Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN RESMI LABORATORIUM TEKNIK KIMIA 1

Liquid – Liquid Extraction


(LLE)
Nur Huda, Intan Nikmatul, Ayyub Choirul, Dr. Ir. Susianto, DEA
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia

Abstrak---Keberadaan asam pada cairan minyak tidak A. Rumusan Masalah


diinginkan karena dapat menyebabkan korosi. Batas maksimal Perumusan masalah yang terkait dan dikaji dalam proposal
asam oksalat dalam minyak sekitar 5 ppm. Metode yang praktikum ini sebagai berikut :
digunakan untuk memisahkan asam dari minyak adalah dengan a. Evaluasi apakah alat dapat bekerja pada kapasitas yang
ekstraksi. Dalam percobaan ini, dilakukan pemisahan asam diperlukan?
oksalat dari kerosene dengan menggunakan pelarut air. b. Bagaimanakah kapasitas maksimum alat?
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah alat ekstraksi c. Faktor apa yang menghambat kerja alat?
dapat bekerja pada kapasitas yang diperlukan, mengetahui
kapasitas maksimum alat dan faktor yang menghambat alat, dan B. Batasan Masalah
dapat mendesain ulang alat jika terjadi ketidaksesuaian saat Dari permasalahan yang harus diselesaikan di atas maka
beroperasi. Digunakan variabel percobaan yaitu laju alir air 60, perlu adanya pembatas masalah serta ruang lingkupnya agar
80, dan 100 ccm sementara laju alir kerosene tetap (feed konstan dalam melakukan analisa nantinya tidak melebar dan
sebesar 100 ccm). Percobaan ini menghasilkan kadar asam mempermudah dalam melakukan analisa, batasan tersebut
oksalat dalam kerosen dari 4.444,44 ppm menjadi 401,234 ppm adalah :
(variable 60 ccm) dan 111,11 ppm (variable 80 dan 100 ccm). 1. Menggunakan air yang tidak murni
2. Variabel terbatas pada flowrate maksimal pada rotameter
Kata Kunci—Asam oksalat, Ekstraksi, Kerosene 3. Tidak mempehitungkan energy balance pada extraction
plant
I.PENDAHULUAN
C. Tujuan
K eberadaan asam pada cairan minyak tidak diinginkan Tujuan praktikum ini adalah :
karena dapat menyebabkan korosi. Umumnya asam yang 1. Mengetahui apakah alat dapat bekerja pada kapasitas yang
banyak terkandung dalam minyak adalah asam organik. diperlukan.
Kilang minyak pada skala kecil biasanya memproduksi 2. Mengetahui kapasitas maksimum alat dan faktor apa yang
kerosene 5 ton per hari, yang mengandung 50 ppm tingkat menghambat dengan alat.
keasaman dari asam oksalat. Tingkat keasaman minyak yang 3. Dapat mendesain ulang alat, jika terjadi ketidaksesuaian saat
dapat diterima maksimum sebesar 5 ppm. Dimaksudkan untuk beroperasi untuk mengetahui mass balance pada kolom
mengekstraksi asam yang terkandung dalam minyak dengan ekstraksi.
air dikarenakan air merupakan bahan yang paling banyak
tersedia dan tidak terbatas di alam. Kolom ekstraksi liquid- D. Manfaat
liquid yang dilengkapi packing telah tersedia di laboratorium. Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan proposal
Dalam percobaan ini, asam oksalat adalah solute dan kerosene praktikum ini antara lain :
adalah diluent, sedang air adalah solvent. 1. Dapat mengetahui kinerja dari extraction plant
LAPORAN RESMI LABORATORIUM TEKNIK KIMIA 2

