Makalah Pasar Tradisional Dan Pasar Mode
Makalah Pasar Tradisional Dan Pasar Mode
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses perekonomian masyarakat sebagian besar ditopang dalam sebuah proses jual
beli dan hal ini terjadi dalam suatu pasar-pasar tradisional. namun pada masa sekarang ini
pasar tradisional seringkali dalam proses jual beli lebih cenderung berkurang jika
dibandingkan pada masa dimana belum dibukanya pasar-pasar modern atau supermarket dan
minimarket yang cenderung mematikan proses perekonomian pasar tradisional. Tentunya
perbandingan ini dipengaruhi karena fasilitas pelayanan dan tempat lebih nyaman dan
dijamin ketertibannya jika dibandingkan berbelanja di pasar tradisional yang cenderung
panas, berdesak-desakan dan tempat atau lokasi yang kurang memadai.
Dalam menghadapi persaingan pasar-pasar modern dalam era globalisasi saat ini
setiap pasar-pasar tradisional dituntut untuk dapat bersaing dengan pasar-pasar modern yang
berkembang bak jamur di musim hujan. Pada prinsipnya, perusahaan retail tidak akan
terlepas dengan permasalahan seberapa besar kemampuan perusahaan retail dalam memenuhi
kebutuhan dana yang akan digunakan untuk beroperasi dan mengembangkan usahanya.
Sumber dana perusahaan retail dapat diperoleh dari sumber dana internal dan eksternal
perusahaan. Sumber dana internal artinya dana yang diperoleh dari hasil kegiatan operasi
perusahaan, yang terdiri atas laba. Sedangkan sumber dana eksternal merupakan sumber dana
yang berasal dari luar perusahaan, yang terdiri dari hutang (pinjaman) dan modal sendiri.
Berbeda dengan pasar tradisional yang masih morat-marit dalam pengelolaan dana. maka dari
itu kebijakan-kebijakan pemerintah haruslah saling menguntungkan anatara berbagai pihak
terkait. dan juga dapat menjadi solusi terbaik dalam perkembangan dan penyejeteraan dalam
masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dan pengertian pasar ?
2. Bagaimana eksistensi pasar tradisional dan pasar modern?
3. Bagaimana dampak pembangunan minimarket atau pasar modern terhadap perekonomian
dan gaya hidup masyarakat?
4. Bagaimana pengaruh faktor politik terhadap pasar tradisional dengan adanya pasar modern?
5. Apakah kebijakan-kebijakan dalam mengatasi problematika pembangunan minimarket atau
pasar-pasar modern dalam menstabilkan perekonomian masyarakat?
C. Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan definisi dan pengertian pasar
2. Mendeskripsikan eksistensi pasar tradisional dan pasar modern
3. Menjelaskan dampak pembangunan minimarket atau pasar modern terhadap perekonomian
dan gaya hidup masyarakat
4. Menjelaskan pengaruh faktor politik terhadap pasar tradisional dengan adanya pasar modern
5. Menjelaskan kebijakan-kebijakan dalam mengatasi problematika pembangunan minimarket
atau pasar-pasar modern dalam menstabilkan perekonomian masyarakat
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah analisis deskriptif serta
observasi dan pengambilan data-data dari berbagai sumber di internet.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pasar Konkret (pasar nyata) merupakan pasar yang menunjukkan suatu tempat terjadinya
hubungan secar langsung (tatap muka) antara pembeli dan penjual. Barang yang
diperjualbelikan pun berada di tempat tersebut. Misalnya pasar-pasar tradisional dan
swalayan
b. Pasar Abstrak (tidak nyata) merupakan pasar yang menunjukkan hubungan antara penjual
dan pembeli, baik secara langsung maupun tidak langsung, barangnya tidak secara langsung
dapat diperoleh pembeli. Misalnya, pasar modal di Bursa Efek Indonesia.
