Anda di halaman 1dari 14

Prinsip Komunikasi dengan Remaja

1. Menjaga kerahasiaan
 Lakukan konseling, anamnesis, maupun pemeriksaan di ruang yang pribadi dan tertutup dari pandangan orang lain
 Pastikan bahwa ketika berbicara mengenai hal yang sensitif/pribadi, tidak ada orang lain yang dapat mendengar
pembicaraan tersebut. Jika remaja ditemani oleh orang dewasa, saat mereka hadir, jelaskan pada pendamping dewasa yang
menemani bahwa Anda ingin menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan remaja tersebut. Dalam keadaan tertentu, Anda
mungkin akan memerlukan waktu khusus untuk berbicara hanya dengan klien remaja tersebut

 Tidak membahas rahasia remaja dengan rekan kerja ataupun pihak lain.

2. Membuat remaja merasa nyaman


 Ramah,
 Menghargai,
 Memperhatikan komunikasi non verbal (lihat kotak 1)
 Menggunakan tehnik komunikasi efektif (lihat hallaman berikut)
 Setiap kali hendak melakukan pemeriksaan atau prosedur/tindakan klinis, minta persetujuan (informed concent) dari remaja
dan jelaskan prosedur yang akan
dilakukan.
 Minta persetujuan remaja sebelum berbicara dengan keluarganya atau pihak lain

3. Jelas dan Mudah dipahami


 Gunakan bahasa sederhana yang mudah dipahami

KOTAK 1 - Komunikasi non-verbal

a. Sikap tubuh : Menjaga kepala sama tinggi dengan remaja, duduklah apabila dimunginkan.
b. Beri perhatian: Menghadap ke remaja dan menapatnya. (Catatan: kontak mata bisa memiliki beragam
arti dalam budaya yang berbeda-beda. Kadang, saat seseorang memandang ke arah lain, maka itu
berarti ia siap mendengarkan. Bila perlu, sesuaikan kontak mata dengan situasi.)
c. Tanpa Penghalang : Singkirkan meja atau buku catatan
d. Ketersediaan waktu : Buatlah remaja merasa bahwa kita punya waktu. Duduk dan berilah salam tanpa
terburu-buru CS Adolescence Health 1
e. Sentuhan : Sentuh remaja secara wajar, sesuai dengan kondisi. Contoh: menepuk-nepuk punggung saat
remaja menangis
Tehnik Komunikasi Efektif untuk REMAJA
1. Mulailah dengan masalah-masalah yang tidak berbahaya / tidak sensitive
Mulailah dengan wawancara klinis tentang masalah yang kurang sensitif dan tidak berbahaya. Mulailah dengan pertanyaan pembukaan
(seperti tentang keadaan di rumah remaja tersebut) sebelum topik yang lebih sensitif seperti kesehatan seksual dan reproduksi

2. Mengajukan pertanyaan terbuka


Untuk mulai berbincang dengan seorang remaja, atau untuk mencatat riwayat masalah atau kekhawatiran yang muncul pada remaja Penting
sekali untuk mengajukan pertanyaan dengan cara yang mendorong remaja untuk bicara dan memberi informasi pada kita. Cara ini mencegah
kita mengajukan terlalu banyak pertanyaan, dan memungkinkan kita mempelajari lebih banyak dalam waktu yang tersedia.
Pertanyaan terbuka biasanya sangat membantu. Untuk menjawab pertanyaan seperti ini, remaja harus memberi beberapa informasi.
Pertanyaan terbuka biasanya dimulai dengan “Bagaimana? Mengapa? Apa? Kapan? Di mana?” Misalnya, “Bagaimana perasaan kamu?”
“Mengapa menurut kamu demikian?” Pertanyaan tertutup biasanya kurang bermanfaat. Pertanyaan semacam ini memberitahu remaja
jawaban yang kita harapkan, dan ia dapat menjawabnya dengan “Ya” atau “Tidak”. Pertanyaan tertutup biasanya dimulai dengan kata
“Apakah kamu.......?” atau “Apakah waktu itu kamu?” atau “Sudahkah kamu?” atau “Apakah sekarang kamu?” Misalnya, “Apakah kamu
sudah berbicara dengan orang tua tentang masalah ini?” Bila remaja menjawab “Ya” terhadap pertanyaan tersebut, kita masih belum tahu
apakah dia telah bercerita tentang semua masalah dan kekhawatiran yang dihadapi. Kita bisa menjadi frustrasi, dan mengira remaja tidak
mau bicara, atau tidak berterus terang.
Kita perlu mengajukan pertanyaan untuk memulai sebuah percakapan. Untuk itu, pertanyaan terbuka yang bersifat umum seringkali berguna.
Pertanyaan seperti ini memberi remaja kesempatan untuk menyampaikan apa yang penting baginya. Misalnya: “Bagaimana keadaan kamu
sekarang?” “Tolong ceritakan tentang kekhawatiran kamu, ya.” Akan tetapi, kadang remaja hanya menjawab “Oh baik-baik saja, terima
kasih.” Jadi kita perlu mengajukan pertanyaan untuk melanjutkan percakapan. Untuk itu, pertanyaan yang lebih spesifik akan bermanfaat.
Misalnya: “Berapa usia kamu sekarang?” “Kamu tinggal dengan siapa saja?”

