Anda di halaman 1dari 74

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan sebuah profesi sebagai pegawai
negeri dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintah. Sebagai pegawai pemerintah ASN memiliki kewajiban
untuk memahami nilai-nilai dasar yang menjadi landasan dalam menjalankan
profesinya. Nilai-nilai dasar landasan profesionalitas ASN tersebut diatur dalam
Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN). UU
No 5 Tahun 2015 menyebutkan nilai-nilai dasar profesinalitas ASN terdiri atas
nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi.
Kelima dasar tersebut memiliki peranan penting demi menghasilkan pegawai
ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme sesuai dengan harapan
dari pemerintah guna melayani masyarakat.
Guna membentuk dan menyiapkan Sumber Daya Aparatur pemerintah
unggul, berkulitas, profesional, dan berdedikasi diperlukan sebuah langkah
pendidikan dalam bentuk program pelatihan dasar. Sumber Daya Aparatur
Pemerintah yang unggul, berkulitas, profesional, dan berdedikasi dapat
dibentuk melalui Pelatihan Dasar CPNS. Berdasarkan Per LAN RI No. 12 Tahun
2018 pada pasal 1 butir 8, Pelatihan Dasar CPNS adalah pendidikan dan
pelatihan dalam masa prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk
membangun integritas moral, kejujuran, semangat, dan motivasi nasionalisme
dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Pelatihan ini merupakan
langkah dalam membentuk dan menyiapkan Sumber Daya Aparatur
Pemerintah yang berkulitas. Hal itu dilandaskan pada tujuan pelaksanaan
pelatihan dasar CPNS. Pelaksanaan pelatihan dasar CPNS Golongan III ini
bertujuan agar setiap peserta mampu membentuk nilai–nilai dasar profesi PNS
yang dikenal dengan istilah ANEKA, membangun kompetensi dan karakter ASN
yang kuat, meningkatkan kemampuan bersikap dan bertindak professional
dalam melayani masyarakat, 2 dengan cara mendorong ASN untuk dapat
1
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN dalam melaksanakan tugas di instansi
masing-masing.
Undang - Undang Aparatur Sipil Negara No.5 tahun 2014 Pasal 11
menjelaskan bahwa salah satu fungsi ASN adalah memberikan pelayanan
publik yang profesional dan berkualitas. Lebih lanjut, secara spesifik pada
profesi guru, sebagaimana diatur dalam UU NOMOR 14 TAHUN 2005 Tentang
Guru dan Dosen serta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2017, Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Artinya, guru merupakan
sosok sentral sebagai pelayan masyarakat dalam memperoleh pendidikan yang
berkualitas.
Madrasah Aliyah Negeri 1 Surakarta adalah lembaga pendidikan yang
memiliki banyak mata pelajaran. Materi yang di ajarkan tidak hanya bersifat
umum tetapi banyak sekali materi umum yang diajarkan. Hal ini tidak lepas dari
kedudukannya sebagai lembaga pendidikan yang bernaung di bawah
kementerian agama.
Dengan banyaknya materi ajar, harus ada keseimbangan prestassi yang
dicapai anatara prestasi bidang umum dan prestasi bidang agama. Seiring
dengan perkembangan zaman dan kebutuhan peserta didik dalam belajar
sangat tinggi sehingga iklim belajar juga meningkat. Namun dalam perjalanana
pembelajaran sekarang ini, banyak peserta didik yang lebih focus pada
pelajaran umum yang masuk mata pelajaran Ujian nasional.
Banyak waktu yang dicurahkan peserta didik dalam mempelajari Mata
Pelajaran umum untuk mendapatkan nilai yang terbaik. Hal ini dilakuakan agar
nilai yang didapat dapat menunjang dirinya dalam menempuh tingkat
pendidikan yang lebih tinggi. Semangat mendapatkan nilai tinggi dalam Mata
Pelajaran umum tidak diimbangi minat belajar mata pelajaran agama. Aqidah
Akhlak adalah salah satu Mata Pelajaran yang mendapatkan pengaruh.
Minat belajar peserta didik dalam mempelajari mata pelajaran agama
islam mengalami penurunan. Banyak hal yang menjadikan menurunnya minat
peserta didik dalam mempelajari Aqidah Akhlak. Selain target nilai yang tinggi
2
pada mata pelajaran umum. Metode mengajar yang digunakan oleh guru juga
berpengaruh pada turunnya minat belajar terhadap pelajaran Aqidah Akhlak.
Guru lebih cenderung menggunakan satu metode pembelajaran saja( misalkan
menggunakan metode ceramah) tanpa ada pengembangan metode untuk
menarik minat belajar peserta didik.
Dengan adanya permasalahan bagaimana meningktakan pemahaman
peserta didik terhadap pelajaran Aqidah akhlak, maka penulis mencoba untuk
menggunakan metode baru. Metode baru yang akan penulis gunakan adalah
metode observasi dan analisis. Observasi dan analisis diharapkan mampu
meningkatkan pemahaman pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah
Aliyah Negeri 1 Surakarta.

B. Identifikasi Isu dan Penetapan Isu


1. Identifikasi Isu
Paparaan pada sub bab latar belakang yang disampaikan tersebut
menjadi dasar dalam melaksanakan proses identifikasi isu dan penetapan
isu bagi rancangan aktualiasai dan habituasi ini. Selanjutnya, hal itu menjadi
dasar bagi pembentukan rancangan aktualisasi nilai-nilai PNS sebagai
bentuk pemecahan isu yang telah ditetapkan. Penetapan isu merupakan
tahapan awal dalam pembentukan rancangan aktualisasi. Hal tersebut
merupakan proses yang penting sebab penentuan awal tentang isu yang
diangkat bergantung pada proses identifikasi dan penetapan isu.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka daftar isu yang diperoleh
dalam lingkungan kerja wilayah MAN 1 Surakarta dikaitkan dengan agenda
ketiga pelatihan dasar CPNS yaitu Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan
WOG, dapat ditampilkan pada table sebagai berikut :

3
Tabel 1.1. Identifikasi Isu

No Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi saat Kondisi yang


Ini Diharapkan
1 2 3 4 5
1. Kurangnya Minat Whole of Tingkat Peserta didik
siswa untuk Goverment ketertarikan memiliki
mencari sumber mencari ketertarikan
literasi lain, sumber literasi yang besar
selain buku belajar siswa dalam mencari
pegangan dan rendah karena sumber literasi
media sosial metode lain sebagai
mengajar yang penunjang
monoton sistem
pembelajaran
yang
menyenangkan
2. Ketersediaan Pelayanan Kurangnya Peserta didik
buku pegangan Publik ketersediaan menggunakan
mata pelajaran buku yang bisa lebih dari satu
Aqidah Akhlak digunakan buku sebagai
kurang sehingga sebagai peganagan
Peserta didik referensi mata mata pelajaran
hanya pelajaran Aqidah Akhlak
menggunakan 1 Aqidah Akhlak.
buku pegangan Peserta didik
hanya memakai
1 buku
pegangan
3. Kurangnya SDM Manajemen Metode yang Guru
guru Mata ASN digunakan guru menggunakan
Pelajaran Aqidah dalam metode yang
Akhlak, mengajar lebih variatif
menggunakan masih dan menarik
metode yang menggunakan
kurang metode yang
bervariasi tidak bervarias
(hanya dengan (hanya dengan
PPT) saat PPT)
mengajar
4. Kurang Managemen Metode yang Guru
Efektifnya ASN digunakan menggunakan
metode ceramah Guru dalam metode yang
untuk mengajar lebih variatif
memperoleh belum dan menarik
pendalaman bervariasi
materi Aqidah
Akhlak
4
No Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi saat Kondisi yang
Ini Diharapkan
1 2 3 4 5
5. Keadaan ruang Pelayanan Keadaan ruang Peserta didik
kelas sempit Publik kelas yang menjadi
sempit nyaman dalam
membuat mengikuti
peserta didik pelajaran
tidak nyaman meskipun
mengikuti ruang kelas
pelajaran di yang sempit
dalam kelas

2. Penetapan Isu

a. Analisis Kriteria Isu Menggunakan Metode APKL (Aktual, Problemetik,


Kekhalayakan dan Layak)

Penetapan isu ini menggunakan metode analisis isu. Metode analisis


isu dilakukan dengan menggunakan kualitas isu dan menentukan prioritas isu
yang perlu diangkat untuk diselesaikan melalui gagasan kegiatan yang
dilakukan. Analisis isu dilakukan dengan pendekatan APKL, yaitu Aktual,
Problematik, Kekhalayakan dan Layak. Analisis APKL merupakan alat bantu
untuk menganalisis ketepatan dan kualitas isu dengan memperhatikan tingkat
aktual, problematik, kekhalayakan dan layak dari isu-isu yang ditemukan di
lingkungan unit kerja. Berdasarkan analisis APKL, maka dipilih isu yang
menjadi prioritas utama yang selanjutnya akan diidentifikasi.
Berdasarkan hasil identifikasi isu, berikut disajikan analisis kualitas isu
untuk menentukan prioritas isu yang perlu diangkat guna diselesaikan melalui
gagasan kegiatan yang dilakukan. Analisis kualitas isu menggubakan indikator
APKL yang disajikan pada tabel berikut.
Tabel 1.2 Parameter APKL

No Indikator Keterangan

1 2 3
1 Aktual ( A ) Isu yang sering terjadi atau dalam proses kejadian
sedang hangat dibicarakan di kalangan masyarakat.

5
No Indikator Keterangan

1 2 3
2 Problematik (P) Isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks
sehingga perlu dicarikan segera solusinya
3 Kekhalayakan Isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup
(K) orang banyak dan bukan hanya untuk kepentingan
seseorang atau sekelompok kecil
4 Layak (L) isu yang masuk akal, pantas dan realistis serta
relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan
masalahnya

Berikut disajikan hasil analisis kualitas berdasarkan indikator APKL.


Hasil analisis kualitas isu disajikan pada tabel berikut :

Tabel 1.3. Penetapan Isu dengan APKL

Kriteria Keterangan

Mata

Peringkat
Identifikasi
Jumlah
No Pelatihan
Isu A P K L
terkait

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Whole of Kurangnya 3 2 2 3 3 3 Tidak
Government Minat siswa Memenuhi
untuk mencari Syarat
sumber literasi
lain, selain
buku
pegangan dan
media sosial
2 Pelayanan Ketersediaan 2 3 2 3 2 4 Tidak
Publik buku Memenuhi
pegangan Syarat
mata pelajaran
Aqidah Akhlak
kurang
sehingga
Peserta didik
hanya
menggunakan
1 buku
pegangan

6
Kriteria Keterangan
Mata

Peringkat
Identifikasi

Jumlah
No Pelatihan
Isu A P K L
terkait

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3 Manajemen Kurangnya 3 3 2 1 2 5 Tidak
ASN SDM guru Memenuhi
Mata Syarat
Pelajaran
Aqidah Akhlak,
menggunakan
metode yang
kurang
bervariasi
(hanya dengan
PPT) saat
mengajar
4 Managemen Kurang 5 5 5 5 5 1 Memenuhi
ASN Efektifnya Syarat
metode
ceramah untuk
memperoleh
pendalaman
materi Aqidah
Akhlak
5 Pelayanan Keadaan 2 3 3 3 3 2 Tidak
Publik ruang kelas Memenuhi
sempit Syarat

Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
Keterangan 3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya

b. Analisis Prioritas Isu Menggunakan USG

Berdasarkan metode analisis APKL, dari tabel analisis isu, diperoleh


tiga isu utama dengan nilai tertinggi yang terpilih, yaitu Kurangnya SDM
guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlak yang hanya menggunakan PPT untuk

7
mengajar, Mata Pelajaran Aqidah Akhlak bukan Mata Pelajaran Ujian
Nasional, dan Ketersediaan buku pegangan mata pelajaran Aqidah Akhlak
kurang sehingga Peserta didik hanya menggunakan 1 buku pegangan.
Selanjutnya, Isu tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan
metode USG (Urgency, Seriousness, Growth).
Metode USG merupakan metode yang digunakan untuk mengukur
skala prioritas. Metode USG merupakan kritera yang disusun untuk
menentukan prioritas penanganan permasalahan pada instansi terkait.
Kriteria tersebut dipaparkan sebagai berikut.

