Anda di halaman 1dari 19

BAB VII

PENENTUAN VAPOUR PRESSURE

7.1. TUJUAN PERCOBAAN


Untuk menentukan besarnya tekanan uap (vapour pressure) pada
temperatur tertentu.

7.2. DASAR TEORI


Temperatur dapat didefinisikan sebagai tekanan uap parsial uap yang
berada dalam kesetimbangan, ini dapat dicapai dalam wadah yang tertutup
yakni jika jumlah yang meninggalkan fasa cair tersebut pada setiap saat sama
dengan jumlah molekul yang kembali ke fasa cairnya, maka dapat juga
disebut kesetimbangan dinamik.
Semakin besar temperatur, semakin besar energi kinetik molekul –
molekul meninggalkan fasa cair. Jadi tekanan uap zat cair bertambah karene
energi kinetik molekul uap besar. Bila tekanan ini sama dengan 1 atm, maka
temperatur tersebut dinamakan titik didih normal ( standard ).
Tekanan uap dari suatu zat adalah konstan pada temperatur yang
konstan, dan tekanan uap naik dengan naiknya temperatur. Grafik tekanan
uap sebagai fungsi temperatur dapat dilihat sebagai berikut :

Tekanan Uap

Temperatur Uap
Grafik 7.1.
Tekanan uap sebagai fungsi temperatur
Harga tekanan uap dapat ditentukan dengan cara :
1. Metode langsung
Alat seluruhnya dibeberkan dalam pemanas pada suhu tetap, dan zat cair
yang akan ditentukan diletakkan dalam tabung, kemudian sistem
dihampaudarakan. Pada sisi manometer, sistem dibiarkan mencapai
kesetimbangan thermal, tekanan uap dapat langsung dibaca pada
thermometer.
2. Metode penjenuhan langsung
Metode ini didasarkan pada hokum gas ideal dari Boyle – Gay Lusaac
dan zat cair yang akan ditentukan dimasukkan ke dalam kaca, dan udara
dengan volume yang diketahui dialirkan sehingga terjadi gelembung –
gelembung yang mengakibatkan berkurangnya berat zat cair. Zat cair
yang berkurang ini terjadi karena proses penguapan.
7.3. PERALATAN DAN BAHAN
7.3.1. Alat
1. Pressure Gauge
2. Water bath
3. Cup
4. Thermometer
7.3.2. Bahan
1. Crude oil
2. Air
7.3.3. Gambar Alat

1. Pressure Gauge
2. Thermometer
3. Water bath

Gambar 7.1.
Rangkaian Alat Pressure Vapour
(Sumber : Laboratorium Analisa Fluida reservoir)
7.4. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Mengambil sampel minyak sebanyak yang
diperlukan.
2. Memasukkan ke dalam cup sampai penuh.
3. Menghubungkan dalam rangkaian chamber dan
pressure gauge.
4. Memasukkan air ke dalam water bath sampai batas.
5. Memanaskan dengan menghubungkan dengan arus
listrik.
6. Mencatat perubahan tekanan pada pressure gauge
pada suhu yang telah ditentukan.
7.5 HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN
7.5.1 Hasil Percobaan
Tabel VII-1
Tabel Analisis Penentuan Vapour Pressure Pada Suhu Tertentu
Vapour Pressure ( Psia )
Sampel
40 C 50 C 55 C 60 C
A 0,2 0,3 0,2 0,1
B 0 0,3 0,31 0,41

7.5.2 Perhitungan
Mengkonversi psig ke psia
Tekanan Uap (psig) + 14,7
Tabel VII-2
Tabel Analisis Penentuan Vapour Pressure Pada Suhu Tertentu
Vapour Pressure ( Psia )
Sampel
40 C 50 C 55 C 60 C
A 14,9 15 14,9 14,8
B 14,9 15 15,01 15,11

a) Perhitungan Data Terukur


 Pada Sampel A :
Tekanan pada 40 C = 0,2 + 14,7 = 14,9 Psia
Tekanan pada 50 C = 0,3 + 14,7 = 15 Psia
Tekanan pada 55 C = 0,2 + 14,7 = 14,9 Psia
Tekanan pada 60 C = 0,1 + 14,7 = 14,8 Psia
 Pada Sampel B :
Tekanan pada 40 C = 0 + 14,7 = 14,7 Psia
Tekanan pada 50 C = 0,3 + 14,7 = 15 Psia
Tekanan pada 55 C = 0,31 + 14,7 = 15,01 Psia
Tekanan pada 60 C = 0,41+ 14,7 = 15,11 Psia
b) Perhitungan Rata-Rata Dari Masing-Masing Sampel
 Sampel A
= 14,92