3. Gunakan orang ketiga (pertanyaan tidak langsung) bila mungkin.


Sebaiknya tanyakan aktivitas teman-temannya dari pada langsung menanyakan tentang aktivitasnya. Contohnya, dari pada bertanya langsung
kepada remaja, “Apakah kamu merokok?” Anda dapat menanyakan, “Apakah ada teman kamu yang merokok?” Jika remaja tersebut
menjawab, “Ya”, maka Anda dapat bertanya, “Menurut kamu bagaimana keputusan temanmu itu untuk merokok?” atau Apakah kamu
pernah bergabung dengan mereka?” Jika ia menjawab iya, baru menuju pertanyaan seperti, “Sudah berapa lama kamu merokok?” dan lain-
lain.

CS Adolescence Health 2
4. Menggunakan respon dan gerakan tubuh yang menunjukkan perhatian.
Bila kita ingin remaja melanjutkan percakapan, tunjukkan bahwa kita mendengarkan dan menaruh perhatian terhadap apa yang ia katakan.
Cara penting untuk menunjukkan bahwa kita mendengarkan dan menaruh perhatian adalah dengan isyarat, misalnya memandang padanya,
mengangguk dan tersenyum dengan respon sederhana, misalnya, mengatakan “Ooh”, “Mmm”

5. Hindari kata-kata yang menghakimi


‘Kata-kata yang menghakimi’ adalah kata-kata seperti: benar, salah, baik, buruk, bagus, cukup, tepat. Jika menggunakan kata-kata yang
menghakimi ketika bicara dengan remaja mengenai masalah dan kekhawatiran, terutama saat mengajukan pertanyaan, kita bisa membuat
remaja merasa dirinya salah, atau ada yang salah dengan dirinya. Contoh: Jangan mengatakan: “Apakah kamu makan dengan teratur?”
Sebagai gantinya, katakan: “Bagaimana pola makan kamu sehari-hari?”
Remaja dapat menggunakan kata-kata yang menghakimi. Kadang kita sendiri perlu menggunakannya; terutama kata-kata yang positif, yaitu
ketika sedang membangun percaya diri remaja. Tapi berlatihlah menghindari kata-kata tersebut sebanyak mungkin, kecuali ada alasan yang
sangat penting untuk menggunakannya.
Kita mungkin memperhatikan bahwa pertanyaan yang menghakimi seringkali berupa pertanyaan tertutup. Menggunakan pertanyaan terbuka
sering kali membantu menghindari penggunaan kata-kata yang menghakimi.