Tabel 1.4. Penjelasan USG


No Komponen Keterangan
1 2 3
1 Urgency Seberapa mendesak isu tersebut dibahas
dikaitkan dengan waktu yang tersedia serta
seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu

2 Seriousness Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas


dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan
penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang
ditimbulkan masalahmasalah lain kalu masalah
penyebab isu tidak dipecahkan (bisa
mengakibatkan masalah lain)

3 Growth Seberapa kemungkinan isu tersebut


menjadi berkembang dikaitkan
kemungkinan masalah penyebab isu
akan semakin memburuk jika dibiarkan

Keterukuran skala prioritas isu dengan metode USG didasarkan


pada pengukuran yang diadaptasi dari skala likert. Berikut disajikan
indikator pengukuran prioritas.

8
Tabel 1.5. Parameter USG
SKOR Urgency Seriousness Growth
1 2 3 4
1 Isu tidak mendesak Isu tidak begitu serius Isu berkembang
untuk segera untuk di bahas karena lamban
diselesaikan tidak berdampak ke hal
yang lain

2 Isu kurang mendesak Isu kurang serius untuk Isu berkembang


untuk segera segera dibahas karena kurang cepat
diselesaiakn tidak kurang berdampak
ke hal lain

3 Isu cukup mendesak Isu cukup serius untuk Isu berkembang


untuk segera segera dibahas karena cukup cepat,
diselesaikan akan berdampak ke hal segera dicegah
yang lain

4 Isu mendesak untuk Isu serius untuk segera Isu berkembang


segera diselesaikan dibahas karena akan cepat untuk
berdampak ke hal yang segera dicegah
lain

5 Isu sangat mendesak Isu sangat serius untuk Isu berkembang


untuk segera segera dibahas karena sangat cepat
diselesaikan akan berdampak ke hal untuk segera
yang lain dicegah

Berdasarkan metode USG, berikut disajikan hasil analisis isu di Madrasah


Aliyah Negeri 1 Surakarta.

9
Tabel 1.6. Penetapan Isu USG
Mata Kriteria
Jmlah Perin
No Pelatihan Identifikasi Isu U S G
Skor gkat
terkait (1-5) (1-5) (1-5)
1 Whole of Kurangnya 5 3 3 11 2
Goverment Minat siswa
untuk mencari
sumber literasi
lain, selain buku
pegangan dan
media sosial
2 Manajemen Kurang 5 5 5 15 1
ASN Efektifnya
metode
ceramah untuk
memperoleh
pendalaman
materi Aqidah
Akhlak
3 Pelayanan Keadaan ruang 2 4 3 9 3
Publik kelas sempit

Berdasarkan hasil analisis USG, diperoleh satu isu dengan nilai


tertinggi yang selanjutnya akan dibuatkan rencana kegiatannya. Dalam
pembahasan selanjutnya akan dijabarkan secara lebih rinci identifikasi isu
yang terpilih untuk dibuatkan rangkaian kegiatan dan tahapan-tahapan
dengan menghubungkannya dengan nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.

c. Dampak Tidak Terselesaikannya Isu

Adapun dampak yang akan muncul apabila isu tidak terselesaikan bisa
dilihat pada tabel di bawah ini :

10
Tabel 1.7 Dampak Isu Tidak Terselesaikan

No Sumber Identitas Isu Dampak


Isu

1 2 3 4

1 Manajemen Kurang Efektifnya 1. timbul masalah perilaku


ASN metode ceramah untuk belajar negative
memperoleh 2. Perilaku belajar negatif
pendalaman materi mengakibatkan proses
Aqidah Akhlak belajar tidak kondusif

3. penurunan prestasi
belajar peserta didik

4. turunnya minat belajar


peserta didik kelas XI
terhadap mata
pelajaran Aqidah
Akhlak

C. Rumusan Masalah
Dari isu tersebut maka rumusan masalah kegiatan aktualisasi melalui
habituasi :
1. Bagaimana cara meningkatkan pemahaman materi aqidah akhlak dengan
menggunakan metode observasi dan analisis?

2. Bagaimana kaitannya aktualisasi dengan Materi Latihan Dasar


Akuntabilitas, Nasionalisme Komitmen Mutu dan Anti Korupsi?

3. Bagaimana kaitannya antara visi misi dan nilai organisasi terhadap hasil
kegiatan dari isu yang diangkat?

11
D. Tujuan

Berdasarkan identifikasi isu dan rumusan masalah yang telah


ditemukan, tujuan yang akan dicapai dari dilaksanakannya aktualisasi ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas XI
IPS MAN 1 Surakarta
2. Untuk Mengetahui keterkaitan nilai-nilai dasar ASN (ANEKA) dengan
kegiatan yang dilakukan selama aktualisasi dan habituasi.
3. Untuk mengetahui keterkaitan antara visi misi dan nilai organisasi
terhadap hasil kegiatan dari isu yang diangkat.
E. Manfaat

Manfaat kegiatan pengaktualisasian nilai-nilai dasar PNS adalah


sebagai berikut :

1. Bagi Calon Pegawai Negeri Sipil


Meningkatkan pemahaman dan mampu untuk
mengimplementasikan nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi)
sebagai landasan dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
2. Bagi Satuan Kerja
Meningkatkan hasil belajar seni tari pada siswa kelas X program
IPS MAN 1 Surakarta.
3. Bagi Masyarakat
Mengenalkan nilai budaya Indonesia yang salah satumya terdapat
dalam kegiatan seni tari.
4. Bagi Pihak Lain
Bisa dijadikan alternative pilihan model pembelajaran.

12
BAB II

LANDASAN TEORI
A. Sikap Perilaku Bela Negara

Sikap perilaku dan kedisiplinan yang harus dilimiliki oleh PNS untuk
menunjang fungsinya adalah nilai-nilai sikap perilaku, kesehatan jasmani dan
kesehatan mental, kesamaptaan jasmani dan kesamaptaan mental, dan tata
upacara sipil dan keprotokolan.

Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga Negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan
hidup bangsa dan Negara yang seutuhnya.
1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara

Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam


penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur, pada
hakikatnya terkait dengan pembangunan kesadaran berbangsa dan
bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku PNS harus sesuai dengan
kepribadian bangsa dan selalu mengkaitkan dirinya dengan cita-cita dan
tujuan hidup bangsa Indonesia (sesuai amanah yang ada dalam
Pembukaan UUD 1945) melalui:
a. Menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan bangsa dan negara
Indonesia yang terdiri dari beberapa suku bangsa yang mendiami
banyak pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke,
dengan beragam bahasa dan adat istiadat kebudayaan yang berbeda-
beda. Kemajemukan itu diikat dalam konsep wawasan nusantara yang
merupakan cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
b. Menumbuhkan rasa memiliki jiwa besar dan patriotisme untuk
menjaga kelangsungan hidup bangsa dan negara. Sikap dan perilaku
yang patriotik dimulai dari hal-hal yang sederhana yaitu

13
dengan saling tolong menolong, menciptakan kerukunan
beragama dan toleransi dalam menjalankan ibadah
sesuai agama masing-masing, saling menghormati
dengan sesama dan menjaga keamanan lingkungan.
c. Memiliki kesadaran atas tanggungjawab sebagai warga
negara Indonesia yang menghormati lambang-lambang
negara dan mentaati peraturan perundang-undangan.

Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada


negara dan kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela
negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras.
Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-sama
menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.Tercakup di dalamnya
adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan
negara.Unsur Dasar Bela Negara antara lain:
Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami penerapannya
dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara antara lain:
1) Cinta Tanah Air.

Kesadaran bela negara yang ada pada setiap masyarakat


didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air kita. Kita dapat
mewujudkan itu semua dengan cara kita mengetahui sejarah negara
kita sendiri, melestarikan budaya-budaya yang ada, menjaga
lingkungan kita dan pastinya menjaga nama baik negara kita.
2) Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.

Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita


yang harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan
dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. Kita dapat
mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian antar
perorangan atau antar kelompok.
3) Pancasila.

Pancasila adalah alat pemersatu keberagaman yang ada di


Indonesia yang memiliki beragam budaya, agama, etnis, dan lain-

14
lain. Nilai-nilai pancasila inilah yang dapat mematahkan setiap
ancaman, tantangan, dan hambatan.
4) Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara.

Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela


berkorban untuk bangsa dan negara.
5) Memiliki Kemampuan Bela Negara.

Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan


dengan tetap menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam
menjalani profesi masing-masing.

2. Analisis Isu Kontemporer

Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C.,


2017) ada empat level lingkungan strategis yang dapat
mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan pekerjaannya
sesuai bidang tugas masing-masing, yakni: individu, keluarga
(family), Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/
Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global). Ke empat level
lingkungan stratejik tersebut disajikan dalam gambar berikut ini:

Gambar 2.1 Model Faktor Perubahan

Kinerja PNS Berdasarkan gambar di atas dapat dikatakan


bahwa perubahan global
(globalisasi) yang terjadi dewasa ini, memaksa semua bangsa
(Negara) untuk berperan serta, jika tidak maka arus perubahan

15
tersebut akan menghilang dan akan meninggalkan semua yang
tidak mau berubah. Perubahan global ditandai dengan hancurnya
batas (border) suatu bangsa, dengan membangun pemahaman
dunia ini satu tidak dipisahkan oleh batas Negara. Hal yang menjadi
pemicunya adalah berkembang pesatnya teknologi informasi
global, dimana setiap informasi dari satu penjuru dunia dapat
diketahui dalam waktu yang tidak lama berselang oleh orang di
penjuru dunia lainnya.

