Anda di halaman 1dari 7

I.

Bentangalam Karst

A. Ciri khas bentangalam karst


Menurut pendefinisian oleh bates dan Jackson karst adalah jenis
topografi yang terbentuk pada batu gamping, gypsum, dan batuan lain oleh
pelarutan yang dicirikan oleh zink holes (lubang-lubang luweng) dan
penyaluran bawah permukaan bumi (Bates dan Jackson,1987:356)
Dari pendefinisian oleh Bates dan Jackson sebelumnya bisa kita lihat
ada 3 faktor utama penyebab bentang alam karst terjadi yaitu batuan mudah
larut (batu gamping), air tanah (air permukaan juga termasuk), dan juga proses
geologi yang turut serta menyertainya seperti pelarutan, pelapukan batuan, dll.

B. Proses geomorfologi pada bentangalam karst


Merupakan bentang alam yang terbentuk pada daerah dengan litologi
berupa batuan yang mudah larut dengan pelapukan kimia yang merupakan
proses paling dominan dalam pembentukan bentang alam karst. Air tanah yang
keluar dari zona lapukan membawa banyak bahan kimia di dalam larutan.
Komposisi kimia ini sangat berbeda dengan komposisi kimia air hujan sehingga
mampu memperkuat proses pelapukan yang menghasilkan kenampakan
kenampakan topografi karst.

C. Karateristik bentangalam karst Gunung Sewu


Terdapat karst minor berupa lapies atau karren yang merupakan bentuk
tak rata pada permukaan batuan karbonat akibat proses pelarutan. Bentuknya
macam macam misalnya berbentuk alur (runnels).
Ada juga karst mayor berupa uvala yang merupakan gabungan dari
beberapa doline.

D. Proses geomorfologi pada STA-1


 STA 1 LP 1
STA 1 LP 1 terletak pada kecamatan
U panggang kabupaten Gunung Kidul, DIY. Hasil
dari orientasi lapangan pada STA 1 LP 1
menunjukkan batas morfologi di tempat
pengamatan. Pada sisi utara terdapat vegetasi
berupa pepohonan dan pada sisi selatan
terdapat vegetasi dengan bukit kecil. Pada sisi
timur terdapat telaga dan sisi barat terdapat
akses jalan raya. Berdasarkan hasil penentuan
posisi dengan GPS didapatkan koordinat 49S
436395/9113696
Pada tempat pengamatan ini terdapat
bentang alam karst yang digolongkan sebagai bentang alam karst minor dengan
ciri adanya lubang kecil dan lapies hasil proses pelarutan.
Faktor yang terjadi dalam pembentukan bentangalam karst pada lokasi
pengamatan ini adalah reaksi pelarutan batugamping secara kimiawi oleh air
hujan. reaksi kimia yang dihasilkan tersebut adalah :
CO2 + H2O → H2CO3
CaCO3 +H2CO3→ Ca2+ + 2HCO3-
Air hujan yang turun bereaksi dengan
karbon dioksida yang nantinya menghasilkan
asam karbonat, asam karbonat yang dihasilkan
bereaksi dengan batuan gamping yang
memiliki komposisi kima CaCO3 yang akan
menyebabkan terjadinya proses pelarutan.
Hasil dari pelarutan itu ditunjukkan dengan
adanya lapies dan lubang pada batuan.

 STA 2 LP 2
STA 1 LP 2 terletak pada kecamatan Panggang kabupaten Gunung
Kidul, DIY. Hasil dari orientasi lapangan menunjukkan batas batas morfologi
yaitu pada sisi utara terdapat vegetasi dan pada sisi selatan terdapat vegetasi
dengan bukit kecil. Pada sisi timur terdapat vegetasi dan di sisi barat terdapat
jalan raya. Berdasarkan penentuan posisi dengan gps didapatkan koordinat 49S
436395/9113696 UTM

Pada tempat pengamatan ini bentang alam yang teramati adalah bentang
alam karst yang digolongkan sebagai bentang alam karst mayor karena dapat
teramati di citra satelit dan terbentuknya uvala yang terdiri dari gabungan doline
di sekitar uvala yang telah terbentuk
Uvala ini terbentuk akibat dari adanya depresi tertutup hasil pelarutan
dengan diameter mulai dari beberapa meter sampai beberapa kilometer dan
kedalamannya yang bisa sampai ratusan meter dan mempunyai bentuk bundar
atau lonjong yang disebut dengan doline, kemudian doline tersebut terdiri lebih
dari satu yang bergabung dan kemudian disebut dengan uvala.
II. Bentangalam Eolian
A. Ciri khas bentangalam Eolian
Bentangalam eolian merupakan bentangalam yang dibentuk oleh
kegiatan angin (Bates dan Jackson, 1987). Bentangalam eolian umumnya terjadi
di daerah gurun namun bentangalam ini juga dapat terjadi pada pesisir yang
disebut sebagai coastal dunes. Ciri khas pada bentangalam eolian adalah adanya
pasokan pasir, angin, dan vegetasi. 3 faktor itu merupakan ciri khas
bentangalam eolian yang nantinya akan menentukan bentuk gumuk pasir apa
yang terjadi.

