Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA

Mata Kuliah :
Pancasila

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
JAMBI
2019
KATA PENGANTAR

ASSALAMMUALAIKUM WR.WB.

Puji syukur atas Rahmat dan Ridho Allah SWT, karena tanpa Rahmat dan
Ridho-Nya, kami tidak akan dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
rampung tepat pada waktu yang ditentukan.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada IBU AULIA FARIDA, S.P,
M.Si. Selaku dosen pengampu mata kuliah pancasila yang membimbing kami
dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman kami yang selalu setia membantu dalam hal
mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah ini. Dalam makalah ini
kami menjelaskan tentang individu dan masyarakat.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum
kami ketahui. Sebagai manusia biasa, kami terbuka dari saran dan kritikan
teman-teman maupun dosen. Demi tercapainya makalah yang sempurna di masa
mendatang.

Jambi, 26 Agustus 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Pancasila adalah ideologi dasar dalam kehidupan bagi negara
indonesia. Pancasila merupakan ajaran, gagasan, dan keyakinan sebagai acuan
tingkah laku masyarakat indonesia dalam berbagai bidang kehidupan, baik di
bidang politik, ekonomi, hukum, pertahanan keamanan, sosial, kebudayaan,
keagamaan, maupun pendidikan. Sehingga dalam bertindak sesuatu kita selalu
mengacu kepada pancasila sebagai dasarnya. Pancasila di harapkan dapat roh
dalam membentuk jati diri mahasiswa guna mengembangkan jiwa
profesionalitasnya sesuai dengan bidang studinya masing-masing, hal ini
mengacu kepada ketentuan dalam pasal 2 undang-undang nomor 12 tahun 2012
sistem pendidikan tinggi di indonesia harus berdasarkan pancasila.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apakah yang dapat di pahami tentang pentingnya pendidikan pancasila
sesuai dengan jurusan/program studi?
2. Bagaimana relasi antara pendidikan pancasila dan program studi?
3. Bagaimana relasi antara tujuan negara mencerdaskan kehidupan bangsa,
tujuan pendidikan pancasila, dan tujuan program studi anda?

1.3. TUJUAN
1. Memahami pentingnya pendidikan pancasila sesuai dengan
jurusan/program studi.
2. Mengetahui relasi antara pendidikan pancasila dan program studi.
3. Mengetahui relasi antara tujuan negara mencerdaskan kehidupan
bangsa, tujuan pendidikan pancasila, dan tujuan program studi anda.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PERTANYAAN
1. Apakah yang dapat di pahami tentang pentingnya pendidikan
pancasila sesuai dengan jurusan/program studi?
2. Bagaimana relasi antara pendidikan pancasila dan program studi?
3. Bagaimana relasi antara tujuan negara mencerdaskan kehidupan
bangsa, tujuan pendidikan pancasila, dan tujuan program studi anda?

