PEMUKIMAN KEMBALI
(LARAP)
PELABUHAN PATIMBAN,
KABUPATEN SUBANG
Desember 2016
DAFTAR ISI
3.2 Pedoman JICA Dalam Permukiman Kembali Dengan Tidak Sukarela .............. 17
i
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
4.3 Kondisi Umum Pemilik Lahan dan Penggarap di Backup Area ...................... 84
4.3.1 Jumlah Pemilik dan Penggarap di Sepanjang Pantai
Patimban ......................................................................................85
4.3.2 Kepemilikan Lahan di lokasi lain ......................................................87
4.3.3 Karakteristik Penggarap Tambak .....................................................87
4.3.4 Jenis Komoditi ...............................................................................88
ii
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
4.6 Aset Tanah Terkena Dampak Jalan Akses (Access Road) Di Setiap
Desa........................................................................................................ 96
4.6.1 Desa Gempol ................................................................................96
4.7 Aset Pohon dan Tanaman Terkena Dampak Jalan Akses (Access
Road) .................................................................................................... 117
4.7.1 Pohon dan Tanaman Terkena Dampak Proyek ............................... 117
4.8 Aset Lain Terkena Dampak Jalan Akses (Access Road) ............................... 122
5.1 Pihak yang Berhak dan Tanggal Batas Waktu ............................................ 123
iii
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
5.6 Strategi Untuk Membantu Rumah Tangga Rentan Lainnya ......................... 145
6.3 Kondisi Kepala Rumah Tangga Terkena Dampak (Backup Area) dan
Jalan Akses (Access Road) ...................................................................... 146
6.3.1 Jumlah Unit Terkena Proyek (UTP) dan Warga Terkena
Dampak (WTD) ........................................................................... 146
iv
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
v
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
6.8 Persepsi Tentang Proyek dan Kesediaan untuk Relokasi ............................. 195
7.5. Analisis Identifikasi Dampak Kegiatan Pengadaan Tanah bagi RTD ............. 211
vi
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
vii
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
DAFTAR TABEL
Tabel 4-1. Luas Back Up Area Setiap Blok (diluar PT. ****) ....................................... 25
Tabel 4-2. Luas Tanah Per Blok yang Dimiliki Masyarakat dan Swasta ......................... 27
Tabel 4-3. Luas Tanah Per Blok yang Dimiliki Pemerintah ........................................... 27
Tabel 4-5. Luas Areal per Desa Milik Masyarakat yang Diinventarisasi .......................... 30
Tabel 4-6. Luas Areal Per Desa Milik Pemerintah yang Diinventarisasi .......................... 30
Tabel 4-8. Luas Areal Per Desa Milik Masyarakat Terkena Dampak .............................. 32
Tabel 4-9. Luas Areal Per Desa Milik Pemerintah Terkena Dampak .............................. 32
Tabel 4.10. Pemilik Lahan dan Sisa Lahan Terkena Dampak Kurang dari Sepuluh
Persen .................................................................................................. 33
Tabel 4-11. Jumlah Persil Tanah Milik Masyarakat dan Jumlah Pemilik Tanah ................. 33
Tabel 4-12. Jumlah Persil Tanah dan Pemilik Tanah Per Desa yang
Diinterventarisasi ..................................................................................... 34
Tabel 4-14. Bukti Surat/Penguasaan Lahan Terkena Proyek (Pemilik dan Pemilik
sekaligus Penggarap) ............................................................................. 36
viii
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-26. Luas Penggunaan Lahan Milik Masyarakat dan Pemerintah yang
Diinventariasasi ..................................................................................... 43
Tabel 4-27. Luas Penggunaan Lahan Per Desa yang Diinventarisasi .............................. 44
Tabel 4-29. Rincian Jumlah Bangunan dan Luas Bangunan di Wilayah Back Up
Area ..................................................................................................... 45
Tabel 4-30. Jenis/Penggunaan Bangunan .................................................................. 48
Tabel 4-38. Nama Pemilik dan Penggarap Serta Luas Aset Bangunan yang
Diinventarisasi ...................................................................................... 53
Tabel 4.39. Jumlah dan Luas Bangunan Terkena Dampak di Jalan Akses (Access
Road) .................................................................................................. 54
Tabel 4.40. Nama Pemilik/Penggarap dan Jumlah Serta Luas Bangunan Terkena
Dampak Sebagian ................................................................................. 56
ix
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-66. Pemilik dan Luas Tanah Milik Masyarakat di Blok 19 .................................. 78
Tabel 4-70. Pemilik dan Luas Lahan Milik Masyarakat di Blok 20 ................................... 83
Tabel 4.73 Jumlah Pemilik dan Penggarap Lahan di Lokasi Proyek Pelabuhan
Patimban .............................................................................................. 85
Tabel 4.74. Luas Bangunan di Pesisir Pantai Patimban yang Digunakan untuk
Usaha Dagang ...................................................................................... 86
Tabel 4.75. Nama Pemilik Tanah dan Penggarap Tambak Di Setiap Blok ....................... 88
Tabel 4-78. Jumlah Tanaman Semusim yang Terkena Dampak Proyek .......................... 90
Tabel 4-79. Luas Area Tanaman Semusim yang Terkena Dampak Proyek ...................... 91
x
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-81. Hasil Panen Dalam 1 Kali Musim Tanam (Kg/m2) ....................................... 91
Tabel 4-84. Jumlah Tanaman Kayu yang terkena Dampak per Kategori Usia .................. 93
Tabel 4-86. Jumlah Tanaman Buah yang terkena Dampak per Kategori Usia .................. 93
Tabel 4-87. Jumlah Produksi per Pohon dalam 1 kali panen (dalam kg) per
Kategori Usia Pohon .............................................................................. 94
Tabel 4-88. Jumlah Panen Selama Satu Tahun per Kategori Usia Pohon ........................ 94
Tabel 4-89. Harga Jual per Kg Dalam Satu Kali Panen ................................................. 95
Tabel 4-92. Luas Penggunaan lahan yang Diinventariasasi di Desa Gempol .................... 98
Tabel 4-94. Luas Penggunaan Lahan Milik Pemerintah Terkena Dampak Di Desa
Gampol ................................................................................................ 98
Tabel 4-95. Pemilik dan Luas Lahan Milik Masyarakat yang Diinventarisasi di Desa
Gempol ................................................................................................ 99
Tabel 4-96. Pemilik dan Luas Lahan Milik Pemerintah yang Diinventarisasi di
Desa Gempol ...................................................................................... 100
Tabel 4-97. Pemilik dan Luas Lahan Milik Masyarakat Terkena Dampak di Desa
Gempol .............................................................................................. 101
Tabel 4-98. Pemilik dan Luas Lahan Milik Pemerintah Terkena Dampak di Desa
Gempol .............................................................................................. 102
Tabel 4-99. Luas penggunaan lahan yang diiinventariasasi di Desa Kalentambo ............ 103
Tabel 4-100. Luas Penggunaan Lahan Terkena Dampak di Desa Kalentambo ................. 104
Tabel 4-101. Pemilik dan Luas Lahan Milik Masyarakat yang Diinventariasasi di
Desa Kalentambo ................................................................................ 104
Tabel 4-102. Pemilik dan Luas Lahan Milik Masyarakat Terkena Dampak di Desa
Kalentambo 105
Tabel 4-103. Luas Penggunaan Lahan yang Diinventariasasi di Desa Kotasari ................ 107
xi
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-104. Luas Penggunaan Lahan Milik Masyarakat Terkena Dampak ...................... 107
Tabel 4-105. Luas Penggunaan Lahan Milik Pemerintah Terkena Dampak ...................... 107
Tabel 4-106. Pemilik dan Luas Lahan Milik Masyarakat di Desa Kotasari yang
Diinventarisasi .................................................................................... 108
Tabel 4-107. Pemilik dan Luas Milik Pemerintah di Desa Kotasari yang
Diinventarisasi .................................................................................... 109
Tabel 4-108. Pemilik dan Luas Lahan Milik Masyarakat di Desa Kotasari Terkena
Dampak ............................................................................................. 109
Tabel 4-109. Pemilik dan Luas Lahan Milik Pemerintah di Desa Kotasari yang
Terkena Dampak ................................................................................. 109
Tabel 4-110. Luas Penggunaan Lahan yang Diiinventariasasi di Desa Pusakajaya ........... 111
Tabel 4-113. Pemilik dan Luas Lahan Miliki Masyarakat di Desa Pusakajaya yang
Diinventarisasi .................................................................................... 112
Tabel 4-114. Pemilik dan Luas Lahan Milik Pemerintah di Desa Pusakajaya yang
Diinventarisasi .................................................................................... 112
Tabel 4-115. Pemilik dan Luas Lahan Milik Masyarakat di Desa Pusakajaya
Terkena Dampak ................................................................................. 112
Tabel 4-116. Pemilik dan Luas Lahan Milik Pemerintah di Desa Pusakajaya Terkena
Dampak ............................................................................................. 112
Tabel 4-117. Luas Penggunaan Lahan yang diiinventariasasi di Desa Pusakaratu ............ 114
Tabel 4-120. Pemilik dan Luas Lahan Miliki Masyarakat di Desa Pusakaratu yang
Diinventarisasi .................................................................................... 115
Tabel 4-121. Pemilik dan Luas Lahan Milik Pemerintah di Desa Pusakaratu yang
Diinventarisasi .................................................................................... 115
Tabel 4-122. Pemilik dan Luas Lahan Milik Masyarakat di Desa Pusakaratu
Terkena Dampak ................................................................................. 116
Tabel 4-123. Pemilik dan Luas Lahan Milik Pemerintah di Desa Pusakaratu Terkena
Dampak ............................................................................................. 116
Tabel 4-124. Jumlah dan persentase tanaman yang terkena dampak .............................. 117
Tabel 4-125. Jumlah Tanaman Semusim yang Terkena Dampak Proyek ........................ 117
xii
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-126. Luas Area Tanaman Semusim yang Terkena Dampak Proyek .................... 118
Tabel 4-128. Hasil Panen Dalam 1 Kali Musim Tanam (Kg/m2) ..................................... 119
Tabel 4-130. Jumlah Tanaman Kayu yang Terkena Dampak ........................................ 120
Tabel 4-131. Jumlah Tanaman Kayu yang terkena Dampak per Kategori Usia ................ 120
Tabel 4-133. Jumlah Panen Selama Satu Tahun per Kategori Usia Pohon ...................... 121
Tabel 4-134. Harga Jual per Kg Dalam Satu Kali Panen ............................................... 122
Tabel 5.2. Skema Pendekatan Penilaian pada Rencana Pengendalian Banjir Way
Ruhu ................................................................................................. 139
Tabel 6-1. Jumlah Penduduk, Ratio Jenis Kelamin dan Kepadatan Penduduk
Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Pusakanagara Tahun 2015 ......... 146
Table 6-2. Jumlah Unit Terkena Dampak (UTD) dan Warga Terkena Dampak
(WTD) di Backup Area ......................................................................... 147
Table 6-3. Jumlah Unit Terkena Dampak (UTD) dan Warga Terkena Dampak
(WTD) di Jalan Akses ........................................................................... 148
Table 6-4. Total Rumah Tangga Terkena Dampak dan Warga Terkena Dampak
yang Harus Direlokasi di Backup Area dan Access Road Area ..................... 149
Tabel 6-7. Usia Kepala Keluarga di Wilayah Jalan Akses (Access Road) ...................... 150
Tabel 6-8. Jenis Kelamin Kepala Keluarga di Wilayah Back Up Area ........................... 151
Tabel 6-9. Jenis Kelamin Kepala Keluarga di Wilayah Access Road ............................ 151
Tabel 6-10. Status Perkawinan Kepala Keluarga di Wilayah Back Up Area .................... 152
Tabel 6-11. Status Perkawinan Kepala Keluarga di Wilayah Access Road ...................... 152
Tabel 6-12. Lama Tinggal Kepala Keluarga di Wilayah Back Up Area ........................... 153
Tabel 6-13. Lama Tinggal Kepala Keluarga di Wilayah Access Road ............................. 153
Tabel 6-14. Asal Suku/Adat Kepala Keluarga di Wilayah Back Up Area ......................... 154
Tabel 6-15. Asal Suku/Adat Kepala Keluarga di Wilayah Access Road .......................... 155
xiii
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 6-16. Agama Kepala Keluarga di Wilayah Back-Up Area .................................... 155
Tabel 6-17. Agama Kepala Keluarga di Wilayah Access Road ...................................... 156
Tabel 6-18. Status Pendidikan Kepala Keluarga di Wilayah Back Up Area ..................... 156
Tabel 6-19. Status Pendidikan Kepala Keluarga di Wilayah Access Road ...................... 157
Tabel 6-20. Kondisi Fisik Kepala Keluarga di Wilayah Back Up Area ............................. 157
Tabel 6-21. Kondisi Fisik Kepala Keluarga di Wilayah Access Road .............................. 158
Tabel 6-22. Status Kepemilikan Aset Utama di Wilayah Back Up Area .......................... 158
Tabel 6-23. Status Kepemilikan Aset Utama di Wilayah Access Road ........................... 159
Tabel 6-24. Pekerjaan Kepala Keluarga di Wilayah Back Up Area ................................ 159
Tabel 6-25. Pekerjaan Kepala Keluarga di Wilayah Access Road ................................. 160
Tabel 6-26. Pekerjaan Sampingan Responden di Wilayah Back Up Area ....................... 160
Tabel 6-27. Pekerjaan Sampingan Responden di Wilayah Access Road ........................ 161
Tabel 6-28. Jarak Rumah ke Tempat Pekerjaan di Wilayah Back Up Area ..................... 161
Tabel 6-29. Jarak Rumah ke Tempat Pekerjaan di Wilayah Access Road ...................... 162
Tabel 6-30. Rentang Pendapatan Kepala Keluarga Per Bulan di Wilayah Back Up
Area .................................................................................................. 162
Tabel 6-31. Rentang Pendapatan Kepala Keluarga Per Bulan di Wilayah Access
Road ..................................................................................................... 163
Tabel 6-32. Jumlah Pengeluaran Konsumsi Bulanan di Wilayah Back Up Area ............... 164
Tabel 6-33. Jumlah Pengeluaran Konsumsi Bulanan di Wilayah Access Road ................ 164
Tabel 6-35. Kepemilikan Barang Elektronik di Wilayah Back Up Area ........................... 166
Tabel 6-36. Kepemilikan Barang Elektronik di Wilayah Access Road ............................. 166
Tabel 6-37. Kepemilikan Alat Transportasi di Wilayah Back Up Area ............................ 167
Tabel 6-38. Kepemilikan Alat Transportasi di Wilayah Access Road ............................. 167
Tabel 6-39. Jumlah Keluarga dengan Usaha Sawah di Wilayah Back Up Area ............... 168
Tabel 6-40. Jumlah Keluarga dengan Usaha Tambak di Wilayah Back Up Area ............. 169
xiv
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 6-51. Sumber Air Masak dan Minum di Wilayah Access Road ............................. 174
Tabel 6-52. Sumber Air Untuk Mandi dan Mencuci di Wilayah Back Up Area ................. 175
Tabel 6-53. Sumber Air Untuk Mandi dan Mencuci di Wilayah Access Road .................. 175
Tabel 6-54. Tempat Buang Air Besar Keluarga di Wilayah Back Up Area ...................... 176
Tabel 6-55. Tempat Buang Air Besar Keluarga di Wilayah Access Road ........................ 176
Tabel 6-56. Tempat Untuk Mandi di Wilayah Back Up Area ........................................ 177
Tabel 6-57. Tempat Untuk Mandi di Wilayah Access Road .......................................... 177
Tabel 6-58. Tempat Membuang Sampah di Wilayah Back Up Area .............................. 178
Tabel 6-59. Tempat Membuang Sampah di Wilayah Access Road ................................ 179
Tabel 6-60. Penyakit yang Diderita Dalam 1 Bulan Terakhir di Wilayah Back Up
Area ..................................................................................................... 179
Tabel 6-61. Penyakit yang Diderita Dalam 1 Bulan Terakhir di Wilayah Access
Road ..................................................................................................... 180
Tabel 6-62. Tempat Berobat yang Paling Sering Dikunjungi di Wilayah Back Up
Area ..................................................................................................... 180
Tabel 6-63. Tempat Berobat yang Paling Sering Dikunjungi di Wilayah Access
Road ..................................................................................................... 181
Tabel 6-64. Persepsi Mengenai Bantuan Kesehatan Dari Pemerintah di Wilayah
Back Up Area ...................................................................................... 181
Tabel 6-65. Persepsi Mengenai Bantuan Kesehatan Dari Pemerintah di Wilayah
Access Road ....................................................................................... 182
Tabel 6-66. Tahun Pertama Kali Beroperasi Usaha Warung/Restoran/Café ................... 182
xv
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 6-70. Durasi Beroperasi Dalam 1 Bulan Usaha Warung/Restoran/Café ................ 185
Tabel 6-71. Jumlah Pelanggan Dalam 1 Hari Usaha Warung/Restoran/Café .................. 185
Tabel 6-87. Rentang Pendapatan Kepala Keluarga Penggarap Per Bulan ...................... 195
Tabel 6-88. Pengetahuan Mengenai Rencana Proyek di Wilayah Back Up Area ............. 196
Tabel 6-89. Pengetahuan Mengenai Rencana Proyek di Wilayah Access Road ............... 196
Tabel 6-92. Alternatif Lahan Untuk Pindah di Wilayah Back Up Area ............................ 197
Tabel 6-93. Alternatif Lahan Untuk Pindah di Wilayah Access Road ............................. 198
Tabel 6-94. Pengaruh Proyek Terhadap Usaha di Wilayah Back Up Area ...................... 198
Tabel 6-95. Pengaruh Proyek Terhadap Usaha di Wilayah Access Road ....................... 199
xvi
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 6-99. Alasan Tidak Berpengaruh Mengenai Rencana Proyek (Access Road).......... 202
Tabel 6-100. Persepsi Terhadap Rencana Proyek di Wilayah Back Up Area .................... 203
Tabel 6-101. Pendapat Mengenai Rencana Proyek (Access Road) ................................. 203
Tabel 6-104. Alasan Tidak Setuju Mengenai Rencana Proyek (Access Road) .................. 207
Tabel 6-107. Jumlah Kapal Nelayan Berdasarkan Alat Tangkap .................................... 208
Tabel 6-108. Biaya dan Pendapatan Tahunan Rata-rata Nelayan (Rp/tahun) .................. 209
Tabel 7-1. Analisis Identifikasi Dampak Kegiatan Pengadaan Tanah di Patimban ......... 212
Table 7-4. Program Pemulihan Mata Pencaharian yang Dibutuhkan Para Nelayan ....... 214
Table 12-1. Gambaran Waktu Pelaksanaan Kegiatan Pengadaan Tanah ....................... 287
Tabel 12-2. Jangka Waktu Program Pemulihan Mata Pencaharian(LRP) ........................ 289
xvii
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4-2. Peta Persil Lahan yang Diinventarisasi untuk Access Road .......................... 29
Gambar 4.5. Lokasi Bangunan Terkena Sebagian di Wilayah Jalan Akses (Access
Road) .................................................................................................. 55
Gambar 4-6. Peta Back Up Area di Blok 15 ................................................................. 60
Gambar 4-7. Bangunan Semi Permanen dari Photo Udara di Blok 15 .............................. 63
Gambar 4-11. Banguna Peternakan Ayam dari Photo Udara di Blok 17 .............................. 71
Gambar 4-15. Kondisi Umum Bangunan Semi Permanen di Sepanjang Pesisir Pantai
Patimban .............................................................................................. 79
Gambar 6-1. Masalah Pengambilan Keputusan Perempuan di Wilayah Jalan Akses.......... 173
xviii
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
xix
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
ARTI SINGKATAN
AA Appraisal Agency/Lembaga Penilai
ADB Asian Development Bank/Bank Pembangunan Asia
APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
BAL Basic Agrarian Law/Undang-Undang Pokok Agraria
BAPPEDA Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
BPD Badan Permusyawaratan Desa
BPL Below the Poverty Line/Di Bawah Garis Kemiskinan
BPN Badan Pertanahan Nasional
BPTP Badan Pengkajian Teknologi Pertanian
BUMDES Badan Usaha Milik Desa
BWS Balai Wilayah Sungai
CBE Commercial and Business Enterprises
CBFRM Community-based flood risk management
COI Corridor of Impact/Koridor Dampak
CWZ Construction Working Zone/Zona Pekerjaan Konstruksi
DED Detailed Engineering Design/Rancangan Rinci Konstruksi
DGST Directorate General of Sea Transport
DGWR Directorate General of Water Resources/ Ditjen SDA
DMS Detailed Measurment Survey/Survei Pengukuran Terinci
DP Displaced Person/Orang Yang Dipindahkan
EA Executing Agency/Institusi PenanggungJawab
EIA Environmental Impact Assessment/ AMDAL
EMA External Moniring Agency/Institusi Pengawas Eksternal
FMSRBSP Flood Management in Selected River Basins Sector Project
GOI Government of Indonesia/Pemerintah Indonesia
HH Household/Rumah Tangga
HUP HargaUmum Pasar
IA Implementation Agency/Institusi Pelaksana
ICWRMP Investment of Citarum Water Resources Management
Program/Program Investasi Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu
Wilayah Sungai Citarum
IEC Information of Education Central/ Pusat InformasiPendidikan,
IFM Integrated Flood Management/Pengelolaan Banjir Terpadu
IOL Inventory of Losses/Inventarisasi kerugian
IP Indigenous People/Masyarakat adat
IR Involuntary Resettelement/PermukimanKembali Tidak secara
Sukarela
JICA Japan International Cooperation Agency
KEPI Kode Etik Penilai Indonesia
xx
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Km Kilometer
LA Land Acquisition/Pengadaan Tanah
LARAP Land Acquisition and Resettlement Action Plan/Rencana
PengadaanTanah dan PermukimanKembali
LRP Livelihood Restoration Program/Program Pemulihan Penghidupan
MAPPI Masyarakat Profesi Penilai Indonesia
MFF Multitranche Financing Facility/Fasilitas Pendanaan Multitahap
MOA Ministry of Agriculture/Kementerian Pertanian
MOHA Ministry of Home Affairs/Kementerian Dalam Negeri
MP3EI Acceleration and Expansion of Indonesian Economic Development
NJOP Nilai Jual Objek Pajak
NTP Notice To Proceed/Surat Perintah Mulai Kerja
BPHTB Biaya Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
PCMC Project Coordination Monitoring Committee/Komite Pengawasan
Koordinasi Proyek Daerah
PIB Public Information Booklet/Buklet Informasi Proyek
PIC Project ImplementationConsultant/Konsultan Pelaksana Proyek
PIU Project Implementation Unit/Satuan Pelaksana Proyek
PLN Perusahaan Listrik Negara
PNBP Pendapatan Negara Bukan Pajak
PPAT Pejabat Pembuat Akta Tanah
RAPBD Rancana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
RCS Replacement Cost Study/Studi Biaya Penggantian
RIP Rencana Induk Pembangunan
RTD Rumah Tangga Terkena Dampak
RWG Resettlement Working Group/Kelompok Kerja PermukimanKembali
SES Socio Economic Survey/Survei Sosial Ekonomi
SOE State Owned Enterprise/Badan Usaha Milik Negara
SP2LP Surat Persetujuan Penentuan Lokasi Proyek
SPI Standar Penilaian Indonesia
SPS Safeguard Policy Statement/Pernyataan KebijakanPerlindungan
SPPT Surat Pemberitahuan PajakTerhutang
TOR Term Of Reference/Kerangka Acuan
TPPT Tim Pelaksanaan Pengadaan Tanah
ULCS Ultra-Large Container Ships
WB World Bank/Bank Dunia
WS Wilayah Sungai
WTP Warga Terkena Dampak Proyek
xxi
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
MAKNA ISTILAH
Penduduk Terkena Mengacu pada seorang atau sekelompok orang, masyarakat
Dampak/Pihak yang adat,institusi swasta atau pemerintah yangterpindahkan secara
Berhak fisik (relokasi, kehilangan tanahpermukiman, atau kehilangan
tempat tinggal) dan/atau terpindahkan secara ekonomi
(kehilangan tanah aset, akses pada aset, sumber penghasilan,
atau mata pencaharian) yang diakibatkan oleh i) pengadaantanah;
ii) pembatasan atas penggunaan tanah atau atas akses ke taman
dan kawasan lindung yang ditetapkan secara hukum. Penduduk
terkena dampak ini adalah pihak-pihak yang menguasai atau
memiliki objek pengadaan tanah.
Biaya Pengganti atau Sejumlah uang dalam bentuk tunai atau barang yang diberikan
Kompensasi untuk mengganti aset dalam kondisi yang ada, tanpa
memperhitungkan biaya transaksi atau depresiasi, sebesar nilai
pasar, atau nilai setara terdekat yang berlaku, pada saat
pembayaran kompensasi.
Zona Pekerjaan Zona Kerja Konstruksi (CWZ) adalah area tertentu yang ditetapkan
Konstruksi selama rancangan rinci dan secara jelas diidentifikasi di dalam
pemutakhiran Rencana PengadaanTanah dan PermukimanKembali
(LARP) yang akan membagitapak proyek dalam bentuk hamparan
yang mudah bagi pelaksanaan konstruksi.
Koridor Dampak Area yang terkena dampak pekerjaan sipil dalam pelaksanaan
semua sub-proyek ICWRMIP (ProgramPengelolaanSumber Daya
Air Terpadu Wilayah Sungai Ciatrum). Koridor dampak sangat
penting dalam dua hal, yakni: (a) Secara hukum adalah area
dimana rumah tangga yang terkena dampak berhak untuk
mendapatkanganti kerugiandan langkah-langkah lain atas
hilangnya tanah, bangunandan pekerjaan serta penghidupan dan
(b) Secara operasional merupakan batas-batas area/daerah yang
disetujui untuk pelaksanaan kegiatan pembangunan.
xxii
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tanggal Batas Waktu Tanggal batas waktu kelayakan untuk keberhakan proyek
bertepatan dengan tanggal ketika Tim Pelaksana Pembebasan
Lahan mempublikasikan hasil survei pengukuran terinci di tempat-
tempat umum, misalnya, kantor desa.
Survei pengukuran Dengan menggunakan gambar desain rinci, survei ini melibatkan
Terinci finalisasi dan/atau validasi hasil inventaris kerugian, keparahan
dampak, daftar penduduk yang terkena dampak/dipindahkan
yang dibuat pada tahap penyusunan Rencana PengadaanTanah
dan PermukimanKembali (Land Acquistion and Ressettlement
Plan/LARP). Biaya akhir pengadaan tanah dan
permukimankembali akan ditentukan setelah survei Pengukuran
terinci (Detail Mesurement Survey/DMS). Pemutakhiran akan
dilakukan selama tahap pelaksanaan pengadaantanah, dilakukan
oleh tim pengadaantanah yang dipimpin oleh Badan Pertanahan
Nasional/Kantor Pertanahan.
Pihak yang Berhak Pihak yang menguasai atau memiliki objek pengadaan tanah
xxiii
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Indikator Dampak Pengaruh yang ditimbulkan dari manfaat yang diperoleh dari hasil
kegiatan. Indikator dampak baru dapat diketahui dalam jangka
waktu menengah dan panjang. Indikator dampak menunjukkan
dasar pemikiran kenapa kegiatan dilaksanakan, menggambarkan
aspek makro pelaksanaan kegiatan, tujuan kegiatan baik secara
sektoral maupun dalam konteks yang lebih luas / relevan.
Inventarisasi Kerugian Daftar aset sebagai catatan awal aset yang terkena dampak atau
hilang selama persiapan LARP (Rencana PengadaanTanah dan
PermukimanKembali) dimana semua aset tetap (seperti, tanah
yang digunakan untuk permukiman, dagang, pertanian, satuan
huni, warung dan toko; struktur sekunder seperti pagar, makam,
sumur, tanaman pangan dan pohon hidup yang memiliki nilai
komersial; dll.) dan sumber penghasilan serta penghidupan di
dalam area koridor dampak diidentifikasi, diukur,diidentifikasi
pemiliknya, ditetapkan letaknya secara akurat, dan dihitung biaya
penggantiannya. Tingkat keparahan dampak atas aset dan tingkat
keparahan dampak pada mata pencaharian dan kapasitas
produktif dari penduduk terkena dampak/pihak yang berhak juga
ditentukan.
xxiv
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Objek Pengadaan Tanah, ruang atas tanah dan bawah tanah, bangunan,
Tanah tanaman, benda lainyang berkaitan dengan tanah, atau kerugian
lainnya yang dapat dinilai
Bantuan Relokasi Bantuan yang diberikan pada orang yang dipindahkan secara fisik
karena sebuah proyek. Bantuan termasuk transportasi, bantuan
transisi (makanan, tempat penampungan, pelayanan sosial) yang
diberikan pada penduduk yang dipindahkan sehubungan dengan
perpindahan mereka.
Biaya Pengganti Sejumlah uang dalam bentuk tunai atau bahan yang dibutuhkan
untuk mengganti aset dalam kondisi yang ada, tanpa
memperhitungkan biaya transaksi atau depresiasi, sebesar nilai
pasar, atau nilai setara terdekat yang berlaku, pada saat
pembayaran kompensasi.
Permukiman Kembali Pemindahan penduduk bukan atas kehendak sendiri atau secara
tidak sukarela, dari rumah, aset, mata pencaharian dan
penghidupan mereka yang berada di dalam koridor dampak
proyek.
xxv
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
RINGKASAN EKSEKUTIF
Penentuan lokasi baru pelabuhan pengganti Cilamaya telah dilakukan melalui studi Pra-FS
dan FS Pembangunan Pelabuhan Baru di Pantai Utara Jawa Barat pada Tahun 2015 melalui
anggaran Kementerian Perhubungan. Berdasarkan hasil kajian dalam dokumen pra studi
kelayakan (Pra-FS) Pelabuhan Pantai Utara Jawa Barat, telah dihasilkan rekomendasi usulan
lokasi mengacu pada penilaian aspek kelayakan pengembangan pelabuhan baru berdasarkan
aspek tata ruang, aspek transportasi wilayah, aspek ekonomi wilayah, aspek sosial
kependudukan, aspek lingkungan, dan aspek teknis. Berdasarkan hasil metode skoring,
didapatkan Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subangsebagai prioritas pertamaurutan
kelayakan lokasi rencana pengganti Cilamaya.
Di masa lalu, walaupun ada kerangka hukum yang berlaku mengenai kompensasi
pembukaan/pembersihan lahan, namun tingkat pengetahuan tentang kerangka hukum dan
pelaksanaan operasi pembukaan lahan bervariasi. Ada instansi pemerintah yang memberikan
xxvi
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
kompensasi atas aset yang terkena dampak dan bahkan menyediakan area relokasi ke WTP,
namun ada beberapa lembaga pemerintah lainnya yang mengusir orang-orang tanpa
kompensasi apapun. Beberapa pemerintah daerah menetapkan Keputusan untuk melegalkan
kompensasi aset yang terkena dampak kepada penghuni ilegal (squatters). Gubernur Jawa
Barat, misalnya, mengeluarkan sebuah Keputusan untuk melegalkan pembayaran
kompensasi bagi WTP yang merupakan pemegang hak non-tanah yang tinggal di sepanjang
kanal yang direhabilitasi. Gubernur DKI Jakarta memindahkan pemrotes yang terkena
dampak yang tinggal di sepanjang Sungai Ciliwung dan Reservoir Pluit ke 'rumah susun'
dengan fasilitas dan sarana yang baik untuk memulihkan pendapatan ekonomi WTP. Untuk
proyek bendungan Jati Gede, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air memberikan kompensasi
kepada WTP yang sebagian besar merupakan pemegang hak / penggarap tanah non-tanah
pada tahun 1970an, sebagian besar wilayah yang diduduki oleh WTP telah mendapat
kompensasi.
Sebagian besar prinsip-prinsip dalam UU No. 2/2012 sudah sesuai dengan peraturan JICA.
Masih ada beberapa kesenjangan yang teridentifikasi, namun kesenjangan tersebut telah
ditanggulangi oleh ketentuan undang-undang, peraturan, dan pedoman terkait lainnya.
Kesenjangan tersebut mencakup prinsip kompensasi untuk bangunan yang terkena dampak
tanpa depresiasi, penyediaan program pemulihan mata pencaharian bagi warga yang terkena
dampak parah dan kelompok rentan untuk memastikan bahwa kehidupan mereka tidak akan
menjadi lebih buruk karena adanya proyek tersebut, serta bantuan relokasi bagi warga yang
secara harus dipindahkan serta tunjangan masa peralihan bagi mereka.
Rencana pengadaan tanah untuk Pembangunan Pelabuhan Patimban di wilayah back up area
untuk kegiatan penunjang dan access road akan dilaksanakan dengan cara membebaskan
tanah milik masyarakat, dimana saat ini peruntukannya berupa lahan sawah, tambak, dan
sebagian kecil berupa lahan terbangun/permukiman. Berdasarkan area lokasi pembayaran
pajak telah diidentifikasi back up area berada di Blok 15, Blok 16, Blok 17, Blok 18, Blok 19,
dan Blok 20. Luas keseluruhan Blok 15 s/d Blok 20 adalah 536,71 Ha, dimana di dalamnya
terdapat lahan milik PT. **** seluas 170,67 Ha yang berada di Blok 16 dan 18 . Secara
administratif lokasi backup area seluruhnya berada di Desa Patimban Kecamatan
Pusakanagara Kabupaten Subang. Sedangkan lokasi access road melalui Desa Gempol, Desa
Kaletambo, Desa Pusaka Ratu, Desa Kota Sari seluruhnya berada di Kecamatan
Pusakanagara dan Desa Pusaka Jaya Kecamatan Pusaka Jaya.
Berdasarkan peta penggunaan lahan kepemilikan lahan di backup area di dominasi oleh
kepemilikan lahan sawah dan tambak. Kepemilikan sawah teridentifikasi ada yang dimiliki
oleh perorangan dan desa (berupa tanah bengkok). Sementara itu untuk kepemilikan tambak
terbagi atas kepemilikan perorangan dan atas nama perusahaan (swasta). tercatat ada dua
perusahaan yang berada dalam batas administrasi Desa Patimban diantanya adalah PT. ****
dan PT. ****, sementara perusahaan yang berada dalam back up area adalah PT. ****.
Pemilik lahan di Desa Patimban pada umumnya bertempat tinggal di luar Desa Patimban,
diantanya Desa kalentambo, Rancadaka, Gempol, dan sebagian kecil berada di luar
xxvii
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Kabupaten Subang. Lain halnya dengan pemilik lahan, para penggarap pada umumnya
bertempat tinggal di Desa Patimban yang merupakan masyarakat yang sudah tinggal dalam
kurum waktu yang lama di Desa Patimban. Jumlah nama pemilik untuk keseluruhan back up
area terhitung 156 nama pemilik.
Di dalam rencana proyek ini pihak yang berhak mendapat ganti kerugian dapat dijabarkan
sebagai: (i) penduduk dengan hak kepemilikan legal atas tanah yang akan hilang sebagian
atau keseluruhan, (ii) penduduk yang terancam kehilangan sebagian atau keseluruhan tanah
yang diduduki atau digunakan, tanpa memiliki bukti kepemilikan hak legal formal atas tanah
atau sumber daya tersebut, namun memiliki klaim/bukti kepemilikan tanah yang diakui atau
dapat diakui oleh hukumpemerintah, seperti nadzir untuk tanah wakaf, pemilik tanah yang
dilindungi haknya oleh hukum adat yang berlaku sebelumnya, tanah adat, pihak yang
menempati tanah negara dengan itikad baik dan (iii) orang yang terancam kehilangan
sebagian atau keseluruhan tanah yang diduduki atau dipergunakan tanpa memiliki bukti
legal kepemilikan maupun pengakuan yang diakui atau dapat diakui secara legal formal.
Tanah berdasarkan hasil penilaian jasa penilai atau penilai publik.Penilai bertugas melakukan
xxviii
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
penilaian besarnya Ganti Kerugian bidang per bidang tanah, meliputi: a) tanah; b) ruang
atas tanah dan bawah tanah; c) bangunan; d) tanaman; e) benda yang berkaitan dengan
tanah; dan/atau f) kerugian lain yang dapat dinilai.
Dasar Nilai untuk Rencana Pembangunan Pelabuhan Patimban adalah Nilai Penggantian
Wajar. Menurut Standar Penilaian Indonesia (SPI) 306 (2013), Nilai Penggantian Wajar
adalah nilai untuk kepentingan pemilik yang didasarkan kepada kesetaraan dengan nilai
pasar atas suatu properti, dengan memperhatikan unsur luar biasa, berupa kerugian non
fisik yang diakibatkan adanya pengambilalihan hak atas properti dimaksud (SPI 102-3.10).
Dasar hukum penilaian dilakukan dengan berdasar pada Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI)
dan Standar Penilaian Indonesia (SPI) 2013serta Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012,
Peraturan PresidenRepublik Indonesia Nomor 71 Tahun 2012 diubah dengan Peraturan
PresidenRepublik Indonesia Nomor 40 Tahun 2014, Peraturan Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 5 Tahun 2012, Permendagri Nomor 72 Tahun 2012, Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 13/PMK/2013 dan peraturan pelaksanaannya.
Dalam hal tidak terjadi kesepakatan mengenai bentuk dan/atau besarnya Ganti Kerugian,
Pihak yang berhak dapat mengajukan keberatan kepada pengadilannegeri setempat dalam
waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelahmusyawarah penetapan Ganti Kerugian,
Pengadilan Negeri memutus bentuk dan/atau besarnya Ganti Kerugian dalam waktu paling
lama 30 (tiga puluh) hari kerjasejak diterimanya pengajuan keberatan, Pihak yang keberatan
terhadap putusanPengadilan Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam waktu
paling lama14 (empat belas) hari kerja dapat mengajukan kasasi kepada Mahkamah
AgungRepublik Indonesia.Mahkamah Agung wajib memberikan putusan dalam waktupaling
lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak permohonan kasasi diterima. PutusanPengadilan
Negeri/Mahkamah Agung yang telah memperoleh kekuatan hukumtetapi menjadi dasar
pembayaran Ganti Kerugian kepada pihak yang mengajukankeberatan.
Jika ditemukan dampak tak terantisipasi permukiman kembali selama pelaksanaan proyek,
DGST akan menjamin pelaksanaan penilaian dampak sosial dan memutakhirkan LARP atau
merumuskan LARP baru yang mencakup semua persyaratan yang berlaku yang ditetapkan
dalam LARF, tergantung pada seberapa besar perubahan dampak. Penilaian dampak sosial
akan dilakukan sesuai dengan prosedur yang diatur dalam LARAP ini.
Dampak yang tidak terantisipasi akan didokumentasikan dan ditangani berdasarkan prinsip-
prinsip yang diberikan dalam LARAP. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut harus
menyerahkan dokumen-dokumen ini (Update LARAP dan Pengkajian Dampak Sosial yang
telah diperbaharui) ke JICA untuk pengungkapan dalam situs web JICA dan penyampaian
informasi terkait kepada orang-orang yang terkena dampak/masyarakat.
Hasil sensus terhadap 156 kepala keluarga di wilayah backup area dan 103 Kepala keluarga
di access road, rata-rata usia kepala keluarga di backup area adalah umur 41 – 60 tahun
dengan persentase 40,4%. Begitu pula rata-rata usia kepala keluarga di wilayah access road
adalah umur 41 – 60 tahun dengan persentase 55.3%. Hal ini menunjukkan sebagian besar
xxix
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
kepala rumah tangga di daerah rencana proyek dapat diklasifikasikan sebagai rumah tangga
dengan usia produktif. Terdapat 16 (10,3%) kepala rumah tangga di Area Penunjang dan 25
(24,3%) kepala rumah tangga di Area Jalan Akses yang berusia lebih dari 60 tahun dan
teridentifikasi sebagai kepala keluarga rentan (vulnerable), dimana biasanya terdiri dari
orang tua atau kakek-nenek yang tinggal bersama anak atau cucunya, namun berstatus
sebagai kepala keluarga (lihat Tabel 6-6 dan Tabel 6-7). Kepala keluarga rentan harus
dperhatikan dan dijadikan sasaran program pemulihan mata penaharian.
Salah satu kelompok rentan yang akan dijadikan target group adalah kelompok miskin.
Untuk itu perlu diketahui ukuran atau standar kemiskinan dari berbagai sumber. Konsep
pengukuran kemiskinan menurut devinisi Biro Pusat Statistik (BPS) adalah kemampuan
memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach); Maka kemisikinan dipandang sebagai
ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan
makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi Penduduk Miskin adalah penduduk yang
memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan. Pengeluaran
perkapita (daya beli) adalah kemampuan masyarakat dalam membelanjakan uangnya dalam
bentuk barang maupun jasa.
permasalahan antara tujuan yang akan dicapai dan posisi masing-masing stakeholders.
Analisis ini digunakan dengan cara mengidentifikasi aktor kunci atau stakeholders dan
menilai kepentingan masing-masing stakeholders di dalam rencana pembangunan Pelabuhan
Patimban, juga memahami hubungan sosial dan keterkaitan setiap institusi dalam rencana
pembangunan Pelabuhan Patimban dan Pembangunan Jalan Akses (access road)
menuju/dari Pelabuhan Patimban.
(a) Isu pengadaan lahan merupakan permasalahan paling penting pada kegiatan
Pembangunan Pelabuhan Patimban dan Pembangunan Jalan Akses (access road)
menuju/dari Pelabuhan Patimban.
(b) Permasalahan utama dalam kegiatan pengadaan lahan adalah pembebasan lahan,
penilaian aset, penentuan bentuk ganti kerugian, harga lahan dan bangunan, dan
pemulihan mata pencahariaan.
(c) Beberapa faktor yang dapat mendorong permasalahan dalam kegiatan pengadaan
lahan adalah batas lahan yang tidak jelas, tidak tersedianya dokumen kepemilikan
tanah, dan simpang siur terhadap status kepemilikan aset. Situasi ini diperparah
dengan masukanya spekulan tanah di wilayah rencana kegiatan.
(d) Proses pengadaan lahan yang berlarut-larut akan menimbulkan dampak terhadap
kegiatan operasional.
Untuk proyek dengan dampak pengadaan tanah, Ditjen Perhubungan Laut akan menyiapkan
xxx
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
laporan pemantauan tengah tahunan dan laporan pemantaun eksternal (untuk proyek
dengan kategori A) untuk dikrim ke Kementrian Perhubungan. Laporan mencakup kemajuan
kegiatan pengadaan tanah. Untuk proyek-proyek yang dianggap kompleks dan sensitif,
laporan pemantauan akan dikirim per triwulanan.
Laporan Pemantauan akan ditinjau oleh Kementrian Perhubungan dan akan dimuat di situs
web proyek. Ditjen Perhubungan Laut akan mengungkapkan hasil pemantauan kepada pihak
yang berhak khususnya tentang status LARAP, informasi tentang berbagi manfaat dan
rencana tindakan korektif, jika ada.
Agar tata pemerintahan bekerja secara efektif dan proyek-proyek pembangunan menjadi
sukses, keterlibatan masyarakat dalam tata pemerintahan sangat penting. Dalam hal ini,
keterlibatan semua pemangku kepentingan sama pentingnya (Barry, 2002). Pemangku
kepentingan meliputi kelompok atau individu yang baik diuntungkan oleh atau mendapatkan
dampak akibat kebijakan/proyek atau kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi
kebijakan/proyek. Secara umum masyarakat miskin dan terpinggirkan (wanita, anak-anak,
lanjut usia, penyandang cacat, anak yatim, buruh tak bertanah) sering diabaikan, baik
karena mereka tidak menyadari dan tidak berkonsultasi atau karena mereka tidak memiliki
sebuah forum untuk mengekspresikan pandangannya. Mengidentifikasi dan berkonsultasi
dengan semua pemangku kepentingan, khususnya masyarakat miskin dan rentan, sangat
penting untuk menjamin agar proyek memenuhi kebutuhan masyarakat. Selanjutnya,
konsultasi membuka jalur komunikasi antara berbagai pemangku kepentingan dan pihak
berwenang pelaksana proyek, sehingga membantu proses penyelesaian konflik pada tahap
awal proyek daripada membiarkannya meningkat menjadi konfilk yang mengakibatkan
penundaan pelaksanaan dan peningkatan biaya. Partisipasi masyarakat lokal dalam
pengambilan keputusan akan membantu dalam memprioritaskan proyek-proyek tertentu dan
mengidentifikasi langkah-langkah efektif dan mengurangi dampak negatif.
xxxi
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
BAB 1
PENDAHULUAN
1-1
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Penentuan lokasi baru pada lokasi Patimban berdasarkan hasil perhitungan keuangan dan
ekonomi dinyatakan Layak untuk dibangun. Hal ini ditunjukkan dengan masih fleksibelnya
tingkat imbal hasil ekonomi dan keuangan sesuai kriteria yang ditetapkan berdasarkan
Peraturan dan Perundangan yang terkait, khususnya Keputusan Menteri Perhubungan nomor
83 tahun 2010, tentang Panduan Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Swasta untuk
Infrastruktur Pelabuhan.
1. Area pelabuhan untuk menampung kegiatan utama dan menjadi fasilitas pokok
lahan sisi darat yang meliputi : terminal petikemas, terminal kendaraan dan terminal
Roro dengan berbagai utilitas yang diperlukan, untuk dapat mengakomodir kapal
Ultra - Large Container Ships (ULCS) yang berkapasitas 13.000 TEU’s dengan
kedalaman alur pelayaran minimal -17 mLWS. Area ini akan dibangun dengan cara
reklamasi lahan seluas 301 Ha. Karena reklamasi tersebut akan mempengaruhi
kegiatan penangkapan ikan setempat, bantuan untuk nelayan dimasukkan ke dalam
studi LARAP ini dengan mengusulkan Program Pemulihan Mata Pencaharian
(Livelihood Restoration Program - LRP) untuk para nelayan.
2. Back up area untuk kegiatan penunjang pelabuhan, dibangun di atas lahan seluas
250 Ha dengan cara membebaskan lahan daratan yang peruntukannya saat ini
berupa tegalan, tambak ikan dan sebagian kecil permukiman. Dengan
mempertimbangkan perluasan lahan di masa depan, pembebasan lahan seluas
356,23 hektar telah dikaji dalam studi LARAP ini.
3. Jalan Akses di jalan pantai utara menuju Pelabuhan Patimban sepanjang 5 km. Lebar
lahan seluas 30 meter telah dibebaskan oleh Pemerintah Kabupaten Subang untuk
pengembangan pelabuhan lokal sebelum Pelabuhan Internasional diusulkan. Untuk
menjamin keselarasan jalan yang terencana dan kemungkinan pelebaran jalan di
masa depan, area lain dengan lebar 30 meter ( dengan total 15,79 ha) telah dikaji
untuk dibebaskan dalam LARAP ini.
1-2
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Sebagai tahap awal untuk memulai proses pengadaan tanah, pemrakarsa proyek, Direktorat
Jenderal Perhubungan Laut (Dirjen Perhubungan Laut), Kementerian Perhubungan, telah
menyiapkan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) sebagai dokumen
perencanaan awal berdasarkan Undang-Undang No. 2 Tahun 2012 dan telah diserahkan ke
Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada bulan November 2016. DPPT berisi hasil penelitian
inventarisasi aset (tanah, bangunan, dan tanaman tumbuh) serta kegiatan usaha masyarakat
di atas tanah yang akan dibebaskan 356,23 ha untuk area penunjang dan 15.79 ha untuk
jalan akses.
Maksud dari Studi LARAP adalah untuk merumuskan kebijakan dalam pengambilan
keputusan berkaitan dengan rencana pembebasan tanah dan pelaksanaannya yang akan
disetujui oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (DGST) sesuai dengan Pedoman
Perlindungan Lingkungan dan Sosial JICA yang dikeluarkan pada bulan April 2010,
disamping peraturan perundangan di Indonesia. LARAP ini disusun berdasarkan Dokumen
Perencanaan Pengadaan tanah yang telah disusun oleh Direktur Jenderal Perhubungan
Laut (DGST) dan beberapa hasil survei tambahan yang dikumpulkan oleh JICA Survey
Team.
Adapun tujuan dari penyusunan Land Acquisition and Resettlement Action Plan (LARAP)
untuk kegiatan Pembangunan Pengendali Banjir Way Ruhu Kota Ambon adalah :
1. Sebagai upaya untuk memitigasi dampak negatif dari kegiatan pengadaan lahan,
sehingga Warga Terkena Proyek (WTP) tidak akan mengalami penurunan tingkat
kehidupannya.
2. Meningkatkan atau setidaknya memulihkan secara nyata, penghidupan semua warga
yang dipindahkan dibanding dengan tingkat kehidupannya sebelum proyek;
3. Meningkatkan tingkat kehidupan warga miskin dan kelompok rentan lain yang
dipindahkan.
4. Memberi kesempatan kepada WTP untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan.
5. Mendapatkan data kepemilikan tanah, bangunan maupun tumbuhan dan informasi yang
dibutuhkan secara detail dalam rangka pelaksanaan pembebasan lahan dan relokasi
penduduk di daerah studi serta antisipasi terhadap permasalahan yang
mungkin timbul.
