PENDAHULUAN
Berdasarkan pengamatan penulis, masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran ini karena
adanya rasa rakut, rasa tidak percaya diri dan perasaan tertekan yang menjadikan alasan peserta
didik merasa tidak nyaman dalam mengikuti kegiatan ini selain dari faktor lainnya, seperti
fasilitas yang minim dan bahasa inggris itu sendiri yang merupakann bahasa asing bagi mereka.
Strategi yang sudah dilakukan mulai dari mengajak siswa, dan menjelaskan bahwa story telling
itu sangat bagus untuk diikuti, dan jawaban yang mereka berikan selalu tidak bisa, karena untuk
menghafal bahasa inggris itu sangat sukar. Ini lah yang menyebabkan siswa tidak berminat dan
tidak tertarik terhadap story telling. Jika disuruh memilih mereka lebih suka mengikuti kegiatan
bidang lainnya.
Berbagai upaya telah di lakukan oleh penulis yang mana juga menjadi tanggung jawabnya
sebagai guru mata pelajaran bahasa inggris untuk membimbing peserta didik menjadi berprestasi
di bidangnya. Kegiatan lomba story telling selalu diadakan setiap tahunnya. Jika melihat dari
sekolah lain yang berada di wilayah kabupaten Karawang, SMP Negeri 2 adalah salah satu sekolah
yang sedikit tertinggal dalam hal ini hingga penulis berfikir untuk mencarikan solusi yang tepat
untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Rasa tanggung jawab sebagai seorang gurulah yang
mendasari penulis untuk terus mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan
untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Dengan menggunakan strategi yang dianggap mampu menarik minat dan meningkatkan
motivasi siswa terhadap story telling telah dilakukan, namun belum memberikan hasil yang
maksimal. Apa yang telah penulis lakukan belum memberikan respon yang positif. Hingga
akhirnya penulis menemukan satu solusi yang di anggap paling tepat untuk meningkatkan
motivasi dan menarik minat siswa terhadap story telling yaitu dengan “FANTASI’. Dengan
FANTASI siswa menjadi lebih tertarik terhadap story telling dan menumbuhkan kesadaran mereka
untuk ikut dan bergabung dalam kegiatan ekstrakurikuler ini atas keinginan dan inisiatif sendiri.
Yang mana sebelumnya dianggap sesuatu yang menakutkan hingga menjadi sesuatu yang disukai
dan sangat menyenangkan. Bahkan mereka sudah memberikan prestasi dalam mengikuti lomba
sampai ketingkat provinsi yang merupakan satu hal yang sangat membanggakan penulis yang
mana orang yang terlibat langsung dalam pembimbingan siswa, tentunya juga bagi sekolah karena
telah berhasil mewakili dan membawa nama kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Berdasarkan fakta dan alasan diatas, maka penulis yakin dengan strategi FANTASI ini
dapat memotivasi siswa untuk menjadi lebih tertarik terhadap story telling. Maka, penulis menulis
best practice ini dengan judul “Meningkatkan motivasi siswa terhadap story telling dengan
FANTASI”.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari rumusan masalah diatas adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan FANTASI
2. Untuk mendiskripsikan apakah dengan FANTASI dapat meningkatkan motivasi siswa terhadap
story telling
1.4 Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari penerapan FANTASI adalah:
1. Bagi Siswa
1. Siswa menjadi lebih siap untuk belajar bahasa asing khususnya Bahasa inggris melaui kegiatan
story telling.
2. Dengan Menggunakan strategi FANTASI dapat meningkatkan motivasi siswa terhadap story
telling.
3. Meningkat rasa percaya diri siswa, sehingga menjadi lebih berani untuk tampil didepan publik
4. Menumbuhkan kesadaran untuk kompetitif dan lebih berprestasi
2. Bagi Guru
1. Guru menjadi lebih kreatif dalam menciptakan strategi, metode maupun teknik yang inovatif
dalam menyelesaikan masalah pembelajaran.