6. Kurangi stigma
Seorang remaja yang mengalami kehamilan tidak diinginkan atau infeksi menular seksual akan merasa malu atau minder. Anda dapat
mengurangi stigma disekitarnya dengan berkata kepada remaja, “Saya telah mengobati sejumlah anak muda yang memiliki masalah yang
sama dengan kamu”

7. Menerima apa yang remaja pikirkan dan rasakan dengan mengatakan kembali atau respon singkat
Kadang remaja memikirkan sesuatu yang kita tidak setuju – remaja mempunyai pemikiran yang keliru. Kita mungkin akan membuatnya
merasa bahwa ia keliru. Ini akan menurunkan kepercayaan dirinya. Bahkan mungkin ia tidak mau lagi bicara dengan kita. Jadi, penting untuk
tidak ’tidak setuju’ dengan remaja. Juga, penting untuk tidak ’setuju’ dengan suatu pemikiran yang keliru. Kita mungkin ingin menyarankan
sesuatu yang agak berbeda. Hal itu akan sulit dilakukan jika sebelumnya kita sudah tidak setuju dengannya. Lebih baik, terima saja apa yang ia
pikirkan atau rasakan. Menerima berarti memberi respon dengan cara yang netral, dan bukannya menyetujui atau tidak menyetujui.
Misalnya, jika remaja mengatakan, “Saya suka lemas dan kalau dikelas kadang tidak bisa konsentrasi,” Kita mungkin ingin bertanya: “Berapa
kali kamu makan dalam sehari?”. Namun jawabannya tidak berguna. Akan lebih bermanfaat mengulangi atau mengatakan kembali apa yang

CS Adolescence Health 3
remaja katakan. Ini menunjukkan bahwa kita mengerti, dan akan lebih besar kemungkinannya remaja bicara lebih banyak lagi. Paling baik
adalah mengucapkannya dengan cara yang agak berbeda, sehingga tidak terdengar seolah kita sedang ‘membeo’. Respons kita juga bisa lebih
Bila terus-menerus mengatakan kembali apa yang remaja katakan, bisa terdengar kurang sopan. Lebih baik padukan mengatakan kembali
dengan respon singkat. Contohnya: “Sungguh?” atau “Ooh!”, atau sebuah pertanyaan terbuka.

8. Berempati – menunjukkan kita paham perasaaan remaja


Bila remaja mengatakan sesuatu yang menunjukkan perasaannya, akan berguna sekali jika kita berespon dengan cara yang menunjukkan
bahwa kita mendengarkan apa yang ia ungkapkan, dan bahwa kita memahami perasaannya dari sudut pandangnya. Contohnya, jika remaja
mengatakan: “Saya suka tidak percaya diri jika bersama teman-teman saya karena saya pendek!”
Kita berespon terhadap apa yang ia rasakan, mungkin seperti ini: “kamu merasa diri tinggi kamu kurang dari teman-teman kamu?”
Butir kunci: Empati berbeda dengan simpati. Jika bersimpati, kita mengasihani seseorang, tapi melihatnya dari sudut pandang KITA. Jika
bersimpati, mungkin kita mengatakan: “Oh, saya mengerti perasaan kamu. Saya juga dulu termasuk remaja yang tidak tinggi”. Contoh:
“Berapa kali kamu makan dalam sehari? Apa saja yang kamu makan?” Tapi pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak membuat remaja merasa
kita memahaminya. Kita dapat mengatakan kembali apa yang remaja katakan tentang bayinya. Contoh: “Kamu merasa tidak percaya diri
karena tinggi kamu kurang?”. Tapi respon ini mengatakan kembali apa yang remaja katakan tentang tinggi badan, dan mengabaikan apa yang
remaja katakan mengenai perasaannya. Remaja merasa tidak percaya diri.
Jadi, empati lebih dari sekadar mengatakan kembali apa yang remaja katakan. Akan bermanfaat pula jika kita berempati terhadap perasaan
positif remaja. Empati tak sekedar menunjukkan bahwa kita mengerti perasaan negatif remaja. Terkadang, ketika kita mendiskusikan
perasaan remaja, mungkin ia akan bersikap emosional, misalnya menangis, dan kita perlu bersiap untuk memberi dukungan emosional
kepadanya.

