Laporan Ket Kimia. Lava Lamp Dan Dancing Ball - Kelompok 1
Laporan Ket Kimia. Lava Lamp Dan Dancing Ball - Kelompok 1
KETERAMPILAN KIMIA
FUN SCIENCE 2
Disusun oleh:
Kelompok : 1 (satu)
B. Dasar Teori
Lava Lamp
Bunyi hukum Archimedes yaitu “Suatu benda yang dicelupkan sebagian atau
seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan
zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut. (Anonimous.2016: 142) Berdasarkan
bunyi dan rumus hukum Archimede diatas, suatu benda yang akan terapung, tenggelam
atau melayang didalam zat cair tergantung pada gaya berat dan gaya keatas. Maka dari
itu, berdasarkan hukum diatas, terciptalah 3 hukum turunan dari hukum archimedes
yang berbunyi:
1. Benda akan terapung jika masa jenis benda yang dimasukan ke dalam air lebih
kecil dari massa jenis zat cairnya.
2. Benda akan tengelam jika massa jenis benda yang dimasukan ke dalam air lebih
besar dari pada massa jenis zat cairnya.
3. Benda akan melayang jika massa jenis benda yang dimasukan ke dalam air sama
dengan massa jenis zat cairnya (Anonimous.2016: 142)
Akibat adanya gaya apung, berat benda dalam zat cair akan berkurang. Benda
yang diangkat dalam zat cair akan terasa lebih ringan dibandingkan diangkat di darat.
Jadi, telah jelas bahwa berat benda seakan berkurang bila benda dimasukkan ke dalam
air. Hal itu karena adanya gaya ke atas yang ditimbulkan oleh air dan diterima benda.
Dengan demikian maka resultan gaya antara gaya berat dengan gaya ke atas merupakan
berat benda dalam air. Selanjutnya berat disebut dengan berat semu yaitu berat benda
tidak sebenarnya karena benda berada dalam zat cair. Benda dalam air diberi simbol
WS (Anonimous.2016: 142) Hubungan antara berat benda di udara (W), gaya ke atas
(Fa) dan berat semu (Ws) adalah :
Ws = W-Fa
Dengan keterangan:
Ws = berat benda dalam zat cair (Kg⋅m/s2)
W = berat benda sebenarnya (Kg⋅m/s2)
Fa = gaya apung (N)
Tablet effervescent harus dapat larut dalam waktu kurang dari tiga menit
(pada air yang bersuhu 15-25ºC mempunyai waktu hancur lima menit),
kekerasan antara 70 – 120 N, mempunyai pH < 6 dan stabil(Rendo. 2017: 86)
Bahan dasar pembuatan tablet effervescent berasal dari bahan yang
bersifat asam seperti asam sitrat dan karbonat seperti natrium bikarbonat
sebagai sumber karbondioksida.
Dancing Ball
Mostly fill a glass jar with water. Add a little vinegar - 1/4 to 1/3 cup (60 ml) -
and 2 tsp. (10 ml) of baking soda. Stir gently. Add a few mothballs. As long as their
surfaces stay fairly rough, they should begin to bounce up and down. This will also
work quite well using clear soda water with the mothballs. Raisins and alka seltzer or
clear soda will perform the same way. The irregular surfaces on the mothballs or
raisins hold some carbon dioxide bubbles. When enough bubbles accumulate to lift the
weight of the mothball (or raisin), it rises to the surface. There, some of the bubbles of
air escape into the atmosphere, and the mothball/raisin, which is denser than the water
or soda, sinks to the bottom to start the cycle over again. The effect will last longer if
the container is sealed, as less carbon dioxide will be able to escape. The key is that
they are able to trap air bubbles on their surface, that they are light enough to be
buoyed to the surface by the bubbles, and that they won't dissolve in the liquid. (Brian
Carusella, 1997) Artinya, mengisi toples dengan air. Tambahkan sedikit cuka - 1/4
sampai 1/3 cangkir (60 ml) - dan 2 sendok teh. (10 ml) baking soda. Aduk dengan
lembut. Tambahkan beberapa naftalena. Selama permukaannya tetap kasar, naftalena
akan melompat-lompat. Hal ini juga akan bekerja dengan cukup baik menggunakan air
soda yang jernih dengan naftalena.
Raisin dan alka seltzer atau soda bening akan tampil dengan cara yang sama.
Permukaan yang tidak beraturan pada naftalena atau kismis menahan beberapa
gelembung karbon dioksida. Ketika cukup banyak gelembung menumpuk untuk
mengangkat berat mothball (atau kismis), ia naik ke permukaan. Di sana, beberapa
gelembung udara lolos ke atmosfer, dan mothball / kismis, yang lebih padat daripada
air atau soda, tenggelam ke dasar untuk memulai siklus lagi. Efeknya akan bertahan
lebih lama jika wadah disegel, karena lebih sedikit karbon dioksida yang bisa lolos.