2. Dapat mengetahui penggunaan extraction plant yang


efektif dan efisien
3. Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya yang
berkaitan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Ekstraksi
Ekstraksi : pemisahan satu atau beberapa komponen dari
suatu padatan atau cairan atau campuran homogen
Gambar 2.2 Aplikasi Ekstraksi Liquid-Liquid
menggunakan pelarut cair (solven). Pemisahan berdasarkan
kelarutan yang berbeda dari komponen-komponen dalam
B. Tipe – Tipe Ekstraksi Liquid-Liquid
campuran tersebut.[1,3,7]
Ditinjau dari cara kontak kedua fase, maka kontator dibagi
Ekstraksi cair-cair (liquid extraction/solvent extraction)
menjadi 2, yaitu :
adalah suatu ekstraksi dimana solute dipisahkan dari cairan
1. Kontak kontinu (continuous contactor) seperti Rotary Disc
pembawa (diluen) menggunakan solvent cair. Campuran
Contactor, Packed Bed Extractor, dan Spray Tower [3,6]
diluen dan solvent ini adalah heterogen (immiscible, tidak
a. Spray Extraction Tower
saling campur), sehingga jika dipisahkan terdapat 2 fase, yaitu
Packed dan spray tower akan memberikan kontak yang
fase diluen (rafinat) dan fase solvent (ekstrak).[1,3,6,7,8]
berbeda, dimana pencampuran dan pengendapan
Perbedaan konsentrasi solute di dalam suatu fasa dengan
berlangsung secara terus menerus dan bersamaan. Liquid
konsentrasi pada keadaan setimbang merupakan pendorong
yang lebih berat akan memasuki bagian atas spray tower dan
terjadinya pelarutan (pelepasan) solute dari larutan yang ada.
mengisi tower sebagai fase kontinu, dan mengalir keluar
Gaya dorong (driving force) yang menyebabkan terjadinya
pada bagian bawah. Liquid yang lebih ringan akan masuk
proses ekstraksi dapat ditentukan dengan mengukur jarak
melewati nozzle bagian bawah.[1] Ilustrasi spray extraction
sistem dari kondisi setimbang.[6] Proses ektraksi sendiri
tower dapat dilihat pada gambar 2.4.
terbagi menjadi dua bagian yaitu mixing dan pemisahan yang
b. Packed Extraction Tower
dapat dilihat pada gambar 2.1. Contoh dari ekstraksi adalah
Tipe tower yang paling efektif adalah dengan
larutan asam oksalat dalam kerosene dapat diekstraksi dengan
menggunkan packing seperti Raschig rings, Berl saddles,
air. Asam oksalat adalah solute dan kerosene adalah diluent,
Pall rings sehingga droplets dapat bergabung. Packed
sedang air adalah solvent seperti pada Gambar 2.2.
Extraction Tower digunakan jika hanya terjadi beberapa
stage yang dibutuhkan[1]
2. Kontak bertingkat (stage wise contactor) seperti Menara
plat/tray, mixer-settler.[2]
a. Ekstraksi Mixer-Settlers
Untuk menghasilkan mass transfer yang lebih efisien,
mixer biasanya digunakan untuk menghasilkan kontak yang
lebih baik diantara dua fase liquid. Salah satu fase biasanya
dibentuk menjadi tetes-tetes (droplets). Tetes-tetes kecil akan
menghasilkan luas permukaan area yang lebih besar dan
ekstraksi yang lebih cepat. Namun tetes juga tidak
diharapkan tidak terlalu kecil sehingga waktu pengendapan
Gambar 2.1 Proses Ekstraksi Liquid-Liquid di settler tidak memakan waktu yang lama. [1] Ilustrasi mixer
LAPORAN RESMI LABORATORIUM TEKNIK KIMIA 3

settlers dapat dilihat pada Gambar 2.3. organik polar dan non polar, karena senyawa yang bersifat
polar hanya akan larut dalam pelarut yang bersifat polar
demikian sebaliknya. Sehingga dengan adanya perbedaan
polaritas dari pelarut yang digunakan diharapkan terjadi
distribusi senyawa dari zat terlarut ke dalam masing-masing
pelarut yang sesuai dengan tingkat kepolarannya (terjadi
pemisahan yang selektif) hingga mencapai kesetimbangan. [1]
4. Massa Jenis
Gambar 2.3 Typical mixer-settlers for extraction: (a) Feed yang memiliki massa jenis lebih ringan daripada
separate mixer-settler; (b) combined mixer-settler. solvent dimasukkan melalui bagian bawah packed column
sedangkan solvent dimasukkan dari atas agar tidak saling
menghalangi saat dipisahkan karena jika terjadi dua layer
larutan bagian bawah merupakan solvent yang telah
mengandung zat terlarut dan bagian atas merupakan feed
dan sisa zat terlarut.[1]
5. Rasio Campuran
Jika pelarut yang digunakan dalam volume tetap maka
ekstrak yang digunakan juga tetap karena keseimbangan
konsentrasi akan cepat tercapai tetapi tidak seluruh
kandungan dalam simplisa terlarut dalam pelarut yang
digunakan. Semakin besar rasio antara pelarut dan bahan
Gambar 2.4 Spray Type Extraction Tower baku, maka akan memperbesar pula jumlah senyawa yang
terlarut. Akibatnya laju ekstraksi semakin meningkat.[4,6]
c. Pertimbangan Pemakaian Proses Ekstraksi sebagaii Metode 6. Kecepatan Pengadukan
Pemisahan anatara lain : Untuk ekstraksi yang efisien maka pengadukan yang
1. Komponen larutan sensitif terhadap pemanasan jika baik adalah yang memberikan hasil ekstraksi maksimum
digunakan distilasi meskipun pada kondisi vakum dengan kecepatan pengadukan minimum, sehingga
2. Titik didih komponen-komponen dalam campuran konsumsi energy menjadi minimum [6]