= 15,15

= 15,8

= 15,18
 Sampel B

= 14,82

= 14,9

= 15,09

= 15,2

c) Perhitungan Standard Deviasi Dari Masing-Masing Sampel


 Sampel A
= 0,18

= 0,17

= 0,23

= 0,4
 Sampel B

= 0,14

= 0,108
= 0,0925

= 0,12
7.5.3 Tabel
Tabel VII-3
Tabulasi Perhitungan Vapour Pressure Pada Temperatur 40
Vapour Pressure (Vp – Vp mean)^2
No Plug
Sampel A Sampel B Sampel A Sampel B

1 A 14,98 0,0144 0,0036 0,0144

2 B 14,9 0,0004 0,0004 0,0004

3 C 15,3 0,0144 0,0014 0,0144

4 D 14,8 0,0144 0,00144 0,0049


5 E 14,8 0,0049 0,00144 0,00049
6 F 14,8 0,0049 0,00144 0,00049
7 G 15 0,0009 0,064 0,0009
8 H 14,85 0,0696 0,049 0,0676
9 I 15,1 0 0,324 0
10 J 14,71 0,929 0,414 0,0729
11 K 15,1 0,064 0,324 0,064
12 L 14,7 0,0676 0,0484 0,0676
Total 179,04 101,17 0,3602 0,2156

Mean 14,92 15,1


S. Deviasi 0,18 0,14
Tabel VII-4
Tabulasi Perhitungan Vapour Pressure Pada Temperatur 50
Vapour Pressure (Vp – Vp mean)^2
No Plug
Sampel A Sampel B Sampel A Sampel B

1 A 15,05 14,9 0,01 0,007

2 B 15 15 0,02 0,0001

3 C 15,5 14,9 0,12 0,007

4 D 15,15 14,9 0,00027 0,007


5 E 15,2 14,9 0,002 0,007
6 F 15,2 15 0,002 0,0001
7 G 15,35 14,8 0,039 0,03
8 H 15,3 15,02 0,002 0,01
9 I 15,12 15,09 0,001 0,02
10 J 14,1 15,15 0,003 0,01
11 K 15,1 15,1 0,002669 0,01
12 L 14,8 15,1 0,00738 0,026
Total 181,82 179,86 0,3 0,129

Mean 15,15 14,98


S. Deviasi 0,17 0,1084
Tabel VII-5
Tabulasi Perhitungan Vapour Pressure Pada Temperatur 55
Vapour Pressure (Vp – Vp mean)^2
No Plug
Sampel A Sampel B Sampel A Sampel B

1 A 15,11 15 0,006 0,009

2 B 14,5 15,01 0,006 0,007

3 C 15,55 15,02 0,013 0,006

4 D 15,3 15,15 0,012 0,002


5 E 15,3 15 0,012 0,009
6 F 14,87 15,17 0,10 0,005
7 G 15,5 15 0,09 0,005
8 H 15,4 15,1 0,04 0,009
9 I 15,17 15,11 0,0003 0,25
10 J 15,09 15,25 0,0098 0,00156
11 K 15,2 15,12 0,000117 0,0023
12 L 12,8 15,24 0,017 0,00506
Total 182,29 181,17 0,593 0,09

Mean 15,18 15,09


S. Deviasi 0,23 0,09
Tabel VII-6
Tabulasi Perhitungan Vapour Pressure Pada Temperatur 60
Vapour Pressure (Vp – Vp mean)^2
No Plug
Sampel A Sampel B Sampel A Sampel B

1 A 15,3 15,13 0,012 0,06136

2 B 14,8 15,11 0,15 0,009

3 C 15,6 15,03 0,17 0,03

4 D 15,4 15,3 0,04 0,008


5 E 15,5 15,1 0,09 0,011
6 F 13,9 15,31 1,659 0,02
7 G 15,6 15,1 0,16 0,011
8 H 15,5 15,2 0,09 0,9
9 I 15,28 15,2 0,08 0,05
10 J 15,2 15,41 0,00135 0,011
11 K 15,3 15,21 0,012 0,14
12 L 14,88 15,34 0,09 0,017
Total 182,26 182,5 2,5176 0,1637

