baik merupakan bagian yang esensial dari pemastian mutu. Dokumentasi yang jelas adalah
fundamental untuk memastikan bahwa tiap personil menerima uraian tugas yang relevan secara
jelas dan rinci sehingga memperkecil risiko terjadi salah tafsir dan kekeliruan yang biasanya
Induk/Formula Pembuatan, prosedur, metode dan instruksi, laporan dan catatan harus bebas dari
kekeliruan dan tersedia secara tertulis. Keterbacaan dokumen adalah sangat penting."
dokumentasi harus dievaluasi secara berkala untuk menetapkan prosedurnya telah sesuai dengan
yang diterapkan/kebutuhan. Jadi, selalu ada evaluasi dokumentasi pada periode tertentu. Hal ini
dalam rangka menjamin mutu. Oleh karena itulah setiap proses dalam sistem manajemen mutu
"Spesifikasi menguraikan secara rinci persyaratan yang harus dipenuhi produk atau bahan
yang digunaan atau diperoleh selama pembuatan. Dokumen ini merpuakan dasar untuk
mengevaluasi mutu. Dokumen Produksi Induk, Prosedur Pengolahan Induk, dan Prosedur
menyatakan seluruh bahan awal dan bahan pengemas yang digunakan serta menguraikan semua
operasi pengolahan dan pengemasan. Prosedur berisi cara untuk melaksanakan operasi tertentu,
pengoperasian peralatan. Catatan menyajikan riwayat tiap bets produk, termasuk distribusinya
dan semua keadaan yang relevan yang berpengaruh pada mutu produk akhir."
Dokumentasi dimaksudkan untuk menggambarkan riwayat lengkap dari suatu bets lot suatu
juga diperlukan untuk memonitor dan mengendalikan beangunan, fasilitas, peralatanm dan
Bagian dokumen pembuatan dan hendaklah sesuai dengan dokumen persetujuan izin edar yang
relevan. Dokumen hendaklah disetujui, ditandatangani, dan diberi tanggal oleh personil yang
sesuai dan diberi wewenang. Isi dokumen hendaklah dikaji ulang secara berkala dan dijaga agar
selalu mutakhir. Bila suatu dokumen direvisi, hendaklah dijalankan suatu sistem untuk
menghindarkan penggunaan dokumen yang sudah tidak berlaku secara tidak sengaja."
"Dokumen hendaklah tidak ditulis tangan; namun, bila dokumen memerlukan pencatatan
data, maka pencatatan ini hendaklah ditulis tangan dengan jelas, terbaca, dan tidak dapat
dihapus. Hendaklah disediakan ruangan yang cukup untuk mencatatan data. Semua perubahan
yang dilakukan terhadap pencatan pada dokumen hendaklah ditandatangani dan diberi tanggal;
perubahan hendaklah dicatat. Pencatatan hendaklah dibuat atau dilengkapi pada tiap langkah
yang dilakukan dan sedemikian rupa sehingga semua aktivitsa yang signifikan mengenai
pembuatan obat dapat ditelusuri. Catatan pembuatan hendaklah disimpan selama paling sedikit
"Data dapat dicatat dengan menggunakan sistem pengolahan data elektronis, cara
fotografis atau cara lain yang dapat diandalkan, namun prosedur rinci berkaitan dengan sistem
yang digunakan hendaklah tersedia, dan akurasi catatan hendaklah dicek. Apabila dokumentasi
dikelola dengan menggunakan metode pengolahan data elektronis, hanya personil yang diberi
wewenang boleh mengentri atau memodifikasi data dalam komputer dan hendaklah perubahan
dan penghapusannya dicatat; akses hendaklah dibatasi dengan menggunakan kata sandi
(password) atau dengan cara lain, dan hasil entri dari data kritis hendaklah dicek secara
independen. Catatan bets yang disimpan secara elektronis hendaklah dilindungi dengan transfer
pendukung (back-up transfer) menggunakan pita magnet, mikrofilm, kertas, atau cara lain.
Adalah sangat penting bahwa data selalu tersedia selama kurun waktu penyimpanan."
