Oleh :
LULUN PERMATASARI
P00341015022
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama : Lulun Permatasari
NIM : P00341015022
Tempat, dan Tgl, Lahir : Puulowaru, 15 Maret 1997
Suku/ Bangsa : Tolaki/Indonesia
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
B. Pendidikan
1. SD Negeri Laloumera, tamat tahun 2009
2. SMP Negeri 2 Besulutu, tamat tahun 2012
3. SMA Negeri 1 Besulutu, tamat tahun 2015
4. Sejak tahun 2015 melanjutkan pendidikan di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan
v
6
MOTTO
vi
7
ABSTRAK
vii
8
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
penelitian dengan judul “Gambaran Hasil HBsAg (Hepatitis B Surface Antigen)
Pada Pasien Suspect Hepatitis B Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari”.
Penelitian ini di susun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan program diploma III (D III) pada Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan.
Rasa hormat, terimakasih dan penghargaan yang sebesar – besarnya
kepada Ayahanda Nanang Syaputra dan Ibunda tercinta Emiyatin dan adik-adikku
tersayang Lilian Armita dan Lila Syafitri atas semua bantuan moril maupun
materil, motivasi, dukungan dan cinta kasih yang tulus serta doanya demi
kesuksesan studi yang penulis jalani selama menuntut ilmu sampai selesainya
karya tulis ini.
Proses penulisan karya tulis ilmiah ini melewati perjalanan panjang, dan
penulis banyak mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis juga menghaturkan rasa terimakasih
kepada Ibu Tuty Yuniarty, S.Si.,M.Kes selaku pembimbing I dan Ibu Supiati,
STP.,MPH selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pikiranya
dengan penuh kesabaran dan tanggung jawab guna memberikan bimbingan serta
petunjuk kepada penulis dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah ini hingga
dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih penulis juga tunjukan kepada :
viii
9
Penulis
ix
10
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. v
MOTTO ............................................................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL................................................................................................ xii
x
11
xi
12
DAFTAR TABEL
xii
13
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hati merupakan organ yang paling besar dan penting bagi kita dengan
berat kira-kira 1200-1500 gram. Hati berfungsi sebagai pembentukan dan
sekresi empedu, tempat menyimpan glikogen, sintesa urea, metabolisme
kolestrol dan lemak dan detoksifikasi racun. Hati mampu menjaga fungsinya
bahkan ketika ada bagian yang mengalami kerusakan (Widodo, 2014). Selain
itu terdapat pula bahaya dari penyakit hati yang disebabkan oleh virus atau
bakteri yang terbawa oleh makanan dan minuman yang di konsumsi sehari-
hari. Jenis-jenis penyakit hati antara lain yaitu hepatitis, liver, sirosis, kanker
hati, jaundice (penyakit kuning), kegagalan hati, kolangitis, leptospirosis dan
abses hati. Penyakit-penyakit hati akut akan banyak mempengaruhi fungsi-
fungsi hati (Pujiyanta, 2012).
Penyakit liver merupakan peradangan hati yang disebabkan oleh
infeksi virus, bakteri, atau bahan-bahan beracun sehingga hati tidak
melakukan fungsinya dengan baik. Hepatitis merupakan peradangan hati yang
bersifat sistemik, akan tetapi hepatitis bisa bersifat asimtomatik. Lebih dari
80% anak – anak menularkan hepatitis pada anggota keluarga adalah
asimtomatik. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
sampai sekarang telah dikenal tujuh macam Hepatitis virus, yaitu Virus
Hepatitis A (VHA), Virus Hepatitis B (VHB), Virus Hepatitis C (VHC), Virus
Hepatitis D (VHD), Virus Hepatitis E (VHE), Virus Hepatitis F (VHF) dan
Virus Hepatitis G (VHG) (Wijayanti, 2016).