2.2. JAWABAN
1. Teknologi yang semakin berkembang diberbagai aspek termasuk
dalam industri pertanian membutuhkan perhatian yang cukup.
Semakin canggihnya teknologi, maka semakin banyak mesin-mesin
yang diciptakan yang diharapkan berdaya guna bagi bangsa Indonesia.
Sejak berdirinya bangsa Indonesia, telah disepakati bahwa Pancasila
mengatur dan menjalankan kehidupan negara. Hal ini menunjukkan
bahwa “Pancasila merupakan alat pengawas dan pengatur dalam
perkembangan teknologi dan memiliki sifat fleksibel” sehingga
perkembangan teknologi harus sesuai dengan nilai/kaidah yang
(terkandung) dalam lima Pancasila berikut:
1) Nilai “Ketuhanan Yang Maha Esa” mengandung arti adanya
pengakuan, keyakinan bangsa dan masyarakat terhadap Tuhan
sebagai Pencipta alam semesta. Nilai ketuhanan dalam teknik
pertanian tercermin dari kepercayaan para petani akan ada mesin-
mesin baru yang akan membantu dan mempermudah petani
dalam bercocok tanaman agar tumbuh dengan baik, supaya
hasilnya bagus dan dapat di olah dengan baik oleh teknologi
pertanian, dan di adakan juga pesta rakyat di daerah masing-
masing, agar mensyukuri nikmat yang telah di beri oleh Tuhan
Yang Maha Esa. Dari tingkah laku para petani ini, menunjukkan
bahwa para petani percaya akan kebesaran Tuhan.
2) Nilai “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”mengandung arti
kesadaran dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral dalam
hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan
memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya. Dalam bidang
teknik pertanian nilai kemanusiaan ini tercermin dari sifat
kegotong royongan para petani. Sebenarnya sebelum disahkannya
Pancasila, nilai-nilai Pancasila ini sudah tampak ada. Nilai Pancasila
itu sudah ada sejak zaman purba. Masyarakan petani yang hidup
dizaman purba sudah mengenal adanya system gotong royong
dalam menggarap sawah mereka. Karena dulu masyarakat petani
hidupnya nomaden (berpindah-pindah), inilah yang mendorong
petani zaman dulu untuk bekerja sama dengan petani lainnya
dalam menggarap lahan pertanian mereka dengan menggunakan
alat Beliung persegi, kapak lonjong, alat-alat pemukul dari kayu
dan mata panah.
3) Nilai “Persatuan Indonesia” mengandung makna usaha ke arah
bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme
dalam Negara kesatuan republik Indonesia. Persatuan Indonesia
sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap
keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia. Pada nilai
persatuan ini, perilaku sikap para teknik pertanian di tandai
dengan adanya suatu perkumpulan.
4) Nilai “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan”mengandung arti bahwa suatu
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan
cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan.
Berdasarkan nilai ini, diakui adanya paham demokrasi yang lebih
mengutamakan pengambilan keputusan melalui musyawarah
mufakat. Nilai ini di tandai dengan adanya peranan pemerintah
dengan teknik pertanian dalam memberi dan membangun alat-
alat teknik pertanian di desa atas dasar daulat rakyat desa.
5) Nilai “Keadilan Sosial Bagi seluruh Rakyat Indonesia” yang
bermakna sebagai dasar sekaligus tujuan yaitu tercapainya
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur secara lahiriah dan
batiniah. Keadilan adalah nilai yang amat mendasar yang
diharapkan oleh seluruh rakyat Indonesia. Tapi sayangnya nilai
keadilan dalam kehidupan petani tidak terlihat secara jelas seperti
perwujudan perilaku dalam nilai-nilai pancasila yang empat yang
sudah disebutkan sebelumnya. Dari zaman dulu sampai era
globalisasi seperti sekarang ini, nilai keadilan lah yang sulit
dibuktikan. Kaum petani adalah kaum yang tidak pernah
mendapatkan keadilan secara sempurna, sedangkan teknik
pertanian, tidak bisa membuat dan memberi alat kepada petani
yang tidak pernah mendapatkan keadilan, ini di buktikan dengan
adanya penindasan terhadap kaum petani. Penindasan dalam arti
kata ini adalah pemberian nilai harga yang rendah terhadap
produksi pertanian seperti beras. Beras produksi petani lebih
murah harganya di bandingkan beras import. Padahal Indonesia
adalah Negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam
yang besar. Ini menunjukkan bahwa nilai keadilan pada petani
tidak ada.
Memiliki sifat fleksibel artinya Pancasila dapat terus berperan
walaupun terjadi perkembangan zaman. Sebagai suatu contoh, pada
teknik pertanian yang diatur dan diawasi Pancasila adalah kegunaan
teknik pada suatu industri dalam menciptakan produk baru yang
dibutuhkan masyarakat yang memiliki nilai tambah dan tetap
mensejahterakan seluruh pelaku dalam industri tersebut.
Umumnya suatu industri sudah memiliki teknologi tinggi dan
menggunakan mesin dalam proses produksinya sehingga tidak
menyerap tenaga kerja yang lebih banyak demi keuntungan industri
sehingga memberikan dampak pada kesejahteraan bangsa Indonesia
yang mulai menurun. Ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian
perkembangan teknologi. Seharusnya, sebuah perusahaan tidak
hanya memikirkan keuntungan industri tetapi juga mensejahterahkan
masyarakat sesuai dengan nilai yang ada pada Pancasila. Faktor yang
menyebabkan hal tersebut diantaranya adalah para pengelola
perusahaan besar pertanian yang umumnya didominasi oleh orang
asing (bukan masyarakat pribumi) sehingga mereka tidak terlalu
peduli akan masyarakat, ia cenderung atau terfokus pada tujuan
utamanya dalam mendirikan perusahaan di Indonesia yakni
mendapatakan keuntungan sebesar-besarnya.
2. 1) Pendidikan pancasila yang selama ini merupakan bagian penting
dari SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) di Indonesia sebagai
bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pengertian Pendidikan Pancasila Di dalam UU No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, tercantum pengertian
pendidikan sebagai berikut :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan pontensi dirinya
sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan
yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dengan kata lain, yang dimaksud dengan pendidikan adalah
proses pengembangan potensi, kemampuan, dan kepribadian
peserta didik yang dilakukan dengan usaha sadar dan terencana
dengan tujuan agar dapat bermanfaat bagi dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. Selanjutnya, pengertian pendidikan pancasila
tentu akan merujuk pada pengertian pendidikan dan pengertian
pancasila sebagaimana yang masing-masing telah diuraikan tadi.
Dalam ungkapan sederhana, pengertian pendidikan
pancasila adalah “Pendidikan tentang Pancasila”. Kalimat itulah
yang dapat kami cerna sebagaimana dijelaskan dalam sejumlah
literatur.
Pendidikan tentang pancasila merupakan salah satu cara
untuk menanamkan pribadi yang bermoral dan berwawasan luas
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu,
pendidikan tentang pancasila perlu diberikan disetiap jenjang
pendidikan mulai dari tingkat dasar, menengah, hingga
perguruan tinggi.
Dalam Pendidikan dan Kehidupan bangsa Indonesia peran
Pancasila sangat dibutuhkan peran Pancasila didalamnya.
Program Wajib Belajar Sembilan Tahun merupakan satu-satunya
program peningkatan pendidikan yang masih bertahan sejak
1984 sampai saat ini, meski telah beberapa kali kabinet dan
presiden berganti. Kebijakan pendidikan di luar program wajib
belajar pada pendidikan dasar terus mengalami evolusi sesuai
jargon "ganti menteri berarti ganti kebijakan". Selain itu,
kebijakan bidang pendidikan lainnya di Era Orde Baru yang wajib
dilaksanakan, baik siswa maupun masyarakat, adalah penataran,
Pedoman, Penghayatan, dan Pengamalan Pancasila (P4) yang
ditetapkan berdasarkan Tap MPR No II Tahun 1978 dalam bentuk
36 butir Pancasila. Dengan tujuan mulia agar nilai-nilai Pancasila
yang luhur itu dapat diresapi, kemudian diamalkan, maka setiap
warga negara Indonesia harus mengikuti penataran P4. Dan di
sekolah, setiap siswa baru harus mengikuti penataran P4 selama
satu atau dua minggu.
Selain itu dalam kehidupan diIndonesia peran pancasila
sangat dibutuhkan, yaittu Pancasila sebagai dasar mempunyai
arti bahwa Pancasila dijadikan sebagai pedoman dan sekaligus
landasan dalam penyelenggaraan Negara. Fungsi ini telah di
implementasikan dalam UUD 1945 yang kemudian menjadi
sumber tertib hukum di Indonesia. Dalam struktur hukum di
Indonesia, UUD 1945 menjadi hukum tertulis tertinggi, yang
menaungi peraturan perundang-undangan dibawahnya, seperti
undang-undang. Fungsi Pancasila dalam dalam tata hukum di
Indonesia menjadi sumber dari segala sumber tertib hukum.
Nilai-nilai Pancasila harus menjiwai dalam setiap peraturan
perundang-undangan di Indonesia, atau dengan kata lain
peraturan perundang-undangan di Indonesia tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
2) Teknik pertanian atau keteknikan pertanian (Inggris: agricultural
engineering) adalah penerapan dasar-dasar teknik dalam bidang
pertanian mencakup bidang teknik mesin budidaya pertanian,
teknik sumber daya alam pertanian, teknik proses hasil
pertanian/pangan, energi dan listrik pertanian, perbengkelan dan
instrumentasi di bidang pertanian, ergonomika alat dan mesin
pertanian, sistem dan manajemen keteknikan pertanian,
lingkungan dan bangunan pertanian, serta teknik tanah dan
teknik sumber daya air. Teknik pertanian adalah suatu cara untuk
meningkatkan efisiensi usaha pertanian guna meningkatkan
produktivitas, mutu, kontinuitas pasokan produk-produk
pertanian, kesejahteraan petani, dan kelestarian lingkungan.
Efisiensi tersebut meliputi lahan, tenaga kerja, energi, dan
sumber daya (benih, pupuk, dan air).
Spesialisasi bidang teknik pertanian mencakup banyak hal
mengenai desain proses dan alat mesin pertanian. Pertanian
dalam arti luas adalah kegiatan memanen sinar matahari untuk
dimanfaatkan bagi kesejahteraan umat manusia dan lingkungan,
hal ini berarti mencakup budidaya tanaman pertanian,
peternakan, perikanan, pemrosesan hasil pertanian, hingga
produk hasil pertanian siap dikonsumsi masyarakat.