berdekatan
3. Kemudahan menguap (volatility) komponen- e. Jenis Pelarut dalam Ekstraksi
[6]
komponen hamper sama Pada proses ekstraksi, beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam memilih pelarut antara lain :
d. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Ekstraksi 1. Selectivity ()
1. Kelarutan kemampuan pelarut dalam memisahkan atau
Zat terlarut harus memiliki kelarutan yang lebih besar mengekstrak komponen yang ingin dipisahkan dari
di dalam pelarut (solvent) dari pada kelarutan zat terlarut di campuran tanpa melarutkan komponen lainnya.[1,5,6,8] Agar
dalam feed sehingga zat terlarut dapat diambil dari feed.[1] proses ekstraksi dapat berlangsung, harga β harus lebih besar
2. Waktu dari satu. Jika nilai β =1 artinya kedua komponen tidak dapat
Lamanya waktu ekstraksi mempengarui volume ekstrak dipisahkan.[1,6,8] Selektivity () analog dengan relatif
yang diperoleh. Semakin lama waktu ekstraksi, semakin volatility dalam distilasi. Jika E dan R dalam fase
lama juga waktu kontak antara pelarut dengan solution kesetimbangan
sehingga semakin banyak zat terlarut yang diserap.[4,5,6] (Fraksi Berat C di E)/(Fraksi Berat A di E) 𝑦𝐸 (Fraksi Berat A di R)
𝛽 = (Fraksi = (1)
3. Polaritas Senyawa dan Pelarut Organik Berat C di R)/(Fraksi Berat A di R) 𝑥𝑅(Fraksi Berat A di E)

Pada ekstraksi liquid-liquid biasanya digunakan pelarut


LAPORAN RESMI LABORATORIUM TEKNIK KIMIA 4

2. Koefisien Distribusi Packing dapat berupa plastik, logam, dll. Pada bagian atas
Koefisien distribusi adalah penyebaran komponen menara, umpan F yang berisi zat terlarut yang akan dipisahkan
solute ke dalam fasa ekstrak dan fasa rafinat pada saat beserta pelarutnya masuk. Pada bagian bawah menara, pelarut
terjadi kesetimbangan. Makin besar koefisien distribusi S masuk. Pelarut pada S merupakan liquid yang lebih ringan
makin baik tetapi tidak harus >1. Makin besar koefisien daripada pelarut pada umpan F. Selama proses counter current
distribuasi keperluan pelarut semakin sedikit dan ini, terjadi proses dispersi akibat berubahnya komposisi. Akibat
sebaliknya.[6,8] dispersi ini, terbentuk dua fase. Fase pertama berisi zat terlarut,
Konsentrasi solut dalam fasa ekstrak,Y
K = (2) pelarut S dalam jumlah besar, dan sedikit pelarut dari F. Fase
Konsentrasi solut dalam fasa rafinat,X
ini akan keluar dari bagian atas menara. Fase ini disebut extract
3. Berat Jenis (density)
E. Sedangkan fase kedua yaitu fase yang berisi zat terlarut,
Semakin besar perbedaan berat jenis (density) semakin
pelarut yang berasal dari umpan F dalam jumlah besar, dan
baik proses pemisahannya.[1,6,8]
pelarut S dalam jumlah sedikit. Fase ini disebut fase rafinate R
4. Tegangan permukaan (interfacial tension)
[9]
Semakin besar perbedan tegangan permukaan anatar
Neraca massa total sistem
fasa rafinat dan fasa ekstrak maka semkin mudah untuk
memisahkan kedua fasa tersebut namun mempersulit F+S=E+R (3)