1. Dokumentasi didesain dan dibuat agar dapat digunakan dengan mudah, benar, dan
efektif. Mudah artinya sistem tersebut harus bisa dikerjakan pula oleh orang lain. Kalau
3. Dokumentasi harus dicegah dari penggunaan dokumen yang telah diganti. Jadi, ketika
ada dokumen yang baru menggantikan yang lama, dokumen yang lama harus ditarik.
Harus dipastikan bahwa dokumen yang digunakan adalah yang paling mutakhir. Jadi
4. Instruksi atau prosedur (misalnya protap, metode analisis) harus jelas, tidak berarti
ganda, dalam modus perintah, disusun sesuai urutan langkah (jangan sampai terlewat),
5. Dokumen diberi tanggal dan tanda tangan untuk otoritasi (harus disahkan, tidak boleh ada
dokumen yang tidak terkontrol, kalau ada, maka dokumen tersebut ilegal atau tidak
valid), mencakup penerima kopi (prosedur pengolahan induk misalnya dicopy, semua
salinan foto copy harus disahkan, diperiksa kebenarannya oleh orang yang punya otoritas,
6. Selalu tersedia bagi semua pihak yang bersangkutan (jangan sampai dokumentasi cuma
ada di satu tempat saja, misalnya di lemari arsip saja. Harus ada di semua area, misalnya
area produksi juga. Jadi, jangan hanya pada satu lemari arsip seluruh dokumen
tersimpan.
7. Koreksi: (a) dilakukan sedemikian rupa sehingga entri data sebelumnya tidak hilang dan
diletakkan rapat dengan entri pertama dan (b) ada identitas orang yang melakukan
koreksi dan tanggal koreksi. Jadi, jangan pernah menggunakan tip-X, yang boleh adalah
mencoret tulisan yang lama, kemudian diberi tanda tangan, siapa yang melakukan koreksi
8. Disimpan selama jangka waktu yang ditentukan (sesuai dengan kebutuhan, contoh
Dokumen produksi:
1. Dokumen Produksi Induk yang berisi formula produksi dari suatu produk dalam bentuk
2. Prosedur Produksi Induk, terdiri dari Prosedur Pengolahan Induk dan Prosedur
pengemasan yang rinci untuk suatu produk dengan bentuk sediaan, kekuatan dan ukuran
Bets, yang merupakan reproduksi dari masing-masing Prosedur Pengolahan Induk dan
Prosedur Pengemasan Induk, dan berisi semua data dan informasi yang berkaitan dengan
pelaksanaan produksi dari suatu bets produk. Kadang-kadang pada Catatan Produksi
Bets, prosedur yang tertera dalam Produksi Induk tidak lagi dicantumkan secara rinci.
Dokumen Produksi Induk yang disahkan secara formal hendaklah mencakup nama,
bentuk sediaan, kekuatan dan deskripsi produk, nama penyusun dan bagiannya, nama
pemeriksa serta daftar distribusi dokumen dan berisi hal sebagai berikut:
1. Informasi berisi hal umum yang menguraikan jenis bahan pengemas primer yang harus
pengamanan selama penyimpanan dan tindakan pengamanan lain yang harus dilakukan
2. Komposisi atau formula produk untuk tiap satuan dosis dan untuk satu sampel ukuran
bets.
3. Daftar lengkap bahan awal, baik yang tidak akan berubah maupun yang akan mengalami
Prosedur Pengolahan Induk yang disahkan secara formal hendaklah tersedia untuk tiap
produk dan ukuran bets yang akan dibuat. Prosedur Pengolahan Induk hendaklah mencakup:
1. Nama produk dengan kode referen produk yang merujuk pada spesifikasinya.
3. Daftar dari semua bahan awal yang harus digunakan, dengan menyebutkan masing-
masing jumlahnya, dinyatakan dengan menggunakan nama dan referen (kode produk)
yang khusus bagi bahan itu; hendaklah dicantumkan apabila ada bahan yang hilang
selama proses.
4. Pernyataan mengenai hasil akhir yang diharapkan dengan batas penerimaan, dan bila
5. Pernyataan mengenai lokasi pengolahan dan peralatan utama yang harus digunakan.
6. Metode atau rujukan metode yang harus digunakan untuk mempersiapkan peralatan kritis
7. Instruksi rinci tahap proses (misalnya pemeriksaan bahan, perlakukan awal, urutan
9. Bila perlu, syarat penyimpanan produk ruahan, termasuk wadah, pelabelan, dan kondisi
diperlukan dalam cara pembuatan obat yang baik (CPOB). Di aktivitas produksi, dokumen yang
Jadi, sudah dijelaskan pula pada kutipan peraturan, bahwa dokumen produksi induk tidak
sama dengan prosedur pengolahan induk. Dokumen Produksi Induk meliputi keseluruhan
prosedur mulai dari formulasi, spesifikasi, dan seterusnya, sementara Prosedur Pengolahan Induk
hanya meliputi prosedur bagaimana obat itu dibuat hingga dikemas. Jadi, Prosedur Pengolahan
(2) Prosedur Pengambilan Contoh (bisa prosedur pengambilan contoh maupun bahan
pengemas),
(6) Sertifikat Analisis (harus lengkap, sertifikat analisis ini akan digunakan baik secara internal
(1) Protap Penanganan Bahan Awal dan Obat Jadi (di pabrik dokumen ini dibutuhkan
di warehouse management),
(2) Catatan Persediaan (dikirim lewat PBF, catatan mengenai berapa banyak yang dikirim),
Dokumen distribusi ini sangat penting sekali, itulah yang membedakan dengan produsen obat
Dokumen yang dibutuhkan pada aktivitas pemastian mutu dibagi menjadi 2, yaitu untuk
aktivitas sebelum operasi pembuatan dan setelah operasi pembuatan. Untuk yang sebelum
(3) Protap Monitor Kebersihan Ruangan (termasuk memonitor jumlah mikroba, partikel,
kelembapan),
Membahas mengenai protap (prosedur tetap). Protap merupakan instruksi tertulis yang
rinci untuk mencapai pelaksanaan yang sama atau seragam dari suatu fungsi atau pekerjaan
spesifik dan berulang, Jadi harus sama. Terkait dengan definisi, bisa berbeda-beda, ada yang
(2) cara mengoperasikan suatu peralatan (di industri banyak yang digunakan peralatannya, jadi
(3) cara merawat suatu peralatan atau fasilitas (contoh perawatan yang ada di industri,
untuk purified water digunakan sistem RO (reverse osmosis) atau sistem UV, jika menggunakan
sistem RO, maka dilihat berapa lama penggunaan membrannya, kapan harus diganti untuk
perawatan. Kalau menggunakan sistem UV, berapa jam dipakainya, lalu kapan harus diganti, jadi
(4) cara mengalibrasi suatu alat pengukur (yang dikalibrasi peralatannya ada banyak, jadi harus
ada tiap peralatannya, misalnya alat ukur suhu, temperatur, ukuran, kalau yang mengkalibrasi
Protap menyatakan cara melakukan suatu hal, memutakhirkan suatu hal (sesuai regulasi
terkini), dan merevisi suatu hal, serta menguraikan cara menulis, merevisi, menyetujui, dan
pengendalian distribusi protap (menguraikan ada berapa banyak yang harus memiliki protap ini,
siapa yang menerima, supaya nanti apabila perlu direvisi, perlu ditarik, tau ada di mana saja
Selain protap, ada dokumen spesifik lainnya, yaitu pencatatan. Ada 4 jenis, yaitu
Dalam hal ini, terdapat peraturan dalam membuat pencatatan (bagi semua personil), yaitu:
1. Catat seluruh informasi dan data hanya di atas dokumen yang ditentukan (setiap hasil
pengujian atau informasi yang ada, ditulisnya pada kertas yang disediakan, jika di
2. Laksanakan semua entri dengan tulis tangan yang mudah dibaca, rapi, dan jelas.
3. Isi seluruh ruangan kosong yang telah disediakan pada catatan, formulir, atau lembar
kerja.
4. Jangan pakai potongan kertas atau lembaran "post it" untuk mencatat raw data atau
informasi apapun.
5. Jangan gunakan pensil atau "flair pen" (umumnya menggunakan pulpen biru atau hitam).
6. Gunakan pena berwarna hitam untuk mencatat data dan informasi (namun best practice-
7. Jangan gunakan tip-X untuk menghilangkan kesalahan pada angka atau kata, jangan
timpa huruf atau angka dengan tulisan baru, buat koreksi dan berikan tanda tangan/paraf
8. Beri paraf atau tanda tangan dan tanggal di atas print out yang dilampirkan ke suatu
catatan (yang memberi paraf atau ttd, periksa lagi catatannya, benar atau tidak).
9. Beri parag atau tanda tangan dan tanggal apda fotokopi informasi untuk menjamin
keasliannya, cap hasil fotokopi dengan cap yang digariskan (sesuai ketentuan dalam
kebijakan perusahaan).
10. Semua kalkulasi dikaji ulang, diberi paraf dan tanggal oleh petugas kedua yang mengerti
12. Setelah menyelesaikan suatu pengujian atau suatu halaman, beri tanda tangan dan tanggal
13. Orang yang memberikan tanda tangan atau paraf pemeriksa kedua adalah yang
(misalnya penimbangan) dan secara pribadi telah memeriksa. Jadi, tidak boleh
Catatan Pengolahan Bets hendaklah tersedia untuk tiap bets yang diolah. Dokumen ini
hendaklah dibuat berdasarkan bagian relevan dari Prosedur Pengolahan Induk yang berlaku.
Metode pembuatan catatan ini hendaklah didesain untuk menghindarkan kesalahan transkripsi.
Catatan hendaklah mencantumkan nomor bets yang sedang dibuat. Sebelum suatu proses
dimulai, hendaklah dilakukan pemeriksaan yang dicatat, bahwa peralatan dan tempat kerja telah
bebas dari produk dan dokumen sebelumnya atau bahan yang tidak diperlukan untuk pengolahan
yang direncanakan, serta peralatan bersih dan sesuai untuk penggunaannya. Selama pengolahan,
informasi sebagai berikut hendaklah dicatat pada saat tiap tindakan dilakukan dan - setelah
lengkap - hendaklah catatan diberi tanggal dan ditandatangani dengan persetujuan dari personil
1. Nama produk.
2. Tanggal dan waktu dari permulaan, dari tahap antara yang signifikan dan dari
penyelesaian pengolahan.
5. Nomor bets dan/atau nomor kontrol analisis dan jumlah nyata tiap bahan awalyang
ditimbang atau diukur (termasuk nomor bets dan jumlah bahan hasil pemulihan atau hasil
6. Semua kegiatan pengolahan atau kejadian yang relevan dan peralatan utama yang
digunakan.
7. Catatan pengawasan selama-proses dan paraf personil yang melaksanakan serta hasil
yang diperoleh.
8. Jumlah hasil produk yang diperoleh dari tahap pengolahan berbeda dan penting.
9. Catatan mengenai masalah khusus yang terjadi termasuk uraiannya dengan tanda tangan
Catatan Pengemasan Bets hendaklah tersedia untuk tiap bets yang dikemas. Dokumen ini
hendaklah dibuat berdasarkan bagian relevan dari Prosedur Pengemasan Induk yang berlaku dan
metode pembuatan catatn ini hendaklah didesain untuk menghindarkan kesalahan transkripsi.
Catatan hendaklah mencantumkan nomor bets dan jumlah produk jadi yang direncanakan akan
diperoleh. Sebelum suatu kegiatan pengemasan dimulai, hendaklah dilakukan pemeriksaan yang
dicatat, bahwa peralatan dan tempat kerja telah bebas dari produk dan dokumen sebelumnya atau
bahan yang tidak diperlukan untuk pengemasan yang direncanakan, serta peralatan bersih dan
sesuai untuk penggunaannya. Selama pengemasan, informasi sebagai berikut hendaklah dicatat
pada saat tiap tindakan dilakukan dan setelah lengkap hendaklah catatan diberi tanggal dan
ditandatangani dengan persetujuan dari personil yang bertanggung jawab untuk kegiatan
pengemasan:
1. Nama produk.
6. Rincian kegiatan pengemasan yang dilakukan, termasuk referensi peralatan dan jalur
spesimen dari kodifikasi bets, pencetakan tanggal kadaluarsa serta semua pencetakan
tambahan.
