Anda di halaman 1dari 8

4.

3 Rencana produki agregat

4.3.1 Pengumpulan data

Data demand yang dihasilkan dari hasil peramalan time series decomposition yang akan dipakai
untuk rencana produksi agregat dan data jumlah hari kerja yang dapat dilakukan pada setiap periode
dapat dilihat pada tabel 4.44 berikut:

Tabel 4.44─Hari kerja

Periode Hari kerja Demand


1 26 7909
2 24 6577
3 25 6829
4 24 7526
5 21 9241
6 25 9900
7 24 9970
8 24 9301
9 26 7345
10 25 9059
11 26 8475
12 26 9228

Pengumpulan data dalam rencana produksi agregat adalah sebagai berikut:

a) Biaya kerja normal/reguler = 4725/unit

b) Hiring cost = 84.350/tenaga kerja

c) Layoff cost = 65.050/tenaga kerja

d) Overtime = (Kapasitas = 30% produksi reguler,Biaya: 7500/unit)\

e) Biaya setup = 9825/unit

f) Safety stock = 250 unit

g) Biaya Lost Sale = 9625/ Unit

h) Jumlah persediaan = 28% dari total permintaan ramalan

i) Biaya simpan = 3535/unit per periode

j) Kapasitas subkontrak = 35% produksi reguler(metode hibrid), 1000% produksi reguler (metode
transportasi)

k) Biaya subkontrak = 18.850/unit

l) Maksimum tenaga Kerja = 60 orang


4.3.2 Pengolahan data

4.3.2.2 Metode hybrid

Perhitungan rencana produksi agregat dengan menggunakan data hasil peramalan (forecasting)
dengan menggunakan metode time series decomposition untuk 12 bulan mendatang yang telah
dihitung dan perhitungan untuk metode rencana produksi agregat dengan menggunakan perhitungan
hybrid adalah sebagai berikut:

a) Periode adalah satuan waktu.

b) Demand adalah jumlah permintaan dari hasil peramalan.

c) HK adalah hari kerja produksi setiap bulan.

d) TK adalah jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mmenuhi produksi reguler.

e) RT adalah jumlah unit produksi reguler untuk memenuhi prmintaan yang dihitung dari
persamaan 4.17.

𝐽𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 × 𝐻𝐾 × 𝑇𝐾
𝑅𝑇 = (4.17)
𝑊𝐵

Dimana:
RT adalah regular time
Jam kerja (diubah menjadi detik)
HK adalah hari kerja
TK adalah tenaga kerja
WB adalah waktu baku

f) KT adalah jumlah unit yang tidak dapat dipenuhi oleh produksi reguler, dihitung dengan
persamaan 4.18.

𝐾𝑇 = 𝐷𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑 − 𝑅𝑇 − 𝐼 (4.18)

Dimana:
KT adalah kebutuhan tambahan
RT adalah regular time
I adalah inventory

g) OT adalah produksi lembur untuk memenuhi kebutuhan tambahan, dihitung dengan persamaan
4.19.

𝑂𝑇 = 30% × 𝑅𝑇 (4.19)

Dimana:
OT adalah over time
RT adalah jumlah produksi reguler periode n

h) SC adalah jumlah unit yang disediakan oleh pihak ketiga untuk memenuhi kekurangan total
produksi, yang dihitung dari persamaan 4.20.

𝑆𝐶 = 35% × 𝑅𝑇 (4.20)

Dimana:
SC adalah sub kontrak
Kapasitas produksi hibrid = 30%
RT adalah reguler time
i) PTK adalah perubahan tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan produksi, dihitung dengan
persamaan 4.21.

𝑃𝑇𝐾 = TK − TK-1 (4.21)

Dimana:
PTK adalah perubahan tenaga kerja

j) HI adalah laju produksi untuk penambahan tenaga kerja dengan nilai positif.

k) LO adalah laju produksi pengurangan tenaga kerja dengan nilai negatif.

l) IT adalah persediaan dari kelebihan produksi yang dihitung dengan persamaan 4.22.

𝐼𝑇 = 𝐾𝑇 − 𝑂𝑇 − 𝑆𝐶 (4.22)

Dimana:
IT adalah inventory
KT adalah kebutuhan tambahan
OT adalah over time
SC adalah subkontrak

m) IA adalah jumlah unit persediaan terakhir yang dihitung dengan persamaan 4.23.

