Anda di halaman 1dari 14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Analisis

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014:43) menjelaskan

bahwa analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

(karangan,perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya

(sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb). Menurut Komaruddin

(2001:53), analisis adalah kegiatan berpikir untuk menguraikan suatu

keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda

komponen, hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam

satu keseluruhan yang terpadu.

Dapat disimpulkan bahwa analisis merupakan kegiatan

penyelidikan suatu peristiwa untuk memecahkan suatu masalah dengan

merangkum sejumlah besar data yang masih mentah kemudian

mengelompokan atau memisahkan komponen-komponen serta bagian-

bagian yang relevan untuk kemudian mengkaitkan data yang dihimpun

untuk menjawab permasalah. Analisis merupakan usaha untuk

menggambarkan pola-pola secara konsisten dalam data sehingga hasil

analisis dapat dipelajari dan diterjemahkan dan memiliki arti.

2. Pengertian Shell Resilience Program

Resilience dalam bahasa Indonesia berarti ketahanan, merupakan

kemampuan dari dalam diri seseorang untuk mengatasi tekanan dan

9
10

peristiwa yang kurang menguntungkan. Resilience setiap individu

berbeda-beda. Resilience yang baik dapat dimiliki dengan mempelajari

dan mengembangkan resilience itu sendiri melalui suatu training khusus.

Studi menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang dapat

mempertahankan bahkan mengembangkan resilience seseorang. Faktor

tersebut yaitu:

a. Kemampuan untuk membuat rencana yang realistis dan mampu

mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk

menindaklanjutinya.

b. Konsep diri yang positif dan keyakinan pada kekuatan dan

kemampuan seseorang

c. Keterampilan komunikasi dan pemecahan masalah

d. Kemampuan untuk mengelola dorongan dan perasaan yang kuat.

Seseorang memiliki dua kemungkinan perilaku ketika menghadapi

masalah atau disebut dengan coping strategies, yaitu positive strategies

atau towards strategies dan negative strategies atau away strategies.

Towards strategies merupakan perilaku seseorang dalam menghadapi

masalah dengan cara yang baik dan akan menghasilkan penyelesaian dan

jalan keluar. Away strategies adalah perilaku menyimpang yang

dilakukan seseorang ketika menghadapi suatu masalah namun tidak akan

menyelesaikan masalah tersebut, bahkan akan menambah masalah baru.

Berikut contoh coping strategies:


11

Tabel 2.1 Coping Strategies

Towards strategies Away strategies


Meminta bantuan orang lain Menyalahkan orang lain
Berlatih Tidak fokus atau murung
Istirahat atau tidur yang cukup Membahayakan diri sendiri
Tetap berfikir positif dan bahagia Lari dari tanggug jawab
Menjaga kesehatan Drugs/alcohol

Shell resilience program merupakan suatu program training

resilience untuk membantu kehidupan anak buah kapal dalam

menghadapi tekanan dan peristiwa kurang menguntungkan yang dapat

terjadi di atas kapal. Program ini dikembangkan oleh PT. Shell Indonesia

sejak tahun 2011 dan dirancang untuk dapat dipublikasikan dan

diterapkan oleh semua pihak secara gratis. Pelaksanaan program

dilengkapi dengan 5 modul inti yang dilengkapi dengan panduan

pelaksanaan, dimana setiap modul disampaikan setiap satu bulan sekali

dalam durasi 30 sampai 60 menit dan disampaikan oleh seorang

fasilitator dengan peserta minimal 4 orang. Fasilitator tersebut tidak

memerlukan kualifikasi atau pelatihan khusus tetapi harus seseorang

yang dapat berbicara dengan percaya diri dan antusias setelah membaca

topik di dalam modul dan buku panduan yang akan disajikan. Setiap

modul berfokus pada area berbeda yang membentuk kapasitas alami

untuk menghadapi tantangan hidup. Kelima modul tersebut adalah:

a. What is Resilience (apa itu ketahanan)


12

b. Take Decisive Action (mengambil tindakan tegas)

c. Keep Things in Perspective (jaga segalanya dalam perspektif)

d. Change is a Part of Living (perubahan adalah bagian dari hidup)

e. Take Care of Yourself (merawat diri sendiri)