2. Berdasarkan Waktu Terjadinya
Menurut waktu terjadinya pasar dibedakan menjadi pasar harian, pasar mingguan, pasar
bulanan, pasar tahunan, dan pasar temporer.
a. Pasar Harian merupakan pasar yang melakukan aktivitas setiap hari. Misalnya pasar pagi,
toserba, dan warung-warung
b. Pasar mingguan merupakan pasar yang melakukan aktivitas setiap satu minggu sekali.
Misalnya pasar senin atau pasar minggu yang ada di daerah pedesaan
c. Pasar bulanan merupakan pasar yang melakukan aktivitas setiap satu bulan sekali. Misalnya,
pasar yang biasa terjadi di depan kantor-kantor tempat pensiunan atau purnawirawan yang
mengambil uang tunjangan pensiunannya tiap awal bulan.
d. Pasar tahunan merupakan pasar yang melakukan aktivitas setiap satu tahun sekali. Kejadian
pasar ini biasanya lebih dari satu hari, bahkan bisa mencapai lebih dari satu bulan. Misalnya
Pekan Raya Jakarta, pasar malam, dan pameran pembangunan.
e. Pasar temporer merupakan pasar yang dapat terjadi sewaktu-waktu dalam waktu yang tidak
tentu (tidak rutin) pasar ini biasanya terjadi pada peristiwa tertentu. Misalnya pasar murah,
bazar, dan pasar karena ada perayaan kemerdekaan RI.
3. Berdasarkan Luas Jangkauannya
Menurut luas jangkauannya pasar dibedakan menjadi :
a. Pasar lokal merupakan pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli dari berbagai
daerah atau wilayah tertentu saja.
b. Pasar nasional merupakan pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli dari berbagai
daerah atau wilayah dalam suatu negara. Misalnya, pasar kayu putih di Ambon dan pasar
tembakau di Deli.
c. Pasar internasional penjual dan pembeli dari berbagai negara. Misalnya pasar tembakau di
Bremen Jerman.
4. Berdasarkan Hubungannya Dengan Proses Produksi
Menurut hubungannya dengan proses produksi pasar dibedakan menjadi pasar output dan
pasar input.
a. Pasar output (pasar produk) merupakan pasar yang memperjualbelikan barang-barang hasil
produksi (biasanya dalam bentuk jadi).
b. Pasar input (pasar faktor produksi) merupakan interaksi antara permintaan dan penawaran
terhadap barang dan jasa sebagai masukan pada suatu proses produksi (sumber daya alam,
berupa bahan tambang, hasil pertanian, tanah, tenaga kerja, dan barang modal).
5. Berdasarkan Strukturnya (Jumlah Penjual Dan Pembeli)
Berdasarkan strukturnya, pasar dibedakan menjadi sebagai berikut.
a. Pasar persaingan sempurna merupakan sebuah jenis pasar dengan jumlah penjual dan
pembeli yang sangat banyak dan produk yang dijual bersifat homogen. Harga terbentuk
melalui mekanisme pasar dan hasil interaksi antara penawaran dan permintaan sehingga
penjual dan pembeli di pasar ini tidak dapat mempengaruhi harga dan hanya berperan sebagai
penerima harga (price-taker). Barang dan jasa yang dijual di pasar ini bersifat homogen dan
tidak dapat dibedakan.
b. Pasar persaingan tidak sempurna, yang terdiri atas
1) Pasar monopoli (dari bahasa Yunani: monos, satu + polein, menjual) adalah suatu bentuk
pasar di mana hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar. Penentu harga pada pasar
ini adalah seorang penjual atau sering disebut sebagai “monopolis”. Sebagai penentu harga
(price-maker), seorang monopolis dapat menaikan atau mengurangi harga dengan cara
menentukan jumlah barang yang akan diproduksi; semakin sedikit barang yang diproduksi,
semakin mahal harga barang tersebut, begitu pula sebaliknya. Walaupun demikian, penjual
juga memiliki suatu keterbatasan dalam penetapan harga. Apabila penetapan harga terlalu
mahal, maka orang akan menunda pembelian atau berusaha mencari atau membuat barang
subtitusi (pengganti) produk tersebut atau —lebih buruk lagi— mencarinya di pasar gelap
(black market).