proses pendispersian[1,6,8]
5. Reaktivitas Kimia Neraca massa komponen dari sistem ini adalah sebagai berikut.
Pelarut yang dipilih tidak boleh bereaksi dengan F yF + S x S = E x E + R yR (4)
komponen-komponen lain dalam proses dan bahan Dimana
[1,6,8]
konstruksi. yF = Fraksi massa zat terlarut pada Feed
6. Viskositas, tekanan uap dan titik beku harus rendah yR = Fraksi massa zat terlarut pada Rafinate
untuk memudahkan penyimpanannya. Tidak beracun, tidak xS = Fraksi massa zat terlarut pada Solvent
mudah terbakar dan harganya relatif murah.[2,5,6,7,8] xE = Fraksi massa zat terlarut pada Extract

f. Persamaan Neraca Massa Packed Extraction Tower

R, yR III. METODOLOGI
S, xS

A. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini
antara lain:
1. NaOH 0,01N dan 0,1N
2. Indikator PP 2 tetes
3. Aquades
4. Kerosen 10L
5. Asam Oksalat 0,2 g
6. Kolom Ekstraksi
7. Ember
8. Selang
F, yF E, xE
9. Gelas Beker 1L
Gambar 2.5. Skema packed tower 10. Buret 25mL
11. Gelas Ukur 100mL
Pada Gambar 2.5, terlihat skema packed extraction tower. 12. Pipet Ukur 25mL
Pada badan tower, terdapat tangki yang berisi dengan packing. 13. Pipet Mata
LAPORAN RESMI LABORATORIUM TEKNIK KIMIA 5

B. Flowchart Tabel 2. Hasil Perhitungan


Rate Kadar Konsentrasi Kadar %
START Solvent Feed Rafinat (M) Rafinat Recovery
(ccm) (ppm) (ppm) (%)

Mengukur konsentrasi feed dengan cara menitrasi 60 0,0036 401,234 90,97


80 4.444,4 0,001 111,11 97,5
dengan NaOH 0,1 M dan 3 tetes indikator PP
100 0,001 111,11 97,5

Percobaan liquid-liquid extraction ini bertujuan untuk


Melakukan kalibrasi untuk aliran air dengan me-
mengetahui apakah alat dapat bekerja pada kapasitas yang
drain packed kolom
diperlukan, mengetahui kapasitas maksimum alat dan faktor apa
yang menghambat dengan alat, dan dapat mendesain ulang alat,
jika terjadi ketidaksesuaian saat beroperasi untuk mengetahui
Mengisi kolom dangan air pada rate 60, 80, dan
mass balance pada kolom ekstraksi.
100 ccm
Feed mengandung 4.444,4 ppm asam oksalat dalam kerosen.
Asam oksalat yang terdispersi dalam kerosen akan berpindah ke
Mengatur flow rate feed sebesar 100 ccm pelarutnya yaitu air ketika pengontakan dengan air pada kolom
ekstraksi. Perpindahan massa asam oksalat ke air dikarenakan
adanya perbedaan kelarutan asam oksalat dalam air maupun
Menunggu sekitar 20 menit untuk kerosen. Diketahui bahwa kelarutan asam oksalat dalam air
berkontak hingga overflow lebih besar dibandingkan dalam kerosen.
Air dan kerosen sendiri tidak saling larut. Dikarenakan
densitas air lebih besar daripada densitas kerosen, maka air
Mengambil 10-20 ml sample dari dialirkan dari atas akan ke bawah sedangkan kerosen yang
tangka rafinat sudah terekstrasi akan keluar pada overflow sehingga terjadi
pertemuan untuk saling berkontak.
Dari percobaan, didapatkan volume titrasi NaOH untuk
Melakukan titrasi dengan NaOH
rafinat untuk rate air 60, 80, dan 100 ccm secara berturut-turut
dan PP sebagai indikator
sebesar 1,3; 0,1; dan 0,2 mL. Dari data tersebut, dapat dihitung
konsentrasi asam oksalat dalam rafinat melalui perhitungan
neraca massa komponen asam oksalat. Selain itu, dilakukan
END
perhitungan recovery asam oksalat dengan 90,97% untuk
variable 60 ccm dan 97,5% untuk variable 80 dan 100 ccm
IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Perpindahan massa terjadi pada percobaan ini karena adanya
perbedaan konsentrasi antara asam oksalat dalam kerosen
Tabel 1. Hasil Data Pengamatan Rafinat dengan air. Perpindahan massa ini ditandai dengan adanya
Rate Solvent Rate Feed Konsentrasi Volume kandungan asam oksalat pada air di ekstrak dan konsentrasi
(ccm) (ccm) NaOH NaOH (mL) asam oksalat pada kerosen di raffinate yang memiliki
60 1,3 kandungan lebih kecil dibanding dengan feed. Ini menunjukkan

