Anda di halaman 1dari 14

[Judul dokumen]

[Subjudul dokumen]

Abstrak
[Tarik perhatian pembaca Anda ke bagian yang berisi abstrak yang menarik. Abstrak ini biasanya
merupakan ringkasan singkat dari sebuah dokumen.
Jika Anda telah siap untuk menambahkan isi, cukup klik di sini dan mulailah mengetik.]

ALFARIDH MA'RUF BASKARA


alfaridhm@gmail.com
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan
karunia-Nya yang telah diberikan kepada kita semua, serta atas izinnya saya dapat menyelesaikan
makalah ini. Penulisan makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
perkuliahan Pembangkitan Tenaga Listrik pada program Sarjana Teknik Elektro di Sekolah Tinggi
Teknik PLN. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, terutama
pada saat penyusunan makalah ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan makalah ini.
Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Alex Fernandez. S.T. M.T., selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga,
dan pikiran untuk memberikan materi perkuliahan dan arahan yang berguna dalam
penyusunan makalah ini
2. Tim Pelatih pada kegiatan pelatihan PLTS STT PLN yang telah banyak membantu dalam
usaha memperoleh data dan juga materi yang saya perlukan;
3. orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan doanya serta bantuan dukungan moral
maupun dana; dan
4. teman-teman yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata, saya berharap Allah Yang SWT. berkenan membalas segala kebaikan semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan. Makalah ini ditulis dalam bahasa Indonesia sehingga
diharapkan makalah ini mendatangkan banyak manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di
negeri ini.

Jakarta, 31 Oktober 2019

Penulis
Daftar isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang

Perkembangan masyarakat di negara ini terus meningkat. Perkembangan masyarakat ini


tentu membutuhkan perkembangan energi listrik yang dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh
karena itu pemerintah sekarang sedang menggalakan program supaya Indonesia mencapai
rasio elektrifikasi sebesar 99,99%. Sebab itu pemerintah sekarang mulai melihat
perkembangan energi alternative yang memiliki potensi yang besar. Hal ini menyebabkan
keinginan dari negara untuk terus mengembangkan penggunaan energi alternative supaya
bangsa ini kini dapat mengelola berbagai potensi energi alternative yang begitu banyak
tersedia di tanah air Indonesia ini secara gratis.
Salah satu energi alternative yang mulai dilihat oleh pemerintah yaitu energi matahari,
yang selalu tersedia dan bahkan dapat dimanfaatkan dengan tanpa memungut biaya. Oleh
karena itu kini pemerintah mulai mencanangkan pembangun Pembangkit Listrik Tenaga
Surya (PLTS) diberbagai pulau kecil yang tidak dapat dijangkau oleh pembangkit-pembangkit
konvensional.
Namun salah satu kendala yang terjadi untuk mewujudkan pembangunan Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS) ialah rendahnya nilai efisiensi panel surya yang ada di Indonesia.
Salah satu perusahan yang mengembangkan panel surya yang ada di Indonesia adalah PT Len
Industri (Persero) yang merupakan salah satu pengembang panel surya di Indonesia yang
berada dibawah koordinasi Kementrian Negara BUMN.

Terkait dengan tuntutan untuk terus mengembangkan barang produksinya, ada


beberapa tantangan yang dihadapi oleh PT Len Industri (Persero) yakni harus tetap kompetitif
di antara para competitor dari berbagai negara. Selain itu, kondisi lingkungan industri di mana
PT Len Industri (Persero) beroperasi yang terus berubah seiring dengan waktu membuat
perusahaan harus memiliki manajemen strategis yang tepat.
II. Tujuan Penulisan

Dari latar belakang di atas, untuk meningkatkan rasio elektrifikasi harus memiliki
visi dan misi bisnis yang efektif, analisis internal dan analisis eksternal. Makalah ini
akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan penerapan Pembangkit Listrik Tenaga
Surya (PLTS) untuk diterapkan di Indonesia.