2. Lebih cepat tanggap akan karakteristik dan kebutuhan siswa sesuai dengan pencapaian tujuan.
Dengan kata lain situasi ini dapat membantu guru dalam mengetahui kelemahan siswa dengan
mudah.
3. Meningkatkan kualitas pengajaran untuk membuat kelas enjoyable.
4. Memperoleh Pengalaman yang berarti
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Jadi, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah sebagai suatu proses yang dapat membangun
dan mendorong tingkah laku, mengarahkan, dengan tujuan mencapai sesuatu yang diinginkan.
2.2 Story Telling
Story telling merupakan bagian dari salah satu genre teks dalam bahasa inggris yaitu teks
Naratif. Story (cerita) yaiu berupa cerita imajinasi seperti dongeng, (fairy stories), legenda
(legend), cerita rakyat (folk tales), dan fabel. Seorang story teller yang baik adalah seorang yang
dapat mengemas dan mengembangkan sebuah cerita biasa dan sederhana menjadi lebih menarik
dengan gaya nya sendiri dengan tujuan pendengar dapat menikmati dan membayangkan apa yang
diceritakan.
Menurut Derewianka (1990), tujuan mendasar dari bercerita adalah untuk menghibur,
untuk mendapatkan dan mempertahankan perhatian pembaca/pendengar pada cerita kita. Dan juga
cerita juga bertujuan untuk mendidik atau memberitahu, menyampaikan refleksi pengarang
tentang pengalamannya, dan yang terpenting adalah untuk mengembangkan imajinasi pembaca
atau pendengar.
TA : Tactic atau trik yaitu seorang guru harus kreatif dan lebih inovatif dalam melatih dan
membangun potensi peserta didik. Taktik dapat juga diartikan sebagai bagaimana seorang guru
dapat membaca situasi dan suasana dalam pembelajaran sehingga dapat mensiasati untuk
menjadikan suasana selalu menyenangkan. seperti memberikan berupa tugas kepada siswa dan
juga memberikan reward dengan tujuan membangun jiwa kompetisi siswa.
S : Suggestipodia yaitu dorongan untuk mempelajari sesuatu lebih banyak dari apa yang di targetkan
sebelumnya. Metode ini berasal dari seorang ahli psikologi Bulgaria yaitu Georgi Lozanove’s
(1979) menyatakan bahwa otak manusia dapat
Memproses penambahan materi dengan jumlah yang sangat banyak jika diberikan kondisi atau
suasana belajar yan benar. Diantara yaitu rileksasi yang mana melebihi dari sebuah kontrol guru.
Lebih tepatnya menempatkan suggesti dalam keterbatasan terhadap belajar. Hampir semua siswa
sering sekali merasa bahwa dalam mempelajari bahasa asing sangat merasa kesulitan dan mereka
bahkan tidak pernah berhasil. Maka sangatlah penting untuk mengendurkan bagian pikiran untuk
memaksimalkan dalam menerima materi belajar.
I :Interaction (interaksi) yaitu Komunikasi yang terjalin antara guru dan peserta didik yang
merupakan sesuatu yang di yakini memberikan keberhasilan dalam pembelajaran. interaksi ini
juga dilakuan untuk melalukan pendekatan terhadap orang tua siswa/ wali. Dukungan dan
dorongan dari orang tua merupakan hal yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan proses
pembelajaran.
BAB III
PELAKSANAAN DAN HASIL YANG DIPEROLEH
3.1 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
Penerapan sistem belajar dengan FANTASI ini telah di uji cobakan mulai dari tahun 2019
dan telah dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tirtajaya. Yang berlokasi di Jl. Ciwelut di desa Tirtajaya
Dapat dikatakan bahwa ternyata siswa-siswi SMP Negeri 2Tirtajaya, mulai tertarik dengan yang
namnya story telling.