Hepatitis B merupakan penyakit infeksi atau inflamasi pada hepatosit
yang disebabkan oleh virus hepatitis B (VHB) yang dapat menyebabkan
perdangan hati akut atau menahun (Wijayanti, 2016). Penularan VHB dapat
terjadi melalui pola vertikal dan horizontal. Pada pola vertikal terjadi pada ibu
hamil dengan HBsAg posotif pada anak yang dilahirkan pada saat persalinan
(penularan peranatal). Pada pola horizontal infeksi V HB dapat melalui luka di
1
2
kulit atau selaput lindir, misalnya melalui suntikan, transfusi darah, alat
operasi, tusuk jarum, pembuatan tatoo, tindik, luka pada selaput lendir, mulut,
hidung, dan genitalia (hubungan intim) (Handojo, 2014).
Untuk mengetahui adanya virus hepatitis B dalam tubuh di perlukan
pemeriksaan HBsAg. HBsAg merupakan salah satu jenis antigen yang
terdapat pada bagian pembungkus dari virus hepatitis B yang dapat terdeteksi
pada cairan tubuh yang terinfeksi. Pemeriksaan HBsAg dapat dilakukan
dengan beberapa metode yaitu RIA (Radio Immuno Assay), ELISA (Enzym
Linked Immuno Sorbent Assay), RPHA (Reverse Passive Hemagglutination)
dan imuno-chromatografi (Wijayanti, 2016).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO), virus hepatitis B
kronis diperkirakan menyerang 350 juta orang di dunia, terutama Asia
Tenggara dan Afrika, dan menyebabkan kematian 1,2 juta orang pertahun.
Dari jumlah itu 15-25% yang terinfeksi kronis meninggal dunia karena
komplikasi dari sirosis dan kanker hati. Virus hepatitis B menjadi pembunuh
nomor 10 di dunia dengan jumlah orang terinfeksi mencapai 2 milyar jiwa
(Arief, 2012).
Di Indonesia, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas,
2013) menemukan bahwa prevalensi HBsAg adalah 7,2%. Kasus Hepatitis B
di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2008-2012 berfluktuatif namun ada
kecenderungan menurun. Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tenggara kasus Hepatitis B tahun 2008 berjumlah 53 kasus yang
terjadi di 2 kabupaten (2 kasus di Kabupaten Kolaka dan 51 kasus di
Kabupaten Bombana), tahun 2009 tidak ada kasus yang dilaporkan, tahun
2010 dilaporkan 13 kasus, seluruhnya ditemukan di kabupaten Bombana,
tahun 2011 ditemukan 4 kasus di Kota Kendari dan tahun 2012 dilaporkan 14
kasus yg keseluruhannya ditemukan di kabupaten Kolaka (Profil Kesehatan
Sultra, 2012).
Pada tahun 2016 jumlah kasus Hepatitis di dilingkup kerja Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Kendari sebesar 35 kasus dan mengalami peningkatan
pada tahun 2017 dengan jumlah 26 kasus. Pada bulan Januari 2018 kasus
3
Hepatitis sebanyak 3 kasus (Rekam Medik dan SIRS RSUD Kota Kendari,
2018).
Telah dilakukan penelitian sebelumnya tentang Faktor Risiko Hepatitis
B Pada Tenaga Kesehatan Kota Pekanbaru oleh Rina Amtarina, Arfianti,
Andi Zainal, dan Fifia Chandra, yang dilakukan pada tahun 2006 dimana
hasil di dapatkan yaitu HBsAg positif dengan faktor penularan/terpapar
hepatitis B adalah perna melakukan perawatan gigi/cabut gigi, tertusuk jarum
bekas/tidak steril dan beberapa orang perna terinfeksi hepatitis B yang
ditemukan pada Tenaga Kesehatan Kota Pekanbaru.
Berdasarkan uraian di atas peneliti ingin melakukan penelitian tentang
Gambaran Hasil HBsAg (Hepatitis B Surface Antigen) Pada Pasien Suspect
Hepatitis B Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah Gambaran Hasil HBsAg (Hepatitis B Surface Antigen)
Pada Pasien Suspect Hepatitis B Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari
?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui Gambaran Hasil HBsAg (Hepatitis B Surface
Antigen) Pada Pasien Suspect Hepatitis B Di Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Kendari.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini :
1. Bagi Peneliti
Sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman penulis dalam dalam
mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh salama mengikuti
perkuliahan khususnya mata kuliah Imunoserologi.
