Klasifikasi
Klasifikasi
Berikut ini deskripsi dan klasifikasi contoh-contoh spesies dari filum Arthropoda,
sebagai berikut:
1 Kelas Crustacea
A. Udang Windu (Penaeus monodon)
Tubuh udang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kepala dan bagian
badan. Bagian kepala menyatu dengan bagian dada disebut cephalothorax yang terdiri dari
13 ruas, yaitu 5 ruas di bagian kepala dan 8 ruas di bagian dada. Bagian badan dan
abdomen terdiri dari 6 ruas, tiap-tiap ruas (segmen) mempunyai sepasang anggota badan
(kaki renang) yang beruas-ruas pula. Pada ujung ruas keenam terdapat ekor kipas 4
lembar dan satu telson yang berbentuk runcing. Bagian kepala dilindungi oleh cangkang
kepala atau Carapace. Bagian depan meruncing dan melengkung membentuk huruf S yang
disebut cucuk kepala atau rostrum. Pada bagian atas rostrum terdapat 7 gerigi dan bagian
bawahnya 3 gerigi untuk P. monodon.
Udang memiliki sepasang mata majemuk (mata facet) bertangkai dan dapat
digerakkan, mulutnya terletak pada bagian bawah kepala dengan rahang (mandibula)
yang kuat. Terdapat sepasang sungut besar atau antenna dan dua pasang sungut kecil atau
antennula. Udang juga memiliki sepasang sirip kepala (scophocerit) dan sepasang alat
pembantu rahang (maxilliped). Untuk alat gerak udang memiliki lima pasang kaki jalan
(pereopoda), kaki jalan pertama, kedua dan ketiga bercapit yang dinamakan cheladan pada
bagian dalam terdapat hepatopankreas, jantung dan insang.
Bagian badan tertutup oleh 6 ruas, yang satu sama lainnya dihubungkan oleh
selaput tipis. Ada lima pasang kaki renang (pleopoda) yang melekat pada ruas pertama
sampai dengan ruas kelima, sedangkan pada ruas keenam, kaki renang mengalami
perubahan bentuk menjadi ekor kipas (uropoda). Di antara ekor kipas terdapat ekor yang
meruncing pada bagian ujungnya yang disebut telson. Organ dalam yang bisa diamati
adalah usus (intestine) yang bermuara pada anus yang terletak pada ujung ruas keenam.
Udang hidup disemua jenis habitat perairan dengan 89% diantaranya hidup
diperairan laut, 10% diperairan air tawar dan 1% di perairan teresterial. Udang laut
merupakan tipe yang tidak mampu atau mempunyai kemampuan terbatas dan mentolerir
perubahan salinitas. Kelompok ini biasanya hidup terbatas pada daerah terjauh pada
estuari yang umumnya mempunyai salinitas 30% atau lebih. Kelompok yang mempunyai
kemampuan untuk mentolerir variasi penurunan salinitas sampai dibawah 30%. Hidup di
daerah terestrial dan menembus hulu estuari dengan tingkat kejauhan bervariasi sesuai
dengan kemampuan spesies untuk mentolerir penurunan tingkat salinitas.
Adapun klasifikasi dari udang windu adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Crustacea
Subclass : Malacostraca
Order : Decapoda
Suborder : Dendrobranchiata
Family : Penaeidae
Genus : Penaeus
Species : Penaeus monodon
2.Kelas Onychopara
A. Peripatus juanensis
Organisme ini terlihat seperti siput dengan kaki, milik filum Onychophora,
sekelompok kecil hewan dengan banyak kesamaan antara cacing yang benar (Annelida)
dan invertebrata dengan tubuh tersegmentasi (Artropoda). Onychophora adalah filum yang
sangat kuno/primitif, dan tampaknya tidak menderita perubahan sejak era mori. Hanya 90
spesies hidup yang dikenal di seluruh dunia. Sebagian besar anggota kelompok ini lebih
suka lingkungan lembab, seperti hutan hujan tropis.
Invertebrata ini bertubuh lembut (~15-70 mm) kulit beludru dan dipasangkan kaki
yang tidak bersegmen. Meskipun penampilan nguler dan memiliki tubuh tersegmentasi,
peripatus memiliki kaki yang bergerak dalam cara yang sama dengan mata siput dan dapat
diperpanjang oleh variasi tekanan darah intern. Bernapas dengan pembukaan sistem di
sepanjang sisi tubuh yang dikenal sebagai trakea, dan berbagi sistem pernapasan mirip
dengan serangga.
Hewan ini tanggal kembali 400 juta tahun dan mungkin hilang kontak antara
Arthropoda (Serangga dan Crustacea) dan Annelida (cacing tersegmentasi lembut
bertubuh, termasuk cacing tanah). Makhluk ini pemalu, mampu bersembunyi di celah-
celah ketat yang luar biasa, hewan ini jarang terlihat di habitat alami mereka, tetapi dapat
ditemukan dalam serasah daun, terowongan tanah dan dedaunan, di bawah batu, dan
batang jatuh.
Persyaratan utama mereka adalah tempat yang gelap dan lembab, di mana mereka
bisa menghabiskan hari-hari aktif dan berburu di malam hari. Memangsa mereka adalah
invertebrata kecil, isopoda, rayap dan moluska kecil. Mereka menembak cairan
perekat dari wadah yang terletak dekat mulut mereka. Ketika mengering perekat, setelah
beberapa detik, mangsa terjebak ke tanah dan tidak bisa melarikan diri. Kemudian itu
mangsa pendekatan beludru cacing dengan itu rahang bawah dan menusuk lubang di
mangsa dan mengeluarkan pencernaan jus. Akhirnya, itu berlaku itu mulut ke luka dan
mengisap keluar makanan dari korban. Glueis ticky ini juga digunakan sebagai pertahanan
terhadap predator mereka sendiri.
Distribusi terbatas untuk hutan hujan wilayah Amerika Selatan, Afrika, Australia,
The Caribbean, Malaysia dan Oseania. Jarang ditemukan karena kebiasaan rahasia,
organisme ini dapat ditemukan secara kebetulan ketika mikrohabitat bisa terkena.
Keluarga ini, Onychophora, diwakili di hutan Tabonuco oleh spesies peripatus
yang kadang-kadang ditemukan mencari makan di lumut dan ganggang batuan tertutup di
lantai hutan imobilisasi mangsa dilakukan dengan mengarahkan dan semprot perekat pada
korban, mangsa besar seperti jangkrik dan kecoak dapat ditangkap oleh strategi ini.
Adapun klasifikasi dari Peripatus juanensis adalah sebagai berikut:
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Onychophora
Subkelas : Undeonychophora
Ordo : Euonychopora
Famili : Peripetidae
Genus : Peripatus
Spesies : Peripatus juanensis
3.Kelas Arachnoidea
A. Laba-Laba (Nephila maculata)
Berikut adalah ciri-ciri dari salah satu hewan Arachnoidea yang sering kita jumpai,
yaitu laba-laba. Tubuhnya terdiri dari dua bagian, yaitu sefalotoraks (kepala-dada) pada
bagian anterior dan abdomen pada bagian posterior. Sefalotoraks adalah penyatuan tubuh
bagian sefal atau kaput (kepala) dan bagian toraks (dada). Pada sefalotoraks terdapat
sepasang kalisera (alat sengat), sepasang pedipalpus (capit), dan enam pasang kaki untuk
berjalan. Kalisera dan pedipalpus merupakan alat tambahan pada mulut. Pada bagian
abdomen (opistosoma) laba-laba terdiri dari mesosoma dan metasoma. Pada bagian
posterior abdomen terdapat spineret yang merupakan organ berbentuk kerucut dan
dapat berputar bebas.
Didalam spineret terdapat banyak spigot yang merupakan lubang pengeluaran
kelenjar benang halus atau kelenjar benang abdomen. Kelenjar benang halus
mensekresikan cairan yang mengandung protein elastik. Protein elastik tersebut akan
mengeras di udara membentuk benang halus yang digunakan untuk menjebak mangsa.
Laba-laba bernapas dengan paru-paru buku atau trakea. Paru-paru buku adalah organ
respirasi berlapis banyak seperti buku dan terletak pada bagian abdomen. Ekskresi laba-
laba dilakukan dengan tubula (tunggal=tubulus) Malpighi. Tubula Malpighi merupakan
tabung kecil panjang dan buntu dan organ ini terletak di dalam hemosol yang bermuara ke
dalam usus. Selain Tubula Malpighi, ekskresi lainnya dilakukan dengan kelenjar koksal.