9. Afirmasi (pemberian pujian)


Afirmasi adalah tindakan untuk mengenali dan mendukung upaya yang telah dilakukan remaja. Hal ini penting terutama dalam membantu
remaja untuk mengurangi atau menghentikan perilaku yang berisiko.
Contoh: ”Bagus. Pastilah sulit meninggalkan pesta itu tanpa minum minuman keras”atau ”Saya terkesan karena ternyata anda sanggup
menolak tawaran merokok bersama teman anda.” Pastikan kita berbicara dengan tulus dan tak dibuat-buat

CS Adolescence Health 4
10. Memberi sedikit informasi yang relevan
Remaja seringkali memerlukan informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan, kesehatan reproduksi dan lain-lain yang berhubungan
dengan masa remaja. Sangatlah penting untuk membagi pengetahuan kita dengan mereka. Mungkin penting juga untuk meluruskan
pemikiran yang keliru.
Akan tetapi sangat penting untuk memberi informasi yang relevan dengan kondisi remaja SEKARANG. Sampaikan hal-hal yang dapat ia
gunakan hari ini, bukan dalam beberapa minggu ke depan. Informasi harus relevan untuk remaja ini, bukan remaja secara umum. Mencoba
memberi remaja hanya satu atau dua informasi pada saat itu, terutama bila remaja sedang capek, dan sudah menerima banyak sekali
nasihat

Tahapan Konseling Untuk Remaja

Konseling merupakan proses interaktif antara tenaga kesehatan dan remaja serta keluarganya. Selama proses tersebut, tenaga
kesehatan mendorong remaja untuk saling bertukar informasi dan memberikan dukungan dalam perencanaan atau pengambilan
keputusan serta tindakan yang dapat meningkatkan kesehatan remaja. Konseling remaja umumnya tidak akan selesai dalam 1 kali
pertemuan. Untuk dapat membantu remaja seringkali kita memerlukan beberapa tahapan konseling, dengan pendekatan GATHER:

Greet (Salam)
 Sapa klien, persilahkan duduk
 Perkenalkan diri
 Yakinkan kerahasiaan dan privasi akan terjaga.
 Ciptakan suasana yang tenang dan tanpa gangguan selama wawancara.

A- Assess (Tanyakan)
 Tanyakan kepada klien apa yang dapat dilakukan untuknya
 Gali informasi pribadi
 Nilai situasi dan kondisi yang sedang dialami remaja, termasuk permasalahan dan juga sumber-sumber solusi yang dimiliki
remaja
Dalam kunjungan ulang tanyakan tentang:
 Apakah situasinya berubah ?

CS Adolescence Health 5
 Apakah ada kesulitan atau kekhawatiran lain?

T- Tell (Uraikan)

 Minta persetujuan klien sebelum memberikan informasi


 Diskusikan bahaya dan masalah yang timbul akibat perilaku atau kebiasaan remaja yang berisiko. Minta ijin klien sebelum
memberikan informasi tentang apa pun.
 Berikan informasi tentang pencegahan atau pengurangan/penghentian perilaku berisiko tersebut
 Tanggapi semua kekhawatiran dan pertanyaan klien.

H- Help (Bantu)

 Bantu klien mengambil keputusan tentang permasalahan yang dihadapinya


 Dorong mereka menentukan pilihan yang bisa diambil
 Diskusikan kemungkinan hasil masing-masing pilihan,
 bantu klien untuk membuat keputusan yang akan dilaksanakan.

E- Explain (Jelaskan)

 Kenali kemungkinan pilihan lain


 Jelaskan tanggung jawab klien terhadap perubahan yang dinginkan.
 Kenali sumber dukungan lain, termasuk komunitas pendukung, peralatan (contoh: kontrasepsi), termasuk pelayanan (contoh:
klinik PKPR, pengobatan IMS)
 Sediakan pelayanan atau peralatan yang diperlukan

R- Return Visit/Refer (Undang datang kembali)

 Jadwalkan kunjungan ulang, sebisa mungkin berikan jadwal kunjungan ulang secara tertulis dan informasikan kepada
pendamping remaja yang ada
 Rujuk untuk pelayanan lain bila diperlukan, upayakan proses pendampingan selama perujukan ini.
 Akhiri aktivitas dengan pesan positif, pujian dan ucapan terima kasih

CS Adolescence Health 6
PENILAIAN AWAL REMAJA DENGAN PENDEKATAN HEEADSSS

 Pendekatan HEEADSSS dilakukan untuk mendeteksi masalah yang remaja alami yang sering tidak diungkapkan oleh remaja bila tidak digali dengan baik.