80 100 0,1 M 0,1 terjadi perpindahan massa asam oksalat dari kerosen ke air. Hal

100 0,2 ini bersesuaian dengan teori difusi dimana laju perpindahan
massa difusi akan meningkat sebanding dengan perbedaan
konsentrasi[9].
Hasil percobaan ini menunjukkan nilai recovery dari
LAPORAN RESMI LABORATORIUM TEKNIK KIMIA 6

variabel kedua dan ketiga (97,5%) lebih besar daripada VI. RISK AND ASSESSMENT PERALATAN
variabel pertama (90,97%%). Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa dengan rate solvent 80 dan 100 ccm lebih
Bahaya Dampak Penanggulangan
baik penggunaannya untuk menghilangkan asam oksalat dari
kerosen. Meskipun nilai recovery tinggi, tetapi kandungan Kerosen mudah Terjadinya Jauhkan sumber
asam oksalat dalam kerosen masih tinggi yaitu sebesar 111,11 terbakar kebakaran api dari bahan
ppm dan tidak memenuhi kriteria minyak yang baik . Oleh [5] kerosen
karena itu, perlu dilakukan ekstraksi kembali dengan rafinat Larutan tumpah Bahan yang Lebih berhati-hati
sebagai feed dengan flow rate yang sama sehingga bisa digunakan saat meletakkan
terekstrak dengan optimal. terbuang sia-sia suatu larutan
Kadar asam oksalat pada feed sangat tinggi yaitu sebesar Peralatan kaca Peralatan menjadi Berhati-hati saat
4.444,4 ppm dikarenakan terlalu banyaknya penambahan terjatuh pecah dan memegang dan
kerosen pada tanki feed. Penambahan tersebut dikarenakan menyebabkan menggunakan
terjadinya masalah dalam praktikum yaitu aliran ekstraksi dari luka gores pada sarung tangan
kolom kembali ke tanki feed. Hal ini disebabkan oleh tangan karet
rendahnya tekanan di tanki feed dibanding tekanan dalam Tersetrum kabel Terjadinya luka Memastikan
kolom. Untuk memperbesar tekanan feed digunakan stop kontak bakar atau luka saluran kabel
penambahan kadar kerosen tersebut. setrum pada kulit aman dan
Untuk menjawab kapasitas maksimum alat, diukur dari menggunakan
flow rate liquid. Alat dengan kondisi flow rate feed 100 ccm sarung tangan
dan dengan rate air 80 ccm mampu mengolah 0,08 L/min. Hal isolator
ini berarti alat bisa mengolah 115,2 L/hari. Dengan densitas NaOH bersifat Menguapnya Menutup wadah
kerosene 810 gr/L, column cukup untuk mengolah 64,8 gr volatil NaOH yang penyimpanan
-6
(64,8 x 10 ton) kerosen per harinya dengan volume packed digunakan NaOH dengan
-3
column di laboratorium Teknik Kimia sebesar 2,552 x 10 m3. alumunium foil
Untuk memenuhi produksi 5 ton/hari, diperlukan volume agar tidak mudah
3
packed column sebesar 197 m menguap
Larutan mengenai Terjadinya iritasi Melepas seluruh
V. KESIMPULAN kulit pada kulit pakaian dan
1. Hasil rafinat mengandung asam oksalat sebesar 401,234 mengaliri kulit
ppm untuk flowrate air 60 ccm dan 111,11 ppm untuk dengan air
flowrate air 80 dan 100 ccm dengan feed yang berupa mengalir
kerosen yang mengandung asam oksalat 4.444,4 ppm Larutan mengnai Iritasi pada mata Membasuh mata
dengan menggunakan rate feed 100 ccm. mata bahkan kebutaan dengan air
2. Faktor yang berpengaruh pada ekstraksi dan proses mengalir selama 5
perpindahan massa yang terjadi dalam sistem ialah rate air menit
pengekstraksi, rate feed, besar, dan jenis packing. Bau larutan Iritasi pada Segera keluar dan
3. Alat tidak dapat bekerja pada kapasitas yang diperlukan kerosen terhirup saluran hirup udara segar
sehingga untuk mencapai kadar 5 ppm maka volume kolom pernafasan
3
diperbesar menjadi 197 m
VII. DAFTAR PUSTAKA
[1] Geankoplis, Christie J. 2003. Transport Processes and
Separation Process Principles (Includes Unit Operations).
4th edition. New Jersey: Prentice Hall
LAPORAN RESMI LABORATORIUM TEKNIK KIMIA 7