III. Batasan Masalah

Pembahasan makalah ini dibatasi pada tahap awal pembahasan mengenasi panel
surya, yakni mulai dari bahan yang digunakan, cara kerja dari penel surya serta akan
dikaji tentang implementasi yang dilakukan PT Len Industri (Persero) bersama anak
perusahaannya PT Surya Energi Indotama (SEI), anak perusahaan dari PT Len Industri
(Persero) yang bergerak di bidang tenaga surya untuk perumahan dan perkantoran.
Hal-hal mengenai evaluasi strategi tidak akan dibahas pada makalah ini. Pada
makalah ini juga tidak akan dibahas hal-hal detail mengenai setiap unit bisnis PT Len
Industri (Persero) bersama anak perusahaannya PT Surya Energi Indotama (SEI)

IV. Sistematis Penulisan


Makalah ini terdiri atas 5 bab. Pada bab II akan dipaparkan dasar teori yang dipakai
di makalah ini. Bab III berisi data amatan serta trend baik dari internal perusahaan
maupun eksternal di industri. Bab IV menjelaskan analisis perkembangan Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS). Bab V memberikan kesimpulan sekaligus penutup
makalah ini. Semua literatur dan referensi yang dipakai di makalah ini disebutkan di
Daftar Pustaka.
BAB II

Dasar Teori

Pembangkit listrik tenaga surya atau disingkat PLTS adalah pembangkit listrik yang
mengubah energi surya menjadi energi listrik. Pembangkitan listrik bisa dilakukan dengan dua
cara, yaitu secara langsung menggunakan fotovoltaik dan secara tidak langsung dengan pemusatan
energi surya. Fotovoltaik mengubah secara langsung energi cahaya menjadi listrik
menggunakan efek fotoelektrik. Pemusatan energi surya menggunakan sistem lensa atau cermin
dikombinasikan dengan sistem pelacak untuk memfokuskan energi matahari ke satu titik untuk
menggerakan mesin kalor.

Sistem pemusatan energi surya (concentrated solar power, CSP) menggunakan lensa atau
cermin dan sistem pelacak untuk memfokuskan energi matahari dari luasan area tertentu ke satu
titik. Panas yang terkonsentrasikan lalu digunakan sebagai sumber panas untuk pembangkitan
listrik biasa yang memanfaatkan panas untuk menggerakkan generator. Sistem cermin parabola,
lensa reflektor Fresnel, dan menara surya adalah teknologi yang paling banyak digunakan. Fluida
kerja yang dipanaskan bisa digunakan untuk menggerakan generator (turbin uap konvensional
hingga mesin Stirling) atau menjadi media penyimpan panas.

Ivanpah Solar Plant yang terleak di Gurun Mojave akan menjadi pembangkit listrik tenaga
surya tipe pemusatan energi surya terbesar dengan daya mencapai 377 MegaWatt. Meski
pembangunan didukung oleh pendanaan Amerika Serikat atas visi Barrack Obama mengenai
program 10000 MW energi terbarukan, namun pembangunan ini menuai kontroversi karena
mengancam keberadaan satwa liar di sekitar gurun.

Sel surya atau sel fotovoltaik adalah alat yang mengubah energi cahaya menjadi energi
listrik menggunakan efek fotoelektrik. Dibuat pertama kali pada tahun 1880 oleh Charles Fritts.
Pembangkit listrik tenaga surya tipe fotovoltaik adalah pembangkit listrik yang menggunakan
perbedaan tegangan akibat efek fotoelektrik untuk menghasilkan listrik. Solar panel terdiri dari 3
lapisan, lapisan panel P di bagian atas, lapisan pembatas di tengah, dan lapisan panel N di bagian
bawah. Efek fotoelektrik adalah di mana sinar matahari menyebabkan elektron di lapisan panel P
terlepas, sehingga hal ini menyebabkan proton mengalir ke lapisan panel N di bagian bawah dan
perpindahan arus proton ini adalah arus listrik.
Listrik merupakan salah satu sarana pendukung berbagai aktivitas manusia. Beragam
aktivitas rumah tangga dan industri besar membutuhkan listrik sebagai sumber energi utama.
Masalah pasokan listrik sebenarnya bukan kendala besar bagi Indonesia. Karena Indonesia
memiliki potensi berupa tenaga matahari yang bisa dikembangkan menjadi pembangkit listrik.

Prinsip Dasar Listrik Tenaga Surya Sinar matahari yang diserap oleh panel-panel tenaga
surya akan disimpan sebelum diolah pada proses selanjutnya. Proses pengolahan yang mengubah
foton menjadi energi listrik dikenal dengan istilah photovoltaic (PV). Semakin tinggi intensitas
sinar matahari, maka semakin banyak pula jumlah listrik yang dihasilkan.

Salah satu keunggulan dalam pengolahan listrik tenaga surya adalah sifat ramah
lingkungan. Karena proses pengolahan ini tidak menghasilkan polusi yang berisiko mengganggu
ekosistem. Itulah sebabnya pengolahan listrik tenaga surya merupaka potensi besar yang harus
dikembangkan semaksimal mungkin di tanah air.