𝐼𝐴 = 𝐼𝐴𝑛 − 𝐼𝐴𝑛−1 (4.23)

Dimana:
IA adalah inventory akhir
IA n adalah inventory akhir
IAn-1 adalah inventory akhir sebelumnya

Hasil perhitungan dalam rencana produksi agregat dapat dilihat pada tabel 4.45 berikut:

Tabel 4.45─Strategi hybrid

Perubahan
Hari Tenaga Produksi Kebutuhan Produksi Sub Inventori Lost
Periode Permintaan tenga Hiring Layoff Inventori
kerja kerja regular tambahan lembur contract akhir sale
kerja

28380

1 26 7909 9 7909 20471 0

2 24 6577 9 6577 13894 0

3 25 6829 9 6829 7065 0

4 24 7526 35 5452 2101 26 26 2101 4964 0

5 21 9241 35 4770 4471 4471 493 0

6 25 9900 60 9736 164 25 25 164 329 0

7 24 9970 60 9346 624 545 0 329 250 0

8 24 9301 58 9035 266 266 0 -2 2 250 250 0

9 26 7345 43 7256 89 89 0 -15 15 250 250 0

10 25 9059 55 8924 135 135 0 12 12 250 250 0

11 26 8475 50 8437 38 38 0 -5 5 250 250 0

12 26 9228 54 9113 115 115 0 4 4 250 250 0

Total 72069 1188 0 67 22 7286 0


Tabel 4.46─Kapasitas maksimum setiap periode

Hari produksi produksi Total


Periode Permintaan subkontrak
Kerja regular lembur supply
1 26 7909
2 24 6577
3 25 6829
4 24 7526 5452 0 0 12517
5 21 9241 4770 0 0 4770
6 25 9900 9736 0 0 9736
7 24 9970 9346 545 0 9891
8 24 9301 9035 266 0 9301
9 26 7345 7256 89 0 7345
10 25 9059 8924 135 0 9059
11 26 8475 8437 38 0 8475
12 26 9228 9113 115 0 9228

Berikut merupakan perhitungan strategi hybrid.

a) Berikut contoh perhitungan untuk mencari nilai reguler time pada periode ke-4 dengan
menggunakan persamaan 4.17 berikut:

8 × 24 × 35 (4.17)
𝑅𝑇 = = 5452
4437.08

b) Berikut contoh perhitungan untuk mencari nilai kebutuhan tambahan pada periode ke-7 dengan
menggunakan persamaan 4.18 berikut:

𝐾𝑇 = 9970 − 9346 − 250 = 545 (4.18)

c) Berikut contoh perhitungan untuk mencari nilai over time pada periode ke-7 dengan
menggunakan persamaan 4.19 berikut:

𝑂𝑇 = 30% × 9346 = 2803 (4.19)

d) Berikut contoh perhitungan untuk mencari nilai perubah tenaga kerja pada periode ke-4 dengan
menggunakan persamaan 4.21 berikut:
(4.21)
𝑃𝑇𝐾 = 35 − 9 = 26

e) Berikut contoh perhitungan untuk mencari nilai inventory akhir pada periode ke-4 dengan
menggunakan persamaan 4.23 berikut:

𝐼𝐴 = 7065 − 2101 = 4964 (4.23)


Biaya yang diperoleh dalam rencana produksi agregat dengan menggunakan strategi hybrid dapat
dilihat pada tabel 4.47 berikut:

Tabel 4.47—Tabel biaya strategi hybrid

Jenis Biaya Sub-total

produksi regular Rp 340.526.025


produksi lembur Rp 8.910.000
hiring Rp 5.651.450
layoff Rp 1.431.100
persediaan Rp 25.756.010
subkontrak Rp -
Lost sale Rp -
Total Rp 382.274.585

4.3.2.2 Metode transportasi

Data kapasitas produksi untuk metode transportasi dapat dilihat pada tabel 4.48 berikut:

Tabel 4.48—Kapasitas produksi metode transportasi

Produksi Produksi
Periode Subkontrak
reguler lembur
1 1560 468 15600
2 1440 432 14400
3 1500 450 15000
4 1440 432 14400
5 1260 378 12600
6 1500 450 15000
7 1440 432 14400
8 1440 432 14400
9 1560 468 15600
10 1500 450 15000
11 1560 468 15600
12 1560 468 15600
Total 17760 5328 177600

Contoh perhitungan subcontract pada tabel kapasitas produksi metode trasnportasi diatas dapat
dilihat pada persamaan 4.24 berikut ini.
SC = 10000% × RT (4.24)

Dimana:
RT adalah regular time
Berikut ini perhitugan subcontract periode 4.
SC = 10000% × 1440 = 14400 (4.24)

Berikut adalah hasil perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan metode transportasi pada
praktikum sistem produksi yang dapat dilihat pada tabel 4.49 berikut:
Tabel 4.49─Metode transportasi
Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kapasitas Sisa Lost sale
Inventory 28380 20221 13394 6315 250 250 250 250 250 250 250 250

Reguler time 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1560 1560


4725 8260 11795 15330 18865 22400 25935 29470 33005 36540 Rp40.075 43610

1 Over time 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 468 468


7500 11035 14570 18105 21640 25175 28710 32245 35780 39315 42850 46385

Subcontract 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15600 15600


18850 22385 25920 29455 32990 36525 40060 43595 47130 50665 54200 57735

Reguler time 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1440 1440


4725 8260 11795 15330 18865 22400 25935 29470 33005 36540 40075

2 Over time 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 432 432


7500 11035 14570 18105 21640 25175 28710 32245 35780 39315 42850

Subcontract 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14400 14400


18850 22385 25920 29455 32990 36525 40060 43595 47130 50665 54200

Reguler time 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1500 1500


4725 8260 11795 15330 18865 22400 25935 29470 33005 36540

3 Over time 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 450 450


7500 11035 14570 18105 21640 25175 28710 32245 35780 39315

Subcontract 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15000 15000


18850 22385 25920 29455 32990 36525 40060 43595 47130 50665

Reguler time 1440 0 0 0 0 0 0 0 0 1440 0


4725 8260 11795 15330 18865 22400 25935 29470 33005

4 Over time 432 0 0 0 0 0 0 0 0 432 0


7500 11035 14570 18105 21640 25175 28710 32245 35780

Subcontract -411 0 0 0 0 0 0 0 0 14400 14811


18850 22385 25920 29455 32990 36525 40060 43595 47130

Reguler time 1260 0 0 0 0 0 0 0 1260 0


4725 8260 11795 15330 18865 22400 25935 29470

5 Over time 378 0 0 0 0 0 0 0 378 0


7500 11035 14570 18105 21640 25175 28710 32245

Subcontract 7853 0 0 0 0 0 0 0 12600 4747


18850 22385 25920 29455 32990 36525 40060 43595

Reguler time 1500 0 0 0 0 0 0 1500 0


4725 8260 11795 15330 18865 22400 25935

6 Over time 450 0 0 0 0 0 0 450 0


7500 11035 14570 18105 21640 25175 28710

Subcontract 8200 0 0 0 0 0 0 15000 6800


18850 22385 25920 29455 32990 36525 40060

Reguler time 1440 0 0 0 0 0 1440 0


4725 8260 11795 15330 18865 22400

7 Over time 432 0 0 0 0 0 432 0


7500 11035 14570 18105 21640 25175

Subcontract 8348 0 0 0 0 0 14400 6052


18850 22385 25920 29455 32990 36525

Reguler time 1440 0 0 0 0 1440 0


4725 8260 11795 15330 18865

8 Over time 432 0 0 0 0 432 0


7500 11035 14570 18105 21640

Subcontract 7679 0 0 0 0 14400 6721


18850 22385 25920 29455 32990

Reguler time 1560 0 0 0 1560 0


4725 8260 11795 15330

9 Over time 468 0 0 0 468 0


7500 11035 14570 18105

Subcontract 5567 0 0 0 15600 10033


18850 22385 25920 29455

Reguler time 1500 0 0 1500 0


4725 8260 11795

10 Over time 450 0 0 450 0


7500 11035 14570

Subcontract 7359 0 0 15000 7641


18850 22385 25920

Reguler time 1560 0 1560 0


4725 8260

11 Over time 468 0 468 0


7500 11035

Subcontract 6697 0 15600 8903


18850 22385

Reguler time 1560 1560 0


4725

12 Over time 468 468 0


7500

Subcontract 7450 15600 8150


18850
Demand 7909 6577 6829 7526 9241 9900 9970 9301 7345 9059 8475 9228

Tabel 4.50─Tabel biaya total metode transportasi

Periode Reguler time Overtime Subcontract Inventory Cost


1 0 0 0 28380 Rp100.323.300
2 0 0 0 20221 Rp71.481.235
3 0 0 0 13394 Rp47.347.790
4 0 0 0 6315 Rp22.323.525
5 1260 321 7853 250 Rp157.273.800
6 1500 321 8200 250 Rp164.948.750
7 1440 321 8348 250 Rp167.455.050
8 1440 321 7679 250 Rp154.844.400
9 1560 321 5567 250 Rp115.600.200
10 1500 321 7359 250 Rp149.095.900
11 1560 321 6697 250 Rp136.900.700
12 1560 321 7450 250 Rp151.094.750
Total 11820 2568 59153 Rp1.438.689.400
Berdasarkan hasil dari perhitungan perencanaan produksi agregat dengan metode hybrid dan
metode transportasi, maka metode hybrid merupakan metode yang tepat untuk digunakan untuk
produksi 12 priode karena memiliki total biaya palimg kecil yaitu sebesar Rp 382,274,585
dibandingkan dengan metode transportasi sebesar Rp 1,438,689,400.

(Bagian ini sengaja dikosongkan)


(Halaman ini sengaja dikosongkan)

Anda mungkin juga menyukai