2. Bagi Institusi
Sebagai refferensi pengetahuan bagi akademik mengenai bahaya virus
Hepatitis B.
4
3. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan informasi bagi masyarakat tentang bahaya virus Hepatitis
B.
4. Ilmu Pengetahuan
Sebagai sumber pengetahuan dan refferensi untuk dilakukan penelitian
selanjutnya.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
pada DNA hospes dan berintegrasi pada DNA tersebut. Proses selanjutnya
adalah DNA VHB memerintahkan sel hati untuk membentuk protein bagi
virus baru. Virus Hepatitis B dilepaskan ke peredaran darah, terjadi
mekanisme kerusakan hati yang kronis disebabkan karena respon
imunologik penderita terhadap infeksi (Mustofa & Kurniawaty, 2013)
4. Gejala klinis Hepatitis B
Kebanyakan gejala hepatitis B tidak nyata, gejala tersebut dapat
berupa selera makan hilang, rasa tidak enak di perut, mual sampai muntah,
demam ringan kadang-kadang disertai nyeri sendi dan bengkak pada perut
kanan atas. Setelah satu minggu akan muncul gejala utama seperti bagian
putih pada mata tampak kuning, kulit seluruh tubuh tampak kuning dan air
seni berwarna seperti teh (Harti, 2013).
5. Cara penularan Hepatitis B
Ada dua macam cara penularan hepatitis B yaitu secara vertical
dan secara horizontal.
a) Secara vertical, terjadi dari ibu yang mengidap virus hepatitis B kepada
bayi yang dilahirkan yaitu pada saat persalinan atau segera setelah
persalinan.
b) Secara horizontal, dapat terjadi akibat penggunaan alat suntik yang
tercemar, tindik telinga, tusuk jarum, transfuse darah, penggunaan
pisau cukur dan sikat gigi secara bersama-sama serta hubungan seksual
dengan penderita (Harti,2013).
B. Tinjauan Umum tentang HBsAg
1. Pengertian HBsAg
HBsAg merupakan protein selubung terluar VHB, dan merupakan
petanda bahwa individu tersebut pernah terinfeksi VHB. HBsAg positif
dapat ditemukan pada pengidap sehat (healthy carrier), hepatitis B akut
(simtomatik atau asimtomatik), hepatitis B kronik, sirosis hati, maupun
kanker hati primer. Pemeriksaan dan HBsAg biasanya dilakukan untuk
monitoring perjalanan penyakit hepatitis B akut, skrining sebelum
dilakukan vaksinasi, serta untuk skrining ibu hamil pada program
7
a) Imunochromatografi
Prinsip pemeriksaan metode ini adalah bereaksinya
imunochromatografi yang menggunakan membrane berwarna untuk
mendeteksi HBsAg dalam serum, membrane dilapisi dengan anti-HBs
pada daerah test (T) dapat bereaksi secara kapilaritas sehingga
membentuk garis merah.
1) Pra analitik
Persiapan sampel : Serum
Persiapan alat dan bahan :
a. Tourniquet
b. Sentrifuge
c. Tabung reaksi
d. Tabung penampung darah
e. Rak tabung
f. Pipet tetes
g. Spoit 3 cc
h. Strip Test HbsAg
i. Kapas alkohol 70%
j. Serum (sampel)
k. Kapas kering
l. Masker
m. Handscoon
2) Analitik
Persiapan sampel
a. Siapkan alat dan bahan.
b. Lakukan pengambilan darah vena sebanyak 3 cc, kemudian
masukam kedalan tabung penapung darah.
c. Dimasukan darah kedalam setrifuge kedalam sentifus selama
15 menit dengan kecepatan 3000 rpm.
d. Pisahkan serum dengan pipet tetes kedalam wadah atau tabung
yang besih.
9
Prosedur pemeriksaan
a. Menyiapkan tabung serologis dan diletakkan pada rak tabung
serologis.
b. Mengambil serum atau plasma dengan menggunakan clinipete
sebanyak 200 ul.
c. Meletakkan pada tabung yang telah diberikan lebel identitas
sesuai dengan pemilik sampel tersebut.
d. Memasukkan strip dalam tabung secara berlahan-lahan
e. Tunggu dan biarkan selama 10-15 menit supaya serum bereaksi
secara sempurna.