 Pertanyaan-pertanyaan berikut bertujuan memandu tenaga kesehatan untuk bertanya pada remaja mengenai aspek-aspek penting yang dapat memunculkan
masalah psikososial pada remaja.

 Sangat dianjurkan untuk membina rapport (hubungan baik) terlebih dahulu pada remaja sebelum bertanya, menjamin kerahasiaan, mengatasi dulu masalah
klinis atau emergensi yang ada pada remaja, serta mengelaborasi hal yang dirasa perlu.

Jika Anda tidak memiliki cukup waktu untuk melakukan penilaian HEEADSSS secara lengkap, Anda dapat memprioritaskan beberapa bagian dari penilaian
HEEADSSS.

HEEADSSS adalah singkatan dari • Home (Rumah)

• Education (Pendidikan)

• Eating (Pola makan)

• Activity (Aktivitas)

• Drugs (Obat-obatan)

• Seksuality (Aktivitas seksual)

• Safety (Keselamatan)
CS Adolescence Health 7
• Suicide/Depresi (Bunuh diri/depresi)
PENDEKATAN HEADSSS PENILAIAN

MEMERIKSA KEMUNGKINAN REMAJA MEMILIKI MASALAH DI DALAM RUMAH (HOME)

Menggali keadaan di rumah terkait 3 hal utama:

Tingkat kenyamanan di rumah/tempat tinggal



Punya pihak pendukung (remaja merasa aman, bisa bicara secara terbuka serta meminta tolong pada orang tersebut) di

rumah/tempat tinggal
 Hal yang umumnya terjadi di rumah yang bisa menjadi “warisan” perilaku berisiko (kekerasan, penggunaan alkohol dan penggunaan
obat terlarang, dan seksualitas)
1 Alamat ?

2 Tinggal dengan siapa ? Keluarga inti (ayah, ibu, saudara kandung) Bersama pasang

Keluarga tidak inti (paman, tante, kakek, nenek atau lainnya) Bersama kakak

Sendiri Bersama sepupu

Bersama ayah / ibu / saudara tiri Bersama teman

Lainnya, sebutkan .......

3 Bila remaja tinggal bersama dengan Ayah sehari-hari bekerja di mana?


orang tua:
Kalau ibu sehari-hari aktivitasnya apa?

Biasanya dengan ortu ngobrol apa saja?


4 Lebih sering mana: di rumah sendirian atau selalu ada orang lain bersama kamu di rumah? Siapa yang paling sering bersama dengan kam
rumah?

5 Siapa orang yang paling mendukung apa yang kamu Nama:


mau atau kamu lakukan?
No Telepon/HP:

CS Adolescence Health 8
Hubungan dengan kamu:

6 Kamu punya kamar sendiri atau berbagi dengan


kakak/ adik

7 Apakah kamu tinggal berpindah-pindah? Ya / tidak  Dalam 3 tahun belakangan ini apakah kamu tinggal di tempat yang sama at
sering berpindah?
 Jika pindah, dalam 3 tahun belakangan ini berapa kali kamu berpindah?
1 kali 1-3 kali 4 – 6 kali Lebih dari

8 Menurut kamu, tinggal di rumah kamu itu seperti apa?

10 Menurut kamu ayah / ibu / kakak / adik / anggota


keluarga lain di rumah itu seperti apa masing-masing?

11 Apa pendapat ayah / ibu / kakak/ adik/ anggota keluarga lain tentang pengguaan alkohol?

12 Apa pendapat ayah / ibu / kakak / adik / anggota keluarga lain tentang rokok?

13 Apa pendapat ayah/ ibu / kakak/adik/ anggota keluarga lain tentang narkoba?

14 Apakah ada hal lain yang terjadi di rumah yang ingin kamu ceritakan kepada kami?

MEMERIKSA KEMUNGKINAN REMAJA MEMILIKI MASALAH DI YANG TERKAIT DENGAN PENDIDIKAN (EDUCATION) ATAU
PEKERJAAN (EMPLOYMENT)

