah, mensyaratkan
perencanaan penyusunan peraturan daerah didahul dengan penyusunan Propemperda.
Propemperda adalah instrumen perencanaan program pembentukan Peraturan Daerah
yang disusun secara terencana, terpadu, dan sistematis antara DPRD dan Kepala daerah
yra memuat daftar urutan raperda untuk jangka 1 (satu) tahun skala prioritas
pembentukan raperda Skala prioritas pembentu raperda berdasarkan kriteria:
Perintah peraturan perundang – undangan yang lebih tinggi;
Rencara pembangunan daerah;
Penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan;
Aspirasi masyarakat.
Hal yang perlu dilakukan dalam penyusunan naskah akademik dan draf raperda
prakarsa DPRD adalah
a. Penyusunan KAK
b. Menjalin kerjasama dengan Perguruan Tinggi atau lembaga lain yang memiliki
kompetensi
c. Menyusun jadwal penyusunan naskah akademik dan draf raperda, antara lain :
- Pertemuan pemrakarsa dengan penyusun NA
- Public hearing penyusunan draf raperda
Proses Internal Raperda Prakarsa/ Inisiatif DPRD
Rapat Pansus
Membahas substansi Raperda bersama dengan Pemerintah Daerah ( OPD terkait
dan pemrakarsa )
b. Pembicaraan Tingkat II
Rapat Paripurna dengan agenda
Penyampai laporan hasil pembahasan disampaikan oleh Panitia Khusus
sekaligus pendapat akhir Fraksi-fraksi DPRD;
Catatan
Dalam hal raperda tidak mendapat persetujuan bersama antara DPRD dan
KDH, raperda tidak boleh diajukan lagi diajukan dalam persidangan DPRD masa
itu.
CATATAN :
Lanjut
Rapat - rapat 1. Membuat dan mengedarkan undangan paripurna kepada seluruh
Paripuna anggota DPRD, OPD dan pihak terkait;
2. Menyiapkan daftar hadir anggota DPRD dan Undangan;
3. Memastikan pihak yang bertugas dalam sidang paripurna dapat
bertugas dengan baik;
4. Menyiapkan bahan sambutan Pimpinan DPRD dalam rangka
memimpin pelaksanaan siding;
5. Memastikan dokumen yang dibutuhkan dalam paripurna sudah
digandakan dan terdistribusi dengan baik;
6. Memastikan ruangan/ tempat, sound system dll;
7. Mernastikan konsumsi siap tersedia;
8. Membuat Risalah/laporan hasil rapat paripurna;
9. Menyediakan dokumen bahan rilis untuk jumpa pers oleh Pimpinan
DPRD selaku juru bicara DPRD.
Pembahasan 1. Menugaskan staf yang akan menjadi pendamping Pasus;
Panitia Khusus 2. Berkoordinasi dengan Ketua Pansus untuk Pansus rapat;
( Pansus ) 3. Memastikan ruangan untuk pelaksanaan rapat pansus;
4. Membuat dan mengedarkan undangan rapat pansus kepada anggota
pansus dan OPD terkait;
5. Menggandakan bahan ( dokumen Raperda, NA dan dokumen lain
yang dibutuhkan );
6. Mengundang dan melibatkan staf ahli DPRD ( jika diminta );
7. Menyediakan absensi;
8. Memfasilitasi membuat laporan hasil pembahasan pansus.
Rapat Dengar 1. Berkoordinasi dengan Pimpinan Pansus untuk pelaksanaan RDP;
Pendapat ( RDP ) 2. identifikasi kelompok pakar, NGO dan masyarakat terkena dampak
langsung yang akan dilibatkan dalam RDP;
3. Menbuat undangan untuk ditandatangani Pimpinan DPRD atas
permintaan dasar Ketua Pansus;
4. undangan kepada pansus, kelompok paka NGO dan masyarakat
terkena dampak langsung untuk hadir dalam RDP;
5. Mengundang pihak pemerintah dan staf ahli DPRD;
6. Menyediakan absensi;
7. Membuat risalah / hasil RDP yang akan ditandatangani Pimpinan
sidang sebagai pelaporan.