3) Pasca Analitik
Interpretasi hasil
a. Positif (+) : terbentuk dua garis merah pada area kontrol (C)
dan test.
b. Negatif (-) : terbentuk satu garis pada area kontrol
c. Invalid : tidak terbentuk garis dan hanya satu garis pada area
test. (Wijayanti, 2016)
b) ELISA (Enzym Linked Immuno Sorbent Assay)
Prinsip pemeriksaan metode ini ialah untuk penemtuan HBsAg
yang terdapat dalam serum/plasma akan di ikat oelh anti-HBs yang
dilapiskan pada dinding sumur dari lempengan mikrotitrasi. Setelah
bagian serum yang tak terikat dibuang, dan dicuci, ditambahkan
konjugat, yaitu antibody anti-HBs berlabel enzim yang akan terikat
pada epitop kedua dari HBsAg dalam serum.
1) Pra Analitik
Persiapan sampel : Serum
Persiapan alat dan bahan :
a. Spektrofotometer
b. Sentrifuge
c. Mikroplate
d. Inkubator
10
e. Tabung microsentrifuge
f. Alat cuci automatik
g. Set uji (fase-solid, reagen, dan kontrol)
h. Tip mikropipette
i. Aquadest
j. Konjugat
k. Substrate Solution
l. Stop Solution
m. Serum
2) Analitik
a. Diteteskan sampel (serum) uji dan kontrol pada sistem fase-
solid yang dilapisi dengan anti-HBs, dan inkubasi sistem
tersebut sesuai petunjuk yang diberikan.
b. Kemudian dengan pompa vakum atau alat-cuci automatik,
isap cairan pada fase-solid perlahan-lahan dan cuci kembali
sistem tersebut.
c. Ditambahkan sejumlah konjugat (anti-HBs terikat-enzim) dan
inkubasi lagi sistem tersebut sesuai petunjuk yang diberikan.
d. Di isap lagi cairannya untuk melepaskan konjugat yang tak-
terikat dan cuci lagi sistem fase-solid tersebut.
e. Tambahkan substrat solution dan inkubasi di dalam ruangan
yang gelap. (Tahap ini merupakan tahap pembentukan warna
sehingga sistem harus terhindar dari paparan cahaya.)
f. Tambahkan reagen stop solution. Reagen ini akan
menghambat reaksi lanjut antara enzim dan substrat.
g. Baca hasilnya dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang tertentu absorbansi 450 nm.
3) Pasca Analitik
a. Negatif : apabila nilai absorben lebih kecil dari dari nilai cut
off
b. Positif : apabila nilai absorben lebih besar dari nilai cut off.
11
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran
Hepatitis merupakan suatu proses peradangan hati pada jaringan hati
yang disebabkan oleh virus hepatitis. Salah satu penyebab hepatitis yang
paling sering terinfeksi yaitu hepatitis B yang disebabkan oleh VHB (Virus
Hepatitis B). Infeksi hepatitis B dapat terjadi melalui paparan virus, bakteri,
parasit, obat-obatan, toksin, dan alkohol melalui makanan dan minuman yang
di konsumsi sehari-hari.
Penularan virus Hepatitis B dapat terjadi melalui pola vertikal dan
horizontal. Pada pola vertikal terjadi pada ibu hamil dengan HBsAg positif
pada anak yang dilahirkan pada saat persalinan (penularan peranatal). Pada
pola horizontal infeksi virus Hepatitis B dapat melalui luka di kulit atau
selaput lindir.
Ketika seorang terinfeksi virus hepatitis B, gejala yang dirasakan
tersebut dapat berupa selera makan hilang, rasa tidak enak di perut, mual
sampai muntah, demam ringan kadang-kadang disertai nyeri sendi dan
bengkak pada perut kanan atas. Setelah satu minggu akan muncul gejala
utama seperti bagian putih pada mata tampak kuning, kulit seluruh tubuh
tampak kuning dan air seni berwarna seperti teh. Pemeriksaan hepatitis B
dapat dilakukan dengan metode imunochromatografy/strip test, dimana
metode ini dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya HBsAg dalam
serum.