B. Proses geomorfologi pada bentangalam eolian


Pada bentangalam eolian proses geomorfologi yang dapat terjadi
disebabkan oleh proses geologi yang meliputi erosi, transportasi, dan deposisi.
 Transportasi (pemindahan) sedimen oleh angin terbagi menjadi bed load
(muatan dasar) dan suspended load (muatan layang). Berdasarkan pada
gerakan partikel sedimen, bed load dapat berupa saltation (lompatan) atau
creeping/rolling (rayapan).
 Erosi oleh angin terbagi menjadi deflasi dan abrasi. Deflasi merupakan
proses lepasnya tanah dan partikel-partikel sedimen dari batuan yang
diangkut dan dibawa oleh angin yang nantinya akan menyebabkan
terbentuknya cekungan deflasi dan lantai gurun. Abrasi merupakan proses
penggerusan permukaan batuan oleh partikel-partikel yang terbawa oleh
aliran angin akibat gerakan saltation yang dominan hasil dari abrasi adalah
ventifact dan yardang
 Deposisi terjadi saat kecepatan angin berkurang dimana akan menyebabkan
partikel pasir yg terbawa akan mengendap. Morfologi hasil deposisi sendiri
terdapat 2 yaitu gumuk pasir (sand dunes): gundukan sedimen lepas yang
tingginya beberapa meter, tersusun oleh butiran berukuran pasir yang mulai
diendapkan tidak jauh dari area erosi dengan gerakan partikelnya yang
dominan bersifat bed load dan loess yaitu hamparan sedimen lepas yang
tersusun oleh butiran berukuran lanau dan lempung yang diendapkan sangat
jauh dari area erosi karena diakibatkan transportasi suspended load.

C. Karakteristik kawasan gumuk pasir Parangtritis


Pada gumuk pasir Parangtritis tempat dimana dilakukannya pengamatan
terdapat gumuk pasir yang pasokan pasirnya sedikit dengan angin yang tidak
terlalu kencang disertai vegetasi yang mengakibatkan terbentuknya gumuk pasir
parabolik. Pada gumuk pasir parangtritis ini juga terdapat gelembur pasir akibat
dari transportasi partikel pasir di permukaan lereng stoss (windward) secara
bedload. Gelembur pasir yang teramati adalah gelembur pasir jenis sinous.
D. Proses geomorfologi pada STA 2
STA 2 terletak pada pantai Parangtritis
U kecamatan kretek, kabupaten Bantul, DIY.
Pada lokasi pengamatan di STA 2 hasil dari
orientasi medan yang dilakukan menunjukkan
batas batas morfologi yaitu di sisi utara
terdapat bukit dan di sisi selatan terdapat
pesisir dan laut. Pada sisi timur terdapat
perbukitan dan di sisi barat terdapat gumuk
pasir. Berdasarkan penentuan lokasi dengan
GPS didapatkan koordinasi 49S
425041/9113721
Bentangalam yang teramati pada STA
2 adalah bentangalam eolian yang ditunjukkan
adanya gumuk pasir hasil dari proses deposisi
oleh angin. Proses geomorfologi yang terjadi pada gumuk pasir yang dibentuk
ini dikategorikan sebagai gumuk pasir parabolik dengan ciri pasokan pasir yang
berjumlah sedikit, kekuatan dorongan angin yang tidak terlalu kuat, namun
terdapat vegetasi di bagian ujung tanduknya. Karena hal itu, saat angin
mendorong pasir yang bergerak hanya di bagian tengah saja untuk ujungnya
tidak bergerak karena tertahan oleh vegetasi yang ada tadi. Tanda panah merah
menunjukkan ujung dari tanduk yang dibentuk dimana berlawanan dengan arah
angin yang datang yaitu dari arah selatan. Material pasir yang terbentuk menjadi
gumuk pasir ini berasal dari laut.
Selain gumuk pasir parabolik yang ada, dapat kita temukan kenampakan
morfologi lainnya yang dibentuk hasil dari aktivitas angin yaitu gelembur pasir
Gelembur pasir yang teramati pada
gambar disamping merupakan gelembur pasir
yang berjenis sinous dengan arah angin yang
ditunjukkan oleh panah berawarna merah
seperti di gambar