Seorang anak buah kapal dikatakan stres dan perlu mengikuti shell

resilience program apabila telah menunjukkan tanda-tanda sebagai

berikut:

a. Susah Konsentrasi

Ketika dalam keadaan tertekan anak buah kapal cenderung

mengalami stress sehingga susah fokus bahkan untuk pekerjaan yang

sederhana. Dalam keadaan ini kemampuan untuk fokus tergantikan

dengan pikiran stress sehingga akan mudah lupa dan berujung

melakukan keselahan dalam bekerja. Dalam kata lain pekerjaan anak

buah kapal akan berantakan.

b. Susah Berkomunikasi

Stres dalam pekerjaan dapat berdampak kehilangan semangat untuk

mengobrol dengan orang-orang sekitar. Melakukan suatu hal terasa

sangat berat dan membutuhkan energi tambahan bahkan hanya untuk

berkomunikasi dengan rekan kerja. Hal ini akan memicu terjadinya

salah paham antara anak buah kapal yang dapat berujung konflik.

Saat stres seseorang tidak berada di kondisi terbaiknya, pikiran dan

tindakan kadang kala tidak sejalan.


13

c. Tidak Disiplin

Tidak disiplin merupakan salah satu tanda umum ketika stres datang.

Menjadi suatu ciri khas tersendiri apabila saat stres anak buah kapal

sering terlambat standby jaga ataupun menyelesaikan pekerjaannya.

Stres menyebabkan keterlambatan dan keterlambatan menyebabkan

stres seperti sebuah lingkaran yang tidak putus.

d. Menjadi Sensitif Terhadap Lingkungan Sekitar

Penelitian menyebutkan bahwa stres dan tindakan agresif merupakan

satu kesatuan. Jika kedua hal tersebut dipertemukan maka akan

mengarah kepada tindakan kekerasan yang dapat terjadi di atas

kapal. Jika seseorang dalam keadaan stres yang berat, orang tersebut

akan bersikap agresif dan sensitif. Apabila hal tersebut terjadi

hubungan anatara anak buah kapal bahkan dengan kapten akan

menjadi buruk.

e. Acuh Terhadap Kesehatan

Stres karena pekerjaan tidak hanya menyebabkan produktifitas

menjadi menurun, namun juga membuat anak buah kapal acuh

terhadap kesehatan. Misalnya tidak memperhatikan pola makan, pola

tidur ataupun jam istirahat.

Hasil yang diharapkan dari shell resilience program ini adalah:

a. Anak Buah Kapal dapat mengembangkan pola pikir yang lebih

positif dan memiliki cara yang lebih positif dalam bekerja.


14

b. Anak Buah Kapal harus dapat mengelola situasi yang

kompleks/tidak terduga jauh lebih baik dari sebelumnya.

c. Tidak hanya membantu dalam pekerjaan, pikiran positif mereka

dapat bermanfaat dalam menangani masalah pribadi, keluarga dan

kehidupan.

3. Pengertian Produktivitas

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014:897) menjelaskan

bahwa produktivitas adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu.

Menurut Herjanto, produktivitas merupakan suatu ukuran yang

menyatakan bagaimana baiknya sumber daya diatur dan dimanfaatkan

untuk mencapai hasil yang optimal. Jadi produkivitas adalah suatu

ukuran untuk menyatakan kemampuan sumber daya untuk menghasilkan

sesuatu dengan pengaturan dan pemanfaatan agar tercapai hasil yang

optimal. Produktivitas dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan

suatu industri atau UKM dalam menghasilkan barang atau jasa.

Produktivitas anak buah kapal dapat diukur dari terpenuhi atau

tidaknya target yang telah ditentukan baik target dalam bekerja, menjaga

keselamatan dan keamanan crew, kapal, dan muatan, mencegah

pencemaran lingkungan serta target dalam loss prevention. Menurut

Standard of Training Certification and Watchkeeping (STCW) 1995

amandemen Manila 2010, seorang ABK diperbolehan bekerja maksimal

14 jam dalam sehari atau minimal 10 jam untuk istirahat dimana jam
15

istirahat tidak boleh dibagi menjadi lebih dari 2 periode dan salah satunya

harus berdurasi sedikitnya selama 6 jam serta interval waktu antara

periode yang berlangsung secara terus menerus tidak boleh melampaui

14 jam. 14 jam kerja tersebut tidak berarti harus dihabiskan dalam

bertugas namun diharapkan anak buah kapal dapat memanfaatkan waktu

dengan efektif dan efisian baik untuk waktu kerja atau waktu istirahat.

4. Pengertian Anak Buah Kapal (ABK)

Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 17 tahun 2008

tentang pelayaran, Anak Buah Kapal adalah awak kapal selain Nahkoda.