Kunjungan kerja / 1. Berkoordinasi dengan pimpinan pansus tentang Penentuan jadwal
studi banding / dan lokasi kunjungan / studi banding / konsultasi;
konsultasi instansi 2. Surat pemberitahuan rencana kunjungan / konsultasi;
terkait, lapangan / 3. Anggaran perjalanan dan akomodasi (SPPD);
masyarakat / 4. Mendokumentasikan hasil kunjungan;
daerah lain / 5. Memfasilitasi membuat laporan hasil kunjungan / studi banding /
Lembaga / konsultasi dan
Kementerian 6. Membuat nilis atas hasil kunjungan / memfasilitasi jumpa pers bagi
( jika diperlukan ) DPRD.
FASILITASI FUNGSI ANGGARAN DPRD
Bebarapa pengetahuan dasar yang harus dimiliki jajaran sekretariat DPRD dalam
memfasilitasi DPRD terkait dengan fungsi anggaran antara lain :
Sekretariat DPRD terkadang menjadi mitra diskusi DPRD dalam pembahasan APBD.
Olehnya itu Sekretariat juga harus memiliki pengetahuan yang memadai terhadap
subtansi pembahasan APBD.
Sekretariat juga membantu DPRD untuk memastikan semua proses pembahasan dan
penetapan APBD di daerah tepat waktu dan berkualitas.
Penyampaian Rancangan KUA-PPAS : Pertengahan Juni.
Penetapan KUA-PPAS : Akhir Juli.
Penyampaian Raperda APBD : Minggu I Oktober.
Penetapan APBD : Paling lambat akhir November.
Penyampaian Rancangan Perub. KUA-PPAS : Minggu I Agustus.
Penetapan Perubahan KUA-PPAS : Minggu II Agustus.
Penyampaian Raperda Perub. APBD : Minggu ll September.
Penetapan Perubahan APBD : Akhir September.
Sesuai dengan Pasal 312 UU No. 23/2014 tentang Pemerintah Daerah. Bahwa, kepala
daerah dan DPRD wajib menyetujui bersama Raperda tentang APBD paling lambat
satu bulan sebelum dimulai tahun anggaran. Jika tidak disetujui bersama, maka dapat
dikenakan sanksi administratif berupa tidak dibayarkan hak-hak keuangan selama
enam bulan.
Sanksi tersebut tidak dapat dikenakan kepada anggota DPRD apabila keterlambatan
penetapan APBD disebabkan kepala daerah terlambat menyampaikan Raperda
tentang APBD.
Pada pasal 313 juga disebutkan, apabila kepala daerah dan DPRD mengambil
persetujuan bersama dalam waktu 60 hari sejak disampaikan Raperda tentang APBD.
Maka, kepala daerah menyusu dan menetapkan Perkada tentang APBD, paling tinggi
APBD tahun anggaran sebelumnya untuk membiayai keperluan setiap bulannya.
