DAL AM
CPOB
INDUSTRI FARMASI
•/in.dus.tri/ n kegiatan memproses atau mengolah barang
dengan menggunakan sarana dan peralatan, misalnya mesin
•/far.ma.si/ n cara dan teknologi pembuatan obat serta cara
penyimpanan, penyediaan, dan penyalurannya
INDUSTRI FARMASI
Badan usaha yang memiliki izin dari mentri kesehatan untuk
melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat
DOKUMENTASI
Obat
Obat Kosmetik
tradisional
DOKUMEN
DOKUMEN DOKUMEN
PRODUKSI INDUK/
LAPORAN DAN DALAM CPOB
FORMULA
CATATAN ( Internal)
PEMBUATAN
Nama, bentuk sediaan, kekuatan dan deskripsi produk, nama penyusun dan
bagiannya, nama pemeriksa serta daftar distribusi dokumen yang berisi :
a. Informasi umum tentang jenis bahan pengemas primer yang digunakan/alternatifnya
b. Komposisi produk untuk tiap satuan dosis dan untuk satu sampel ukuran bets
c. Daftar lengkap bahan awal
d. Spesifikasi bahan awal
e. Daftar lengkap bahan pengemas
f. Spesifikasi bahan pengemas primer
g. Prosedur pengolahan dan pengemasan
h. daftar peralatan untuk pengolahan dan pengemasan
i. Pengawasan selama proses pengolahan dan pengemasan
j. Masa edar/simpan
Prosedur pengolahan induk
Dokumen yang kemudian digandakan untuk pencatatan pengemasan tiap bets produk.
Hendaklah menyediakan ruang untuk mencatat data pengemasan.
Mencakup :
a. Nama produk
b. Deksripsi bentuk sediaan dan kekuatannya
c. Ukuran kemasan (dalam angka), berat atau volume produk dalam wadah akhir
d. Daftar lengkap semua bahan pengemas untuk satu bets standar, jumlah, ukuran dan jenis
bersama kode referen pada tiap bahan pengemas
e. Pengemas cetak untuk mencetakn nomor bets dan tanggal daluwarsa bets
f. Tindakan khusus yang diperhatikan, untuk kesiapan jalur (line clearance) sebelum kegiatan
dimulai
g. Uraian kegiatan pengemasan
h. Pengawasan selama proses yang rinci termasuk pengambilan sampel dan batas penerimaan
3. Dokumen prosedur
-- Pada catatan pengolahan bets didesain untuk menghindarkan kesalahan transkripsi dengan
mencantumkan nomor bets yang sedang dibuat, sebelum proses dimulai, hendaklah dilakukan
pemeriksaan yang dicatat, bahwa peralatan dan tempat kerja telah bebas dari produk dan dokumen
sebelumnya atau bahan yang tidak diperlukan untuk pengolahan yang direncanakan, serta peralatan
bersih dan sesuai untuk penggunaannya
-- Pada catatan pengemasan bets dengan mencantumkan nomor bets dan jumlah produk jadi yang
direncanakan akan diperoleh.
-- Selama pengolahan dan pengemasan, informasi akan dicatat pada saat tiap tindakan, diberi tanggal dan
ditandatangani dengan persetujuan dari personil yang bertanggung jawab untuk kgiatan pengemasan.
PERUBAHAN DALAM DOKUMEN
Semua perubahan ataupun kesalahan yang dilakukan terhadap pencatatan pada dokumen
hendaklah ditandatangani dan diberi tanggal; perubahan hendaklah memungkinkan pembacaan
informasi semula. Di mana perlu, alasan perubahan hendaklah dicatat. Pencatatan hendaklah
dibuat atau dilengkapi pada tiap langkah yang dilakukan dan sedemikian rupa sehingga semua
aktivitas yang signifikan mengenai pembuatan obat dapat ditelusuri. Catatan pembuatan
hendaklah disimpan selama paling sedikit satu tahun setelah tanggal daluwarsa produk jadi.
PENYIMPANAN & PEMUSNAHAN
DOKUMEN
• Disimpan selama 6 tahun ( expired date paling lama + 1 )
• Pemusnahan dilakukan dengan menggunakan gunting atau mesin penghancur kertas, dibuat
berita acara pemusnahan.
PENULISAN NO BATCH PADA KEMASAN
Batch/Bets adalah sejumlah produk obat yang mempunyai sifat dan mutu yang seragam yang
dihasilkan dalam satu siklus pembuatan atas suatu perintah pembuatan tertentu. Esensi suatu batch
adalah homogenitasnya
Nomor Batch/Bets adalah penandaan yang terdiri dari angka atau huruf atau gabungan keduanya,
yang merupakan tanda pengenal suatu batch, yang memungkinkan penelusuran kembali riwayat lengkap
pembuatan batch tersebut, termasuk tahap-tahap produksi, pengawasan dan distribusi
Lot adalah bagian tertentu dari suatu batch/bets yang memiliki sifat dan mutu yang seragam dalam
batas yang ditetapkan.