Mengenal Potensi Besar Listrik Tenaga Surya di Indonesia Menurut penuturan Wilson
Walery Wenas, PhD. selaku kepala laboratorium riset semikonduktor Institut Teknologi Bandung,
potensi listrik tenaga surya di Indonesia harus diimbangi oleh dukungan pemerintah. Letak
strategis di wilayah katulistiwa membuat Indonesia kaya akan sinar matahari. Paparan sinar
matahari di tanah air bahkan bisa mencapai angka 2.000 jam setiap tahun.

Pengembangan teknologi sel surya harus mulai dilakukan secara intensif sebagai alternatif pasokan
listrik yang ramah lingkungan. Sehingga pemerataan pasokan listrik di seluruh wilayah tanah air
dapat segera tercapai.

Upaya Pemerintah Mendukung Listrik Tenaga Surya Sejak tahun 2012, Kementerian Riset
dan Teknologi menyatakan bahwa pengembangan energi hibrida (hybrid) memang cocok
dilakukan di negara kepulauan seperti Indonesia. Hal ini diwujudkan pada beberapa proyek
percontohan pembangkit listrik tenaga hibrida. Selain itu, konsep tenaga hibrida juga bisa
diperoleh dari perpaduan diesel generator dan panel tenaga surya. Waktu pemakaian diesel
generator (genset) jadi lebih singkat dan semakin ramah lingkungan karena prosesnya turut
didukung oleh energi dari panel tenaga surya.
Jika Anda ingin memanfaatkan teknologi panel tenaga surya untuk mendukung
ketersediaan energi, kini Anda bisa mendapatkannya di Sewatama. Tak hanya menyiapkan
jasa sewa genset Surabaya dan kota-kota besar lainnya, Sewatama juga mengusung teknologi
energi hibrida modern untuk berbagai kebutuhan. Proses instalasi solar PV di rumah, gedung
perkantoran, dan pabrik ternyata tidak sulit..

Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) merupakan salah satu sumber energi
alternatif yang sangat tepat digunakan di Indonesia yang dapat mengurangi ketergantungan
terhadap bahan bakar minyak. Len Industri telah merintis PLTS sejak tahun 1985 dan telah
teraplikasikan di berbagai daerah di Indonesia.

Perusahaan meningkatkan kapasitas produksi modul surya hingga 71 MWp per tahun dan
menawarkan PLTS Atap LenSOLAR yang dapat memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga
maupun perkantoran/industri. Langkah ini diyakini dapat mendukung Kebijakan Energi Nasional
untuk mencapai 6,5 GWp energi surya pada tahun 2025 mendatang–sesuai Perpres No. 79 tahun
2014.

LenSOLAR merupakan sistem Rooftop PV (photovoltaics) yang dipasang di atas atap


perumah maupun gedung perkantoran dan terhubung langsung dengan jaringan listrik regular
(operator). LenSOLAR menerapkan skema impor dan ekspor dengan mengoptimalkan
pemanfaatan energi dari panel surya (PV) sehingga dapat menghemat tagihan listrik per bulan.

Sebelumnya pada tahun 2015, kami juga telah membangun IPP (Independent Power
Producer) di Kupang dengan kapasitas sebesar 5 MWp sebagai proyek IPP pertama di Indonesia.
Len Industri sebagai manufaktur di bidang renewable energy, didukung anak perusahaan PT SEI
(Surya Energi Indotama) yang berperan sebagai EPC di bidang energi baru terbarukan.
BAB III

Bidang Amatan dan Data

Ada beberapa hal yang diamati pada untuk dikaji dalam sudut pandang manajemen
strategis di makalah ini. Beberapa hal tersebut meliputi pengenalan singkat mengenai perusahaan
berikut visi dan misi bisnisnya, laporan keuangan chevron, serta trend yang terjadi baik di internal
perusahaan maupun trend yang terjadi di perusahaan pesaing maupun di industri dimana
perusahaan beroperasi

3.1 Pengenalan Perusahaan, Visi dan Misi

PT Len Industri (Persero) saat ini berada di bawah koordinasi Kementrian Negara BUMN
dengan kepemilikan saham 100% oleh Pemerintah Republik Indonesia. Selama ini, Len telah
mengembangkan bisnis dan produk-produk dalam bidang elektronika untuk industri dan
prasarana, serta telah menunjukkan berbagai pengalaman dalam bidang :