Menurut Djoko Triyanto (2005:38), Anak Buah Kapal adalah semua

orang yang berada dan bekerja di kapal kecuali Nahkoda, baik sebagai

perwira, bawahan (kelasi) atau supercargo yang tercantum dalam Sijil

Anak Buah Kapal dan telah menandatangani Perjanjian Kerja Laut

dengan perusahaan pelayaran. Jadi Anak Buah Kapal adalah awak kapal

kecuali Nahkoda, baik sebagai perwira atau bawahan. Selain itu, dalam

pasal 117 ayat 2 Undang-undang Republik Indonesia No. 17 tahun 2008

tentang pelayaran menyatakan bahwa pengawakan kapal adalah satu

faktor kelaiklautan kapal. Oleh karena itu memerlukan pengawasan dan

pembinaan yang terus menerus baik dari segi perlindungan,

kesejahteraan, pengetahuan, segi disiplin, maupun penempatan atau

formasi susunan perwiranya di atas kapal agar terwujud keselamatan

pelayaran.
16

Tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di kapal sebagai anak

buah kapal dapat menduduki posisi atau pekerjaan sebagai berikut:

a. Perwira Deck Department

1) Mualim 1 atau Chief Officer bertugas mengatur muatan,

persediaan air tawar dan sebagai pengatur arah navigasi.

2) Mualim 2 atau Second Officer bertugas membuat jalur atau rute

peta pelayaran yang akan dilakukan dan pengatur arah navigasi.

3) Mualim 3 atau Third Officer bertugas sebagai pengatur,

pemeriksa, pemelihara semua alat-alat keselamatan kapal dan

juga bertugas sebagai pengatur arah navigasi.

4) Markonis atau Radio Officer bertugas sebagai operator radio

atau komunikasi serta bertanggung jawab menjaga keselamatan

kapal dari marabahaya baik itu yang ditimbulkan dari alam

seperti badai atau kapal tenggelam.

b. Perwira Engine Department

1) Kepala Kamar Mesin (KKM) atau Chief Engineer merupakan

pimpinan dan penanggung jawab atas semua mesin yang ada di

kapal baik itu mesin induk, mesin bantu, mesin pompa, mesin

crane, mesin sekoci, mesin kemudi, dan mesin freezer.

2) Masinis 1 atau First Engineer bertnggung jawab atas mesin

induk.

3) Masinis 2 atau Second Engineer bertanggung jawab atas semua

mesin bantu.
17

4) Masinis 3 atau Third Engineer bertanggung jawab atas semua

mesin pompa.

5) Juru listrik atau Electrician bertanggung jawab atas semua

mesin yang menggunakan tenaga listrik dan seluruh tenaga

cadangan.

c. Bawahan atau Rating bagian Deck

1) Boatswain atau bosun atau serang (Kepala Kerja Bawahan)

2) Able Bodied Seaman (AB) atau Jurumudi

3) Ordinary Seaman (OS) atau kelasi atau sailor

4) Pumpman atau juru pompa, khusus kapal-kapal tanker (kapal

pengangkut cairan)

d. Bawahan atau Rating bagian Engine

1) Mandor (Kepala Kerja Oiler dan Wiper)

2) Fitter atau Juru Las

3) Oiler atau Juru Minyak

4) Wiper

e. Bagian Permakanan

1) Juru masak atau cook yang bertanggung jawab atas segala

makanan, baik itu memasak, pengaturan menu makanan, dan

persediaan makanan.

2) Mess boy atau pembantu juru masak.

Syarat yang harus dipenuhi untuk dapat bekerja sebagai awak

kapal sesuai Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2000 tentang

Kepelautan antara lain:


18

a. Memiliki sertifikat keahlian pelaut dan/atau sertifikat keterampilan

pelaut.

b. Berumur sekurang-kurangnya 18 tahun.

c. Memiliki buku pelaut (passport untuk yang bekerja di luar negeri).

d. Sehat jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan

yang khusus dilakukan untuk itu.

e. Disijl.

f. Sudah menandatangani PKL (Perjanjian Kerja Laut).

5. Pengertian Kapal Tanker

Kapal Tanker adalah sebuah kapal yang dirancang untuk

mengangkut muatan minyak bumi atau turunannya dalam bentuk

curah. Berdasarkan muatannya, kapal tanker dibagi menjadi 3 yaitu :

a. Oil Tanker

Oil tanker adalah jenis kapal tanker yang dibangun atau disesuaikan

untuk mengangkut minyak curah. Ada 2 jenis oil tanker, yaitu crude

tanker dan product tanker. Crude tanker adalah

tanker yang membawa muatan minyak mentah, sedangkan product

tanker adalah tanker yang membawa muatan yang sudah diolah dari

kilang. Ukuran crude tanker biasanya lebih besar dari product

tanker.

b. Product/Chemical Tanker

Product/chemical tanker atau sering disebut dengan chemical tanker

adalah jenis kapal tanker yang dirancang untuk mengangkut bahan


19

kimia cair. Chemical tanker juga digunakan untuk mengangkut jenis

bahan sensitif dengan standar kebersihan tangki yang tinggi seperti

minyak nabati, lemak, minyak sawit, soda kaustik, dan metanol.

Kargo kimia bisa sangat berbahaya, sebagian besar mudah terbakar

dan/atau beracun. International Maritime Organization (IMO)

mengklasifikasikan tiga jenis kapal atau ship types (ST) yang

tertuang dalam International Bulk Chemical Code (IBC Code) untuk

chemical tanker yaitu ST1, ST2, dan ST3. ST1 adalah kapal

chemical tanker yang dimaksudkan untuk mengangkut produk yang

paling berbahaya, yang memerlukan tindakan pencegahan

maksimum untuk mencegah kehilangan atau kebocoran kargo

tersebut. ST2 adalah kapal chemical tanker yang dimaksudkan untuk

mengangkut produk yang membutuhkan tindakan pencegahan yang

signifikan. ST3 adalah kapal chemical tanker yang dimaksudkan

untuk mengangkut produk yang membutuhkan tingkat penahanan

moderat untuk meningkatkan kemampuan ketahanan muatan dalam

kondisi rusak.

c. Gas Tanker

Gas tanker adalah jenis kapal tanker yang dirancang untuk

mengangkut muatan gas yang dicairkan. Berdasarkan gas yang

diangkut, gas tanker dapat dibedakan menjadi Liqufied Natural Gas

(LNG) Tanker yang mengangkut produk olahan gas alam dan


20

Liquefied Petroleum Gas (LPG) Tanker yang mengangkut produk

olahan minyak bumi.

MT. Indradi merupakan kapal oil/chemical IMO type 2 & 3 berarti

kapal ini dapat mengangkut oil atau chemical tipe 2 atau 3. Kapal ini

harus memiliki penanganan khusus ketika ada perubahan muatan yaitu

dengan cara tank cleaning sesuai prosedur. Contoh muatan chemical

yang pernah diangkut oleh MT. Indradi yaitu condensate, sedangkan

untuk muatan oil yaitu premium, kerosene, serta solar.


21

B. Kerangka Pikir

Analisis Penerapan Shell Resilience


Program Terhadap Produktivitas
Anak Buah Kapal MT. Indradi pada
PT. Berlian Laju Tanker Tbk

Mengapa shell Bagaimana Bagaimanana


resilience program penerapan shell pengaruh shell
perlu diterapkan resilience program resilience program
terhadap anak buah di atas kapal MT. terhadap
kapal di atas kapal Indradi peningkatan kinerja
MT. Indradi anak buah kapal
MT. Indradi

Untuk mengetahui Untuk mengetahui Untuk mengetahui


mengapa shell bagaimana pengaruh shell
resilience program penerapan shell resilience program
perlu diterapkan resilience program terhadap
terhadap anak buah di atas kapal MT. peningkatan kinerja
kapal di atas kapal Indradi anak buah kapal
MT. Indradi MT. Indradi

Pengumpulan data:
1. Observasi
2. Studi pustaka
3. Dokumentasi
4. Wawancara

Produktivitas anak
buah kapal MT.
Indradi meningkat

Gambar 2.1 Kerangka Pikir


22

Penelitian analisis penerapan shell resilience program terhadap

produktivitas anak buah kapal MT. Indradi pada PT. Berlian Laju Tanker Tbk

bertujuan untuk mengetahui mengapa shell resilience program perlu

diterapkan terhadap anak buah kapal MT. Indradi, bagaimana penerapannya

serta bagaimana pengaruhnya terhadap peningkatan kinerja anak buah kapal

MT. Indradi pada PT. Berlian Laju Tanker Tbk. Untuk mempermudah

pembahasan dalam penelitian ini maka perlu untuk memfokuskan data-data

pada proses penerapan shell resilience program. Kemudian peneliti

melakukan analisis data sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai yaitu

produktivitas anak buah kapal MT. Indradi pada PT. Berlian Laju Tanker Tbk

meningkat.

Anda mungkin juga menyukai