Perubahan cara pandang tersebut, telah mengubah tatanan


kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini ditandai dengan
masuknya kepentingan global (Negara-negara lain) ke dalam negeri
dalam aspek hukum, politik, ekonomi, pembangunan, dan lain
sebagainya. Perubahan cara pandang individu tentang tatanan
berbangsa dan bernegara (wawasan kebangsaan), telah
mempengaruhi cara pandang masyarakat dalam memahami pola
kehidupan dan budaya yang selama ini dipertahankan/diwariskan
secara turun temurun.
Oleh karena itu, pemahaman perubahan dan perkembangan
lingkungan stratejik pada tataran makro merupakan factor utama
yang akan menambah wawasan PNS. Wawasan tersebut
melingkupi pemahaman terhadap Globalisasi, Demokrasi,
Desentralisasi, dan Daya Saing Nasional.
PNS dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal
juga internal yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa
dan bernegara (pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal
Ika) sebagai konsensus dasar berbangsa dan bernegara.
Fenomena-fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap PNS
mengenal dan memahami secara kritis terkait dengan isu-isu kritikal
yang terjadi saat ini atau bahkan berpotensi terjadi, isu-isu tersebut
diantaranya; bahaya paham radikalisme/ terorisme, bahaya
narkoba, cyber crime, money laundry, korupsi, proxy war. Isu-isu di
atas, selanjutnya disebut sebagai isu-isu strategis kontemporer.

16
3. Kesiapsiagaan Bela Negara

Untuk melatihan kesiapasiagaan bela negara bagi CPNS ada


beberapa hal yang dapat dilakukan, salah satunya adalah tanggap dan
mau tahu terkait dengan kejadian-kejadian permasalahan yang
dihadapi bangsa negara Indonesia, tidak mudah terprovokasi, tidak
mudah percaya dengan barita gossip yang belum jelas asal usulnya,
tidak terpengaruh dengan penyalahgunaan obat- obatan terlarang dan
permasalahan bangsa lainnya, dan yang lebih penting lagi ada
mempersiapkan jasmani dan mental untuk turut bela negara.
Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan
kepada semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelaan negara.
Dalam hal ini setiap CPNS

sebagai bagian dari warga masyarakat tentu memiliki hak dan


kewajiban yang sama untuk melakukan bela Negara sebagaimana
diamanatkan dalam UUD Negara RI 1945 tersebut.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada
negara dan kesediaan berkorban membela negara. Cakupan bela
negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras.
Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-sama
menangkal ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup di dalamnya
adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Setidaknya unsur Bela Negara antara lain :

a. Cinta Tanah Air.

b. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.

c. Yakin akan Pancasila sebagai Ideologi Negara.

d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara.

e. Memiliki Kemampuan Awal Bela Negara.

Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan sehari-hari di


zaman sekarang di berbagai lingkungan:
a. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga.

17
(lingkungan keluarga).
b. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga).

c. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan pelatihan)


Kesadaran untuk menaati tata tertib pelatihan (lingkungan
kampus/lembaga pelatihan).
d. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam
masyarakat (lingkungan masyarakat).
e. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama
(lingkungan masyarakat).
f. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara).

g. Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara).

B. Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara

1. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus


dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.

a. Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu:

1) Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke


bawah dimana pimpinan memainkan peranan
yang penting dalam menciptakan lingkungannya

2) Transparasi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan


yang dilakukan oleh individu maupun
kelompok/instansi.

3) Integritas : Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan


dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan
keyakinan

4) Tanggung Jawab : Kesadaran manusia akan tingkah laku atau


perbuatannya yang disengaja maupun yang
tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti
berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan

18
kewajiban.

5) Keadilan : Kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai


sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.

6) Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah


kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan
melahirkan akuntabilitas.

7) Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan


kerja, maka diperlukan keseimbangan antara
akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan
kapasitas.

8) Kejelasan : Pelaksanaan wewenang, tanggung jawab harus


memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang
menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.

9) Konsistensi : Sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan


sesuatu.

b. Jenis- jenis Akuntabilitas

Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu :

1) Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas yang


pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada otoritas yang
lebih tinggi.

2) Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability), akuntabilitas yang


pertanggungjawabannya kepada masyarakat luas.

c. Tingkatan Aktualisasi

Tingkatan akuntabilitas terdiri dari limat (5) tingkatan yaitu :

1) Akuntabilitas Personal

2) Akuntabilitas Individu

3) Akuntabilitas Kelompok

4) Akuntabilitas Organisasi

19
5) Akuntabilitas Stakeholder

2. Nasionalisme

Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan bangsanya sendiri


dan pandangan tentang rasa cinta terhadap bangsa dan negara. Dengan
nasionalisme yang kuat, maka setiap PNS memiliki orientasi berpikir
mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara. Nasionalisme
merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap
bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. PNS
dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar
memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan
kebangsaannya.

Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus


diperhatikan, yaitu:

a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa

1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan


ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbedabeda terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.

4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama


dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

5) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap


Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.

b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat
dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban
20
asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Berani membela kebenaran dan keadilan.

c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia

1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta


kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat


kebijaksanaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang
sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
4) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
5) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
6) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai
untuk melaksanakan pemusyawaratan.

21
e. Sila Kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan


sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2) Sikap adil terhadap sesama.

3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

4) Menghormati hak orang lain.

5) Suka bekerja keras.

6) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat


bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
7) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
3. Etika Publik

Etika dapat dipahami sebagai system penilaian perilaku serta


keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna menjamin adanya
perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara pengambilan keputusan
untuk membantu membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta
mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni:
1) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
2) Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
3) Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan
faktual. Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik yaitu :
a) Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
b) Dimensi Modalitas
c) Dimensi Tindakan Integritas Publik Indikator nilai-nilai dasar
etika publik, yaitu :
 Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.

 Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar


Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945.
 Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.

22
 Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.

 Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.

 Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.

 Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada


publik.

 Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan


dan program pemerintah.
 Memberikan layanan kepada publik secara jujur,
tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil
guna, dan santun.
 Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
 Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
 Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
 Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
 Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu

Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain
yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai.
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil, dipersepsikan oleh individu terhadap produk/
jasa berupa ukran baik/ buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab
pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat
memberi kepuasan kepada stakeholder. Nilai-nilai Komitmen Mutu:
a. Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat mencapai hasil
sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah
maupun mutu hasil kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari
performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan
waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan
terpenuhinya kebutuhan pelanggan.

23
b. Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumber daya yang digunakan
untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat efisiensi diukur dari
penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam melaksanakan
kegiatan. Efisiensi organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan
baku, uang dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah
keluaran tertentu.
c. Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam (internal) untuk
melakukan perubahan, atau bisa juga karena ada desakan kebutuhan
dari pihak eksternal misalnya permintaan pasar. Inovasi dalam layanan
publik harus mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
dan mindset baru sebagai aparatur penyelenggara pemerintahan, yang
diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda
dengan sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan
tugas rutin.
d. Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar
untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital
untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga
kredibilitas institusi. Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa
melakukan pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan
sehingga pelanggan menjadi puas dalam pelayanan.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam mengevaluasi
kualitas pelayanan, yaitu:

1) Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,


perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;

2) Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan


pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan
yang telah dijanjikan;

3) Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk


memberikan pelayanan dengan tanggap;

4) Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan,


dan sifat dapat dipercaya;

5) Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan,

24
komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap
kebutuhan pelanggan.
Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi. Pada level
puncak (corporate level) bertanggung jawab atas mutu layanan institusi
secara keseluruhan untuk membangun citra kelembagaan dan keunggulan
bersaing. Pada level strategic business unit level tanggung jawab mutu
berkaitan dengan penetapan diversifikasi mutu pada setiap unit kerja sesuai
dengan target masing-masing. Pada level fungsional bertanggung jawab atas
mutu hasil setiap layanan yang diberikan di unit-unit pendukung. Sedangkan
pada level unit dasar tanggung jawab mutu berkaitan dengan aktivitas/
rencana aksi yang dilaksanakan di masing-masing unit kerja.
5. Anti Korupsi

Korupsi berasal dari bahasa latin “corruption” (Fockema Andrea: 1951)


atau “corruptus” (Webster Student Dictionary: 1960). Selanjutnya dikatakan
bahwa “corruption” berasal dari kata “corrumpere”, suatu bahasa latin yang
lebih tua. Dari bahasa latin tersebut kemudian dikenal istilah “coruption,
corrupt” (Inggris), “corruption” (Perancis) dan “corruptive/korruptie” (Belanda).
Korupsi secara harafiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian.

Korupsi sering disebut dengan kejahatan luar biasa karena dampaknya


dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa baik dalam ruang lingkup
pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan
tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat
berdampak secara jangka panjang. Korupsi menurut UU No. 20 Tahun 2001
didefinisikan sebagai tindakan melawan hukum dengan maksud memperkaya
diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang berakibat merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara. menurut UU No. 31/1999 jo No. UU
20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri dari:

a. Kerugian keuangan negara,


b. Suap-menyuap,
c. Pemerasan,
d. Perbuatan curang,

25
e. Penggelapan dalam jabatan,
f. Benturan kepentingan dalam pengadaan, dan
g. Gratifikasi.
Nilai-Nilai Anti Korupsi
Adapun Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi:

a. Kejujuran

Jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong,


dan tidak curang.

b. Kepedulian

Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan


menghiraukan..

c. Kemandirian

Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses mendewasakan


diri yaitu dengan tidak bergantung pada orang lain untuk
mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya

d. Kedisiplinan

Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan

e. Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu perbuatan


yang salah baik itu disengaja maupun tidak disengaja.

f. Kerja Keras

Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, dimana


kemauan menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan,
daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian
diri, keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan dan
pantang mundur.

g. Sederhana

Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros,


hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi

26
semua kebutuhannya.

h. Keberanian

Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam


bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran, berani
mengakui kesalahan, berani bertanggungjawab dan lain
sebagainya.

i. Keadilan

Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak


memihak.
C. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI

Untuk menciptakan Pegawai Negeri Sipil yang baik, maka adanya


Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian yang
telah diubah menjadi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara. Karena PNS memegang peranan besar dalam kelancaran pemerintahan
dan pembangunan, maka PNS memiliki peran dan kedudukan yang sangat
penting dalam berjalannya system pemerintahan serta pelayanan lembaga
Negara kepada masyarakat.
Dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
ASN, Pegawai Negeri Sipil diharuskan mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Pelaksana Kebijakan Publik
ASN berfungsi, berperan dan bertugas untuk melaksanakan
kebijakan yang dibuat oleh pejabat Pembina kepegawaian sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan
kepentingan publik dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya tersebut, harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi
pada kepentingan publik.
b. Pelayan publik

ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan


pelayanan publik yang professional dan berkualitas. Pelayanan publik
merupakan kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara
dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administrasi yang

27
diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan
memenuhi kepuasan pelanggan. Oleh karena itu ASN dituntut untuk
memberikan pelayanan secara professional kepada masyarakat.
c. Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat
persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. ASN
senantiasa taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara, dan
pemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta
mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan
pribadi/golongan. Dalam Undang- undang ASN disebutkan bahwa dalam
penyelenggaraan dan kebijakan manajemen ASN, salah satu diantaranya
adalah asas persatuan dan kesatuan. ASN harus senantiasa
mengutamakan dan mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Sedangkan Kedudukan Aparatur Sipil Negara dalam NKRI yaitu:

1) Pegawai ASN berkedudukan sebagai Aparatur Negara.