Menggali keadaan di sekolah/tempat kerja terkait 3 hal utama:

 Tingkat kenyamanan di sekolah/tempat kerja


 Punya pihak pendukung (remaja merasa aman, bisa bicara secara terbuka serta meminta tolong pada orang ini) di sekolah/tempat
kerja
 Hal yang umumnya terjadi di sekolah/tempat kerja yang bisa menjadi “warisan” perilaku berisiko (kekerasan, penggunaan
alkohol, penggunaan obat terlarang, dan seksualitas)

CS Adolescence Health 9
1 Apa yang kamu sukai di sekolah atau tempat kamu melakukan kegiatan sehari-hari?

Apa yang kamu tidak sukai di sekolah atau tempat kamu melakukan kegiatan sehari-hari?

2 Biasanya kalau lagi ada masalah suka cerita dengan siapa di sekolah?

3 Bagaimana suasana di sekolah menurut kamu?

4 Dalam 30 hari terakhir, berapa hari kamu memutuskan untuk tidak datang ke sekolah atau tempat kerja yang bukan karena sakit (karena enggan, tidak ingin,

atau tidak merasa termotivasi), kenapa?

6 Bagaimana teman-teman kamu di sekolah menurut kamu?  Jika punya, bisa ceritakan tentang teman-teman kamu?
 Apa yang sering mereka lakukan untuk bersenang-senang?

7 Bagaimana guru-guru kamu di sekolah menurut kamu?

8 Apakah selama satu tahun ini kamu pernah pindah sekolah?

MEMERIKSA KEMUNGKINAN REMAJA MEMILIKI MASALAH DI YANG TERKAIT DENGAN POLA MAKAN (EATING)

1 Apa yang biasa kamu makan saat sarapan, makan siang dan makan malam?

2 Kadang-kadang bila sedang stres seseorang dapat makan berlebih atau justru tidak mau makan, bagaimana dengan kamu?

3 Menurut kamu, berat badan kamu saat ini bagaimana?

4 Adakah ada perubahan berat badan belakangan ini?

5 Apakah ada yang kamu suka dan kamu tidak suka pada tubuh mu?

6 Olahraga apa yang kamu lakukan?

7 Seberapa sering kamu berolahraga dalam seminggu?

CS Adolescence Health 10
MEMERIKSA KEMUNGKINAN REMAJA MEMILIKI MASALAH DI YANG TERKAIT DENGAN AKTIVITAS (ACTIVITY)

1 Apa yang kamu lakukan saat waktu luang?

2 Apa yang kamu lakukan untuk bersenang-senang?

3 Siapa teman dekatmu? (di sekolah/di luar sekolah?)

4 Selain dia, apa ada teman-teman lain yang cukup akrab?

5 Bagaimana hubungan kamu dengan teman-teman sebaya kamu?

6 Apakah pendapat teman-temanmu tentang kamu?

7 Apakah yang kamu sukai pada dirimu?

8 Berapa lama kamu menonton TV tiap malam?

9 Apakah musik favoritmu?

10 Apakah kamu bergabung dalam grup olah raga/hobi tertentu?

MEMERIKSA KEMUNGKINAN REMAJA MEMILIKI MASALAH DI YANG TERKAIT DENGAN OBAT-OBATAN (DRUGS)

1 Banyak remaja seusiamu sudah mulai mengenal rokok atau obat-obatan/alkohol, adakah teman-temanmu yang seperti itu?

2 Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu pernah mengonsumsi rokok/alkohol/obat-obatan (narkoba)?

Bila jawabannya tidak, langsung lanjutkan ke poin selanjutnya (seksualitas)

3 Berapa banyak kamu pakai dan seberapa sering?

4 Bagaimana cara menggunakannya?

CS Adolescence Health 11
5 Dari mana dana untuk membelinya?