8. Catatan mengenai masalah khusus yang terjadi termasuk uraiannya dengan tanda tangan
9. Jumlah dan nomor referen atau identifikasi dari semua bahan pengemas cetak dan produk
ruahan yang diserahkan, digunakan, dimusnahkan atau dikembalikan ke stok dan jumlah
Protap atau dokumentasi yang diperlukan untuk bahan baku antara lain
(6)karantina,pelulusan,serta persetujuan.
Spesifikasi
Spesifikasi: Hendaklah tersedia spesifikasi bahan awal, bahan pengemas, dan produk jadi yang
disahkan dengan benar dan diberi tanggal; di mana perlu, hendaklah juga tersedia spesifikasi
1. Deskripsi bahan, (termasuk: nama yang ditentukan dalam kode referen (kode produk)
internal; rujukan monografi farmakope, bila ada; pemasok yang disetujui dan, bila
1. Deskripsi bahan, termasuk: (termasuk: nama yang ditentukan dalam kode referen (kode
produk) internal; rujukan monografi farmakope, bila ada; pemasok yang disetujui dan,
bila mungkin, produsen bahan; standar mikrobiologis, bila ada; spesimen bahan
Spesifikasi produk antara dan produk ruahan hendaklah tersedia apabila produk tersebut dibeli
atau dikirim, atau apabila data dari produk antara digunakan untuk mengevaluasi produk jadi.
Spesifikasi hendaklah mirip dengan spesifikasi bahan awal atau produk jadi, sesuai keperluan."
3. Deskripsi bentuk sediaan dan urian mengenai kemasan, termasuk ukuran kemasan.
7. Masa edar/simpan."
Protap atau dokumentasi yang dipelrukan untuk bangunan dan fasilitas antara lain
(2) pembersihan/sterilisasi,
(4) penanganan sisa produk dan bahan pembersih (untuk mencegah kontaminasi silang),
(5) perawatan preventif (harus ada perawatan, kinerja mesin itu sangat mempengaruhi mutu
obat)
Protap atau dokumentasi yang diperlukan untuk pemberian label dan pengemasan antara
lain
(2) spesifikasi,
Protap atau dokumentasi yang diperlukan untuk pengawasan mutu antara lain
(1) pengujian obat jadi, TM, PM, Produk antara atau produk ruahan,
(2) pengambilan (diambil oleh siapa, pada best berapa) dan penanganan sampel (pengujian dan
pertinggal),
(4) pengambilan contoh lingkungan (bagaimana cara mengambil contoh mikroba atau udara),
(5) pembuatan ringkasan hasil uji pengawasan mutu (CoA) (parameter apa saja yang harus ada
pada CoA),
(6) studi stabilitas (suhu penyimpanan, metode, cara pengambilan, parameter apa yang
diperiksa),
(7) baku pembanding dan pengawasannya (penyimpangan atau penanganan dan pengujian)
(3) inspeksi diri (dilakukan internal dan eksternal, kalau internal, dilakukan secara berkala
misalnya bulan 1 inspeksi QA, bulan ke-2 inspeksi QC, dan seterusnya, sementara kalau
eksternal melibatkan pihak ketiga yang berwenang, jadi harus ada persiapan untuk audit aspek
CPOB)
(5) penanganan keluhan terhadap obat jadi dan penarikan kembali obat jadi,
(7) audit pemasok (begitu pula pada audit kontraktor, harus diatur mekanisme auditnya, berguna
dalam pemilihan supplier baru, ketika sudah berjalan, direview bagaimana kinerjanya, apakah
sesuai ekspektasi atau tidak, jika tidak, bisa dipertimbangkan untuk melanjutkan kerja sama atau
tidak),
(9) catatan mengenai karyawan, catatan kesehatan (karyawan diperiksa kesehatan lengkap, baik
berat badan, kolesterol, pendengaran, paru-paru, dan seterusnya, karena bekerja di industri itu
berisiko terhadap gangguan kesehatan paru-paru dan pendengaran, jadi wajib bagi karyawan