4. Fasilitasi Sekretariat DPRD Dalam Proses Pembahasan RAPBD dan Perubahan APBD
a. Pengadministrasian dan Kartu Kendali Surat Kepala Daerah terkait penyampaian Surat
dan Dokumen Nota Keuangan RAPBD;
b. Fasilitasi Rapat Badan Musyawarah setelah ada disposisi Pimpinan Dewan untuk
penjadwalan rapat penyampaian dan pembahasan Nota Keuangan RAPBD dan
pembuatan Risalah hasil Rapat Badan Musyawarah;
c. Fasilitasi administrasi dan pelaksanaan rapat paripurna pembicaraan tingkat I Nota
Keuangan RAPBD;
d. Fasilitasi penyediaan bahan dan pelaksanaan rapat- rapat pembahasan RKA-SKPD-
RAPBD pada komisi-komisi DPRD terkait mitra kerja;
e. Fasilitasi penyediaan bahan dan pelaksanaan rapat- rapat sinkronisasi dan finalisasi
oleh Badan Anggaran DPRD dengan Pemerintah Daerah;
f. Fasilitasi pembuatan laporan hasil pembahasan finalisasi RAPBD oleh Badan Anggaran
DPRD;
g. Fasilitasi Pembuatan Berita Acara Persetujuan Bersama antara Kepala Daerah dengan
DPRD ( contoh terlampir )
h. Fasilitasi administrasi dan pelaksanaan Rapat Paripurna pembicaraan tinggat II
penandatanganan Persetujuan Bersama antara DPRD dengan Kepala Daerah;
i. Pembuatan risalah Rapat Paripurna pembicaraan tingkat II persetujuan RAPBD;
j. Fasilitasi pembahasan Rapat Badan Anggaran atas hasil evaluasi APBD dan konsep
Rancangan Keputusan Pimpinan DPRD tentang tindak lanjut hasil evaluasi Gubernur
atas APBD;
k. Fasilitasi Pengumunan tindak lanjut hasil evaluasi Gumernur atas APBD pada Rapat
Paripurna berikutnya.
Dukungan Sekretariat DPRD dalam menyediakan informasi dan dokumen yang diperlukan
dalam proses pembahasan anggaran oleh DPRD :
Lanjut
Informasi kondisi kesehatan dalam
daerah bersangkutan ( profile
terkini );
Informasi kondisi pendidikan dalam
satu daerah ( profile terkini);
Sumber-sumber PAD KUA PPAS;
KUA PPAS
RKPD Dokumen RPJMD RKPD; - Fasilitasi konsultasi publik
RKPD tahun berjalan dan tahun dengan kelompok -
sebelumnya; kelompok masyarakat
Informasi pertumbuhan ekonomi; sipil.
LKPJ tahun sebelumnya (termasuk
RAPBD catatan/rekomendasi DPRD)
Data kemiskinan update tahun
terkini;
Data pengangguran dan potensi
lapangan kerja yang akan akan
terbuka;
Informasi kondisi kesehatan dalam
daerah bersangkutan ( profile
terkini );
Informasi kondisi pendidikan dalam
satu daerah ( profile terkini );
Sumber-sumber PAD;
Dokumen KUA - PPA yang sudah
ditandatangani;
Dokumen APBD tahun sebelumnya
( termasuk catatan hasil
pemandangan umum DPRD pada
tahun sebelumnya );
Data hasil musrenbang;
Data hasil jaring aspirasi DPRD
(konstituern meeting);
Hasil analisis kelompok masyarakat
sipil terhadap RAPBD.
Perubahan Laporan realisasi sementara setiap Fasilitasi konsultasi dengan
APBD SKPD; kelormpok masyaraka sipil,
Informasi kinerja pemerintahan perguruan tinggi dan lain
daerah dalam tahun berjalan ( hasil sebagainya yang memiliki
survey ); kepedulian terhadap
Dokumen hasil kunjungan lapangan anggaran.
DPRD;
Dokumen hasil reses DPRD.
Lanjut
APBD Dokumen APBD Pokok (tahun yang Fasilitasi konsultas publik
Realisasi dievaluasi; dengan masyarakat sipil,
Dokumen APBD Perubahan ( tahun perguruan tinggi yarg
yang dievaluasi ); memiliki kepedulian
LKPJ tahun dievaluasi; terhadap kinerja keuangan
Dokumen hasil audit (BPK); daerah.
Hasil survey kepuasan masyarakat
(CSS);
(catatan terkadang laporan LKPJ
seorang Bupati menyebutkan
angka pertumbuhan ekonomi
cukup tinggi. Kemiskinan menurun
dan lapangan kerja terbuka. Namun
dalam realisasi LPJ APBD misalnya
di PAD justru stagnan)
b. Materi
Raperda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD memuat laporan keuangan
yang meliputi :
- Laporan realisasi anggaran;
- Neraca laporan arus kas;
- Catatan atas laporan keuangan;
- Serta dilampiri dengan laporan kinerja yang telah diperiksa BPK; dan
- Ikhtiar laporan keuangan BUMD/Perusda.
Apabila secara teknis ada keterlambatan pelaksanaan pemeriksaan oleh BPK RI,
Raperda tentang Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dapat disampaikan ke
DPRD, namun pengambilan keputusannya menunggu selesainya pemeriksaan oleh
BPK RI (pasal 299).
C. Bentuk fasilitasi Setwan
1) Pengadministrasian dan pemberian kartu kendali Surat Kepala Daerah
terkaitpenyampaian surat dan dokumen Raperda tentang pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD tahun sebelumnya;
2) Fasilitasi Rapat Badan Musyawarah setelah ada disposisi pimpinan dewan untuk
penjadwalan rapat paripurna ( pembicaraan Tingkat I dan II ) untuk pembahasan
Raperda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dan pembuatan Risalah
Badan Musyawarah.
5. Pokok-pokok pikiran DPRD dimasukkan kedalam e-planning bagi Daerah yang telah
memiliki SIPD;
6. Pokok-pokok pikiran DPRD yang disampaikan setelah melewati batas waktu, akan
dijadikan bahan masukan pada penyusunan perubahan RKPD dasar perubahan APBD
tahun berjalan.
lanjut
3 Mengelompokkan daftar respon Daftar Respon
sesuai komisi dan OPD usulan per Komisi
per OPD.
4 Memfasilitasi rapat kerja Komisi Hasil Rapat Komisi
dengan OPD untuk dengan OPD mitra
menyelelaraskan dengan sasaran kerja.
dan prioritas pembangunan serta
ketersediaan riil anggaran.
5 Mengelompokkan Hasil Rapat Daftar usulan per.
kerja ke dalam bidang-bidang bidang urusan.
urusan.
6 Memfasilitasi rapat Badan Dokumen Pokok-
Anggaran dengan Pimpinan Komisi- pokok Pikiran DPRD
komisi untuk melakukan yang ditandatangani
harmonisasi usulan Pokok-pokok oleh Pimpinan DPRD
Pikiran DPRD.
7 Memfasilitasi pengiman Bukti pengiriman
pengiriman Dokumen Pokok-Pokok Dokumen Pokok-
Pikiran DPRD kepada Bupati/ pokok Pikiran DPRD.
Walikota melalui Kepala Bappeda
paling lambat 1 (satu) minggu
sebelum Musrenbang RKPD
dilaksanakan
Rekapitulasi usulan
kegiatan yg Pengelompokan
mendapat respon hasil Rapat Kerja
anggota.
Usulan kegiatan Daftar usulan hasil Pokok-pokok
berdasar rapat yg telah pikiran hasil
laporan hasil Daftar usulan sesuai dgn sasaran pembahasan yang
reses. kegiatan anggota dan prioritas Daftar usulan ditandatangani
Usulan kegiatan
DPRD per komisi pembangunan kegiatan Pimpinan DPRD.
berdsarkan
risalah rapat serta ketersediakan anggota DPR
dengar riil anggaran per urusan. Fasilitasi Rapat Badan
pendapat. Anggaran dgn
Fasilitasi Rapat
Pimpinan Komisi
Kerja Komisi dgn
Pendapat usulan OPD mitra
kegiatan utk dimintakan
respon tiap-tiap
anggota per komisi.
Contoh Format Dokumen Pokok-Pokok Pikiran DPRD
c. Pengawasan DPRD diharapkan berperan memberikan umpan balik ( feed back ) kepada
pemerintah daerah, dapat memberka informasi sedini mungkin bagi pemerintah
daerah guna perbaikan dan untuk mencegah hal-hal yang lebih fatal dalah
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Pasal 23 ayat (6) PP No. 3/ 2007 menyebutkan bahwa Apabila LKP) sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak ditanggapi dalam jangka waktu 30 hari setelah LKP)
diterima, maka dianggap tidak ada rekomendasi untuk penyempurnaan.
2. Fasilitasi terhadap Pengawasan DPRD atas Tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaaan
(LHP) BPK RI.
Sebagaimana ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13/ 2010, pada Pasal 2
sampai dengan Pasal 10 disebutkan sebagai berikut :
1. DPRD menerima laporan hasil pemeriksaan BPK meliputi jenis laporan sebagai berikut :
a) Laporan hasil pemeriksaan keuangan;
b) Laporan hasil pemeriksaan kinerja, dan laporan hasil pemeriksaan dengan tujuan
tertentu.
3. DPRD dapat meminta laporan pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaaan BPK dari
Pemerintah Daerah;
4. DPRD meminta kepada BPK Laporan Hasil Pem hasil pemeriksaan BPK dari Pemerintah
Daerah Hasil Pemeriksaan yang diterima sebagaimana dimaksud telah dikonfirmasikan
kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah;
5. Dalam hal BPK belum melakukan konfirmasi atas dapat mendorong Laporan Hasil
Pemeriksaan, DPRD BPK melakukan konfirmasi kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah;
6. DPRD melakukan pembahasan atas laporan hasil pemeriksaan BPK, dalam rapat
panitia kerja. (dalam konteks DPRD sebutannya Panitia khusus -PP No.16/ 2010);
a) Pembahasan atas laporan hasil pemeriksaan BPK dilakukan oleh DPRD paling lambat
2 (dua) mingg setelah menerima laporan hasil pemeriksaan BPK;
b) Pembahasan oleh DPRD diselesaikan dalam waktu paling lambat 1 (satu) minggu;
13. DPRD melakukan monitoring kepada Pemerintah Daerah atas pelaksanaan tindak
lanjut laporan hasil pemeriksaan.
14. DPRD dapat memberikan dorongan kepada Pemerintah Daerah untuk
mempertahankan kualitas opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)
dalam penyelenggaraan pemerintahan.
15. DPRD dapat melakukan pengawasan dan monitoring kepada pemerintah daerah untuk
mendorong temuan ataupun rekomendasi dikoreksi opini wajar dengan pengecualian
(qualified opinion)
16. DPRD dapat mengusulkan kepada Kepala Daerah untuk menegur, memberikan saran
dan/atau arahan yang sifatnya memotivasi OPD sesuai dengan tingkat, berat ringan
dan sifat temuan opun tidak wajar (adversed opinion);
17. DPRD dapat meminta keterangan dari BPK dan keterangan dan/atau klarifikasi dari
pemerintah daerah terkait pernyataan menolak memberikan opini (disclaimer of
opinion).
Catatan :
Pembahasan DPRD terhadap Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan BPK dapat dilakukan
bersamaan dengan pembahasan Raperda tentang Pertanggungjawaban Pelaksaaan APBD
atau dapat dilakukan pembahasan secara terpisah
Fasilitasi Sekwan terhadap fungsi pengawasan DPRD pada dasarnya mencakup semua
fungsi pengawasan DPRD secara kelembagaan terhadap pengawasan anggaran, LKPJ,
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD, pelaksanaan kebijakan ataupun pelaksanaan
peraturan daerah dan peraturan lainnya yang diberlakukan di daerah, pelaksanaan
pelayanan publik, maupun dalam merespon aspirasi masyarakat;
Sekwan bisa memfasilitasi DPRD berupa kelompok pakar yang mendampingi
pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD;
Sekwan harus memahami substansi karena dalam kondisi tertentu Sekwan harus
menyiapkan draf rekomendasi terhadap hasil pengawasan DPRD.