12
13
B. Kerangka Konsep
Virus hepatitis B
Hati
Infeksi/Peradangan
Pemeriksaan Laboratorium
Pasien suspect
Darah vena
Sentrifuge
Serum
Strip HBsAg
C. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas adalah hasil pemeriksaan HBsAg
2. Variable terikat adalah Pasein Suspect Hepatitis B
D. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Defenisi Operasional
a) HBsAg merupakan protein selubung terluar VHB (Virus Hepatitis B),
dan merupakan petanda bahwa individu tersebut pernah terinfeksi VHB
(Virus Hepatitis B).
b) Pasien suspect adalah pasien yang datang di rumah sakit umum daerah
kota kendari yang di duga terinfeksi hepatitis B kemudian dilakukan
pemeriksaan HBsAg.
2. Kriteria Objektif :
a) Positif (+) : terbentuk dua garis merah pada area kontrol (C) dan test
(T).
b) Negatif (-) : terbentuk satu garis pada area kontrol (C)
c) Invalid : tidak terbentuk garis dan hanya satu garis pada area test.
15
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang bertujuan
untuk mengetahui gambaran hasil pemeriksaan HBsAg (H epatitis B Surface
Antigen) pada pasien suspect Hepatitis B di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Kendari.
B. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Tempat penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Kendari
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2018
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien suspect yang ada di
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari.
2. Sampel
Sampel yang diteliti dalam penelitian ini adalah pasien suspect yang
datang di di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari dan
terdiagnosa oleh dokter, untuk melakukan pemeriksaan HBsAg. Teknik
pengambilan sampel menggunakan Total Sampling artinya mengambil
pasien suspect yang ada pada saat penelitian hingga mencapai 1 bulan
(Notoadmojo, 2010).
D. Prosedur pengumpulan data
1. Data primer di peroleh dari hasil pemeriksaan HBsAg pada
penderita/pasien Hepatitis B di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari.
2. Data sekunder di peroleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari
terkait data jumlah penderita/pasien Hepatitis B di Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Kendari.
15
16
E. Intrumen Penelitian
1. Instrumen penelitian
Pada penelitian ini instrumen yang digunakan ialah :
a) Sentrifuge
b) Strip HBsAg
c) Mikropipet 100 Ul
d) Tip kuning
e) Cup sampel
f) Rak tabung
g) Tabung penampung darah
d) Masker
e) Handscoon
2. Proses pemeriksaan
Dalam proses penelitian ini digunakan 3 tahap pemeriksaan yaitu :
a) Pra analitik
1) Persiapan Pasien :
Menjelaskan kepada pasien terhadap tindakan yang akan
dilakukan.
2) Persiapan Sampel :
Tidak memerlukan persiapan khusus.
3) Persiapkan Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
Alat
a. Tabung penampung darah
b. Rak tabung
c. Cup sampel
d. Mikropipet 100 Ul
e. Tip kuning
f. Sentrifuge
Bahan
a. Strip HBsAg
17
Keterangan :
X : Jumlah presentase hasil yang diteliti
f : Jumlah variabel yang diteliti
n : Jumlah sampel penelitian
k : Konstanta (100%)
I. Penyajian Data
Data yang telah dianalisis disajikan dalam bentuk tabel dan kemudian
dijelaskan dalam bentuk narasi.
J. Etika Penelitian
1. Ananomity (tanpa nama)
Dilakukan dengan cara tidak memberikan nama responden pada lembar
data, dan hanya memberikan kode pada lembar pengambilan data.
2. Informed Consesi
Lembar persetujuan di berikan pada responden yang akan diteliti yang
memenuhi kriteria inklusi. Bila subjek menolak, maka peneliti tidak
memaksa dan tetap menghormati hak-hak subjek.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Menjamin kerahasiaan hasil penelitian baik informasi maupun masalah-
maslah lainnya. Informasi yang di kumpulkan di jamin kerahasiaannya
19
oleh peneliti, hanya kelompok dan data tertentu yang akan di laporkan
pada hasil pemeriksaan.