Kelas Story telling beranggotakan sebanyak 12 orang, yang terdiri dari 11 putri dan satu
orang putra. Meskipun jumlahnya hanya sedikit namun tidak mengurangi semangat mereka untuk
mengikuti kegiatan ini. Bimbingan dan latihan diberikan pada saat kegiatan pengembangan diri
yaitu setiap hari sabtu. Dimana satiap siswa diberikan tugas untuk bebas memilih satu cerita yang
paling di sukai. Kemudian, mereka diminta untuk menghapalkan. Siswa boleh mengkreasikan
cerita sehingga membantu mereka dalam mengekspresikan cerita tersebut. setiap satu bulan guru
mengecek tingkat kemajuan siswa, dengan cara melombakan dalam kelas, dengan tujuan untuk
membiasakan siswa dalam berkompetisi. Dan yang dinyatakan terbaik di berikan reward sehingga
semua siswa termotivasi untuk memberikan yang terbaik.
4. Motivasi siswa meningkat. Kesadaran dari dalam diri siswa untuk mengikuti kegiatan ini
tanpa adanya unsur paksa.
5. Siswa mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi dalam menyelesaikan tugas- tugas yang
diberikan
6. Siswa lebih terbuka dengan guru jika sedang mempunyai masalah, dimana guru menempatkan diri
sebagai konselor selain dari membinbing dan melatih.
Berikut ini adalah prestasi yang diperoleh setelah menerapkan sistem belajar dengan
FANTASI:
1. Hasil yang di peroleh pada tahun 2014 ini adalah yang paling membanggakan yaitu mendapatkan
juara I story telling untuk tingkat Kabuapten dan mewakili kabupaten ke tingkat provinsi. Ini
merupakan bukti nyata bahwa melalui bimbingan dan latihan dengan menerapka sistem belajar
FANTASI ini telah membuahkan kesuksesan.
2. Pada tahun 2015 yaitu mendapatkan juara II di tingkat kecamatan, tidak dipungkiri bahwa setiap
orang ingin menjadi yang terbaik namun itu bukan lah menjadi tujuan utama. Bagi penulis yang
paling penting adalah siswa telah berusaha secara maksimal dan memberikan yang terbaik
meskipun belum adanya keberuntungan. Sebagai guru yang membingmbing akan selalu
memberikan motivasi kepada siswa agar tidak boleh lemah dan harus terus bersemangat. Bukan
berarti mereka itu tidak bagus namun ada faktor lainnya yang menjadikan mereka belum berhasil.
3. Dan pada tahun 2016 mendapat kan juara II di tingkat kecamatan.
Meskipun belum berhasil mendapatkan juara I pada story telling, namun telah dibuktikan di bidang
lainnya yaitu menjadi juara I duta sanitasi dan mewakili Provinsi jambi ke tingkat Nasional.
Dengan kata lain, karakter yang sudah dibentuk melalui cara belajar dengan fantasi telah
membangun jiwa kompetitif siswa–siswi untuk selalu siap untuk mengikuti berbagai bentuk
perlombaan. Sugesti bahwa mereka bisa selalu ditanamkan, sehingga mereda mampu belajar
dengan baik. Bahkan mereka dapat memberikan lebih dari yang kita harapkan.
Untuk lebih jelasnya hasil yang diperoleh dapat digambarkan dalam bentuk tabel berikut
ini:
BestPractice-Meningkatkan Motivasi SiswaTerhadap Story Teling dengan
Fantasi
SEBELUM SESUDAH
Minat siswa terhadap story telling
Tidak adanya keinginan untuk mengikuti
meningkat
kegiatan story telling
Dari adanya perubahan yang terjadi dari sebelum dan sesudah tentunya memberikan
dampak positif yaitu mendapatkan juara I story telling untuk tingkat Kabupaten dan mewakili
kabupaten ke tingkat provinsi pada tahun 2014. Juara II di tingkat kecamatan pada tahun 2015.
Dan juara II di tingkat kecamatan 2016.
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1 Simpulan
Berdasarkan dari hasil data dan fakata yang ada, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan
yang dapat digambarkan berikut ini:
1. Bahwa setelah menerapkan cara belajar dengan FANTASI siswa menjadi lebih termotivasi dan
menjadi tertarik terhadap story telling.