III. Bentangalam pesisir


A. Ciri khas bentangalam pesisir
Bentang alam yang dibentuk oleh proses asal laut atau yang mengalami
pengaruh proses asal laut yang dicirikan oleh erosi laut dan deposisi laut. Erosi
laut memiliki ciri yaitu terbentuknya tebing laut (sea cliff) dan deposisi laut
yang dicirikan oleh terbentuknya pantai.
B. Proses geomorfologi pada bentangalam pesisir
Proses geomorfologi yang terjadi pada bentangalam pesisir yaitu erosi
dan deposisi. Erosi laut yang terjadi di laut memiliki beberapa jenis hasil yaitu:
sea cliffs (tebing laut), wavecut platform (paparan erosi), bay (teluk), headland
(tanjung), sea cave (gua laut), sea arch (busur laut), dan sea stack (tonggak laut)
Selain itu bentang alam pesisir juga dikategorikan menjadi bentang alam
yang dibentuk oleh proses asal laut dan dipengaruhi proses asal laut. Pada
bentangalam yang dibentuk oleh proses asal laut material telah ada in situ dan
mengalami perubahan bentuk morfologi akibat proses asal laut dan pada
bentangalam yang dipengaruhi proses asal laut material dibawa dari darat dan
mengalami perubahan bentuk morfologi akibat proses asal laut.

C. Karakteristik bentangalam pesisir Depok


Bentangalam pesisir depok memiliki karakteristik berm yaitu bagian
erosi terjauh yang dibentuk oleh ombak dan juga ada spit/bura yaitu dataran
yang membatasi bentang alam fluvial dengan bentangalam pesisir. Selain itu
terdapat juga bentangalam eolian dengan adanya hasil deposisi berupa gumuk
pasir namun tidak begitu besar dan ditemukan juga gelembur pasir hasil dari
hembusan angin.

D. Proses geomorfologi pada STA 3


 STA 3 LP 1
STA 3 LP 1 terletak pada pantai depok
kecamatan kretek, kabupaten Bantul, DIY.
U Hasil orientasi medan yang dilakukan
menunjukkan pada sisi utara terdapat
kenampakan bentangalam eolian dan
bentangalam fluvial. Pada sisi selatan dibatasi
morfologi terdapat bentangalam pesisir yaitu
pantai. Pada sisi timur dibatasi oleh
bentangalam pesisir yaitu pantai. Pada sisi
barat dibatasi oleh bentangalam pesisir.
Berdasarkan penentuan lokasi menggunakan
GPS STA 3 LP 1 terletak pada koordinat 49S
421439/9114251.
Kenampakan geomorfologi yang
terlihat pada lokasi pengamatan ini adalah
adanya bentangalam pesisir dengan adanya
hasil deposisi laut yaitu pantai. Selain itu
terdapat kenampakan berm yang merupakan
jangkauan terjauh yang dapat dicapai oleh
ombak yang datang dari laut. Hal lain yang
dapat dilihat jika ombak tersebut memiliki jangkauan jauh adalah dari sampah
yang terlihat (ditunjukkan panah kuning)

 STA 3 LP 2
STA 3 LP 2 terletak pada pantai depok kecamatan kretek, kabupaten
Bantul, DIY. Hasil orientasi medan yang dilakukan menunjukkan pada sisi
utara terdapat muara sungai opak. Pada sisi selatan terdapat kenampakan
morfologi bentangalam pesisir. Pada sisi barat dan timur terdapat kenampakan
morfologi bentangalam pesisir yaitu pantai.berdasarkan penentuan lokasi
menggunakan GPS didapatkan koordinat 49S 421148 9114307
Kenampakan geomorfologi yang terlihat pada lokasi pengamatan ini
adalah bentangalam dengan
hasil deposisi berupa bura.
Proses geomorfologi yang
terjadi adalah akibat dari
longshore drift serta washover
material dari laut yang
mengaikibatkan pengendapan
sedimen.

IV. Kesimpulan
Dari kegiatan lapangan yang dilakukan, bentangalam yang terjadi dan
dapat teramati antara lain eolian, pesisir, dan karst. Ketiga bentangalam ini
terjadi karena faktor alam tanpa ada campur tangan manusia.
Pada STA 1 bentangalam karst yang terjadi akibat dari adanya proses
pelarutan oleh reaksi kimiawi antara air dan batugamping. Pada STA 2
bentangalam yang teramati adalah eolian dimana terjadi proses hasil deposisi
yaitu gumuk pasir parabolic yang dicirikan dengan adanya vegetasi, pasokan
pasir yang sedikit dan angin yang tidak begitu kencang. Pada STA 3
bentangalam yang dapat diamati adalah bentangalam pesisir dengan adanya
berm hasil dari jangkauan terjauh yang datang dari laut dan terdapat bura
akibat dari longshore drift.
V. Daftar Pustaka
Soetoto. 2019. Geomorfologi. Yogyakarta. Ombak.

www.iagi.co.id iagi.or.id. (2016, 1 November). Catatan Dari Seminar


Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) dan Konservasi Air Tanah Kawasan
Karst. Diakses pada 14 Oktober 2019 pukul 19:42, dari
https://www.iagi.or.id/catatan-dari-seminar-kawasan-bentang-alam-karst-
kbak-dan-konservasi-airtanah-kawasan-karst.html

Anda mungkin juga menyukai