20
BAB V
HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah
RSUD. Kota Kendari merupakan bangunan atau gedung peninggalan
pemerintah Hindia Belanda yang didirikan pada tahun 1927 oleh Pemerintah
Belanda pada tahun 1927. Kemudian dilakukan rehabilitasi oleh Pemerintah
Jepang pada tahun 1942 – 1945. Pada tahun 1945 – 1960 menjadi Rumah
Sakit Tentara. Pada tahun 1960 – 1989. Pada tahun 1960 – 1989 menjadi
RSU. Kabupaten Kendari. Pada tahun 1989 – 2001 menjadi Puskesmas
Gunung Jati, dan menjadi RSU Kota Kendari pada tahun 2001 berdasarkan
Perda Kota Kendari No.17 Tahun 2001. Kemudian Diresmikan
penggunaannya sebagai RSUD. Abunawas Kota Kendari oleh bapak
Walikota Kendari pada tanggal 23 Januari 2003 dan pada Tahun 2008 , oleh
pemerintah Kota Kendari telah membebaskan lahan seluas 13.000 ha untuk
relokasi Rumah Sakit, yang dibangun secara bertahap dengan menggunakan
dana APBD, TP, DAK dan DPPIPD. Pada tanggal 9 Desember 2011
Rumah Sakit Umum Daerah Abunawas Kota Kendari resmi menempati
Gedung baru yang terletak di Jl. Brigjen Z.A Sugianto No : 39 Kel Kambu
Kec. Kambu Kota Kendari. Pada tanggal 12 – 14 Desember 2012 telah
divisitasi oleh TIM Komite Akreditasi Rumah Sakit ( KARS ), dan berhasil
terakreditasi penuh sebanyak 5 pelayanan ( Administrasi & Manajemen,
Rekam Medik, Pelayanan Keperawatan, Pelayanan Medik dan IGD )
Berdasarkan SK Walikota Kendari no 16 Tahun 2015 tanggal 13 Mei 2015
dikembalikan namanya menjadi RSUD Kota Kendari sesuai PERDA Kota
Kendari No. 17 Tahun 2001.
2. Letak geografis
RSUD Kota Kendari awalnya terletak di kota Kendari, tepatnya di
Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari dengan luas lahan 3.527 M2 dan
luas bangunan 1.800 M2 . Pada Tahun 2008, oleh pemerintah Kota Kendari
telah membebaskan lahan seluas 13.000 ha untuk relokasi Rumah Sakit,
20
21
20-25 2 13,35
26-30 5 33,35
31-35 4 26,66
36-40 − 0
41-45 1 6,66
46-50 − 0
51-55 1 6,66
56-60 1 6,66
61-65 1 6,66
Jumlah 15 100
Sumber: Data Primer 2018
Data tabel 5.1 distribusi frekuensi berdasarkan umur sampel
sebanyak 15 pasien suspect hepatitis B. Dapat dilihat bahwa interval umur
yang melakukan pemeriksan HBsAg pada umur 20-25 tahun sebanyak 2
pasien dengan persentase 13,35%, pada umur 26-30 tahun sebanyak 5
pasien dengan persentase 33,35%, pada umur 31-35 tahun sebanyak 4
pasien dengan persentase 26,66%, pada umur 36-40 tahun sebanyak 0,
pada umur 41-45 tahun sebanyak 1 pasien dengan persentase 6,66%, pada
umur 46-50 tahun sebanyak 0, pada umur 51-55 tahun sebanyak 1 pasien
dengan persentase 6,66%, pada umur 56-60 tahun sebanyak 1 pasien
dengan persentase 6,66% dan pada umur 61-65 tahun sebanyak 1 pasien.