Thomas Castagno writes to add that "if you pour (your favorite clear lemon-
lime soda) into a clear glass cup, add some salt to the soda and put some Jell-O into
the cup that after a while the Jell-O will bounce up and down inside of the cup as air
bubbles accumulate and come off of the Jell-O." I haven't personally attempted this yet,
but I imagine small bits of (lime green?) Jell-O are used. Artinya, Thomas Castagno
menambahkan bahwa "jika Anda menuangkan (soda lemon lemon yang favorit Anda
ke dalam cangkir kaca bening, tambahkan sedikit garam ke soda dan masukkan
beberapa Jell-O ke dalam cangkir itu setelah beberapa saat Jell-O akan melambung naik
turun di dalam cangkir saat gelembung udara menumpuk dan keluar dari Jell-O. "
(Brian Carusella, 1997)
C. Metodologi Penelitian
1. Latar setting
a. Tempat : Laboratorium IPA2 FMIPA UNY
b. Waktu : Selasa, 7 November 2017 Pukul 13.40-15.20 WIB
Dancing Ball
a. Alat
1) Gelas ukur 10 ml
2) Porselen
b. Bahan
1) Naftalena
2) HCl
3) Soda kue
3. Langkah Kerja
a. Lava lamp
1) Menyiapkan alat dan bahan
2) Mengencerkan pewarna bubuk dengan penambahan air sebanyak kebutuhan
(kurang lebih 2 Ml)
3) Mengaduk larutan pewarna hingga warna tercampur merata
4) Mengisi gelas ukur dengan air sebanyak 2 ml
5) Menambahkan minyak kedalam labu ukur berisi air sebanyak 8 ml
6) Menambahkan 2 tetes kedalam gelas ukur berisi air dan minyak tersebut
7) Menunggu sampai warna tercampur dengan sendirinya pada bagian air
yaitu dangkal gelas ukur
8) Memasukkan CDR kedalam gelas ukur tersebut
9) Mengamati hasil percobaan tersebut
b. Dancing Ball
1) Memasukkan larutan HCl 2ml kedalam gelas ukur 10ml
2) Menuangkan baking soda sampai mengeluarkan buih
3) Memasukkan 3 bagian kecil dari naftalena besar yang sudah digerus
menjadi bagian-bagian kecil
4) Mengamati yang terjadi
D. Hasil percobaan
1. Lava Lamp
Saat perubahan pewarna, pewarna menembus minyak secara perlahan dan
menyebar saat di dasar tabung (gelas ukur) dan bercampur dengan air yang ada di
dasar. Kemudian saat redokson ditambahkan, maka warna makanan yang ada di
dasar menyembur ke atas seperti layaknya lava. Percobaan ini digunakan dengan
perbandingan air dengan minyak 1:4 ( 2ml untuk air dan 8ml untuk minyak)
2. Dancing Ball
Naftalena diibaratkan sebagai sebuah bola, saat penambahan soda kue pada
naftalena yang berada dalam HCl terlihat naftalena yang naik turun seperti sebuah
bola yang naik turun.
E. Pembahasan
Gelembung karbondioksida ini membuat air pada dasar botol terangkat ke atas
dan pada saat sampai ke permukaan gas karbon dioksida akan terlepas kemudian air
yang tadinya diatas akan turun ke dasar botol. Jika dikaitkan dengan hukum
Archimedes (Gaya tekan atas), salah satu prinsip lampu lava sangat berhubungan, yang
mana sebelum serbuk soda dimasukan, minyak dan cairan dalam kondisi tenang dan
tidak bercampur. Tetapi ketika serbuk soda dimasukan, serbuk soda akan larut dalam
cairan dan akan menimbulkan gaya yang mengakibatkan timbulnya gas karbon dioksida
dengan minyak dan air akan bercampur walau tidak seluruhnya. Pencampuran air dan
minyak juga bergantung dari media pencampurnya.
Kegiatan kedua, yaitu Dancing Ball. Adapun alat dan bahan yag digunakan pada
kegiatan ini adalah gelas ukur 10ml, porselen, naftalena, HCl, dan soda kue. Pertama-
tama, praktikam menggerus atau membagi naftalena menjadi bagian-bagian kecil.
Kemudian menyiapkan gelas ukur dan memasukkan HCl sebanyak 2ml, lalu
menambahkan soda kue sampai menimbulkan buih. Selanjutnya memasukkan 3 bagian
kecil naftalena. Kemudian mengamati perubahan yang terjadi.