Kelenjar koksal merupakan kelenjar ekskretori buntu yang bermuara pada daerah koksa
(segmen pada kaki insecta).
Adapun klasifikasi dari laba-laba adalah sebagai berikut:
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Arachnoidea
Subkelas : Arachnida
Ordo : Araneae
Family : Nephilidae
Genus : Nephila
Spesies : Nephila maculata
5.Kelas Myriapoda
A. Lipan/Kelabang (Scolopendra sp.)
Lipan atau kelabang (bahasa Inggris: centipede) adalah hewan arthropoda yang
tergolong dari kelas Chilopoda dan upafilum Myriapoda. Lipan adalah hewan metamerik
yang memiliki sepasang kaki di setiap ruas tubuhnya. Hewan ini termasuk hewan yang
berbisa, dan termasuk hewan nokturnal.
Lipan mudah ditemukan di daerah yang diarsir seperti bagian bawah daun-daun
mati, batu, gua, hutan, dan bahkan bagian dalam rumah. Mereka biasanya ditemukan di
daerah iklim seperti padang pasir, pegunungan, dan hutan. Mereka adalah arthropoda
soliter dan malam. Pada siang hari mereka pergi untuk mencari perlindungan di lahan
basah dan gelap. Jika cuaca terlalu basah atau terlalu kering, mereka mencari tempat lain
untuk datang berlindung di dalam rumah. Spesies yang hidup di zona beriklim panas
biasanya lebih kecil (hingga 10 cm) dari mereka menghuni daerah khatulistiwa yang
lembab, yang dapat melebihi 30 cm.
Lipan dianggap sebagai hewan berbisa meskipun bisa lipan kurang mematikan
manusia, tetapi lipan biasa dikonsumsi di Thailand dan di beberapa bagian Afrika. Bahkan
pengobatan Cina memotong atau menggunakan bagian dari lipan sebagai obat untuk
penggunaan oral, meskipun efektivitas pengobatan ini belum terbukti secara ilmiah.
Adapun klasifikasi dari kelabang adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Myriapoda
Sub kelas : Chilopoda
Ordo : Scolopendromorpha
Famili : Scolopendridae
Genus : Scolopendra
Spesies : Scolopendra sp.
6.Kelas Insecta
A. Jangkrik (Gryllus assimilis)
Hewan ini hidup diberbagai habitat, baik lingkungan basah ataupun lingkungan
kering, terutama yang dinaungi rumput. Selain itu Gryllus sp. (jangkrik) dapat ditemukan
di rumah-rumah, sisa tanaman yang lembab. Beberapa jenis jangkrik pandai bersuara,
suara itu dihasilkan dari saling menyentuhkan tegumina bersama-sama. Hewan ini aktif di
malam hari dan mampu bergerak dan melompat dengan cepat.
Hewan yang sudah dewasa umumnya berwarna hitam, sedangkan nypha berwarna
kuning pucat dengan garis - garis coklat. Antena panjang dan kaku seperti rambut. Hewan
dewasa akan kehilangan sayap setelah menetap di lingkungan sawah. Hampir semua
hewan ni bertindak sebagai predator. Telur penggerek batang padi, penggulung daun.
Hewan yang termasuk dalam ordo Orthoptera, termasuk di dalamnya Gryllus
assimilis (jangkrik) adalah bersifat hemimetabola, mulutnya tipe pengunyah, memilki 2
pasang sayap, sayap depan lebih tebal dan seperti kertas dari kulit, yang disebut tegumina.
Sayap belakang berupa membran dan dilipat seperti kipas dan terletak di bawah sayap
depan. Pada beberapa spesies, sayap hanya berupa sisa saja atau ada juga yang tidak
bersayap.
Secara morfologi, jangkrik memiliki tubuh rata dan antena panjang. Memiliki
sepasang sayap dan 2 pasang kaki. Jangkrik adalah omnivora, dikenal dengan suaranya
yang hanya dihasilkan oleh jangkrik jantan. Suara ini digunakan untuk menarik betina dan
menolak jantan lainnya. Suara cengkerik ini semakin keras dengan naiknya suhu
sekitarnya.