Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum Mikrobiologi

Uji Aktivitas Anti Mikroba

BAB I
Pendahuluan

a. Latar Belakang
Metode pengujian anti mikroba suatu zat, metode yang sering digunakan diantaranya
metode difusi (pour plate). Metode ini dapat dilakukan dengan menggunakan paper disk yang
dimasukkan antimikroba dalam gelas tertentu dan ditempatkan dalam media agar padat yang
telah diinokulasikan dengan bakteri indikator setelah diinkubasi akan terjadi daerah jenuh di
sekitar paper disk dan diameter hambatan merupakan ukuran kekuatan hambatan dari substansi
antimikrobia. (Dart, 1996)
Anti mikroba dipengaruhi oleh jenis bakteri dan bahan antimikroba itu sendiri. Bahan
antimikroba dapat menghambat perkembangbiakan bakteri (bakteriostatik) bahkan ada yang
sanggup membunuhnya (bakteriosida) dengan tahapan merusak membran, mendenaturasi
protein, menghambat pembentukan dinding sel, dan mengganggu sintesis protein.
Desinfeksi ialah usaha memusnahkan mikroba dengan menggunakan zat -zat kimia
tertentu. Istilah desinfeksi dahulu dipakai untuk menyatakan usaha memusnahkan kuman
(mikroba) patogen saja (Jutono, et. al. 1973).
Antiseptik dan desinfektan pada dasarnya ada persamaan bahan kimia yang digunakan,
tetapi tidak semua bahan desinfektan adalah bahan antiseptik karena adanya batasan dalam
penggunaan antiseptik. Antiseptik tersebut harus memiliki sifat tidak merusak jaringan tubuh
atau tidak bersifat keras. Terkadang penambahan bahan desinfektan juga dijadikan sebagai
salah satu cara dalam proses sterilisasi, yaitu proses pembebasan kuman. Tetapi pada
kenyataannya tidak semua bahan desinfektan dapat berfungsi sebagai bahan dalam proses
sterilisasi (Jawetz, 2005)
Zat kimia yang dipakai untuk mendesinfeksi disebut desinfektan. Usaha desinfeksi
dapat bersifat sterilisasi sempurna, atau menghambat mikroba, hal tersebut tergantung pada
jenis desinfektan, kadar desinfektan, lamanya kontak desinfektan dengan mikroba yang diuji,
dan bahan yang akan di desinfeksi. Cara pengujian kekuatan (days) desinfektan ada bermacam-
macam, tergantung pada
sifat dari desinfektan.

b. Tujuan
 Mempelajari uji aktivitas anti mikroba
 Memahami pengaruh desinfektan dalam pertumbuhan mikroba
 Mengetahui pengaruh antibiotik dalam pertumbuhan mikroba
 Mengetahui pengaruh antiseptik dalam pertumbuhan mikroba
 Mengetahui pengaruh ekstrak daun binahong dalam pertumbuhan mikroba
 Mengetahui cara menghitung zona bening

BAB II
Metodologi Praktikum
a. Alat dan Bahan
Alat Alat Gelas Bahan
- Lampu spiritus - Cawan petri - Biakan murni B.
- Label - Tabung reaksi thuringensis
- Kapas - Biakan murni
- Pepper disk steril Salmonella
(diameter 0,5 inci/ 1,25 - Medium nutrien-agar
mm) - Kanamycin (antibiotik)
- Mikro pipet - Sunlight (disinfektan)
- Antiseptik
- Aquades
- Ekstrak tanaman (daun
binahong)

b. Cara Kerja
Biakan bakteri murni bakteri Salmonella dan Bacillus thuringensis diambil menggunakan
mikro pipet lalu dimasukkan kedalam petri yang masih kosong, lalu tuang media agar yang
masih cair. Kemudian cawan ditutup lalu gojog hingga merata. Setelah cawan padat, buat
menjadi 4 kuadran dan diberi nomor pada masing – masing kuadran. Setelah itu, ambil paper
disk lalu oleskan pada desinfektan, antibiotik, antiseptik kimia dan antiseptik alami. Pada
kuadran I paper disk dengan olesan desinfektan, kuadran II paper disk dengan olesan antibiotic,
kuadran III paper disk dengan olesan antiseptik kimia, kuadran IV paper disk dengan olesan
antiseptik alami (ekstrak daun binahong). Semua paper disk yang telah dioleskan diletakkan
pada medium agar di cawan petri sesuai kuadran. Perlakuan diatas dilakukan secara aseptis
didekat api bunsen. Inkubasi selama 24 jam. Amati zona penghambatan (zona jemih) pada
masing-masing biakan bakteri dan membandingkan pengaruh masing – masing desinfektan.