 Sistem Persinyalan Kereta Api di berbagai jalur utama kereta api di Pulau Jawa dan Sumatera.
 Pembangunan urban transport di kota-kota besar seperti LRT Sumatera Selatan, LRT Jakarta,
LRT Jabodebek dan Skytrain Bandara Soekarno Hatta Jakarta.
 Jaringan infrastruktur telekomunikasi yang telah terentang baik di kota besar maupun daerah
terpencil. Salah satunya adalah Palapa Ring Paket Tengah yang menghubung 17 kabupaten
Indonesia Bagian Tengah sehingga masyarakat dapat menikmati pita lebar.
 Elektronika untuk pertahanan, baik darat, laut, maupun udara. Radar, Taktikal Radio, Combat
Management System (CMS) pada kapal perang, adalah beberapa produk andalan dalam
spektrum bisnis pertahanan.
 Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang telah terpasang diberbagai pelosok Indonesia.
 Broadcasting, selama lebih dari 30 tahun, dengan ratusan Pemancar TV dan Radio yang telah
terpasang di berbagai wilayah di Indonesia.
Len didirikan sejak tahun 1965 dengan nama LEN (Lembaga Elektroteknika Nasional).
Kemudian bertransformasi menjadi sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada tahun 1991.
Sejak saat itu Len bukan lagi merupakan kepanjangan dari Lembaga Elektroteknika Nasional
(LEN), tetapi telah menjadi sebuah entitas bisnis profesional dengan nama PT Len Industri
(Persero).

Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) merupakan salah satu sumber energi alternatif
yang sangat tepat digunakan di Indonesia yang dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan
bakar minyak. Len Industri telah merintis PLTS sejak tahun 1985 dan telah teraplikasikan di
berbagai daerah di Indonesia.

Perusahaan meningkatkan kapasitas produksi modul surya hingga 71 MWp per tahun dan
menawarkan PLTS Atap LenSOLAR yang dapat memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga
maupun perkantoran/industri. Langkah ini diyakini dapat mendukung Kebijakan Energi Nasional
untuk mencapai 6,5 GWp energi surya pada tahun 2025 mendatang–sesuai Perpres No. 79 tahun
2014.

LenSOLAR merupakan sistem Rooftop PV (photovoltaics) yang dipasang di atas atap perumah
maupun gedung perkantoran dan terhubung langsung dengan jaringan listrik regular
(operator). LenSOLAR menerapkan skema impor dan ekspor dengan mengoptimalkan
pemanfaatan energi dari panel surya (PV) sehingga dapat menghemat tagihan listrik per bulan.

Sebelumnya pada tahun 2015, kami juga telah membangun IPP (Independent Power Producer)
di Kupang dengan kapasitas sebesar 5 MWp sebagai proyek IPP pertama di Indonesia. Len Industri
sebagai manufaktur di bidang renewable energy, didukung anak perusahaan PT SEI (Surya Energi
Indotama) yang berperan sebagai EPC di bidang energi baru terbarukan.

Budaya Kerja PT Len Industri (Persero) adalah IICT PRO

Budaya IICT PRO terdiri dari nilai-nilai :

 Innovation
 Integrity
 Customer Oriented
 Team Work
 Professionalis
Definisi makna masing-masing nilai IICT PRO
Nilai Budaya Definisi Makna
1. Innovation Bersikap kreatif untuk terus berupaya menghasilkan produk
serta layanan yang lebih baik.
2. Integrity Keselarasan kata dan perbuatan, menghindari konflik kepentingan, selalu
mengutamakan kepentingan perusahaan, serta berperilaku sesuai dengan
etika, standar dan nilai-nilai yang berlaku dalam menjalankan aktifitas
pekerjaan.
3. Customer Oriented Setiap Insan Len mengenali pelanggannya, baik eksternal maupun internal,
berusaha memenuhi keinginannya dan mewujudkannya hingga
mendapatkan umpan balik positif.
4. Team Work Membangun dan memelihara kerja sama antar individu atau unit kerja untuk
mendukung tercapainya tujuan perusahaan.
5. Professionalism Bekerja dengan tanggung jawab, kompeten, dan berkomitmen untuk
memberikan hasil yang terbaik, dan melebihi harapan.
Tabel 1. Definisi makna masing-masing nilai IICT PRO

3.2 Perkembangan Energi Surya di Indonesia

Indonesia merupakan negara yang begitu besar yang memiliki banyak pulau pulau kecil
yang tersebar diseluruh nusantara.
Gambar 1. Realisasi Rasio Elektrifikasi Tahun 2018

Gambar 2. Target Realisasi Rasio Elektrifikasi Tahun 2019

Anda mungkin juga menyukai