6. Melakukan sosialisasi LARAP kepada masyarakat yang terkait dengan pengalihan asset,
dengan tujuan untuk menyamakan persepsi dan mendapatkan masukan awal dari WTP.
1-3
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Target yang ingin dicapai di LARAP Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang adalah untuk
mendukung keserasian dan kesesuaian dalam pelaksanaan pembangunan Pelabuhan
Patimban, terutama dalam hal pembebasan lahan.
Kelompok sasaran LARAP mencakup semua orang yang akan terpengaruh secara fisik dan /
atau non-fisik oleh kegiatan pembebasan tanah; Yaitu pemilik lahan, penggarap dan pekerja
di wilayah terkena dampak. Selain itu, mengingat kegiatan reklamasi akan mengganggu
perikanan tangkap laut lokal dan kegiatan penangkapan ikan di sekitar lokasi reklamasi,
bantuan untuk nelayan yang terkena dampak juga dimasukkan ke dalam LARAP dengan
mengajukan Program Pemulihan Mata Pencaharian (Livelihood Restoration Program - LRP)
untuk para nelayan.
1-4
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
BAB 2
DESKRIPSI PROYEK
2.1 Deskripsi Proyek
Perkembangan pelabuhan baru Patimban dan persiapannya dilakukan oleh Pemerintah Indonesia
melalui Kementerian Perhubungan cq Direktorat Jenderal Perhubungan Laut bekerjasama
dengan Japan International Cooperation Agency (JICA). Proyek ini mencakup backup area ±
356,23 ha, jalan akses ± 15,79 Ha, dan area pelabuhan (area laut) seluas 301 ha.
Pembangunan pelabuhan dan jalan akses pelabuhan akan memiliki dampak potensial terhadap
lingkungan dan sosio-ekonomi. Dampak sosial meliputi hilangnya aset seperti tanah, bangunan,
tanaman serta utilitas. Pembangunan Patimban yang berada di Subang dikhawatirkan akan
berdampak pada jalur kapal nelayan dan masalah Fishing Ground. Pembangunan pelabuhan
Patimban berkaitan dengan dampak hilangnya wilayah penangkapan ikan dan hilangnya akses
ke tempat penangkapan ikan untuk nelayan lokal dari tiga TPI (Tempat Pelelangan Ikan), yaitu
Kali Genteng, Truntum dan Tanjung Pura.
2-1
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Port
TPI Kali
Genteng
Access road
TPI
Tanjung
Pura
2-2
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Penentuan lokasi baru pelabuhan pengganti Cilamaya telah dilakukan melalui studi Pra-FS dan
FS Pembangunan Pelabuhan Baru di Pantai Utara Jawa Barat pada Tahun 2015 melalui
anggaran Kementerian Perhubungan. Berdasarkan hasil kajian dalam dokumen pra studi
kelayakan (Pra-FS) Pelabuhan Pantai Utara Jawa Barat, telah dihasilkan rekomendasi usulan
lokasi mengacu pada penilaian aspek kelayakan pengembangan pelabuhan baru berdasarkan
aspek tata ruang, aspek transportasi wilayah, aspek ekonomi wilayah, aspek sosial
kependudukan, aspek lingkungan, dan aspek teknis. Berdasarkan hasil metode skoring,
didapatkan Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subangsebagai prioritas pertamaurutan
kelayakan lokasi rencana pengganti Cilamaya.
Selanjutnya pemilihan lokasi di dalam studi Pra-FS dilakukan melalui metode penyaringan
(screening method) untuk menyaring atau menentukan lokasi pelabuhan – pelabuhan dengan
mengunakan parameter kelayakan kualitatif dari 4 (empat) aspek, yaitu aspek hukum dan
kelembagaan, aspek transportasi, aspek teknis, dan aspek keselamatan pelayaran terutama
terhadap konflik dengan pipa migas di wilayah lepas pantai (offshore) milik PT. Pertamina.
Mengacu hasil analisis metode evaluasi penyaringan, didapatkan hasil penilaian kelayakan dari
masing-masing lokasi rencana pelabuhan di mana terpilih lokasi yang paling layak dan dari
empat aspek tidak ada satu pun unsur yang tidak layak adalah lokasi di Desa Patimban di
Kabupaten Subang.
Desa Patimban adalah salah satu dari 8 desa di Kecamatan Pusakanagara yang memiliki luas
2.065.311 ha dengan batas batas administrasi sebagai berikut :
Sebelah Utara : dengan laut jawa dan sebagian Kec. Legon Kulon.
Sebelah Timur : dengan Laut Jawa dan sebagian Desa Tanjungpura (Kab. Indramayu)
Jalan akses yang menghubungkan pelabuhan dan jalan nasional yang ada melewati desa
Kalentambo, Gempol, Kotasari, Pusakaratu dan Pusakajaya.
Untuk lebih jelasnya, orientasi Desa Patimban terhadap Kecamatan Pusakanagara dapat dilihat
pada gambar berikut.
2-3
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Gambar 2-2.
Peta Orientasi Desa Patimban
Desa Patimban
2-4
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
BAB 3
KELEMBAGAAN DAN KERANGKA
KEBIJAKAN
1 Kepentingan umum maksudnya adalah kepentingan rakyat, negara, masyarakat yang harus dilaksanakan oleh pemerintah demi kemakmuran rakyat yang
2012 menetapkan bahwa, dalam rangka efisiensi dan efektifitas, pengadaan tanah untuk kepentingan umum yang luasnya tidak lebih dari 5 hektar dapat
dilakukan langsung oleh instansi yang memerlukan tanah dengan pemegang ha katas tanah, dengan cara jual beli atau tukar menukar atau cara lain
diperlukan untuk dimasukkan dalam dokumen pengadaan tanah; ii ) persiapan pengadaan tanah yang meliputi tim persiapan tentang tugas, tahapan dan
kegiatan rinci untuk penentuan lokasi proyek; iii ) pelaksanaan pengadaan tanah oleh Badan Pertanahan Nasional yang mencakup ketentuan-ketentuan
rinci tentang tim pelaksana pengadaan tanah, persiapan pelaksanaan pengadaan tanah, inventarisasi identifikasi kerugian, penentuan penilai
independen, pembahasan mengenai bentuk-bentuk ganti kerugian, penyampaian pembayaran ganti kerugian, penyampaian ganti kerugian dalam kasus
khusus, pembayaran ganti kerugian deposito, pelepasan objek pengadaan tanah, terminasi hak antara pihak-pihak yang berhak dan objek pengadaan
tanah, pencatatan dan data administratif; iv ) pengalihan tanah yang dibebaskan, v ) ketentuan lain yang mencakup monitoring dan evaluasi, sumber
dana untuk pengadaan tanah, pengadaan tanah dengan jalan negosiasi untuk sebidang kecil tanah (kurang dari 1 hektar), vii ), insentif pajak untuk
pihak yang berhak kecuali yang mengajukan keberatan tentang keputusan penentuan lokasi dan keputusan pada jumlah ganti kerugian.
4 Pada peraturan baru terjadi beberapa perubahan sebagai berikut : 1) Mengubah angka 1 pada Pasal 1, sehingga yang disebut dengan Instansi yang
memerlukan tanah adalah lembaga negara, kementerian, lembaga pemerintah nonkementerian, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan
Badan Hukum Milik Negara/Badan Usaha Milik Negara yang mendapat penugasan khusus Pemerintah atau Badan Usaha yang mendapatkan kuasa
berdasarkan perjanjian dari lembaga negara, kementerian, lembaga pemerintah nonkementerian, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan
Badan Hukum Milik Negara/Badan Usaha Milik Negara yang mendapat penugasan khusus Pemerintah dalam rangka penyediaan infrastruktur untuk
3-5
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 2012 5 yang telah diubah menjadi Peraturan Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 2012 Tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah (iii) Peraturan Menteri Keuangan Nomor
13/PKM.02/20136; dan (iv) Peraturan Kementerian Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2012.
Undang-undang dan peraturan tersebut dikeluarkan untuk menjamin perolehan tanah untuk
pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum yang pengadaannya dilaksanakan
dengan mengedepankan prinsip kemanusiaan, demokratis, dan adil. Undang-Undang dan
peraturan pelaksanaannya menggantikan peraturan sebelumnya, yakni Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2006; Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2005; Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 2007.
Berikut ini adalah arahan dalam pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum
dengan UU No. 2 Tahun 2012 dan peraturan pelaksanaannya berdasarkan Peraturan
Presiden No. 71 tahun 2012 di Indonesia:
kepentingan umum;2) Diantara Pasal 117 dan Pasal 118 disisipkan1 (satu) pasal yakni Pasal 117A yang memuat Pendanaan Pengadaan Tanah untuk
Kepentingan Umum dapat bersumber terlebih dahulu dari dana Badan Usaha selaku Instansi yang memerlukan tanah yang mendapatkan kuasa
berdasarkan perjanjian, yang bertindak atas nama lembaga negara, kementerian, lembaga pemerintah nonkementerian, pemerintah provinsi, dan/atau
pemerintah kabupaten/kota; 3) Diantara Pasal 123A dan Pasal 124 disisipkan 1 (satu) pasal yakni Pasal 123B yang memuat diantaranya Proses
Pengadaan Tanah yang belum selesai berdasarkan ketentuan Pasal 123 dan Pasal 123A tetapi telah mendapat Penetapan Lokasi pembangunan atau
Surat Persetujuan Penetapan Lokasi Pembangunan (SP2LP) atau nama lain yang dimaksudkan sebagai Penetapan Lokasi pembangunan, proses
Pengadaan Tanah dapat diselesaikan berdasarkan tahapan sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden ini.
5 Memberikan pedoman teknis pelaksanaan pengadaan tanah oleh Badan Pertanahan Nasional.
6 Menetapkan biaya operasional dan dukungan untuk pelaksanaan pengadaan tanah (tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan pengalihan
lahan) yang berasal dari anggaran pemerintah. Peraturan tersebut memberikan panduan rinci tentang biaya maksimum untuk persiapan dan
3-6
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
7 Wakaf - sumbangan agama yang tidak dapat dicabut dalam hukum Islam, biasanya menyumbangkan sebuah bangunan atau sebidang tanah atau
bahkan uang tunai untuk tujuan keagamaan atau amal. Aset yang disumbangkan dipegang oleh sebuah badan amal atau pengelola wakaf
8 Penjelasan Pasal 33, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012.
9 Pasal 19 (5) menetapkan bahwa "Setelah kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Badan yang membutuhkan sebuah tanah harus
2012
11 Menurut Pasal 33 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 berarti kerugian non-material setara dengan nilai uang, misalnya, kerugian akibat hilangnya
usaha atau pekerjaan, biaya pemindahan tempat, biaya alih profesi, dan nilai properti yang tersisa.
12 Untuk merumuskan tindakan mitigasi yang tepat akibat dari penetapan pembatasan / restriksi terhadap akses ke sumber daya air/ lahan di sempadan
sungai baik secara sementara maupun permanen maka diperlukan kajian terhadap status tanah yang terkena restriksi / pembatasan terhadap akses dan
fungsi lahan yang menjadi atau akan dibatasi. Jika lahan / aset yang terkena sudah dikuasai / dimiliki oleh warga baik secara pribadi dan/atau komunal,
dan restriksi diberlakukan baik terhadap akses maupun pengenaan terhadap perubahan/ pembatasan terhadap fungsi lahan maka diperlukan tindakan
terkait dengan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum ataupun pembebasan tanah. Jika status tanah/lahan yang terkena adalah
tanah negara atau telah menjadi aset pemerintah, maka prosedur / tindakan mitigasi dapat berpedoman pada prosedur khusus di dalam Undang-
Undang Pengelolaam Sumber Daya Air (UU No. 7/2004, dan/atau Peraturan Pemerintah terkait sungai (Kepres No. 12/2012 dan PP No. 38/20011).
3-7
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
perikanan yang dapat berdampak pada kegiatan ekonomi penduduk yang sudah terlebih
dahulu berada disana sebelum penetapan pembatasan/larangan tersebut kini dapat
dikategorikan sebagai kerugian dan dapat ditaksir nilainya untuk keperluan ganti
kerugian dan mungkin diberikan dalam bentuk sebagai berikut (Pasal 36): (i) uang, (ii)
tanah pengganti; (iii) permukiman kembali, (iv) kepemilikan saham, atau (v) bentuk lain
yang disepakati oleh kedua belah pihak.
13 Kepentingan umum adalah kepentingan bangsa, negara, dan masyarakat yang harus diwujudkan oleh pemerintah dan digunakan sebesar-besarnya
3-8
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
lahan yang diduduki bukan milik para penghuni lahan dimaksud, hak milik pribadi selain
tanah (bangunan, tanaman atau benda lainnya) haruslah dihormati. Penghormatan
terhadap hak milik para penghuni lahan juga dinyatakan dengan jelas dalam Undang-
Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Pasal 29 UU tersebut
mengatakan bahwa setiap orang berhak atas perlindungan hak milik mereka. Selanjutnya,
Pasal 36 menetapkan bahwa hak milik tidak dapat diambil tanpa proses hukum yang
benar ataupun dengan melanggar hukum. Selanjutnya, Pasal 37 UU 39 tahun 1999
memberikan panduan yang jelas bahwa hak kepemilikan yang diambil untuk kepentingan
umum harus diberikan ganti rugi. Oleh karena itu, semua hak milik terdampak yang
dimiliki oleh warga yang terkena dampak proses pembersihan lahan berhak
mendapatkan ganti rugi.
6. Di masa lalu, walaupun ada kerangka hukum yang berlaku mengenai kompensasi
pembukaan/pembersihan lahan, namun tingkat pengetahuan tentang kerangka hukum
dan pelaksanaan operasi pembukaan lahan bervariasi. Ada instansi pemerintah yang
memberikan kompensasi atas aset yang terkena dampak dan bahkan menyediakan area
relokasi ke WTP, namun ada beberapa lembaga pemerintah lainnya yang mengusir
orang-orang tanpa kompensasi apapun. Beberapa pemerintah daerah menetapkan
Keputusan untuk melegalkan kompensasi aset yang terkena dampak kepada penghuni
ilegal (squatters). Gubernur Jawa Barat, misalnya, mengeluarkan sebuah Keputusan
untuk melegalkan pembayaran kompensasi bagi WTP yang merupakan pemegang hak
non-tanah yang tinggal di sepanjang kanal yang direhabilitasi. Gubernur DKI Jakarta
memindahkan pemrotes yang terkena dampak yang tinggal di sepanjang Sungai Ciliwung
dan Reservoir Pluit ke 'rumah susun' dengan fasilitas dan sarana yang baik untuk
memulihkan pendapatan ekonomi WTP. Untuk proyek bendungan Jati Gede, Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air memberikan kompensasi kepada WTP yang sebagian besar
merupakan pemegang hak / penggarap tanah non-tanah pada tahun 1970an, sebagian
besar wilayah yang diduduki oleh WTP telah mendapat kompensasi.
3-9
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
3-10
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
14 Pasal 7 Ayat 1.
15 Urusan wajib mengacu pada Pasal 7 Ayat 2 melingkupi a. pendidikan; b. kesehatan; c. lingkungan hidup; d. pekerjaan umum; e. penataan ruang; f.
perencanaan pembangunan; g. perumahan; h. kepemudaan dan olahraga; i. penanaman modal; j. koperasi dan usaha kecil dan menengah; k.
kependudukan dan catatan sipil; l. ketenagakerjaan; m. ketahanan pangan; n. pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; o. keluarga berencana
dan keluarga sejahtera; p. perhubungan; q. komunikasi dan informatika; r. pertanahan; s. kesatuan bangsa dan politik dalam negeri; t. otonomi daerah,
pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian; u. pemberdayaan masyarakat dan desa; v.
3-11
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
a) Tarif Pajak Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan.
b) Hukum Dasar: Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1994 jo; Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 1996 jo; Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun
1999 jo; Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2008 Tentang Perubahan
Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1994.
(v) Terkait dengan Kompensasi/Ganti Rugi Bangunan Gedung dan Peraturan Daerah
Terkait Bangunan
3-12
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
bangunannya dibongkar oleh Pemerintah Daerah atau pihak lain yang bukan
diakibatkan oleh kesalahannya (Pasal 40 poin f).
b) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2005 Tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang
Bangunan Gedung.
c) Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum Tahun
1994 Tentang Kompensasi Bangunan.
a) Peraturan terkait dengan penggunaan tanah secara illegal di tanah milik negara
dapat menggunakan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang Nomor
51 tahun 1960, UUPA No. 5 Tahun 1960, KUHP Perdata, dan Peraturan Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun
2015 Tentang Tata Cara Penetapan Hak Komunal Atas Tanah Hukum Adat dan
Masyarakat yang Berada Dalam Suatu Kawasan Tertentu. Peraturan ini
mengatur bahwa kelompok masyarakat yang berada dalam Kawasan Tertentu
(hutan dan perkebunan) dan memenuhi persyaratan dapat diberikan hak atas
tanah16.
b) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 51 Tahun 1960
tentang Larangan Penggunaan Lahan tanpa Izin dari Pihak yang Berhak atau
Kuasa yang berwenang, menetapkan bahwa:
1) Alasan di balik dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 1960
adalah: "Untuk pembangunan negara, penggunaan lahan harus dilakukan
secara tertib. Penggunaan lahan yang dilakukan secara tidak benar atau
melanggar norma hukum dan peraturan yang berlaku, seperti yang terjadi
di banyak daerah, telah secara nyata menghambat atau bahkan sering kali
membuat pelaksanaan rencana pembangunan di berbagai bidang tidak
mungkin untuk dilakukan. Pendirian bangunan di kota untuk tempat tinggal,
toko atau keperluan lain yang dilakukan secara tak beraturan baik itu dari
segi tata letak maupun lokasi serta menggunakan bahan yang mudah
terbakar tidak hanya meningkatkan besarnya risiko kebakaran, tapi juga
tidak dapat dipertanggung-jawabkan dalam perspektif tatanan kesehatan
dan keamanan. Belum lagi kerugian yang dialami oleh negara dan
masyarakat itu sendiri, misalnya tindakan berupa perusakan lahan pertanian
yang merupakan salah satu cabang produksi penting bagi perekonomian
16 Persyaratan kelompok masyarakat yang berada dalam kawasan tertentu meliputi : a) menguasai secara fisik paling kurang sepuluh (10) tahun atau lebih
secara berturut-turutl b) masih mengadakan pemungutan hasil bumi di wilayah tertentu dan sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari c)
menjadi sumber`utama kehidudupan dan mata pencahariaan masyarakat; d) terdapat kegiatan sosial dan ekonomi yang terintegrasi dengan kehidupan
masyarakat.
3-13
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
3-14
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
f) Warga terkena dampak yang menempati lahan secara tidak sah juga patut
diberi kompensasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebagaimana dibahas
di atas dan mereka harus menunjukkan dokumen bukti perawatan atau
penggunaan tanah dan atau bangunan yang diberikan oleh pemilik lahan (Dinas
Kehutanan, Dinas Pertanian/Perkebunan, Desa), informasi lain dari tetangga
dan pemerintah desa, dan/atau dokumen lainnya, seperti pembayaran
penerimaan layanan publik, misalnya rekening tagihan air dan listrik
g) Dalam pelaksanaan kompensasi kepada warga yang terkena dampak,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berperan sebagai
pelaksana keputusan yang dibuat oleh pihak berwenang, yaitu Menteri Agraria,
Menteri Pertanian, Menteri Kehutanan dan pemerintah daerah (Gubernur,
Bupati, Wali Kota, Camat, dan Kepala Desa).
h) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 Tentang Tata Cara
Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindah-
17
tanganan Barang Milik Negara .
17 Rincian Tata Cara Penggunaan tanah Milik Negara dapat dilihat pada Lampiran 1
3-15
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
18 Kegiatan selain kegiatan kehutanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) meliputi: a. keagamaan; b. pertambangan; c. pembangunan listrik
dan pemasangan teknologi energi terbarukan; d. pembangunan jaringan telekomunikasi; e. pembangunan instalasi penyediaan air bersih; f. Jalan
khusus, jalan tol; g. Jaringan air bersih dan/atau air limbah; h. irigasi; i. penampungan air; j. fasilitas umum; k. perangkat telekomunikasi; l. stasiun
radio; m. stasiun televisi; dan n. perangkat keselamatan lalu lintas laut atau udara.
3-16
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Mengenai pemindahan penduduk dengan tidak sukarela, pedoman JICA untuk Pertimbangan
Lingkungan dan Sosial (April 2010) menunjukkan prinsip-prinsip berikut.
1) Pemukiman kembali dengan tidak sukarela dan hilangnya sarana penghidupan harus
dihindari bila memungkinkan dengan mengeksplorasi semua alternatif yang layak. Bila,
setelah pemeriksaan semacam itu, penghindaran terbukti tidak layak, tindakan efektif
untuk meminimalkan dampak kerugian kompensasi harus disepakati dengan orang-orang
yang akan terkena dampak.
2) Orang yang harus dimukimkan kembali tanpa disengaja dan orang-orang yang
penghidupannya akan terganggu atau hilang harus diberi kompensasi cukup dan
didukung oleh pemrakarsa proyek dan sebagainya pada waktu yang tepat. Kompensasi
sebelumnya, dengan biaya penggantian penuh, harus disediakan semaksimal mungkin.
19 Kegiatan diluar kegiatan kehutanan sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat 1 meliputi: a) Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) untuk
kepentingan non komersial; b) penanaman/pemasangan pipa, kabel pada sepanjang alur; c) pemasangan jalur listrik masuk desa pada alur (Bukan
SUTT); d) pembangunan kanal/saluran air; e) tempat pembuangan akhir sampah dengan produk akhir antara lain kompos; f) pembangunan area
peristirahatan (rest area); g) peningkatan pemanfaatan alur untuk sarana pengangkutan hasil produksi; h) alat pemantau mitigasi bencana alam
(PPMBG); i) pembangunan embung dalam rangka konservasi tanah dan air; j) pembangunan bak penampung air; k) pembuatan papan iklan; l)
penanaman oleh pihak di luar kehutanan untuk kegiatan reklamasi dan rehabilitasi hutan.
3-17
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Negara tuan rumah harus melakukan upaya untuk memungkinkan orang-orang terkena
dampak proyek dan memperbaiki standar hidup, peluang pendapatan, dan tingkat
produksi mereka, atau setidaknya untuk mengembalikannya ke tingkat pra-proyek.
Langkah-langkah untuk mencapai hal ini dapat meliputi: memberikan kompensasi lahan
dan uang untuk kerugian (untuk menutupi kerugian lahan dan properti), sarana
pendukung untuk penghidupan alternatif alternatif, dan menyediakan biaya yang
diperlukan untuk relokasi dan pembentukan kembali masyarakat di lokasi pemukiman
kembali.
3) Partisipasi yang tepat oleh masyarakat yang terkena dampak dan masyarakat mereka
harus dipromosikan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan rencana
tindakan pemukiman kembali dan tindakan untuk mencegah hilangnya alat penghidupan
mereka. Selain itu, mekanisme pengaduan yang sesuai dan mudah diakses harus
ditetapkan untuk orang-orang yang terkena dampak dan komunitas mereka.
Untuk proyek yang akan menghasilkan pemukiman kembali tidak secara sukarela skala besar,
rencana tindakan pemukiman kembali harus dipersiapkan dan tersedia untuk umum. Dalam
mempersiapkan rencana aksi pemukiman kembali, konsultasi harus dilakukan dengan orang-
orang yang terkena dampak dan masyarakat mereka berdasarkan informasi yang memadai
tersedia di awal. Ketika kosultisme diadakan, penjelasan harus diberikan dalam bentuk, cara,
dan bahasa yang dapat dimengerti oleh WTP. Perhatikan bahwa JICA meminta agar
peminjam mengikuti OP.4.12 Bank Dunia untuk menangani masalah individual mengenai
pemukiman kembali rudapaksa.
Experiance Bank Dunia menunjukkan bahwa pemukiman kembali rudapaksa dalam proyek
pembangunan, jika tidak tanggung-tanggung, sering menimbulkan risiko ekonomi, sosial dan
lingkungan yang parah. Kebijakan tersebut mencakup pengamanan untuk mengatasi dan
mengurangi risiko impoverisment ini.
Berikut adalah prinsip-prinsip utama dalam kebijakan Bank mengenai pemukiman kembali
secara tidak sukarela:
2) Pengungsi harus diberi kompensasi segera dan efektif dengan biaya penggantian penuh
untuk kerugian aset yang dapat diatribusikan langsung ke proyek.
3) Kegiatan pemukiman kembali harus dipahami dan dijalankan sebagai program pelepasan
yang berkelanjutan.
4) Pengungsi harus diajak berkonsultasi dengan baik dan harus memiliki kesempatan untuk
berpartisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan program pemukiman kembali.
5) Orang-orang yang terkena dampak harus dibantu dalam usaha mereka untuk
memperbaiki mata pencaharian dan bertahan hidup mereka atau setidaknya
3-18
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
6) Ketiadaan gelar legal formal atas tanah bukanlah sebuah bar untuk hak kebijakan WB.
7) Perhatian khusus diberikan pada kebutuhan kelompok rentan di antara orang-orang yang
kehilangan tempat tinggal, terutama yang berada di bawah garis kemiskinan, tidak
memiliki tanah, orang tua, perempuan dan anak-anak, penduduk asli, etnis minoritas,
atau orang-orang terlantar lainnya yang mungkin tidak dilindungi melalui Undang-undang
kompensasi lahan
8) Biaya penuh untuk kegiatan pemukiman kembali yang diperlukan untuk mencapai tujuan
proyek termasuk dalam total biaya proyek.
Sebagian besar prinsip-prinsip dalam UU No. 2/2012 sudah sesuai dengan peraturan JICA.
Masih ada beberapa kesenjangan yang teridentifikasi, namun kesenjangan tersebut telah
ditanggulangi oleh ketentuan undang-undang, peraturan, dan pedoman terkait lainnya.
Kesenjangan tersebut mencakup prinsip kompensasi untuk bangunan yang terkena dampak
tanpa depresiasi, penyediaan program pemulihan mata pencaharian bagi warga yang terkena
dampak parah dan kelompok rentan untuk memastikan bahwa kehidupan mereka tidak akan
menjadi lebih buruk karena adanya proyek tersebut, serta bantuan relokasi bagi warga yang
secara harus dipindahkan serta tunjangan masa peralihan bagi mereka. Hasil analisis
bukan miliknya sendiri, kompensasi diberikan kepada pemegang IMB atau HGB atas bangunan, tanaman, atau objek lain yang ada di atas tanah
dimaksud, sedangkan kompensasi atas tanah diberikan kepada pemegang hak kepemilikan atau pengelolaan tanah tersebut.
3-19
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
perbandingan mengenai pemukiman kembali antara hukum dan peraturan yang berlaku di
Indonesia dengan kebijakan operasional (OP.412) Bank Dunia dapat dilihat pada Tabel 3.1
berikut ini.
Tabel 0-1.
Analisis Perbandingan Mengenai Pemukiman Kembali Antara Peraturan Yang Berlaku Di
Indonesia Dengan OP.412
Kesenjangan Mengenai Upaya Mengatas
Pemukiman Kembali Antara Kesenjangan (Yang
Masalah WB OP.4.12/Pedoman JICA
Peraturan Yang Berlaku Di Akan Disetujui oleh
Indonesia Dengan OP.412 Dirjen Hubla)
1) ) Preparation Rencana pemukiman kembali Meskipun undang-undang Selain Dokumen
of Resettlement diperlukan untuk semua kegiatan Pemerintah RI (No.2/2012) Perencanaan Pembebasan
Action Plan yang memerlukan pemukiman mewajibkan penyusunan Lahan yang akan
(RAP) kembali secara tidak sukarela Dokumen Perencanaan diserahkan ke pemerintah
kecuali ditentukan lain (OP.4.12 Pembebasan Lahan oleh provinsi, Rencana Aksi
alinea 17(a)). pelaksana proyek, namun tidak Pembebasan Lahan dan
ada ketentuan mengenai Pemukiman Kembali
kewajiban penyusunan Rencana (LARAP) juga akan disusun
Aksi Pemukiman Kembali. untuk disetujui oleh Ditjen
Hubla, yang kemudian
bertanggung jawab atas
pelaksanaan LARAP
dimaksud.
2) Minimalisasi Bila memungkinkan, pemukiman Tidak ada ketentuan untuk Pemukiman kembali
Terjadinya kembali harus dihindari, atau meminimalisasi pemukiman diminimalkan dengan
Pemukiman setidaknya diminimalkan dengan kembali sedapat mungkin
Kembali menggunakan semua rancangan menghindari pembebasan
proyek alternatif yang ada (OP.4.12 lahan di daerah pemukiman
alinea 2) yang padat.
3) Dampak yang Kompensasi seharusnya tidak hanya Dampak yang harus
Tercakup mencakup aspek fisik seperti dikompensasikan berdasarkan
hilangnya tempat tinggal dan penentuan nilainya adalah: a.
hilangnya aset atau akses terhadap Tanah, b. ruang di atas dan
aset, namun juga atas hilangnya bawah tanah, c. bangunan, d.
sumber pendapatan atau mata tanaman, e. objek yang Hilangnya pendapatan dan
pencaharian (OP.4.12 alinea 3). berhubungan dengan tanah; mata pencaharian yang
dan/atau f. kerugian lain yang disebabkan oleh relokasi
dapat dinilai. "Kerugian lain yang ditutupi oleh kompensasi
dapat dinilai" berarti kerugian selain kerugian fisik seperti
nonfisik yang setara dengan nilai tanah, bangunan dan
uang, misalnya kerugian akibat tanaman pangan.
kehilangan usaha atau
pekerjaan, biaya perubahan
lokasi, biaya perubahan profesi,
dan hilangnya nilai properti yang
tersisa.
4) Kompensasi Mereka yang tidak memiliki hak Tidak ada ketentuan untuk Kerugian pemukim ilegal
bagi pemukim legal formal atas tanah namun kompensasi bagi para pemukim akan ditanggulangi dengan
ilegal memiliki klaim atas tanah atau aset ilegal. pemberian kompensasi.
tersebut, asalkan klaim tersebut
diakui berdasarkan hukum dan
undang-undang yang berlaku, akan
diberikan kompensasi atas tanah
mereka yang hilang itu serta
3-20
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
3-21
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
3-22
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
BAB 4
GAMBARAN KONDISI AREA TERKENA
DAMPAK
Rencana pengadaan tanah untuk Pembangunan Pelabuhan Patimban di wilayah back up area
untuk kegiatan penunjang dan kegiatan jalan akses (access road) akan dilaksanakan
dengan cara membebaskan tanah milik masyarakat. Pendataan aset dilakukan dengan
menggunakan dua pendekatan, yakni pendekatan sosial dan pendekatan analisa spasial yang
dipadukan dengan validasi lapangan. Pendekatan sosial dilakukan dengan wawancara dengan
difasilitasi oleh kuisioner dan pendekatan analisa spasial dilakukan dengan memetakan seluruh
areal dengan menggunakan data dasar foto udara yang diunduh dengan menggunakan
wahana pesawat tanpa awak untuk dapat melihat kondisi biofisik lahan secara menyeluruh.
Rencana pengadaan tanah untuk Pembangunan Pelabuhan Patimban di wilayah back up area
untuk kegiatan penunjang dan access road akan dilaksanakan dengan cara membebaskan
tanah milik masyarakat, dimana saat ini peruntukannya berupa lahan sawah, tambak, dan
sebagian kecil berupa lahan terbangun/permukiman. Berdasarkan area lokasi pembayaran
pajak telah diidentifikasi back up area berada di Blok 15, Blok 16, Blok 17, Blok 18, Blok 19,
dan Blok 20. Luas keseluruhan Blok 15 s/d Blok 20 adalah 536,71 Ha, dimana di dalamnya
terdapat lahan milik PT. **** seluas 170,67 Ha yang berada di Blok 16 dan 18 . Secara
administratif lokasi backup area seluruhnya berada di Desa Patimban Kecamatan Pusakanagara
Kabupaten Subang. Sedangkan lokasi access road melalui Desa Gempol, Desa Kaletambo,
Desa Pusaka Ratu, Desa Kota Sari seluruhnya berada di Kecamatan Pusakanagara dan Desa
Pusaka Jaya Kecamatan Pusaka Jaya.
4.1.1 Luas Wilayah Terkena Dampak
Luas wilayah keseluruhan Back Up Area dari hasil survei lapangan terkuantifikasi seluas 366,04
Ha. Direncanakan yang akan dibangun untuk keperluan Back Up Area seluas 250 Ha, sisanya
akan digunakan untuk pengembangan pelabuhan dalam jangka panjang, ruang terbuka hijau
dan area pelindung (buffer zone). Berdasarkan hasil pemetaan dan pendataan yang dilakukan
di lokasi proyek pembangunan Pelabuhan Patimban Kecamatan Pusakanagara Kabupaten
Subang dibagi menjadi 6 Blok Utama yaitu Blok 15, 16, 17, 18, 19, dan 20. Luas lahan setap
blok blok terangkum pada Tabel 4.1. dan peta sebaran blok disajikan pada Gambar 4.1.
4-24
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-1.
Luas Back Up Area Setiap Blok (diluar PT. ****)
Blok Luas (M2) Luas (Ha)
15 783,710.88 78.37
16 2 93,842.37 29.38
17 729,667.51 72.97
18 377,854.42 37.79
19 1,090,140.59 109.01
20 385,194.15 38.52
Total 3,660,409.92 366.04
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, Oktober 2016
4-25
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
131.25 ha
PT. ****
39,42 ha
29,38 ha
37,79 ha
78,37 ha
72,97 ha
109,01 ha
38,52 ha
4-26
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Gambar 4-1 memperlihatkan situasi wilayah Blok 15 sampai dengan Blok 20, termasuk di
dalamnya wilayah PT. **** yang berada di Blok 16 dan Blok 18 (diarsir warna hitam). Hasil
survei lapangan juga menunjukan di wilayah tersebut terdapat jalan, sungai dan saluran irigasi.
Luas wilayah PT. **** seluruhnya adalah 1,706,671.40 m2 (170,67 ha) yang terdapat di:
Blok 16 seluas : 1,312,506.30 m2 (131.25 ha)
Blok 18 seluas : 394,165.09 m2 (39.42 ha)
Total luas tanah yang dimiliki oleh masyarakat dan swasta yang akan terkena rencana proyek
pembangunan Pelabuhan Patimban seluas 322,07 ha dan yang dimiliki oleh pemerintah seluas
43,97 ha. Luas tanah milik masyarakat dan pemerintah per blok terangkum pada Tabel 4-2 dan
Tabel 4-3.
Tabel 4-2.
Luas Tanah Per Blok yang Dimiliki Masyarakat dan Swasta
Blok Pemilik Luas (m2) Luas (ha)
15 Tanah Masyarakat 755,581.39 75.56
16 Tanah Masyarakat 272,382.98 27.24
17 Tanah Masyarakat 716,757.12 71.68
18 Tanah Masyarakat 353,162.52 35.32
19 Tanah Masyarakat 344,604.30 34.46
Tanah Swasta (PT. ****) 412,705.36 41.27
20 Tanah Masyarakat 365,518.37 36.55
Luas Total 3,220,712.04 322.07
Sumber : Kuantifikasi analisa spasial, 2016
Tabel 4-3.
Luas Tanah Per Blok yang Dimiliki Pemerintah
Blok Pemilik Luas (m2) Luas (ha)
15 Tanah desa 9,196.54 0.92
Tanah negara 18,932.95 1.89
16 Tanah bengkok 1,628.98 0.16
Tanah desa 8,363.84 0.84
Tanah negara 11,466.58 1.15
17 Tanah desa 2,253.24 0.23
Tanah negara 5,920.45 0.59
Tanah PU 1,996.46 0.20
Tanah wakaf 2,740.23 0.27
18 Tanah desa 1,390.97 0.14
Tanah negara 23,300.93 2.33
19 Tanah bengkok 295,808.23 29.58
Tanah desa 450.72 0.05
Tanah negara 13,110.93 1.31
Tanah pemda 20,911.62 2.09
Tanah wakaf 2,549.44 0.25
20 Tanah desa 16,906.32 1.69
Tanah wakaf 2,769.45 0.28
Luas Total 439,697.87 43.97
Sumber : Kuantifikasi analisa spasial, 2016.
4-27
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Untuk data aset lahan yang diinventarisasi panjang jalan (di lokasi tanah merah) yang menjadi
access road menuju backup area diperkirakan 5 Km. Lahan yang diinventarisasi adalah lahan
yang berada di sebelah timur tanah merah (lihat Gambar 4.2.). Gambar 4.2 adalah peta photo
udara yang di overlay dengan peta persil kepemilikan lahan di sepanjang tanah merah dan jalur
Pantura.
4-28
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Gambar 4-2. Peta Persil Lahan yang Diinventarisasi untuk Access Road
4-29
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Berdasakan kuantifikasi dan analisa spasial luas lahan yang dilakukan inventarisasi di lima desa
seluas 61,47 ha dengan luas lahan yang paling luas ada di Desa Gempol (lihat Tabel 4-4). Dari
61,47 ha luas areal yang diinventarisasi, luas tersebut terdiri dari 43,16 ha lahan masyarakat
dan 18,34 ha lahan pemerintah. Secara lengkap rincian luas areal per desa yang diinventarisasi,
serta luas lahan per desa milik masyarakat dan pemerintah yang diinventarisasi dapat dilihat
pada Tabel 4-4 sampai dengan Tabel 4-6.
Tabel 4-4.
Luas Areal Per Desa yang Diinventarisasi
Desa Luas (m2) Luas (ha)
Gempol 268,580.85 26.82
Kalentambo 114,501.70 11.45
Kotasari 57,642.68 5.76
Pusakajaya 21,368.78 2.14
Pusakaratu 152,925.72 15.29
Luas Total 615,019.73 61.50
Tabel 4-5.
Luas Areal per Desa Milik Masyarakat yang Diinventarisasi
Desa Luas (m2) Luas (ha)
Gempol 219,341.23 21.93
Kalentambo 114,501.70 11.45
Kotasari 53,802.90 5.38
Pusakajaya 20,908.51 2.09
Pusakaratu 23,091.19 2.31
Luas Total 431,645.52 43.16
Tabel 4-6.
Luas Areal Per Desa Milik Pemerintah yang Diinventarisasi
Desa Luas (m2) Luas (ha)
Gempol 49,239.63 4.89
Kalentambo - -
Kotasari 3,839.78 0.38
Pusakajaya 460.27 0.05
Pusakaratu 129,834.53 12.98
Luas Total 183,374.20 18.34
4-30
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Dari keseluruhan aset yang diinventarisasi, tidak semua aset terkena dampak rencana
perluasan access road Pelabuhan Patimban. wilayah yang direncanakan untuk perluasan lahan
untuk access road adalah wilayah sebelah timur tanah merah ±30 meter dari bahu jalan tanah
merah dan jalur pantai utara sepanjang ±500 meter dari as jalan tanah merah atau 250 meter
ke arah barat dan 250 meter ke arah timur. Maka luas tanah yang dibutuhkan untuk
penambahan jalan terkuantifikasi 153.759,98 m2 atau 15,38 ha. Secara lengkap peta persil
lahan yang di-overlay dengan areal yang terkena dampak dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Gambar 4-3.
Peta Persil Lahan Terkena Dampak
4-31
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-7.
Luas Areal Per Desa Terkena Dampak
Desa Luas (m2) Luas (ha)
Gempol 81,790.30 8.18
Kalentambo 30,996.89 3.10
Kotasari 3,533.97 0.35
Pusakajaya 2,582.79 0.26
Pusakaratu 38,966.15 3.90
Luas Total 157,870.10 15.79
Sumber : Kuantifikasi Analisa Spasial, Tahun 2016.
Tabel 4-8.
Luas Areal Per Desa Milik Masyarakat Terkena Dampak
Desa Luas (m2) Luas (ha)
Gempol 74,164.71 7.42
Kalentambo 30,996.89 3.10
Kotasari 2,801.33 0.28
Pusakajaya 2,542.62 0.25
Pusakaratu 14,254.74 1.43
Luas Total 124,760.29 12.48
Sumber : Kuantifikasi Analisa Spasial, Tahun 2016.
Tabel 4-9.
Luas Areal Per Desa Milik Pemerintah Terkena Dampak
Desa Luas (m2) Luas (ha)
Gempol 7,625.59 0.76
Kalentambo - -
Kotasari 563.84 0.06
Pusakajaya 40.17 0.00
Pusakaratu 24,711.41 2.47
Luas Total 32,941.01 3.29
Sumber : Kuantifikasi Analisa Spasial, Tahun 2016.
Berdasarkan kebijakan dan peraturan yang berlaku, dalam kuantifikasi areal yang terkena
dampak, jika luas sisa lahan yang terkena dampak kurang dari 10%, maka seluruh persilnya
dimasukan pada areal yang terkena dampak. Tabel berikut adalah pemilik lahan yang Pemilik
lahan yang sisa asset lahan yang terkena dampaknya kurang dari sepuluh persen (10%).
4-32
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4.10.
Pemilik Lahan dan Sisa Lahan Terkena Dampak Kurang dari Sepuluh Persen
Luas
Luas Lahan Terkena Luas Sisa Persentase
KODE Pemilik Desa
(m2) Dampak Lahan (m2) (%)
(m2)
GP-19 ******* GEMPOL 1063.35 1056.32 7.03 0.66
GP-24 ******* GEMPOL 1299.80 1243.95 55.85 4.30
GP-25 ******* GEMPOL 1166.25 1145.02 21.23 1.82
GP-27 ******* GEMPOL 1498.64 1455.25 43.40 2.90
GP-30 ******* GEMPOL 1133.66 1103.94 29.72 2.62
GP-46 ******* GEMPOL 435.78 430.42 5.36 1.23
GP-54 ******* GEMPOL 1513.61 1502.47 11.14 0.74
KT-04 ******* KALENTAMBO 2071.56 1976.74 94.82 4.58
KT-06 ******* KALENTAMBO 2037.52 1959.97 77.55 3.81
KT-11 ******* KALENTAMBO 1238.80 1172.28 66.52 5.37
PR-03 ******* PUSAKARATU 633.88 623.15 10.73 1.69
PR-04 ******* PUSAKARATU 412.54 409.09 3.46 0.84
PR-07 ******* PUSAKARATU 969.75 966.66 3.09 0.32
PR-22 ******* PUSAKARATU 2015.68 1870.67 145.01 7.19
TOTAL 574.90
Sumber : Kuantifikasi Analisa Spasial, Tahun 2016
Jumlah persil tanah milik masyarakat di wilayah back up area di setiap blok terdiri dari 266
persil dengan jumlah nama pemilik tanah sebanyak 156 orang. Sebagian kecil pemilik tanah di
back up area memilik tanah lebih dari satu persil dan distribusinya berada di blok yang berbeda.
Maka di dalam rangkuman Tabel 4-7, jumlah pemilik setiap blok jika dijumlahkan secara
keseluruhan (188 orang) tidak merepresentasikan jumlah nama pemilik yang sebenarnya.
Secara lengkap gambaran jumlah persil tanah dan jumlah pemilik dapat dilihat pada Tabel 4-
11.
Tabel 4-11.
Jumlah Persil Tanah Milik Masyarakat dan Jumlah Pemilik Tanah
Blok Jumlah Persil Jumlah pemilik
15 80 50
16 27 25
17 75 43
18 15 13
19 46 35
20 23 22
Jumlah Total 266 *156
*Catatan: bukan penjumlahan per blok, tetapi berdasarkan jumlah nama pemilik yang sebenarnya.
4-33
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Jumlah pemilik yang diinventarisasi di Desa Gempol, Kalentambo, Kotasari, Pusakajaya, dan
Pusakaratu teridentifikasi 123 nama pemilik. Sementara jumlah persil yang akan terkena
kegiatan rencana access road sebanyak 229 persil. Jumlah pemilik tanah dan jumlah persil per
desa disajikan pada Tabel 4-12.
Tabel 4-12
Jumlah Persil Tanah dan Pemilik Tanah Per Desa yang Diinterventarisasi
Jumlah Pemilik
Desa Jumlah Persil
(Orang)
Gempol 56 47
Kalentembo 20 18
Kotasari 19 19
Pusakajaya 7 7
Pusakaratu 20 19
Total 122 106
1. Tanah Hak Milik; dalam hal ini adalah tanah dengan tanda bukti Girik/Surat Pembayaran
Pajak, Akte Jual Beli, Sertifikat (HM,HGU,HP,HPL). Tanah milik di Desa Patimban dimiliki
oleh perorangan maupun perusahaan.
Tanah Negara yang belum dikuasakan pada tingkat dibawahnya. Jenis tanah ini
berupa tanah bantaran sungai (sempadan sungai) dan tanah timbul yang dihasilkan
dari proses sedimentasi material laut yang terakumulasi menjadi daratan.
Tanah Desa : Tanah desa dalam hal ini adalah tanah yang diperuntukan untuk
fasilitas umum desa.
Tanah Bengkok : Tanah Desa yang dalam hal ini adalah lahan garapan milik desa
yang tidak diperuntukan untuk umum
Kondisi status kepemilikan diatas dikompilasi dengan hasil survei asset dengan penyeberan
4-34
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
kuesioner kepada warga terkena dampak (WTD), dimana sebanyak 73,6% kepemilikan tanah
yang terkena dampak umumnya berstatus hak milik dengan bukti kepemilikan sertifikat, akte
jual beli, dan Girik/PBB. Sisanya 10.9% berstatus sewa dan menempati dengan izin tanpa
membayar sebesar 15.5%. Secara lengkap gambaran status tanah dapat dilihat pada Tabel 4-
13.
Tabel 4-13.
Status Kepemilikan Tanah
Status Kepemilikan Tanah
No Blok Pemilik Total
Pemilik Sekaligus Penggarap
Penggarap
1 15 0 45 0 45
2 16 0 15 0 15
3 17 0 36 0 36
4 18 9 0 4 13
5 19 33 0 67 100
6 20 18 0 4 22
Total 60 96 75 231
Prosentase 25.97% 41.56% 32.47% 100.00%
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2016
Dari keseluruhan bidang tanah, sebagian besar memiliki dokumen kepemilikan atau dokumen
yang menjelaskan penguasaan yang sah, seperti sertifikat, girik, dan akte jual beli tanah.
Jumlah warga yang memiliki bukti kepemilikan seperti sertfikat, girik/PBB, dan akte jual beli
sebanyak 96.1% dan yang tidak memiliki dokumen atau tidak dapat menunjukkan dokumen
yang sah sebanyak 2,9%. Alasan warga pada kasus demikian karena tidak memiliki dokumen,
tidak mengetahui, atau mereka menunjukkan dokumen namun tidak memiliki relevansi dengan
status kepemilikam aset lahan. Dalam proses ganti rugi atau kompensasi, pada kondisi lahan
yang relatif sama, bukti kepemilikan selayaknya turut menentukan besaran kompensasi atau
ganti rugi, karena bukti kepemilikan merupakan bukti resmi hak atas tanah. Makin tinggi status
kepemilikan, selayaknya hak atas tanah akan makin kuat.
4-35
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-14.
Bukti Surat/Penguasaan Lahan Terkena Proyek (Pemilik dan Pemilik sekaligus Penggarap)
Blok
Surat Tanda Bukti Total %
15 16 17 18 19 20
Sertifikat 13 3 14 6 8 5 49 47.1%
Tanpa sertifikat 0 1 0 1 0 1 3 2.9%
Girik/PBB 2 0 5 4 4 1 16 15.4%
Akte jual beli 12 1 17 0 1 5 36 34.6%
Total 27 5 36 11 13 12 104 100.0%
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2016
Sedangkan untuk penggarap sebagian besar berstatus menempati lahan dengan izin tanpa
membayar (60%) dan sewa (40,0%).
Tabel 4-15.
Status Menempati Lahan (Penggarap)
Blok
Status Menempati Lahan Total %
15 16 17 18 19 20
Sewa 0 0 0 0 18 0 18 40.0%
Menempati dengan izin tanpa
0 0 0 0 23 4 27 60.0%
membayar
Total 0 0 0 0 41 4 45 100.0%
Selain memiliki tanah di wilayah daerah terkena dampak, warga terkena dampak juga memiliki
tanah di tempat lain sebanyak 52,9 persen, sedangkan 47,1 persen pemilik lainnya tidak
memiliki lahan di tempat lain.
Tabel 4-16.
Kepemilikan Lahan di Tempat Lain
Lokasi kepemilikan tanah di tempat lain ada yang terletak di desa yang sama dengan lokasi
terkena dampak (35,7%), berada di desa berbeda dalam kecamatan yang sama (50,0%), dan
berada di desa berbeda dalam kecamatan berbeda (14,3%).
4-36
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-17.
Lokasi Kepemilikan Lahan di Tempat Lain
Blok
Status Lokasi Tanah di Tempat Lain Total %
15 17 19 20
Desa yang sama 0 1 1 1 3 42,9%
Pemilik Desa yang berbeda, tapi kecamatan yang sama 0 1 0 1 2 28,6%
Desa dan kecamatan berbeda 1 0 1 0 2 28,6%
Total 1 2 2 2 7 100%
Desa yang sama 2 2 28,6%
Penggarap
Desa yang berbeda, tapi kecamatan yang sama 5 5 71,4%
Total 7 7 100%
Desa yang sama 0 1 3 1 5 35,7%
Total Desa yang berbeda, tapi kecamatan yang sama 0 1 5 1 7 50,0%
Desa dan kecamatan berbeda 1 0 1 0 2 14,3%
Total 1 2 9 2 14 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2016
Adapun asal usul kepemilikan tanah khususnya dengan status tanah milik umumnya diperoleh
dari hasil membeli (71,8%). Sedangkan yang berasal dari warisan atau pemberian sebesar
27,1 %.