BAB III
Hasil dan Pembahasan

a. Hasil
Gambar Perlakuan Hasil
Biakan murni Zona bersih atau
Salmonella diinkubasi Clear Zone yang
selama 24 jam terbentuk
- Kuadran I : - Kuadaran I : 9,5
Desinfektan mm
(Sunlight) - Kuadran II : 9
- Kuadran II : mm
Antibiotik - Kuadran III : 0,5
(Kanamycin) mm
- Kuadran III : - Kuadran IV : 3,5
Antiseptik (Nuvo) mm (folatil)
- Kuadran IV :
Ekstrak alami
(Daun Binahong)
Biakan murni Bacillus Zona bersih atau
thuringensis Clear Zone yang
diinkubasi selama 24 terbentuk pada
jam - Kuadran I : 35,5
- Kuadran I : mm
Desinfektan - Kuadran II : 18
(Sunlight) mm
- Kuadran II : - Kuadran III : 3,5
Antibiotik mm
(Kanamycin) - Kuadran IV : 1
- Kuadran III : mm (folatil)
Antiseptik (Nuvo)
- Kuadran IV :
Ekstrak alami
(Daun Binahong)

b. Pembahasan
 Uji Aktivitas pada Salmonella
1. Kuadran I Desinfektan (Sunlight)
Perhitungan zona bening/ clear zone
Diameter paper disk = 6 mm
d1 = 11 – 6 = 5 mm
d2 = 10,5 – 6 = 4,5 mm
5+4,5
D= = 9,5 𝑚𝑚
2

Terbentuk clear zone dengan diameter 9,5 mm


Sabun (Sunlight) bertindak terutama sebagai agen aktif-permukaan yaitu
menurunkan tegangan permukaan. Efek mekanik ini penting karena bakteri, bersama
minyak dan partikel lain, menjadi terjaring dalam sabun dan dibuang melalui proses
pencucian. Namun, sabun sebagaimana yang biasanya digunakan tidak dapat digolongkan
sebagai germisida. Sabun adalah bakterisida ringan, kontaknya biasanya terlalu singkat
untuk menghasilkan banyak efek yang merusak, bakteri yang lemah seperti gonokokus,
meningokokus, dan pneumokokus mungkin segera mati dengan kerja kimia sabun
(Wheller, 1993)
Aktivitas antibakteri dinyatakan positif karena terbentuk zona hambat berupa
zona bening disekeliling paper disk.
2. Kuadran II Antibiotik (Kanamycin)
Perhitungan zona bening/ clear zone
Diameter paper disk = 6 mm
d1 = 16 – 6 = 10 mm
d2 = 14 – 6 = 8 mm
10+8
D= = 9 𝑚𝑚
2

Terbentuk clear zone dengan diameter 9 mm


Kanamycin termasuk obat golongan penisilin yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri dengan mengganggu reaksi transpeptidasi sintesis dinding sel bakteri.
Dinding sel adalah lapisan luar yang rigid yang unik pada setiap spesies bakteri.
Terhambatnya reaksi ini maka akan menghentikan sintesis peptidoglikan dan mematikan
bakteri (Katzung, 2007).
Secara spesifik, Kanamycin memiliki efek antimikroba yang baik terhadap
mikroorganisme seperti Haemophilus influenzae, Eschericia coli, dan Proteus mirabilis.
Aktivitas antibakteri pada Salmonella dinyatakan positif karena terbentuk zona hambat
berupa zona bening disekeliling paper disk
3. Kuadran III Antiseptik (Nuvo)
Perhitungan zona bening/ clear zone
Diameter paper disk = 6 mm
d1 = 0,5 mm
d2 = 0,5 mm
0,5+0,5
D= = 0,5 𝑚𝑚
2

Terbentuk clear zone dengan diameter 0,5 mm


Antiseptik adalah larutan antimikroba yang digunakan untuk mencegah infeksi,
sepsis, dan putrefaksi. Antiseptik berbeda dengan antibiotik dan disinfektan. Antibiotik
digunakan untuk membunuh mikroorganisme di dalam tubuh, dan disinfektan digunakan
untuk membunuh mikroorganisme pada benda mati. Beberapa antiseptik merupakan
germisida, yaitu mampu membunuh mikroba, dan ada pula yang hanya mencegah atau
menunda pertumbuhan mikroba tersebut. Antibakterial adalah antiseptik yang hanya dapat
dipakai melawan bakteri
Aktivitas antibakteri dinyatakan positif karena terbentuk zona hambat berupa
zona bening disekeliling paper disk walaupun diameternya hanya 0,5 mm. Kurang
berpengaruh untuk membunuh bakteri seperti Salmonella
4. Kuadran IV Ekstrak daun binahong
Perhitungan zona bening/ clear zone
Diameter paper disk = 6 mm
d1 = 9 – 6 = 3 mm
d2 = 10 – 6 = 4 mm
3+4
D= = 3,5 𝑚𝑚
2