Jadi, relasi/hubungan Pancasila dengan teknik pertanian yakni


sebagai pengatur dan pengawas sehingga jalannya perkembangan
teknologi tidak merugikan masyarakat dan Negara. Telah diketahui
bahwa Pancasila merupakan landasan dasar Negara Indonesia. Maka,
apapun kegiatannya semua harus berlandaskan kaidah-kaidah yang
sesuai dengan Pancasila. Tidak hanya bidang teknologi pertanian,
namun juga sub kehidupan kemanusiaan. Pengimplementasian nilai
Pancasila dalam bidang teknologi pertanian tersistem dari sila
pertama hingga sila terakhir, diantaranya:
a. Nilai “Ketuhanan Yang Maha Esa” mengandung arti adanya
pengakuan dan keyakinan bangsa dan masyarakat terhadap Tuhan
sebagai Pencipta alam semesta. Nilai ketuhanan dalam teknik
pertanian tercermin dari sikap rasa takut pelaku industri untuk
merancang suatu teknologi canggih pertanian menggunakan
bahan yang diharamkan (khususnya orang islam). Seperti
penggunaan bahan bakar (biogas) yang berasal dari kotoran
hewan tertentu yang bersifat haram.
b. Nilai “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” mengandung arti
kesadaran dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral dalam
hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan
memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya. Dalam bidang
teknik pertanian, nilai kemanusiaan ini tercermin dari sifat
kegotong royongan para petani/teknisi pertanian.
c. Nilai “Persatuan Indonesia” mengandung makna usaha ke arah
bersatu untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara kesatuan
republik Indonesia. Persatuan Indonesia berarti mengakui dan
menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki
bangsa Indonesia. Pada nilai persatuan ini, perilaku sikap para
petani/teknisi pertanian di tandai dengan adanya suatu
perkumpulan antara masyarakat yang berbeda daerah, suku dan
keanekaragaman yang lain dengan tidak mencela dan saling
menghormati.
d. Nilai “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan” mengandung arti bahwa suatu
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan
cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan.
Nilai ini di tandai dengan adanya peranan pemerintah dalam
memberdayakan dan membangun pertanian desa atas dasar
daulat rakyat desa. Misalnya dengan adanya lembaga-lembaga
yang berperan dalam perencanaan dan pembangunan di pedesaan
dengan mengedepankan saran (kesepakatan) rakyat di pedesaan.
e. Nilai “Keadilan Sosial Bagi seluruh Rakyat Indonesia” yang
bermakna sebagai dasar sekaligus tujuan yaitu tercapainya
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur secara lahiriah dan
batiniah. Keadilan adalah nilai yang amat mendasar yang
diharapkan oleh seluruh rakyat Indonesia. Nilai keadilan ini
tercemin dari sikap para teknisi pertanian yang menjaga
keseimbangan lingkungan. Seperti membuang limbah pertanian ke
tempat yang benar, sehingga ekosistem tidak rusak dan berakibat
fatal bagi kehidupan.
3. 1) Tujuan pencerdasan terdapat dalam pembukaan UUD 1945 alinea
keempat yang berbunyi: “…mencerdaskan kehidupan bangsa…”
tujuan dari pencerdasan ini adalah memastikan seluruh
masyarakat Indonesia memperoleh kesempatan mengenyam
pendidikan yang layak dan berkualitas. Sejak kemerdekaan
pemerintah telah mengupayakan agar Indonesia bebas dari buta
huruf dan meningkatkan kualitas pendidikan.