[2]http://www.separationprocesses.com/Extraction/SE_Solve Ppm terlarut = mg terlarut / kg pelarut


nt.htm diakses pada 17 April 2019 pukul 14.30 WIB = 36/ 0,0081
[3]https://www.academia.edu/12684504/Teori_Tentang_Ekstr = 4.444,4 ppm
aksi diakses pada 01 Mei 2019 pukul 13.43 WIB
[4]https://www.scribd.com/doc/156061366/Faktor-Faktor- B. Perhitungan Rafinat (Contoh perhitungan pada 80 ccm)
Yang-Mempengaruhi-Ekstraksi diakses pada 01 Mei 2019 Flowrate air = 80 ccm
pukul 13.43 WIB V sampel = 10 ml
[5] Subriyer Nasir, dkk. 2009. Ekstraksi Dedak Padi menjadi V NaOH = 0,2 ml
Minyak Mentah Dedak Padi (Crude Rice Bran Oil) dengan N NaOH = 0,1 N
Pelarut N-Hexane dan Ethanol. Jurnal Teknik Kimia.
16(2): 3-4 N NaOH × V NaOH = N Sample × V Sample
[6]https://docplayer.info/33889083-Ekstraksi-cair-cair- 0,1 × 0,2 = N Sample × 10
_indra-wibawa-dwi-sukma_-_-1-pengertian- N Sample = 0,002 N
ekstraksi.html diakses pada 01 Mei 2019 pukul 13.47 WIB
[7]https://distantina.staff.uns.ac.id/files/2009/10/5-ekstraksi- M Sample = 0,002/2
d3.pdf diakses pada 01 Mei 2019 pukul 14.00 WIB = 0,001 M
[8]https://www.scribd.com/doc/109948749/EKSTRAKSI-1
diakses pada 01 Mei 2019 pukul 14.10 WIB Massa sample = M Sample × V Sample × MR sample
[9] Mc Cabe. 1993. Unit Operations of Chemical Engineering. = 0,001 × 0,01 × 90
McGraw Hil : New York = 0,0009 gram
= 0,9 mg

LAMPIRAN Massa Kerosene = ρ kerosene × V sample


A. Perhitungan Feed awal = 0,81 × 0,01
Volume NaOH = 0,8 mL = 0,0081 kg
N NaOH = 0,1 N Ppm = 0,9 mg / 0,0081 kg
V Sampel = 10 mL = 0,01 L = 111,11 ppm

N NaOH × V NaOH = N Sample × V Sample % Recovery = (4.444,4 – 111,11 ) / 4.444,4


0,1 N × 0,4 mL = N Sample × 10 mL = 97,5 %
N Sample = 0,08 N

M Sample = 0,08 N / 2
= 0,04 M

Massa = M × V × MR
= 0,04 M × 0,01 × 90
= 0,036 gr / 10mL Sample
= 36 mg /10mL Sample

Massa Kerosene = ρ kerosene × V Sample


= 0,81 kg/L × 0,01 L
= 0,0081 kg /10 mL
LAPORAN RESMI LABORATORIUM TEKNIK KIMIA 8

Anda mungkin juga menyukai