23
Dari data jumlah umur pasien suspect hepatitis B terbanyak yaitu berumur
20-30 tahun dengan jumlah 5 pasien dan yang paling sedikit yaitu berumur
41-45 tahun, 51-55 tahun, 56-60 dan 61-65 tahun hanya berjumlah 1
pasien. Dari data di atas dapat dijelaskan pasien yang positif hepatitis B
pada umur 30-35 tahun, hal ini menunjukkan bahwa usia yang rentan
terinfeksi virus hepatitis B adalah kelompok umur 30an keatas.
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Pada
Pasien Suspect Hepatitis B Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Kendari.
Hasil Pemeriksaan
hepatitis B akut apabila kondisi ini tidak ditangani maka virus akan terus
berkembang dan merusak sel-sel. Sehingga akan menyebabkan gejala menjadi
hepatitis B kronis dan beresiko terjadinya kerusakan hati, kanker hati dan
sirosis hati. Pada bayi yang tertular virus hepatitis B dari ibunya akan
mengalami asfiksia, berat badan lahir rendah, pertumbuhannya akan lambat,.
selain itu bayi tersebut dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada
tumbuh kembang selanjutnya. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh dr. Rina Atmarina, M.Sc (2006) dengan judul “Faktor Risiko Hepatitis B
Pada Tenaga Kesehatan Kota Pekanbaru” dimana didapatkan 1(0,9%) sampel
dengan hasil pemeriksaan HBsAg positif dengan penularan melalui tertusuk
jarum bekas/tidak steril. Penularan hepatitis B terjadi secara parenteral yaitu
dimana terjadi penembusan kulit atau mukosa misalnya melalui tusuk jarum
atau benda yang sudah tercemar virus hepatitis B dan pembuatan tattoo,
penularan non parenteral yaitu karena persentuhan yang erat dengan benda
yang tercemar virus hepatitis B, penularan secara vertikal yaitu penularan
infeksi virus hepatitis B dari ibu yang HBsAg positif kepada anak yang
dilahirkan yang terjadi selama masa perinatal. Penularan horizontal yaitu
penularan infeksi virus hepatitis B dari seorang pengidap virus hepatitis B
kepada orang lain disekitanya, misalnya melalui hubungan seksual. Sampai
saat ini penularan hepatitis B cukup tinggi dan sampai sekarang belum
ditemukan obat yang spesifik untuk menyembuhkan. Berdasarkan kasus
penularan penyakit hepatitis B yang terjadi dalam masyarakat sampai sekarang
ini belum ditemukan obat untuk membunuh virus hepatitis B (HBV) ini,
karena penyebab dari hepatitis B ini bersembunyi didalam sel hati sehingga
sulit untuk oleh antibiotik dan akibatnya penyakit yang disebabkan oleh virus
itu sulit untuk disembuhkan. Oleh karena itu perlu dilakukan cara pencegahan
melalui tindakan Health Promotion baik pada hospes maupun lingkungan dan
perlindungan khusus terhadap penularan.
Hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis B pertama kali ditemukan
oleh Blumberh tahun 1965. Penelitian Blumberh menunjukkan adanya
antibodi yang dihasilkan terhadap senyawa poliprotein dari dua orang
28
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu Gambaran Hasil HBsAg
(Hepatitis B Surface Antigen) Pada Pasien Suspect Hepatitis B Di Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Kendari dari 15 pasien dapat disimpulkan bahwa
ditemukan 3 (20%) pasien yang positif terinfeksi virus hepatitis B dan 12
(80%) pasien yang negatif tidak terinfeksi virus hepatitis B dengan kata lain
bahwa dengan adanya pasien yang positif, hal ini berarti perlunya mewaspadai
penularan virus hepatitis B karena dapat menular pada siapa saja dan dapat
berdampak pada kerusakan hati.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas dapat disarankan:
1. Diharapkan bagi masyarakat, terkhusus wanita hamil agar selalu menajga
kesehatan dan sadar akan sesuatu yang beresiko keterpaparan virus
hepatitis B.
2. Diharapkan masyarakat dapat menghindari aktivitas-aktivitas yang dapat
mengakibatkan terinfeksi hepatitis B masuk kedalam tubuh.
3. Bagi pemerintah daerah, dan dinas kesehatan kabupaten sebaiknya
melakukan upaya vaksinasi untuk melindungi mereka yang telah terinfeksi
virus hepatitis B.