2) Pasar oligopoli adalah adalah pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh
beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh.
Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat
dengan permainan pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-
tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru,
perubahan harga, dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari
pesaing mereka. Misalnya industri semen, industri mobil, dan industri kertas.
3) Pasar persaingan monopolistik adalah salah satu bentuk pasar di mana terdapat banyak
produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek.
Penjual pada pasar monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk yang dihasilkan pasti
memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dengan produk lainnya. Contohnya adalah
: shampoo, pasta gigi, dll. Perusahaan yang berada dalam pasar monopolistik harus aktif
mempromosikan produk sekaligus menjaga citra perusahaannya.
4) Pasar monopsoni bentuk pasar ini merupakan bentuk pasar yang dilihat dari segi permintaan
atau pembelinya. Dalam hal ini pembeli memiliki kekuatan dalam menentukan harga. Contoh
yang ada di Indonesia seperti PT. Kereta Api Indonesia yang merupakan satu-satunya
pembeli alat-alat kereta api.
5) Pasar ologopsoni adalah bentuk pasar dimana barang yang dihasilkan oleh beberapa
perusahaan dan banyak perusahaan yang bertindak sebagai konsumen. Contoh Telkom,
indosat, Mobile-8, excelcomindo adalah beberapa perusahaan pembeli infrastruktur
telekomunikasi seluler.
a) Pasar modern
Pasar Modern adalah pasar yang dikelola dengan manajemen modern, umumnya
terdapat diperkotaan, sebagai penyedia barang dan jasa dengan mutu dan pelayanan yang
baik kepada konsumen yang pada umumnya anggota masyarakat kelas menengah keatas.
Pasar modern antara lain mall, supermarket, department store, shopping centre, waralaba,
toko mini swalayan, pasar serba ada, toko serba ada dan sebagainya (Sinaga, 2008).
Barang yang dijual disini memiliki variasi jenis yang beragam. Selain menyediakan
barang lokal, pasar modern juga menyediakan barang impor. Barang yang dijual mempunyai
kualitas yang relatif lebih terjamin karena melalui penyeleksian yang ketat sehingga barang
yang tidak memenuhi persyaratan klasifikasi akan di tolak. Dari segi kuantitas, pasar modern
umumnya mempunyai persediaan barang di gudang yang terukur. Dari segi harga, pasar
modern memiliki label harga yang pasti. Pasar modern juga mmberikan pelayanan yang baik
dengan adanya pendingin udara yang sejuk, suasana nyaman dan bersih, display barang
perkategori mudah dicapai dan relatif lengkap, informasi produk tersedia melalui mesin
pembaca, adanya keranjang belanja atau keranjang dorong serta ditunjang adanya kasir dan
pramuniaga yang bekerja secara profesional. Rantai distribusi pada pasar ini adalah produsen
– distributor – pengecer/konsumen.
Dalam pasar modern penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara langsung.
Pembeli melihat label harga yang tercantum dalam bar code, berada dalam bangunan dan
pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-
barang yang dijual, selain bahan makanan seperti: buah, sayuran, daging, sebagian besar
barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama. Contoh dari pasar
modern adalah pasar swalayan, Hypermart, Supermarket, dan Minimarket (Wikipedia, 2007.
b) Pasar tradisional
Pasar tradisonal adalah pasar yang dikelola secara sederhana dengan bentuk fisik
tradisional yang menerapkan system transaksi tawar menawar secara langsung dimana fungsi
utamanya adalah untuk melayani kebutuhan masyarakat baik di desa, kecamatan, dan lainnya
(Sinaga,2008).