1 2 3 4 5 6 7
Untuk
Untukbets
bets yang diolah
diolahulang
ulanghendaklah
hendaklah diberikan kode
diberikan
tambahan terhadap
kode tambahan nomor
terhadap bets tersebut,
nomor misalmissal
bets tersebut, penambahan
huruf Ppenambahan
(pengolahan huruf
ulang)P (pengolahan ulang)
Pelulusan Produk
1. Pastikan ketersediaan :
a. Catatan pengolahan bets dari bets yang akan diluluskan
b. Sertifikat analisis berkaitan (CoA) dari pengawasan mutu
c. Satu sampel produk jadi
d. Dokumen izin edar obat
2. Periksan pada catatan bets, apakah :
a. Terjadi penyimpangan bets atau penyimpangan nonbets dan apakah telah mendapat status “CLOSED”
b. Komposisi dari bets bersangkutan sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen izin edar
c. Bahan-bahan pengemas cetak yang dilampirkan pada catatan pengemasan bets, sesuai/sama/identis dengan
contoh produk jadi serta dengan yang terlampir pada dokumen izin edar
3. Apabila ada penyimpangan terhadap ketentuan/spesifikasi, sebelum
melakukan keputusan lanjut, lakukan :
a. Penanganan penyimpangan sesuai dengan protap penanganan penyimpangan No..... dan / atau.....
b. Pengkajian risiko mutu sesuai protap pengkajian risiko mutu no.....
PROSEDUR (continued…)
4. Beri pelulusan dengan stempel yang tersedia khusus “Lulus” pada
halaman depan catatan bets, apabila aspek-aspek di atas dipenuhi dan / atau dimana
diperlukan,hasil pengkajian mutu risiko mutu mengizinkan pelulusan
5. Beri tanda dengan stempel yang tersedia khusus “Ditolak” pada halaman depan
catatan bets, apabila aspek – aspek tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi serta hasil
pengkajian risiko mutu dimana perlu, tidak mengizinkan pelulusan.
6. Berikan instruksi kepada petugas pemastian mutu untuk meluluskan dan
memberi label yang sesuai di gudang produk jadi sesuai protap penandaan produk jadi di
gudang
7. Berikan instruksi kepada petugas pemastian mutu untuk menolak dan memberi label
yang sesuai di gudang produk jadi sesuai protap penandaan produk jadi di gudang serta
instruksi untuk memindahkan produk yang ditolak tersebut ke area “Rejected”
KASUS BUPIVACAINE
Sehubungan dengan adanya kejadian tidak diinginkan yang serius pada penggunaan obat injeksi
Buvanest Spinal 0,5% Heavy (Bupivacaine HCl) produksi Industri Farmasi PT Kalbe Farma, Tbk.
di Siloam Hospital Lippo Village Karawaci, Sabtu 14 Februari 2015, Badan POM menerima
informasi dari Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan mengenai kejadian yang
mengakibatkan meninggalnya pasien setelah penggunaan obat tersebut. Badan POM kemudian
melakukan pemeriksaan terkait pemenuhan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan Cara
Distribusi Obat yang Baik (CDOB) terhadap produsen injeksi Buvanest Spinal 0,5% Heavy, yaitu
Industri Farmasi PT Kalbe Farma, Tbk. dan jalur distribusinya, yaitu Pedagang Besar Farmasi
(PBF) PT. Enseval Putra Megatrading, Tbk. serta melakukan monitoring farmakovigilans ke
Siloam Hospital Lippo Village Karawaci.
HASIL
Pada tanggal 25 Februari 2015 telah disampaikan hasil investigasi bahwa Badan POM telah
melakukan evaluasi atas hasil investigasi terhadap dugaan terjadinya mix-up produk Buvanest
Spinal 0,5% Heavy Injeksi dan Asam Traneksamat Injeksi serta hasil kajian dan manajemen risiko
PT Kalbe Farma, Tbk., dengan kesimpulan bahwa hasil investigasi internal dan kajian manajemen
risiko tersebut belum menggambarkan akar masalah terjadinya dugaan mix-up produk Injeksi
Buvanest Spinal 0,5% Heavy, sehingga PT Kalbe Farma tidak dapat memberikan Corrective Action
and Preventive Action (CAPA) yang tepat.
Tanggal 2 Maret 2015 Badan POM telah memberikan sanksi administratif dengan menerbitkan
Surat Keputusan Kepala Badan POM tentang pembatalan izin edar Injeksi Buvanest Spinal 0,5%
Heavy produksi Industri Farmasi PT Kalbe Farma, Tbk. dan diinstruksikan untuk memusnahkan
semua persediaan obat yang ada dalam penguasaan dan hasil penarikan dengan disaksikan oleh
Petugas Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia dengan membuat Berita Acara Pemusnahan,
dengan catatan obat tersebut sudah tidak digunakan lagi sebagai barang bukti yang terkait
dengan masalah hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
AKAR MASALAH :