Terbentuk clear zone dengan diameter 3,5 mm


Uji aktivitas anti mikroba pada daun binahong cukup menunjukan hal positif tetapi
tidak signifikan karena konsentrasi flavanoid yang terdapat pada ekstrak tidak cukup untuk
merusak membran sel bakteri sehingga bakteri masih bisa memperbanyak selnya karena
inkubasi terlalu lama.
Pada ekstrak daun binahong terdapat kandungan saponin, flavonoid, dan tannin
yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Flavonoid dapat menghambat
pertumbuhan bakteri dengan cara menggangu permeabilitas dinding sel bakteri, dengan
terganggunya dinding sel akan menyebabkan lisis pada sel.

 Uji Aktivitas pada Bacillus thuringensis


1. Kuadran I Desinfektan (Sunlight)
Perhitungan zona bening/ clear zone
Diameter paper disk = 6 mm
d1 = 38 – 6 = 32 mm
d2 = 40 – 6 = 34 mm
32+34
D= = 35,5 𝑚𝑚
2

Terbentuk clear zone dengan diameter 35,5 mm

Sabun (Sunlight) bertindak terutama sebagai agen aktif-permukaan yaitu


menurunkan tegangan permukaan. Efek mekanik ini penting karena bakteri, bersama
minyak dan partikel lain, menjadi terjaring dalam sabun dan dibuang melalui proses
pencucian. Namun, sabun sebagaimana yang biasanya digunakan tidak dapat digolongkan
sebagai germisida
Aktivitas antibakteri dinyatakan positif karena terbentuk zona hambat berupa zona
bening disekeliling paper disk dengan diameter yang besar pada Bacillus thuringensis.
Disinfektan paling efektif digunakan sebagai anti mikroba.
2. Kuadran II Antibiotik (Kanamycin)
Perhitungan zona bening/ clear zone
Diameter paper disk = 6 mm
d1 = 25 – 6 = 19 mm
d2 = 23 – 6 = 17 mm
19+17
D= = 18 𝑚𝑚
2

Terbentuk clear zone dengan diameter 18 mm


Kanamycin termasuk obat golongan penisilin yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri dengan mengganggu reaksi transpeptidasi sintesis dinding sel bakteri.
Dinding sel adalah lapisan luar yang rigid yang unik pada setiap spesies bakteri.
Terhambatnya reaksi ini maka akan menghentikan sintesis peptidoglikan dan mematikan
bakteri
Aktivitas antibakteri dinyatakan positif karena terbentuk zona hambat berupa zona
bening disekeliling paper disk dengan diameter yang besar pada bakteri Bacillus
thuringensis
3. Kuadran III Antiseptik (Nuvo)
Perhitungan zona bening/ clear zone
Diameter paper disk = 6 mm
d1 = 12 – 6 = 6 mm
d2 = 7 – 6 = 1 mm
6+1
D= = 3,5 𝑚𝑚
2

Terbentuk clear zone dengan diameter 3,5 mm


Antiseptik adalah larutan antimikroba yang digunakan untuk mencegah infeksi,
sepsis, dan putrefaksi. Antiseptik berbeda dengan antibiotik dan disinfektan. Antibiotik
digunakan untuk membunuh mikroorganisme di dalam tubuh, dan disinfektan digunakan
untuk membunuh mikroorganisme pada benda mati. Beberapa antiseptik merupakan
germisida, yaitu mampu membunuh mikroba, dan ada pula yang hanya mencegah atau
menunda pertumbuhan mikroba tersebut. Antibakterial adalah antiseptik yang hanya dapat
dipakai melawan bakteri
Aktivitas antibakteri dinyatakan positif karena terbentuk zona hambat berupa
zona bening disekeliling paper disk, cukup berpengaruh untuk membunuh bakteri seperti
Bacillus thuringensis
4. Kuadran IV Ekstrak daun binahong
Perhitungan zona bening/ clear zone
Diameter paper disk = 6 mm
d1 = 8 – 6 = 1 mm
d2 = 7 – 6 = 1 mm
1+1
D= = 1 𝑚𝑚
2

Terbentuk clear zone dengan diameter 1 mm


Uji aktivitas anti mikroba pada daun binahong cukup menunjukan hal positif tetapi
tidak signifikan karena konsentrasi flavanoid yang terdapat pada ekstrak tidak cukup untuk
merusak membran sel bakteri sehingga bakteri masih bisa memperbanyak selnya karena
inkubasi terlalu lama.
Pada ekstrak daun binahong terdapat kandungan saponin, flavonoid, dan tannin
yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Flavonoid dapat menghambat
pertumbuhan bakteri dengan cara menggangu permeabilitas dinding sel bakteri, dengan
terganggunya dinding sel akan menyebabkan lisis pada sel.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil serta membuat perbedaan diameter zona
hambat, yaitu yang paling utama ialah kinerja dan fokus praktikan saat sedang praktikum terutama
kebersihan. Lalu suhu optimum yang digunakan untuk mengoptimalkan perkembangan bakteri
karena suhu mempengaruhi perkembangan bakteri. Selain itu, perendaman dari beberapa paper
disk pada ekstrak mempengaruhi jumlah ekstrak yang terserap. Berdasarkan literatur, semakin
besar konsentrasi maka semakin besar pula zona hambat yang terbentuk.
Selain itu, dinding sel bakteri menentukan bentuk karakteristik dan berfungsi melindungi
bagian dalam sel terhadap perubahan tekanan osmotik dan kondisi lingkungan lainnya. Bakteri
gram positif struktur dinding selnya relatif sederhana dan gram negatif relatif lebih kompleks.
Dinding sel bakteri gram positif tersusun atas lapisan peptidoglikan relatif tebal. Dinding sel
bakteri gram negatif mempunyai lapisan peptidoglikan relatif tipis. Peptidoglikan pada kedua jenis
bakteri merupakan komponen yang menentukan rigiditas pada gram positif dan berperan pada
integritas gram negatif.
Oleh karena itu, gangguan pada sintesis komponen ini dapat menyebabkan sel lisis dan
dapat menyebabkan kematian sel. Bahan antimikroba yang menyebabkan gangguan sintesis
lapisan ini aktifitasnya akan lebih nyata pada bakteri gram positif. Aktifitas penghambatan atau
pembinasaan hanya dilakukan selama pertumbuhan sel dan aktifitasnya dapat ditiadakan dengan
menaikkan tekanan osmotik media untuk mencegah pecahnya sel.

Kesimpulan
 Pada praktikum kali ini digunakan disinfektan, antibiotik, antiseptic kimia dan antiseptic
alami, uji anti mikroba untuk mengetahui tingkat viabilitas bakteri.
 Indikasi yang digunakan adalah luas diameter zona bening pada cawan petri. Semakin
besar zona bening yang terbentuk dalam cawan petri, maka semakin baik pula kemampuan
bahan tersebut sebagai antimikroba
 Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh hasil ekstrak alami paling tidak efektif sebagai
antimikroba dalam menghambat pertumbuhan bakteri karena hanya sedikit terbentuk zona
bening
 Disinfektan paling efektif digunakan sebagai anti mikroba, baik pada bakteri Salmonella
maupun B. thuringensis karena terbentung zona bening dengan diameter yang cukup besar.
 Bahan antimikroba sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup bakteri.akan tetapi
tidak semua bahan antimikroba berpengaruh terlalu kuat terhadap bakteri.
 Anti mikroba dipengaruhi oleh jenis bakteri dan bahan antimikroba itu sendiri. Bahan
antimikroba dapat menghambat perkembangbiakan bakteri (bakteriostatik) bahkan ada
yang sanggup membunuhnya (bakteriosida) dengan tahapan merusak membran,
mendenaturasi protein, menghambat pembentukan dinding sel, dan mengganggu sintesis
protein.

Daftar Pustaka

Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktikum. PT. Gramedia: Jakarta.


Kawuri, R., Y. Ramona dan I. B. G. Darmayasa. 2007. Penuntun Praktikum Mikrobiologi
Farmasi. Jurusan Biologi F. MIPA UNUD: Bukit Jimbaran
Lay, Bibiana W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. PT. Raja GrafindoPersada: Jakarta.
Pelczar, M.J. dan Chan, E. C. S., 1988. Dasar – dasar Mikrobiologi Jilid 1. Jakarta: UI Press
Singleton dan Sainsbury, 2006. Dictionary of Microbiology and Molecular Biology 3rd Edition.
John Wiley and Sons Inc. Sussex, England.

Anda mungkin juga menyukai