2. Terjadinya perubahan terhadap sikap dan cara pandang siswa terhadap kegiatan ini yaitu telah
terbangunnya rasa percaya diri dan terbentukny jiwa kompetitif yang memberikan dampak positif
terhadap hasil yang diperoleh. Ini dapat di lihat dari fakta setelah dilaksanakan yaitu dengan
prestasi yang telah dicapai.
3. Siswa memberikan respon yang sangat baik terhadap cara belajar dengan FANTASI yaitu
tumbuhnya kesadaran diri siswa secara alami untuk mengikuti kegiatan story telling.
4. Siswa memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
4.2 Refleksi
Dari fakta sebelumnya bahwa sebelum di terapkan cara belajar dengan fantasi; siswa
memilki masalah dalam mengikuti kegiatan pengembangan diri di sekolah, khususnya story
telling. Yang mana siswa tidak memiliki rasa percaya diri dan tidak bersemangat. Sehingga
penulis melakukan berbagai cara untuk menarik minat siswa.
Sebaliknya, melalui pendekatan, membuat kelas terasa nyaman dan menyenangkan,
memberikan perhatian dan menyediakan istilah belajar serius tapi santai sehingga siswa akan
merasa enjoy dalam megikuti pembelajaran. Denga memberikan pengakuan terhadap siswa yaitu
dengan memberikan reward bagi siswa yang di anggap paling baik.
BestPractice-Meningkatkan Motivasi SiswaTerhadap Story Teling dengan
Fantasi
Berdasarkan hasil yang diperoleh;terjadinya perubahan yang signifikan terhadap siswa sehingga
dapat dikatakan bahwa penerapan fantasi ini berhasil dalam meningkatkan minat dan motivasi
siswa tergadap story telling.
4.3 Rekomendasi
Dengan tujuan meningkatkan motivasi dan minat siswa terhadap story telling, penerapan
strategi pembelajaran fantasi ini telah memberikan hasil dan dampak positif terhadap siswa.
Dengan terbangunnya rasa percaya diri dan jiwa kompetitif siswa, maka akan meningkatkan
kualitas siswa dalam berprestasi untuk itu dapat direkomendasikan :
1. Guru; guru dapat menerapkan cara belajar dengan fantasi ini tidak hanya pada story telling tetapi
juga pada kegiataan ekstrakurikuler lainya.
2. Siswa; agar siswa selalu menerapkan sistem pembelajaran dengan fantasi ini pada semua kegiatan
di sekolah.
3. Penulis; agar dapat ditindak lanjuti bagi guru pembimbing story telling lainnya
BestPractice-Meningkatkan Motivasi SiswaTerhadap Story Teling dengan
Fantasi
DAFTAR PUSTAKA
Brown, H Douglas (2007). Teaching By Principle: An Interactive Approach to Language Pedagogy. Third
Edition. San Fransisco State University:Pearson Longman.
Buku 2 bahasa Inggris (2005) jenis-jenis teks dalam bahasa Inggris. Departemen Pendidikan Nasional.
Dtrektorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah: Jakarta
Cristine I Bennet (2003) . Comprehensive Multicultural Education: Theory and Practice. Indiana
University.Pearson education.Inc.
Mattarima, Karim and Hamdan, A. Rahim. (2011). Learners’ Motivation and Learning Strategies in English
Foreign Language in Indonesian Context. Journal of Edupres, Volume 1, p.100-108.
DOKUMENTASI
Diposting oleh Unknown di 18.41
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
8 komentar:
1.
Balas
2.
Terima kasih Ibu, tulisan anda sangat membantu, Sehat dan sukses terus ibu dan juga
selalu berkarya untuk kemajuan pendididikan. Salam leterasi>
Balas
3.
Mantap
Balas
4.
Terima kasih Ibu, tulisan Anda sangat bermanfaat dan membantu saya
Balas
5.
Balas
6.
Balas
7.
Balas
8.
Balas
Arsip Blog
▼ 2016 (2)
o ▼ Agustus (2)
Meningkatkan kemampuan Siswa Dalam Menulis Teks De...
Contoh best Practice Guru SMP berprestasi tahun 20...