Setelah semua langkah tersebut dilakukan, maka didapatkan data sebagai
berikut. Naftalena diibaratkan sebagai sebuah bola, saat penambahan soda kue pada
naftalena yang berada dalam HCl terlihat naftalena yang naik turun seperti sebuah bola
yang naik turun. Akan tetapi naik turun pada naftalena tersebut tidak bergitu terlihat
secara signifikan. Karena kurang jelasnya gerakan naik turun pada naftalena tersebut,
maka percobaan Dancing Ball ini dapat dikatakan belum berhasil. Hal ini dapat saja
terjadi sebagai akibat dari soda kue yang dilarutkan dalam HCl, mengalami reaksi
sebagai berikut:
1) Gas CO2 terserap oleh kapur barus.
2) CO2 lebih ringan dari udara, sehingga kapur barus dapat naik ke atas.
Selain itu, dapat juga disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya:
1) Naftalena yang digunakan tidak berwarna sehingga pergerakan naftalena yang
berwarna putih kurang terlihat dengan jelas.
2) Praktikan kurang dalam pembarian soda kue
3) Kurangnya HCl yang digunakan dalam percobaan
Idealnya, naftalena akan bergerak sampai ke permukaan batas zat cair (HCl)
dalam gelas ukur. Kemudian naftalena tersebut akan melepas CO2 dan menjadi lebih
berat lagi sehingga turun ke bawah. Sampai di bawah, maka naftalena akan menyerap
CO2 kembali dan mengalami pergerakan ke atas. Peristiwa ini seharusnya berlangsung
secra terus menerus dan mengakibatkan naftalena naik-turun seperti halnya bola menari
(Dancing Ball).
F. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa:
Lava Lamp
1. Dari percobaan lampu lava ternyata membuktikan bahwa adanya hubungan
antara soda tablet yang menghasilkan gelembung dengan hukum Archimedes
(Gaya tekan atas)
2. Gelembung pada lapisan minyak goreng yang dihasilkan adalah semakin banyak
sodat ablet yang dimasukan maka semakin banyak pula gelembung karbondioksida
yang dihasilkan sehingga lampu lavanya akan semakin meriah .
Dancing Ball
1. Cara kerja pada Dancing Ball adalah memasukkan naftalena kedalam gelas ukur
yang telah berisi HCl dan soda kue. Adapun prinsip kerjanya yaitu naftalena akan
bergerak sampai ke permukaan batas zat cair (HCl) dalam gelas ukur. Kemudian
naftalena tersebut akan melepas CO2 dan menjadi lebih berat lagi sehingga turun ke
bawah. Sampai di bawah, maka naftalena akan menyerap CO2 kembali dan
mengalami pergerakan ke atas. Peristiwa ini seharusnya berlangsung secra terus
menerus dan mengakibatkan naftalena naik-turun seperti halnya bola menari
(Dancing Ball).
G. Jawaban Pertanyaan
Lava Lamp
1. Apa yang terjadi pada campuran setelah dimasukkan redokson kedalamnya?
Jawab : Saat redokson ditambahkan, maka warna makanan yang ada di dasar
menyembur ke atas seperti layaknya lava.
2. Mengapa bisa terjadi hal tersebut?
Jawab : Jika dikaitkan dengan hukum Archimedes (gaya tekan keatas), hukum
Archimedes menyatakan bahwa suatu benda yang dicelupkan sebagian atau
seluruhya kedalam zat cairakan mengalami gaya ke atas yang besarnya sama
dengan berat zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut. Salah satu prinsip
lampu lava cukup berhubungan dengan hukum Archimedes, yang mana ketika
sebelum tablet redokson dimasukan kedalam botol, minyak dan cairan dalam
kondisi tenang/diam dan tidak bercampur. Ketika tablet redokson dimasukan
kedalam botol, tablet akan larut pada cairan pewarna dan akan menimbulkan
gayayang mengakibatkan timbulnya gelembung dan minyak dan air akan
bercampur walau tidak seluruhnya. Pencampuran air dan minyak juga
bergantung dari media penyampurnya.
Dancing Ball
1. Apa yang terjadi pada naftalena?
Jawaban: Naftalena diibaratkan sebagai sebuah bola, saat penambahan soda kue
pada naftalena yang berada dalam HCl terlihat naftalena yang naik turun seperti
sebuah bola yang naik turun. Namun, saat percobaan gerakan naik-turun
naftalena tersebut tidak terlalu terlihat.
Brian Carusella. 1997. Dancing rains, mothballs, dan other variations. Diakses dari
http://bizarrelabs.com pada tanggal 9 November 2017 pukul 4.50 WIB.