Mean 15,18 15,2


S. Deviasi 0,47 0,12
7.5.4.
Grafik
Grafik 7.2.
Plug Vs Tekanan Uap 40 ̊C
Grafik 7.3.
Plug Vs Tekanan Uap 50 ̊C
Grafik 7.4.
Plug Vs Tekanan Uap 55 ̊C
Grafik 7.5.
Plug Vs Tekanan Uap 60 ̊C
7.6. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini berjudul penentuan vapour pressure. Tujuan dari
percobaan ini adalah untuk menentukan besarnya tekanan uap ( vapour pressure )
pada temperatur tertentu. Alat dan bahan yang digunakan adalah pressure gauge,
chamber, cup, water bath thermometer dan temperatur regulator. Prinsip kerja
percobaan ini adalah pemanasan sampel yang menyebabkan kenaikan tekanan
karena adanya penambahan volume fluida.
Prosedur percobaan ini diawali dengan memasukan sampel minyak
kedalam cup sampai penuh. Gabungkan dengan rangkaian chamber dan pressure
gauge. Masukan air kedalam water bath sampai batas. Panaskan dan masukan
thermometer kedalam water bath. Amati perubahan tekanan pada pressure gauge
pada temperatur 40oC, 50oC, 55oC dan 60oC.
Dari percobaan ini didapat hasil pada temperatur 40 oC tekanan uap sampel
A sebesar 14,9 psia atau 0,2 psig dan sampel B 0 psig atau 14,7 psia. Pada
temperatur 50oC tekanan uap sampel A sebesar 0,3 psig atau 15 psia dan sampel B
0,3 psig atau 15 psia. Pada temperatur 55oC tekanan uap sampel A sebesar 0,2 psig
atau 14,9 psia dan sampel B 0,31 psig atau 15,01 psia. Pada temperatur 60 oC
tekanan uap sampel A sebesar 0,1 psig atau 14,8 psia dan sampel B 0,41 psig atau
15,11 psia. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa sampel A lebih ringan
dibandingkan dengan sampel B karena memiliki tekanan uap yang rendah.
Aplikasi lapangan dari percobaan ini adalah untuk mendesain storage tank
agar storage tank mampu menahan tekanan uap yang diberikan fluida pengisinya.
Bentuk storage tank yang cocok untuk kedua sampel yaitu tangki horizontal, fixed
cone roof tank dan tangki umbrella karena tangki-tangki tersebut digunakan untuk
menyimpan berbagai jenis fluida dengan tekanan uap yang rendah.
Problem produksi yang dapat terjadi adalah terjadinya kebocoran pada
storage tank yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran. Hal ini dapat
ditanggulangi dengan mengalirkan fluida ke storage tank cadangan yang telah
disiapkan dan dapat dicegah dengan mendesain storage tank sesuai dengan
tekanan yang dimiliki oleh fluida pengisinya.
7.7. KESIMPULAN
1. Dari percobaan ini didapat hasil sebagai berikut :
a) Sampel A :
 Temperatur 40oC = 0,2 psig atau 14,9 psia
 Temperatur 50oC = 0,3 psig atau 15 psia
 Temperatur 55oC = 0,2 psig atau 14,9 psia
 Temperatur 60oC = 0,1 psig atau 14,8 psia
b) Sampel B :
 Temperatur 40oC = 0 psig atau 14,7 psia
 Temperatur 50oC = 0,3 psig atau 15 psia
 Temperatur 55oC = 0,31 psig atau 15,01 psia
 Temperatur 60oC = 0,41 psig atau 15,11 psia
2. Vapour pressure pada sampel A lebih rendah daripada sampel B. Hal ini
menunjukan bahwa minyak pada sampel A lebih ringan daripada sampel
B.
3. Aplikasi lapangan dari percobaan ini adalah untuk mendesain storage tank
agar storage tank mampu menahan tekanan uap yang diberikan fluida
pengisinya.
4. Problem produksi yang dapat terjadi adalah terjadinya kebocoran pada
storage tank yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran. Hal ini dapat
ditanggulangi dengan mengalirkan fluida ke storage tank cadangan yang
telah disiapkan dan dapat dicegah dengan mendesain storage tank sesuai
dengan tekanan yang dimiliki oleh fluida pengisinya.

Anda mungkin juga menyukai