6 Bagaimana efek rokok/narkoba pada kamu?

7 Apakah ada peningkatan pemakaian zat-zat tersebut akhir-akhir ini?

8 Apa yang kamu dan temanmu lakukan ketika kalian memakai zat-zat tersebut?

MEMERIKSA KEMUNGKINAN REMAJA MEMILIKI MASALAH DI YANG TERKAIT DENGAN AKTIVITAS SEKSUAL (SEXUALITY)

1 Biasanya remaja seusiamu sudah mulai tertarik dengan pacaran dan hubungan seksual, apakah teman-teman di sekitarmu ada yang sudah pacaran?
2 Menurut yang kamu sadari hingga saat ini, apakah kamu lebih tertarik dengan lawan jenis, sesama jenis, atau keduanya?
3 Apakah kamu pernah pacaran?

4 Apakah kamu pernah melakukan hubungan seksual sengan laki-laki/perempuan atau keduanya?

Bila jawabannya tidak, langsung lanjutkan ke poin selanjutnya (keamanan atau safety)

5 Ketika kamu berhubungan seksual, apakah kamu menggunaakan pengaman? (kondom atau kontrasepsi lainnya?)

6 Bagaimana pendapatmu tentang kontrasepsi dan pencegahan IMS?

7 Peyakit infeksi menular seksual apa yang kamu tahu ? Dari mana kamu tahu tentang hal itu? Bagaimana kalau kamu mengalaminya?

8 Menurut kamu, kalau seusia kamu hamil itu gimana? Teman-temanmu ada yang hamil di luar nikah? Kalau itu terjadi sama kamu gimana?

9 Bila kamu pernah berhubungan seksual, apakah kamu tertekan saat melakukan hubungan seksual?

10 Pacar / pasangan kamu soal hubungan seksual itu seperti apa sikapna?

11 Identifikasi mengenai kemungkinan remaja pernah menjadi korban kekerasan seksual

CS Adolescence Health 12
MEMERIKSA KEMUNGKINAN REMAJA MEMILIKI MASALAH DI YANG TERKAIT DENGAN BUNUH DIRI/DEPRESI
(SUICIDE/DEPRESSION)
MEMERIKSA KEMUNGKINAN REMAJA MEMILIKI MASALAH DI YANG TERKAIT DENGAN KESELAMATAN (SAFETY)

1 Di mana tempat / lokasi / komunitas yang menurut kamu paling aman buat kamu?
1 Terkadang saat sedang sedih, seorang bisa merasakan ingin melukai diri, bahkan melakukan perbuatan bunuh diri, apakah kamu pernah merasakannya?
2 DI mana tempat / lokasi / komunitas yang menurut kamu paling tidak aman buat kamu?
2 Apakah kamu pernah melakukan tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri (melukai diri, membakar atau membuat dirimu dalam situasi yang tidak aman, termasuk
3 hubungan seksual
Biasanya apa yangyang
kamutidak amansupaya
lakukan atau tindakan bunuh
kamu tetap diri)?
aman?

34 Teman-teman
Bila kamu ada
nomor 2 dijawab yang
tidak, apasudah
yangmengendarai kendaraan
dapat mencegahmu sendiri?
untuk Menurut
melakukan kamu bagaimana? Kamu sendiri bagaimana?
hal tersebut?

4 Apa yang kamu lakukan saat kamu sedih, marah dan terluka?

5 Apakah kamu merasa sedih atau putus asa yang berlebihan?

 Bila ya, sudah berapa lama kamu alami?


6 Apakah kamu pernah merasa hilang ketertarikan terhadap sesuatu yang kamu suka?

7 Kalau dihitung dengan skala 1 s/d 10 (1 untuk menggambarkan perasaan sangat sedih dan 10 untuk perasaan sangat gembira), saat ini perasaan kamu berada di skala m

8 Seberapa sering kamu merasa sedih?

9 Siapa yang biasanya kamu ajak bicara ketika kamu sedang sedih?

10 Apakah kamu memiliki masalah tidur (sulit tidur atau sering terbangun ketika tertidur atau sering mengalami mimpi buruk)?

11 Apakah kamu pernah merasakan cemas, gugup atau stress? Misalnya pada suasana keramaian?

12 Pernahkah kamu merasakan dirimu sangat bersemangat? Apakah kamu pernah merasa dirimu bisa merubah dunia?

CS Adolescence Health 13
CS Adolescence Health 14

Anda mungkin juga menyukai