2) Pegawai ASN melaksanakan Kebijakan yang ditetapkan oleh


Pimpinan Instansi Pemerintah serta harus bebas dari pengaruh
dan Intervensi semua Golongan serta Parpol.

3) Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus


partai politik.

4) Kedudukan ASN berada di Pusat, Daerah dan Luar Negeri,


namun demikian Pegawai ASN merupakan satu kesatuan.

a. Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin


PNS dalam pasal 3 dijelaskan tentang kewajiban selaku PNS
sebagai berikut:
5) Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah;
6) Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
7) Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada
PNS dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung

28
jawab;
8) Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan
martabat PNS;
9) Mengutamakan kepentingan negara daripada
kepentingan sendiri, seseorang, dan/atau golongan;
10) Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau
menurut perintah harus dirahasiakan;
11) Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
12) Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila
mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau
merugikan negara atau Pemerintah terutama di bidang
keamanan, keuangan, dan materiil;
13) Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
14) Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
15) Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara
dengan sebaik- baiknya;
16) Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
17) Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
18) Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengembangkan karier; dan
19) Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat
yang berwenang.

1. Pelayanan Publik

LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala bentuk


kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di
Pusat dan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang
dan /atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dalam UU
No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan Peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif
yang disediakan oleh penyelenggara Pelayanan Publik.

29
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan, responsif, non diskriminatif,
mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan.
Fundamen Pelayanan Publik:
a. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat
konstitusi
b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak warga negara
c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai
hal-hal strategis untuk memajukan bangsa di masa yang akan
datang
d. Pelayanan publik tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan warga negara tetapi juga untuk proteksi

2. Whole of Government

Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan


penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang
lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen program, dan pelayanan publik. Oleh karena itu WoG dikenal
sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan dengan melibatkan
sejumlah kelembagaan yang terkait urusan-urusan yang relevan (Suwarno &
Sejati, 2016).

WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan publik


bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan bersama dan
sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu (Shergold &
lain-lain, 2004). Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur sipil
Indonesia adalah:

a. Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan


integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta
penyelenggaraan pemerintahan lebih baik,

b. Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas


sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam

30
pembangunan.

c. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar
belakang lainnya mendorong adanya potensi disintegrtasi bangsa.
D. Tinjauan Umum Tentang Observasi dan Analisis
Penjelasan mengenai observasi dan analisis :
1. Menurut Arikunto (2006:124) observasi adalah mengumpulkan data atu
keterangan yang harus dijakankan dengan melakukan usaha-usaha
pengamatan secara langsung ke rempat yang akan diselidiki. Sedangkan
menurut kamus ilmiah populer (dalam Suardeyasari, 2010:9) kata observasi
berarti suatu pengamatan yang teliti dan sistematis, dilakukan secara
berulang-ulang. Metode observasi seperti yang dikatakan Hadi dan
Nurkancana (dalam Suardeyasri,2010:9) adalah suatu metode
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan
dan pencatatan secara sistematis baik secara lagsug maupun secara tidak
langsung pada tempat yang diamati.
Metode observasi digunakan sebagai metode untuk mengumpulkan
data atau untuk mencatat bukti. Definisi umum observasi oleh peneliti adalah
melihat, tetapi melihat ini diharapkan dapat menyertakan analisis dan
interprestasi yang spesifik. Metode observasi sangat bermanfaat bagi
pemenuhan rasa ingin tahu siswa. Sehingga proses pembelajaran memiliki
kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi siswa menemukan
fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisa dengan materi yang
dibawakan oleh guru.
2. Menurut Dwi Prastowo Darminto dan Rifka Julianti, analisis merupakan
penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaah bagian itu
sendiri, serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang
tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Analisis secara umum sering juga
disebut dengan pembagian.
Dalam logika, analisis atau pembagian berarti pemecah belahan atu
penguraian secara jelas berbeda ke bagian-bagian dari keseluruhan. Untuk
lebih seksama dapat juga mengadakan subbagian, yakni menguraikan atau
memecah belah dari suatu bagian sampai ke unsur dasarnya. Dengan dasar
batasan arti tersebut maka yang dapat dianalisis atau diuraikan adalah suatu

31
keseluruhan, jika betul-betul tunggal tidak dapat diuraikan ke bagian-
bagiannya. Dengan analisis siswa mampu mendalami materi yang
disampaikan oleh guru karena setelah mendapatkan data mereka akan
mencari konsep realis atas dasar materinya.

32
BAB III
PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
A. Profil Organisasi
1. Profil MAN 1 Surakarta

Tabel 3.1 Bagan Profil MAN 1 Surakarta

NPSN 20363060
NSS 131133720001
Nama MAN 1 Surakarta
Akreditasi Akreditasi A
JL.Sumpah Pemuda 25, Kadipiro
Alamat Kec.Banjarsari. Kota. Surakarta,
Prov.Jawa Tengah

Jenjang MA
Status Negeri
Situs Web www.mansurakarta.sch.id
Kodepos 57136
Luas Tanah 11.192 m2
Luas Bangunan 5.518 m2
No. Telp/ No. 071-852066/0271-852066
Fax

2. Sejarah MAN 1 Surakarta


MAN 1 Surakarta atau sering disebut juga MAN Bonoloyo merupakan
salah satu Madrasah Aliyah Negeri di Kota Surakarta. Madrasah Aliyah negeri
1 Surakarta awal mulanya adalah Madrasah Aliyah Al-Islam Surakarta di
bawah Yayasan Al-Islam pada tahun lima puluh-an. Karena keinginan
pemerintah untuk mendirikan Madrasah Aliyah Negeri, maka pemerintah
meminta kepada Yayasan Al-Islam untuk mengangkat status madrasah
tersebut dari swasta menjadi negeri.

33
Dengan adanya negosiasi dan telah dicapainya kesepakatan diantara
kedua belah pihak, Yayasan Al-Islam merelakan sebagian peserta didik-
siswinya dimasukkan ke Madrasah Aliyah Negeri. Penegerian Madrasah ini
didasarkan surat keputusan menteri Agama RINo.180 Tahun 1967 tanggal 21
Juli 1967 dengan nama Madrasah Aliyah Agama Islam Negeri ( MAAIN )
Surakarta. MAAIN satu lokasi dengan Al-Islam di Jl. Honggowongso 65.
Surakarta, selama 10 tahun. Kemudian pindah ke Grobogan. Madrasah ini baru
menempati lokasi sendiri pada tgl 10 Mei 1977, bertempat di Jl. Sumpah
Pemuda.
Sejak tahun 1990 MAN 1 Surakarta dipercaya oleh pemerintah untuk
menyelenggarakan Madrasah Aliyah Program Khusus ( MAPK ) yang
kemudian berubah nama menjadi Madrasah Aliyah Keagamaan ( MAK ). Hal ini
berdasarkan Surat keputusan Menteri Agama RI No. 138 tahun 1990. Tahun
2001, dengan bantuan dari IDB (Islamic Development Bank) MAN 1 Surakarta
membuka program Workshop yang menempati lokal 3 di Jl. Sumpah Pemuda
No. 29. Workshop keterampilan yang dibuka adalah tata busana, maintenance
& repair computer, dan kesekretarisan yang bertujuan memberi bekal
vokasional bagi peserta didik yang tidak melanjutkan studi karena beban
ekonomi keluarga.
Pada tahun 2006 MAN 1 Surakarta mengembangkan program
pendidikannya dengan membuka Program Boarding School yakni program
berasrama bagi peserta didik yang berkosentrasi pada pengembangan
akademik tinggi untuk siap bersaing di berbagai even lomba akademis seperti
olimpiade, karya ilmiah, penelitian dan sejenisnya serta mempersiapkan
peserta didik siap bersaing kursi di perguruan tinggi ternama pada jurusan yang
prospektif seperti UGM, IPB, ITS, UIN Jakarta, UIN Malang (jejaring kerjasama
Depag) dan PTN lain seperti STAN, STPN, STT Telkom, UNS, UNDIP dll.
B. Visi, Misi, Nilai, dan Tujuan Sekolah
1) Visi MAN 1 Surakarta
“Terbentuknya Generasi yang Islami dan Berprestasi”.

2) Misi MAN 1 Surakarta


a. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan Agama Islam
b. Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.

34
c. Mengembangkan potensi akademik peserta didik secara optimal sesuai
dengan bakat dan minatnya melalui proses pendidikan.
d. Melaksanakan bimbingan secara efektif pada peserta didik untuk
melanjutkan pendidikan.
e. Meningkatkan daya saing dan kemampuan peserta didik ke perguruan
tinggi.
f. Meningkatkan penguasaan keterampilan dan life skill

3) Tujuan MAN 1 Surakarta


Tujuan Madrasah sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional adalah
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta
ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Tujuan
pengembangan ciri khas Agama Islam pada Madrasah Aliyah Negeri 1
Surakarta adalah memberikan landasan Islami yang kokoh agar peserta didik
memiliki kepribadian yang kuat dilandasi oleh nilai-nilai keislaman bagi
perkembangan kehidupan selanjutnya.
4) Nilai Budaya Kerja Kementerian Agama Republik Indonesia
Setiap instansi yang bernaung di bawah Kementerian Agama memiliki
kewajiban mengamalkan 5 Nilai Budaya Kerja Kementerian Agama, yaitu:
Integritas, Profesionalitas, Inovasi, Tanggung Jawab, dan Keteladanan.

35
C. Struktur Organisasi
Gambar 3.2 Bagan Struktur Organisasi MAN 1 Surakarta

Drs. H. Slamet Budiyono, M.Pd

H.Sulimin
Drs. H.Hariyadi
Purwanto,M.Ag

Drs. H. Ahmad Wardimin, Aris Musthafa, S. Ag, M.


M.Esy Pd.I

Drs. Eko Apriwiyanto Suharno, S.H.I

Dra. Anna Fippiawati

MASYARAKAT

36
a. Job Deskripsi
1) Kepala Sekolah
Konsepnya adalah EMASLIM (Edukator, Manager, Administrator,
Supervisor, Leader, Inovator, Motivator)
Sebagai Edukator
a) Membimbing Guru
b) Membimbing Karyawan
c) Membimbing Siswa
d) Membimbing Staf
Sebagai Manager
a) Menyusun program
b) Menyusun personal dalam organisasi sekolah
c) Menggerakkan staf, guru, dan karyawan
d) Mengoptimalkan sumber daya sekolah
Sebagai Administrator
a) Mengelola administrasi KBM dan Bimbingan dan Konseling (BK)
b) Mengelola administrasi kesiswaan
c) Mengelola administrasi ketenagaan
d) Mengelola administrasi keuangan
e) Mengelola administrasi sarana prasarana
Sebagai Supervisor
a) Menyusun program supervisi
b) Melaksanakan program supervisi
c) Menggunakan hasil supervisi
Sebagai Leader
a) Memiliki kepribadian yang kuat
b) Memahami kondisi anak buah yang baik
c) Memiliki visi dan memahami misi sekolah
d) Memiliki kemampuan mengambil keputusan
e) Memiliki kemampuan berkomunikasi

37
Sebagai Inovator
a) Kemampuan mencari dan menemukan gagasan baru untuk
pembaharuan sekolah
b) Kemampuan melakukan pembaharuan di sekolah
Sebagai Motivator
a) Kemampuan mengatur lingkungan kerja (Fisik)
b) Kemampuan mengatur suasana kerja (Non-fisik)
c) Kemampuan menerapkan prinsip penghargaan dan hukuman
2) Komite Sekolah
Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam melaksanakan KBM,
meliputi:
a) Menyelenggarakan rapat-rapat komite sesuai program yang
ditetapkan bersama-sama sekolah merumuskan dan menetapkan visi
dan misi, menyusun standar pembelajaran, menyusun rencana
strategis pengembangan sekolah, menyusun dan menetapkan
rencana progam tahunan, serta mengembangkan potensi kearah
prestasi unggulan.
b) Membahas dan turut menetapkan pemberian tambahan kesejahteraan
c) Menghimpun, menggali dan mengelola sumber dana dan kontribusi
lainnya baik materil maupun non-material dari masyarakat
d) Mengevaluasi program sekolah secara proporsional
e) Mengidentifikasi masalah serta mencari solusinya
f) Memberikan respon terhadap kurikulum yang dikembangkan baik
berstandar nasional maupun lokal
g) Memberikan motivasi dan penghargaan, serta otonomi profesional
kepada staf pengajar
h) Memantau kualitas pelayanan dan hasil pendidikan di sekolah
i) Mengkaji laporan pertanggungjawaban pelaksanaan program
menyampaikan usul/rekomendasi kepada pemda untuk meningkatkan
kualitas pelayanan pendidikan

3) Guru
Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam melaksanakan
KBM, meliputi:
38
a) Membuat kelengkapan mengajar dengan baik dan lengkap
b) Melaksanakan kegiatan pembelajaran
c) Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan harian,
ulangan umum, dan ujian akhir
d) Melaksanakan analisis hasil ulangan harian
e) Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan
f) Mengisi daftar nilai anak didik
g) Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan),
kepada guru lain dalam proses pembelajaran
h) Membuat alat pelajaran/alat peraga
i) Menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni
j) Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum
Melaksanakan tugas tertentu di sekolah
k) Mengadakan pengembangan program pembelajaran
l) Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar anak didik
m) Mengisi dan meneliti daftar hadir sebelum memulai pelajaran
n) Mengatur kebersihan ruang kelas dan sekitarnya
o) Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan pangkat
4) Penjaga Sekolah
Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam melaksanakan :
a) Kebersihan Sekolah
b) Keamanan Sekolah
c) Pemeliharaan aset sekolah
d) Ketertiban Sekolah
e) Fungsi Humas sekolah dan masyarakat
f) Menciptakan kenyamanan dalam kegiatan pembelajaran
5) Operator Sekolah
Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam melaksanakan :
a) Penertiban dokumen sekolah
b) Pengarsipan dokumen
c) Pembuatan laporan-laporan sekolah
6) Kepala Perpustakaan
Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam melaksanakan :
a) Meningkatkan minat baca peserta didik
39
b) Memperlancar pemanfaatan buku oleh peserta didik
c) Membantu Kepala sekolah di bidang umum sekolah

Tabel 3.3 Daftar Guru dan Pegawai PNS


NO NAMA NIP GOL Mapel
1 2 3 4 5
GURU
1. Dra. Hj. Siti Muslikhah, M.M. 196201241991032003 IV/d Ekonomi
2. Dra. Hj. Rukamtini, M. Si 196605111991032003 IV/b Kimia
Dra. Hj. Nur Rohmaningsih Sri Bhs.Inggri
3. 196103091991032001 IV/b
Harjani, M.Ag s
4. Dra. Hj. Liliek Suparmi 196505301991032002 IV/b
Bhs.indon
5. Dra. Faizah 196308021993032001 IV/b
esia
Bhs.Peran
6. Dra. Suparyati 196309111993032002 IV/b
cis
Kimia/
7. Drs. H. Munawar, M.Pd.I 196410101993031004 IV/b Kepala
Perpus
8. Dra. Hartini 196412141993032001 IV/b Geografi
Fiqih/Kep
9. Drs. H. Qomarudin, M.Pd. I 196809121993031004 IV/b ala LAB
Komputer
Bhs.Indon
10. Drs. Ismaya Soewarna, S.Pd 196101081989111001 IV/b
esia
11. Dra. Hj. Siti Maemunah 196307081989032005 IV/b Biologi
Matematik
12. Dra. Aminatun Siti Zaenab 196710171994122004 IV/b
a
13. Dra. Nurul Khasanah 196706211995122001 IV/b Kimia
Matematik
14. Dra. Sri Mardiana 196603111994032001 IV/b
a
BK /
15. Dra. Anna Fippiawati 196701101994032005 IV/b Koordinat
or BK
Drs. H. Slamet Budiyono, Kepala
16. 196511111994031013 IV/a
M.Pd Madrasah
17 Drs. Sudarmadi 196012061994031002 IV/a BK
Keterampi
lan /
Wakamad
18. Drs. Eko Apriwiyanto 196104261994031002 IV/a Bidang
Sarana
Prasaran
a
Bhs.
19. Drs. Pujianto 196110101994031001 IV/a
Inggris
Bhs.
20. Dra. Emmy Nurul Hidayati 196506121993032001 IV/a
Indonesia

40
NO NAMA NIP GOL Mapel
1 2 3 4 5
GURU
H. Ali Muhson, S. Pd., M.Ag., Bhs.
21. 196802041994031003 IV/a
M.Pd.I., MH Inggris
Bhs.
22. Dra. Hj. Erlina Setijani, M.Pd 196805101994032002 IV/a
Inggris
Olah
23. Sukatno, S.Pd 196806071995121000 IV/a
Raga
Olah
24. Sagiyono, S.Pd 196504221997021001 IV/a
Raga
Matematik
25. Dra. Churun Maslachah 196802031997032001 IV/a
a
Bhs.
26. Sri Hartatik, S.Pd., M. Pd 197009241997032002 IV/a
Inggris
Bhs.
27. Siti Maemunah, S. Pd 197105311997032001 IV/a
Inggris
Keterampi
lan/
28. Arif Supriyanto, S.Pd 196608021999031001 IV/a Kepala
Worksho
p
Keterampi
29. Sari Ambar Pratiwi, S.Pd 197103221999032001 IV/a
lan
Olah
30. Sri Mulyono, S. Pd 197111131999031003 IV/a
Raga
Bhs.
31. Yunita Budi Cahyani, M.Pd 197206151999032008 IV/a
Inggris
Keterampi
32. Sri Widayati, S.Pd 197303101999032002 IV/a
lan
33. Drs. H. Heru Siswanto 196006091987031000 IV/a Fisika
34. Drs. H. Safruddin Sudarsono 195909121989031009 IV/a Fisika
Matematik
35. Eni Sarwiningsih, S.Pd 196610151995122002 IV/a
a
36. Agus Nugroho, S.Pd 196608161997021001 IV/a Fisika
Tafsir /
37. Abdul Mutholib, S.Ag, M. Ag 197401071996031003 IV/a Kepala
Asrama
Aqidah
Akhlak /
Wakamad
38. Aris Musthafa, S. Ag, M. Pd.I 197404051997031004 IV/a
Bidang
Kesiswaa
n
Keterampi
39. Muh. Darwis Setyobudi, SE 196204211982031005 III/d
lan
Aqidah
40. Dra. Sri Suryani Mutikah 196908192005012001 III/d
Akhlak
Drs. H. Ahmad Wardimin, Ekonomi /
41. 196906292005011002 III/d
M.Esy Wakamad

41
NO NAMA NIP GOL Mapel
1 2 3 4 5
GURU
Bidang
Kurikulu
m
42. Siti Nurjanah, S.Ag., M.Pd.I 197304062005012000 III/d Bhs. Arab
Matematik
43. Nuraini Kusumastuti, S.Pd 197402072005012004 III/d
a
H. Mariya Kusuma Wardani, S.
44. 197912162005012006 III/d Geografi
Pd
45. Suyatmi, S. Pd 198009052005012004 III/d PPKn
Matematik
46. Noenoek Andrijanti, M.Pd 197002042006042001 III/d
a
47. Dyah Hastuti Rahayu, S.Ag. 196909172005012001 III/d Geografi
48. Tri Budiani, S.Pd 196511162006042002 III/d Ekonomi
Bhs.
49. Mulyono, S.Pd 196707272006041014 III/d
Indonesia
50. Tatik Budi Raharti, S.Pd 196905132005012001 III/c Sejarah
Sejarah /
Koordinat
or
51. Rusdi Mustapa, S.Pd 197812092007101001 III/c
Program
Boarding
School
52. Siti Mahmudah, S.Pd 198112022007102002 III/c Sejarah
53. Lilik Hanifah, S.Pd. 198203142009122002 III/c Biologi
Syarif Hidayatullah, S.Pd., Bhs.Inggri
54. 198307292009121001 III/c
M.Pd s
Bahasa
55. Ahmad Mushthafa, S.Pd 197006152009011008 III/b
Inggris
56. Agus Dwi Prasetyo, S. Pd 198001112009011006 III/b Bhs. Jawa
57. Eny Sulistyowati, S.Sos 197307192007102001 III/b Sosiologi
Bhs. Arab/
Wakamad
58. Suharno, S.H.I 197503142007011008 III/b
Bidang
Humas
Fiqih /
Koordinat
or
59. Tri Bimo Soewarno, Lc., M.SI 198012182007101001 III/b
Program
Keagama
an
60. Luqman Hasyim, Lc 196705012006011012 III/b
61. Suharsana, S.Pd 196404172007011033 III/a BK
Qur’an
62. Mundzir Fatah, S.Pd.I 196703042007011054 III/a
Hadits
63. Tri Harningsih, S.Psi 198604192019032009 III/a BK
64. Mega Putrianti Sudibyo, S.Pd 198606052019032012 III/a BK
65. Afifah Putri Sari, S.Pd 199403302019032011 III/a Biologi