Tabel 4-18.
Asal Usul Kepemilikan Tanah/Milik Sendiri
Asset Occupation The Origin of Land Block
Total %
Status Ownership Status 15 16 17 18 19 20
Owner Legacy, grant 11 0 9 0 1 2 23 28.4%
Purchase 15 6 14 5 9 8 57 70.4%
Other 0 0 0 0 1 0 1 1.2%
Total 26 6 23 5 11 10 81 100.0%
Tenant Purchase 4 4 100.0%
Total 4 4 100.0%
Total Legacy, grant 11 0 9 0 1 2 23 27.1%
Purchase 15 6 14 5 13 8 61 71.8%
Other 0 0 0 0 1 0 1 1.2%
Total 26 6 23 5 15 10 85 100.0%
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2016
Lahan terkena proyek sebagian besar dimiliki oleh WTD. Sebanyak 60 persen kepemilikan tanah
yang terkena dampak umumnya berstatus hak milik dengan bukti kepemilikan sertifikat, akte
jual beli, dan Girik/PBB. (Tabel 4-19 dan Tabel 4-20).
4-37
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-19.
Status Kepemilikan Tanah
Status Kepemilikan Lahan
Menempati
No Desa dengan izin Menempati Tidak Total
Milik Sewa
tanpa tanpa izin Menjawab
membayar
1 Gempol 33 0 3 0 12 48
2 Kalentambo 11 4 0 0 4 19
3 Kotasari 20 1 1 0 6 28
4 Pusakajaya 4 2 3 1 4 14
5 Pusakaratu 9 0 5 0 5 19
6 Rancadaka 1 0 0 0 1 2
Total 78 7 12 1 32 130
60,0 5,4 100,0
Prosentase 9,2% 0,8% 24,6%
% % %
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, Tahun 2016
Dari keseluruhan bidang tanah, sebagian besar memiliki dokumen kepemilikan atau dokumen
yang menjelaskan penguasaan yang sah, seperti sertifikat, girik, dan akte jual beli tanah.
Jumlah warga yang tidak memiliki dokumen atau tidak dapat menunjukkan dokumen yang sah
sebanyak 1,3 persen. Alasan warga pada kasus demikian karena tidak memiliki dokumen, tidak
mengetahui, atau mereka menunjukkan dokumen namun tidak memiliki relevansi dengan
status kepemilikam aset lahan. Dalam proses ganti rugi atau kompensasi, pada kondisi lahan
yang relatif sama, bukti kepemilikan selayaknya turut menentukan besaran kompensasi atau
ganti rugi, karena bukti kepemilikan merupakan bukti resmi hak atas tanah. Makin tinggi status
kepemilikan, selayaknya hak atas tanah akan makin kuat.
Tabel 4-20.
Bukti Surat/Penguasaan Lahan Terkena Proyek
Surat Tanda Bukti
Desa Tanpa Akte jual Total
Sertifikat % % Girik/PBB % %
sertifikat beli
Gempol 15 19,0% 0 0,0% 10 12,7% 4 5,1% 29
Kalentambo 9 11,4% 0 0,0% 3 3,8% 1 1,3% 13
Kotasari 2 2,5% 1 1,3% 15 19,0% 0 0,0% 18
Pusakajaya 2 2,5% 0 0,0% 2 2,5% 0 0,0% 4
Pusakaratu 1 1,3% 0 0,0% 11 13,9% 2 2,5% 14
Rancadaka 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% 1 1,3% 1
Total 29 36,7% 1 1,3% 41 51,9% 8 10,1% 79
Adapun asal usul kepemilikan tanah khususnya dengan status tanah milik umumnya diperoleh
4-38
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
dari hasil membeli 59,7%. Sedangkan yang berasal dari warisan atau pemberian sebesar
40,3%.
Tabel 4-21.
Asal Usul Kepemilikan Tanah/Milik Sendiri
Asal Usul Kepemilikan Tanah
Desa Warisan, Total
% Membeli %
pemberian
Gempol 12 15,6% 19 24,7% 31
Kalentambo 5 6,5% 3 3,9% 8
Kotasari 5 6,5% 11 14,3% 16
Pusakajaya 5 6,5% 3 3,9% 8
Pusakaratu 4 5,2% 9 11,7% 13
Rancadaka 0 0,0% 1 1,3% 1
Total 31 40,3% 46 59,7% 77
Selain memiliki tanah di wilayah daerah terkena dampak, warga terkena dampak juga memiliki
tanah di tempat lain sebanyak 52,1 persen, sedangkan 47,9 persen warga lainnya tidak
memiliki lahan di tempat lain.
Tabel 4-22.
Kepemilikan Lahan di Tempat Lain
Kepemilikan Lahan di Tempat lain
Desa Total
Ya % Tidak %
Gempol 24 32,9% 7 9,6% 31
Kalentambo 3 4,1% 3 4,1% 6
Kotasari 5 6,8% 9 12,3% 14
Pusakajaya 1 1,4% 7 9,6% 8
Pusakaratu 4 5,5% 9 12,3% 13
Rancadaka 1 1,4% 0 0,0% 1
Total 38 52,1% 35 47,9% 73
Lokasi kepemilikan tanah di tempat lain ada yang terletak di desa yang sama dengan lokasi
terkena dampak (80,0%) dan berada di desa berbeda dalam kecamatan yang sama (17,1%).
4-39
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-23.
Lokasi Kepemilikan Lahan di Tempat Lain
Lokasi Kepemilikan Lahan di Tempat Lain
Di desa yang
Desa sama dengan
Di desa berbeda Di desa berbeda Total
lahan terkena
% dalam kecamatan % dalam kecamatan %
yang sama berbeda
dampak
Penggunaan lahan merujuk pada suatu hamparan lahan yang dimanfaatkan untuk tujuan
tertentu, berdasarkan hasil analisa spasial dan validasi lapangan, penggunaan lahan di wilayah
proyek pembangunan pelabuhan Desa Patimban dikasifikasikan menjadi 9 kelas Penggunaan
lahan (lihat Tabel 4-24). Berdasarkan hasil kuantifikasi analisa spasial penggunaan lahan yang
paling luas di backup area adalah areal persawahan seluas 207,24 ha disusul dengan
penggunaan lahan tambak dengan luas 113,15 ha. Sisanya berupa : ladang, kuburan, padang
rumput, pekarangan, jalan, irigasi, dan sungai. Luas penggunaan lahan pada seluruh backup
area terangkum pada Tabel 4-24 dan luas penggunaan lahan pada setiap blok terangkum pada
Tabel 4-25.
Tabel 4-24.
Kondisi Penggunaan Lahan di Back Up Area
No Penutupan Lahan Luas (m2) Luas (ha)
1 Irigasi 9.975,27 1,0
2 Jalan 34.164,84 3,42
3 Kuburan 5.318,89 0,53
4 Ladang 186.171,02 18,62
5 Lahan terbangun 87.733,07 8,77
6 Padang rumput 26.183,63 2,62
7 Sawah 2.073.269,67 207,33
8 Sungai 7.895,23 0,79
9 Tambak 1.131.524,54 113,15
Luas Total 3.562.297,99 356,23
Sumber : Kuantifikasi Analisa Spasial, 2016
4-40
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-25.
Luas Penggunaan Lahan Di Areal Rencana Pembangunan Proyek Pelabuhan Per Blok
BLOK Penggunaan Lahan Luas (m2) Luas (ha)
Irigasi 669,19 0,07
15 Jalan 22.387,91 2,24
Sawah 734.216,54 73,42
Luas Total Blok 15 756.372,28 75,64
16 Sawah 207.374,39 20,74
Tambak 14.731,46 1,47
Luas Total Blok 16 222.105,85 22,21
Irigasi 5.920,45 0,59
Jalan 2.253,24 0,23
17
lahan terbangun 9.154,73 0,92
Sawah 712.339,09 71,23
Luas Total Blok 17 729.667,51 72,97
Irigasi 2.919,44 0,29
Jalan 1.390,97 0,14
18
Sawah 49.672,12 4,97
Tambak 323.871,88 32,39
Luas Total Blok 18 377.854,42 37,79
Irigasi 466,18 0,05
Jalan 5.326,58 0,53
Kuburan 2.549,44 0,25
Ladang 90.617,21 9,06
19 lahan terbangun 64.983,19 6,50
padang rumput 26.183,63 2,62
Sawah 325.624,53 32,56
Sungai 7.895,23 0,79
Tambak 566.494,59 56,65
Luas Totak Blok 19 1.090.140,59 109,01
Jalan 2.806,14 0,28
Kuburan 2.769,45 0,28
Ladang 95.553,81 9,56
20
lahan terbangun 13.595,14 1,36
Sawah 44.043,00 4,40
Tambak 226.426,61 22,64
Luas Total Blok 20 385.194,15 38,52
Luas Total Seluruh Blok 3.562.297,99 356,23
Sumber : Kuantifikasi Analisa Spasial, Tahun 2016
4-41
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
PT. ****
4-42
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Luas areal milik masyarakat dan pemerintah yang diinventarisasi berdasarkan hasil kuantifikasi
seluas 61,50 ha. Luas tersebut terbagi menjadi beberapa penggunaan lahan. Penggunaan
lahan yang mendominasi areal ini adalah sawah dengan luas 28,63 ha pada lahan milik
masyarakat dan 17,21 ha pada lahan pemerintah. Hasil kuantifikasi luas penggunaan lahan
yang pada areal yang diinventarisasi disajikan pada Tabel 4-26 dan Tabel 4-27.
Tabel 4-26.
Luas Penggunaan Lahan Milik Masyarakat dan Pemerintah
yang Diinventariasasi
No Penggunaan Lahan Luas (m2) Luas (ha)
Masyarakat
1 Empang 875,38 0,09
2 Irigasi 952,25 0,10
3 Jalan 112,76 0,01
4 Lahan Terbangun 43.440,29 4,34
5 Padang Rumput 10.519,23 1,05
6 Perkebunan 89.984,27 9,00
7 Sawah 286.413,16 28,64
Luas Total 432.297,35 43,23
Pemerintah
1 Irigasi 981,80 0,10
2 Jalan 3.539,47 0,35
3 Kuburan 1.291,15 0,13
4 Lahan Terbangun 1.529,09 0,15
5 Perkebunan 656,27 0,07
6 Sawah 172.058,63 17,21
7 Sungai 1.101,61 0,11
8 Bantaran Sungai 2.214,61 0,22
Luas Total 183.372,63 18,34
Luas Total 615.669,98 61,57
Sumber : Kuantifikasi Analisa Spasial, 2016
4-43
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-27,
Luas Penggunaan Lahan Per Desa yang Diinventarisasi
Desa Penggunaan Lahan Luas (m2) Luas (ha)
Gempol Irigasi 324,69 0.03
Jalan 2.403,47 0.24
Lahan Terbangun 4.168.37 0.42
Perkebunan 61.529,60 6.15
Sawah 199.791,58 19.98
Sungai 361,58 0.04
Luas Desa Gempol 268.579,28 26.86
Kalentambo Irigasi 952,25 0.10
Sawah 114.199.69 11.42
Luas Desa Kalentambo 115.151,95 11,52
Kotasari Irigasi 657,11 0,07
Jalan 961,55 0,10
Lahan Terbangun 23.947,86 2,39
Padang Rumput 10.519,23 1,05
Perkebunan 16.224,59 1,62
Sawah 4.536,43 0,45
Sungai 223,27 0,02
Bantaran Sungai 572,63 0,06
Luas Desa Kotasari 57.642,68 5,76
Pusakajaya Empang 875,38 0,09
Jalan 208,58 0,02
Lahan Terbangun 16.853,14 1,69
Sawah 3.171,10 0,32
Sungai 260,58 0,03
Luas Desa Pusakajaya 21.368,78 2,14
Pusakaratu Jalan 78,64 0,01
Kuburan 1.291,15 0,13
Perkebunan 12.884,78 1,29
Sawah 136.772,99 13,68
Sungai 256,18 0,03
Bantaran Sungai 1.641,98 0,16
Luas Desa Pusakaratu 152.925,72 15,29
Luas Total Seluruh Desa 615.669,98 61,57
Sumber : Kuantifikasi Analisa Spasial, 2016
4-44
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Berdasarkan hasil survei lapangan, bangunan yang terkena dampak proyek di seluruh blok
berjumlah 216 bangunan. Bangunan tersebut terdiri dari bangunan permanen yang ada di
pemukiman di Dusun Patimban, bangunan pondok yang ada di areal persawahan dan tambak,
serta bangunan semi permanen yang digunak an sebagai usaha dagang disepanjang pesisir
pantai Patimban. Jumlah bangunan untuk setiap blok disajikan pada Tabel 4-28.
Tabel 4-28.
Jumlah Bangunan di Setiap Blok
Blok Jumlah Bangunan
(Unit)
15 4
16 4
17 6
18 19
19 143
20 40
Total Bangunan 216
Sumber : Survei Lapangan, September 2016
Tabel 4-29.
Rincian Jumlah Bangunan dan Luas Bangunan di Wilayah Back Up Area
LUAS
JUMLAH
BLOK PEMILIK TANAH PENGGARAP BANGUNAN
BANGUNAN
m2
15 ******* - 1 59,25
******* - 3 53,14
16 ******* - 3 136,37
******* - 1 19,84
17 ******* - 1 10,20
******* - 2 92,78
******* - 1 13,32
******* - 2 3.296,88
18 ******* - 1 68,40
******* ******* 1 19,44
2 50,84
******* - 2 71,01
******* - 2 392,38
1 12,51
******* - 2 397,53
******* - 2 47,70
******* - 1 22,48
4-45
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
LUAS
JUMLAH
BLOK PEMILIK TANAH PENGGARAP BANGUNAN
BANGUNAN
m2
******* - 3 44,61
******* - 1 42,33
******* - 1 17,19
19 ******* - 1 17,33
******* - 1 124,16
******* - 3 360,22
******* - 1 230,80
******* ******* 1 66,60
- 2 136,77
******* ******* 1 81,47
5 361,18
******* - 1 34,26
******* ******* 1 90,31
******* 2 217,06
******* - 1 139,31
******* ******* 1 63,89
******* 2 214,70
******* ******* 2 390.34
******* 2 378,91
******* 2 244,00
******* 1 214,66
******* 1 202,01
******* 1 117,14
******* 2 159,87
******* 1 183,73
******* ******* 1 173,49
******* 2 159,90
******* 1 284,91
******* ******* 4 237,45
******* ******* 1 295,97
******* 1 130,41
******* 1 291,64
******* 1 148,07
******* ******* 1 245,72
5 552,36
******* ******* 1 179,19
******* 1 111,99
******* 2 226,47
******* 1 473,38
******* 2 248,37
******* 1 118,20
******* 1 57,34
4-46
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
LUAS
JUMLAH
BLOK PEMILIK TANAH PENGGARAP BANGUNAN
BANGUNAN
m2
******* 1 109,07
******* 3 460,17
******* 3 78,55
******* 1 116,00
******* 1 43,31
******* 3 417,56
******* 2 248,64
******* 1 194,25
******* 1 159,27
******* 3 257,34
******* 1 99,88
******* 1 138,00
******* 4 559,63
- 13 1.310,05
******* - 1 50,50
******* ******* 1 178,40
******* 1 223,69
******* 1 292,35
******* 1 289,60
******* ******* 1 241,80
******* ******* 3 302,61
******* - 4 279,31
******* - 6 603,15
******* - 1 176,68
******* - 3 169,34
******* - 1 18,77
******* - 6 296,52
******* ******* 1 122,46
2 171,51
******* - 4 268,07
******* - 1 28,31
******* ******* 1 190,99
******* 1 271,35
******* 2 305,55
20 ******* - 7 714,60
******* - 1 21,75
******* - 1 27,04
******* - 2 289,62
******* - 1 9,29
3 259,07
******* - 2 196,54
******* - 3 232,12
4-47
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
LUAS
JUMLAH
BLOK PEMILIK TANAH PENGGARAP BANGUNAN
BANGUNAN
m2
******* - 5 1.515,63
******* - 1 21,66
******* - 10 1.464,30
******* - 1 14,15
******* - 3 71,80
216 26.341,99
Bagian terpenting dari asset masyarakat terkena proyek adalah aset bangunan rumah, karena
rumah merupakan tempat dimana secara psikis, fisik dan sosial dari keluarga berkumpul dan
berlindung. Hasil survei lapangan menggambarkan jenis bangunan atau penggunaan bangunan
yang terkena dampak sebagian besar adalah Rumah Usaha 32 bidang (40,0%), Rumah Tinggal
17 bidang (21,3%) dan Gudang 11 bidang (13,8%). Jenis bangunan lainnya yang terkena
adalah, kandang, rumah toko, rumah kantor, dan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4-30.
Tabel 4-30.
Jenis/Penggunaan Bangunan
Jenis/Penggunaan Blok
Status Total %
Bangunan 17 18 19 20
Rumah tinggal 0 3 5 1 9 27,3%
Rumah usaha 0 0 4 0 4 12,1%
Rumah toko 0 0 2 0 2 6,1%
Pemilik Rumah kantor 0 0 1 2 3 9,1%
Gudang 1 3 4 2 10 30,3%
Kandang 1 0 2 0 3 9,1%
Lainnya 0 0 0 2 2 6,1%
Total 2 6 18 7 33 100,0%
Rumah tinggal 0 0 8 0 8 17,0%
Rumah usaha 0 0 28 0 28 59,6%
Penyewa Rumah toko 0 0 8 0 8 17,0%
Gudang 0 0 1 0 1 2,1%
Kandang 0 0 2 0 2 4,3%
Total 0 0 47 0 47 100,0%
Rumah tinggal 0 3 13 1 17 21,3%
Rumah usaha 0 0 32 0 32 40,0%
Rumah toko 0 0 10 0 10 12,5%
Total Rumah kantor 0 0 1 2 3 3,8%
Gudang 1 3 5 2 11 13,8%
Kandang 1 0 4 0 5 6,3%
Lainnya 0 0 0 2 2 2,5%
Total 2 6 65 7 80 100,0%
4-48
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-31.
Spesifikasi Bangunan
Blok
Status Spesifikasi Bangunan Total %
17 18 19 20
Permanen tunggal 0 0 4 3 7 23,3%
Permanen kapling 0 0 0 3 3 10,0%
Semi-permanen tunggal 1 4 4 0 9 30,0%
Pemilik
Semi-permanen kapling 0 0 1 0 1 3,3%
Non-permanen tunggal 0 1 7 1 9 30,0%
Semi-permanen bertingkat 1 0 0 0 1 3,3%
Sub-Total 2 5 16 7 30 100,0%
Permanen tunggal 0 0 1 0 1 2,4%
Permanen kapling 0 0 1 0 1 2,4%
Penyewa Semi-permanen tunggal 0 0 24 0 24 58,5%
Semi-permanen bertingkat 0 0 2 0 2 4,9%
Non-permanen tunggal 0 0 13 0 13 31,7%
Sub-Total 0 0 41 0 41 100,0%
Permanen tunggal 0 0 5 3 8 11,3%
Permanen kapling 0 0 1 3 4 5,6%
Semi-permanen tunggal 1 4 28 0 33 46,5%
Total Semi-permanen kapling 0 0 1 0 1 1,4%
Semi-permanen bertingkat 0 0 2 0 2 2,8%
Non-permanen tunggal 0 1 20 1 22 31,0%
Non-permanen tingkat 1 0 0 0 1 1,4%
Total 2 5 57 7 71 100,0%
Bangunan yang didirikan mayoritas antara tahun 2001 s.d. tahun 2010 dengan jumlah rumah
31 unit (48,4%). Bangunan yang didirikan antara tahun 2011 s.d. tahun 2016 sebanyak 16 unit
(25,0%) dan sisanya dibangun antara tahun 2000 dan dibawah tahun 2000. (Lihat Tabel 4-32).
Tabel 4-32.
Tahun Didirikan Bangunan
4-49
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Blok
Status Tahun Didirikan Bangunan Total %
17 18 19 20
1980 – 1990 1 1 1 0 3 11,1%
1991 – 2000 0 0 1 3 4 14,8%
Pemilik
2001 – 2010 0 1 8 0 9 33,3%
2011 – 2016 1 4 3 3 11 40,7%
Sub-Total 2 6 13 6 27 100,0%
1980 – 1990 0 0 0 0 1 2,7%
1991 – 2000 0 0 9 0 9 24,3%
Penyewa
2001 – 2010 0 0 22 0 22 59,5%
2011 – 2016 0 0 5 0 5 13,5%
Sub-Total 0 0 37 0 37 100,0%
1980 – 1990 1 1 1 0 4 6,3%
1991 – 2000 0 0 10 3 13 20,3%
Total
2001 – 2010 0 1 30 0 31 48,4%
2011 – 2016 1 4 8 3 16 25,0%
Total 2 6 50 6 64 100,0%
Kondisi bangunan ketika didirikan rata-rata dalam kondisi tidak ada kerusakan-kokoh (58,5%),
dalam kondisi ada kerusakan-kokoh (39,0%) dan dalam kondisi ada kerusakan-tidak kokoh
(2,4%).
Tabel 4-33.
Kondisi Bangunan Ketika Didirikan
Blok
Status Kondisi Bangunan Total %
18 19 20
Tidak ada kerusakan – kokoh 4 9 5 18 90,0%
Pemilik Ada kerusakan – kokoh 0 1 0 1 5,0%
Ada kerusakan - tidak kokoh 0 1 0 1 5,0%
Total 4 11 5 20 100,0%
Tidak ada kerusakan – kokoh 0 6 0 6 28,6%
Penyewa
Ada kerusakan – kokoh 0 15 0 15 71,4%
Total 0 21 0 21 100,0%
Tidak ada kerusakan – kokoh 4 15 5 24 58,5%
Total Ada kerusakan – kokoh 0 16 0 16 39,0%
Ada kerusakan - tidak kokoh 0 1 0 1 2,4%
Total 4 32 5 41 100,0%
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2016
Sebagian besar bangunan yang ditempati adalah milik sendiri (72,7%), Hanya 1 kepala
keluarga (1,5%) yang menempati secara sewa dan sisanya menempati dengan izin sebesar
25,8 persen. Secara lengkap lihat Tabel 4-34.
4-50
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-34.
Status Kepemilikan Bangunan
Status Kepemilikan Blok
Status Total %
Bangunan 15 17 18 19 20
Milik sendiri 1 1 6 13 5 26 92,9%
Pemilik Sewa 0 0 0 1 0 1 3,6%
Menempatii dengan izin 0 0 0 1 0 1 3,6%
Total 1 1 6 15 5 28 100,0%
Milik sendiri 0 0 0 22 0 22 57,9%
Penyewa
Menempatii dengan izin 0 0 0 16 0 16 42,1%
Total 0 0 0 38 0 38 100,0%
Milik sendiri 1 1 6 35 5 48 72,7%
Total Sewa 0 0 0 1 0 1 1,5%
Menempatii dengan izin 0 0 0 17 0 17 25,8%
Total 1 1 6 53 5 66 100,0%
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2016
Berdasarkan hasil survei lapangan diketahui bahwa luas bangunan yang ada di daerah proyek
adalah 8.247 m2 dan luas bangunan yang terkena dampak adalah 5.085 m2.
Tabel 4-35.
Luas Bangunan
Total Luas Bangunan
No Blok Total Luas Bangunan
Terkena Dampak
1 17 24 0
2 18 337 85
3 19 7.455 4.975
4 20 431 25
Total 8.247 5.085
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2016
Selain memiliki rumah/bangunan di wilayah daerah terkena dampak, warga terkena dampak
juga memiliki rumah/bangunan di tempat lain sebanyak 61,5 persen dan 38,5 persen warga
lainnya tidak memiliki lahan di tempat lain.
4-51
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-36.
Kepemilikan Rumah di Tempat Lain
Kepemilikan Rumah di Daerah Blok
Status Total %
Lain 15 16 17 18 19 20
Ya 3 1 6 2 11 2 25 62,5%
Pemilik
Tidak 4 1 5 3 0 2 15 37,5%
Sub-Total 7 2 11 5 11 4 40 100,0%
Ya 15 15 60,0%
Penyewa
Tidak 10 10 40,0%
Sub-Total 25 25 100,0%
Ya 3 1 6 2 26 2 40 61,5%
Total
Tidak 4 1 5 3 10 2 25 38,5%
Total 7 2 11 5 36 4 65 100,0%
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2016
Lokasi kepemilikan rumah/bangunan di tempat lain ada yang terletak di desa berbeda dalam
kecamatan yang sama (62,5%) dan berada di desa berbeda dalam kecamatan yang berbeda
(20,8%), hanya 16,7 persen yang berlokasi di desa yang sama dengan lahan terkena dampak.
Tabel 4-37.
Lokasi Kepemilikan Rumah di Tempat Lain
Lokasi Kepemilikan Rumah di Tempat Blok
Status Total %
Lain 15 17 18 19 20
Di desa yang sama dengan lahan terkena
0 0 0 4 0 4 16,7%
dampak
Pemilik Di desa berbeda dalam kecamatan yang
3 6 1 4 1 15 62,5%
sama
Di desa berbeda dalam kecamatan berbeda 0 0 1 3 1 5 20,8%
Sub-Total 3 6 2 11 2 24 100,0%
Di desa yang sama dengan lahan terkena
9 9 69,2%
dampak
Penyewa Di desa berbeda dalam kecamatan yang
3 3 23,1%
sama
Di desa berbeda dalam kecamatan berbeda 1 1 7,7%
Sub-Total 13 13 100,0%
Di desa yang sama dengan lahan terkena
0 0 0 13 0 13 35,1%
dampak
Total Di desa berbeda dalam kecamatan yang
3 6 1 7 1 18 48,6%
sama
Di desa berbeda dalam kecamatan berbeda 0 0 1 4 1 6 16,2%
Total 3 6 2 24 2 37 100,0%
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2016
4-52
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Aset bangunan yang terinventarisasi di wilayah jalan akses di setiap desa luasannya sebesar
13,002.72 m2 dengan 35 pemilik dan 13 penggarap. Adapun nama pemilik dan penggarap
dapat dilihat pada Tabel 4-38.
Tabel 4-38.
Nama Pemilik dan Penggarap Serta Luas Aset Bangunan yang Diinventarisasi
Desa No. Pemilik Penyewa Luas (m2)
Gempol 1 ******* - 122.73
2 ******* ******* 139.94
3 ******* - 182.00
4 ******* ******* 115.14
5 ******* - 135.38
6 ******* - 140.68
7 ******* ******* 114.08
******* 83.61
- 207.36
Kota Sari 1 ******* - 288.89
2 ******* ******* 155.49
3 ******* - 277.21
4 ******* ******* 251.67
5 ******* - 846.51
6 ******* - 42.85
7 ******* - 858.13
8 ******* ******* 94.12
9 ******* - 184.62
10 ******* - 62.63
11 ******* - 119.79
12 ******* ******* 108.31
13 ******* - 161.49
14 ******* - 461.56
15 ******* ******* 67.21
- 236.89
16 ******* - 107.74
17 ******* - 171.52
18 ******* ******* 221.92
19 ******* ******* 260.53
20 ******* - 80.74
21 ******* - 71.29
22 ******* - 730.96
23 ******* ******* 147.24
Pusakajaya 1 ******* ******* 119.79
- 425.85
2 ******* - 71.30
3 ******* - 574.31
4 ******* ******* 230.85
******* 105.40
******* 232.59
5 ******* ******* 299.30
6 ******* - 186.35
7 ******* - 199.45
4-53
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Luas bangunan yang terkena dampak terkuantifikasi 2.336,39 m2, bangunan terkena dampak
terdapat di 4 desa dari 5 desa yang diinventarisasi. Tidak teridentifikasi adanya bangunan di
lahan terkena dampak di Desa Kalentambo.
Tabel 4.39.
Jumlah dan Luas Bangunan Terkena Dampak di Jalan Akses (Access Road)
Desa Pemilik Kode Penyewa Luas (m2)
GEMPOL ******* GP-33 - 122.73
******* GP-20 ******* 139.94
******* GP-46 - 182.00
******* GP-51 ******* 115.14
******* GP-50 - 135.38
******* GP-47 - 140.68
******* GP-48 ******* 114.08
******* 83.61
- 207.36
KOTASARI ******* KS-04 ******* 32.02
******* KS-16 ******* 251.67
******* KS-05 - 78.43
******* KS-15 ******* 94.12
******* KS-14 - 184.62
******* KS-24 ******* 67.21
******* KS-11 - 1.62
******* KS-08 ******* 19.71
******* - 71.29
******* - 2.42
PUSAKAJAYA ******* PJ-02 - 13.88
PUSAKARATU ******* PR-04 - 103.66
******* PR-06 - 174.82
2,336.39
Sumber : Kuantifikasi Analisa Spasial, Tahun 2016
Pada kajian ini kuantifikasi luas bangunan yang terkena dampak adalah luas bangunan yang
berada dalam buffer 30m dari bahu jalan Tanah Merah sebelah timur. Pada bangunan yang
terkena dampak ada beberapa bangunan yang hanya terkena sebagian, sebagai contoh seperti
pada Gambar 4.5.
4-54
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Gambar 4.5.
Lokasi Bangunan Terkena Sebagian di Wilayah Jalan Akses (Access Road)
Gambaran lengkap nama pemilik/penggarap dan jumlah serta luas bangunan yang terkena
dampak sebagian di wilayah jalan akses (access road) dapat dilihat pada Tabel 4.40.
4-55
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4.40.
Nama Pemilik/Penggarap dan Jumlah Serta Luas Bangunan Terkena Dampak Sebagian
Luas
Luas Bangunan
Desa Pemilik Kode Penggarap Bangunan
(m2)
(m2)
Gempol ******* GP-20 ******* 139.94 87.72
******* GP-51 ******* 115.14 17.35
******* GP-48 ******* 114.08 60.42
- 207.36 83.33
Kotasari ******* KS-04 ******* 155.49 32.02
******* KS-16 ******* 251.67 99.45
******* KS-05 - 858.13 78.43
******* KS-15 ******* 94.12 53.66
******* KS-14 - 184.62 77
******* KS-24 ******* 67.21 67.21
******* KS-11 - 171.52 1.62
******* KS-08 ******* 260.53 19.71
******* - 71.29 25.63
******* - 730.96 2.42
Pusakajaya ******* PJ-09 - 2,885.97 13.88
Total
6,308.03 719.85
Sumber : Kuantifikasi Analisa Spasial, Tahun 2016
Jenis bangunan atau penggunaan bangunan yang terkena dampak sebagian besar adalah
rumah Tinggal 29 bidang (80,6%) dan Rumah Toko 4 bidang (11,1%). Jenis bangunan lainnya
yang terkena adalah Rumah Usaha, Gudang, dan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4-41.
Tabel 4-41.
Jenis/Penggunaan Bangunan
Desa
Jenis Penggunaan Bangunan Total %
Gempol Kotasari Pusakajaya
Rumah tinggal 6 14 9 29 80,6%
Rumah usaha 0 1 1 2 5,6%
Rumah toko 0 4 0 4 11,1%
Gudang 0 1 0 1 2,8%
Total 6 20 10 36 100,0%
Prosentase 16,7% 55,6% 27,8% 100,0%
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2016
Pada umumnya spesifikasi bangunan di daerah terkena dampak adalah permanen tunggal
dengan jumlah 27 rumah atau 77,14 persen. Berikut tersaji dalam Tabel 4-42 spesifikasi
bangunan yang terkena dampak.
4-56
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-42.
Spesifikasi Bangunan
Desa
Spesifikasi Bangunan Total %
Gempol Kotasari Pusakajaya
Permanen tunggal 4 16 7 27 77,14%
Permanen bertingkat 1 3 0 4 11,43%
Semi-permanen tunggal 1 0 2 3 8,57%
Non-permanen tunggal 0 0 1 1 2,86%
Total 6 19 10 35 100,00%
Prosentase 17,1% 54,3% 28,6% 100,0%
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2016
Bangunan yang didirikan mayoritas antara tahun 1991 s.d. tahun 2000 dengan jumlah rumah
12 unit (44,4%). Bangunan yang didirikan antara tahun 2001 s.d. tahun 2010 sebanyak 5 unit
(18,5%). Bangunan yang didirikan antara tahun 2011 s.d. tahun 2016 sebanyak 3 unit (11,1%)
dan sisanya dibangun dibawah tahun 1990. (Lihat Tabel 4-43).
Tabel 4-43.
Tahun Didirikan Bangunan
Desa
Tahun Didirikan Bangunan Total %
Gempol Kotasari Pusakajaya
1950 – 1960 0 0 1 1 3,7%
1961 – 1970 0 1 1 2 7,4%
1971 – 1980 0 0 0 0 0,0%
1981 – 1990 0 3 1 4 14,8%
1991 – 2000 1 8 3 12 44,4%
2001 – 2010 2 2 1 5 18,5%
2011 – 2016 0 1 2 3 11,1%
Total 3 15 9 27 100,0%
Prosentase 11,1% 55,6% 33,3% 100,0%
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2016
Kondisi bangunan ketika didirikan rata-rata dalam kondisi tidak ada kerusakan-kokoh (73,9%),
dalam kondisi ada kerusakan-kokoh (17,4%) dan dalam kondisi ada kerusakan-tidak kokoh
(8,7%).
4-57
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-44.
Kondisi Bangunan Ketika Didirikan
Kondisi Bangunan
Desa Tidak ada ada kerusakan – ada kerusakan - Total
kerusakan – kokoh
% kokoh
% tidak kokoh
%
Sebagian besar bangunan yang ditempati adalah milik sendiri (80%), Hanya 1 kepala keluarga
(3,1%) yang menempati secara sewa. Lihat Tabel 4-45.
Tabel 4-45.
Status Kepemilikan Bangunan
Status Kepemilikan
Desa Milik Menempati Total
% Sewa % %
sendiri dengan izin
Berdasarkan hasil survei lapangan diketahui bahwa luas bangunan yang ada di daerah proyek
adalah 6.397 m2.
Tabel 4-46.
Status Kepemilikan Bangunan
Desa Total Luas Bangunan %
Gempol 412 6,4%
Kotasari 5169 80,8%
Pusakajaya 816 12,8%
Total 6397 100,0%
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2016
Selain memiliki rumah/bangunan di wilayah daerah terkena dampak, warga terkena dampak
juga memiliki rumah/bangunan di tempat lain sebanyak 17,2 persen dan 82,8 persen warga
lainnya tidak memiliki rumah/bangunan di tempat lain.
4-58
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-47.
Kepemilikan Rumah di Tempat Lain
Kepemilikan Rumah di Tempat Lain
Desa Total
Ya % Tidak %
Gempol 1 3,4% 5 17,2% 6
Kotasari 3 10,3% 12 41,4% 15
Pusakajaya 1 3,4% 7 24,1% 8
Total 5 17,2% 24 82,8% 29
Lokasi kepemilikan rumah/bangunan di tempat lain ada yang terletak di desa berbeda dalam
kecamatan yang sama (14,3%) dan berada di desa berbeda dalam kecamatan yang berbeda
(42,9%) dan 14,3 persen yang berlokasi di desa yang sama dengan lahan terkena dampak.
Tabel 4-48.
Lokasi Kepemilikan Rumah di Tempat Lain
Lokasi Kepemilikan Rumah di Tempat Lain
4.2.1 Blok 15
Blok 15 berada di Dusun Genteng yang pada bagian barat dibatasi oleh sungai, bagian utara
jalan desa, serta persawahan di sebelah timur dan selatan. Sebagian besar penggunaan lahan
di Blok 15 dimanfaatkan untuk sawah seluas 73,42 ha. Luas tersebut ditambah dengan adanya
irigasi, jalan dan lahan terbangun di Dusun Genteng. Peta dan tabel luas penggunaan lahan di
Blok 15 tersaji pada Tabel 4-49 dan Gambar 4.6.
4-59
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-49.
Luas penggunaan lahan di blok 15
No. Penggunaan Lahan Luas (m2) Luas (ha)
1 Irigasi 669.19 0.07
2 Jalan 22,387.91 2.24
3 Sawah 734,216.54 73.42
Luas Total 757,335.48 75.73
Sumber: Kuantifikasi analisa spasial, 2016
Gambar 4-6.
Peta Back Up Area di Blok 15
Di blok 15 teridentifikasi 80 persil dengan 50 nama pemilik. Seluruh pemilik lahan di blok 15
penggunaan lahannya berupa sawah. Lahan pemerintah di blok 15 teridentifikasi dua jenis
kepemilikan yaitu tanah desa dan tanah negara. Tanah desa berupa jalan desa dan
pemakaman, kemudian tanah negara berupa irigasi dan tanah merah calon akses road. Seluruh
pemilik dan luas lahan yang dimiliki masyarakat dan pemerintah di Blok 15 terangkum pada
Tabel 4-50 dan Tabel 4-51.
4-60
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-50.
Pemilik dan Luas Tanah di Blok 15
No Pemilik Kode Luas (m2) Luas (ha)
1 ******* B15-67 8,234.11 0.82
B15-68 3,683.16 0.37
2 ******* B15-37 11,533.57 1.15
3 ******* B15-39 23,016.89 2.30
4 ******* B15-07 4,989.77 0.50
B15-17 11,942.13 1.19
5 ******* B15-78 4,000.33 0.40
6 ******* B15-46 5,158.28 0.52
7 ******* B15-18 10,351.15 1.04
8 ******* B15-03 5,137.04 0.51
B15-12 3,691.17 0.37
9 ******* B15-05 2,975.44 0.30
10 ******* B15-10 9,520.46 0.95
B15-51 17,757.45 1.78
B15-55 14,672.39 1.47
B15-66 38,629.82 3.86
B15-75 12,456.26 1.25
11 ******* B15-15 13,976.81 1.40
B15-28 B 5,231.04 0.52
B15-41 4,084.94 0.41
B15-44 7,043.70 0.70
12 ******* B15-06 2,866.82 0.29
B15-20 6,303.02 0.63
B15-50 8,533.06 0.85
B15-52 18,741.83 1.87
B15-69 2,160.39 0.22
13 ******* B15-13 9,243.00 0.92
B15-14 11,398.13 1.14
B15-16 6,999.05 0.70
B15-71 3,831.61 0.38
14 ******* B15-74 2,190.84 0.22
15 ******* B15-26 3,584.19 0.36
16 ******* B15-53 B 4,472.86 0.45
17 ******* B15-70 3,824.90 0.38
18 ******* B15-58 7,399.28 0.74
B15-63 2,954.32 0.30
19 ******* B15-32 8,813.42 0.88
B15-36 4,720.15 0.47
20 ******* B15-62 3,293.15 0.33
21 ******* B15-38 6,739.49 0.67
22 ******* B15-61 5,022.13 0.50
B15-72 3,834.65 0.38
4-61
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
4-62
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-51.
Luas lahan Milik Pemerintah di Blok 15
No. Pemilik Luas (m2) Luas (ha)
1 Tanah Desa 7,994.64 0.79
2 Tanah Negara 18,994.76 1.90
Luas Total 26,939.43 2.69
Sumber: Kuantifikasi analisa spasial, 2016
Teridentifikasi jumlah bangunan yang ada di Blok 15 sejumlah 4 bangunan dengan luas 112.39
m2. Seluruh bangunan merupakan bangunan semi permanen berupa pondok di areal
pemakaman dan sawah.
Tabel 4-52.
Pemilik, Jumlah dan Luas Bangunan di blok 15
No. Pemilik Jumlah Bangunan Luas (m2)
1 TAJUDIN 1 59.25
2 TANAH DESA 3 53.14
Jumlah 4 112.39
Sumber: Kuantifikasi analisa spasial, 2016
Gambar 4-7.
Bangunan Semi Permanen dari Photo Udara di Blok 15
4-63
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
4.2.2 Blok 16
Blok 16 berada di Dusun Genteng yang sebagian besar penggunaan lahan dimanfaatkan untuk
sawah seluas 20,74 ha. Blok 16 sebenarnya mencakup lahan PT. ****. Bagian barat dibatasi
oleh pemukiman Dusun Genteng, bagian utara dan timur di batasi oleh areal pertambakan PT.
****, dan bagian selatan dibatasi oleh jalan desa dan areal persawahan blok 15. Penggunaan
lahan di Blok 16 seharusnya didominasi oleh areal tambak PT. ****, akan tetapi karena
perusahaan ini dikeluarkan dari areal rencana pembebasan lahan, maka luas penggunaan lahan
didominasi oleh sawah seluas 20,74 ha. Lahan terbangun berada di Dusun Cemara yang
terkuantifikasi dalam luas keseluruhan blok 16. Luas penggunaan lahan di Blok 16 terangkum
pada Tabel 4-53 dan Gambar 4.8. menggambarkan peta wilayah Blok 16.
Tabel 4-53.
Luas Penggunaan Lahan di Blok 16.
No. Penggunaan Lahan Luas (m2) Luas (ha)
1 Sawah 207,374.39 20.74
2 Tambak 14,731.46 1.47
Total 222,105.85 22.21
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, Tahun 2016
4-64
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Gambar 4-8.
Peta Wilayah Back Up Area di Blok 16
4-65
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Di blok 16 teridentifikasi 27 persil dengan 26 nama pemilik. Seluruh pemilik lahan di blok 16
penggunaan lahannya berupa sawah. Lahan pemerintah di blok 16 teridentifikasi tiga jenis
kepemilikan yaitu tanah bengkok, tanah desa dan tanah negara. Tanah bengkok berupa sawah,
Tanah desa berupa jalan desa berupa lapangan sepak bola, tanah negara berupa sawah yang
sudah dibebaskan untuk jalan akses menuju pelabuhan. Pemilik dan luas lahan yang dimiliki
masyarakat dan pemeritah di Blok 16 terangkum pada Tabel 4-54 dan Tabel 4-55.
Tabel 4-54.
Pemilik dan Luas Tanah di Blok 16
No. Pemilik Luas (m2) Luas (ha)
1 ******* 7,017.55 0.70
2 ******* 10,865.16 1.09
3 ******* 2,881.73 0.29
4 ******* 2,812.78 0.28
5 ******* 1,191.80 0.12
6 ******* 9,587.86 0.96
7 ******* 2,693.37 0.27
8 ******* 2,761.87 0.28
9 ******* 20,843.89 2.08
10 ******* 20,262.12 2.03
11 ******* 8,252.87 0.83
12 ******* 3,700.05 0.37
13 ******* 6,692.86 0.67
14 ******* 8,327.21 0.83
15 ******* 7,724.02 0.77
16 ******* 4,097.50 0.41
17 ******* 9,830.28 0.98
18 ******* 1,094.05 0.11
19 ******* 4,388.88 0.44
20 ******* 11,577.71 1.16
21 ******* 14,731.46 1.47
22 ******* 5,820.79 0.58
23 ******* 7,246.82 0.72
24 ******* 3,394.97 0.34
25 ******* 22,848.84 2.28
Total 200,646.45 20.06
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, Tahun 2016
4-66
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-55.
Luas lahan Milik Pemerintah di Blok 16
No. Pemilik Luas (m2) Luas (ha)
1 Tanah bengkok 1,628.98 0.16
2 Tanah desa 8,363.84 0.84
3 Tanah negara 11,466.58 1.15
Luas Total 21,459.39 2.15
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, Tahun 2016
Teridentifikasi jumlah bangunan yang ada di blok 16 sebanyak 4 bangunan dengan luas total
156.22 m2. Dimana 1 unit berupa bangunan permanen dan 3 unit berupa bangunan semi
permanen. Bangunan berupa pondok petani di tengah sawah.
Tabel 4-56.
Pemilik, Jumlah dan Luas Bangunan di Blok 16
No. Pemilik Jumlah Bangunan Luas (m2)
1 ******* 3 136.37
2 ******* 1 19.84
Total 4 156.22
Gambar 4-9.
Bangunan dari Photo Udara di Blok 16
4-67
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
4.2.3 Blok 17
Blok 17 berada di Dusun Genteng, pada bagian barat dibatasi oleh areal persawahan blok 15,
bagian utara berbatasan dengan jalan desa dan areal persawahan yang telah dibebaskan oleh
pemerintah. Penggunaan lahan didominasi oleh sawah seluas 71,23 ha, dan sisanya berupa
irigasi, jalan, dan lahan terbangun berupa peternakan ayam. Luas penggunaan lahan di blok 17
terangkum pada Tabel 4-57 serta Gambar 4-10 menggambarkan peta kepemilikan tanah di Blok
17.
Tabel 4-57.
Luas Penggunaan Lahan di Blok 17
No. Penggunaan Lahan Luas (m2) Luas (ha)
1 Irigasi 5,920.45 0.59
2 Jalan 2,253.24 0.23
3 Lahan terbangun 9,154.73 0.92
4 Sawah 712,339.09 71.23
Total 729,667.51 72.97
Sumber: Kuantifikasi analisa spasial, 2016
4-68
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Gambar 4-10.
Peta Wilayah Back Up Area di Blok 17
4-69
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Di blok 17 teridentifikasi jumlah persil sebanyak 75 persil dengan 43 nama pemilik. Seperti
halnya blok 15 dan 16, seluruh pemilik tanah di blok 17 penggunaan lahannya berupa sawah
dan terdapat satu persil berupa peternakan ayam. Lahan pemerintah di blok 17 teridentifikasi
empat jenis kepemilikan yaitu tanah desa, tanah negara, tanah PU, dan tanah Wakaf. Tanah
desa berupa jalan desa, tanah negara berupa irigasi, tanah PU berupa sawah, dan tanah wakaf
berupa sawah. Seluruh pemilik dan luas lahan yang dimiliki masyarakat dan pemerintah di Blok
17 terangkum pada Tabel 4-58 dan Tabel 4-59.
Tabel 4-58.
Luas dan Pemilik Tanah di Blok 17
No. Pemilik Luas (m2) Luas (ha)
1 ******* 4,226.63 0.42
2 ******* 6,371.92 0.64
3 ******* 15,092.25 1.51
4 ******* 4,157.30 0.42
5 ******* 7,362.66 0.74
6 ******* 4,889.78 0.49
7 ******* 4,257.89 0.43
8 ******* 892.56 0.09
9 ******* 9,285.18 0.93
10 ******* 80,191.29 8.02
11 ******* 38,608.75 3.86
12 ******* 10,105.52 1.01
13 ******* 39,954.67 4.00
14 ******* 43,019.44 4.30
15 ******* 53,218.95 5.32
16 ******* 9,254.84 0.93
17 ******* 43,851.71 4.39
18 ******* 9,572.01 0.96
19 ******* 44,330.50 4.43
20 ******* 7,453.73 0.75
21 ******* 9,703.48 0.97
22 ******* 23,770.31 2.38
23 ******* 4,574.60 0.46
24 ******* 9,692.97 0.97
25 ******* 40,335.18 4.03
26 ******* 10,084.24 1.01
27 ******* 5,005.33 0.50
28 ******* 4,083.19 0.41
29 ******* 4,907.12 0.49
30 ******* 21,921.55 2.19
31 ******* 7,920.05 0.79
32 ******* 7,030.56 0.70
4-70
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-59.
Luas Lahan Milik Pemerintah di Blok17
No. Pemilik Luas (m2) Luas (ha)
1 Tanah desa 2,253.24 0.23
2 Tanah negara 5,920.45 0.59
3 Tanah PU 1,996.46 0.20
4 Tanah wakaf 2,740.23 0.27
Luas Total 12,910.39 1.29
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, Oktober 2016
Teridentifikasi jumlah bangunan yang ada di blok 17 sejumlah 6 bangunan, dimana salah satu
bangunannya adalah semi-permanen yang diperuntukan untuk peternakan ayam. Sementara
lima bangunan lainnya adalah pondok petani yang ada di sawah.
Gambar 4-11.
Banguna Peternakan Ayam dari Photo Udara di Blok 17
4-71
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-60.
Pemilik, Jumlah dan Luas Bangunan di Blok 17
No. Pemilik Jumlah Bangunan Luas (m2)
(Unit)
1 ******* 1 10.20
2 ******* 2 92.78
3 ******* 1 13.32
4 ******* 2 3,296.88
Total 6 3,413.18
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, Oktober 2016
4.2.4 Blok 18
Blok 18 berada di Dusun Patimban, bagian barat dan utara berbatasan dengan areal PT.****,
bagian timur berbatasan dengan Sungai Luwung dan blok 19, dan bagian selatan berbatasan
dengan areal persawahan blok 17. Penggunaan lahan di blok 18 didominasi oleh tambak seluas
32,39 ha dan sebagian kecil berupa sawah dengan luas 4,97 ha. Luas penggunaan lahan di
blok 18 terangkum pada Tabel 4-61.
Tabel 4-61.
Luas Penggunaan Lahan di Blok 18
No. Penggunaan Lahan Luas (m2) Luas (ha)
1 Irigasi 2,919.44 0.2
2 Jalan 1,390.97 0.14
3 Sawah 49,672.12 4.97
4 Tambak 323,871.88 32.39
Total 377,854.42 37.79
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, Oktober 2016
4-72
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Gambar 4-12.