4. Bagi peneliti selanjutnya permasalahan yang sama masih dapat diteliti
lagi dengan menggunakan desain penelitian yang berbeda, baik melalui
penelitian observasional maupun eksperimental dan dapat dijadikan
sebagai bahan informasi dan kajian teori terkait virus hepatitis B.
29
30
DAFTAR PUSTAKA
Amtarina, Rina., dkk. 2006. Faktor Risiko Hepatitis B Pada Tenaga kesehatan
Kota Pekanbaru. Bagian Biologi Kedokteran Fakultas Kedokteran
Universitas Riau.
Arief, S. 2012. Hepatitis Virus. In ed. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi.
Jakarta: IDAI
Bakry, F. 2007. Hepatitis Alkohol. Dalam : Ilmu Penyakit Hati. Jaya Abadi
Conreng, Dicky. 2014. Hubungan Konsumsi Alkohol Dengan Gangguan Fungsi
Hati Pada Subjek Pria Dewasa Muda Di Kelurahan Tateli Dan Teling
Atas Manado. Jurnal E-Clinic 2 (2) : 1-2.
Harti, Agnes Sri. 2013. Imunologi Dasar Dan Imunologi Klinis. Surabaya :
Airlangga University Press.
Hardjoeno, dkk. 2003. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik. Makassa :
Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin.
Handojo, Indro. 2014. Imunologi Terapan Pada Beberapa Penyakit Infeksi.
Surabaya : Airlangga Universitas Press.
Istiqomah, Arifah. 2013. Hubungan Status Hbsag Pada Ibu Bersalin Dengan
Kejadian Berat BadanLahir Rendah (BBLR). Jl. Pemuda Gandekan
Bantul : Akademi Kebidanan Ummi Khasanah
Mahode, Albertus Agung. 2011. Pedoman Teknik Dasar Untuk Laboratorium
Kesehatan (Manual of Basic Techniques for A Health Laboratory) Ed.2.
Jakarta : EGC.
Mustofa, S & Kurniawaty, E. 2013. Manajemen Gangguan Saluran Cerna
Panduan Bagi Dokter Umum. Lampung : Anugrah Utama Raharja.
Notoadmojo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Profil kesehatan Sulawesi Tenggara. 2012. Kasus Hepatitis B di Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2008–2012.
Rekam Medik dan SIRS RSUD Kota Kendari, 2018
31
LAMPIRAN
33
MASTER TABEL
GAMBARAN HASIL HBsAg (Hepatitis B Surface Antigen) PADA PASIEN SUSPECT
HEPATITIS B DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI
Hasil Pemeriksaan
Kode Jenis Control (C) Test (T)
No. Umur Keterangan
Sampel Kelamin
Ada Garis Tidak Ada Garis Ada Garis Tidak Ada Garis
Merah Merah Merah Merah
1 A1 31 P √ − √ Positif
2 A2 24 P √ − √ Negatif
3 A3 30 L √ − √ Negatif
4 A4 19 P √ − √ Negatif
5 A5 30 P √ − √ Negatif
6 A6 28 P √ − √ Negatif
7 A7 60 P √ − √ Negatif
8 A8 54 L √ − √ Negatif
9 A9 44 P √ − √ Negatif
10 A10 32 P √ − √ Positif
11 A11 27 P √ − √ Negatif
12 A12 30 P √ − √ Negatif
13 A13 34 P √ − √ Positif
14 A14 31 P √ − √ Negatif
15 A15 65 L √ − √ Negatif
35
Keterangan :
Positif (+) : Terbentuk Dua Garis Merah Pada Area Kontrol (C) Dan Test (T).
Negatif (-) : Terbentuk Satu Garis Pada Area Kontrol (C).
36
37
38
39
40
41
1. Pra Analitik
Persiapan Alat dan Bahan
Gambar Keterangan
Sentrifuge
Strip HBsAg
Mikropipet
Tip kuning
42
Cup sampel
2. Analitik
Pemeriksaan Sampel
Gambar Keterangan
3. Pasca Analitik
Interpretasi Hasil
Gambar Keterangan