Harga dipasar tradisional ini mempunyai sifat yang tidak pasti , oleh karena itu
bisa dilakukan tawar menawar. Bila dilihat dari tingkat kenyamanan, pasar tradisional selama
ini cenderung kumuh dengan lokasi yang tidak tertata rapi. Pembeli di Pasar tradisional
(biasanya kaum ibu) mempunyai perilaku yang senang bertransaksi dengan berkomunikasi
/berdialog dalam hal penetapan harga, mencari kualitas barang, memesan barang yang
diinginkan, dan perkembangan harga-harga lainnya.
Barang yang dijual dipasar tradisional umumnya barang-barang lokal dan ditinjau
dari segi kualitas dan kuantitas, barang yang dijual di pasar tradisional dapat terjadi tanpa
melalui penyortiran yang kurang ketat. Dari segi kuantitas, jumlah barang yang disediakan
tidak terlalu banyak sehingga apabila ada barang yang dicari tidak ditemukan di satu kios
tertentu, maka dapat dicari ke kios lain. Rantai distribusi pada pasar tradisional terdiri dari
produsen, distributor, sub distributor, pengecer, konsumen. Kendala yang dihadapi pada pasar
tradisional antara lain system pembayaran ke distributor atau sub distributor dilakukan
dengan tunai, penjual tidak dapat melakukan promosi atau memberikan discount komoditas.
Mereka hanya bisa menurunkan harga barang yang kurang diminati konsumen. Selain itu,
dapat mengalami kesulitan dalam memenuhi kontinyuitas barang, lemah dalam penguasaan
teknologi dan menejemen sehingga melemahkan daya saing.
Sebagian konsumen pasar tradisional adalah masyarakat kelas menengah
kebawah yang memiliki karakteristik sangat sensitive terhadap harga. Ketika faktor harga
rendah yang sebelumnya menjadi keunggulan pasar tradisional mampu diruntuhkan oleh
pasar modern, secara relative tidak ada alasan konsumen dari kalangan menengah kebawah
untuk tidak turut berbelanja ke pasar modern dan meninggalkan pasar tradisional (Wildan,
2007).
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta
ditandai dengan adanya transaksi penjual dan pembeli secara langsung. Dalam pasar
tradisional terjadi proses tawar menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai,
los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan
menjual kebutuhan sehari-sehari seperti bahan – bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-
sayuran, telur, daging, kain, pakaian, barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu ada juga
yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak di temukan
di Indonesia, dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli
untuk mencapai pasar (Wikipedia, 2007)
D. Pengaruh Faktor Politik Terhadap Pasar Tradisional dengan adanya Pasar Modern
Ketika pasar modern akan dibangun dalam suatu kota atau wilayah tentulah tidak
semudah membalikkan telapak tangan dan harus mendapatkan ijin dari pejabat yang terkait.
Tentunya juga harus menimbang dengan masyarakat disekitar. Karena mereka adalah calon
pembeli. Namun, ketika perusahaan retail dalam pemenuhan kebutuhan modalnya semakin
meningkat sedangkan dana yang dimiliki telah digunakan semua, maka perusahaan tidak ada
pilihan lain selain menggunakan dana dana yang berasal dari luar yaitu dalam bentuk hutang.
Jika saja bisnis retail semakin berkembang dari tahun ketahun tanpa adanya peraturan-
peraturan yang berlaku maka ini sangat berpengaruh dengan pasar tradisional yang juga akan
mengurangi pendapatan dari pasar tradisional itu sendiri, karena tentulah dari segi kenyaman
pasar modern tentu akan lebih mementingkan tingkat kenyamanan daripada pasar tradisional
Orang cenderung akan beralih kepasar modern karena pengaruh gaya hidup
hedonisme yang tinggi. Atau karena masyarakat kita yang cenderung konsumtif dan dengan
di dorong rasa keingintahuan yang besar terhadap barang yang bersifat baru. Perda Nomor 2
Tahun 2009 Tentang Penataan Pasar Tradisional. Di Perda tersebut, disebutkan bahwa jarak
antara pasar modern dengan pasar tradisional minimal 1,5 kilometer. Sementara
kenyataannya, banyak pasar modern yang jaraknya kurang dari 1,5 kilometer. Bahkan jarak
antara pasar modern satu dengan lainnya juga sangat dekat. hal ini tentu akan menjadi faktor
utama beralihnya konsumen kepada pasar modern karena tingka kenyamanannya.