Peta Wilayah Back Up Area di Blok 18
4-73
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Di Blok 18 teridentifikasi jumlah persil sebanyak 15 persil dengan 13 nama pemilik. Sebagian
besar kepemilikan lahan di blok 18 telah beralih kepada PT.****. Pemilik dan luas lahan yang
dimiliki masyarakat di Blok 18 terangkum pada Tabel 4-62.
Tabel 4-62.
Pemilik dan Luas Tanah di Blok 18
No. Pemilik Luas (m2) Luas (ha)
1 ******* 8,742.78 0.87
2 ******* 76,266.52 7.63
3 ******* 7,362.11 0.74
4 ******* 16,498.41 1.65
5 ******* 26,509.59 2.65
6 ******* 45,923.24 4.59
7 ******* 7,826.06 0.78
8 ******* 2,800.49 0.28
9 ******* 43,970.78 4.40
10 ******* 47,091.55 4.71
11 ******* 17,907.14 1.79
12 ******* 41,328.59 4.13
13 ******* 10,935.26 1.09
Total 353,162.52 35.32
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, 2016
Lahan pemerintah di blok 18 teridentifikasi dua jenis kepemilikan yaitu tanah desa dan tanah
negara. Tanah desa berupa jalan desa, tanah negara berupa irigasi, sawah yang sudah
dibebaskan untuk jalan akses menuju pelabuhan, tambak hasil tanah timbul, dan bantaran
sungai. Luas lahan milik pemerintah di Blok 18 terangkum pada Tabel 4-63.
Tabel 4-63.
Luas lahan Milik Pemerintah di Blok18
No. Pemilik Luas (m2) Luas (ha)
1 Tanah desa 1,390.97 0.14
2 Tanah negara 23,300.93 2.33
Luas Total 24,691.90 2.47
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, Oktober 2016
4-74
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Gambar 4-13.
Kondisi Umum Bangunan di Blok 18
Tabel 4-64.
Pemilik, Jumlah dan Luas Bangunan di Blok 18
No. Pemilik Jumlah Bangunan Luas (m2)
(Unit)
1 ******* 1 68.40
2 ******* 3 70.28
3 ******* 2 71.01
4 ******* 3 404.89
5 ******* 2 397.53
6 ******* 2 47.70
7 ******* 1 22.48
8 ******* 3 44.61
9 ******* 1 42.33
10 ******* 1 17.19
Total 19 1,186.42
4.2.5 Blok 19
Blok 19 berada di Dusun Patimban, bagian barat berbatasan dengan blok 17 dan 18, bagian
utara berbatasan dengan laut jawa, bagian timur berbatasan dengan blok 20, dan bagian
selatan berbatasan dengan kawasan pemukiman Dusun Patimban. Penggunaan lahan di Blok
19 di dominasi oleh tambak dan sawah dengan luas berturut-turut 56,65 ha dan 32,56 ha.
selain itu terdapat juga ladang dan lahan terbangun yang terdistribusi di pesisir pantai
patimban. Luas penggunaan lahan di Blok 19 terangkum pada Tabel 4-65.
4-75
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Gambar 4-14.
Peta Back Up Area di Blok 19
4-76
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-65.
Luas dan Penggunaan Lahan di Blok 19
No. Penggunaan Lahan Luas (m2) Luas (ha)
1 Irigasi 466.18 0.05
2 Jalan 5,326.58 0.53
3 Kuburan 2,549.44 0.25
4 Ladang 90,617.21 9.06
5 lahan terbangun 64,983.19 6.50
6 padang rumput 26,183.63 2.62
7 Sawah 325,624.53 32.56
8 Sungai 7,895.23 0.79
9 Tambak 566,494.59 56.65
Total 1,090,140.59 109.01
Sumber: Kuantifikasi analisa spasial, 2016
Di Blok 19 teridentifikasi jumlah persil sebanyak 46 persil dengan 35 nama pemilik. Di wilayah
ini terdapat satu kepemilikan lahan atas nama perusahaan, dimana kepemilikannya adalah atas
nama PT. **** Dalam sejarahnya lahan perusahaan ini adalah lahan yang dibeli dari
masyarakat pada tahun 1988, yang pada awalnya dimanfaatkan untuk tambak budidaya udang
windu yang beroperasi sampai tahun dari 1995 yang dikhiri dengan kebangkrutan pada tahun
tersebut.
Pada tahun 1995-2011 lahan tersebut kembali digarap olah masyarakat. Pada tahun 2012
Kementrian Kelautan dan Perikanan melalui programnya memberikan bantuan alat berupa kincir,
mesin, benur udang vaname, dan pakan sampai dengan benur berumur 40 hari. Program
berlangsung sampai dengan tahun 2014, dengan berakhirnya program tersebut kemudian
dibentuklah BUMDES (Badan Usaha Milik Desa) dan hak garapan diberikan sepenuhnya kepada
masyarakat. BUMDES dalam hal ini dibentuk sebagai perwujudan dari aspirasi masyarakat
untuk mengatur hak garapan. Sampai saat ini jumlah penggarap di PT. **** kurang lebih
berjumlah 23 orang.
4-77
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-66.
Pemilik dan Luas Tanah Milik Masyarakat di Blok 19
No. Pemilik Luas (m2) Luas (ha)
Selain kepemilikan lahan masyarakat, diblok 19 juga terdapat lahan yang dimiliki oleh
pemerintah diantanya adalah tanah bengkok, tanah desa, tanah negara, tanah pemda, dan
tanah wakaf. Tanah bengkok pada umumnya berupa areal persawahan, tanah desa dan negara
berupa bantaran sungai yang dalam klasifikasi penggunaan lahan termasuk ke dalam kawasan
tambak.
Selanjutnya tanah pemda Kabupaten Subang berupa berupa bidang tanah yang diperuntukan
sebagai sampel pendugaan volume urugan untuk proyek pembangunan Pelabuhan Patimban
dan tanah wakaf berupa kuburan atau pemakaman.
4-78
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-67.
Luas lahan Milik Pemerintah di Blok 19
No. Pemilik Luas (m2) Luas (ha)
1 Tanah bengkok 295,808.23 29.58
2 Tanah desa 450.72 0.05
3 Tanah negara 13,110.93 1.31
4 Tanah pemda 20,911.62 2.09
5 Tanah wakaf 2,549.44 0.25
Luas Total 332,830.93 33.28
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, Oktober 2016
4.2.5.3 Aset Bangunan Terkena Dampak
Teridentifikasi jumlah bangunan di Blok 19 sejumlah 143 bangunan, yang terdiri dari bangunan
permanen sampai dengan semi permanen. Gambaran kondisi bangunan di Blok 19 dapat dilihat
pada Gambar 4-15.
Gambar 4-15.
Kondisi Umum Bangunan Semi Permanen di Sepanjang
Pesisir Pantai Patimban
4-79
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Gambar 4-16.
Bangunan Permanen di Blok 19 Berupa Mushola
Tabel 4-68.
Pemilik Jumlah dan Luas Bangunan di Blok 19
No. Pemilik Jumlah Bangunan Luas (m2)
1 ******* 1 17.33
2 ******* 1 124.16
3 ******* 3 360.22
4 ******* 1 230.80
5 ******* 3 203.37
6 ******* 6 442.66
7 ******* 1 34.26
8 ******* 3 307.36
9 ******* 1 139.31
10 ******* 3 278.58
11 ******* 12 1,890.65
12 ******* 4 618.30
13 ******* 4 237.45
14 ******* 4 866.08
15 ******* 6 798.08
16 ******* 48 5,890.24
17 ******* 1 50.50
18 ******* 4 984.05
19 ******* 1 241.80
20 ******* 3 302.61
21 ******* 4 279.31
22 ******* 6 603.15
23 ******* 1 176.68
24 ******* 3 169.34
25 ******* 1 18.77
4-80
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
26 ******* 6 296.52
27 ******* 3 293.98
28 ******* 4 268.07
29 ******* 1 28.31
30 ******* 4 767.89
Total 143 16,919.82
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, Oktober 2016
4.2.6 Blok 20
Blok 20 berada di Dusun Patimban, bagaian barat berbatasan dengan Blok 19, bagian utara
dan timur berbatasan dengan Laut Jawa, dan bagian selatan berbatasan dengan permukiman
Dusun Patimban. Penggunaan lahan di Blok 20 didominasi oleh tambak dengan luas 22,64 ha
dan sebagian kecil ladang dan sawah dengan luas berturut-turut 9,56 ha dan 4,40 ha. Khusus
untuk ladang pada umumnya ditanami oleh tanaman semusim, sebagai contoh kacang panjang,
terong, semangka, jagung, singkong, cabe, dll. Luas penggunaan lahan di Blok 20 terangkum
pada Tabel 4-69.
Tabel 4-69.
Luas Penggunaan Lahan Di Blok 20
No. Penggunaan Lahan Luas (m2) Luas (ha)
1 Jalan 2,806.14 0.28
2 Kuburan 2,769.45 0.28
3 Ladang 95,553.81 9.56
4 lahan terbangun 13,595.14 1.36
5 Sawah 44,043.00 4.40
6 Tambak 226,426.61 22.64
Total 385,194.15 38.52
Sumber: Kuantifikasi analisa spasial, 2016
4-81
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Gambar 4-17.
Peta Back Up Area di Blok 20
4-82
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Di Blok 20 teridentifikasi jumlah persil sebanyak 23 persil dengan 22 nama pemilik. Franky
Pinalfian yang akrab disapa Koh Alfin merupakan perorangan yang memliki luas tanah
terluas di blok ini. Seluruh Pemilik dan luas lahan yang dimiliki masyarakat dan pemerintah di
Blok 20 terangkum pada Tabel 4-70.
Tabel 4-70.
Pemilik dan Luas Lahan Milik Masyarakat di Blok 20
No. Pemilik Luas (m2) Luas (ha)
1 ******* 32,853.82 3.29
2 ******* 119,929.06 11.99
3 ******* 9,346.57 0.93
4 ******* 21,990.46 2.20
5 ******* 21,389.45 2.14
6 ******* 38,569.69 3.86
7 ******* 3,551.53 0.36
8 ******* 8,393.95 0.84
9 ******* 4,372.92 0.44
10 ******* 9,807.02 0.98
11 ******* 26,550.40 2.66
12 ******* 1,472.15 0.15
13 ******* 545.53 0.05
14 ******* 6,271.07 0.63
15 ******* 1,843.29 0.18
16 ******* 1,944.85 0.19
17 ******* 442.27 0.04
18 ******* 4,461.21 0.45
19 ******* 2,058.97 0.21
20 ******* 14,135.34 1.41
21 ******* 1,326.25 0.13
22 ******* 34,262.56 3.43
Total 365,518.37 36.55
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, 2016
Lahan pemerintah di Blok 20 teridentifikasi dua jenis kepemilikan yaitu tanah desa
dan tanah wakaf. Tanah desa berupa kantor desa, sekolah, jalan dan tambak dan
tanah wakaf berupa pemakaman atau kuburan.
Tabel 4-71.
Luas Lahan Milik Pemerintah di Blok 20
No. Pemilik Luas (m2) Luas (ha)
1 Tanah desa 16,906.32 1.69
2 Tanah wakaf 2,769.45 0.28
Total 19,675.77 1.97
Sumber: Kuantifikasi analisa spasial, 2016
4-83
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Gambar 4-18.
Kondisi Umum Bangunan di Blok 20
Tabel 4-72.
Pemilik Jumlah dan Luas Bangunan di Blok 20
Jumlah Luas (m2)
No. Pemilik
Bangunan
1 ******* 7 714.60
2 ******* 1 21.75
3 ******* 1 27.04
4 ******* 2 289.62
5 ******* 4 268.35
6 ******* 2 196.54
7 ******* 3 232.12
9 ******* 5 1,515.63
10 ******* 1 21.66
11 ******* 10 1,464.30
12 ******* 1 14.15
13 ******* 3 71.80
Total 40 4,837.54
Berdasarkan peta penggunaan lahan kepemilikan lahan di backup area di dominasi oleh
kepemilikan lahan sawah dan tambak. Kepemilikan sawah teridentifikasi ada yang dimiliki
oleh perorangan dan desa (berupa tanah bengkok). Sementara itu untuk kepemilikan tambak
terbagi atas kepemilikan perorangan dan atas nama perusahaan (swasta). tercatat ada dua
perusahaan yang berada dalam batas administrasi Desa Patimban diantanya adalah PT. ****
dan PT. ****, sementara perusahaan yang berada dalam back up area adalah PT. ****.
Pemilik lahan di Desa Patimban pada umumnya bertempat tinggal di luar Desa Patimban,
4-84
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
diantanya Desa kalentambo, Rancadaka, Gempol, dan sebagian kecil berada di luar
Kabupaten Subang. Lain halnya dengan pemilik lahan, para penggarap pada umumnya
bertempat tinggal di Desa Patimban yang merupakan masyarakat yang sudah tinggal dalam
kurum waktu yang lama di Desa Patimban. Jumlah nama pemilik untuk keseluruhan back up
area terhitung 156 nama pemilik.
Penggarap lahan yang dominan di back up area teridentifikasi selaras dengan penggunaan
lahannya diantarnya adalah :
1. Penggarap sawah
2. Penggarap tambak
3. Penggarap ladang
4. Penggarap lahan untuk usaha dagang
Pola pengelolaan lahan pada umumnya pemilik mengelola sendiri lahannya melalui pekerja,
akan tetapi ada juga pemilik yang menyerahakan pengelolaan lahannya kepada penggarap.
Selain itu ada pula orang yang telah memiliki lahan, menambah kelola lahannya dengan
menjadi penggarap di lahan milik orang lain. Tabel berikut adalah kuantifikasi jumlah pemilik
dan penggarap per blok yang ada di lokasi back up area.
Tabel 4.73
Jumlah Pemilik dan Penggarap Lahan di Lokasi Proyek Pelabuhan Patimban
Blok Jumlah Pemilik Jumlah Penggarap
15 50 -
16 25 -
17 43 -
18 13 6
19 35 72
20 22 2
Jumlah 156 80
Penggarapan lahan untuk usaha dagang banyak terdistribusi di wilayah pesisir Pantai
Patimban, umumnya masyarakat mendirikan warung atau kafe disepanjang pantai dengan
izin dari pemiliknya. Hasil pendataan menunjukan ada 23 pemilik di lahan pesisir Pantai
Patimban yang dikelola oleh 54penggarap warung/café, dengan 101 bangunan warung/café.
4-85
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4.74.
Luas Bangunan di Pesisir Pantai Patimban yang Digunakan untuk Usaha Dagang
No. Pemilik Penggarap Jumlah Bangunan Luas Bangunan
(m2)
1 ******* - 1 124.16
2 ******* - 3 360.22
3 ******* 1 230.80
4 ******* ******* 1 66.60
5 ******* ******* 1 81.47
6 ******* ******* 1 90.31
******* 2 217.06
7 ******* - 1 139.31
8 ******* ******* 1 63.89
******* 2 214.70
9 ******* ******* 2 390.34
******* 2 378.91
******* 2 244.00
******* 1 214.66
******* 1 202.01
******* 1 117.14
******* 2 159.87
******* 1 183.73
10 ******* ******* 1 173.49
******* 2 159.90
******* 1 284.91
11 ******* ******* 4 237.45
12 ******* ******* 1 295.97
******* 1 130.41
******* 1 291.64
******* 1 148.07
13 ******* ******* 1 245.72
- 5 552.36
14 ******* ******* 1 179.19
******* 1 111.99
******* 2 226.47
******* 1 473.38
******* 2 248.37
******* 1 118.20
******* 1 57.34
******* 1 109.07
******* 3 460.17
******* 1 116.00
******* 1 43.31
******* 3 417.56
******* 2 248.64
******* 1 194.25
******* 1 159.27
4-86
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Dari hasil survei lapangan yang sudah dilakukan juga diketahui sebagian dari penggarap
warung/restoran/café tinggal atau menetap di lokasi usaha mereka dan juga tidak punya
lahan di tempat lain. Hal ini harus menjadi perhatian bagi pemerintah dimana jika akan
dilakukan pembebasan lahan maka harus dipikirkan pula tempat relokasi bagi mereka yang
tidak punya lahan di tempat lain. Selain itu perlu diperhatikan pula untuk pemulihan mata
pencaharian baru mengingat usaha warung/restoran/café adalah mata pencaharian utama
penggarap lahan di pantai patimban ini.
Jumlah penggarap tambak yang di data ada sekitar 25 orang petambak yang berada di 4
(empat) kepemilikan lahan yang ada di Blok 18, 19, dan Blok 20. Berikut adalah sebaran
penggarap tambak berdasarkan nama pemilik dan lokasi blok di wilayah terkena dampak.
4-87
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4.75.
Nama Pemilik Tanah dan Penggarap Tambak Di Setiap Blok
Blok
No. Pemilik Tanah Penggarap Total
18 19 20
1 ******* ******* 1
******* 1
4
******* 1
******* 1
2 ******* ******* 1 1
3 ******* ******* 1 1
4 ******* ******* 1
******* 1
******* 1
******* 1
******* 1
******* 1
******* 1
******* 1
******* 1
******* 1 19
******* 1
******* 1
******* 1
******* 1
******* 1
******* 1
******* 1
******* 1
******* 1
Total 4 17 4 25
Sebagian besar penggarap tambak yang ada di wilayah pantai patimban adalah penggarap
udang (94,3%).
4-88
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4.76.
Jenis Komoditi Tambak
Jenis Komoditi Tambak
No Blok Total
Udang % Bandeng %
1 15 0 0.0% 1 2.9% 1
2 18 4 11.4% 1 2.9% 5
3 19 29 82.9% 4 11.4% 26
4 20 3 8.6% 0 0.0% 3
Total 33 94.3% 2 5.7% 35
Tanaman terkena dampak di seluruh blok dari hasil survei lapangan teridentifikasi ada 36
jenis tanaman. Secara lengkap gambaran tanaman terkena dampak dapat dilihat pada Tabel
4-77.
Tabel 4-77.
Jumlah Seluruh Tanaman Terkena Dampak Proyek
No. Jenis Tanaman Blok Total %
15 16 17 18 19 20
1 Akasia 3 0 0 9 43 16 71 2.62
2 Angsana 0 0 0 0 8 0 8 0.30
3 Asem 0 0 0 0 0 4 4 0.15
4 Bakau 0 15 0 16 160 0 191 7.06
5 Belimbing wuluh 0 1 0 0 0 0 1 0.04
6 Beringin 5 0 0 1 9 0 15 0.55
7 Bintaro 0 0 0 0 1 0 1 0.04
8 Gamal 45 80 0 0 12 15 152 5.62
9 Gempol 0 1 0 0 0 0 1 0.04
10 Glodokan 0 0 0 0 0 1 1 0.04
11 Jabon 25 2 0 0 0 0 27 1.00
12 Jambu air 30 5 0 0 0 0 35 1.29
13 Jambu biji 13 14 0 0 0 10 37 1.37
14 Jati 1 1 0 0 1 0 3 0.11
15 Kelapa 39 241 0 2 8 24 314 11.60
16 Kersen 29 43 2 6 47 0 127 4.69
17 Ketapang 0 0 0 1 49 8 58 2.14
18 Lamtoro 46 66 0 15 67 69 263 9.72
19 Mahoni 0 0 0 0 0 4 4 0.15
20 Mangga 41 171 0 0 0 73 285 10.53
21 Mengkudu 7 21 0 0 0 3 31 1.15
22 Nangka 0 8 0 0 0 1 9 0.33
23 Palem putri 0 0 0 0 0 13 13 0.48
24 Palem tiang 0 0 0 0 0 11 11 0.41
25 Palem tupai 0 0 0 0 0 5 5 0.18
26 Pepaya 8 33 0 0 0 6 47 1.74
27 Pete 0 14 0 0 0 0 14 0.52
28 Pisang 70 121 1 58 189 268 707 26.12
4-89
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner di setiap blok, gambaran pohon dan tanaman
terkena dampak dapat dilihat pada uraian berikut:
A. Tanaman Semusim
Mengenai tanaman semusim yang terkena dampak, tanaman terbanyak adalah padi (30,4%),
disusul oleh pisang (19,6%) dengan luas area antara 1.000 m2 s.d 30.000 m2. Selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 4-78 dan Tabel 4-79 berikut:
Tabel 4-78.
Jumlah Tanaman Semusim yang Terkena Dampak Proyek
Blok
No Jenis Tanaman Semusim Total %
15 16 17 18 19 20
1 Bawang 0 0 0 0 2 0 2 4.3%
2 Buntung 0 0 0 0 1 0 1 2.2%
3 Jagung 0 0 0 0 0 1 1 2.2%
4 Kacang 0 0 1 0 0 0 1 2.2%
5 Kacang Panjang 0 0 0 0 1 0 1 2.2%
6 Kelapa 0 0 0 0 1 0 1 2.2%
7 Kelapa 0 0 0 0 1 1 2 4.3%
8 Kormis 0 0 0 0 1 0 1 2.2%
9 Mangga 2 0 0 0 0 1 3 6.5%
10 Mangga 0 0 0 0 1 0 1 2.2%
11 Padi 5 1 4 0 2 2 14 30.4%
12 Pare 0 0 1 0 0 0 1 2.2%
13 Pepaya 0 0 0 0 0 1 1 2.2%
14 Pisang 2 0 0 1 4 2 9 19.6%
15 Sawi 0 0 0 0 1 0 1 2.2%
16 Semangka 0 0 0 0 2 0 2 4.3%
17 Terong 0 0 0 0 1 0 1 2.2%
18 Timun 0 0 0 0 2 0 2 4.3%
19 Ubi 0 0 0 0 1 0 1 2.2%
Total 9 1 6 1 21 8 46 100.0%
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2016
4-90
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-79.
Luas Area Tanaman Semusim yang Terkena Dampak Proyek
Luas Area Blok
No Total %
(m2) 17 19 20
1 1000 0 1 0 1 14.3%
2 1750 0 1 0 1 14.3%
3 2500 0 1 0 1 14.3%
4 3000 0 1 0 1 14.3%
5 7000 0 1 0 1 14.3%
6 7212 1 0 0 1 14.3%
7 30000 0 0 1 1 14.3%
Total 1 5 1 7 100.0%
Jumlah panen dalam satu tahun umumnya 1 sampai 3 kali dalam satu tahun dengan hasil
panen antara 10 s.d. 10.000 kg/m2 dengan harga jual antara Rp 4.500 s.d. Rp 4.000.000
dalam satu kali panen.
Tabel 4-80.
Jumlah Panen Dalam Satu Tahun
Blok
No Jumlah Panen Total %
15 16 17 18 19 20
1 1 Kali 2 1 0 0 2 0 5 27.8%
2 2 Kali 1 0 2 1 2 2 8 44.4%
3 3 Kali 0 0 0 0 4 0 4 22.2%
4 4 Kali 0 0 0 0 1 0 1 5.6%
Total 3 1 2 1 9 2 18 100.0%
Tabel 4-81.
Hasil Panen Dalam 1 Kali Musim Tanam (Kg/m2)
Blok
No Hasil Panen Total %
15 17 18 19 20
1 10 0 0 1 0 0 1 8.3%
2 50 0 0 0 1 0 1 8.3%
3 30 1 0 0 0 0 1 8.3%
4 100 0 0 0 1 0 1 8.3%
5 1500 0 0 0 0 1 1 8.3%
6 2000 0 1 0 1 0 2 16.7%
7 3000 1 0 0 0 0 1 8.3%
8 4000 1 0 0 0 1 2 16.7%
9 7000 0 0 0 1 0 1 8.3%
10 10000 0 0 0 1 0 1 8.3%
Total 3 1 1 5 2 12 100.0%
4-91
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-82.
Harga Jual per Kg (Rp.)
Blok
No Harga Jual Total %
15 19 20
1 4,000 0 2 0 2 25.0%
2 7,000 0 1 0 1 12.5%
3 100,000 2 0 0 2 25.0%
4 900,000 0 0 1 1 12.5%
5 4,000,000 0 2 0 2 25.0%
Total 2 5 1 8 100.0%
B. Tanaman Berkayu
Tabel 4-83 menjelaskan data tentang jenis dan jumlah pohon berkayu yang terkena dampak
pada saat pembebasan tanah. Data menunjukkan bahwa terdapat 13 jenis tanaman pohon
berkayu yang terkena dampak pembebasan lahan diantaranya terdapat kormis dan ketapang
(18,2%) dan kapidada (13,6%).
Tabel 4-83.
Jumlah Tanaman Kayu yang Terkena Dampak
Blok
No Jenis Tanaman Kayu Total %
15 16 17 18 19 20
1 Beringin 2 0 0 0 0 0 2 9.1%
2 Cabe 0 0 0 0 0 1 1 4.5%
3 Jati 0 0 0 0 1 0 1 4.5%
4 Kapidada 2 0 0 1 0 0 3 13.6%
5 Ketapang 0 0 0 0 4 0 4 18.2%
6 Ki Hujan 0 0 0 0 1 0 1 4.5%
7 Kormis 0 0 0 0 4 0 4 18.2%
8 Labu 0 0 0 0 0 1 1 4.5%
9 Lantoro 0 0 0 1 0 0 1 4.5%
10 Pisang 0 0 0 0 0 1 1 4.5%
11 Rundu 0 0 0 0 1 0 1 4.5%
12 Sengan 0 0 0 0 1 0 1 4.5%
13 Waru 0 0 0 0 1 0 1 4.5%
Total 4 0 0 2 13 3 22 100.0%
Dilihat berdasarkan usia, sebagian besar tanaman berkayu yang akan terkena dampak
berusia diatas 10 tahun (69,7%), disusul antara usia 6 s.d. 10 tahun (21,2%).
4-92
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-84.
Jumlah Tanaman Kayu yang terkena Dampak per Kategori Usia
Blok
No Jumlah Tanaman Terkena Dampak Total %
15 16 17 18 19 20
1 1-3 tahun 0 0 0 0 1 1 2 6.1%
2 4-5 tahun, diameter pangkal batang 4-6 cm 0 0 0 0 1 0 1 3.0%
3 6-10 tahun, diameter pangkal batang 7-20 cm 0 0 0 0 7 0 7 21.2%
Di atas 10 tahun, diameter pangkal batang
4 1 0 0 10 12 0 23 69.7%
lebih dari 20 cm
Total 1 0 0 10 21 1 33 100.0%
C. Tanaman Buah-buahan
Pada Tabel 4-85 menunjukkan ada 27 jenis pohon buah-buahan yang terkena dampak.
Pohon buah-buahan ini sebagian besar adalah pisang (29.6%), diikuti oleh mangga (22,2%).
Untuk lebih lengkap dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4-85.
Jumlah Pohon Buah-Buahan Terkena Dampak
Blok
No Jenis Tanaman Buah Total %
15 16 17 18 19 20
1 Cabe 0 0 0 1 0 0 1 3.3%
2 Kacang 0 0 1 0 0 0 1 3.3%
3 Kelapa 0 2 0 0 4 2 8 26.7%
4 Labu 0 0 0 1 0 0 1 3.3%
5 Mangga 4 1 1 0 0 2 8 26.7%
6 Pepaya 0 1 0 0 1 0 2 6.7%
7 Pisang 0 1 2 1 2 2 8 26.7%
8 Terong 0 0 0 1 0 0 1 3.3%
Total 4 5 4 4 7 6 30 100.0%
Tanaman buah yang akan terkena dampak umumnya berusia antara 1 s.d. 3 tahun (47,2%)
dan usia diatas 10 tahun (47,1%), dan berusia antara 4 s.d. 5 tahun (11,8%).
Tabel 4-86.
Jumlah Tanaman Buah yang terkena Dampak per Kategori Usia
Blok
No Jenis Tanaman Buah Total %
15 16 17 18 19 20
1 1-3 tahun 1 0 1 3 0 2 7 30.4%
2 4-5 tahun 0 0 0 0 0 1 1 4.3%
3 6-10 tahun 1 0 0 1 3 0 5 21.7%
4 Diatas 10 tahun 2 1 2 0 2 3 10 43.5%
Total 4 1 3 4 5 6 23 100.0%
4-93
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-87.
Jumlah Produksi per Pohon dalam 1 kali panen (dalam kg) per Kategori Usia Pohon
Kategori Usia Jumlah Produksi per Blok
Total %
Pohon Pohon (kg) 15 16 17 18 19 20
20 0 0 1 0 0 0 1 8.3%
200 0 0 0 1 0 0 1 8.3%
1-3 tahun
3 0 0 0 1 0 0 1 8.3%
5 0 0 0 1 0 0 1 8.3%
1 0 0 0 0 1 0 1 8.3%
4-5 tahun
5 0 0 0 0 1 0 1 8.3%
100 1 0 0 0 0 0 1 8.3%
6-10 tahun 15 0 0 0 1 0 0 1 8.3%
40 0 0 0 0 1 0 1 8.3%
100 1 0 0 0 0 0 1 8.3%
Diatas 10 tahun 200 0 0 0 0 0 1 1 8.3%
40 0 0 0 0 1 0 1 8.3%
Total 2 0 1 4 4 1 12 100.0%
Tabel 4-88.
Jumlah Panen Selama Satu Tahun per Kategori Usia Pohon
Kategori Usia Blok
Jumlah Panen Total %
Pohon 15 16 17 18 19 20
2 0 0 1 0 0 3 4 30.8%
15 0 0 0 1 0 0 1 7.7%
1-3 tahun
20 0 0 0 1 0 0 1 7.7%
100 0 0 0 1 0 0 1 7.7%
4-5 tahun 12 0 0 0 0 1 0 1 7.7%
1 1 0 0 0 0 0 1 7.7%
6-10 tahun
10 0 0 0 1 0 0 1 7.7%
1 1 0 0 0 0 0 1 7.7%
Diatas 10 tahun
12 0 0 0 0 1 1 2 15.4%
Total 2 0 1 4 2 4 13 100.0%
Harga jual tanaman buah-buahan berkisar antara Rp. 800,- s.d Rp. 1.000.000,- per kg dalam
setiap kali panen.
4-94
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-89.
Harga Jual per Kg Dalam Satu Kali Panen
Blok
No Harga Jual Total %
15 16 17 18 19 20
1 800 0 0 0 0 0 1 1 5.9%
2 2,000 0 1 0 0 0 0 1 5.9%
3 2,500 0 0 0 1 0 0 1 5.9%
4 4,000 0 0 0 1 0 0 1 5.9%
5 5,000 0 0 1 0 0 0 1 5.9%
6 6,000 1 0 0 1 0 1 3 17.6%
7 7,000 0 0 0 0 1 0 1 5.9%
8 10,000 0 0 0 0 2 1 3 17.6%
9 12,000 0 0 0 0 0 1 1 5.9%
10 14,000 0 0 0 0 1 0 1 5.9%
11 15,000 1 0 0 0 0 0 1 5.9%
12 20,000 0 0 0 1 0 0 1 5.9%
13 1,000,000 1 0 0 0 0 0 1 5.9%
Total 3 1 1 4 4 4 17 100.0%
Berdasarkan hasil olah data inventarisiasi aset terdapat juga benda lain yang berkaitan
dengan tanah yang akan terkena dampak yaitu 15 lokasi saluran air dan 8 kabel listrik.
Adapun panjang saluran air 8 - 300 meter dengan lebar 4 - 24 meter; diameter 4 meter dan
8 meter. Status kepemilikan saluran air adalah milik perorangan.
Tabel 4-90.
Aset Terkena Dampak
Jenis Aset Terkena Dampak
No Blok Total
Saluran air % Kabel listrik %
1 17 2 8.7% 0 0.0% 2
2 18 3 13.0% 1 4.3% 4
3 19 10 43.5% 7 30.4% 17
Total 15 65.2% 8 34.8% 23
4-95
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-91.
Ukuran Aset Terkena Dampak
Blok
Ukuran Aset Total
17 18 19
3 0 0 1 1
8 0 1 0 1
10 1 0 0 1
20 0 0 3 3
50 0 0 1 1
Panjang 56 0 0 1 1
(m) 64 0 0 1 1
76 0 0 2 2
90 0 0 1 1
100 0 0 1 1
240 1 0 0 1
300 0 1 0 1
4 0 1 0 1
Lebar (m) 8 0 1 0 1
24 1 0 0 1
4 1 0 0 1
Diameter
8 0 1 0 1
(m)
75 1 0 0 1
4.6 Aset Tanah Terkena Dampak Jalan Akses (Access Road) Di Setiap
Desa
Desa Gempol berbatasan dengan Desa Kalentambo dan Desa Pusakaratu. Peta persil Desa
Gempol disajikan pada Gambar 4.19.
4-96
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Gambar 4-19.
Peta Persil Desa Gempol
4-97
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-92.
Luas Penggunaan lahan yang Diinventariasasi di Desa Gempol
No. Penggunaan Lahan Luas (m2) Luas (ha)
1 Irigasi 324.69 0.03
2 Jalan 2,403.47 0.24
3 Lahan Terbangun 4,168.37 0.42
4 Perkebunan 61,531.17 6.15
5 Sawah 199,791.58 19.98
6 Sungai 361.58 0.04
Luas Total 268,580.85 26.86
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, 2016
Tabel 4-93.
Luas Penggunaan Lahan Masyarakat Terkena Dampak di Desa Gempol
No Penggunaan Lahan Luas (m2) Luas (ha)
1 Lahan Terbangun 4,168.37 0.42
2 Perkebunan 23,032.73 2.30
3 Sawah 46,963.61 4.70
Luas Total 71,164.71 7.42
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, 2016
Tabel 4-94.
Luas Penggunaan Lahan Milik Pemerintah Terkena Dampak Di Desa Gampol
No Penggunaan Lahan Luas (m2) Luas (ha)
1 Irigasi 99.85 0.01
2 Jalan 1,024.30 0.10
3 Perkebunan 584.93 0.06
4 Sawah 5,577.73 0.56
5 Sungai 338.77 0.03
Luas Total 7,625.59 0.76
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, 2016
Kepemilikan aset di Desa Gempol diteridentifikasi terdapat 47 nama pemilik dan seluruh
4-98
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
pemilik yang diinventarisasi terkena dampak dari perluasan lahan, hanya tidak semua lahan
yang yang diinventarisasi menjadi lahan yang terkena dampak. Tabel di bawah ini adalah
risalah dari luas aset yang dimiliki oleh masyarakat dan pemeintah yang diinventarisasi dan
terkena dampak.
Tabel 4-95.
Pemilik dan Luas Lahan Milik Masyarakat yang Diinventarisasi di Desa Gempol
No. Nama Pemilik Kode Luas (m2) Luas (ha)
1 ******* GP-39 3,452.11 0.35
2 ******* GP-26 2,313.41 0.23
3 ******* GP-49 250.04 0.03
4 ******* GP-45 3,810.97 0.38
5 ******* GP-55 7,823.68 0.78
6 ******* GP-38 832.41 0.08
7 ******* GP-52 247.25 0.02
8 ******* GP-12 3,459.74 0.35
9 ******* GP-19 1,063.35 0.11
10 ******* GP-40 58.68 0.01
11 ******* GP-16 6,847.69 0.68
12 ******* GP-05 3,252.89 0.33
13 ******* GP-43 3,086.82 0.31
14 ******* GP-33 966.80 0.10
15 ******* GP-44 495.64 0.05
16 ******* GP-22 5,992.26 0.60
17 ******* GP-01 5,820.99 0.58
18 ******* GP-28 1,534.79 0.15
19 ******* GP-17 1,094.92 0.11
GP-20 2,477.22 0.25
20 ******* GP-46 617.79 0.06
21 ******* GP-15 5,021.03 0.50
22 ******* GP-10 10,449.62 1.04
23 ******* GP-25 1,166.25 0.12
GP-42 3,603.09 0.36
24 ******* GP-27 1,498.64 0.15
25 ******* GP-02 3,364.24 0.34
GP-04 13,768.07 1.38
GP-06 21,276.29 2.13
GP-08 10,665.14 1.07
GP-11 13,761.85 1.38
GP-21 3,878.95 0.39
26 ******* GP-41 1,811.29 0.18
27 ******* GP-14 5,931.56 0.59
28 ******* GP-03 7,079.78 0.71
29 ******* GP-18 343.80 0.03
30 ******* GP-09 10,128.25 1.01
31 ******* GP-36 729.26 0.07
32 ******* GP-51 635.05 0.06
4-99
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-96.
Pemilik dan Luas Lahan Milik Pemerintah yang Diinventarisasi di Desa Gempol
No. Nama Pemilik Luas (m2) Luas (ha)
1 TANAH BENGKOK 45,492.05 4.55
2 TANAH DESA 2,728.16 0.27
3 TANAH NEGARA 1,019.42 0.10
Luas Total 49,239.63 32.91
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, 2016
4-100
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-97.
Pemilik dan Luas Lahan Milik Masyarakat Terkena Dampak di Desa Gempol
No. Nama Pemilik Kode Luas (m2) Luas (ha)
1 ******* GP-39 2,307.96 0.23
2 ******* GP-26 196.33 0.02
3 ******* GP-49 250.04 0.03
4 ******* GP-45 1,391.39 0.14
5 ******* GP-55 466.98 0.05
6 ******* GP-38 832.41 0.08
7 ******* GP-52 247.25 0.02
8 ******* GP-12 1,190.09 0.12
9 ******* GP-19 1,063.35 0.11
10 ******* GP-40 58.68 0.01
11 ******* GP-16 3,313.33 0.33
12 ******* GP-05 1,095.65 0.11
13 ******* GP-43 1,013.26 0.10
14 ******* GP-33 716.54 0.07
15 ******* GP-44 495.64 0.05
16 ******* GP-22 1,464.55 0.15
17 ******* GP-01 2,715.79 0.27
18 ******* GP-28 448.38 0.04
19 ******* GP-17 444.46 0.04
GP-20 2,477.22 0.25
20 ******* GP-46 617.79 0.06
21 ******* GP-15 158.45 0.02
22 ******* GP-10 2,269.96 0.23
23 ******* GP-25 1,166.25 0.12
GP-42 2,229.22 0.22
24 ******* GP-27 1,498.64 0.15
25 ******* GP-02 1,144.86 0.11
GP-04 4,615.22 0.46
GP-06 2,330.03 0.23
GP-08 1,174.81 0.12
GP-11 2,267.29 0.23
GP-21 2,442.95 0.24
26 ******* GP-41 40.14 0.00
27 ******* GP-14 1,673.77 0.17
28 ******* GP-03 2,327.95 0.23
29 ******* GP-18 343.80 0.03
30 ******* GP-09 3,357.89 0.34
31 ******* GP-36 252.82 0.03
32 ******* GP-51 635.05 0.06
33 ******* GP-24 1,299.80 0.13
GP-34 533.59 0.05
GP-54 1,513.61 0.15
34 ******* GP-30 1,133.66 0.11
35 ******* GP-35 1,690.34 0.17
4-101
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-98.
Pemilik dan Luas Lahan Milik Pemerintah Terkena Dampak di Desa Gempol
No. Nama Pemilik Luas (m2) Luas (ha)
1 TANAH BENGKOK 5,577.73 0.56
2 TANAH DESA 1,124.15 0.11
3 TANAH NEGARA 923.71 0.09
Luas Total 7,625.59 0.76
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, 2016
Desa Kalentambao berbatasan dengan Desa Patimban dan Gempol. Di desa ini tidak
teridentifikasi laha yang dimiliki pemerintah. Teridentifikasi 18 nama pemilik yang
diinventarisasi dan seluruh pemilik terkena dampak perluasan lahan. Peta persil Desa
Kalemtanbo disajikan pada Gambar 4-20.
4-102
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Gambar 4-20.
Peta Persil Desa Kalentambo
4-103
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-100.
Luas Penggunaan Lahan Terkena Dampak di Desa Kalentambo
No. Penggunaan Lahan Luas (m2) Luas (ha)
1 Irigasi 630.99 0.06
2 Sawah 30,365.90 3.04
Luas Total 30,996.89 3.10
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, 2016
Teridentifikasi 18 nama pemilik yang terkena dampak di Desa Kalentambo. Luas lahan yang
terinvetarisasi seluas 11,52 ha dan yang terkena dampak seluas 3,10 Ha. Luas lahan
masyarakat dan pemilik yang diinvetarisasi dadn terkena dampak perluasan lahan disajikan
pada tabel 4-101 dan 4-102.
Tabel 4-101.
Pemilik dan Luas Lahan Milik Masyarakat yang Diinventariasasi di Desa Kalentambo
No Nama Pemilik Kode Luas (m2) Luas (ha)
1 ******* KT-11 1,261.02 0.13
2 ******* KT-04 9,129.98 0.91
3 ******* KT-13 6,966.51 0.70
4 ******* KT-19 17,562.99 1.76
5 ******* KT-02 3,434.50 0.34
6 ******* KT-09 3,425.26 0.34
7 ******* KT-14 2,375.24 0.24
8 ******* KT-12 3,705.68 0.37
KT-16 3,787.07 0.38
9 ******* KT-06 2,149.43 0.21
10 ******* KT-05 10,605.44 1.06
11 ******* KT-01 2,639.87 0.26
12 ******* KT-10 3,469.71 0.35
13 ******* KT-18 6,944.91 0.69
14 ******* KT-17 14,139.52 1.41
15 ******* KT-15 6,159.78 0.62
16 ******* KT-20 5,657.63 0.57
17 ******* KT-08 1,078.38 0.11
18 ******* KT-03 3,586.00 0.36
Luas Total 115,151.94 11.52
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, 2016
4-104
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-102.
Pemilik dan Luas Lahan Milik Masyarakat Terkena Dampak di Desa Kalentambo
No Nama Pemilik Kode Luas (m2) Luas (ha)
1 ******* KT-11 1,261.02 0.13
2 ******* KT-04 2,518.76 0.25
3 ******* KT-13 48.95 0.00
4 ******* KT-19 5,017.52 0.50
5 ******* KT-02 2,576.91 0.26
6 ******* KT-09 820.00 0.08
7 ******* KT-14 1,147.45 0.11
8 ******* KT-12 2,357.53 0.24
KT-16 1,217.94 0.12
9 ******* KT-06 2,149.43 0.21
10 ******* KT-05 2,438.15 0.24
11 ******* KT-01 1,418.85 0.14
KT-10 413.88 0.04
12 ******* KT-18 222.23 0.02
13 ******* KT-17 656.62 0.07
14 ******* KT-15 2,368.82 0.24
15 ******* KT-20 1,585.55 0.16
16 ******* KT-08 1,078.38 0.11
17 ******* KT-03 14.89 0.00
18 ******* KT-07 1,684.02 0.17
Luas Total 30,996.89 31.00
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, 2016
Desa Kotasari berada di jalur pantura berbatasan dengan Desa Pusakaratu dan Pusakajaya.
Peta persil Desa Kotasari disajikan pada gambar 4-21.
4-105
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Gambar 4-21.
Peta Persil Desa Kotasari
4-106
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-103.
Luas Penggunaan Lahan yang Diinventariasasi di Desa Kotasari
No. Penggunaan Lahan Luas (m2) Luas (ha)
1 Irigasi 657.11 0.07
2 Jalan 961.55 0.10
3 Lahan Terbangun 23,947.86 2.39
4 Padang Rumput 10,519.23 1.05
5 Perkebunan 16,224.59 1.62
6 Sawah 4,536.43 0.45
7 Sungai 223.27 0.02
8 Bantaran Sungai 572.63 0.06
Luas Total 57,642.68 5.76
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, 2016
Tabel 4-104.
Luas Penggunaan Lahan Milik Masyarakat Terkena Dampak
No. Penggunaan Lahan Luas (m2) Luas (ha)
1 Lahan Terbangun 2,324.61 0.23
2 Perkebunan 476.72 0.05
Luas Total 2,801.33 0.28
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, 2016
Tabel 4-105.
Luas Penggunaan Lahan Milik Pemerintah Terkena Dampak
No. Penggunaan Lahan Luas (m2) Luas (ha)
1 Bantaran Sungai 150.75 0.02
2 Irigasi 125.64 0.01
3 Jalan 81.71 0.01
4 Lahan Terbangun 329.54 0.03
5 Sungai 45.00 0.00
Luas Total 732.64 0.07
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, 2016
Teridentifikasi 26 nama pemilik lahan yang diinventarisasi, dari jumlah tersebut hanya 19
nama pemilik yang terkena dampak. Luas lahan yang terinvetarisasi seluas 11,45 ha dan
yang terkena dampak seluas 0,28 ha. luas lahan masyarakat dan pemilik yang diinvetarisasi
dadn terkena dampak perluasan lahan disajikan pada Tabel 4-106 dan 4-107.
4-107
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-106.
Pemilik dan Luas Lahan Milik Masyarakat di Desa Kotasari yang Diinventarisasi
No. Nama Pemilik Luas (m2) Luas (ha)
1 ******* 1,350.51 0.14
2 ******* 644.67 0.06
3 ******* 429.88 0.04
4 ******* 10,123.88 1.01
5 ******* 500.76 0.05
6 ******* 10,519.23 1.05
7 ******* 3,343.42 0.33
8 ******* 2,798.11 0.28
9 ******* 1,834.47 0.18
10 ******* 347.88 0.03
11 ******* 164.62 0.02
12 ******* 379.43 0.04
13 ******* 1,118.51 0.11
14 ******* 1,087.34 0.11
15 ******* 434.54 0.04
16 ******* 455.84 0.05
17 ******* 886.18 0.09
18 ******* 2,604.34 0.26
19 ******* 445.65 0.04
20 ******* 628.74 0.06
21 ******* 1,001.24 0.10
22 ******* 10,637.15 1.06
23 ******* 893.32 0.09
24 ******* 191.68 0.02
25 ******* 396.11 0.04
26 ******* 585.41 0.06
Luas Total 53,802.90 5.38
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, 2016
4-108
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-107.
Pemilik dan Luas Milik Pemerintah di Desa Kotasari yang Diinventarisasi
No. Nama Pemilik Luas (m2) Luas (ha)
1 TANAH DESA 1,071.69 0.11
2 TANAH NEGARA 1,070.74 0.11
3 TANAH PEMDA 382.28 0.04
4 TANAH PU 213.64 0.02
5 TANAH WAKAF 1,101.43 0.11
Luas Total 3,839.78 0.38
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, 2016
Tabel 4-108.
Pemilik dan Luas Lahan Milik Masyarakat di Desa Kotasari Terkena Dampak
No. Nama Pemilik Kode Luas (m2) Luas (ha) Sumber:
1 ******* KS-12 76.80 0.01
2 ******* KS-04 32.02 0.00
3 ******* KS-21 64.38 0.01
4 ******* KS-25 412.90 0.04
5 ******* KS-16 500.76 0.05
6 ******* KS-06 171.14 0.02
7 ******* KS-07 84.96 0.01
8 ******* KS-05 221.12 0.02
9 ******* KS-15 164.62 0.02
10 ******* KS-14 379.43 0.04
11 ******* KS-09 49.04 0.00
12 ******* KS-10 50.89 0.01
13 ******* KS-20 90.33 0.01
14 ******* KS-22 141.94 0.01
15 ******* KS-24 78.17 0.01
16 ******* KS-11 52.10 0.01
17 ******* KS-13 63.82 0.01
18 ******* KS-08 77.88 0.01
19 ******* KS-23 89.01 0.01
Luas Total 2,801.33 0.28
4-109
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Desa Kotasari berada di jalur pantura berbatasan dengan Desa Pusakaratu. Peta persil Desa
Kotasari disajikan pada Gambar 4-22.
Gambar 4-22.
Peta Persil Desa Pusakajaya
4-110
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-110.
Luas Penggunaan Lahan yang Diiinventariasasi di Desa Pusakajaya
No. Penggunaan Lahan Luas (m2) Luas (ha)
1 Empang 875.38 0.09
2 Jalan 208.58 0.02
3 Lahan Terbangun 16,853.14 1.69
4 Sawah 3,171.10 0.32
5 Sungai 260.58 0.03
Luas Total 21,368.78 2.14
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, 2016
Tabel 4-111.
Penggunaan Lahan Masyarakat Terkena Dampak
No. Penggunaan Lahan Luas (m2) Luas (ha)
1 Empang 108.54 0.01
2 Jalan 18.42 0.00
3 Lahan Terbangun 2,076.04 0.21
4 Sawah 339.62 0.03
Luas Total 2,542.62 0.25
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, 2016
Tabel 4-112.
Penggunaan Lahan Pemerintah Terkena Dampak
No. Penggunaan Lahan Luas (m2) Luas (ha)
1 Sungai 40.17 0.004
Luas Total 40.17 0.004
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, 2016
Teridentifikasi 11 nama pemilik lahan yang diinventarisasi, dari jumlah tersebut hanya 7
nama pemilik yang terkena dampak. Luas lahan yang terinvetarisasi seluas 2,09 ha dan yang
terkena dampak seluas 0,25 ha. luas lahan masyarakat dan pemilik yang diinvetarisasi dan
terkena dampak perluasan lahan disajikan pada tabel 4-113 sampai dengan Tabel 4-116.
4-111
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-113.
Pemilik dan Luas Lahan Miliki Masyarakat di Desa Pusakajaya yang Diinventarisasi
No. Nama Pemilik Kode Luas (m2) Luas (ha)
1 ******* PJ-08 955.78 0.10
2 ******* PJ-09 98.79 0.01
3 ******* PJ-05 2,364.99 0.24
4 ******* PJ-01 3,998.09 0.40
5 ******* PJ-03 3,171.10 0.32
6 ******* PJ-06 1,978.51 0.20
7 ******* PJ-07 1,628.79 0.16
8 ******* PJ-11 638.60 0.06
9 ******* PJ-04 875.38 0.09
10 ******* PJ-02 5,073.94 0.51
11 ******* PJ-10 124.53 0.01
Luas Total 20,908.51 2.09
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, 2016
Tabel 4-114.
Pemilik dan Luas Lahan Milik Pemerintah di Desa Pusakajaya yang Diinventarisasi
No. Nama Pemilik Luas (m2) Luas (ha)
1 TANAH DESA 95.82 0.01
2 TANAH NEGARA 260.58 0.03
3 TANAH WAKAF 103.88 0.01
Luas Total 460.27 0.25
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, 2016
Tabel 4-115.
Pemilik dan Luas Lahan Milik Masyarakat di Desa Pusakajaya Terkena Dampak
No. Nama Pemilik Luas (m2) Luas (ha)
1 ******* 335.14 0.03
2 ******* 828.04 0.08
3 ******* 339.62 0.03
4 ******* 186.33 0.02
5 ******* 78.00 0.01
6 ******* 108.54 0.01
7 ******* 666.94 0.07
Luas Total 2,542.62 0.25
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, 2016
Tabel 4-116.
Pemilik dan Luas Lahan Milik Pemerintah di Desa Pusakajaya Terkena Dampak
No. Nama Pemilik Luas (m2) Luas (ha)
1 TANAH NEGARA 40.17 0.004
Luas Total 40.17 0.004
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, Tahun 2016
4-112
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Desa Pusakaratu berada di jalur pantura berbatasan dengan Desa Gempol, Desa Kotasari
dan Desa Pusakajaya. Peta persil Desa Pusakaratu disajikan pada Gambar 4-23.
Gambar 4-23.
Peta Persil Desa Pusakaratu
4-113
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-117.
Luas Penggunaan Lahan yang diiinventariasasi di Desa Pusakaratu
No. Penggunaan Lahan Luas (m2) Luas (ha)
1 Jalan 78.64 0.01
2 Kuburan 1,291.15 0.13
3 Perkebunan 12,884.78 1.29
4 Sawah 136,772.99 13.68
5 Sungai 256.18 0.03
6 Bantaran Sungai 1,641.98 0.16
Luas Total 152,925.72 15.29
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, Tahun 2016
Tabel 4-118.
Penggunaan lahan Masyarakat Terkena Dampak
No. Penggunaan Lahan Luas (m2) Luas (ha)
1 Perkebunan 9,047.48 0.90
2 Sawah 5,207.26 0.52
Luas Total 14,254.74 1.43
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, Tahun 2016
Tabel 4-119.
Penggunaan Lahan Pemerintah Terkena Dampak
No. Penggunaan Lahan Luas (m2) Luas (ha)
1 Bantaran Sungai 247.37 0.02
2 Jalan 78.64 0.01
3 Kuburan 825.95 0.08
4 Sawah 23,527.93 2.35
5 Sungai 31.50 0.00
Luas Total 24,711.41 2.47
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, Tahun 2016
Teridentifikasi 21 nama pemilik lahan yang diinventarisasi, dari jumlah tersebut hanya 19
nama pemilik yang terkena dampak. Luas lahan yang terinvetarisasi seluas 15,29 ha dan
yang terkena dampak seluas 3,87 ha. luas lahan masyarakat dan pemilik yang diinvetarisasi
dan terkena dampak perluasan lahan disajikan pada Tabel 4-120 sampai dengan Tabel 4-123.
4-114
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-120.
Pemilik dan Luas Lahan Miliki Masyarakat di Desa Pusakaratu yang Diinventarisasi
No. Land Owner Name Code Wide (m2) Wide (ha)
1 *********** PR-19 2,284.67 0.23
2 *********** PR-10 1,508.29 0.15
3 *********** PR-12 1,168.06 0.12
4 *********** PR-18 2,425.46 0.24
5 *********** PR-21 3,478.20 0.35
6 *********** PR-22 2,015.68 0.20
7 *********** PR-04 516.20 0.05
8 *********** PR-20 72.47 0.01
9 *********** PR-14 1,043.76 0.10
10 *********** PR-07 969.75 0.10
PR-09 294.79 0.03
11 *********** PR-13 801.85 0.08
12 *********** PR-03 633.88 0.06
13 *********** PR-08 182.86 0.02
14 *********** PR-06 1,029.84 0.10
15 *********** PR-02 1,058.39 0.11
16 *********** PR-05 798.22 0.08
17 *********** PR-11 1,032.59 0.10
18 *********** PR-01 255.15 0.03
19 *********** PR-16 516.42 0.05
20 *********** PR-17 440.70 0.04
21 *********** PR-15 565.53 0.06
Luas Total 23,091.19 2.31
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, Tahun 2016
Tabel 4-121.
Pemilik dan Luas Lahan Milik Pemerintah di Desa Pusakaratu yang Diinventarisasi
No. Nama Pemilik Luas (m2) Luas (ha)
1 TANAH DESA 3,178.20 0.32
2 TANAH NEGARA 125,014.36 12.50
3 TANAH PEMDA 1,641.98 0.16
Luas Total 129,834.53 12.98
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, Tahun 2016
4-115
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-122.
Pemilik dan Luas Lahan Milik Masyarakat di Desa Pusakaratu Terkena Dampak
No. Nama Pemilik Kode Luas (m2) Luas (ha)
1 ******* PR-19 1,038.84 0.10
2 ******* PR-10 866.13 0.09
3 ******* PR-12 986.87 0.10
4 ******* PR-18 757.65 0.08
5 ******* PR-21 2,185.22 0.22
6 ******* PR-22 2,015.68 0.20
7 ******* PR-04 516.20 0.05
8 ******* PR-20 72.47 0.01
9 ******* PR-14 647.27 0.06
10 ******* PR-07 969.75 0.10
PR-09 294.79 0.03
11 ******* PR-13 4.37 0.00
12 ******* PR-03 633.88 0.06
13 ******* PR-08 182.86 0.02
14 ******* PR-06 825.61 0.08
15 ******* PR-02 1,058.39 0.11
16 ******* PR-05 798.22 0.08
17 ******* PR-01 255.15 0.03
18 ******* PR-16 11.14 0.00
19 ******* PR-17 134.26 0.01
Luas Total 14,254.74 1.43
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, Tahun 2016
Tabel 4-123.
Pemilik dan Luas Lahan Milik Pemerintah di Desa Pusakaratu Terkena Dampak
No. Nama Pemilik Luas (m2) Luas (ha)
1 TANAH DESA 904.59 0.09
2 TANAH NEGARA 23,559.44 2.36
3 TANAH PEMDA 247.37 0.02
Luas Total 24,711.41 2.47
Sumber: Kuantifikasi Analisa Spasial, Tahun 2016
4-116
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
4.7 Aset Pohon dan Tanaman Terkena Dampak Jalan Akses (Access
Road)
Berikut diuraikan kondisi asset pohon dan tanaman terkena dampak dari hasil survei
lapangan yang dilaksanakan secara sensus ke setiap warga terkena dampak (WTP) di
wilayah jalan akses (access road).
Tabel 4-124.
Jumlah dan persentase tanaman yang terkena dampak
Desa
Jenis Tanaman Total %
Gempol Pusakaratu
Akasia 4 1 5 0.30
Jabon 1 0 1 0.06
Jambu air 1 0 1 0.06
Kelapa 3 0 3 0.18
Kersen 8 0 8 0.49
Mangga 684 204 888 54.08
Nangka 28 0 28 1.71
Pepaya 7 0 7 0.43
Pete 10 0 10 0.61
Pisang 563 114 677 41.23
Rambutan 1 0 1 0.06
Randu 1 4 5 0.30
Sukun 8 0 8 0.49
Total 1.319 323 1.642 100
A. Tanaman Semusim
Mengenai tanaman semusim yang terkena dampak, tanaman terbanyak adalah Padi (95,7%),
disusul oleh Katuk dan Labu (2,2%) dengan luas area antara 60 m2 s.d 21.000 m2.
Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4-125 dan Tabel 4-126.
Tabel 4-125.
Jumlah Tanaman Semusim yang Terkena Dampak Proyek
Jenis Desa
Tanaman Total %
Semusim Gempol Kalentambo Kotasari Pusakajaya Pusakaratu Rancadaka
Katuk 1 0 0 0 0 0 1 2,2%
Padi 25 15 0 0 2 2 44 95,7%
Labu 1 0 0 0 0 0 1 2,2%
Total 27 15 0 0 2 2 46 100,0%
4-117
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-126.
Luas Area Tanaman Semusim yang Terkena Dampak Proyek
LuasArea Desa
Tanaman Total %
Terkena Dampak Gempol Kalentambo Pusakaratu Rancadaka
60 1 0 0 0 1 3,8%
832 1 0 0 0 1 3,8%
1100 1 0 0 0 1 3,8%
1250 0 1 0 0 1 3,8%
1700 0 0 1 0 1 3,8%
2000 0 2 0 0 2 7,7%
2400 0 1 0 0 1 3,8%
2800 0 0 1 0 1 3,8%
3400 0 3 0 0 3 11,5%
3500 1 1 0 0 2 7,7%
3600 1 0 0 0 1 3,8%
4000 1 0 0 0 1 3,8%
5600 0 1 0 0 1 3,8%
6000 1 0 0 0 1 3,8%
6200 0 1 0 0 1 3,8%
6875 1 0 0 0 1 3,8%
6900 0 1 0 0 1 3,8%
7000 1 1 0 0 2 7,7%
10500 0 1 0 0 1 3,8%
14000 0 1 0 0 1 3,8%
21000 0 0 0 1 1 3,8%
Total 9 14 2 1 26 100,0%
Jumlah panen dalam satu tahun umumnya 1 sampai 2 kali dalam satu tahun dengan hasil
panen antara 100 s.d. 11.000 kg/m2 dengan harga jual antara Rp 4.000 s.d. Rp 8.500 per kg
dalam satu kali panen.
Tabel 4-127.
Jumlah Panen Dalam Satu Tahun
Jumlah Desa
Total %
Panen Gempol Kalentambo Pusakaratu Rancadaka
1 kali 1 0 0 0 1 2,4%
2 kali 22 15 2 1 40 97,6%
Total 23 15 2 1 41 100,0%
4-118
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-128.
Hasil Panen Dalam 1 Kali Musim Tanam (Kg/m2)
Hasil Desa
Total %
Panen Gempol Kalentambo Pusakaratu Rancadaka
100 2 0 0 0 2 4,9%
200 1 0 0 0 1 2,4%
250 1 0 0 0 1 2,4%
700 0 1 0 0 1 2,4%
800 1 0 0 0 1 2,4%
900 1 0 0 0 1 2,4%
1000 1 2 1 0 4 9,8%
1200 1 1 0 0 2 4,9%
1500 2 0 0 0 2 4,9%
1700 0 1 0 0 1 2,4%
1800 0 0 1 0 1 2,4%
1900 0 2 0 0 2 4,9%
2000 3 1 0 0 4 9,8%
3100 0 1 0 0 1 2,4%
3500 1 1 0 0 2 4,9%
4000 4 2 0 0 6 14,6%
4500 2 0 0 0 2 4,9%
5000 2 0 0 0 2 4,9%
6000 0 1 0 0 1 2,4%
7000 1 0 0 0 1 2,4%
8000 0 1 0 0 1 2,4%
10000 0 0 0 1 1 2,4%
11000 0 0 0 1 1 2,4%
Total 23 14 2 2 41 100,0%
Tabel 4-129.
Harga Jual per Kg (Rp.)
Desa
Harga Jual Total %
Gempol Kalentambo Pusakaratu Rancadaka
4000 6 0 0 0 6 15,4%
4500 6 13 2 2 23 59,0%
4700 1 0 0 0 1 2,6%
5000 8 1 0 0 9 23,1%
8500 1 0 0 0 1 2,6%
Total 22 14 2 2 39 100,0%
4-119
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
B. Tanaman Berkayu
Tabel 4-130 menjelaskan data tentang jenis dan jumlah pohon berkayu yang terkena
dampak pada saat pembebasan tanah. Data menunjukkan bahwa terdapat 16 tanaman
pohon berkayu yang terkena dampak pembebasana lahan diantaranya terdapat Randu
(13,0 %) dan beringin (4,3%).
Tabel 4-130.
Jumlah Tanaman Kayu yang Terkena Dampak
Jenis Desa
Total %
Kayu Gempol Kalentambo Kotasari Pusakajaya Pusakaratu Rancadaka
Albasiah 1 0 0 0 0 0 1 4,3%
Ceremei 0 0 0 1 0 0 1 4,3%
Gempol 0 0 2 0 0 0 2 8,7%
Jabon 0 0 0 1 0 0 1 4,3%
Ketapang 0 0 1 1 0 0 2 8,7%
Kormis 0 0 0 0 1 0 1 4,3%
Turi 1 0 0 0 0 0 1 4,3%
Beringin 0 0 1 0 0 0 1 4,3%
Jati 0 0 2 0 0 0 2 8,7%
Kormis 0 0 0 0 1 0 1 4,3%
Lamtoro 2 0 0 0 0 0 2 8,7%
Randu 0 0 0 1 2 0 3 13,0%
Bambu 0 0 0 0 1 0 1 4,3%
Kelor 1 0 0 0 0 0 1 4,3%
Mahoni 0 0 1 0 1 0 2 8,7%
Palem 0 0 1 0 0 0 1 4,3%
Total 5 0 8 4 6 0 23 100,0%
Dilihat berdasarkan usia, sebagian besar tanaman berkayu yang akan terkena dampak
berusia antara 1 s.d. 3 tahun (52.2%), disusul antara usia 6 s.d. 10 tahun (34.8%).
Tabel 4-131.
Jumlah Tanaman Kayu yang terkena Dampak per Kategori Usia
Jumlah Desa
Tanaman Tot
No. Gemp Kalentam Kotas Pusakaja Pusakara Rancada %
Terkena al
ol bo ari ya tu ka
Dampak
1 1-3 tahun 0 0 0 0 0 2 2 8,7%
4-5 tahun,
2 diameter pangkal 0 0 1 1 3 0 5 21,7%
batang 4-6 cm
6-10 tahun,
3 diameter pangkal 0 1 3 0 1 0 5 21,7%
batang 7-20 cm
Di atas 10 tahun,
diameter pangkal
4 8 0 2 1 0 0 11 47,8%
batang lebih dari
20 cm
Total 8 1 6 2 4 2 23 100,0%
4-120
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
C. Tanaman Buah-buahan
Pada Tabel 4-137 menunjukkan ada 18 jenis pohon buah-buahan yang terkena dampak.
Pohon buah-buahan ini sebagian besar adalah mangga (42,7%), diikuti oleh pisang (16,7%).
Untuk lebih lengkap dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4-132.
Jumlah Pohon Buah-Buahan Terkena Dampak
Jenis Desa
Tanaman Total %
Buah Gempol Kalentambo Kotasari Pusakajaya Pusakaratu Rancadaka
asem 0 0 2 0 1 0 3 2,0%
belimbing 0 0 1 0 0 0 1 0,7%
buah naga 1 0 0 0 0 0 1 0,7%
jambu air 0 0 4 3 0 0 7 4,7%
jambu biji 0 0 3 0 0 0 3 2,0%
jambu
0 0 1 0 0 0 1 0,7%
klotok
jeruk 0 0 0 0 1 0 1 0,7%
kedongdong 0 0 0 0 1 0 1 0,7%
kelapa 0 0 6 2 0 0 8 5,3%
kelengkeng 0 0 1 0 0 0 1 0,7%
kersen 0 0 1 0 0 0 1 0,7%
mangga 29 0 13 7 14 1 64 42,7%
nangka 3 0 3 3 1 0 10 6,7%
pepaya 2 0 3 3 0 0 8 5,3%
pete 4 0 4 1 2 0 11 7,3%
pisang 6 0 9 4 6 0 25 16,7%
srikaya 0 0 0 1 0 0 1 0,7%
sukun 0 0 2 0 1 0 3 2,0%
Total 45 0 53 24 27 1 150 100,0%
Harga jual tanaman buah-buaan berkisar antara Rp. 3000 s.d Rp. 20.000 per kg dalam
setiap kali panen.
4-121
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 4-134.
Harga Jual per Kg Dalam Satu Kali Panen
Desa
Harga
Gempo Kotasar Pusakajay Pusakarat Rancadak Total %
Jual
l i a u a
3000 0 2 0 0 2 4 1,8%
4000 2 3 2 0 4 11 4,8%
5000 5 8 2 0 8 23 10,1%
6000 12 20 8 5 24 69 30,3%
7000 5 1 2 4 4 16 7,0%
8000 6 4 3 5 7 25 11,0%
10000 6 5 3 7 8 29 12,7%
12000 0 2 0 1 3 6 2,6%
13000 0 0 0 1 1 2 0,9%
15000 4 5 1 3 10 23 10,1%
20000 3 3 3 1 10 20 8,8%
100,0
Total 43 53 24 27 81 228
%
Berdasarkan hasil olah data inventarisiasi aset terdapat juga benda lain yang berkaitan
dengan tanah yang akan terkena dampak yaitu 6 lokasi saluran air, 3 kabel listrik dan 1 aset
lainnya. Adapun panjang saluran air 8 - 300 meter dengan lebar 4 - 24 meter; diameter 4
meter dan 8 meter. Status kepemilikan saluran air adalah milik perorangan.
Tabel 4-135
Aset Terkena Dampak
Jenis Aset
NO Desa Total
Saluran air % Kabel Listrik % Saluran Telepon %
1 Kotasari 5 26,3% 5 26,3% 1 5,3% 11
2 Pusakajaya 4 21,1% 4 21,1% 0 0,0% 8
4-122
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
BAB 5
KEBIJAKAN BENTUK GANTI
KERUGIAN
5.1 Pihak yang Berhak dan Tanggal Batas Waktu
Pihak yang Berhak adalah pihak yang menguasai atau memiliki objek pengadaan tanah.
Objek Pengadaan Tanah adalah tanah, ruang atas tanah dan bawah tanah, bangunan,
tanaman, benda yang berkaitan dengan tanah, atau lainnya yang dapat dinilai 22 .
Ketentuan mengenai Pihak yang Berhak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 Peraturan
Presiden Nomor 71 Tahun 2012 berupa:perseorangan, badan hukum, badan sosial, badan
keagamaan, atau instansi pemerintah yang memiliki atau menguasai Obyek Pengadaan
Tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Pihak yang Berhak
sebagaimana dimaksud meliputi : a) pemegang hak atas tanah; b) pemegang hak
pengelolaan; c) nadzir untuk tanah wakaf; d) pemilik tanah bekas milik adat; e)
masyarakat hukum adat; f) pihak yang menguasai tanah negara dengan itikad baik; g)
pemegang dasar penguasaan atas tanah; dan/atau h) pemilik bangunan, tanaman, atau
benda lain yang berkaitan dengan tanah.
Hasil identifikasi awal dari kegiatan survei terhadap aset material yang akan terkena kegiatan
proyek berupa : rumah, tanahkosong, lahan pertanian, lahan tempat usaha, dan fasilitas
sosial/umum. Dilihat dari status kepemilikan umumnya milik perseorangan, sisanya
merupakan tanah ulayat, tanah negara, dan status menempati dengan izin dan tanpa izin.
Identifikai terhadap aset non material juga dilakukan yang mencakup peluang
pendapatan/usaha, jaringan dan kegiatan sosial dan budaya yang akan terkenadampak
permanen atau sementara. Juga mencakup “kerugian lain yang dapat dinilai” berupakerugian
nonfisik yang dapat disetarakan dengan nilai uang, misalnya kerugian karena kehilangan
usaha atau pekerjaan, biaya pemindahan tempat, biaya alih profesi, dan nilai atas properti
sisa23.
Pihak berhakyang teridentifikasi di area proyek berhak mendapat ganti kerugian sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012. Dimanaalternatif berbagai bentuk
ganti kerugian yang dapat dimusyawarahkan dengan RTD berupa: a) uang tunai, b) tanah
pengganti, c) permukiman kembali, d) kepemilikansaham, dan e) bentuk lain yang disetuhui
kedua belah pihak.
Di dalam rencana proyek ini pihak yang berhak mendapat ganti kerugian dapat dijabarkan
sebagai: (i) penduduk dengan hak kepemilikan legal atas tanah yang akan hilang sebagian
5-123
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
atau keseluruhan, (ii) penduduk yang terancam kehilangan sebagian atau keseluruhan tanah
yang diduduki atau digunakan, tanpa memiliki bukti kepemilikan hak legal formal atas tanah
atau sumber daya tersebut, namun memiliki klaim/bukti kepemilikan tanah yang diakui atau
dapat diakui oleh hukumpemerintah, seperti nadzir untuk tanah wakaf, pemilik tanah yang
dilindungi haknya oleh hukum adat yang berlaku sebelumnya, tanah adat, pihak yang
menempati tanah negara dengan itikad baik dan (iii) orang yang terancam kehilangan
sebagian atau keseluruhan tanah yang diduduki atau dipergunakan tanpa memiliki bukti
legal kepemilikan maupun pengakuan yang diakui atau dapat diakui secara legal formal.24
Bagi nelayan laut yang mencari nafkah berdasarkan tempat penangkapan ikan di wilayah
laut dimana pelabuhan akan dibangun, tidak ada dasar hukum yang jelas untuk
memperkirakan jumlah kompensasi. Namun, mengingat dampak yang mungkin terjadi pada
mata pencaharian mereka karena gangguan jalur penangkapan ikan dan rute navigasi,
nelayan laut juga berhak mendapatkan Program Pemulihan Mata Pencaharian (Livelihood
Restoration Program - LRP).
Tanggal Batas waktu (cut-off date) untuk menentukan pemenuhan persyaratan keberhakan
proyek dilaksanakan dua tahap: Pertama, merupakan proses awal penentuan pengalihan
atas hak atas tanah/aset lainnya, mengacu pada tanggal dimanapenetapan lokasi
pembangunan untuk Kepentingan Umumtelah diumumkan oleh Gubernur Jawa Barat dan
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (DGST).Di tahap ini Pihak yang Berhak hanya dapat
mengalihkan hak atas tanahnya/aset lainnya kepada Instansi yang memerlukan tanah
(DGST) melalui Badan Pertanahan Nasional Provinsi Jawa Barat/Kantor
PertanahanKabupaten Subang.Beralihnya hak dilakukan dengan memberikan Ganti Kerugian
yang Nilai-nyadinilai oleh Penilai Independen pada saat pengumuman Penetapan Lokasi
Pembangunan Pelabuhan Patimban. Kedua, penentuan Pihak yang Berhak dalam pemberian
ganti kerugian, ditetapkan di tahap pelaksanaan pengadaan tanah setelah Hasil Inventarisasi
dan Identifikasi diumumkan oleh Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah dan tidak ada keberatan
dari Pihak yang Berhak atas hasil verifikasi dan perbaikan inventarisasi dan identifikasi yang
ditandatangani oleh Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah. Pelaksanaan pengumuman hasil
inventarisasi dan identifikasi mencakup daftar pihak yang berhak dan kerugian-kerugiannya
di tempat umum (mis. Balai Desa/Kantor Negeri, kecamatan, dan di lokasi pengadaan
tanah).25
Tanggal Batas Waktu akan diumumkan saat penentuan lokasi diumumkan oleh Gubernur.
Tanggal Batas Waktu akan diterapkan baik untuk kerugian fisik maupun non fisik termasuk
24 Dalam hal ini bukti kepemilikan atau penguasaan sebidang tanah milik adat dan penguasaan atas tanah milik negara dengan itikad baik tidak
ada, pembuktian pemilikan atau penguasaan dapat dilakukan dengan bukti lain berupa pernyataan tertulis dari yang bersangkutan dan keterangan yang
dapat dipercaya dari paling sedikit 2 (dua) orang saksi dari lingkungan masyarakat setempat yang tidak mempunyai hubungan keluarga
dengan yang bersangkutan sampai derajat kedua, baik dalam kekerabatan vertikal maupun horizontal, yang menyatakan bahwa yang bersangkutan adalah
benar sebagai pemilik atau menguasai sebidang tanah tersebut (Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Pasal 26).
5-124
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
hak untuk berpartisipasi dalam program pemulihan mata pencaharian (livelihood restoration
program/LRP).
Secara rinci tanggal batas waktu menetapkan batas waktu untuk menentukan pemenuhan
persyaratan bagi orang yang hidup dan atau memiliki aset atau kepentingan dalam wilayah
proyek. Jika warga terkena dampak parah, warga berhak mendapatkan ganti kerugian atas
aset yang terkena dampak, termasuk langkah-langkah rehabilitasi yang diperlukansecara
memadai untuk membantu warga yang berhak meningkatkan atau setidaknya
mempertahankan taraf hidup, pendapatan dan tingkat produksinyasebelum proyek. Tanggal
batas waktubaik di tahap persiapan maupun di tahap pelaksanaan akan diberitahukan
padapihak yang berhak dan pemangku kepentingan lainnya.
Berdasarkan uraian diatas, Pihak yang Berhakakan diberi ganti kerugiansetara biaya
penggantian penuh serta bantuan lainnya sebagaimana diatur dalam Matrik Keberhakan
(Tabel 5.1) sebagaimana tertuang dalamUndang-UndangNomor 2 Tahun 2012 dan peraturan
penjelasnya.
5-125
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Berdasarkan hasil sensus aset kepemilikan untuk setiap kepala rumah tangga yang terkena
dampak akan diberikan pergantian secara “Ganti-untung” dan layak sesuai dengan hak
mereka. Matriks keberhakan dibawah ini (Tabel5-1) membahas dan menjabarkan kerugian
mengenai kehilangan atas lahan pertanian,non-pertanian, komersial atau kehilangan jenis
usaha, tanah tempat tinggal atau bangunan lainnya dan fasilitas umum lainnya. Kerugian
kehilangan sementara juga tercermin dalam matriks kepemilikan tersebut.
26 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012, Pasal 36 menunjukan bahwa ganti kerugian dapat diberikan dalam bentuk; (i) tunai / uang; ii) pengganti tanah;
iii) permukiman kembali; iv) kepemilikan saham, dan v) bentuk lain yang disetujui oleh kedua belah pihak . Penilaian dari ganti kerugian oleh penilai
28 Lihat UU No 2/2012, Pasal 36, Perpres No 71/2012, Pasal 65. Standar Penilaian Indonesia (SPI) 306 tentang Penilaian Terhadap PengadaanTanah
29 Ibid
5-126
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Institusi Penanggung
Kategori
Warga yang Legal Jawab/Sumber
No dampak/ Keberhakan Proyek Catatan
berhak Basis/Mekanise Pendanaan
kerugian
Implementasi
dan dokumen yang penilai independen
diakui sebagai hak dan negoisasi
penuh) untuk area telah dilaksanakan
sisa tanah milik oleh Tim
warga atau pihak Pelaksana
yang berhak30. Pengadaan Tanah
Jika tanah yang
tersisa tidak lagi 6 bulan
layak digunakan, pemberitahuan
Proyek akan terlebih dahulu
mengambil alih diberikan kepada
seluruh tanah pihak yang berhak
setara biaya sebelum mereka
penggantian (UU harus
No. 2 tahun 2012 menghancurkan
Pasal 3531 rumah atau toko
yang terkena
dampak secara
keseluruhan.
Insentif perpajakan UU No. 2 Tahun Pemerintah : Pihak yang berhak
diberikan kepada 2012 Pasal 44 memberikan insentif akan menanggung
semua pihak yang pajak (BPHTB) biaya pajak
berhak apabila Perpres No. 71 kepada Pihak yang terhutang dalam
tidak melakukan Tahun 2012 Pasal berhak tahun berjalan jika
gugatan atas 122 mereka
putusan penetapan mengajukan
lokasi dan atas gugatan. Namun,
putusan bentuk jika telah terjadi
dan/ atau besarnya kesepakatan /
ganti kerugian. pelepasan hak
atas tanah, maka
mereka berhak
untuk insentif
pajak33
2 Hilangnya Masyarakat Tanah pengganti UU No 2/2012, DGST/LMAN Keberadaan
tanah ulayat/ Hukum Adat34 akan diberikan Penjelasan Pasal mengalokasikan masyarakat adat
tanah adat dengan nilai yang 40 anggaran akan didasarkan
sama atau lebih pada hasil studi,
tinggi (dalam hal Tim Pelaksana peraturan
nilai, produktivitas, Pengadaan Tanah pemerintah
32 Pengadaan tanahmengacu pada kegitan penyediaan tanah dengan cara mengganti kerugian yang layak dan adil kepada pihak yang berhak yang
menguasai atau memiliki obyek pengadaan tanah. Termasuk dalam lingkup ini adalah pengadaan tanah di bantaran/sempadan sungai yang dimiliki
sebagai warga bersama suatu persekutuan hukum adat tertentu, yang mengakui dan menerapkan persekutuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari;
ii) terdapat tanah ulayat tertentu yang menjadi lingkungan hidup para warga perseketuan hukum adat dan tempatnya mengambil keperluan hidupnya
sehari-hari; dan iii) terdapat tatanan hukum adat mengenai pengurusan, penguasan, dan penggunaan tanah ulayat yang berlaku dan ditaati para warga
5-127
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Institusi Penanggung
Kategori
Warga yang Legal Jawab/Sumber
No dampak/ Keberhakan Proyek Catatan
berhak Basis/Mekanise Pendanaan
kerugian
Implementasi
lokasi, dan menyampaikan Ganti daerah, atau peta
sertifikasi) .35 kerugian pada masyarakat
Ganti kerugian adat.
tunai dengan biaya Penilai Independen :
penggantian dan melakukan penilaian
mencerminkan nilai atas aset.
pasar wajar pada
saat pembayaran
ganti rugi. Tidak
ada pemotongan
biaya transaksi;
atau
Bentuk lain dari
opsi ganti kerugian
yang disepakati
oleh masyarakat
adat
3 Tanah milik Dimiliki Tanah / Ganti kerugian Perpres DGST/LMAN: Ganti kerugian
Negara/ dikuasai oleh tunai setara nilai 71/2012Pasal 82, mengalokasikan akan diberikan
perusahaan pemerintah, penggantian; atau; 112 anggaran untuk i) tanah
negara perusahaan Tanah pengganti milik / dikuasai
negara, kas desa dengan nilai yang Peraturan Kepala Tim Pelaksana oleh pemerintah
sama atau lebih BPN No. 5/2012 Pengadaan Tanah dengan bangunan
tinggi (dalam hal Pasal 29, 49 menyampaikan ganti yang digunakan
nilai, produktivitas, kerugian secara aktif untuk
lokasi, dan tata kelola
sertifikasi). Penilai Independen : pemerintahan; ii)
melakukan penilaian tanah yang dimiliki
atas aset. / dikuasai oleh
badan usaha milik
pemerintah
daerah; iii) lahan
desa36
Pengalihan tanah
yang dibebaskan
milik pemerintah /
pemerintah
daerah/ badan
usaha milik negara
/ perusahaan milik
pemerintah daerah
setempat/ desa
oleh BPN kepada
LMANselama 60
hari kerja setelah
penetapan lokasi
yang dikeluarkan
oleh Gubernur
Provnisi Jawa
Barat/Bupati
Subang.
5-128
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Institusi Penanggung
Kategori
Warga yang Legal Jawab/Sumber
No dampak/ Keberhakan Proyek Catatan
berhak Basis/Mekanise Pendanaan
kerugian
Implementasi
B. KERUGIAN POHON DAN TANAMAN
1. Kehilangan Pemilik, tanpa Tanaman Pangan UU No. 2 Tahun DGST/LMAN : Berlaku untuk
pohon/ memandang Tahunan: ganti rugi 2012 Pasal 33 mengalokasikan pengadaan tanah
tanaman status setara biaya anggaran dan pembersihan
pangan penguasaan pengganti Perpres No. 71 lahan 39
tanah (dengan berdasarkan harga Tahun 2012 Pasal Tim Pelaksana
sertifikat atau pasar yang 65 Pengadaan Tanah Tanaman
hak yang dapat berlaku . menyampaikan ganti komersial:
diakui Tanaman Pangan Peraturan Kepala kerugian mengacu pada
pemerintah, Menahun: ganti BPN No. 5/2012 pendekatan
penghuni tak rugi setara biaya Pasal 23, 24 Penilai Independen : pendapatan
resmi, penduduk pengganti dengan melakukan penilaian menggunakan
liar/tidak mempertimbangkan PP No. 38 Tahun atas aset. Discarded Cash
memiliki hak produktivitas dan 2007 Flow (DCF) untuk
legal atas tanah), usia37. 1 siklus
Timbers / pohon: Standar Penilaian Non tanaman
ganti rugi pada Indonesia 306 komersial:
harga pasar yang (SPI 306) Tahun mengacu pada
berlaku 2013 pendekatan pasar
berdasarkan usia, dengan acuan
jenis pohon dan standar harga
diameter batang yang dikeluarkan
setinggi dada38. oleh pemerintah
daerah.
Tanaman tidak
produktif:
mengacu pada
pendekatan biaya;
30 sampai 60 hari
pemberitahuan
terlebih dahulu
sebelum panen /
membersihkan
lahan.
C. KERUGIAN STRUKTUR
1 Kehilangan Pemilik struktur Ganti kerugian Undang-Undang Instansi yang Berlaku untuk
struktur terkena dampak, setara biaya Nomor 2 Tahun membutuhkan tanah pengadaan tanah
utama terlepas dari pengganti penuh 2012 Pasal 33 (DGST/LMAN): dan pembersihan
(rumah, status akan ditentukan mengalokasikan lahan
kantor, toko- kepemilikan berdasarkan harga Penjelasan anggaran Penilaian akan
toko) dan lahan40 Undang-Undang ditentukan oleh
37 Untuk tanaman komersial, selain mempertimbangkan nilai pasar, penilai juga akan mempertimbangkan metode DCF untuk 1 siklus. Sedangkan untuk
tanaman non-komersial, penilaian dilakukan dengan mengacu pada standar harga yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang. Untuk tanaman yang
orang-orang,seperti di wilayah bantaran sungai atau saluran, yang akan digunakan untuk pengembangan/proyek dengan memberikan 'ganti kerugian'
atas aset yang terkena dampak dan Program sosial. Sebagai tanah yang telah dimiliki oleh instansi yang membutuhkan tanah, maka tindakan untuk
mengambil tanah itu adalah pembersihan lahan, bukan pengadaan tanah. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 dalam kasus tersebut tidak berlaku.
40 Pasal 40 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 dan penjelasannya, Standar Penilaian Indonesia 2013 Untuk tanaman komersial, selain
mempertimbangkan harga pasar, penilai juga akan mempertimbangkan metode DCF untuk 1 siklus. Sedangkan untuk tanaman non-komersial,
penilaian dilakukan mengacu pada standar harga yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang. Untuk tanaman yang tidak produktif lagi, metode
5-129
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Institusi Penanggung
Kategori
Warga yang Legal Jawab/Sumber
No dampak/ Keberhakan Proyek Catatan
berhak Basis/Mekanise Pendanaan
kerugian
Implementasi
struktur pasar material dan No. 2 Tahun 2012 Tim Pelaksana penilai independen
sekunder upah buruh untuk Pasal 35, 40 Pengadaan Tanah
(pagar, jalan membongkar, menyampaikan Ganti Penyusutan
masuk, atap memindahkan dan Perpres RI Nomor kerugian berlaku untuk
tambahan, membangun 71 Tahun 2012 kondisi fisik
gudang, dll) kembali yang Pasal 65 Penilai Independen : struktur /
berlaku (yaitu, pada melakukan penilaian bangunan saja.
saat penyerahan Peraturan Kepala atas aset. Tidak ada
ganti rugi). Tidak BPN No. 5/2012 penyusutan untuk
akan dikenakan Pasal 23, 24 usia bangunan.
penyusutan; atau
Pilihan Permukiman Peraturan Pengurangan
dengan akses Pemerintah Nomor penyusutan untuk
sebanding dengan 38 Tahun 2007 struktur yang
kesempatan kerja terkena dampak,
dan produksi. Standar Penilaian akan diberikan
Sruktur yang Indonesia 306 kembali ke pihak
terkena dampak (SPI 306) Tahun yang berhak
sebagian, ganti rugi 2013 melalui ganti
berupa biaya kerugian
perbaikan bagian emosional
struktur yang tak (solatium). Lihat
kena dampak D. 3 di bawah ini.
disamping ganti
rugi setara harga 6 bulan
pengganti atas pemberitahuan
bagian yang terlebih dahulu
terkena dampak diberikan pada
dalam bangunan pihak yang berhak
yang sama41. sebelum tanggal
Ganti rugi untuk dimana mereka
listrik, telepon, dan harus
layanan lainnya menghancurkan
yang terkena rumah atau toko
dampak mereka yang
berdasarkan biaya terkena dampak
pemutusan dan secara
pasang ulang yang keseluruhan.
berlaku42.
Jika dampak pada
struktur utama
lebih dari 50%,
seluruh struktur
akan diganti rugi
setara biaya
pengganti penuh.
penilaian menggunakan pendekatan biaya. Lihat Standar Penilaian Indonesia (Standar Penilaian Indonesia / SPI), 306. MAPPI (Masyarakat Profesi
5-130
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Institusi Penanggung
Kategori
Warga yang Legal Jawab/Sumber
No dampak/ Keberhakan Proyek Catatan
berhak Basis/Mekanise Pendanaan
kerugian
Implementasi
utama, artinya,
secara struktural
tidak stabil, maka
proyek akan
mengambil alih
seluruh struktur
setara biaya
pengganti penuh.
Bila ada
keterlambatan
pembangunan
tempat relokasi,
bantuan tunai
senilai harga
sewarumah
sementara hingga
penyelesaian
permukiman di
tempat baru .
Pilihan
Permukiman /
relokasi tidak akan
diberikan untuk
pembersihan lahan
3 bulan – 1 tahun
pemberitahuan
terlebih dahulu
sebelum tanggal
penyewa terkena
dampak harus
pindah
Pihak yang Bantuan tunai Penjelasan DGST/LMAN : 3 bulan – 1 tahun
berhak yang untuk pindah, jika Undang-Undang mengalokasikan pemberitahuan
dipindahkan/relo Proyek tidak dapat Nomor anggaran terlebih dahulu
kasi terlepas dari menyediakan 2/2012Pasal 33 f sebelum tanggal
status pemakaian truk Tim Pelaksana penyewa terkena
kepemilikan atau alat Peraturan Kepala Pengadaan Tanah dampak harus
lahan transportasi untuk BPN Nomor 5 menyampaikan ganti pindah
5-131
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Institusi Penanggung
Kategori
Warga yang Legal Jawab/Sumber
No dampak/ Keberhakan Proyek Catatan
berhak Basis/Mekanise Pendanaan
kerugian
Implementasi
mengangkut barang Tahun 2012 Pasal kerugian
ke tempat baru.43 30, 31 Pada
Penilai Independen : saatpembersihan
Standar Penilaian melakukan penilaian lahan, biaya
Indonesia 306 atas aset. pindah dan
(SPI 306) Tahun tunjangan transisi
2013 Pemerintah Daerah : akan diberikan
program sosial (land sebagai ketentuan
Undang-Undang clearing) dalam pengadaan
Nomor 11 Tahun tanah yang akan
2009 Tentang tercakup dalam
Kesejahteraan program sosial.
Sosial
Persyaratan ini
akan dimasukkan
ke dalam TOR
untuk penilai
dalam melakukan
penilaian kerugian
/ objek tanah yang
akan dibebaskan
dalam penentuan
nilai ganti kerugian
Penyewa rumah/ Bantuan tunai Penjelasan DGST/LMAN : 3 bulan
toko terlepas dari setara 12 bulan Undang-Undang mengalokasikan pemberitahuan
kepemilikan biaya sewa Nomor 2 Tahun anggaran terlebih dahulu
tanah 2012Pasal 33 f sebelum tanggal
Tim Pelaksana penyewa terkena
Peraturan Kepala Pengadaan Tanah dampak harus
BPN No. 5/2012 menyampaikan ganti pindah
Pasal 30, 31 kerugian
Pemerintah Daerah :
5-132
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Institusi Penanggung
Kategori
Warga yang Legal Jawab/Sumber
No dampak/ Keberhakan Proyek Catatan
berhak Basis/Mekanise Pendanaan
kerugian
Implementasi
mengalokasikan
anggaran atau
membangun kembali
fasilitas
3 Makam/ Pemilik Pengganti tanah Undang-Undang DGST/LMAN : Penilaian kerugian
kuburan untuk pemakaman Nomor mengalokasikan akan dilakukan
umumdilakukan 2/2012Pasal 33 anggaran oleh
konsultasi penilaiindependen
sebelumnya dengan Perpres RI Nomor Tim Pelaksana
aparat desa dan 71 Tahun Pengadaan Tanah
warga. 2012Pasal 82 menyampaikan ganti
kerugian
Bantuan keuangan
untuk memindahkan Penilai Independen :
kuburan termasuk melakukan penilaian
biaya untuk upacara. atas aset.
Pemerintah Daerah :
mengalokasikan
anggaran untuk
tanah pengganti,
biaya pemindahan
kuburan termasuk
biaya upacara
D.Dampak Sementara selama Konstruksi
4 Dampak Bagi mereka Untuk pembayaran Dokumen kontrak Kontraktor 30 - 60 hari
Sementara yang memiliki sewa lahan yang / perjanjian pemberitahuan
selama hak hukum resmi terkena dampak oleh dengan kontraktor terlebih dahulu
Konstruksi (sertifikat) atas kontraktor pekerjaan sipil diberikan kepada
pada tanah tanah atau berdasarkan biaya pemilik tanah
mereka yang sewa yang berlaku sebelum
klaimnya atas dan perjanjian digunakan
tanah tersebut dengan pemilik tanah. sementara oleh
diakui sebagai kontraktor.
hak penuh. Untuk lahan
produktif, biaya sewa Ketentuan ini
tidak akan kurang dituangkan dalam
dari laba bersih yang kontrak /
akan dihasilkan dari perjanjian dengan
lahan produktif yang kontraktor
terkena dampak. pekerjaan sipil
Tanah akan
dikembalikan ke
kondisi pra-Proyek
atau bahkan lebih
baik.
5-133
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Institusi Penanggung
Kategori
Warga yang Legal Jawab/Sumber
No dampak/ Keberhakan Proyek Catatan
berhak Basis/Mekanise Pendanaan
kerugian
Implementasi
kepemilikan sebelum proyek,
penuh atau malah lebih
baik.
E. Kerugian lain yang dapat dinilai
1. Kehilangan Pemilik Usaha Hilangnya usaha Penjelasan DGST : Berlaku untuk
pengasilan dan Pegawai, tetap (restauran, Undang-Undang mengalokasikan Pengadaan
usaha dan terlepas status café, Nomor 2 Tahun anggaran Tanah dan
pekerjaan kepemilikan atas warung/toko)pem 2012Pasal 33 f Pembersihan
tanah utusan karena atau Tim Pelaksana Lahan :
penutupan tempat Pengadaan Tanah Untuk kerugian
usaha: Ganti Perpres RI No. menyampaikan ganti usaha tetap, SPI
kerugian dalam 71/2012Pasal kerugian 306 menilai
bentuk uang tunai 33 f kerugian usaha
berdasarkan Penilai Independen : sepenuhnya
hilangnya investasi melakukan penilaian mencakup
bisnis (modal, modus atas aset. gangguan usaha.
produksi lainnya) Peraturan
ditambahkan dengan Pemerintah Pemerintah Daerah : Biaya tunggu
total kerugian dari Nomor 38 Program Sosial dibutuhkan
pendapatan usaha Tahun 2007 agarkegiatan
minimal sepanjang 6 usaha yang
bulan dan bantuan terkena dampak
transisi sesuai dengan dapat kembali
waktu yang beroperasi
Standar Penilaian
dibutuhkan untuk
Indonesia (SPI
menstabilkan bisnis.
306) 2013,
Kehilangan usaha Penjelasan DGST : Untuk
sementara: Undang-Undang mengalokasikan pembersihan lahan
Ganti kerugian dalam Nomor 2 Tahun anggaran ganti kerugian
bentuk uang tunai 2012Pasal 33 f dapat dicover dari
berdasarkan Tim Pelaksana program sosial
pendapatan usaha Pengadaan Tanah
yang hilang yang Peraturan menyampaikan ganti
diperkirakan akan Pemerintah kerugian
diperoleh dari Nomor 38
penggunaan aset Tahun 2007 Penilai Independen :
terkena dampak45. melakukan penilaian
atas aset.
45 Lihat Standar pPenilaian Indonesia (SPI 306), 2013, "Konsep dan Prinsip Umum Penilaian", halaman 17.
5-134
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Institusi Penanggung
Kategori
Warga yang Legal Jawab/Sumber
No dampak/ Keberhakan Proyek Catatan
berhak Basis/Mekanise Pendanaan
kerugian
Implementasi
biaya yang 306) 2013,
dibutuhkan untuk
perubahan profesi
setara dengan profesi
sebelumnya
berdasarkan penilaian
dari penilai berlisensi
Kehilangan Penjelasan Instansi yang Slip pembayaran,
karyawan Undang-Undang membutuhkan tanah atau jika tidak ada
sementara: Nomor 2 Tahun (DGST) : slip pembayaran,
Uang ganti rugi setara 2012Pasal 33 f mengalokasikan upah minimum
dengan penghasilan anggaran yang berlaku akan
yang hilang selama digunakan untuk
gangguan. Peraturan Tim Pelaksana perhitungan ganti
Pemerintah Pengadaan Tanah kerugian.
Nomor 38 menyampaikan ganti
Tahun 2007 kerugian Untuk
pembersihan lahan
Penilai Independen : ganti kerugian
melakukan penilaian dapat dicover dari
Standar Penilaian atas aset. program sosial
Indonesia (SPI
306) 2013, Pemerintah Daerah :
Program Sosial
2 Kehilangan Pihak yang Kompensasi Penjelasan DGST : Berlaku untuk
keterikatan berhak yang tambahan sebesar Undang-Undang mengalokasikan pengadaantanah
emosional kehilangan ikatan 10% - 30% dari total Nomor 2 Tahun anggaran .
dengan aset emosional ganti rugi untuk aset 2012Pasal 2f
(solatium) dengan aset fisik yang terkena Tim Pelaksana Persentase
yang terkena dampak. Standar Penilaian Pengadaan Tanah kompensasi
dampak (tanah, Indonesia (SPI menyampaikan kerugian
struktur, dan Kompensasi ini akan 306) 2013, Kompensasi emosional akan
tanaman) mencakup didasarkan pada
pembiayaan untuk: Penilai Independen : penilaian penilai
• Tunjangan nafkah melakukan penilaian independen
transisi setara biaya kerugian
dengan 3 bulan emosional Rincian
biaya hidup dasar perhitungan
(garis kemiskinan cakupan solatium
di provinsi per dituangkan dalam
anggota rumah dokumen LARAP.
tangga. Yang
akan termasuk
dalam solatium.
• Pengurangan
penyusutan
bangunan.
3 Biaya Pihak yang Bantuan untuk Perpres RI Nomor DGST : Digunakan untuk
Transaksi berhak yang menutupi biaya 71/2012 Pasal 112 mengalokasikan pengadaan tanah
kehilangan tanah administrasi, SPI 306, 2013 anggaran dan pembersihan
dan aset non memperbarui lahan
tanah kepemilikan tanah BPN/Tim Pelaksana Kalkulasi
(biaya balik nama) Pengadaan Tanah didasarkan pada
untuk sisa lahan, menyampaikan hasil survei
pengosongan lahan46 Kompensasi pendataan aset
Penilai Independen : (IOL) dan survei
melakukan penilaian sosial ekonomi
biaya transaksi (SES)
5-135
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Institusi Penanggung
Kategori
Warga yang Legal Jawab/Sumber
No dampak/ Keberhakan Proyek Catatan
berhak Basis/Mekanise Pendanaan
kerugian
Implementasi
4 Kompensasi Pihak yang Kompensasi uang SPI 306, 2013 DGST : Berlaku untuk
untuk masa berhak yang tunai berdasarkan risk mengalokasikan pengadaan
tunggu menerima free interest, bunga anggaran tanah dan
(bunga) keterlambatan bank pemerintah pembersihan
pembayaran BPN/Tim Pelaksana lahan
kompensasi Pengadaan Tanah
menyampaikan
Kompensasi
Penilai Independen :
menilai
penghitungan bunga
5 Kerugian fisik Pemilik, terlepas Ganti kerugian untuk Penjelasan DGST : Berlaku untuk
lainnya dari status biaya perbaikan Undang-Undang mengalokasikan pengadaan
kepemilikan Nomor anggaran tanah dan
lahan 2/2012Pasal 33f pembersihan
Tim Pelaksana lahan
Standar Penilaian Pengadaan Tanah
Indonesia (SPI menyampaikan ganti
306) 2013, kerugian
Penilai Independen :
menilai sisa lahan
6 Kehilangan Pihak yang Berpartisipasi dalam Undang-Undang DGST : Berlaku untuk
basis sumber berhak yang program pemulihan Nomor 2 Tahun mengalokasikan pengadaan
daya (risiko kehilangan 10% mata pencaharian 2012, pasal 33 anggaran untuk tanah dan
tinggi atau lebih dari (LRP) Penjelasan program LRP pembersihan
pemiskinan) aset atau total Undang-Undang lahan
sumber Diberi kesempatan Nomor 2 Tahun
pendapatan untuk pekerjaan yang 2012, pasal 2b Pemerintah daerah: LRP meliputi
produktif terkait dengan proyek Undang-Undang Program sosial penyediaan
termasuk pemilik Nomor 11 Tahun pelatihan,
tanah, penyewa, 2009 Tentang IA / PIU: terintegrasi penempatan kerja,
pekurja,nelayan; Kesejahteraan dalam komponen hibah keuangan
Pihak yang Sosial 47 program non- tambahan dan
berhak miskin struktur. kredit mikro untuk
dan rentan, Peraturan peralatan dan
terlepas dari Pemerintah Kontraktor: bangunan, serta
tingkat Nomor 38 proyekterkait dengan dukungan
keparahan Tahun 2007 pekerjaan organisasi /
dampak (berat logistik untuk
dan rentan pihak mendirikan
yang berhak) kegiatan
peningkatan
pendapatan
alternatif bagi
penduduk terkena
dampak
LRP akan
diintegrasikan
dengan program
sosial pemerintah
daerah dimana
proyek berada
47 Untuk program sosial dapat menggunakan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial sebagai dasar hukum. Mereka yang
diprioritaskan untuk program ini adalah; i) miskin; ii) pengungsi; iii) cacat; iv) terisolasi; v) unsocial dan penyimpangan; vi) korban bencana; dan / atau
5-136
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2012, salah satu
tugas Tim Pelaksana Pengadaan Tanah (TP2T) adalah menentukan bentuk dan nilai ganti
48
rugi yang diusulkan Lembaga Penilai Independen setelah berkonsultasi atau
bermusyawarah dengan pemilik tanah dan proyek. Umumnya, kegiatan pengadaan tanah
dan ganti kerugian akan dilaksanakan melalui beberapa tahapan kegiatan.
Bentuk ganti rugi untuk fasilitas umum dan sosial akan disesuaikan dengan kebijakan
pemerintah setempat dan dimusyawarahkan dengan masyarakat. Fasilitas umum dan sosial
tersebut termasuk yang dimiliki secara pribadi maupun oleh insitusi keagamaan, seperti
masjid/mushola, gereja, sekolah, bak air serta fasilitas lainnya.
Penetapan besarnya nilai ganti kerugian dilakukan oleh Ketua Pelaksana Pengadaan
Tanah berdasarkan hasil penilaian jasa penilai atau penilai publik.Penilai bertugas
melakukan penilaian besarnya Ganti Kerugian bidang per bidang tanah, meliputi: a)
tanah; b) ruang atas tanah dan bawah tanah; c) bangunan; d) tanaman; e) benda
yang berkaitan dengan tanah; dan/atau f) kerugian lain yang dapat dinilai.
Dasar Nilai untuk Rencana Pembangunan Pelabuhan Patimban adalah Nilai Penggantian
Wajar. Menurut Standar Penilaian Indonesia (SPI) 306 (2013), Nilai Penggantian Wajar
48 Lihat Undang-Undang No 2/2012, Peraturan Presiden 71/2012, dan Peraturan BPN 05/2012
49 Pemberian Ganti Kerugian dalam bentuk lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 Peraturan Presiden Nomor 71 tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum merupakan gabungan dari 2 (dua) atau lebih bentuk Ganti
Kerugian sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 26 sampai dengan Pasal 32 Peraturan ini, jangka waktunya menggunakan waktu paling lama dari
5-137
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
adalah nilai untuk kepentingan pemilik yang didasarkan kepada kesetaraan dengan nilai
pasar atas suatu properti, dengan memperhatikan unsur luar biasa, berupa kerugian non
fisik yang diakibatkan adanya pengambilalihan hak atas properti dimaksud (SPI 102-3.10).
Dasar hukum penilaian dilakukan dengan berdasar pada Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI)
dan Standar Penilaian Indonesia (SPI) 2013serta Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012,
Peraturan PresidenRepublik Indonesia Nomor 71 Tahun 2012 diubah dengan Peraturan
PresidenRepublik Indonesia Nomor 40 Tahun 2014, Peraturan Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 5 Tahun 2012, Permendagri Nomor 72 Tahun 2012, Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 13/PMK/2013 dan peraturan pelaksanaannya.
Untuk penilaian tanah menggunakan Pendekatan Data Pasar (Market Approach), dapat
diuraikan sebagai berikut: Pendekatan ini mempertimbangkan penjualan dari Properti
sejenis atau pengganti dan data pasar yang terkait, serta menghasilkan estimasi nilai
melalui proses perbandingan. Pada umumnya, Properti yang dinilai (obyek penilaian)
dibandingkan dengan transaksi Properti yang sebanding, baik yang telah terjadi maupun
Properti yang masih dalam tahap penawaran atau penjualan dari suatu proses jual beli.
Jumlah penyusutan yang terbukti dari kondisi yang terlihat (observed condition)
dan kegunaan pada waktu ini dan dikemudian hari dibandingkan dengan unit-unit
baru yang sama. Penyusutan yang diperhatikan adalah kerusakan fisik, serta
kemunduran fungsional dan ekonomis;
5-138
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Besar, peranan serta kegunaan dari Aset tersebut (extent, character and utility of
the properti)
- Pendekatan Pendapatan(Income Approach)
Skema pendekatan penilaian diatas secara rinci dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2.
Skema Pendekatan Penilaian pada Rencana Pengendalian Banjir Way Ruhu
Fisik :
Perhitungan Depresiasi
• Bangunan dan/atau
Biaya Pengganti Baru • Pendekatan Biaya hanya digunakan
Sarana Pelengkap
dengan penyesuaian sebagai penyesuaian
kondisi fisik saja
• Tanaman (dapat/belum Pasar dan norma
• Pendekatan Pendapatan Dengan metode DCF
termasuk tanah) perhitungan budidaya
untuk satu siklus
yang berlaku wajar
Untuk tanaman non
• Pendekatan Pasar komersial, dengan
menggunakan rujukan
dari instansi terkait
• Pendekatan Biaya Untuk tanaman belum
menghasilkan
Non Fisik :
• Penggantian terhadap Berdasarkan peraturan
kerugian pelepasan hak dari perundang-undangan
Pasar dan non pasar
pemilik tanah yang akan yang berlaku
Tambahan yang dihitung • Pendekatan Pendapatan
diberikan premium : Kerugian akibat
berdasarkan bobot • Pendekatan Biaya
- kehilangan pekerjaan atau penghentian atau
persentase dari nilai
kehilangan bisnis termasuk penutupan tempat
kerugian fisik
alih profesi usaha.
Contoh; petani tambak,
5-139
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
2. Bangunan yang tersisa kurang dari 7,2 m2/jiwa (Keputusan Menteri Pekerjaan Umum
No.403/KPTS/M2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana
Sehat); atau
3. Sisa lahan pertanian yang terkena dampak kurang dari 70 % dari luas sebelumnya
(secara ekonomis dapat dianggap merugikan).
5-140
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Dalam hal tidak terjadi kesepakatan mengenai bentuk dan/atau besarnya Ganti Kerugian,
Pihak yang berhak dapat mengajukan keberatan kepada pengadilannegeri setempat dalam
waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelahmusyawarah penetapan Ganti Kerugian,
Pengadilan Negeri memutus bentuk dan/atau besarnya Ganti Kerugian dalam waktu paling
lama 30 (tiga puluh) hari kerjasejak diterimanya pengajuan keberatan, Pihak yang keberatan
terhadap putusanPengadilan Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam waktu
paling lama14 (empat belas) hari kerja dapat mengajukan kasasi kepada Mahkamah
AgungRepublik Indonesia.Mahkamah Agung wajib memberikan putusan dalam waktupaling
lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak permohonan kasasi diterima. PutusanPengadilan
Negeri/Mahkamah Agung yang telah memperoleh kekuatan hukumtetapi menjadi dasar
pembayaran Ganti Kerugian kepada pihak yang mengajukankeberatan. Untuk lebih jelasnya
musyawarah penetapan ganti kerugian dapat dilihat di Gambar 5.1.
5-141
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Gambar 5-5.
Bagan Musyawarah Penetapan Ganti Kerugian
Pasal 37 (1)
PIHAK YANG
LEMBAGA
BERHAK
PERTANAHAN Tenggang Waktu
30 Hari
Untuk
menetapkan
Tercapai Ganti Rugi Tidak tercapai
kesepakatan, kesepakatan,
menjadi dasar
pemberian ganti Pihak yang Berhak
kerugian mengajukan
Tenggang waktu 14 hari keberatan
Pasal 38 (1)
Tenggang waktu 30 hari
Ke Pengadilan
Negeri memutus
bentuk/besar
GantiRugi
Pihak yang
keberatan kasasi
ke Mahkamah
Agung
Sumber : Undang-undang nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum Pasal 31 s.d.pasal 36
5-142
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Gambar 5-6.
Bagan Pemberian Ganti Kerugian
LEMBAGA Pasal 41 (1) PIHAK YANG
PERTANAHAN BERHAK
Terima Ganti
Penolakan diputuskan dengan
Rugi
musyawarah putusan Pengadilan Tolak Ganti
Negeri/Mahkamah Rugi
Agung
Pasal 41 (2) a.b.
Pasal 41 (1)(2)
Pasal 43
Apabila pemberian Ganti Kerugian telah dilaksanakan,maka kepemilikan atau Hak Atas
Tanah dari Pihak yang Berhak menjadi hapus dan alat bukti haknya dinyatakan tidak
berlaku dan tanahnya menjadi tanah yang dikuasai langsung oleh Negara,Pada saat
pelaksanaan pemberian Ganti Kerugian dan Pelepasan Hak sebagaimana dimaksud
dalam pasal 41 ayat (2) huruf a telah dilaksanakan atau pemberian Ganti Kerugian
sudah dititipkan dipengadilan negeri sebagaimana dimaksud dalam pasal 42 ayat
(1),kepemilikan atau Hak Atas Tanah dari Pihak yang Berhak menjadi hapus dan alat
bukti haknya dinyatakan tidak berlaku dan tanahnya menjadi tanah yang dikuasai
langsung oleh negara.
Sumber : Undang-Undang Republik Indonesia pasal 40 s.d pasal 43 Nomor : 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan
Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
5-143
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Dari kedua bagan mengenai ganti rugi tersebut di atas, sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2012 asas yang paling penting adalah asasmusyawarah dengan
prinsip kemanusiaan, demokratis, dan adil. Sehingga tidakterjadi lagi penetapan harga ganti
rugi berdasarkan harga dasar sangat jauhdibawah harga umum atau harga pasar sehingga
menimbulkan konflik.
Khusus untuk Rencana Pengadaan lahan dan pemukiman kembali (LARAP - Land Aquition
and Resettlement Plan) ini, tindakan spesifik berikut ini penting untuk memastikan partisipasi
perempuan:
(i) Perwakilan Perempuan dari salah satu kepala rumah tangga yang terkena dampak akan
terpilih sebagai anggota komite-pemukiman kembali.
(ii) Dalam melakukan survey secara mendalam dari sensus, konsultasi mengenai kegiatan
pemukiman kembali dan pilihan relokasi, baik perempuan dan laki-laki akan
berpartisipasi dalam diskusi.
(iii) Isu gender, akan dimasukkan dalam pelatihan yang akan diberikan selama pelaksanaan
program pemulihan penghidupan/pendapatan.
(iv) Baik suami dan istri akan diundang untuk menerima kompensasi dan tunjangan lain
karena rumah tangga untuk aset yang terkena dampak.
(v) Perempuan akan diberikan kesempatan yang sama dalam mendapatkan kesempatan
menjadi tenaga kerja terampil dan menerima upah yang sama untuk pekerjaan yang
sama dengan laki-laki.
(vi) Memastikan bahwa perempuan akan diprioritaskan untuk pemulihan program pemulihan
penghidupan/pendapatan.
(vii) Tindakan khusus akan diambil dalam membantu rumah tangga lanjut usia orang cacat
dan kepala rumah tangga perempuan yang harus pindah atau merekonstruksi toko-toko
dan rumah-rumah mereka yang terkena dampak.
(ix) Indikator pemantauan terpilah menurut jenis kelamin akan dikembangkan untuk
memantau manfaat sosial, kesempatan ekonomi, mata pencaharian, dan kegiatan
pemukiman kembali.
5-144
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Sebagaimana dibahas dalam bagian sebelumnya, kompensasi dan tunjangan bagi Rumah
tangga rentan akan menerima kerugian, seperti tertera dalam matriks hak, Rumah tangga
rentan berhak untuk berpartisipasi dalam pemulihan pendapatan yang akan dirancang
dengan partisipasi aktif mereka dan prioritas untuk bekerja di pekerjaan yang berhubungan
dengan proyek selama pekerjaan pembangunan Pelabuhan Patimban.
Jika ditemukan dampak tak terantisipasi permukiman kembali selama pelaksanaan proyek,
DGST akan menjamin pelaksanaan penilaian dampak sosial dan memutakhirkan LARP atau
merumuskan LARP baru yang mencakup semua persyaratan yang berlaku yang ditetapkan
dalam LARF, tergantung pada seberapa besar perubahan dampak. Penilaian dampak sosial
akan dilakukan sesuai dengan prosedur yang diatur dalam LARAP ini.
Dampak yang tidak terantisipasi akan didokumentasikan dan ditangani berdasarkan prinsip-
prinsip yang diberikan dalam LARAP. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut harus
menyerahkan dokumen-dokumen ini (Update LARAP dan Pengkajian Dampak Sosial yang
telah diperbaharui) ke JICA untuk pengungkapan dalam situs web JICA dan penyampaian
informasi terkait kepada orang-orang yang terkena dampak/masyarakat.
5-145
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
BAB 6
SENSUS DAN KONDISI SOSIAL
EKONOMI WARGA TERKENA DAMPAK
Untuk mengetahui karakteristik warga terkena dampak (pemilik lahan, penggarap, tenaga
kerja, dan nelayan) dan bagaimana persepsi mereka terhadap rencana proyek dan kegiatan
pembebasan lahan, telah dilakukan sensus kepada semua warga terkena dampak di daerah
backup area, jalan akses, area wilayah tangkap di 3 TPI yaitu: TPI Kali Genteng, TPI
Truntum dan TPI Tanjung Pura. Sencus telah dilakukan kepada 156 pemilik tanah di backup
area, 130 pemilik tanah dan penggarap di jalan akses, 75 penggarap di tambak, lahan
pertanian, restoran dan pertokoan di backup area. Para nelayan di TPI Genteng berjumlah
146 orang, TPI Truntum adalah 119 orang, dan TPI Tanjung Pura 157 orang.
Wilayah back up area terbagi ke dalam beberapa blok di Blok 15, Blok 16, Blok 17, Blok 18,
Blok 19, dan Blok 20 dimana lokasi-lokasinya secara administratif seluruhnya berada di Desa
Patimban Kecamatan Pusakanagara Kabupaten Subang, termasuk area tambak, lahan
pertanian, restauran dan warung sepanjang pantai di back up area. Sedangkan lokasi access
road secara administrative berada di Desa Gempol, Desa Kaletambo, Desa Pusaka Ratu,
Desa Kota Sari seluruhnya berada di Kecamatan Pusakanagara dan di Desa Pusaka Jaya yang
berada di Kecamatan Pusaka Jaya.
Terlepas dari masyarakat yang terkena dampak pembebasan lahan, kondisi sosial ekonomi
nelayan laut disajikan pada Bab 6.9.
Jumlah penduduk di Kecamatan Pusakanagara pada tahun 2015 tercatat sebanyak 38.951
jiwa yang tersebar di 7 desa dengan luas wilayah 52,60 km2, kepadatan penduduk tercatat
741 jiwa per km2. Sex ratio penduduk Kecamatan Pusakanagara sebesar 107,61 hal ini
menunjukan bahwa setiap 100 jiwa penduduk perempuan terdapat 107 penduduk laki-laki.
6-145
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-10.
Jumlah Penduduk, Ratio Jenis Kelamin dan Kepadatan Penduduk Menurut
Desa/Kelurahan di Kecamatan Pusakanagara Tahun 2015
Jumlah Penduduk Kepadata
Rasio
Nama Desa/ Luas n
No Laki- Perempua Jenis
Kelurahan (Km2) Total Penduduk
laki n Kelamin
Tiap Km2
1 Pusakaratu 3,70 4.343 4.094 8.437 106.09 2.280
2 Gempol 3,50 1.540 1.517 3.056 101.51 873
3 Kalentambo 6,90 2.742 2.512 5.236 108.44 759
4 Kotasari 3,50 2.312 2.154 4.466 107.32 1.276
5 Rancadaka 9,80 2.935 2.598 5.534 112.98 565
6 Patimban 20,60 3.408 3.177 6.584 107.28 320
7 Mundusari 4,60 2.927 2.711 5.638 108.00 1.226
Kecamatan
Pusakanagara 52,60 20.189 18.762 38.951 107.61 741
2015
6.3 Kondisi Kepala Rumah Tangga Terkena Dampak (Backup Area) dan
Jalan Akses (Access Road)
6.3.1 Jumlah Unit Terkena Proyek (UTP) dan Warga Terkena Dampak (WTD)
Jumlah unit terkena dampak (UTD) adalh 340 UTD dan warga terkena dampak (WTP) adalah
754 WTP di Backup Area. Secara detail dapat dilihat pada Tabel 6.2.
6-146
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Table 0-11.
Jumlah Unit Terkena Dampak (UTD) dan Warga Terkena Dampak (WTD) di Backup Area
Jumlah UTP Jumlah WTD
Aset Terkena Dampak/ Jenis UTP/WTD
Legal Illegal Total Legal Illegal Total
Lahan 105 105 244 244
1 Pemilik KK
Pertanian
Penggarap KK 1 1 1 1
Tenaga Kerja KK 27 27 27 27
2 Tambak Pemilik HH 24 24 55 55
KPB 1 1 - -
Penggarap KK 23 23 48 48
Tenaga Kerja KK 18 18 18 18
3 Gudang Tanah Milik Negara KK
Toko/ Pemilik di Lahan
4 KK
Restauran Pemerintah
Tanah Milik Pribadi KK 21 21 45 45
Tenant KK 43 43 242 242
Tenaga Kerja KK 64 64 64 64
Lahan Milik 1 1 - -
5 Kantor KPB
Pemerintah
Lahan Milik Pribadi KPB
Penggarap KPB
Wage earner KK
Lahan Milik
6 Rumah KK
Pemerintah
Lahan Milik Pribadi KK 5 5 5 5
Penggarap KK 1 1 5 5
Lahan Milik 2 2
7 Makam KK
Pemerintah
Lahan Milik Probadi KK
8 Masjis Pemilik Unit 1 1 - -
Structure Lahan Milik 1 1 - -
9 KK
Lainnya Pemerintah
Lahan Milik Pribadi KK 2 2 2 2
Jumlah Total (1-9) 340 754
Total jumlah unit yang terkena dampak (UTD) di jalan akses adalah 177 UTD dan Warga
Terkena Dampak (WTD) di jalan akses adalah 379 WTD. Gambaran detailnya dapat dilihat
pada Tabel 6.3.
6-147
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Table 6-12.
Jumlah Unit Terkena Dampak (UTD) dan Warga Terkena Dampak (WTD) di Jalan Akses
Aset Terkena Dampak /Tipe UTD/WTD Jumlah UTD Jumlah WTD
Unit Legal Illegal Total Legal Illegal Total
Lahan
1 Pemilik KK 45 45 104 104
Pertanian
KPB -
Penggarap KK 14 14 20 20
KPB -
Tenaga Kerja KK 14 14 14 14
2 Tambak Pemilik KK 1 1 4 4
KPB
Penggarap KK
KPB
Tenaga Kerja KK
Lahan Milik
3 Gudang KK
Pemerintah
KPB
Lahan Milik Pribadi KK
KPB 1 1 - -
Penggarap KK
KPB
Tenaga Kerja KK
Lahan Milik
4 Tanaman KK
Pemerintah
KPB
Lahan Milik Pribadi KK 34 34 97 97
KPB
Penggarap KK 13 13 24 24
KPB
Tenaga Kerja KK 14 14 14 14
Lahan Milik
5 Kantor KPB
Pemerintah
Lahan Milik Pribadi KPB
Penggarap KPB 1 1 - -
Tenaga Kerja KK 6 6 6 6
Lahan Milik KK
6 Rumah
Pemerintah
Lahan Milik Pribadi KK 25 25 68 68
Penggarap KK 8 8 27 27
Lahan Milik KK
7 Makam
Pemerintah
Lahan Milik Pribadi KK
Lahan Milik
8 Masjid Unit 1 1 - -
Pemerintah
Lahan Milik Pribadi KK
Jumlah Total(1-8) 177 177 378 378
KK: Kepala Keluarga, KPB: Komersial dan Perusahaan Bisnis
6-148
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Total jumlah kepala keluarga yang harus direlokasi di Backup Area dan Access Road adalah
103 KK dan total jumlah warga terkena dampak adalah 392 WTD. Gambaran detail dapat
dilihat pada Tabel 6.4.
Table 6-13.
Total Rumah Tangga Terkena Dampak dan Warga Terkena Dampak yang Harus
Direlokasi di Backup Area dan Access Road Area
Area Blok/Desa Jumlah KK Jumlah WTD
Backup area Blok 15 1 1
Blok 16 - -
Blok 17 - -
Blok 18 1 3
Blok 19 63 284
Blok 20 5 9
Sub Total 70 297
Access road Gempol 6 18
Kalentambo - -
Kotasari 22 58
Pusakajaya 5 19
Pusakaratu - -
Rancadaka - -
Sub Total 33 95
TOTAL 103 392
Total jumlah nelayan terkena dampak adalah 422 orang sebagai bagian anggotdari TPI Kali
Genteng 146 nelayan, TPI Truntum 119 nelayan dan TPI Tanjung Pura 157 nelayan.
Gambaran detail nelayan terkena dampak dapat dilihat pada Tabel 6.5.
Table 6-14.
Jumlah Nelayan di Setiap TPI
TPI
Item
Kali Genteng Truntum TanjungPura
Jumlah Nelayan (orang) 146 119 157
Jumlah Nelayan Pemilik Kapal
105 109 146
(orang)
Jumlah Nelayan Bukan Pemilik
41 10 11
Kapal (orang)
Jumlah Total Penduduk (Orang) 867 1.854 1.356
Source: Survei Lapangan (October 2016)
6-149
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Hasil sensus terhadap 156 kepala keluarga di wilayah backup area dan 103 Kepala keluarga
di access road, rata-rata usia kepala keluarga di backup area adalah umur 41 – 60 tahun
dengan persentase 40,4%. Begitu pula rata-rata usia kepala keluarga di wilayah access road
adalah umur 41 – 60 tahun dengan persentase 55.3%. Hal ini menunjukkan sebagian besar
kepala rumah tangga di daerah rencana proyek dapat diklasifikasikan sebagai rumah tangga
dengan usia produktif. Terdapat 16 (10,3%) kepala rumah tangga di Area Penunjang dan 25
(24,3%) kepala rumah tangga di Area Jalan Akses yang berusia lebih dari 60 tahun dan
teridentifikasi sebagai kepala keluarga rentan (vulnerable), dimana biasanya terdiri dari
orang tua atau kakek-nenek yang tinggal bersama anak atau cucunya, namun berstatus
sebagai kepala keluarga (lihat Tabel 6-6 dan Tabel 6-7). Kepala keluarga rentan harus
dperhatikan dan dijadikan sasaran program pemulihan mata penaharian.
Tabel 6-6.
Usia Kepala Keluarga
Usia KK Tidak
No Blok Total
< 20 21 - 40 41 - 60 > 60 Menjawab
1 15 0 8 18 6 13 45
2 16 0 1 5 3 6 15
3 17 0 2 14 3 17 36
4 18 1 2 2 1 3 9
5 19 2 3 16 2 10 33
6 20 1 3 8 1 5 18
Total 4 19 63 16 54 156
Prosentase 2.6% 12.2% 40.4% 10.3% 34.6% 100.0%
6-150
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
6.4.1.2 Status Kepala Rumah Tangga dan Anggota Berdasarkan Jenis Kelamin
Dilihat berdasarkan ketegori jenis kelamin, 108 (69,2%) kepala keluarga yang ada di lokasi
Back Up Area adalah laki-laki dan 47 (30,1%) kepala keluarga yang ada di lokasi Back Up
Area adalah perempuan. Sementara itu, 111 (87,4%) kepala keluarga yang ada di lokasi
Access Road adalah laki-laki dan 16 (12,6%) kepala keluarga yang ada di lokasi Access Road
adalah perempuan. Kepala keluarga perempuan adalah kepala keluarga terkategori rentan
(vulnerable) untuk diperhatikan (dijadikan target group) dalam program pemulihan mata
pencahariaan. Secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 6-8 dan Tabel 6-9.
Tabel 0-8.
Jenis Kelamin Kepala Keluarga di Wilayah Back Up Area
Jenis Kelamin PT. ***
No BLOK Total
Laki-laki Perempuan
1 15 31 14 45
2 16 8 7 15
3 17 25 11 36
4 18 7 2 9
5 19 25 7 1 33
6 20 12 6 18
Total (KK) 108 47 1 156
Prosentase 69.2% 30.1% 0.6% 100.0%
Tabel 0-9.
Jenis Kelamin Kepala Keluarga di Wilayah Access Road
Desa/ Jenis Kelamin
No Total
Kelurahan Laki-laki Perempuan
1 Gempol 43 5 48
2 Kalentambo 17 2 19
3 Kotasari 23 5 28
4 Pusakajaya 11 0 11
5 Pusakaratu 16 3 19
6 Rancadaka 1 1 2
Total 111 16 127
Prosentase 87.4% 12.6% 100.0%
Sumber: Tabulasi data dan Hasil Survei Sosial Ekonomi, 2016
6-151
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-10.
Status Perkawinan Kepala Keluarga di Wilayah Back Up Area
Status Pernikahan
No BLOK Tidak Manjawab Total (KK)
Lajang Menikah Janda/Duda Cerai
1 15 0 31 3 0 11 45
2 16 0 4 2 0 9 15
3 17 1 22 1 0 12 36
4 18 0 6 0 0 3 9
5 19 0 17 0 1 15 33
6 20 0 10 0 1 7 18
Total (KK) 1 90 6 2 57 156
Prosentase 0,6% 57,7% 3,8% 1,3% 36,5% 100%
Tabel 0-11.
Status Perkawinan Kepala Keluarga di Wilayah Access Road
Status Pernikahan
No
Village Lajan Menika Janda/Dud Bercer Tota
. % % % %
g h a ai l
0,0 38,4 3,5 0,0
1 Gempol 0
%
33
%
3
%
0
%
36
Kalentamb 0,0 0,0 2,3
2 o
0
%
7 8,1% 0
%
2
%
9
2,3 16,3 1,2 0,0
3 Kotasari 2 14 1 0 17
% % % %
Pusakajay 0,0 10,5 1,2 0,0
4 0 9 1 0 10
a % % % %
Pusakarat 0,0 12,8 1,2 0,0
5 0 11 1 0 12
u % % % %
Rancadak 0,0 0,0 0,0
6 0 2 2,3% 0 0 2
a % % %
2,3 88,4 7,0 2,3
Total 2 76 6 2 86
% % % %
Sumber : Tabulasi data dan Hasil Survei Sosial Ekonomi, 2016
6-152
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-12.
Lama Tinggal Kepala Keluarga di Wilayah Back Up Area
Lama tinggal/menempati aset Tidak
No BLOK Total (KK)
≤ 20 21 - 40 41 - 60 > 60 Manjawab
1 15 15 8 2 0 20 45
2 16 3 3 0 0 9 15
3 17 8 6 2 0 20 36
4 18 4 1 0 1 3 9
5 19 10 10 2 0 11 33
6 20 7 5 1 0 5 18
Total (KK) 47 33 7 1 68 156
Prosentase 30,1% 21,2% 4,5% 0,6% 43,6% 100%
Tabel 0-13.
Lama Tinggal Kepala Keluarga di Wilayah Access Road
1 Gempol 24 10 1 2 37
2 Kalentambo 6 3 1 0 10
3 Kotasari 8 7 6 0 21
4 Pusakajaya 4 0 2 0 6
5 Pusakaratu 5 6 1 0 12
6 Rancadaka 1 1 0 0 2
Total 48 27 11 2 88
Persentase 54,5% 30,7% 12,5% 2,3% 100%
6-153
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 6-12 dan Tabel 6-13 menunjukan lama tinggal kepala keluarga dimana di wilayah Back
Up Area ada sebanyak 47 (30,1%) kepala keluarga telah tinggal sampai 20 tahun, dan 33
(21,2%) kepala keluarga telah tinggal selama 21-40 tahun di sana. Sementara itu, ada
sebanyak 48 (54,5%) kepala keluarga telah tinggal sampai 20 tahun, dan 27 (30,7%) kepala
keluarga telah tinggal selama 21-40 tahun di Access Road. Hal ini menunjukan WTP
umumnya adalah penduduk asli dan telah melahirkan generasi berikutnya. Biasanya
keterikatan terhadap wilayah asal sangat kuat dan akan sulit untuk dipindahkan karena di
lokasi lama tempat keluarga besar berkumpul sebagaimana kebiasaan/adat istiadat
masyarakat Subang. Apabila dipindahkan ke lokasi baru akan terjadi kekhawatiran tidak
punya teman atau keluarga di lokasi baru dan akan mengalami kesulitan untuk
menyesuaikan dengan tetangga baru.
Keberadaan rencana proyek tentunya harus memperitmbangakan ikatan atau hubungan
sosial yang ada diantara WTP. Kalaupun harus dipindahkan harus diupayakan dengan kondisi
adat istiadat yang sama agar tidak merasa asing dengan situasi sosial di lokasi yang baru
karena masih memiliki tetangga yang sama ketika masih di lokasi lama. Jika hal ini kurang
diperhatikan, maka tidak menutup kemungkinan KK yang dipindahkan akan mengalami
keresahan dan pada akhirnya akan mengalami stres, tidak mampu untuk bekerja/usaha.
Tentunya kondisi tersebut tidak diharapkan terjadi, oleh karena itu baik sebelum maupun
pasca permukiman, perlu dilakukan pendampingan agar KK beserta keluarganya merasa
nyaman tinggal di lokasi baru.
Tabel 0-15.
Asal Suku/Adat Kepala Keluarga di Wilayah Back Up Area
Suku/Adat Tidak
No Block Total
Betawi Jawa Sunda Manjawab
1 15 0 34 1 10 45
2 16 0 7 0 8 15
3 17 0 22 1 13 36
4 18 0 4 2 3 9
5 19 0 17 1 15 33
6 20 2 8 0 8 18
Total 2 92 5 57 156
Persentase 1,3% 59,0% 3,2% 36,5% 100%
Sumber : Tabulasi data dan Hasil Survei Sosial Ekonomi, 2016
6-154
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-16.
Asal Suku/Adat Kepala Keluarga di Wilayah Access Road
Tidak
No. Desa Jawa Sunda Total
Manjawab
1 Gempol 8 29 11 48
2 Kalentambo 4 6 9 19
3 Kotasari 8 10 10 28
4 Pusakajaya 6 4 4 14
5 Pusakaratu 2 10 7 19
6 Rancadaka 2 0 0 2
Total 30 59 41 130
Persentase 23,1% 45,4% 31,5% 100%
Tabel 0-17.
Agama Kepala Keluarga di Wilayah Back-Up Area
Agama Tidak
No Blok Total
Islam Katolik Buddha Menjawab
1 15 36 0 0 9 45
2 16 6 0 0 9 15
3 17 24 0 0 12 36
4 18 6 0 0 3 9
5 19 20 0 0 13 33
6 20 9 1 1 7 18
Total 101 1 1 53 156
Persentase 64,7% 0,6% 0,6% 34,0% 100%
6-155
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-18.
Agama Kepala Keluarga di Wilayah Access Road
Agama Tidak
No. Desa Total
Islam Katolik Menjawab
1 Gempol 46 2 0 48
2 Kalentambo 13 6 0 19
3 Kotasari 27 1 0 28
4 Pusakajaya 13 0 1 14
5 Pusakaratu 18 1 0 19
6 Rancadaka 2 0 0 2
Total 119 10 1 130
Persentase 91,5% 7,7% 0,8% 100%
Tabel 0-19.
Status Pendidikan Kepala Keluarga di Wilayah Back Up Area
Tingkat Blok
No Total %
Pendidikan 15 16 17 18 19 20
6-156
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-20.
Status Pendidikan Kepala Keluarga di Wilayah Access Road
Pendidikan Terakhir
Desa/ Tidak Tidak Tidak
No Tidak Tamatan Selesai Selesai Total
Kelurahan lulus tamat Menjawab
sekolah SD SMA kuliah
SD SMA
1 Gempol 5 3 12 1 7 6 14 48
2 Kalentambo 1 0 2 0 4 1 11 19
3 Kotasari 2 2 5 2 4 2 11 28
4 Pusakajaya 0 3 4 0 0 2 5 14
5 Pusakaratu 5 0 1 1 4 0 8 19
6 Rancadaka 0 0 2 0 0 0 0 2
Total 13 8 26 4 19 11 49 130
Prosentase 10,0% 6,2% 20,0% 3,1% 14,6% 8,5% 37,7% 100%
Tabel 0-20.
Kondisi Fisik Kepala Keluarga di Wilayah Back Up Area
Kondisi Fisik
Tidak Total
No BLOK
Normal Cacat Manjawab (KK)
1 15 18 0 27 45
2 16 1 0 14 15
3 17 10 0 26 36
4 18 4 0 5 9
5 19 12 1 20 33
6 20 4 0 14 18
Total (KK) 49 1 106 156
Prosentase 31,4% 0,6% 67,9% 100%
6-157
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-21.
Kondisi Fisik Kepala Keluarga di Wilayah Access Road
Kondisi Fisik
Desa/ Tidak
No Total
Kelurahan Manjawab
Normal Cacat
1 Gempol 32 0 16 48
2 Kalentambo 7 0 12 19
3 Kotasari 13 1 14 28
4 Pusakajaya 5 0 9 14
5 Pusakaratu 11 0 8 19
6 Rancadaka 2 0 0 2
Total 70 1 59 130
Prosentase 53.8% 0.8% 45.4% 100.0%
Tabel 0-22.
Status Kepemilikan Aset Utama di Wilayah Back Up Area
Status Menempati Aset
No. Blok Total
Pemilik Penggarap
1 15 45 0 45
2 16 15 0 15
3 17 36 0 36
4 18 9 4 13
5 19 33 67 100
6 20 18 4 22
Total 156 75 231
Percentage 67,5% 32,5% 100%
6-158
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-23.
Status Kepemilikan Aset Utama di Wilayah Access Road
Status Menempati Aset Tak Total
No. Desa
Pemilik Penggarap Penyewa Menjawab (KK)
1 Gempol 31 13 4 0 48
2 Kalentambo 11 8 0 0 19
3 Kotasari 22 2 4 0 28
4 Pusakajaya 7 0 6 1 14
5 Pusakaratu 13 5 1 0 19
6 Rancadaka 2 0 0 0 2
Total 86 28 15 1 130
Percentage 66.2% 21.5% 11.3% 0.8% 100.0%
Tabel 0-24.
Pekerjaan Kepala Keluarga di Wilayah Back Up Area
Blok
Total
No. Pekerjaan Utama %
(HH’s)
15 16 17 18 19 20
6-159
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-21.
Pekerjaan Kepala Keluarga di Wilayah Access Road
Pekerjaan Utama
Bisnis
/ Tak
N Pertanian/ Total
Desa trader Supir/buru Karyawa Pensiuna Lainny Menjawa
o peternaka (KK)
/ h n n a b
n
pemili
k took
1 Gempol 20 8 1 3 0 2 14 48
Kalentamb
2 4 2 0 2 0 0 11 19
o
3 Kotasari 5 7 2 1 1 1 11 28
4 Pusakajaya 3 4 1 1 0 1 4 14
5 Pusakaratu 4 1 1 2 1 0 10 19
6 Rancadaka 2 0 0 0 0 0 0 2
Total 38 22 5 9 2 4 50 130
Percentage 29.2% 16.9% 3.8% 6.9% 1.5% 3.1% 38.5% 100.0%
Sedangkan untuk pekerjaan sampingan di wilayah Back Up Area hanya ada 11 orang yang
mempunyai pekerjaan sampingan, diantaranya di bidang pertanian/peternakan 3 orang,
pebisnis/trader/pemilik toko, 6 orang dan supir/buruh 1 orang dan pekerjaan sampingan
lainnya 1 orang. Sementara di wilayah access road ada 5 kepala keluarga yang memiliki
pekerjaan sampingan di bidang pertanian/peternakan dan pebisnis/trader/pemilik toko.
Secaa lengkap dapat dilihat pada Tabel 6-26 dan Tabel 6-27.
Tabel 0-22.
Pekerjaan Sampingan Responden di Wilayah Back Up Area
Pekerjaan Sampingan
No BLOK Pertanian/ Bisnis/trader/pemilik Total
Supir/buruh Lainnya
peternakan toko
1 15 1 0 0 0 1
2 17 0 3 1 0 4
3 18 1 3 0 0 4
4 20 1 0 0 1 2
Total 3 6 1 1 11
Prosentase 27.3% 54.5% 9.1% 9.1% 100.0%
6-160
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-23.
Pekerjaan Sampingan Responden di Wilayah Access Road
Pekerjaan Sampingan
Desa/
No Pertanian/ Bisnis/ trader/ Total
Kelurahan Lainnya
peternakan pemilik toko
1 Gempol 0 1 0 1
2 Kalentambo 1 0 0 1
3 Kotasari 1 1 1 3
Total 2 2 1 5
Prosentase 40.0% 40.0% 20.0% 100.0%
Jarak tempat tinggal dengan lokasi pekerjaan sebagian besar rumah tangga di wilayah Back
Up Area berada kurang dari 1 km sebanyak 26 kepala keluarga (19,1%), sehingga rencana
kegiatan kemungkinan akan menimbulkan dampak secara langsung terhadap kegiatan
usahanya, apabila warga harus pindah ke lokasi baru. Lainnya sebanyak 5 kepala keluarga
(3,7%) mengerjakan sebagian besar pekerjaan di rumah, sementara di wilayah Access Road
sebanyak 6 kepala keluarga mengerjakan pekerjaannya di rumah (20%). Hal ini akan
berpengaruh apabila kegiatan pengadaan tanah dilaksanakan, mengingat sebagian warga
terkena dampak harus pindah ke lokasi baru. Kegiatan usahanya akan terganggu dan
membutuhkan pendampingan, baik pada saat sebelum maupun sesudah pindah ke lokasi
baru.
Tabel 0-24.
Jarak Rumah ke Tempat Pekerjaan di Wilayah Back Up Area
Jarak Pekerjaan/Sekolah
antara 1 antara 2 lebih Tidak
No BLOK Di Kurang Total
sampai 2 sampai 4 dari 4 Manjawab
rumah dari 1 km
km km km
1 15 2 3 0 0 0 29 34
2 16 1 5 0 1 0 4 11
3 17 1 14 3 1 0 42 61
4 18 0 3 0 0 1 5 9
5 19 1 0 0 0 0 10 11
6 20 0 1 2 0 1 6 10
Total 5 26 5 2 2 96 136
Prosentase 3.7% 19.1% 3.7% 1.5% 1.5% 70.6% 100.0%
6-161
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-25.
Jarak Rumah ke Tempat Pekerjaan di Wilayah Access Road
Jarak Pekerjaan/Sekolah
Desa/ antara 1 antara 2 lebih Tidak
No Di Kurang Total
Kelurahan sampai 2 sampai 4 dari 4 Manjawab
rumah dari 1 km
km km km
1 Gempol 4 1 2 1 1 2 11
2 Kotasari 1 0 0 0 0 2 3
3 Pusakaratu 1 0 1 0 0 5 7
4 Mekarjaya 0 0 0 0 0 1 1
5 Pusakajaya 0 0 0 0 0 1 1
6 Pusakaratu 0 0 0 0 0 6 6
7 Rancadaka 0 0 0 0 0 1 1
Total 6 1 3 1 1 18 30
Prosentase 20.0% 3.3% 10.0% 3.3% 3.3% 60.0% 100.0%
Pendapatan kepala rumah tangga rata-rata di daerah Back Up Area rata-rata adalah Rp
6.555.064 per bulan. Dari hasil survei lapangan di wilayah back up area pendapatan
terbanyak antara Rp. 1.000.000 s.d Rp. 5.000.000 sebanyak 41 kepala keluarga (30,1%).
Sementara di wilayah Access Road pendapatan rata-rata adalah Rp 2.100.100 per bulan dan
mayoritas atau 10 (34,5%) KK memiliki pendapatan < Rp 2.000.000 per bulan.
Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 6-30 dan Tabel 6-31.
Tabel 0-30.
Rentang Pendapatan Kepala Keluarga Per Bulan di Wilayah Back Up Area
Blok
No Pendapatan Per Bulan (Rp) Total %
15 16 17 18 19 20
1 ≤ 1.000.000 0 0 0 0 2 0 2 1,3%
2 >1.000.000 – 2.000.000 2 1 1 1 1 2 8 5,1%
3 >2.000.000 – 4.000.000 3 2 6 0 2 1 14 9,0%
4 > 4.000.000 – 6.000.000 6 0 6 1 5 2 20 12,8%
5 > 6.000.000 – 8.000.000 5 0 0 0 0 0 5 3,2%
6 > 8.000.000 – 10.000.000 2 0 1 0 0 1 4 2,6%
7 > 10.000.000 6 1 2 0 3 1 13 8,3%
8 Tak Menjawab 21 11 20 7 19 11 90 57,7%
Total 45 15 36 9 33 18 156 100%
6-162
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-31.
Rentang Pendapatan Kepala Keluarga Per Bulan di Wilayah Access Road
Pendapatan Per Bulan (Rp) Tak
No Desa Menjawa Total
0 1 2 3 4 5 6
b
1 Gempol 2 9 13 2 2 1 2 17 48
2 Kalentambo 1 0 3 2 0 0 1 12 19
3 Kotasari 0 4 4 6 0 0 2 12 28
4 Pusakajaya 1 2 1 1 0 0 5 4 14
5 Pusakaratu 0 5 0 2 1 0 0 11 19
6 Rancadaka 0 0 0 0 1 1 0 0 2
Total 4 20 21 13 4 2 10 56 130
Percentage 3.1% 15.4% 16.2% 10.0% 3.1% 1.5% 7.7% 43.1% 100.0%
Pendapatan yang diperoleh setiap keluarga terkena dampak akan digunakan untuk konsumsi
bulanan rumah tangga. Hasil survei menunjukan, ada sembilan jenis konsumsi yang
dihabiskan oleh keluarga yang terkena dampak setiap bulan yaitu: makanan, transportasi,
perumahan, biaya listrik, air, pendidikan, kesehatan, simpanan, hiburan. Biaya rata-rata
konsumsi keseluruhan yang dihabiskan oleh rumah tangga terkena dampak di wilayah back
up area dalam satu bulan adalah Rp 1.034.529,11. Sementara di wilayah access road biaya
rata-rata dalam satu bulan Rp 1.212.872,44. Di wilayah Back Up Area biaya untuk makanan
merupakan pengeluaran terbesar dengan rata-rata pengeluaran Rp 2.747.917 atau 49.9%
dari total biaya. Sementara pengeluaran untuk listrik yang terkecil yaitu Rp. 210.000 atau
3,5%. Kondisi yang sama juga di wilayah access road dimana biaya untuk makanan
merupakan pengeluaran terbesar dengan rata-rata pengeluaran Rp. 2.515.000 atau 40,7%
dari total biaya. Sementara pengeluaran untuk konsumsi air dari PDAM (Perusahaan Daerah
Air Minum) yang terkecil yaitu Rp. 157.692 atau 1,1%. Secara lengkap gambaran biaya
pengeluaran konsumsi bulanan di kedua wilayah dapat dilihat pada Tabel 6-32 dan Tabel 6-
33.
6-163
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-326.
Jumlah Pengeluaran Konsumsi Bulanan di Wilayah Back Up Area
No Jenis Pengeluaran Rata-rata (Rp) %
1 Makan 2.747.917 29,59%
2 Transportasi 1.391.579 14,9%
3 Perumahan (KPR/Sewa) 375.000 4,0%
4 Listrik 210.000 2,3%
5 Air 290.000 3,1%
6 Pendidikan 2.392.857 25,7%
7 Kesehatan 290.909 3,1%
8 Simpanan 1.312.500 14,1%
9 Hiburan 300.000 3,2%
Jumlah 9.310.7622 100%
Tabel 0-33.
Jumlah Pengeluaran Konsumsi Bulanan di Wilayah Access Road
No Jenis Pengeluaran Rata rata (Rp) %
1 Makan 2,515,000 23.0%
2 Transportasi 726,200 6.7%
3 Perumahan (KPR/Sewa) 0.0%
4 Listrik 178,276 1.6%
5 Air 157,692 1.4%
6 Pendidikan 780,588 7.2%
7 Kesehatan 654,762 6.0%
8 Simpanan 3,506,667 32.1%
9 Hiburan 896,667 8.2%
10 Lainnya 1,500,000 13.7%
Jumlah 6,183,167 10,915,852
Sumber : Tabulasi data dan Hasil Survei Sosial Ekonomi, 2016
Jumlah rata-rata pengeluaran bulanan yang diperoleh dapat digunakan sebagai dasar
penentuan standar garis kemiskinan. Berdasarkan garis kemiskinan standar yang ditetapkan
oleh Biro Pusat Statistik, kategori tidak miskin adalah mereka dengan pengeluaran per orang
per bulannya lebih dari Rp 350.610 atau berdasarkan kategori garis kemiskinan internasional
yang menetapkan kategori orang miskin dengan pengeluaran kurang dari 1,25 dolar AS per
hari atau setara dengan Rp 16.875 per hari (1 dolar AS = Rp 13.500). Berdasarkan kategori
garis kemiskinan di atas, menurut standar BPS dan Bank Dunia, RTD di wilayah sarana
pendukung dan akses jalan tidak termasuk dalam kategori miskin.
Sumber penerangan di wilayah terkena proyek di wilayah Back Up Area hampir seluruhnya
menggunakan sambungan langsung dari PLN (94,1%), hanya 4 kepala keluarga atau 2,9%
saja yang menggunakan sambungan listrik PLN dari tetangga. Di wilayah access road
sumber penerangan yang digunakan masyarakat seluruhnya (100%) menggunakan
sambungan langsung dari PLN.
6-164
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-34.
Sumber Penerangan di Wilayah Back Up Area
Sumber Penerangan
Tidak
No BLOK Sambungan Total
Sambungan PLN Manjawab
lisrik PLN dari
langsung
tetangga
1 15 31 2 1 34
2 16 11 0 0 11
3 17 57 2 2 61
4 18 9 0 0 9
5 19 10 0 1 11
6 20 10 0 0 10
Total 128 4 4 136
Prosentase 94.1% 2.9% 2.9% 100.0%
Barang elektronik terbanyak yang dimiliki warga di wilayah back up area adalah TV (45,0%),
Kipas Angin (16,0%) dan Telepon/Hp (10,7%). Sementara di wilayah access road terbanyak
dimiliki warga adalah TV (96,7%), dan Komputer (3,3%). Selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 6-35 dan Tabel 6-36. Hal ini menggambarkan tingkat pengeluaran masyarakat, selain
untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari seperti makanan, juga telah menghabiskan
pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan hiburan dan keperluan rumah tangga sehari-hari
lainnya.
6-165
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-27.
Kepemilikan Barang Elektronik di Wilayah Back Up Area
Tabel 0-28.
Kepemilikan Barang Elektronik di Wilayah Access Road
Alat transportasi yang dimiliki oleh keluarga terkena dampak di wilayah back up area
mayoritas adalah Sepeda Motor (52,3%). Lainnya menggunakan sepeda (35,4%), mobil
(10%) dan truk (1,5%). Kondisi yang sama di wilayah access road alat transportasi yang
dimiliki keluarga terkena dampak yaitu sepeda Motor (62,1%). Lainnya menggunakan mobil
(31,0%) dan truk (3,4%). Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 6-37 dan Tabel 6-38.
6-166
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-29.
Kepemilikan Alat Transportasi di Wilayah Back Up Area
BLOK
No Alat transportasi yang dimiliki Total %
15 16 17 18 19 20
1 Sepeda 14 1 16 7 2 6 46 35.4%
2 Sepeda Motor 13 9 34 2 6 4 68 52.3%
3 Mobil 4 1 7 0 1 0 13 10.0%
4 Truk 0 0 1 0 1 0 2 1.5%
5 Becak 0 0 1 0 0 0 1 0.8%
Tabel 0-30.
Kepemilikan Alat Transportasi di Wilayah Access Road
Kegiatan usaha sawah yang dilaksanakan di wilayah Back Up area menunjukan terdapat 16
kepala keluarga atau 13,7% dari total responden yang mempunyai usaha di bidang pertanian
padi sawah dengan komoditi aset sawah seluruhnya adalah sawah irigasi teknis dengan jenis
komoditi padi sawah dan frekuensi panen 1 sampai 2 kali dalam 1 tahun. Lama usaha sawah
menurut warga adalah 7-40 tahun, rata-rata harga jual paling rendah adalah Rp 5.387.350
dan harga jual paling tinggi Rp 6.348.956.
6-167
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-31.
Jumlah Keluarga dengan Usaha Sawah di Wilayah Back Up Area
Kondisi Aset Jenis Frekuensi Panen
Jenis Usaha
Sawah Komoditi dalam 1 tahun
Blok Desa
Irigasi Padi
Sawah 1 kali 2 kali
Teknis Sawah
Kegiatan usaha tambak yang dilaksanakan di wilayah Back Up area menunjukan terdapat
13 kepala keluarga atau 11,1% dari total responden yang mempunyai usaha di bidang
tambak. Kondisi tambak seluruhnya adalah tambak produktif dengan jenis komoditi udang
dan bandeng dan frekuensi panen 2-3 kali dalam 1 tahun. Lama usaha sawah menurut
warga adalah 2-20 tahun.
6-168
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-40.
Jumlah Keluarga dengan Usaha Tambak di Wilayah Back Up Area
Jumlah Total 13 12 9 3 9 3
Dari hasil survei lapangan di wilayah back up area diketahui sebagian besar responden tidak
memilik pinjaman (77,2%), hanya 22,8 persen saja responden yang memiliki pinjaman.
Sementara di wilayah access road diketahui sebanyak 15 responden (62,5%) memiliki
pinjaman (lihat tabel 6-41 dan Tabel 6-42).
Tabel 0-41.
Kepemilikan Pinjaman di Wilayah Back Up Area
Kepemilikan Pinjaman
No BLOK Total
Ya Tidak
1 15 11 17 28
2 16 2 9 11
3 17 7 40 47
4 18 1 3 4
5 19 2 8 10
6 20 0 1 1
Total (KK) 23 78 101
Prosentase 22.8% 77.2% 100.0%
6-169
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-42.
Kepemilikan Pinjaman di Wilayah Access Road
kepemilikan pinjaman
No Desa/ Kelurahan Total
Ya Tidak
1 Gempol 5 3 8
2 Kotasari 2 1 3
3 Pusakaratu 3 3 6
4 Mekarjaya 0 1 1
5 Pusakajaya 0 1 1
6 Pusakaratu 4 0 4
7 Rancadaka 1 0 1
Total 15 9 24
Prosentase 62.5% 37.5% 100.0%
Sumber : Tabulasi data dan Hasil Survei Sosial Ekonomi, 2016
Baik di wilayah back up area maupun di wilayah access road mayoritas responden meminjam
uang ke bank baik bank daerah maupun bank nasional (lihat Tabel 6-43 dan Tabel 6-44).
Tabel 0-43.
Tempat Pinjaman di Wilayah Back Up Area
BLOK Total
No Tempat Meminjam %
15 16 17 18 19 20 (KK)
1 Adira 1 0 0 0 0 0 1 0.7%
2 BANK 8 0 8 0 2 0 18 13.2%
3 Bank Keliling 0 1 1 0 0 0 2 1.5%
4 Kelompok tani 0 0 1 0 0 0 1 0.7%
5 Kerabat 1 0 0 0 0 0 1 0.7%
6 Saudara 1 0 0 0 0 0 1 0.7%
7 Tidak Menjawab 23 10 51 9 9 10 112 82.4%
Total (KK) 34 11 61 9 11 10 136 100.0%
Tabel 0-44.
Tempat Pinjaman di Wilayah Access Road
Tempat Meminjam Tidak
No Desa/ Kelurahan Total
BPR BRI Manjawab
1 Gempol 0 6 5 11
2 Kotasari 0 2 1 3
3 Pusakaratu 0 3 4 7
4 Mekarjaya 0 0 1 1
5 Pusakajaya 0 0 1 1
6 Pusakaratu 1 2 3 6
7 Rancadaka 0 1 0 1
Total 1 13 15 30
Prosentase 3.3% 43.3% 50.0% 100.0%
Sumber : Tabulasi data dan Hasil Survei Sosial Ekonomi, 2016
6-170
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Jumlah pinjaman di wilayah back up area antara Rp. 3.000.000-Rp. 200.000.000, sementara
jumlah yang belum dibayar adalah antara Rp. 8.000.000 – Rp. 155.000.000. Penggunaan
pinjaman terbesar adalah untuk modal usaha (10,3%) (lihat Tabel 6-45). Jumlah pinjaman di
wilayah access road antara Rp. 600.000 – Rp. 250.000.000, sementara jumlah yang belum
dibayar adalah antara Rp. 400.000 – Rp. 150.000.000. Penggunaan pinjaman terbesar
adalah untuk modal usaha (23,3%) secara lengkap lihat Tabel 6-46.
Tabel 0-32.
Penggunaan Pinjaman di Wilayah Back Up Area
BLOK
No Penggunaan Pinjaman Total %
15 16 17 18 19 20
1 Kebutuhan sehari hari 0 0 1 0 0 0 1 0.7%
2 Modal dagang 0 1 0 0 0 0 1 0.7%
3 Motor 1 0 0 0 0 0 1 0.7%
4 Pembayaran sawah 1 0 0 0 0 0 1 0.7%
5 Rumah 0 0 1 0 0 0 1 0.7%
6 Tanah 0 0 1 0 0 0 1 0.7%
7 Usaha 7 0 6 0 1 0 14 10.3%
8 Tidak Menjawab 25 10 52 9 10 10 116 85.3%
Tabel 0-33.
Penggunaan Pinjaman di Wilayah Access Road
Penggunaan Pinjaman
Desa/ Bayar Tidak
No Beli Modal Modal Modal Total
Kelurahan Hutang Operasi Manjawab
Tanah Sawah Tani Usaha
Tanah
1 Gempol 0 0 0 1 2 1 8 11
2 Kalentambo 0 1 0 0 1 0 1 3
3 Kotasari 1 0 0 0 2 0 4 7
4 Mekarjaya 0 0 0 0 0 0 1 1
5 Pusakajaya 0 0 0 0 0 0 1 1
6 Pusakaratu 0 0 0 1 2 0 2 6
7 Rancadaka 0 0 1 0 0 0 0 1
Total 1 1 1 2 7 1 17 30
Prosentase 3.3% 3.3% 3.3% 6.7% 23.3% 3.3% 56.7% 100.0%
6-171
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Berdasarkan hasil survei di wilayah back up area diketahui perempuan sangat berperan
dalam pengambilan keputusan, terlihat bahwa 64,0% responden berpendapat bahwa
perempuan selalu terlibat didalam pengambilan keputusan dalam keluarga (lihat Tabel 6-47).
Kondisi yang sama di wilayah access road dimana perempuan juga sangat berperan dalam
pengambilan keputusan, terlihat bahwa 96,6% responden berpendapat bahwa perempuan
selalu terlibat didalam pengambilan keputusan dalam keluarga (lihat Tabel 6-48).
Tabel 0-34.
Keterlibatan Perempuan dalam Pengambilan Keputusan di Wilayah Back Up Area
Keterlibatan perempuan dalam
pengambilan keputusan dalam Tidak
No BLOK keluarga Total (KK)
Manjawab
Ya Tidak
1 15 23 3 8 34
2 16 10 1 0 11
3 17 33 3 25 61
4 18 6 0 3 9
5 19 6 3 2 11
6 20 9 0 1 10
Total (KK) 87 10 39 136
Prosentase 64.0% 7.4% 28.7% 100.0%
Sumber : Tabulasi data dan Hasil Survei Sosial Ekonomi, 2016
Tabel 0-35.
Keterlibatan Perempuan dalam Pengambilan Keputusan di Wilayah Access Road
Keterlibatan perempuan dalam
pengambilan keputusan dalam
No Desa/ Kelurahan Total
keluarga
Ya Tidak
1 Gempol 10 0 10
2 Kalentambo 3 0 3
3 Kotasari 7 0 7
4 Mekarjaya 1 0 1
5 Pusakajaya 0 1 1
6 Pusakaratu 6 0 6
7 Rancadaka 1 0 1
Total 28 1 29
Prosentase 96.6% 3.4% 100.0%
Sumber : Tabulasi data dan Hasil Survei Sosial Ekonomi, 2016
6-172
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-36.
Masalah Pengambilan Keputusan Perempuan di Wilayah Back Up Area
Pembelian
Pemelihara kegiata Fungsi
Masalah Barang/As Peningkatan
BLO Pendidika an n Sosial dan
No Keuanga et /Perbaikan Total
K n Anak Kesehatan Sehari- Perkawin
n Kepemilika Rumah
Anak Hari an
n
1 15 20 20 20 20 20 20 20 140
2 16 2 2 2 2 2 2 2 14
3 17 12 13 12 12 12 12 12 85
4 18 7 7 6 6 6 7 4 43
5 19 6 6 7 6 6 7 7 45
6 20 8 7 8 6 2 4 7 42
Total (KK) 55 55 55 52 48 52 52 369
Prosentas
14,9% 14,9% 14,9% 14,1% 13,0% 14,1% 14,1% 100%
e
Sumber : Tabulasi data dan Hasil Survei Sosial Ekonomi, 2016
Gambar 0-1.
Masalah Pengambilan Keputusan Perempuan di Wilayah Jalan Akses
18.0%
16.0%
16.2%
14.0% 15.3%
14.4% 14.4%
13.9%
12.0% 13.0% 13.0%
10.0%
8.0%
6.0%
4.0%
2.0%
0.0%
Financial Children Children Purchasing of House Daily activities Social and
education health care goods renovation married
6-173
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Sumber air bersih untuk minum dan memasak di di wilayah back up area mayoritas
masyarakat memanfaatkan Air Galon (50,7%) dan dari Sumur Pirbadi/Milik Sendiri (26,5%)
(lihat Tabel 6-50. Sisanya menggunakan saluran air untuk umum dan PDAM sendiri.
Sementara di wilayah access road masyarakat memanfaatkan Air Sumur Pribadi (70,0%) dan
Air Galon (20,0%) (lihat Tabel 6-51).
Tabel 0-50.
Sumber Air Masak dan Minum di Wilayah Back Up Area
Sumber air untuk masak dan minum keluarga
Sumur Saluran Tidak Total
No BLOK PDAM Air
Pribadi/Milik air untuk Manjawab (KK)
Sendiri Galon
Sendiri umum
1 15 7 2 1 22 2 34
2 16 1 1 0 9 0 11
3 17 23 4 2 29 3 61
4 18 7 0 1 1 0 9
5 19 1 0 0 8 1 11
6 20 7 1 2 0 0 10
Total (KK) 36 8 6 69 6 136
Prosentase 26.5% 5.9% 4.4% 50.7% 4.4% 100.0%
Sedangkan sumber air untuk mandi dan mencuci, warga terkena dampak di wilayah sarana
penunjang sebagian besar memanfaatkan sumur pribadi/milik sendiri (64,0%) sebagai
sumber air untuk mandi dan mencuci. Begitu pula di wilayah akses jalan warga terkena
dampak umumnya memanfaatkan sumur pribadi (96,7%) sebagai sumber air untuk mandi
dan mencuci. Meskipun kondisi airnya payau, tetapi masih dapat digunakan untuk keperluan
sehari-hari, seperti untuk mandi, mencuci, menyiram, dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya
mengenai sumber air untuk mandi dan mencuci dapat dilihat pada Tabel 6-52 dan Tabel 6-53.
6-174
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-52.
Sumber Air Untuk Mandi dan Mencuci di Wilayah Back Up Area
Sumber air untuk mandi dan mencuci
Sumur Tidak Total
No BLOK Saluran air untuk PDAM Air
pribadi/milik Manjawab (KK)
umum sendiri galon
sendiri
1 15 23 2 1 0 8 34
2 16 4 1 0 0 6 11
3 17 40 1 3 2 15 61
4 18 8 0 1 0 0 9
5 19 5 0 2 1 3 11
6 20 7 1 2 0 0 10
Total (KK) 87 5 9 3 32 136
Prosentase 64.0% 3.7% 6.6% 2.2% 23.5% 100.0%
Tabel 0-53.
Sumber Air Untuk Mandi dan Mencuci di Wilayah Access Road
Sumber air untuk mandi dan mencuci
No Desa/ Kelurahan Sumur pribadi/ Total
PDAM sendiri
milik sendiri
1 Gempol 11 0 11
2 Kotasari 3 0 3
3 Pusakaratu 7 0 7
4 Mekarjaya 1 0 1
5 Pusakajaya 1 0 1
6 Pusakaratu 5 1 6
7 Rancadaka 1 0 1
Total 29 1 30
Prosentase 96.7% 3.3% 100.0%
Sebagian besar warga sekitar terkena proyek di wilayah sarana penunjang menggunakan WC
dengan septictank (80,9%) untuk keperluan berhajat besar. Begitu pula di wilayah jalan
akses umunya warga menggunakan WC dengan septictank (96,7%) untuk keperluan
berhajat besar. Hal ini menunjukkan rumah tangga terkena dampak cukup menjaga
kebersihan dan kesehatan lingkungannya. Sisanya menggunakan WC cubluk dalam rumah,
WC dengan saluran limbah dialirkan ke sungai, dan WC umum baik menggunakan/tidak
menggunakan septic tank. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 6-54 dan Tabel 6-55.
6-175
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-37.
Tempat Buang Air Besar Keluarga di Wilayah Back Up Area
Tempat buang air besar
WC dengan WC WC di rumah Tidak Total
No BLOK septictank cubluk dialirkan WC Manjawab (KK)
dalam dalam langsung ke helikopter
rumah rumah sungai/waduk
1 15 25 1 4 3 1 34
2 16 11 0 0 0 0 11
3 17 50 3 1 1 6 61
4 18 8 1 0 0 0 9
5 19 10 0 0 0 1 11
6 20 6 3 1 0 0 10
Total (KK) 110 8 6 4 8 136
Prosentase 80.9% 5.9% 4.4% 2.9% 5.9% 100.0%
Tabel 0-38.
Tempat Buang Air Besar Keluarga di Wilayah Access Road
Tempat buang air besar
Desa/ WC di rumah
No WC dengan Total
Kelurahan dialirkan
septictank dalam
langsung ke
rumah
sungai/waduk
1 Gempol 11 0 11
2 Kotasari 3 0 3
3 Pusakaratu 7 0 7
4 Mekarjaya 1 0 1
5 Pusakajaya 1 0 1
6 Pusakaratu 5 1 6
7 Rancadaka 1 0 1
Total 29 1 30
Prosentase 96.7% 3.3% 100.0%
Di wilayah sarana penunjang rumah tangga terkena dampak umumnya menggunakan kamar
mandi sendiri (86,8%). Lainnya menggunakan kamar mandi umum (2,2%). Di wilayah jalan
akses rumah tangga terkena dampak seluruhnya menggunakan kamar mandi sendiri
(100,0%). Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 6-56 dan Tabel 6-57.
6-176
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-39.
Tempat Untuk Mandi di Wilayah Back Up Area
Tempat untuk Mandi
Kamar Tidak Total
No BLOK
Kamar Mandi sendiri mandi Manjawab (KK)
Umum
1 15 30 3 1 34
2 16 11 0 0 11
3 17 48 0 13 61
4 18 9 0 0 9
5 19 10 0 1 11
6 20 10 0 0 10
Total (KK) 118 3 15 136
Prosentase 86.8% 2.2% 11.0% 100.0%
Tabel 0-40.
Tempat Untuk Mandi di Wilayah Access Road
Tempat Mandi
Desa/
No Kamar mandi Total
Kelurahan
sendiri
1 Gempol 11 11
2 Kotasari 3 3
3 Pusakaratu 7 7
4 Mekarjaya 1 1
5 Pusakajaya 1 1
6 Pusakaratu 6 6
7 Rancadaka 1 1
Total 30 30
Prosentase 100.0% 100.0%
Sumber : Tabulasi data dan Hasil Survei Sosial Ekonomi, 2016
Untuk pembuangan sampah, sebagian besar rumah tangga terkena dampak di wilayah
sarana penunjang (48,5%) menyatakan membuang sampah dengan cara dibakar. Lainnya
menggunakan tong sampah (22,1%), dibuang ke tempat pembuangan sampah sementara
(12,5%), diambil oleh petugas sampah (7,4%) dan dibuang ke dalam tanah (1,5%). Masih
ada yang menggunakan sungai terdekat sebagai tempat pembuangan sampah (4,4%), yang
menunjukan kesadaran masih rendah terhadap manfaat dan fungsi sungai.
6-177
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-41.
Tempat Membuang Sampah di Wilayah Back Up Area
Tempat membuang sampah
Kondisi yang sama juga di wilayah jalan akses, sebagian besar rumah tangga terkena
dampak (65,5%) membuang sampah dengan cara dibakar. Lainnya dibuang ke tong sampah
(27,6%), dan ke tempat pembuangan sampah sementara (3,4%). Juga masih ada yang
menggunakan sungai terdekat sebagai tempat pembuangan sampah (3,4%), yang
menunjukan kesadaran masih rendah terhadap manfaat dan fungsi sungai.
6-178
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-42.
Tempat Membuang Sampah di Wilayah Access Road
Jenis penyakit yang sering diderita oleh keluarga terkena dampak di wilayah sarana
penunjang dalam 1 bulan terakhir yang paling sering sering terjadi adalah flu (27,2%). Jenis
penyakit lainnya adalah penyakit kulit (11,0%), penyakit pernafasan (5,9%), diare (0,7%),
sakit perut (5,9%), dan batuk (10,3%) (lihat Tabel 6-60). Di wilayah jalan akses jenis
penyakit yang sering diderita RTD dalam 1 bulan terakir adalah sakit perut (34,6%). Jenis
penyakit lainnya adalah batuk (26,9%), flu (19,2%), dan diare (7,7%) (lihat Tabel 6-61).
Tabel 0-60.
Penyakit yang Diderita Dalam 1 Bulan Terakhir di Wilayah Back Up Area
Penyakit yang diderita
Tidak
Penyakit Sakit Total
No BLOK Penyaki Manjawa
Pernafasa Diare Peru Batuk Flu (KK)
t Kulit b
n t
1 15 5 1 1 2 4 7 14 34
2 16 3 1 0 0 1 5 1 11
3 17 5 2 0 4 7 20 23 61
4 18 2 2 0 1 0 1 3 9
5 19 0 1 0 0 1 3 6 11
6 20 0 1 0 2 3 1 3 10
Total (KK) 15 8 1 8 14 37 50 136
Prosentas 0.7 5.9 10.3 27.2 100.0
11.0% 5.9% 36.8%
e % % % % %
6-179
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-61.
Penyakit yang Diderita Dalam 1 Bulan Terakhir di Wilayah Access Road
Penyakit yang diderita
Desa/
No Penyakit Penyakit Sakit Total
Kelurahan Diare Batuk Flu
kulit pernafasan perut
1 Gempol 0 0 0 2 1 5 8
2 Kalentambo 0 1 1 0 0 0 2
3 Kotasari 0 0 1 5 1 0 7
4 Mekarjaya 0 0 0 1 0 0 1
5 Pusakajaya 0 0 0 0 1 0 1
6 Pusakaratu 1 1 0 1 3 0 6
7 Rancadaka 0 0 0 0 1 0 1
Total 1 2 2 9 7 5 26
Prosentase 3.8% 7.7% 7.7% 34.6% 26.9% 19.2% 100.0%
Tempat berobat yang paling banyak dikunjungi ketika sakit di wilayah sarana penunjang
adalah ke puskesmas dan klinik 24 jam (30,1%), tempat lainnya yaitu ke rumah sakit
(20,6%) dan ke mantri kesehatan (14,0%). Di wilayah access road tempat berobat yang
paling banyak dikunjungi ketika sakit adalah ke klinik 24 jam (43,3%), tempat lainnya yaitu
ke rumah sakit dan ke Puskesmas (20,0). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6-62
dan Tabel 6-63.
Tabel 0-62.
Tempat Berobat yang Paling Sering Dikunjungi di Wilayah Back Up Area
Tempat Berobat
Tidak
No BLOK Klinik Mantri Manjawa Total
Puskesma Ruma Alternati
24 Kesehata b
s h Sakit f
Jam n
1 15 16 3 8 6 0 1 34
2 16 6 2 0 3 0 0 11
3 17 13 12 24 8 0 4 61
4 18 4 3 1 1 0 0 9
5 19 0 4 5 1 0 1 11
6 20 2 4 3 0 1 0 10
Total (KK) 41 28 41 19 1 6 136
Prosentas 30.1 100.0
30.1% 20.6% 14.0% 0.7% 4.4%
e % %
6-180
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-63.
Tempat Berobat yang Paling Sering Dikunjungi di Wilayah Access Road
Tempat berobat
No Desa/ Kelurahan Klinik Total
Rumah Mantri
Puskesmas 24
sakit kesehatan
jam
1 Gempol 1 3 6 1 11
2 Kalentambo 0 1 1 1 3
3 Kotasari 2 2 3 0 7
4 Mekarjaya 0 0 1 0 1
5 Pusakajaya 1 0 0 0 1
6 Pusakaratu 2 0 1 3 6
7 Rancadaka 0 0 1 0 1
Total 6 6 13 5 30
Prosentase 20.0% 20.0% 43.3% 16.7% 100.0%
Mengenai bantuan kesehatan dari pemerintah setempat, sebagian besar warga di wilayah
back up area menyatakan (64,7%) tidak pernah ada bantuan kesehatan dari pemerintah dan
24,3% warga berpendapat ada bantuan kesehatan dari pemerintah setempat. Kondisi yang
sama di wilayah access road, mayoritas warga (86,7%) menyatakan tidak pernah ada
bantuan kesehatan dari pemerintah dan 13,3% warga berpendapat ada bantuan kesehatan
dari pemerintah setempat. Secara lengkap lihat Tabel 6-64 dan Tabel 6-65.
Tabel 0-43.
Persepsi Mengenai Bantuan Kesehatan Dari Pemerintah di Wilayah Back Up Area
Bantuan Pemerintah terkait
kesehatan
Tidak
No BLOK Total
Manjawab
Ya Tidak
1 15 13 20 1 34
2 16 8 3 0 11
3 17 6 43 12 61
4 18 3 6 0 9
5 19 2 7 2 11
6 20 1 9 0 10
Total 33 88 15 136
Prosentase 24.3% 64.7% 11.0% 100.0%
6-181
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-44.
Persepsi Mengenai Bantuan Kesehatan Dari Pemerintah di Wilayah Access Road
Bantuan Pemerintah terkait
No Desa/ Kelurahan kesehatan Total
Ya Tidak
1 Gempol 0 11 11
2 Kalentambo 2 1 3
3 Kotasari 0 7 7
4 Mekarjaya 0 1 1
5 Pusakajaya 0 1 1
6 Pusakaratu 2 3 5
7 Rancadaka 0 1 1
Total 4 25 29
Prosentase 13.3% 86.7% 100.0%
Keberadaan warung/cafe di sepanjang pesisir Pantai Patimban dimulai pada tahun 1990-an
atau tepatnya di tahun 1996. Semenjak itu jumlah penggarap warung/restoran/café di
wilayah ini terus bertambah. Tahun 2005 s.d tahun 2010 merupakan tahun terbanyak
didirikan usaha warung/restoran/café dimana ada 38% responden yang menyatakan
kegiatan usaha didirikan pada tahun tersebut.
Tabel 6-66
Tahun Pertama Kali Beroperasi Usaha Warung/Restoran/Café
6-182
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Berdasarkan informasi lapangan orang pertama yang membuat usaha dagang disana adalah
Bapak ****. Dengan berjalannya waktu pesisir Pantai Patimban mulai bermunculan tanah
timbul yang mengakibatkan penambahan luas lahan.Masyarakat mulai melihat peluang
usaha di tanah hasil aksresi (persepsi tanah tidak berpemilik) dengan membangun bangunan
untuk warung, ketersediaan bangunan untuk usaha dagang membuat masyarakat pendatang
yang membeli bangunan yang sudah tersedia dari masyarakat yang sebelumnya bertempat
tinggal di wilayah tersebut.Bapak **** sebagai pionir pedagang beralih menjadi distributor
barang dagangan, seiring berjalannya waktu masyarakat mulai menyediakan barang
dagangannya secara swadaya. Kemudian dengan berkembangnya usaha dagang di areal
tersebut dibentuklah paguyuban pedagang sepanjang Pantai Patimban.
Tabel 6-67.
Tujuan Didirikan Usaha Warung/Restoran/Café
Persentase
No Tujuan Didirikan Jumlah
(%)
Penggarapan lahan untuk usaha dagang banyak terdistribusi di wilayah pesisir Pantai
Patimban, umumnya masyarakat mendirikan warung atau kafe disepanjang pantai dengan
izin dari pemiliknya. Hasil pendataan menunjukan ada 23 pemilik di lahan pesisir Pantai
Patimban yang dikelola oleh 50 penggarap warung/café, dengan 101 bangunan warung/café.
Pendapatan dari hasil usaha warung/restoran/café di pinggir Pantai Patimban yaitu sekitar
Rp. 200.000,- s.d Rp. 4.000.000 per hari, mayoritas pendapatan adalah Rp. 200.000 – s.d Rp.
400.000 per hari. Usaha café merupakan usaha yang cukup menggiurkan di daerah ini
dimana pendapatan terbesar dari usaha café bisa mencapai Rp. 4.000.000 per hari.
Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 6-68
6-183
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 6-68.
Penghasilan per Hari Usaha Warung/Restoran/Café
Jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan di warung/restoran/café 18% warung, restoran, atau
café memiliki 5 orang karyawan.
Tabel 6-69.
Jumlah Tenaga Kerja Usaha Warung/Restoran/Café
1 2 orang 2 4.0%
2 3 orang 4 8.0%
3 4 orang 6 12.0%
4 5 orang 9 18.0%
5 6 orang 2 4.0%
6 7 orang 1 2.0%
7 Tidak Menjawab 28 56.0%
Total 50 100.0%
6-184
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Mayoritas durasi waktu beroperasi dalam 1 (satu) bulan adalah 30 hari atau setiap
warung/restoran/café buka setiap hari.
Tabel 6-70.
Durasi Beroperasi Dalam 1 Bulan Usaha Warung/Restoran/Café
1 20 hari 1 2.0%
2 30 hari 43 86.0%
3 Tidak Menjawab 6 12.0%
Total 50 100.0%
Jumlah pelanggan yang datang berkisar antara 10 orang s.d 20 orang dalam 1 (satu) hari
(62%) yang didominasi oleh pelanggan perorangan (56%) dan keluarga (18%). Pelanggan
yang datang mayoritas berasal dari luar Desa Patimban (86%), hanya 10% saja pelanggan
yang berasal dari desa dimana kegiatan usaha berdiri. Gambaran mengenai deskripsi diatas
tertuang dalam Tabel 6-71, Tabel 6-72, dan Tabel 6-73 berikut ini.
Tabel 6-71.
Jumlah Pelanggan Dalam 1 Hari Usaha Warung/Restoran/Café
6-185
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 6-72.
Jenis Pelanggan Usaha Warung/Restoran/Café
1 Perorangan 28 56.0%
2 Keluarga 9 18.0%
3 Institusi/Lembaga/Perusahaan 6 12.0%
4 Tidak Menjawab 7 14.0%
Total 50 100.0%
Tabel 6-73.
Jenis Pelanggan Usaha Warung/Restoran/Café
Dari hasil survei lapangan yang sudah dilakukan juga diketahui sebagian dari penggarap
warung/restoran/café tinggal atau menetap di lokasi usaha mereka dan juga tidak punya
lahan di tempat lain. Hal ini harus menjadi perhatian bagi pemerintah dimana jika akan
dilakukan pembebasan lahan maka harus dipikirkan pula tempat relokasi bagi mereka yang
tidak punya lahan di tempat lain. Selain itu perlu diperhatikan pula untuk pemulihan mata
pencaharian baru mengingat usaha warung/restoran/café adalah mata pencaharian utama
penggarap lahan di pantai patimban ini.
Jumlah penggarap tambak yang di data ada sekitar 25 orang petambak yang berada di 4
(empat) kepemilikan lahan yang ada di Blok 18, 19, dan Blok 20. Berikut adalah sebaran
penggarap tambak berdasarkan nama pemilik dan lokasi blok di wilayah terkena dampak.
6-186
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Sebagian besar penggarap tambak yang ada di wilayah pantai patimban adalah penggarap
udang (100%).
Tabel 6-74.
Jenis Komoditi Tambak
Jenis Komoditi Tambak
No Block
Udang %
1 18 4 13.8%
2 19 17 58.6%
3 20 4 13.8%
Total 25 100.0%
biaya operasional untuk petambak udang adalah Rp. 200.000 per hari (36%). Jumlah
produksi udang dalam satu kali panen rata-rata 300 kg (24%) per satu kali panen. Dalam
satu tahun rata-rata 3 kali panen (84%) dengan harga jual Rp. 70.000/kg (60%).
Gambaran lengkap hasil survey lapangan mengenai karakteristik tambak tertuang dalam
tabel berikut:
Tabel 6-75.
Biaya Operasional per Hari
Biaya Blok
No. Operasional per Total %
Hari 18 19 20
1 30.000 0 3 0 3 12%
2 40.000 0 1 0 1 4%
3 45.000 0 2 0 2 8%
4 50.000 0 1 0 1 4%
5 75.000 0 1 0 1 4%
6 100.000 0 2 0 2 8%
7 150.000 0 3 0 3 12%
8 155.000 0 0 1 1 4%
9 200.000 3 4 2 9 36%
10 250.000 1 0 0 1 4%
11 300.000 0 0 1 1 4%
Total 4 17 4 25 100%
6-187
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Jumlah produksi udang di daerah sarana penunjang minimal 8 kg dan maksimal 150.000 kg.
Nilai produksi rata-ratanya adalah 300 kg. Untuk lebih detail jumlah produksi udang dapat
dilihat pada Tabel 6-76.
Tabel 6-76.
Produksi per Sekali Panen (kg)
Harga jual udang minimum Rp 60.000/kg dan maksimal Rp 85.000/kg. Sebagian besar
(60%) di jual dengan harga Rp 70.000/kg, tergantung jenis dan ukuran udang yang ada di
pasaran. Harga jual udang lebih rinci bisa dilihat pada Tabel 6-77.
Tabel 6-77.
Harga Jual (Rp/kg)
6-188
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Udang di tambak bisa dipanen umumnya 3 kali per tahun (84%). Panen udang lebih detail di
daerah sarana penunjang dapat dilihat pada Tabel 6-78.
Tabel 6-78.
Frekuensi Panen per Tahun (… kali)
Frekuansi Panen Blok
No per Tahun (... Total %
kali) 18 19 20
1 2 0 2 2 4 16.0%
2 3 4 15 2 21 84.0%
Total 4 17 4 25 100.0%
Berdasrkan hasil sensus, mayoritas rata-rata usia kepala keluarga di wilayah proyek adalah
umur 41 – 60 tahun dengan persentase 65,3%, sedangkan usia 21-40 tahun memiliki
persentase 18,7%. Hal ini menunjukkan sebagian besar kepala rumah tangga di daerah
rencana proyek dapat diklasifikasikan sebagai rumah tangga dengan usia produktif. Lihat
Tabel 6-79.
Tabel 6-79.
Usia Kepala Keluarga
Blok
Status Mendiami Aset Usia Kepala Keluarga Total %
18 19 20
< 20 0 0 0 0 0.0%
21 – 40 3 3 1 7 28.0%
Penggarap Tambak 41 – 60 1 14 2 17 68.0%
> 60 0 1 0 1 4.0%
Total 4 18 3 25 100.0%
< 20 0 0 0 0 0.0%
> 60 0 11 0 11 22.0%
Total 0 50 0 50 100.0%
< 20 0 0 0 0 0.0%
21 – 40 3 10 1 14 18.7%
Total
41 – 60 1 46 2 49 65.3%
> 60 0 12 0 12 16.0%
Total 4 68 3 75 100.0%
6-189
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
6.7.2 Status Kepala Rumah Tangga dan Anggota Berdasarkan Jenis Kelamin
Dilihat berdasarkan ketegori jenis kelamin, 92% kepala keluarga yang ada di lokasi proyek
adalah laki-laki dan hanya 8% yang perempuan. Secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel
6-80.
Tabel 0-80.
Jenis Kelamin Kepala Keluarga
Berdasarkan hasil survei sosial ekonomi terhadap 75 responden penggarap di wilayah proyek,
mayoritas kepala keluarga di wilayah studi berstatus menikah dan hanya sebagian kecil saja
yang berstatus janda atau duda. Tabel 6-81 menunjukkan status perkawinan di wilayah studi.
Tabel 0-81.
Status Perkawinan Kepala Keluarga
Status Mendiami Blok
Status Perkawinan Total %
Aset 18 19 20
Menikah 4 16 4 24 96.0%
Penggarap Tambak Janda/Duda 0 0 0 0 0.0%
Bercerai 0 1 0 1 4.0%
Total 4 17 4 25 100.0%
Menikah 0 45 0 45 90.0%
Penggarap di Janda/Duda 0 2 0 2 4.0%
Sepanjang Pantai
Bercerai 0 3 0 3 6.0%
Total 0 50 0 50 100.0%
Menikah 4 61 4 69 92.0%
Total Janda/Duda 0 2 0 2 2.7%
Bercerai 0 4 0 4 5.3%
Total 4 67 4 75 100.0%
6-190
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Berdasarkan hasil survei, 48% penggarap telah tinggal di lokasi proyek selama < 10 tahun,
dan 49,3% telah tinggal di lokasi proyek selama 10-20 tahun. Data tentang kondisi lama
tinggal kepala keluarga dapat dilihat pada Tabel 6-82.
Tabel 0-82.
Lama Tinggal Kepala Keluarga
Blok
Status Mendiami Aset Lama Tinggal (Tahun) Total %
18 19 20
≤ 10 1 4 4 9 36.0%
Berdasarkan hasil survei, sebagian besar penggarap berasal dari suku Jawa (92%), dan
hanya sebagian kecil yang bersuku Sunda dan Bugis. Secara lengkap dapat dilihat pada Tabel
6-83.
Tabel 0-83.
Asal Suku/Adat Kepala Keluarga Penggarap
Blok
Status Mendiami Aset Suku Total %
18 19 20
Bugis 0 0 0 0 0.0%
Sunda 0 0 0 0 0.0%
Total 4 17 4 25 100.0%
Bugis 0 1 0 1 2.0%
Penggarap di Sepanjang
Jawa 0 44 0 44 88.0%
Pantai
Sunda 0 5 0 5 10.0%
Total 0 50 0 50 100.0%
Bugis 0 1 0 1 1.3%
Total Jawa 4 61 4 69 92.0%
Sunda 0 5 0 5 6.7%
Total 4 67 4 75 100.0%
6-191
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Identitas keagamaan kepala rumah tangga dan anggota keluarga menunjukan mayoritas
kepala keluarga penggarap di wilayah proyek memeluk agama Islam (98,7%) dan hanya
1,3% yang memeluk agama Kristen Protestan. Gambaran mengenai agama yang dipeluk
responden tertuang pada Tabel 6-84.
Tabel 0-84.
Agama Kepala Keluarga Penggarap
Status Blok
Agama Total %
Mendiami Aset 18 19 20
Berdasarkan tingkat pendidikan, sebagian besar kepala rumah tangga di daerah pembebasan
lahan di wilayah proyek memiliki tingkat pendidikan yang cukup rendah. Dimana sebanyak
72% memiliki jenjang pendidikan hanya sampai SD. Sementara kepala keluarga yang lulus
dari SMA sebesar 4 persen. Masih ada warga yang tidak sekolah yaitu sebesar 9,3%.
Berdasarkan hasil wawancara tingkat pendidikan pasangannya masing-masing relatif sama
dengan kepala rumah tangga. Secara lengkap gambaran status pendidikan kepala keluarga
dapat dilihat pada Tabel 6-85.
6-192
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-85.
Status Pendidikan Kepala Keluarga Penggarap
Status Mendiami Tingkat Blok
Total %
Aset Pendidikan 18 19 20
Tidak sekolah 0 1 0 1 4.0%
Berdasarkan hasil survei sosial ekonomi, pekerjaan kepala rumah tangga penggarap di
wilayah proyek didominasi oleh yang berprofesi di bidang bisnis/trader/pemilik toko yaitu
sebesar 64% dan 33,3% dari mereka bekerja sebagai penggarap di bidang
pertanian/peternakan/tambak. Secara lengkap gambaran pekerjaan kepala keluarga dapat
dilihat pada Tabel 6-86.
6-193
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-86.
Pekerjaan Utama Kepala Keluarga Penggarap
Status Mendiami Blok
Pekerjaan Utama Total %
Aset 18 18 20
Penggarap Tambak
Bisnis/trader/pemilik toko 0 0 0 0 0.0%
Supir/buruh 0 0 0 0 0.0%
Total 4 17 4 25 100.0%
Supir/buruh 0 2 0 2 4.0%
Total 0 50 0 50 100.0%
Total
Bisnis/trader/pemilik toko 0 48 0 48 64.0%
Supir/buruh 0 2 0 2 2.7%
Total 4 67 4 75 100.0%
Pendapatan rata-rata kepala rumah tangga penggarap di daerah proyek adalah Rp 6.280.000
per bulan. Berdasarkan hasil survei lapangan di wilayah proyek, 28 responden (37,3%)
memiliki pendapatan rata-rata per bulan Rp 2.000.000 s.d Rp 4.000.000, 13 responden
(17,3%) memiliki pendapatan rata-rata per bulan < Rp 2.000.000, dan 11 responden
(14,7%) memiliki pendapatan rata-rata per bulan Rp 4.000.000 s.d Rp 6.000.000.
Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 6-87.
6-194
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-87.
Rentang Pendapatan Kepala Keluarga Penggarap Per Bulan
Rentang Pendapatan Kepala Blok
Status Mendiami Aset Keluarga Penggarap Per Total %
Bulan 18 19 20
≤ 2.000.000 0 2 3 5 20%
> 2.000.000 – 4.000.000 4 9 1 14 56%
> 4.000.000 – 6.000.000 0 1 0 1 4%
Penggarap Tambak
> 6.000.000 – 8.000.000 0 1 0 1 4%
> 8.000.000 – 10.000.000 0 1 0 1 4%
> 10.000.000 0 3 0 3 12%
Total 4 17 4 25 100%
≤ 2.000.000 0 8 0 8 16%
> 2.000.000 – 4.000.000 0 14 0 14 28%
Penggarap di Sepanjang > 4.000.000 – 6.000.000 0 10 0 10 20%
Pantai > 6.000.000 – 8.000.000 0 2 0 2 4%
> 8.000.000 – 10.000.000 0 4 0 4 8%
> 10.000.000 0 12 0 12 24%
Total 0 50 0 50 100%
≤ 2.000.000 0 10 3 13 17,3%
> 2.000.000 – 4.000.000 4 23 1 28 37,3%
> 4.000.000 – 6.000.000 0 11 0 11 14,7%
Total
> 6.000.000 – 8.000.000 0 3 0 3 4%
> 8.000.000 – 10.000.000 0 5 0 5 6,7%
> 10.000.000 0 15 0 15 20%
Total 4 67 4 75 100%
Rumah tangga terkena dampak di wilayah back up area sebagian besar telah mengetahui
rencana proyek pembangunan pelabuhan (55,1%). Hanya 4,4 persen RTD yang tidak
mengetahui tentang rencana proyek pembangunan pelabuhan. Di wilayah access road
bahkan seluruh RTD (100%) telah mengetahui rencana proyek pembangunan pelabuhan.
6-195
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-88.
Pengetahuan Mengenai Rencana Proyek di Wilayah Back Up Area
Mengetahui rencana
proyek
Tidak
No BLOK Total
Manjawab
Ya Tidak
1 15 25 4 5 34
2 16 10 0 1 11
3 17 15 0 46 61
4 18 7 2 0 9
5 19 8 0 3 11
6 20 10 0 0 10
Total 75 6 55 136
Prosentase 55.1% 4.4% 40.4% 100.0%
Tabel 0-89.
Pengetahuan Mengenai Rencana Proyek di Wilayah Access Road
Mengetahui rencana
No Desa/ Kelurahan proyek Total
Ya
1 Gempol 11 11
2 Kalentambo 3 3
3 Kotasari 7 7
4 Mekarjaya 1 1
5 Pusakajaya 1 1
6 Pusakaratu 6 6
7 Rancadaka 1 1
Total 30 30
Prosentase 100.0% 100.0%
Sumber : Tabulasi data dan Hasil Survei Sosial Ekonomi, 2016
Di wilayah back up area sebagian besar RTD mengetahui informasi mengenai rencana proyek
pembangunan pelabuhan ini dari aparat desa (40,4%). Di wilayah access road informasi
mengenai rencana proyek pembangunan pelabuhan ini dari aparat desa (83,3%) dan dari
tetangga (16,7%).
Tabel 0-90.
Sumber Informasi Mengenai Rencana Proyek di Wilayah Back Up Area
sumber informasi Tidak
No BLOK Total
Aparat desa Tetangga TV/Radio Manjawab
1 15 18 9 0 7 34
2 16 9 1 0 1 11
3 17 10 5 0 46 61
4 18 6 2 0 1 9
5 19 7 0 1 3 11
6 20 5 5 0 0 10
Total 55 22 1 58 136
Prosentase 40.4% 16.2% 0.7% 42.6% 100.0%
6-196
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-91.
Sumber Informasi Mengenai Rencana Proyek di Wilayah Access Road
sumber informasi
No Desa/ Kelurahan Total
Aparat desa Tetangga
1 Gempol 8 3 11
2 Kalentambo 3 0 3
3 Kotasari 7 0 7
4 Mekarjaya 1 0 1
5 Pusakajaya 1 0 1
6 Pusakaratu 4 2 6
7 Rancadaka 1 0 1
Total 25 5 30
Prosentase 83.3% 16.7% 100.0%
Tanggapan warga terhadap rencana relokasi di wilayah back up area menunjukan mayoritas
RTD tidak memiliki lahan untuk pindah (44,1%) dan hanya (12,5%) warga yang memiliki
lahan untuk pindah. Sementara di wilayah access road juga menunjukan kondisi yang sama,
dimana warga menyatakan tidak memiliki lahan untuk pindah (76,7%) dan hanya (23,3%)
warga yang memiliki lahan untuk pindah (lihat Tabel 6-92 dan Tabel 6-93).
Tabel 0-92.
Alternatif Lahan Untuk Pindah di Wilayah Back Up Area
Alternatif Lahan Untuk
Pindah
Tidak Tidak
Memiliki
No BLOK memiliki Total
lahan Manjawab
lahan
untuk
untuk
pindah
pindah
1 15 6 22 6 34
2 16 3 7 1 11
3 17 0 15 46 61
4 18 1 7 1 9
5 19 4 3 4 11
6 20 3 6 1 10
Total 17 60 59 136
Prosentase 12.5% 44.1% 43.4% 100.0%
6-197
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-93.
Alternatif Lahan Untuk Pindah di Wilayah Access Road
Alternatif Lahan
No Desa/ Kelurahan Total
Memiliki lahan untuk Tidak memiliki lahan
pindah untuk pindah
1 Gempol 5 6 11
2 Kalentambo 0 3 3
3 Kotasari 1 6 7
4 Mekarjaya 0 1 1
5 Pusakajaya 0 1 1
6 Pusakaratu 1 5 6
7 Rancadaka 0 1 1
Total 7 23 30
Prosentase 23.3% 76.7% 100.0%
Menurut RTD di wilayah back up area rencana proyek Pembangunan Pelabuhan Patimban
akan berpengaruh dalam kegiatan usaha RTD (46,3%), namun sebanyak 8.8% RTD
menyatakan tidak berpengaruh terhadap kegiatan usahanya (lihat Tabel 6-94). Sementara
menurut RTD di wilayah access road rencana Pembangunan Patimban akan berpengaruh
dalam kegiatan usaha RTD (82,1%), namun sebanyak 17,9% RTD menyatakan tidak
berpengaruh terhadap kegiatan usahanya (lihat Tabel 6-95).
Tabel 0-94.
Pengaruh Proyek Terhadap Usaha di Wilayah Back Up Area
Pengaruh proyek pada
usaha Tidak
No BLOK Total
Manjawab
Ya Tidak
1 15 18 7 9 34
2 16 8 2 1 11
3 17 13 2 46 61
4 18 8 1 0 9
5 19 7 0 4 11
6 20 9 0 1 10
Total 63 12 61 136
Prosentase 46.3% 8.8% 44.9% 100.0%
6-198
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-95.
Pengaruh Proyek Terhadap Usaha di Wilayah Access Road
Adapun alasan WTD rencana proyek berpengaruh terhadap kegiatan usaha baik di wilayah
Back Up Area maupun di wilayah Access Road dapat dilihat pada Tabel 6-96 dan Tabel 6-97.
Tabel 0-96.
Pendapat WTD Rencana Proyek Berpengaruh Terhadap Usaha di Wilayah Back Up Area
6-199
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
6-200
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-97.
Pendapat RTD Rencana Proyek Berpengaruh Terhadap Usaha di Wilayah Access Road
Desa/Kelurahan Pendapat Berpengaruh Terhadap Usaha
Blok Alasan
2, alokasi sesuai
Blok 15
2, kalo dapet ganti rugi saya bisa beli lagi
Blok 16 Tidak
Blok 17 Tidak
Tidak
Blok 19
2, lahan sudah kurang produktif
Di wilayah access road RTD yang menyatakan kegiatan pembangunan pelabuhan tidak akan
berpengaruh terhadap aktifitas usaha dapat dilihat pada Tabel 6-99.
6-201
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 6-99.
Alasan Tidak Berpengaruh Mengenai Rencana Proyek (Access Road)
Gempol
Aset masih produktif
Kalentambo
Lahan yang ada sudah bagus
Ada lahan di tempat lain
Kotasari
Tidak ada usaha
Mekarjaya
Tidak memiliki usaha
Pusakajaya -
Pusakaratu
Tanah yang terkena tidak produktif
Rancadaka -
Pendapat RTD di wilayah Back Up Area terkait rencana pembangunan pelabuhan umumnya
warga setuju, terlihat bawha 82,9% warga berpendapat setuju dengan adanya
pembangunan pelabuhan ini, sedangkan sisanya 17,1% tidak menjawab.
6-202
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-100.
Persepsi Terhadap Rencana Proyek di Wilayah Back Up Area
Persepsi Teradap
Rencana Proyek
Blok Desa Total
Tidak
Setuju
Menjawab
Nama Desa Tidak Diisi 4 2 6
Blok 15 Patimban 25 2 27
Rancadaka 1 0 1
Blok 16 Patimban 7 4 11
Nama Desa Tidak Diisi 8 0 8
Kalentambo 5 1 6
Blok 17
Patimban 34 10 44
Rancadaka 3 0 3
Kalentambo 1 0 1
Blok 19 Patimban 8 1 9
Rancadaka 1 0 1
Jumlah Total 97 20 117
Prosentase 82.9% 17.1% 100.0%
Di wilayah access road hampir seluruh warga yang terkena dampak berpendapat setuju
terhadap proyek pembangunan Pelabuhan Patimban ini, tercatat sebesar 93,3% warga yang
setuju dan hanya 6,7% warga yang tidak setuju.
Tabel 6-101.
Pendapat Mengenai Rencana Proyek (Access Road)
Pendapat Mengenai Rencana
No Desa/ Kelurahan Proyek Total
Setuju Tidak
1 Gempol 10 1 11
2 Kalentambo 3 0 3
3 Kotasari 6 1 7
4 Mekarjaya 1 0 1
5 Pusakajaya 1 0 1
6 Pusakaratu 6 0 6
7 Rancadaka 1 0 1
Total 28 2 30
Prosentase 93,3% 6,7% 100,0%
Adapun alasan WTD di wilayah Back Up Area setuju dengan rencana proyek dapat dilihat
pada Tabel 6-102. Sementara untuk wilayah access road alasan setuju dengan rencana
proyek dapat dilihat pada Tabel 6-103.
6-203
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-102.
Alasan Setuju Terkait Rencana Pembanguna Pelabuhan di Wilayah Back Up Area
Blok Alasan
6-204
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Blok Alasan
6-205
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 6-103.
Alasan Setuju Mengenai Rencana Proyek (Access Road)
Gempol
Aset yang sekarang lebih produktif
Karena aset jadi produktif baik sawah maupun kebunnya
Menambah penghasilan
Kotasari
Ada yang sewa tanah untuk usaha
Lokasi pengembalaan
Lokasi tersebut sudah strategis untuk usaha sekarang ( Penghasilan utama)
Lokasi usah sudah strategis (pinggir jalan)
Mata pencaharian utama dan lokasi tersebut sudah cocok untuk usaha yang sekarang
Menambah pelanggan
Mekarjaya
Meningkatkan nilai ekonomi
Pusakajaya
Wilayah menjadi berkembang
Rancadaka
pendapatan keluarga bertambah
6-206
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 6-104.