42
NO NAMA NIP GOL Mapel
1 2 3 4 5
GURU
66. Nurul Janah, S.Pd 199408162019032013 III/a Fisika
67. Nur Zulaihah, S.Pd 199205232019032013 III/a Ekonomi
Bahasa
68. Zulfianti Elfani, S.Pd 199007222019032011 III/a
Arab
Aqidah
69. Endang Setiawati, S.Pd 199003272019032021 III/a
Akhlak
70. Tina Fitroh Al Barokah, S.Pd 199104122019032026 III/a Sejarah
71. Anyta Khaifiyah, S.Hum 198901312019032012 III/a Sejarah
Nurul Aini Nastiti Susanto, Seni
72. 198602162019032012 III/a
S.Sn Budaya
Seni
73. Sarinarulita, S.Pd 199004282019032018 III/a
Budaya
Aqidah
74. Sugiono, S.Psi. I 198904032019031011 III/a Akhlak /
SKI
Aqidah
75. Ahmad Ridlowi, S.Pd.I 198710252019031011 III/a
Akhlak
Aqidah
76. Siti Intan Ma’wa Wulan, S.Ag. 199611092019032003 III/a Akhlak /
SKI
Matematik
77. Ahmad Nursolikhin, S.Pd 199208182019031013 III/a
a
Matematik
78. Fiyya Elmila, S.Pd 199510102019032028 III/a
a
Bahasa
79. Naslur, S.Pd 198701312019031008 III/a
Indonesia
Penjasork
80. Afrizal Fachri,S.Pd 199406302019031009 III/a
es
Penjasork
81. Fauqo Malik Ajjauzi, S.Pd 199509072019031010 III/a
es
82. Teguh Handoko, S.KH 199210052019031007 III/a Biologi
83. Nur Ngaenah, S.Pd 199009052019032020 III/a Sosiologi
84. Lazuardi Fajar N 198802122019031006 III/a Sosiologi
85. Nofilianto, S.Pd 199311112019031014 III/a PPKn
86. Ismi Hardini Sudibyo, S.Sos 198803162019032014 III/a PPKn
Kewirausa
87. Sukmawati Gita K., 198511302019032016 III/a
haan
PEGAWAI
H. Sulimin Kepala
1. 196112101985031002 III/b
Unit TU
Mohamad Ali Nurdin Bidang
2. 196405201985031007 III/b Pengajara
n
Yusuf Setyawan Bidang
3. 196605061989031005 III/b Kepegawa
ian

43
NO NAMA NIP GOL Mapel
1 2 3 4 5
GURU
Bendahar
4. Budiyanto, S. Pd. I 197103021991031001 III/b
a DIPA

Tabel 3.4 Daftar Guru dan Pegawai Non PNS

DAFTAR GURU DAN PEGAWAI NON PNS

NO. NAMA Mata Pelajaran


1 2 3
1. Anugerah Kusumadewi, S.Psi BK
2. Novita Rachmasari, S.Pd Ekonomi
3. Dian Uswatina, M.Hum SKI/Qur’an Hadits
4. Dwi Rahmatulely, SS.
5. Datik Nur Muslimah Fiqih
6. Nurul Arifah, S.Pd.I Qur’an Hadits
7. Fajria Nurul Hidayati, M.Pd
8. Jamilatush Sholihah, S.Si Biologi
9. Hj. Nining S.Pd., M.H.
10. Ratna Mulia Ulfah, S.Pd Matematika
11. Niken Estirahmawati, S.Pd Bahasa Jawa
Pembina Asrama / Guru
12. Lulu’atun Nasihah, S.Pd.I
Bahasa Inggris
13. Tasliaturrohmaniah, S.H.I Pembina Asrama / Guru
14. Uliya Fathul Izza, S.Pd Matematika
15. Winda Laili Kurnia Rahman, S.Pd Bahasa Inggris
16. Nindya Ayu Astarika, S.Pd BK
17. Intan Ayu Setyorini, S.Pd Matematika
18. Murisidi, Lc Selasa dan Kamis Sore
19. H. Muhammad Ilyas, Lc Jumat
20. KH. Mukhlis Hudaf Senin Pagi
21. Helmy Achmadi, SH PPKn
22. Iman Teguh Santoso, S.Pd SKI
23. Aswin Yunan, Lc
24. Supriyono, M.Pd.I Kaligrafi (Sabtu Sore)
25. Mohammad Amirudin Tilawah (Kamis Sore)
26. Ardian Ahmad S., S.Pd BK
27. Eko Puspo Kusumo Asmoro, S.Kom Komputer
28. Yayan Sekti Susilo, S.Pd Olah Raga
29. H. Eka Jaka Purnama, M.Pd. Bahasa Jawa
30. Hendrik Budiyanto, S.Pd, S.i Matematika
31. Moh Roslan Saleh, S.Pd.I
32. Fuad Ihsan Mubarok, S.Sn Kewirausahaan
33. Wahyu Nur Hidayat, M.Pd.I Qur’an Hadits
34. Rifmiyanto Ngadimin, Lc
35. Rohman, S.Pd.I., S.Kom Workshop / Keterampilan

44
NO. NAMA Mata Pelajaran
1 2 3
36. Muh. Luthfil Anshori, Lc., M.Ud Komputer
Bahasa Arab / Pembina
37. Muh. Djazam Asfari, Lc
Asrama
Fisika / Sekretaris Program
38. Prihantoro Eko Sulistyo, M.Pd
Boarding School
39. Lukman, S.Pd Kimia
Tahfidz Malam ( 2 kali
40. Abdulloh Faqieh
seminggu)
41. Alfian Faishal Yusni, S.A.P Pembina Asrama
42. Novan Eko Prasetyo, S.Pd Sosiologi
43. Rifky Ziaur Rahman Abdullah, S.Pd Pembina Asrama
44. Akhmad Luthfi Al Mubarok, S.H.I., M.H Ilmu Kalam
45. Syahrul Afrizal Sitorus, Lc., MA. Tutorial Sore Arba’in Nawawi

Tabel 3.5. Pegawai Non PNS


No. Nama Jabatan
1 2 3
1. Sugiarto Laborat IPA
2. Nofaria Sari Laborat IPA
3. Rahmawan Budiyono, SE Staf TU Bid. Pengajaran
4. Agus Nugroho, SE Staf Bendahara DIPA
5. Suedi, S.Kom., M.Pd Bid. Data Guru, Siswa, dan Pegawai
6. Murrina Primastuti, S.Pt Staf Bendahara SPP
7. Khoirun Nisa Dwi Martina, S.Sos Staf TU Bid. Tata Persuratan
8. Siti Laila Maratus Sholihah, S.Kom Laborat Komputer
9. Dewi Purwanti Staf Perpustakaan
10. Alfian Sri Nugraha, AM.d Staf Perpustakaan
11. Riski Arif Prihandoko Staf TU Bid. Keamanan
12. Wage Staf TU Bid. Keamanan
13. Suparno Staf TU Bid.Kebersihan
14. Pono Staf TU Bid.Kebersihan
15. Didik Novianto Staf TU Bid.Kebersihan
16. Pariyanto Staf TU Bid.Kebersihan
17. Dona Afandi Staf TU Bid. Keamanan
18. Shokheh, S.Pd.I Staf TU Bid.Kebersihan
19. Sumadi Staf TU Bid.Kebersihan
20. Sugeng Riyadi Staf TU Bid.Kebersihan
21. Sri Sulastri Tim Koperasi
22. Sri Wahyuni Tim Koperasi

Tabel 3.6. Peserta Didik


Jumlah
No Nama Rombel
siswa
1 Kelas X IPA 1 33
2 Kelas X IPA 2 26
3 Kelas X IPA 3 28
4 Kelas X IPA 4 36

45
Jumlah
No Nama Rombel
siswa
5 Kelas X IPA 5 32
6 Kelas X IPA 6 34
7 Kelas X IPS 1 34
8 Kelas X IPS 2 34
9 Kelas X IPS 3 36
10 Kelas X IPS 4 37
11 Kelas X IPS 5 36
12 Kelas X IPA 6 38
13 Kelas X IPA 7 24
14 Kelas X PK Pi 1 24
15 Kelas X PK Pi 2 20
16 Kelas XI IPA 1 34
17 Kelas XI IPA 2 28
18 Kelas XI IPA 3 24
19 Kelas XI IPA 4 36
20 Kelas XI IPA 5 35
21 Kelas XI IPS 1 36
22 Kelas XI IPS 2 36
23 Kelas XI IPS 3 37
24 Kelas XI IPS 4 36
25 Kelas XI IPS 5 36
26 Kelas XI PK Pa 25
27 Kelas XI PK Pi 25
28 Kelas XII IPA 1 31
29 Kelas XII IPA 2 26
30 Kelas XII IPA 3 26
31 Kelas XII IPA 4 30
32 Kelas XII IPA 5 36
33 Kelas XII IPA 6 30
34 Kelas XII IPS 1 30
35 Kelas XII IPS 2 30
36 Kelas XII IPS 3 34
37 Kelas XII IPS 4 32
38 Kelas XII IPS 5 36
Jumlah 1228

Tabel 3.7 Sarana Prasarana


No Jenis Jumlah Luas m2
1 Ruang Kelas 41 1720
2 Ruang Perpustakaan 1 112
3 Ruang Kepala Madrasah 1 88
4 Ruang Guru 2 144
5 Ruang BK 2 56
6 Ruang UKS 2 20
7 Ruang Praktek Komputer 2 136
8 Ruang OSIS 1 20
9 Ruang Ibadah 1 35

46
No Jenis Jumlah Luas m2
10 Pos penjaga madrasah 1 670
ruang ketrampilan
11 Kamar Mandi/WC guru 5 10
12 Kamar Mandi/WC siswa 5 10
13 Ruang TU 2 160
14 Ruang praktek KiIPA 1 90
15 Ruang Fisika 1 90
16 Ruang Praktek Biologi 1 90
17 Ruang Laboratorium 2 150
Bahasa

D. Program Pendidikan dan Pengajaran


1). Program Unggulan
Madrasah Aliyah Negeri 1 Surakarta merupakan salah satu madrasah
terbaik dan percontohan di Surakarta. Hal ini terbukti dengan berbagai
program unggulan yang dilaksanakan di madrasah tersebut. Beberapa
programnya antara lain:
a. MA Program Khusus
Program ini pada awal berdirinya bernama Madrasah Aliyah Program
Khusus (MAPK). MAPK didirikan berdasarkan Keputusan Menteri Agama
No. 73 tahun 1987.Program ini didirikan sebagai koreksi atas pendidikan
Islam, terutama di bidang ilmu-ilmu agama, yang tidak dapat menghasilkan
sarjana atau ulama yang memiliki kompetensi memadai. Hal ini dapat dilihat
dari banyaknya sarjana Agama Islam yang tidak bias membaca kitab kuning
dan tidak menguasai bahasa Arab. Untuk itu, maka para pemikir pendidikan
Islam pada waktu itu terutama para ulama merasakan pentingnya
meningkatkan mutu pendidikan di Perguruan Tinggi Islam dengan
menyiapkan calon input yang berkualitas. Boarding School
b. Program Boarding School
Program Boarding School adalah jawaban atas kegelisahan
masyarakat akan rendahnya daya saing lulusan madrasah aliyah dalam
perebutan kursi di PTN umum ternama baik melalui jalur beapeserta didik
maupun jalur tes. Program ini menekankan pendalaman materi-materi dasar
keilmuan (Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, bahasa Inggris dan Komputer),
yang dalam prosesnya dipersiapkan khusus untuk menjuarai even-even
olimpiade. Ruh keagamaan tetap dipertahankan dalam amaliah-amaliah dan

47
sunnah asrama. Keseimbangan dalam kompetensi keagamaan dan
keilmuan menjadi dasar pemikiran (paradigm) program ini, sehingga ke
depannya peserta didik diharapkan memiliki kapabilitas yang memadai
dalam menafsirkan ayat-ayat kauniyah bersinergi dengan wahyu-wahyu
illahiah. Sehingga siap berperan sebagai intelektual muslim dalam kancah
dakwah melalui penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Peserta didik wajib tinggal di asrama selama masa pendidikan bukan
semata-mata untuk pembentukan perilaku (shapping behavior) melainkan
terciptanya budaya akademik everytime pada peserta didik yang selalu
tergerak melakukan penjelajahan intelektual (intellectual journey) baik di
sekolah maupun di asrama.Desain kegiatan disusun sedemikian rupa untuk
maksud tersebut, termasuk fasilitas laboratorium mini dan ketersediaan
internet diasrama.
c. Workshop
Salah satu profesi yang ada di MAN 1 Surakarta adalah Program
Keterampilan.Program ini diadakan adalah untuk menjawab adanya
hambatan bagi lulusan MAN 1 Surakarta untuk dapat berperan di
masyarakat khususnya bagi peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang
perguruan tinggi.Kesulitan ekonomi merupakan penyebab tertinggi
hambatan tersebut. Adapun program yang ada di MAN 1 Surakarta meliputi:
Program Tata Busana, Program Maintenance and Repair Computer dan
Kesekretarisan yang dilaksanakan pada siang sampai sore hari, yaitu
setelah pada pagi harinya menerima pendidikan reguler seperti pada peserta
didik lainnya.
Pengembangan kurikulum program workshop mengacu pada model
kurikulum SMK yang antara lain adalah dengan mengalokasikan kurikulum
keterampilan yang sudah ada, kemudian dimodifikasi dan disesuaikan
seperti sekolah umum kejuruan pada umumnya yaitu dengan menambahkan
mata pelajaran penjurusan.
E. Tugas Jabatan Peserta Diklat
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 tentang
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Menurut pasal 5 tugas utama
guru yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
48
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah serta tugas
tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
Sesuai dengan pasal 6, uraian Kewajiban Guru dalam melaksanakan tugas
adalah:
1. Merencanakan pembelajaran/bimbingan, melaksanakan pembelajaran/
bimbingan yang bermutu, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran/
bimbingan, serta melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan
pengayaan;
2. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni;
3. Bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas pertimbangan jenis
kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, latar belakang
keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;
4. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode
etik guru, serta nilai agama dan etika; dan
5. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa

F. Role Model

Gambar 3.1 Kepala Madrasah MAN 1 Surakarta


Model peranan (Role Model) adalah seseorang yang tingkah lakunya kita
contoh, tiru, dan ikuti. Dalam kegiatan aktualisasi ini, yang dijadikan role
model oleh penulis adalah Kepala Madrasah di MAN 1 Surakarta yaitu, Drs.
H. Slamet Budiyono, M.Pd. Alasan beliau dijadikan role model pada
pelaksanaan rencana aktualisasi ini adalah karena sebagai Kepala Madrasah
di MAN 1 Surakarta beliau dikenal sebagai sosok yang disiplin, ramah, rendah

49
hati, terbuka, kompeten, dan professional dalam menjalankan tugas dan
peran sebagai Kepala Madrasah. Beliau juga sosok yang layak dijadikan
panutan atau teladan, yang dengan senang hati serta sabar membimbing dan
mengarahkan penulis yang merupakan anggota baru sekolah agar bisa
segera menyesuaikan diri. Sebagai Kepala Madrasah yang sudah
berpengalaman, beliau juga merupakan sosok yang terpercaya dan dapat
diandalkan.

50
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan Nilai


ANEKA
Untuk dapat mewujudkan fungsi Aparatur Sipil Negara ( ASN ) sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu
bangsa, maka di perlukan ASN yang profesional, kompeten dan berintegritas
yang berkarakter ANEKA, Karakter ANEKA mempunyai nilai dasar PNS yang
meliputi akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti
korupsi sering ditemukan dalam pelaksanaan kegiatan instansi-instansi
pemerintah, setiap pendidikan latihan dasar diwajibkan untuk menyusun daftar
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan ketika kembali ke tempat tugas.
Berdasarkan isu yang terpilih, maka dirancang kegiatan-kegiatan sebagai
berikut.

Tabel 4.1. Kegiatan yang akan Dilakukan dan Keterkaitan dengan


Substansi Mata Pelatihan

Unit Kerja MAN 1 Surakarta


1 2

Isu Yang diangkat Kurang Efektifnya metode ceramah untuk


memperoleh pendalaman materi Aqidah Akhlak

Judul Upaya Peningkatan Pemahaman Materi Aqidah


Akhlak Menggunakan Metode Observasi Dan
Analisis Untuk Kelas XI Ips Di Madrasah Aliyah
Negeri 1 Surakarta

Keterkaitan dengan 1. Pelayanan Publik, 2. Whole of Government,


substansi pelatihan 3. Manajemen ASN, 4. Ko mitmen Mutu, 5. Anti
Korupsi

51
Unit Kerja MAN 1 Surakarta
1 2

Gagasan pemecahan 1. Konsultasi dengan Mentor


isu 2. Penyusunan RPP
3. Penyusunan tema-tema untuk observasi
4. Penyusunan kelompok dalam kelas
5. Proses Belajar
6. Evaluasi Siswa atas materi yang sudah
diberikan peserta diklat

52
Tabel 4.2 Tahapan Kegiatan Aktualisasi

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan


Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai
Pelatihan Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7

1. Konsultasi 1. Memastikan 1. Jadwal konsultasi Menjalankan saran Hasil konsultasi Dengan


dengan jadwal yang yang telah dan arahan dengan diharapkan dapat adanya
Mentor sesuai dengan disepakati sungguh sungguh memberi kontribusi konsultasi
Mentor 2. Draft konsultasi dan bertanggung terhadap dengan
2. Mempersiapkan yang berisi saran jawab terwujudnya misi Mentor yang
dengan print out dan arahan dari (Akuntabilitas) sekolah terutama berkualitas
materi isu yang Mentor dalam upaya akan
akan 3. Dokumentasi foto Berdiskusi dan meningkatkan memperkuat
dikonsultasikan musyawarah dengan pendidikan moral nilai inovasi
guru Aqidah Akhlak pada siswa. dan
lain untuk profesionalit
menentukan fokus as
materi apa yang
akan diberikan

53
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai
Pelatihan Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
kepada siswa
sehingga
memunculkan
kearifan lokal dan
pada akhirnya
memunculkan jiwa
nasionalisme pada
siswa
(Nasionalisme)

Berkomunikasi
dengan guru aqidah
akhlak dan meminta
bimbingan dari
kepala madrasah
dengan

54
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai
Pelatihan Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
menggunakan
bahasa yang sopan
santun
(Etika Publik)

Kegiatan ini bertujuan


agar isu yang
diangkat dapat
menigkatkan hasil
belajar siswa atas
mata pelajaran
Aqidah Akhlak yang
berorientasi pada
mutu. (Komitmen
Mutu)

55
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai
Pelatihan Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Waktu konsultasi
dengan Mentor
dilaksanakan tidak
waktu jam mengajar
penulis (Anti-
Korupsi)

2. Penyusunan 1. Memilih materi 1. Silabus Membuat RPP sesuai Hasil pembuatan Penyusuna
RPP yang akan 2. Draft RPP dengan RPP yang dibuat n RPP yang
diajarkan permendikbud nomor dengan baik dan berkualitas
dengan 22 tahun 2016 dan sesuai aturan dapat akan
bersumber permendikbud nomor memberi kontribusi memperkua
pada silabus, 103 tahun 2014 terhadap t nilai
Prota dan sebagi bentuk terwujudnya misi tanggung
Promes pertanggungjawaban sekolah terutama jawab dan
terhadap salah satu dalam upaya efektifitas

56
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai
Pelatihan Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Membuat RPP tugas pokok guru membekali tamatan madrasah
sesuai format (Akuntabilitas) yang unggul dalam
yang terdapat prestasi, kompetitif,
pada peraturan Berdiskusi dengan mandiri.
pemerintah. guru Aqidah Akhlak
3. Berkonsultasi lain untuk
dengan guru menentukan
Aqidah Akhlak keputusan dalam
dalam proses pembuatan RPP
pembuatan (Nasionalisme)
RPP
4. Meminta tanda Berkomunikasi
tangan kepala dengan mentor
madrasah maupun guru Aqidah
sebagai aspek Akhlak lain
legalitas RPP menggunakan

57
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai
Pelatihan Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
bahasa yang santun
(Etika Publik)

Penyusunan RPP
berikut bertujuan
untuk meningkatkan
proses belajar yang
lebih baik (Komitmen
Mutu)

Waktu observasi tidak


akan mengurangi jam
pembelajaran mata
pelajaran yang lain
(Anti Korupsi)

58
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai
Pelatihan Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7

3. Penyusunan 1.Penyusunan Tema-tema Kegiatan observasi Penggunaa


Menyusun tema-
tema-tema tema-tema observasi dan analisis materi n observasi
tema dalam materi
untuk observasi aqidah akhlak dan analisis
akhlak terpuji yang
observasi sesuai berkontribusi ini
akan dibagikan
dengan materi terhadap merupakan
kepada siswa agar
yang terwujudnya misi kegiatan
siswa lebih mengenal
diajarkan sekolah terutama yang akan
dan mencintai
2. Menyesuaikan meningkatkan memperkuat
budaya nasional
jumlah tema kualitas proses professional
(Nasionalisme)
dengan jumlah pendidikan. dan inovasi
kelompok yang Pembagian tema
akan dibagi observasi per-
kelompok sesuai
dengan materi ajar

59
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai
Pelatihan Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
dengan tujuan
meningkatkan hasil
belajar siswa secar
mandiri (Komitmen
Mutu)

4. Penyusunan 1.Menyiapkan Nama kelompok Membuwat kelompok Kegiatan observasi Penggunaa


Kelompok RPP siswa antar siswa secara dan analisis materi n observasi
dalam Kelas 2.Menyiapkan acak agar siswa aqidah akhlak dan analisis
daftar nama saling mengenal satu- berkontribusi ini
siswa sama lain dan saling terhadap merupakan
3.Membuat memahami tugasnya terwujudnya misi kegiatan
kelompok masing-masing sekolah terutama yang akan
masing-masing (Akuntabilitas) meningkatkan memperkuat
6-7 orang secara kualitas proses professional

60
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai
Pelatihan Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
acak Menyusun tema- pendidikan. dan inovasi
tema dalam materi
akhlak terpuji yang
akan dibagikan
kepada siswa agar
siswa lebih mengenal
dan mencintai
budaya nasional
(Nasionalisme)

Santun dalam
memberikan materi
baik teori maupun
praktek (Etika
Publik)

61
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai
Pelatihan Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Pembagian tema
observasi per-
kelompok sesuai
dengan materi ajar
dengan tujuan
meningkatkan hasil
belajar siswa secar
mandiri (Komitmen
Mutu)

Perancangan
observasi ini tidak
menggunakan biaya
dan hadiah (Anti-
Korupsi)

62
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai
Pelatihan Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
5. Proses 1. Mempersiapkan Bukti fisik: Guru dalam Pelaksanaan Pelaksanaa
Belajar RPP menyampaikan pembelajaran n proses
 foto dokumentasi
materi harus sesuai dengan baik dapat pembelajara
2. Memasuki kelas kegiatan
dengan pondasi memberi kontribusi n yang
tepat waktu
 fotokopi dalam berperilaku, terhadap konsisten

3. Mengawali kehadiran siswa sehingga pesan terwujudnya misi dan

pembelajaran serta moral yang ada di madrasah terutama sungguh-

dengan doa sebuah tema dalam upaya sungguh


 agenda harian tersampaikan mengembangkan merupakan
4. Melaksanakan mengajar. (Akuntabilitas) potensi akademik kegiatan
pembelajaran siswa secara optimal yang akan
sesuai RPP Menjelaskan materi
melalui proses memperkuat
yang telah akhlak terpuji
pendidikan. professional
dibuat dengan semangat
dan
menggunakan untuk kembali
integritas
kata- kata yang menumbuhkan sikap
madrasah.

63
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai
Pelatihan Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
sopan dalam cinta terhadap
pembelajaran kebudayaan bangsa
(nasionalisme)
5. Tidak
membedakan Cermat, teliti dan
siswa dalam santun dalam
pembelajaran memberikan
penjelasan (etika
6. Meninggalkan
publik)
kelas tepat
waktu Dalam memberikan
penilaian harian
kepada siswa,
menggunakan
system penilaian
berbasis budaya

64
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai
Pelatihan Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
dengan
mengedepankan
inovasi, efektif dan
efisien (Komitmen
Mutu)

Perancangan
observasi ini tidak
menggunakan biaya
dan hadiah (Anti-
Korupsi)

6. Evaluasi 1.Mempersiapkan Bukti fisik: Memberikan nilai Kegiatan evaluasi Dengan


siswa atas materi yang evaluasi terhadap berkontribusi adanya
 foto dokumentasi
materi yang akan observasi dan terhadap kegiatan
kegiatan
sudah dievaluasi analisis siswa dengan terwujudnya misi evaluasi

65
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai
Pelatihan Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
diberikan 2.Memasuki kelas  fotokopi tanggung jawab dan sekolah terutama akan
peserta diklat tepat waktu kehadiran siswa sungguh-sungguh meningkatkan daya memperkuat
3.Mengawali serta (Akuntabilitas) saing dan nilai
pembelajaran kemampuan siswa tanggung
 agenda harian Menjelaskan materi
dengan doa ke perguruan tinggi. jawab dan
akhlak terpuji dengan
4. Melaksanakan mengajar. komitmen
semangat untuk
pembelajaran mutu
kembali
sesuai RPP madrasah
menumbuhkan sikap
yang telah
cinta terhadap
dibuat
kebudayaan bangsa
menggunakan
(nasionalisme)
kata- kata yang
sopan dalam Menyampaikan hasil
pembelajaran penilaian secara
5.Tidak santun (etika
membedakan

66
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai
Pelatihan Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
siswa dalam publik)
memberikan
penilaian Dalam memberikan
6. Meninggalkan penilaian kepada
kelas tepat siswa,
waktu menggunakan
system penilaian
berbasis budaya
dengan
mengedepankan
inovasi, efektif dan
efisien (Komitmen
Mutu)
Penilaian terhadap
siswa secara objektif
(Anti Korupsi)

67
B. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
Tabel 4.4 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi

No. Kegiatan November Desember Output


8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6
1. Konsultasi Jadwal konsultasi
Dengan yang telah
Mentor disepakati
Draft konsultasi
yang berisi saran
dan arahan dari
Mentor
Dokumentasi foto
2. Penyusunan Silabus dan Draft
RPP RPP
3. Penyusunan Tema-tema
tema-tema Observasi
observasi
4. Penyusunan Nama kelompok
kelompok siswa
dalam kelas
5. Proses Bukti fisik:
Belajar foto dokumentasi
kegiatan, fotokopi
kehadiran siswa
serta, agenda
harian mengajar.
6. Evaluasi Bukti fisik: foto
siswa atas dokumentasi
materi yang kegiatan, fotokopi
sudah kehadiran siswa
diberikan serta, agenda
harian mengajar.

= Off = On

68
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Dalam pelaksanaan 5 kegiatan aktualisasi dan habituasi ANEKA, terdapat
kemungkinan kegiatan-kegiatan tersebut mengalami kendala sehingga
rancangan kegiatan ini tidak dapat direalisasikan secara optimal atau tidak
tercapai aktualisasinya. Oleh karena itu perlu disampaikan kendala-kendala yang
mungkin terjadi, langkah-langkah antisipasi menghadapi kendala tersebut, dan
perlu dicari secara cermat strategi untuk menghadapi kendala tersebut. Kendala,
resiko dan solusi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.5. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala


No Kegiatan Kendala Yang Mungkin Antisipasi dan
Terjadi Strategi Menghadapi
Kendala
1 2 3 4
1. Konsultasi dengan Jadwal konsultasi sulit Intensif berkomunikasi
Mentor ditentukan karena dengan Mentor untuk
menyesuaikan Mentor mendapatkan waktu yang
tepat untuk berkonsultasi

2. Menyusun Guru Aqidah Akhlak, Berkonsultasi dengan


Rencana wakil kurikulum, dan atasan lain dan guru seni
Pelaksanaan kepala sekolah tidak di budaya sejenis sembari
Pembelajaran tempat menunggu atasan yang
(RPP) dituju berada ditempat

3. Penyusunan tema- Dalam penyusunan Menentukan pokok-pokok


tema observasi tema, bisa tema disesuaikan dengan
mengembang ke rancangan observasi yang
materi lain akan dilakukan

4. Penyusunan Siswa akan mengeluh Menentukan kelompok


kelompok dalam mengenai kelompok siswa secara demokrasi
kelas yang dibuat oleh guru

5. Proses Belajar Materi observasi tidak Peserta diklat mengedukasi


akan kondusif apabila siswa untuk disiplin waktu,
dilakukan dalam satu kali mengkondisikan jadwal
pertemuan observasi

69
No Kegiatan Kendala Yang Mungkin Antisipasi dan
Terjadi Strategi Menghadapi
Kendala
1 2 3 4
6. Evaluasi Siswa Ruang kelas tidak Siswa dibuat berkelompok
memungkinkan untuk sehingga dilakukan penilaian
melaksanakan evaluasi secara berkelompok
secara bersaman tetapi
harus dilakukan satu
persatu

70
BAB V PENUTUP
SIMPULAN

Rancangan aktualisasi ini menganalisis kegiatan terkait dengan tupoksi


guru yang dikaitkan dengan nilai-nilai dasar PNS, di arantaranya Akuntabilitas,
Nasionalisme Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi serta kedudukan
PNS di dalam NKRI seperti whole of Goverment, Pelayanan Publik, ataupun
Managemen ASN yang akan di aktualisasikan selama proses habituasi.
Penyusunan rancangan aktualisasi dan habituasi ini diharapakan
dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan 5 (lima) kegiatan. Kegiatan-
kegiatan tersebut kemungkinan mengalami kendala sehingga rancangan
kegiatan ini tidak dapat direalisasikan secara optimal atau tidak tercapai
aktualisasinya. Oleh sebab itu Penulis berharap agar rancangan aktualisasi
di MAN 1 Surakarta bisa berjalan sebagaimana jadwal dan tahapan yang
telah diusun dengan dukungan segenap pihak.
Apabila Rancangan Aktualisasi tidak dibuat maka dapat mengakibatkan
dampak berupa tidak terselesaikannya isu yang ada di unit kerja dan dapat
menghasilkan berbagai masalah yang lebih kompleks seperti kurang optimalnya
hasil belajar dan penguasaan peserta didik terhadap mata pelajaran Aqidah
Akhlak. Hal tersebut dapat mengakibatkan kurangnya kepercayaan masyarakat
terhadap kinerja guru di MAN 1 Surakarta. Selain itu, pemahaman mengenai
nilai-nilai dasar PNS, yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) pun menjadi kurang karena tidak ada pedoman
dan panduan dalam mengimplementasikan nilai-nilai dasar tersebut.

71
DAFTAR PUSTAKA

Basseng, et al. (2017). Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela


Negara.

Jakarta: Lembaga Adminintrasi Negara RI.

Bevaloa Kusumasari, et al. (2015). Akuntabilitas. Jakarta: Lembaga


Administrasi Negara RI.

Elly Fatimah, et al. (2017). Manajemen Aparatur Sipil Negara.


Jakarta: Lembaga Administrasi Negara RI.

Erwan Agus Purwanto, et al. (2017). Pelayanan Publik. Jakarta:


Lembaga Administrasi Negara RI.

Hidayah, Munirotul. 2018. Implementasi Kebijakan Program Gerakan


Literasi Sekolah di SD Muhammadiyah Bantul Kota. Tesis tidak
diterbitkan.

OECD. 2003. First Results From Pisa 2003:Executive Summary.


OECD.org

Olson, D.R. 1991. Literacy and objectivity: the rise of modern science.
Dalam D.R. Olson & N. Torrance (Eds). Literacy and Orality.
Cambridge: CUP
Ong, W.J. 1992. Writing is a technology that restructures thought. Dalam
P.Downing, S.D. Lima & M. Noonan (Eds). The Linguistics of
literacy. Amsterdam: John Benjamins.
Supriyanto, Heru. Haryanto, Samsi. 2017. Implementasi Gerakan Literasi
Sekolah Dalam Menumbuhkan Minat Membaca Peserta didik Di
Smp Negeri 2 Pleret Kabupaten Bantul. Jurnal Penelitian dan
Evaluasi Pendidikan. Hal 68-82, Volume V(2) 2017.

72
Suwarno, et al. (2017). Whole of Goverment. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara RI.
Tim Penulis Komisi Pemberantasan Korupsi. (2015). Anti Korupsi.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara RI.

Tjutju Yuniarsih, et al. (2015). Komitmen Mutu. Jakarta: Lembaga


Administrasi Negara RI.

Tri Widodo W Utomo, et al. (2016). Aktualisasi. Jakarta: Lembaga


Administrasi Negara RI.

Undang-Undang No 5 Pasal 11. (2014). Aparatur Sipil Negara. Jakarta:


Sekretariat Negara RI.

Wahyudi Kumorotomo, et al. (2015). Etika Publik. Jakarta: Lembaga


Administrasi Negara RI.

Yogi Suwarno, et al. (2017). Whole of Goverment. Jakarta: Lembaga


Administrasi Negara RI.

Yudi Latief, et al. (2015). Nasionalisme. Jakarta: Lembaga


Administrasi Negara RI.

http://digilib.unila.ac.id/124/7/Bab%202.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/51671/Chapte
r%20II.pdf?sequence=3&isAllowed=y

73
RIWAYAT HIDUP

Nama : Siti Intan Ma’wa Wulan S.Ag


Tempat, Tanggal Lahir : Blora, 09 November 1996
Status : Belum Menikah
Pendidikan : S1 Tasawuf dan Psikoterapi
NIP : 199611092019032003
Jabatan : Guru
Unit Kerja : MAN 1 SURAKARTA
Alamat Unit Kerja : Jl. Sumpah Pemuda No. 25 Banjarsari,
Surakarta
Alamat Rumah : Desa Karang RT/RW 05/04 Ke Jati Kab
Blora
No. HP : 085727880926
Email : sitiintan.mawawulan@gmail.com

74

Anda mungkin juga menyukai