Berdasarkan data Bappeda Kota Bandung tahun 2008 di Bandung terdapat sekitar 300
minimarket dan sekitar 50 supermarket. Sementara jumlah pasar tradisional di Bandung
tercatat hanya 35.
BAB III
PENUTUP
A. Laporan Observasi
1. Pedagang warung pinggir jalan
Menurut sumber Ibu Eza dan Pak Emid yang sudah berjualan sejak tahun 1970-an beliau
mengakui keberadaan minimarket disekitar tempatnya berjualan berdampak pada
konsumennya yang semakin berkurang karena lebih memilih untuk pergi ke minimarket
alfamart namun pelanggan beliau setidaknya tidak terlalu drastis berkurang karena sebagian
besar ibu-ibu rumah tangga masih tetap menjadi pelanggannya yang setia , dan setiap hari ada
saja pelanggan baru yang berbelanja diwarungnya. penghasilan setiap hari tidak menentu
mulai dari Rp. 50.000-Rp.200.000. Dengan penghasilannya itu beliau merasa tercukupi untuk
kebutuhannya sehari-hari.
2. Pedagang pasar tradisional di Pasar Rahayu
Menurut Pak Agus seorang pedagang di Pasar tradisional Pasar Rahayu menyatakan bahwa
semenjak ia berdagang dari tahun 1999 sampai sekarang mengaku kalau konsumennya
semakin berkurang dan pendapatannya pun berkurang sekarang sehari-hari hanya
memperoleh Rp. 500.000-Rp. 1.500.000 saja dan itu pun untuk berbelanja barang lagi jadi
bukan pendapatan bersih. sebenarnya pembangunan pasar modern atau mall-mall sangat
mengganggu mereka, ketakutannya akan hal yang diinginkan seperti penggusuran lapak
usahanya karena akan dijadikan lahan pembangunan minimarket selalu ada dalam benaknya.
Pesan beliau untuk pemerintah yaitu kurangi pasar modern dan perhatikan pedagang pasar
tradisional.
B. Kesimpulan
Perkembangan pasar tradisioal pada era globalisasi sekarang sudah sangat
memprihatinkan sebagaimana diketahui perkembangan pasar modern yang sudah tersebar
dibeberapa kota bahkan sampai ke kabupaten-kabupaten menjadi faktor utama berkurangnya
jumlah pembeli yang pergi kepasar, selain itu fasilitas dan kenyamanan yang diberikan pasar
modern adalah hal utama yang diutamakan oleh pihak pasar modern dalam menarik
konsumen. Adanya modal dan kerjasama dengan para pengusaha dibidangnya menjadikan
pasar modern kuat dalam persaingannya dengan pasar tradisional yang cenderung tempat dan
fasilitasnya yang tidak memberikan kenyamanan dan modal yang pas-pasan. dukungan
pemerintah setempat pun menjadi memperkuat keberadaannya. Perbaikan pasar tradisional
mulai dari bangunan, barang dagang dan tempatnya menjadi nyaman merupakan solusi agar
pasar tradisional diminati kembali oleh para konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
http://prokum.esdm.go.id/uu/1999/uu-5-1999.pdf
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2012/03/10/apa-kabar-pasar-tradisional/
http://dany-ira.blogspot.com/2010/01/dampak-pasar-modern-terhadap-pasar.html
http://ips-mrwindu.blogspot.com/2009/04/jenis-jenis-pasar.html
http://dany-ira.blogspot.com/2010/01/dampak-pasar-modern-terhadap-pasar.html
http://hukum.unsrat.ac.id/pres/perpres_112_2007.pdf