Mencerdaskan bangsa merupakan tugas negara,


pemerintah, dan masing-masing individu untuk berusaha meraih
jenjang pendidikan yang terbaik. Karena dengan adanya
masyarakat yang cerdas, pembangunan dan kemajuan negara
akan semakin mudah dicapai.

Yang dapat dilakukan oleh warga Negara Indonesia untuk


menca[pai tujuan penverdasan adalah mengejar pendidikan
hingga jenjang yang setinggi-tingginya. Menjadi masyarakat yang
pandai dan cerdas pasti mampu memajukan dan dan mens
ejahterakan taraf hidup sebuah bangsa.

2) Dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang system Pendidikan Nasional


dan juga termuat dalam SK Dirjen Dikti. No.38/DIKTI/Kep/2003,
dijelaskan bahwa tujuan Pendidikan Pancasila mengarahkan
perhatian pada moral yang diharapkan terwujud dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu perilaku yang memancarkan iman dan taqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri
atas berbagai golongan agama, kebudayaan, dan beraneka ragam
kepentingan, perilaku yang mendukung kerakyatan yang
mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
perorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran
diarahkan pada perilaku yang mendukung upaya terwujudnya
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pendidikan Pancasila bertujuan untuk menghasilkan


Masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, dengan sikap dan perilaku :

a. Memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang


bertanggungjawab sesuai dengan hati nuraninya.
b. Memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan
kesejahteraan serta cara-cara pemecahannya.
c. Mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni.
d. Memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah dan
nilai-nilai budaya bangsa untuk menggalang persatuan
Indonesia.
e. Perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa;
f. Perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil beradab;
g. Perilaku kebudayaan, dan
h. Beraneka kepentingan perilaku yang mendukung kerakyatan
yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
perorangan dan golongan.
Melalui Pendidikan Pancasila, warga negara Republik
Indonesia diharapkan mampu memahami, menganilisis dan
menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat
bangsanya secara berkesinambungan dan konsisten berdasarkan
cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia.
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Kita telah melihat dan membaca bahwa Pancasila memang
berakar dari budaya bangsa Indonesia. Karena dari segi Pancasila
terkandung kebudayaan yang menekankan persatuan serta
sebaliknya. Tidak lupa dari segi pengertian, Pancasila merupakan lima
buah asas atau prinsip yang harus dijunjung tinggi kita sebagai
bangsa Indonesia. Sedangkan kebudayaan merupakan sarana hasil
karya, rasa, dan cipta masyarakat. Sehingga Pancasila tercipta
berdasarkan kebudayaan. Kaitan di antara keduanya begitu erat
sehingga timbal balik antara Pancasila dan Kebudayaan dapat terjadi
dengan signifikan karena keduanya saling berhubungan. Pancasila
berakar dari kebudayaan dikarenakan di dalam pancasila terkandung
nilai kebudayaan. Bagaimana bisa demikian? Karena unsur persatuan
dapat kita lihat di dalam pancasila, sedangkan kita sebagai negara
yang memiliki beragam macam kebudayaan, memang sepantasnya
memiliki asas persatuan yang terkandung di dalam Pancasila.
Sehingga kita sebagai insan berbudaya, harus juga berdasarkan
kepada Pancasila yang adalah ideologi bangsa kita.

3.2. SARAN
Demikianlah makalah berjudul “Pendidikan Pancasila” ini kami buat
berdasarkan sumber-sumber yang ada. Kami juga menyadari, masih ada
banyak kekurangan di dalam penulisan makalah ini. Sehingga perlu lah
bagi kami, dari para pembaca untuk memberikan saran yang membantu
supaya makalah ini mendekati lebih baik. Atas perhatian Anda semuanya,
kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai