Anda di halaman 1dari 5

Individual Assignment : Case Analysis

Course : Design Thinking & Entrepreneurship – Session 8

Lecturer : Dr. Wisnu Sakti Dewobroto, MSc.

Arranged by : Muhammad Imam Wahyudi

Company : PT ASDP Indonesia Ferry (Persero)

“Susan Murcott seorang Sarjana Teknik dan Wirausahawan bidang sosial yang sudah bekerja
selama dua dekade menyediakan air minum yang bersih untuk masyarakat miskin di seluruh
dunia. Taruhannya sangat tinggi yaitu air yang terkena polusi adalah salah satu penyebab
utama di dunia dari penyakit dan kematian terutama untuk anak – anak usia di bawah 5
tahun. Terkait isu tersebut, Murcott membuat sebuah perusahaan di Ghana, Benua Afrika
bagian barat. Peranan demanding leadership dari seorang wirausahawan menjadi sorotan
bagi Murcott dan timnya yang banyak menghadapi tantangan yang dihadapi perusahaan
start up meliputi misi perusahaan, market definition, harga dan kualitas produk dengan situasi
global yang kaya akan budaya.”

Kita sering mendengar istilah pembangunan yang tidak merata atau lebih dikenal dengan
disparitas ekonomi. Banyak kritikan terhadap disparitas ekonomi yang disebabkan
pembangunan yang dilakukan selama ini difokuskan pada pembangunan yang sifatnya fisik
atau semata-mata mencari keuntungan bisnis perusahaan tanpa menyentuh pembangunan
masyarakat. Hal inilah yang mendorong Susan Murcot untuk meluncurkan produk Pure Home
Water (PHW), sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan air minum yang
bersih untuk masyarakat miskin di Ghana, sebuah negara di Benua Afrika bagian Barat
dikarenakan air yang terkena polusi menjadi sumber penyakit bahkan kematian.

Germak & Singh (2010:80) menyatakan bahwa social entrepreneur mengkombinasikan ide-ide
inovatif untuk peruabahan sosial, yang dilakukan dengan mengaplikasikan strategi dan
keterampilan bisnis. Alvord (2004) juga menjelaskan bahwa social entrepreneur, sebuah
konsep, dikembangkan dengan sedikit keluar dari hal yang umum, yaitu usaha penemuan
solusi yang efektif dan berkelanjutan untuk penyelesaian masalah sosial, dimana solusi
tersebut membutuhkan banyak elemen-elemen yang terkait dengan inovasi bisnis yang sudah
berhasil.

PHW dikategorikan sebagai perusahaan sosial. Bukan perusahaan bisnis yang orientasinya
mencari keuntungan bisnis sebesar-besarnya. Bukan juga dikategorikan sebagai non profit
karena bentuk non profit tidak berorientasi pada bisnis yang berkelanjutan. Murcott
mempunyai inovasi yang berhasil di bidang penyediaan air minum bersih (PHW). Jika Murcott
berniat untuk membuat perusahaan bisnis maka dia akan mendirikan perusahaan bisnis
penyediaan air tawar di daerah yang memiliki market yang besar bukan di daerah yang dihuni
oleh masyarakat miskin yang membutuhkan alat dengan teknologi pengolahan air minum
bersih seperti Ghana. Jika Murcott berniat untuk mendirikan badan nirlaba maka yang akan
dilakukan adalah mencari donatur yang akan membiayai mulai dari proses fabrikasi, assembly
sampai dengan distribusi dan memberikan secara gratis kepada masyarakat miskin yang
membutuhkan alat pengolahan air minum bersih. Tapi yang dilakukan Murcot adalah
membuat perusahaan sosial yang pembiayaan modalnya pada saat awal dari
donatur/lembaga amal kemudian dengan menjalankan bisnis PHW dengan tantangan bahwa
perusahaan tersebut harus dapat memenuhi masyarakat miskin yang membutuhkan alat
tersebut dengan harga yang terjangkau namun masih dapat menutup semua cost yang
dikeluarkan. Secara manfaat sosial bagi masyarakat didapatkan namun juga harus memikirkan
sustainable business/ kelangsungan bisnis di masa yang akan datang.

Gambar Hybrid Spectrum Social Enterprise


(sumber : materi design thinking and entrepreneurship session 1)

Murcott memiliki jiwa emphaty yang tinggi terbukti dari talentanya dalam mebuat inovasi
yang difokuskan pada masyarakat kecil. Dengan jiwa emphaty tersebut Murcott berusaha
untuk memetakan customer profile sehingga terciptalah produk PHW. Inovasi pertama yang
berhasil di bidang teknologi pengolahan air limbah dengan biaya rendah yang cocok
diterapkan di negara berkembang. Bekerjasama dengan profesornya di MIT, banyak
undangan sebagai speaker konferensi/ seminar serta menerima penghargaan seperti di
Laxenburg (Austria), Kathmandu (Nepal), Kawasaki (Jepang) dan beberapa negara lainnya.

Melalui social innovation yang telah dibuat, Murcott mampu menentukan market orientation
yang akan menjadi sasaran penjualan produknya sesuai dengan misinya yaitu di Ghana.
Dengan social enterepreneur (SE) organization / perusahaan yang sudah didirikan akhirnya
seorang social entrepreneur, Murcott bisa menciptakan social value dengan menjalankan
bisnis PHW untuk masyarakat miskin dengan harga terjangkau.
Gambar Social Entrepreneurship is a cluster concept
(sumber : materi design thinking and entrepreneurship session 1)

Salah satu tantangan yang dihadapi Murcott ketika memasarkan produknya di Ghana adalah terkait
pricing dan cost. Murcott harus memastikan bahwa produk PHW harus dijangkau oleh masayarakat
miskin namun di sisi lain dengan dengan price yang sudah ditentukan harus bisa menutupi biaya
produksi yang tinggi. Banyak sekali upaya yang dilakukan Murcott untuk melakukan efisiensi biaya
agar bisnis ini dapat berkelanjutan seperti :
1. Pada awal tahun pertama operasi, perusahannya dibebaskan dari biaya kantor dan ruang
laboratorium serta akses internet dari donatur yaitu World Vision.
2. Melalu donasi dari Hilton Foundation, Murcott melakukan kontrak kerjasama dengan produsen
keramik Ceramica Tamacloe Ltd walaupun jaraknya yang cukup jauh tapi perusahaan tersebut
satu-satunya yang bisa memproduksi filter di Ghana.
3. Melakukan strategi marketing untuk penjualan dengan pricing yang berbeda untuk setiap metode
penjualannya baik di perkotaan, rumah sakit, sekolah dan pedesaan.
Metode Penjualan Harga ($/unit)
Penjualan langsung tunai 18
Penjualan kredit langsung 20
Grosir untuk reseller (perawat) 14

Dari satu tahun penjualan PHW diperoleh statistik data yang menggembirakan namun belum bisa
menjangkau pedesaan sehingga Murcott menurunkan harga PHW dan meningkatkan aktivitas
promosi di pedesaan misalnya memberikan gratis kepada kepala desa serta melakukan penyuluhan
ke masyarakat desa yang miskin. Upaya ini berhasil meningkatkan penjualan untuk masayarakat
pedesaan di tahun kedua operasi.
Konflik yang terjadi dikarenakan isu lintas budaya dan multinasional menjadi sebuah hambatan
Murcott dalam memasarkan PHW antara lain :
1. Dua karyawan di perusahaan yang meruapakan putra daerah setempat kondisinya prihatin
dikarenakan kurangnya motivasi, leadership, serta kecenderungan mementingkan diri sendiri
dalam bekerja. Bahkan Murcott mendatangkan salah satu siswa MIT sebagai manajer proyek di
Ghana namun dalam kurun waktu 9 bulan tidak berhasil dan meninggalkan Ghana.
2. Kesulitan untuk mendapatkan tanah dari pejabat setempat yang rencananya digunakan untuk
pabrik pembuatan filter air dikarenakan pejabat tersebut sangat tertarik dengan bisnis PHW
sehingga mereka ingin menyertakan modal untuk bisnis PHW.
Untuk menghadapi hambatan tersebut, Murcott tidak bisa mengambil penduduk setempat langsung
dijadikan sebagai karyawan. Dia harus mencari bibit unggul putra daerah setempat untuk kemudian
disekolahkan / diberikan training di luar negeri seperti Amerika agar ketika kembali lagi ke Ghana
dapat menjalankan bisnis PHW dengan motivasi tinggi dan jiwa leadership yang bagus. Dengan leader
perusahaan yang merupakan putra daerah, nantinya pejabat setempat tidak akan mempersulit dan
memberikan dukungan sepenuhnya untuk pengembangan bisnis PHW. Untuk jangka panjangnya
bisnis PHW ini dapat berkelanjutan dan menjadi solusi bagi semua lapisan masyarakat di Ghana untuk
mendapatkan air minum yang bersih sehingga permasalahan penyakit dan kematian yang disebabkan
polusi air dapat diturunkan.

Anda mungkin juga menyukai