Alasan Tidak Setuju Mengenai Rencana Proyek (Access Road)
Gempol
Tanah yang terkena menjadi tidak produktif
Kalentambo -
Kotasari -
Mekarjaya
Jadi tidak memiliki usaha
Pusakajaya -
Pusakaratu -
Rancadaka -
Jumlah nelayan, kapal nelayan, dan alat tangkap nelayan di tiga Tempat Pelelalangan Ikan di
wilayah proyek, yaitu Kali Genteng, Truntum dan Tanjung Pura, disajikan dalam Tabel 6-105
sampai Table 6-107. Para nelayan itu melaut dengan kapal nelayan kecil berkapasitas 2-5 GT.
Ikan incaran mereka adalah ikan kaca, makarel, ikan teri, udang dan lain sebagainya. Biaya
tahunan untuk menangkap ikan serta penghasilan mereka berdasarkan data wawancara
disajikan dalam Tabel 6-108.
6-207
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-45.
Jumlah Nelayan di Sekitar Lokasi Proyek
Subang Indramayu
Kabupaten
Kali Tanjung Total
TPI Truntum
Genteng Pura
Jumlah nelayan yang memiliki perahu
105 109 146 360
(orang)
Jumlah nelayan yang tidak memiliki
41 10 11 62
perahu (orang)
Total (person) 146 119 157 422
Jumlah nelayan yang diwawancarai 16 11 16 44
Sumber: Tim Survei (Survei di bulan Oktober 2016)
Tabel 0-46.
Jumlah Kapal Nelayan Berdasrkan Jenisnya
Kabupaten Subang Indramayu
Total
TPI Kali Genteng Truntum Tanjung Pura
Jenis 2 GT 17 7 13 37
Jenis 3 GT 85 76 102 263
Terdaftar Jenis 4 GT 8 10 18
Jenis 5 GT 3 8 11 22
Subtotal 105 99 136 340
Jenis 2 GT 2 2 2 6
Jenis 3 GT 6 8 6 20
Tidak Terdaftar Jenis 4 GT 2 2 4
Jenis 5 GT 2 3 3 8
Subtotal 11 15 13 39
Total 116 114 149 379
Sumber: Tim Survei (Survei di bulan Oktober 2016)
Tabel 0-47.
Jumlah Kapal Nelayan Berdasarkan Alat Tangkap
Subang Indramayu
Kabupaten
Kali Tanjung Total
TPI Truntum
Genteng Pura
Pukat harimau 65 71 155 291
Jaring insang 29 54 83
Perangkap 22 22
Pancingan 19 19
Total 135 125 155 415
Sumber: Tim Survei (Survei di bulan Oktober 2016)
6-208
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 0-48.
Biaya dan Pendapatan Tahunan Rata-rata Nelayan (Rp/tahun)
Subang Indramayu
Kabupaten
Kali Tanjung
TPI Truntum
Genteng Pura
Biaya Bahan bakar (per kapal) 27.216.000 24.240.000 24.864.000
Perawatan kapal (per kapal) 3.425.000 2.000.000 1.393.000
Perawatan mesin (per kapal) 2.231.250 1.812.500 1.531.250
Fishing gear (a fisherman) 8.662.500 5.015.625 13.281.250
Pendapatan Pendapatan rata-rata nelayan
34.800.000 31.540.000 46.800.000
(bersih) yang memiliki kapal
Pendapatan rata-rata nelayan
25.200.000 22.460.000 18.000.000
yang tidak memiliki kapal
Sumber: Tim Survei (Survei di bulan Oktober 2016)
6-209
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
BAB 7
PROGRAM PEMULIHAN MATA
PENCAHARIAN
7.1. Latar Belakang
7.2. Tujuan
1) Memulihkan mata pencaharian dan pendapatan rumah tangga terkena dampak (RTD)
yang tinggal di wilayah Back Up Area dan Jalan Akses (Access Road) dan serta para
nelayan yang terkena dampak.
4) Menyiapkan masyarakat yang tinggal di koridor dampak pada kesadaran pola hidup
sehat
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memutuskan kegiatan program pemulihan mata
pencaharian secara tepat : (i) sifat kerugian dan/atau situasi asset dari rumah tangga
terkena dampak (RTD); (ii) kebutuhan, permasalahan, dan preferensi RTD, (iii) tingkat
kesiapan RTD untuk berpartisipasi dalam kegiatan pemulihan mata pencaharian, dan (iv)
kondisi sosial ekonomi RTD.
7-210
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Target Group dari LRP adalah orang-orang yang mata pencahariannya akan terpengaruh oleh
rencana proyek; Yaitu pemilik, penggarap dan pekerja lahan pertanian, tambak, toko dan
restoran yang terkena dampak serta nelayan laut yang terkena dampak. Yang berhak untuk
berpartisipasi dalam LRP didefinisikan sebagai orang-orang yang memiliki 10% atau lebih
dari total aset yang menghasilkan pendapatan akan terpengaruh dan orang-orang rentan
yang terkena dampak, terlepas dari tingkat keparahan dampaknya.
Definisi kelompok rentan adalah kelompok orang tertentu yang mungkin menderita secara
tidak proporsional atau menghadapi risiko menjadi lebih tersisihkan akibat proyek dan secara
khusus mencakup: i) rumah tangga yang dikepalai oleh perempuan, ii) kepala keluarga
penyandang cacat, iii) rumah tangga yang berada di bawah indikator kemiskinan yang
berlaku secara umum, dan iv) kepala rumah tangga yang berusia lanjut. Definisi ini sejalan
dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 (Pasal 5 penjelasan) Tentang Hak Asasi
Manusia (HAM), dimana yang dimaksud dengan kelompok masyarakat rentan antara lain
adalah orang lanjut usia, anak-anak, fakir miskin, wanita hamil dan penyandang cacat.
Salah satu kelompok rentan yang akan dijadikan target group adalah kelompok miskin.
Untuk itu perlu diketahui ukuran atau standar kemiskinan dari berbagai sumber. Konsep
pengukuran kemiskinan menurut devinisi Biro Pusat Statistik (BPS) adalah kemampuan
memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach); Maka kemisikinan dipandang sebagai
ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan
makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi Penduduk Miskin adalah penduduk yang
memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan. Pengeluaran
perkapita (daya beli) adalah kemampuan masyarakat dalam membelanjakan uangnya dalam
bentuk barang maupun jasa.
7-211
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 7-49.
Analisis Identifikasi Dampak Kegiatan Pengadaan Tanah di Patimban
1 Terganggunya/ Semua warga terkena dampak Sementara bagi para pemilik lahan
Kehilangan mata yang mata pencahariannya karena dapat membeli lahan di
pencahariaan/ terkena dampak (pemilik tanah, lokasi lain.
Kegiatan lainnya pemilik warung/toko, penggarap,
para nelayan, tenaga kerja/buruh.
Kelompok rentan :
1) Keluarga miskin/tidak memiliki Bersifat permenan karena harus
lahan akan mencari pekerjaan baru dan tempat
kehilangan/perubahan mata di lokasi lain.
pencahariaan karena harus
pindah ke lokasi baru
2) Kepala keluarga perempuan akan Bersifat permanen karena harus
mengalami perubahan/kehilangan mencari pekerjaan baru dan tempat
mata pencahariaan karena harus di lokasi lain
pindah ke lokasi baru
Kelompok rentan
Untuk mengembalikan mata pencaharian yang terkena dampak pembebasan lahan tentu
harus ada upaya pemulihan bagi warga. Untuk mengetahui jenis program Pemulihan Mata
Pencaharian yang dibutuhkan oleh RTD, telah didistribusikan kuesioner ke RTD baik di
backup area maupun jalan akses. Dari survei lapangan diketahui sebagian besar masyarakat
di backup area memilih program bantuan modal usaha (26,5%) sebagai alternatif untuk
pemulihan mata pencahariannya diikuti dengan program pelatihan (21,4%). Program lainnya
yang dibutuhkan dapat dilihat pada Tabel 7-2.
7-212
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Table 0-2.
Program Pemulihan Mata Pencaharian yang Dibutuhkan di Backup Area
1 15 5 4 5 3 4 21
2 16 1 1 1 1 1 5
3 17 2 2 2 2 2 10
4 18 4 4 1 2 3 14
5 19 9 15 8 7 8 47
6 20 0 0 1 0 0 1
Total 21 26 18 15 18 98
Prosentase 21.4% 26.5% 18.4% 15.3% 18.4% 100.0%
Kondisi yang sama di area jalan akses, untuk memulihkan mata pencaharian yang terkena
dampak kegiatan pembebasan lahan, kebanyakan orang memilih program bantuan modal
usaha (61,2%), diikuti oleh program alternatif usaha baru (15,7%). Program lain dapat
dilihat pada Tabel 7.3.
Table 0-3.
Program Pemulihan Mata Pencaharian yang Dibutuhkan di Access Road
The type of Livelihood Restoration Program
1 Gempol 2 22 6 4 1 35
2 Kalentambo 4 10 4 6 2 26
3 Kotasari 1 16 3 1 1 22
4 Pusakajaya 3 8 6 2 1 20
5 Pusakaratu 0 16 0 0 0 16
6 Rancadaka 0 2 0 0 0 2
Total 10 74 19 13 5 121
Prosentase 8,3% 61,2% 15,7% 10,7% 4,1% 100,0%
7-213
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Preferensi bantuan mata pencaharian juga diajukan kepada nelayan laut yang terkena
dampak (Tabel 7.4). Selain dukungan finansial dan permintaan lapangan kerja, mereka
mengharapkan dukungan alat tangkap/kapal dan rumpon ikan.
Table 0-3.
Program Pemulihan Mata Pencaharian yang Dibutuhkan Para Nelayan
TPI Kali
Truntum TanjungPura Total
Type of Genteng
assistance
8 26
Bantuan Keuangan 8 (20.0%) 10 (15.6%)
(22.2%) (18.6%)
5 18
Peluang Kerja 9 (22.5%) 4 (6.25%)
(13.9%) (12.9%)
Peluang Kerja di 10 31
13 (32.5%) 8 (12.5%)
Pelabuhan (27.8%) (22.1%)
Bantuan Alat 13 50
10 (25.0%) 27 (42.2%)
Tangkap/Kapal (36.1%) (35.7%)
15
Membuat Rumpon - - 15 (23.4%)
(10.7%)
Total 40 36 64 140
Jenis program pemulihan mata pencaharian yang diperlukan oleh RTD sebagian besar adalah
program bantuan modal usaha, diikuti oleh program pelatihan dan alternatif usaha baru.
Berdasarkan hasil konsultasi publik yang dilakukan di wilayah back up area dan access road,
kebutuhan utama masyarakat adalah ingin mendapatkan pekerjaan dan peluang usaha. Oleh
karena itu program yang diusulkan LRP adalah: layanan ketenagakerjaan dan pelatihan
ketrampilan. Berikut adalah deskripsi umum dari Program LRP yang diusulkan:
Jenis Pekerjaan:
Diperkirakan akan ada sekitar 20% karyawan yang tidak memerlukan keahlian khusus
yang tersedia di tahap konstruksi. Sebagaimana rekomendasi Amdal, Ditjen
7-214
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Program skill training akan dilaksanakan 2 tahap: (i) tahap pertama sebelum kegiatan
relokasi, dan (ii) tahap kedua selama periode pelaksanaan proyek sebagai tindak lanjut
7-215
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
dari kegiatan di tahap pertama dan memberikan umpan balik terhadap kemajuan WTD
setelah kegiatan pelatihan.
1) Pertemuan awal untuk membentuk Tim Pelaksana LRP Program dibawah koordinasi
BAPPEDA Kabupaten Subang;
2) Tim Pelaksana LRP Program mempersiapkan rencana program secara lebih rinci;
7-216
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Gambar 7-7.
Sruktur Kelembagaan Program Skill Training
7-217
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Gambar 7-8.
Mekanisme Pendanaan Program Skill Training
Tim Pelaksana
LRP Program
PROPOSAL
TRAINER
TRAINING
TEAM
KELOMPOK
FASILITATOR
PELATIHAN
(PARTISIPAN)
Bangunan dan fasilitas akan dibangun sebagai bagian dari pembangunan pelabuhan dan
akan disewakan kepada penggarap. Hak untuk membuat kontrak sebagai penyewa akan
diprioritaskan untuk pemilik dan penyewa warung/kafe yang terkena dampak.
7-218
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Hukum Indonesia tidak menyediakan dasar kompensasi yang jelas untuk dampak pada
kegiatan penangkapan ikan di laut. Namun, mengingat dampak gangguan terhadap
wilayah tangkap nelayan, maka para nelayan yang terkena dampak harus diberi hak
atas LRP untuk mengurangi kemungkinan kehilangan pendapatan.
Banyak nelayan laut yang terkena dampak mengharapkan kesempatan kerja. Mereka
dapat dipekerjakan untuk pekerjaan konstruksi terutama untuk pekerjaan transportasi
dan pemantauan penggunaan kapal. Selain itu, untuk membantu kegiatan penangkapan
ikan, program teknis untuk memperbaiki produksi atau pemasangan peralatan harus
dipertimbangkan. Isi dari program tersebut harus didiskusikan dengan para ahli dari
Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Dinas Perikanan setempat.
a) Efektivitas, dampak dan keberlanjutan dari pemulihan program dan kebutuhan untuk
perbaikan serta mitigasi lebih lanjut atau langkah-langkah jika diperlukan;
c) Kondisi kepuasan dengan kegiatan ekonomi saat ini dan jenis masalah dihadapi; dan
2) Kunjungan lapangan secara berkala untuk menilai apakah prosedur pengaduan telah
memadai menjelaskan kepada orang-orang yang terkena dampak dan dapat
dilaksanakan. Kegiatan ini akan mencakup setidaknya 30% dari semua WTP dalam
proyek.
7-219
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
3) Untuk studi evaluasi, metodologi akan didasarkan terutama pada perbandingan kondisi
sosial-ekonomi WTP baik sebelum dipindahkan dan setelah dipindahkan. Untuk tujuan
ini, survei sosial ekonomi tindak lanjut akan dilakukan oleh EMA, untuk mengetahui
standar hidup WTP selama sembilan bulan sampai satu tahun setelah selesainya
pelaksanaan RP.
b) Jumlah RTP/WTP yang menerima pelatihan LRP dan jumlah RTP/WTP yang
berpartisipasi dalam pekerjaan proyek (perempuan, laki-laki, RTD/WTP rentan).
c) Jenis pelatihan yang dilaksanakan dan jumlah peserta di setiap sesi pelatihan.
d) Persentase rumah tangga miskin yang tinggal di desa Patimban dan berpartisipasi dalam
pelatihan LRP.
e) Tingkat kepuasan peserta terhadap pelatihan dan kesempatan untuk pekerjaan proyek
terkait.
7-220
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
BAB 8
PENYIAPAN KELEMBAGAAN UNTUK
PELAKSANAAN LARAP
8.1 Analisis Stakeholders
(e) Isu pengadaan lahan merupakan permasalahan paling penting pada kegiatan
Pembangunan Pelabuhan Patimban dan Pembangunan Jalan Akses (access road)
menuju/dari Pelabuhan Patimban.
(f) Permasalahan utama dalam kegiatan pengadaan lahan adalah pembebasan lahan,
penilaian aset, penentuan bentuk ganti kerugian, harga lahan dan bangunan, dan
pemulihan mata pencahariaan.
(g) Beberapa faktor yang dapat mendorong permasalahan dalam kegiatan pengadaan
lahan adalah batas lahan yang tidak jelas, tidak tersedianya dokumen kepemilikan
tanah, dan simpang siur terhadap status kepemilikan aset. Situasi ini diperparah
dengan masukanya spekulan tanah di wilayah rencana kegiatan.
(h) Proses pengadaan lahan yang berlarut-larut akan menimbulkan dampak terhadap
kegiatan operasional.
(a) Mengidentifikasi setiap stakehoders yang akan terlibat dalam kegiatan pembangunan
Pelabuhan Patimban dan Pembangunan Jalan Akses (access road) menuju/dari
Pelabuhan Patimban.
8-221
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
(d) Menentukan metode stakeholders engagement bagi setiap stakeholders agar diperoleh
pendekatan yang paling tepat dalam menjalin hubungan sosial secara baik dengan
setiap stakeholders.
Analisis Stakeholders
8-222
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
c. Stakeholder Kunci
Stakeholder kunci merupakan stakeholder yang memiliki kewenangan secara legal
dalam hak pengambilan keputusan. Stakeholder kunci yang dimaksud adalah unsur
eksekutif sesuai levelnya, legislatif dan instansi. Stakeholder kunci dalam kegiatan
Pembangunan Pelabuhan Patimban dan Pembangunan Jalan Akses (access road)
menuju/dari Pelabuhan Patimban adalah Pemerintah Pusat (Kementrian
Perhubungan), Ditjen Perhubungan Laut, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan
Pemerintah Kabupaten Subang. Pemerintah di tingkat pusat dan daerah memiliki
peranan yang secara umum sama, namun terdapat beberapa peranan yang
berbeda terkait dengan kewenangan yang dimiliki. Secara umum, peranan
pemerintah pusat adalah penentuan kebijakan serta pengaturan (payung hukum
dan regulasi) kegiatan Ditjen Perhubungan Laut secara keseluruhan. Pemerintah
pusat disini yaitu Kementrian Perhubungan.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam kegiatan Pembangunan Pelabuhan Patimban dan
Pembangunan Jalan Akses (access road) menuju/dari Pelabuhan Patimban memiliki
kewenangan untuk merumuskan payung hukum dan regulasi di tingkat provinsi, yang
merupakan interpretasi dari kebijakan tingkat nasional namun tetap merepresentatifkan
kondisi kegiatan Pembangunan Pelabuhan Patimban. Pemerintah Provinsi menjembatani
kepentingan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten Subang dalam kegiatan
Pembangunan Pelabuhan Patimban dan Pembangunan Jalan Akses (access road)
menuju/dari Pelabuhan Patimban Selain itu, Ditjen Perhubungan Laut juga harus
berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam hal perijinan kegiatan
Pembangunan Pelabuhan Patimban di tingkat provinsi.
Pemerintah Kabupaten Subang dianggap lebih memahami potensi dan kondisi alam dan
juga keberadaan masyarakat di Desa Patimban. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan
kegiatan Pembangunan Pelabuhan Patimban, Pemerintah Kabupaten Subang perlu
bekerjasama dan berkoordinasi dengan Kecamatan Pusakanagara, Desa Patimban dan
desa-desa lainnya dimana para pemilik tanah tinggal.
8-223
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
8-224
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Peluang kerja dengan adanya kegiatan Pelabuhan Patimban dan Jalan Akses
perlu ditingkatkan bagi masyarakat lokal karena masih banyak masyarakat
yang menganggur. Saat ini peluang kerja lebih banyak diberikan pada para
pendatang karena tingkat pendidikan masyarakat masih rendah. Untuk itu
program pemberdayaan perlu dilakukan, terutama dalam peningkatakan
pendidikan dan ketrampilan masyarakat agar masyarakat lokal dapat
memanfaatkan setiap peluang kerja dari kegiatan Pelabuhan Patimban dan
Jalan Akses.
8-225
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
itu koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah sangat
diharapkan agar kegiatan DITJEN PERHUBUNGAN LAUT dapat berjalan dengan
baik dan memberikan manfaat positif penting bagi kehidupan masyarakat.
8-226
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 8-50.
Keinginan (Interest) Stakeholders
Stakeholders Keinginan (Interest)
Masyarakat/ Warga Masyarakat mendukung rencana kegiatan Pembangunan Pelabuhan
Terkena Dampak Patimban dan Jalan Akses (access road)
Masyarakat meminta dilibatkan dalam kegiatan pembangunan
Pelabuhan Patimban dan Jalan Akses (access road)
Pemberdayaan masyarakat (program pemulihan pendapatan/mata
pencahariaan) dalam kegiatan Pelabuhan Patimban dan Jalan Akses
(access road)
Harga jual lahan dan pemberian ganti kerugian dapat
dimusyawarahkan bersama dan saling menguntungkan kedua belah
pihak
Koordinasi Ditjen Perhubungan Laut dengan pemerintah kecamatan,
pemerintah desa, dan tokoh masyarakat
Kementrian Mengharapkan adanya dukungan jaminan keamanan bagi sarana dan
Perhubungan/Ditjen prasarana yang akan dibangun dan jaminan keamanan dalam proses
Perhubungan Laut pembebasan lahan untuk pembangunan Pelabuhan Patimban dan Jalan
Akses (access road)
Koordinasi yang baik antara pusat dan daerah agar kegiatan Pelabuhan
Patimban dan Jalan Akses (access road) dapat berjalan dengan baik.
Pemerintah Daerah Mendukung kegiatan Pelabuhan Patimban dan Jalan Akses (access
road)
Memberikan jaminan keamanan dan kemudahan dalam proses perijinan
Pelabuhan Patimban dan Jalan Akses (access road)
Pelaksanaan kegiatan sosialisasi pada rencana kegiatan Pelabuhan
Patimban dan Jalan Akses (access road).
B. Kepentingan (Importance)
Namun tidak semua warga terkena dampak akan mendapatkan peluang kerja
karena keterbatasan jumlah tenaga kerja yang akan dilibatkan dalam kegiatan
tersebut. Sehingga akan menimbulkan dampak negatif dengan terjadinya potensi
konflik antara Kementrian Perhubungan/Dinas Perhubungan Laut dan masyarakat
lokal. Rencana pembangunan Pelabuhan Patimban dan Jalan Akses (access road)
telah menimbulkan kekhawatiran di masyarakat terutama yang akan dialami oleh
para nelayan, petani tambak maupun petani sawah. Para petani dan nelayan yang
sudah menjalankan aktifitas usaha secara turun temurun harus pindah usaha ke
tempat lain, sementara masyarakat belum memiliki tempat usaha baru. Untuk itu
8-227
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 8-51.
Kepentingan (Importance) Stakeholders
Stakeholders Kepentingan (Importance)
Masyarakat/Warga Mendapatkan peluang kerja dari kegiatan pembangunan Pelabuhan
Terkena Dampak Patimban dan Jalan Akses (access road)
Adanya program pemulihan mata pencahariaan/pendapatan bagi warga
terkena dampak
Kejelasan proses pembebasan tanah, khususnya bagi para nelayan dan
petani yang memiliki aktifitas usaha d sekitar rencana kegiatan.
Kementrian Penyelenggaraan Pembangunan Pelabuhan Patimban dan Jalan Akses
Perhubungan/Dirjen (access road) dapat terlaksana dengan baik
Perhubungan Laut Pembangunan Pelabuhan Patimban dapat memberikan dampak positif
bagi kesejahteraan masyarakat tidak hanya di Kabupaten Subang,
tetapi secara umum bagi masyarakat di Provinsi Jawa Barat dan
nasional.
Konflik timbul dalam proses pembebasan lahan antara Ditjen
Perhubungan Laut dan pemilik tanah.
Pemerintah Daerah Kegiatan Pelabuhan Patimban dan Jalan Akses (access road) untuk
meningkatkan mensejahterakan masyarakat di Kabupaten Subang dan
Provinsi Jawa Barat
Tantangan memberdayakan masyarakat/warga terkena dampak agar
tidak mengalami penurunan pendapatan/perubahan mata pencahariaan
C. Pengaruh (Influence)
8-228
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
potensi-potensi lokal yang juga diakui oleh pemerintah, seperti adanya LMD
yang ada di masyarakat dapat membantu dalam proses kegiatan Pelabuhan
Patimban walaupun secara tidak langsung. LMD dapat memfasilitasi
masyarakat dan membantu menjembatani masyarakat dengan Dirjen
Perhubungan Laut jika terjadi konflik, sehingga dapat membantu pemerintah
setempat.
Tabel 8-52.
Pengaruh (Influence) Stakeholder
Stakeholder Pengaruh (Influence)
Masyarakat/Warga Memiliki pengaruh besar terutama dalam kepemilikan lahan dan
Terkena Dampak penggunaan lahan area rencana kegiatan untuk tempat tinggal maupun
aktifitas usaha.
Terdapat LMD yang memfasilitasi dan membantu kegiatan
pembanguanan Pelabuhan Patimban dan jalan akses secara tidak
langsung.
Kementrian Memiliki pengaruh dalam rencana pembangunan Pelabuhan Patimban
Perhubungan/Dirjen dan jalan akses.
Perhubungan Laut Dampak positif bagi penyediaan sarana dan prasarana kegiatan
pembangunan tidak hanya di Desa Patimban, maupun daerah-daerah
lain di Kabupaten Subang maupun di Provinsi Jawa Barat.
Pemerintah Daerah Memiliki pengaruh dalam kegiatan Pelabuhan Patimban dan jalan akses
dalam bentuk payung hukum, regulasi mengenai kegiatan Pelabuhan
Patimban dan jalan akses.
Memiliki pengaruh dalam proses penetapan lokasi rencana kegiatan
pengadaan tanah Pembangunan Pelabuhan Patimban dan jalan akses
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012.
Analisis stakeholders yang telah dilakukan sebelumnya, menunjukkan bahwa terdapat tiga
stakeholders kunci dalam kegiatan Pembangunan Pelabuhan Patimban dan Jalan Akses yaitu
masyarakat/warga terkena dampak, pemerintah daerah (Provinsi Jawa Barat/Pemerintah
Kabupaten Subang dan Kementrian Perhubungan/Ditjen Perhubungan Laut. Ketiga
stakeholders tersebut memiliki peranan yang berbeda dalam kegiatan pembangunan
Pelabuhan Patimban dan jalan akses. Kegiatan Pelabuhan Patimban akan memberikan
dampak yang besar bagi ketiga stakeholders dan secara berbeda-beda bagi masing-masing
stakeholders. Analisis stakeholders juga telah menunjukkan kepentingan, keinginan dan
pengaruh dari masing-maisng stakeholder.
8-229
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Masih terdapat sejumlah kendala dalam kegiatan pembangunan Pelabuhan Patimban yang
melibatkan masyarakat, pemerintah daerah dan Ditjen Perhubungan Laut. Kendala-kendala
tersebut perlu diatasi agar kegiatan Pelabuhan Patimban dan jalan akses dapat berjalan dan
terkoordinir dengan baik. Minimnya pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu
kendala dalam pemanfaatan sumber daya manusia. Selain itu proses pengadaan lahan dan
pembebasan lahan dapat memicu konflik baru dalam kegiatan Pelabuhan Patimban dan Jalan
Akses. Sistem pengawasan yang belum efektif terhadap rencana lokasi yang ada dengan
terjadinya pembiaran atas pembelian lahan-lahan di sekitar rencana menyebabkan harga
tanah di Desa Patimban melambung tinggi. Dengan adanya analisis tersebut diharapkan,
dapat memberikan pertimbangan dalam membentuk kebijakan dan strategi kegiatan
Pelabuhan Patimban terutama dalam hal peranan dari stakeholders yang akan terlibat dalam
kegiatan tersebut.
8-230
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Gambar 8-1.
Hubungan Antara Kegiatan Pembangunan Proyek dan Kepentingan Stakeholder
WTD Local
DGST
Government Masalah
8-231
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
2) CPIU akan memainkan peran kunci dalam merancang anggaran tahunan dan
memberikan bimbingan teknis serta pengawasan kepada Dinas Perhubungan
Provinsi Jawa Barat dalam pelaksanaan Proyek Pembangunan Pelabuhan Patimban
ini, termasuk perencanaan dan pelaksanaan pembebasan lahan. Dirjen
Perhubungan Laut dengan dibantu konsultan akan berperan dalam melaksanakan
proyek, termasuk menyiapkan rencana pengadaan tanah. Dirjen Perhubungan Laut
juga akan bertanggung jawab untuk menyiapkan rencana pengadaan tanah dan
mengirimkannya kepada Gubernur Jawa Barat untuk mendapatkan penetapan
lokasi proyek. Dirjen Perhubungan Laut juga akan terlibat dalam kegiatan
persiapan pengadaan tanah dan mengumumkan penetapan lokasi serta
bekerjasama dengan Kantor Wilayah Pertanahan Provinsi Jawa Barat dan Kantor
Pertanahan Kabupaten Subang untuk pelaksanaan pengadaan tanah bersama
dengan Lembaga Manajemen Aset Nasional Kementrian Perhubungan. Lebih dari
itu, Ditjen Perhubungan Laut juga akan bekerjasama dengan instansi terkait lainnya,
baik di tingkat nasional ataupun daerah untuk mendapatkan berbagai persyaratan
perizinan terkait pengadaan tanah.
4) Dirjen Perhubungan Laut berada di tingkat pusat. Dirjen Perhubungan Laut dengan
dibantu konsultan akan berperan dalam melaksanakan proyek, termasuk
menyiapkan rencana pengadaan tanah. Dirjen Perhubungan Laut juga akan
bertanggung jawab untuk menyiapkan rencana pengadaan tanah dan
mengirimkannya kepada Gubernur Jawa Barat untuk mendapatkan penetapan
lokasi proyek. Dirjen Perhubungan Laut juga akan terlibat dalam kegiatan
persiapan pengadaan tanah dan mengumumkan penetapan lokasi serta
bekerjasama dengan Kantor Wilayah Pertanahan Provinsi Jawa Barat dan Kantor
Pertanahan Kabupaten Subang untuk pelaksanaan pengadaan tanah bersama
dengan Lembaga Manajemen Aset Nasional Kementrian Perhubungan. Lebih dari
itu, Ditjen Perhubungan Laut juga akan bekerjasama dengan instansi terkait lainnya,
baik di tingkat nasional ataupun daerah untuk mendapatkan berbagai persyaratan
perizinan terkait pengadaan tanah.
8-232
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Rincian kegiatan pengadaan tanah termasuk penyiapan dan pelaksanaan Pengadaan Tanah,
institusi yang bertanggungjawab, dan kerangka waktu yang dibutuhkan dapat dilihat pada
Tabel 8.4.
8-233
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tabel 8-53.
Tahap-tahap Pengadaan Tanah, Institusi-institusi yang Bertanggungjawab, dan
Kerangka Waktu Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012
Institusi yang Kerangka Waktu /
No Tahap-tahap Pengadaan Tanah
bertanggung Jawab Hari kerja
I. TAHAP PERENCANAAN
1 Melakukan penyaringan proyek, Dirjen Perhubungan Laut 30 Hari
mengidentifikasi apakah proyek berdampak
pada pengadaan tanah/permukiman kembali
atau tidak
2 Menyusun perencanaan pengadaan tanah Dirjen Perhubungan Laut 180 Hari
untuk kepentingan umum
3 Menyiapkan Dokumen Perencanaan Dirjen Perhubungan Laut
PengadaanTanah yang meliputi; tujuan dibantu oleh konsultan.
rencana pembangunan yang sejalan dengan
rencana ruang dan rencana pembangunan
daerah dan, letak tanah, luas tanah yang
dibutuhkan, status tanah, periode
pelaksanaan pengadaan tanah, pelaksanaan
konstruksi, nilai tanah, dan anggaran.
Dokumen Perencanaan harus berdasarkan
pada studi kelayakan:
Survei Sosial Ekonomi.
Studi kelayakan lokasi
Analisis biaya dan manfaat proyek
Nilai perkiraan tanah
Dampak lingkungan dan social
Studi lain yang dibutuhkan
4 Mengesahkan Dokumen Perencanaan Dirjen Perhubungan Laut 60 Hari
Pengadaan Tanah
5 Mengungkap dokumen perencanaan Dirjen Perhubungan Laut 60 Hari
pengadaan tanah/permukiman kembali ke
publik (pihak yang berhak dan stakeholder
lainnya) dan website
6 Penyerahan dokumen perencanaan kepada Dirjen Perhubungan Laut 10 Hari
Pemerintah Provinsi Jawa Barat
8-234
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
8-235
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
8-236
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Pengembangan kapasitas akan dilaksanakan baik pada staf yang akan menyiapkan dokumen
perencanaan pengadaan tanah pada tahap perencanaan, tim persiapan yang dibentuk
Gubernur Jawa Barat untuk melaksanakan persiapan pengadaan tanah dan penetapan lokasi,
serta tim pelaksana pengadaan tanah yang dibentuk oleh BPN. Karena tim persiapan dan
pelaksanaan ini akan mengikuti prosedur dan peraturan baru, bantuan teknis khusus
dan/atau lokakarya untuk meninjau dan untuk meningkatkan keterampilan anggotanya akan
dipertimbangkan. Bentuk-bentuk kegiatan penguatan kapasitas yang dapat dilaksanakan
dapat berupa : i) workshop proses pengadaan tanah untuk kepentingan umum mengacu
pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 dan peraturan pelaksananya bagi staf Dirjen
Perhubungan Laut, pemerintah daerah (Provins Jawa Barat/Kabupaten Subang), BPN; ii)
workshop proses pelaksaan kegiatan Tim Persiapan Pengadaan Tanah; iii) workshop proses
pelaksanaan Tim Pelaksanaan Pengadaan Tanah; iv) workshop monitoring dan evaluasi
pelaksanaan kegiatan pengadaan tanah bagi staf Dirjen Perhubungan Laut, Dinas
Perhubungan Laut Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Subang, pemerintah daerah (Provinsi
Jawa Barat/Kabupaten Subang), BPN, dan LSM/Perguruan Tinggi.
Dirjen Perhubungan Laut, sebagai lembaga pelaksana utama, akan memiliki staf yang cukup
atau sebagai alternatifnya dapat menunjuk konsultan dengan kualifikasi dan pengalaman
yang relevan, untuk dapat merancang secara tepat dan menghasilkan Rencana Kerja
Pengadaan Tanah pada proyek Pembanguna Pelabuhan Patimban dan Jalan Akses. Ditjen
Perhubungan Laut juga akan bertanggung jawab untuk meninjau dan jika perlu
memutakhirkan rencana kerja yang telah disusun pada setiap laporan dua tahunan yang
dijadwalkan, terutama sehubungan dengan kemungkinan terjadinya perubahan cakupan
proyek, lokasi, waktu, hak atau valuasi yang mungkin membutuhkan sumber daya tambahan.
Untuk membantu Dirjen Perhubungan Laut, pemerintah daerah, serta beberapa instansi
teknis terpilih dalam melaksanakan peran dan tugasnya, akan dirancang program
pengembangan kapasitas khusus untuk meningkatkan kapasitas teknis dan kelembagaan
dalam melaksanakan kegiatan perlindungan sosial dan pengadaan tanah, termasuk
pemulihan pendapatan dan mata pencaharian serta aspek terkait lainnya.
Kajian (assessment) kapasitas pelaksana proyek dan institusi yang menangani pengadaan
tanah serta program penguatan kapasitas telah dimasukan dalam dokumen rencana
pengadaan tanah. Kajian kapasitas mencakup: i) pengetahuan kebijakan dan prosedur
pengadaan tanah dan kebijakan perlindungan sosial; ii) kapasitas pelaksana proyek dalam
8-237
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
menangani perlindungan sosial dan pengadaan tanah; iii) keberadaan dan efektifitas
kelembagaan yang menangani perlindungan sosial/pengadaan tanah; iv) kebutuhan
pengembangan kapasitas.
Konsultan pelaksana proyek akan menjadi bagian dari Konsultan Supervisi Konstruksi dan
Disain Teknis Rinci (Detailed Engineering Design and Construction Supervision Consultant).
Konsultan pelaksana memasukkan team konsultan perlindungan sosial/pemukiman kembali
(social safeguard/resettlement team) yang akan membantu institusi pelaksana proyek/unit
pelaksana proyek dalam menyiapkan dokumen rencana pengadaan tanah serta
pembaharuannya, mendukung pelaksanaan, dan melakukan pemantauan internal.
Konsultant social safeguard/resettlement juga akan melakukan penilain (assessment)
kapasitas institusi pelaksana proyek dan institusi relevan lainnya dalam menangani
pengadaan tanah dan memberikan pengembangan kapasitas sebagaimana dibutuhkan.
8-238
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
BAB 9
MEKANISME PENANGANAN KELUHAN
Pada prinsipnya berbagai keberatan terhadap setiap aspek proyek dan pengadaan tanah
akan ditangani melalui musyawarah untuk mencapai kesepakatan penyelesaian dan
diupayakan diselesaikan semaksimal mungkin di tingkat sub proyek. Institusi-institusi yang
relevan, seperti Unit Pelaksanaan Proyek (PIU) dari Direjen Perhubungan Laut, pemerintah
provinsi/kabupaten/kota, serta pemerintah kecamatan dan desa akan dilibatkan dalam upaya
penyelesaian keberatan. Bila penyelesaian keberatan tidak tercapai, mekanisme penyelesaian
keberatan akan dilaksanakan melalui jalur hukum yang akan ditempuh sebagaimana
prosedur yang ditetapkan dalam perundang-undangan yang berlaku (Undang-Undang Nomor
2 Tahun 2012 dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2012). Tidak ada
biaya yang dibebankan pada penduduk terkena dampak yang mengadukan keberatan.
Mekanisme penerimaan dan penyelesaian keberatan akan mempertimbangkan kepekaan
budaya pihak yang berhak dan jender.
1. Berdasarkan keluhan, keberatan dan usulan yang disampaikan WTP, maka Pemerintah
Daerah dan PMU melalui Sekretariat Daerah, Kepala Satker DGST. dan Tim Monitoring
melakukan penelitian;
2. Hasil penelitian atau investigasi tersebut akan diinformasikan kepada Warga Terkena
Proyek (WTP) paling lambat dalam jangka waktu 15 hari untuk kemudian
dimusyawarahkan dengan WTP agar diupayakan pemecahanannya berdasarkan prinsip
win-win solution;
9-239
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
3. Keluhan, keberatan, atau usulan yang diajukan akan dicatat dan disampaikan kepada
instansi terkait seperti pemerintah provinsi dan BPN sesuai dengan undang-undang yang
berlaku. Jika permasalahan dimaksud tidak diatur dalam undang-undang, PIU akan
mengadakan rapat yang melibatkan pemerintah daerah dan/atau pemimpin desa, jika
diperlukan, untuk menentukan upaya yang akan dilakukan dalam menyelesaikan
keluhan tersebut;
4. Penyelesaian masalah atau penanganan atas keluhan, keberatan dan, usulan akan
didokumentasikan dan dapat diakses secara terbuka oleh masyarakat;
6. PIU dan Dirjen Perhubungan Laut akan bertanggung jawab atas semua kegiatan
mekanisme penanganan keluhan sebagaimana tersebut di atas.
Secara khusus WTD dapat menyampaikan langsung setiap keluhan ke kepala desa atau
tokoh masyarakat dengan proses sebagai berikut: (i) WTD menceritakan ketidakpuasan
kepada tokoh masyarakat/desa, (ii) kepala desa mempersiapkan laporan resmi untuk
keperluan dokumentasi dan upaya untuk mengatasi dan menyelesaikan keluhan di tingkat
masyarakat, dan (iii) jika WTD puas, tidak perlu mengangkat masalah ini. Jika keluhan tidak
dapat diatasi di tingkat desa, Kepala Desa menyampaikan keluhan kepada manajemen di
tempat proyek.
9-240
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
JENIS PENGADUAN:
1) DaftarInventarisasiAset yang terkenadampak
2) PelaksanaangantirugiAsetdanpermukimankembali
3) Pengaduan lain
Nama Pelapor/ PAP : __________________________
Desa / Kelurahan : __________________________
UraianPengaduan : __________________________
UraianRespon: ________________________________________________________
Pemberirespon: _______________________________________________________
Setiap jenis pengaduan memiliki mekanisme penanganan sendiri sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012: (i) keluhan tentang konfirmasi lokasi proyek dan hasil
inventarisasi aset, dan (ii) keluhan tentang nilai kompensasi. Tim Pelaksana Pembebasan
Tanah akan mencatat semua keluhan dan perselisihan yang ditanganinya.
9-241
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Gambar 9-9.
Bagan Alir Prosedur Pelaksanaan Pengadaan Lahan dan Penanganan Keluhan
Perhitungan atau
penaksiran harga
PemberianGantiKer
Penetapan lokasi
oleh lembaga
ugian
Appraisal/MAPPI YES
YES
(30 hari) Penyerahan
KONSTRUKSI
pelaksanaanpengadaantanah penguasaan, dan kompensasi
NO
kepadaKetuaPelaksanaPenga pemilikan, identifikasi atas asset)
14 hari NO 14 hari
daan Tanah (BPN) penggunaan dan aset terkena
TIM Hasilverifikasid Pengadilan Penitipan di
pemanfaatan tanah) dampak
Melakukan 14 anperbaikanata Negeri MA
(30 Hari) (14 Hari) 14 hari
verifikasi dan hari sAset yang 30 hari
Kasasi MA
perbaikan data terkena
30 hari
dampak
(14 hari)
1. Keluhan tentang Konfirmasi Lokasi Proyek dan Hasil Inventarisasi Aset
(i) Pihak yang berhak yang merasa dirugikan dapat mengajukan keberatan atas hasil
inventarisasi atas tanah dan aset lain yang ditemukan pada tanah yang terkena
dampak (bangunan, tanaman, benda-benda lain) pada Tim Pelaksanaan Pengadaan
Tanah (TPPT).
(ii) TPPT dalam waktu 14 hari akan memeriksa hasil inventarisasi aset yang terkena
dampak milik warga yang mengeluh tersebut dan akan membuat revisi/perbaikan,
sesuai kebutuhan. Jika warga tersebut belum puas dengan temuan TPPT, warga dapat
membawa masalah ini ke pengadilan daerah untuk penyelesaiannya.
(iv) Jika konsultasi tidak membawa penyelesaian, TPPT menganjurkan pihak yang berhak
menyelesaikannya melalui pengadilan.
9-242
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012, pihak yang berhak yang merasa
dirugikan bisa membawa pengaduan/keluhan dalam hal tingkat ganti kerugian langsung ke
TPPT atau badan pertanahan melalui tokoh masyarakat, yang akan menyampaikannya
kepada TPPT baik secara tertulis maupun secara lisan. TPPT bersama-sama dengan BPN dan
tokoh masyarakat akan berusaha mencari consensus untuk mencapai penyelesaian yang
dapat diterima oleh pihak yang berhak yang dirugikan, khususnya:
(i) Pihak yang berhak yang tidak puas dengan jumlah ganti kerugian yang ditawarkan oleh
TPPT memiliki waktu 30 hari untuk mencari kesepakatan dengan TPPT atas tingkat
ganti kerugian aset yang terkena dampak, termasuk kehilangan penghasilan dagang
atau pekerjaan yang terkena dampak.
(ii) Jika negosiasi tentang ganti kerugian dengan TPPT (Tim Pelaksanaan Pengadaan
Tanah) gagal, Pihak yang berhak dalam waktu 14 hari dapat mengajukan keluhan ke
pengadilan negeri tentang ganti kerugian yang ditawarkan oleh TPPT. Pengadilan akan
memproses kasus ini dalam waktu 30 hari.
(iii) Jika pihak yang berhak tidak puas dengan keputusan pengadilan negeri, dalam waktu
14 hari setelah keputusan oleh pengadilan negeri, yang bersangkutan dapat membawa
kasus ini ke Mahkamah Agung dan mencari pembalikan putusan pengadilan negeri.
Mahkamah Agung akan memutuskan kasus ini dalam waktu 30 hari.
3. Sengketa Lain
Keberatan yang terkait dengan kegiatan konstruksi dan masalah lain seperti permukiman
kembali yang tidak tercakup dalam mekanisme penyelesaian keberatan dalam Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2012 and Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun
2012, seperti pembatasan akses, mekanisme penyelesaian dapat ditempuh sebagai berikut:
i) Pihak yang berhak dapat menyampaikan keberatan kepada staf proyek, kontraktor,
atau kepala desa atau tokoh masyarakat setempat yang akan membawa keberatan
tersebut ke stafp royek di lapangan atau kantor subproyek. Staf proyek yang
menangani pengadaan tanah dan perlindungan sosial akan mencatat keberatan kepada
pengelolaan sub-proyek.
ii) Manajer proyek aka nmempertimbangkan keluhan dan dalam waktu 15 hari kerja untuk
menyampaikan keputusan kepada warga yang menyampaikan keluhan tersebut. Staf
proyek akan memfasilitasi komunikasi antara warga yang menyampaikan keberatan
dengan pengelolaan proyek dalam penyelesaian keluhan. Staf proyek akan
mendokumentasikan keberatan dan penyelesaiannya.
iii) Jika warga yang menyampaikan keberatan tidak puas dengan keputusan atau
penanganan keberatan, yang bersangkutan dapat membawa kasus, baik secara tertulis
maupun lisan kepada bupati/wali kota dalam jangka waktu 14 hari dari penerbitan
keputusan.
9-243
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
iv) Bupati/wali kota akan memutuskan keluhan dalam jangka waktu 30 hari dengan
meminta pendapat/keinginan dari: (i) pihak yang berhak yang melaporkan
pengaduan/keberatan, (ii) pihak terkait lainnya yang terkait dengan pengaduan.
v) Jika tidak ada keputusan untuk pengaduan tersebut atau jika warga yang dirugikan
tidak puas dengan keputusan yang diambil oleh bupati, yang bersangkutan dapat
membawa keluhan/kasus ke pengadilan untuk penyelesaian akhir.
9-244
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
BAB 10
PEMANTAUAN DAN PELAPORAN
Ditjen Perhubungan Laut/LMAN dengan bantuan konsultan proyek akan memantau semua
kegiatan yang berhubungan dengan pengadaan tanah, pembayaran ganti kerugian kepada
pihak yang berhak dan aspek lainnya. Lingkup pengawasan meliputi:
(i) Pembayaran ganti kerugian kepada semua pihak yang berhak dalam berbagai kategori,
sesuai dengan kebijakan ganti kerugian yang dijelaskan dalam LARAP.
(ii) Pelaksanaan pemulihan mata pencaharian dan keberhakan tunjangan social yang
dikoordinasikan oleh Bappeda Provinsi Jawa Barat dan Bappeda Kabupaten Subang
kepada dinas-dinas terkait.
(iv) Kepatuhan terhadap prosedur keluhan dan isu-isu yang belum terselesaikan yang
membutuhkan perhatian pengelola.
Unit Pelaksana Teknis secara berkala akan mengumpulkan informasi dari berbagai komite
pengadaan tanah. Laporan bulanan akan diserahkan kepada Ditjen Perhubungan Laut selaku
Institusi Penanggung Jawab untuk kegiatan Rencana Pengadaan Tanah dan Permukiman
Kembali.
10-245
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Indikator Pemantauan menangani isu khusus dari kegiatan LARAP dan matrik keberhakan.
Parameter kuncinya adalah:
(ii) Koordinasi penyelesaian aktivitas pengadaan tanah harus sudah selesai sebelum
pemberian kontrak pekerjaan sipil.
(iii) Ketetapan tentang bantuan pemulihan penghasilan menurut proyek, jika ada.
(v) Jumlah pihak yang berhak dan area yang termasuk sumbangan tanah secara sukarela
(vii) Pihak yang berhak harus dimonitor sehubungan dengan pemulihan aktivitas produktif.
(viii) Tingkat kepuasan pihak yang berhak tentang berbagai aspek LARAP. Pelaksanaan
mekanisme penanganan keluhan, dan kecepatan penanganan keluhanakan dipantau.
(ix) Sepanjang proses implementasi, kecenderungan taraf hidup akan diamati dan disurvei.
Apapun masalah potensial yang mungkin timbul dalam pemulihan taraf hidup akan
dilaporkan.
Untuk proyek dengan dampak pengadaan tanah, Ditjen Perhubungan Laut akan menyiapkan
laporan pemantauan tengah tahunan dan laporan pemantaun eksternal (untuk proyek
dengan kategori A) untuk dikrim ke Kementrian Perhubungan. Laporan mencakup kemajuan
kegiatan pengadaan tanah. Untuk proyek-proyek yang dianggap kompleks dan sensitif,
laporan pemantauan akan dikirim per triwulanan.
(i) Jumlah pihak yang berhak berdasarkan kategorid ampak, dan status pembayaran ganti
kerugian.
(iii) Jumlah dana yang dialokasikan untuk operasional atau untuk ganti kerugian dan
jumlah dana yang dikucurkan untuk masing-masing kategori.
(iv) Hasil akhir dari pengaduan dan keluhan masalah yang belum diselesaikan yang
membutuhkan tindakan dari penanggung jawab proyek.
10-246
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Laporan Pemantauan akan ditinjau oleh Kementrian Perhubungan dan akan dimuat di situs
web proyek. Ditjen Perhubungan Laut akan mengungkapkan hasil pemantauan kepada pihak
yang berhak khususnya tentang status LARAP, informasi tentang berbagi manfaat dan
rencana tindakan korektif, jika ada.
Ditjen Perhubungan Laut akan melakukan evaluasi atas pelaksanaan LARAP secara
keseluruhan setelah proyek selesai untuk mengkaji apakah kegiatan yang direncanakan
benar-benar mencapai tujuan yang diharapkan. Setidaknya, penilaian akan menghasilkan
data terpilah jender yang mencakup indikator-indikator seperti tingkat pendapatan, akses ke
pelayanan sosial, dan kepuasan pihak yang berhak.
10-247
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
BAB 11
KONSULTASI PUBLIK
Agar tata pemerintahan bekerja secara efektif dan proyek-proyek pembangunan menjadi
sukses, keterlibatan masyarakat dalam tata pemerintahan sangat penting. Dalam hal ini,
keterlibatan semua pemangku kepentingan sama pentingnya (Barry, 2002). Pemangku
kepentingan meliputi kelompok atau individu yang baik diuntungkan oleh atau mendapatkan
dampak akibat kebijakan/proyek atau kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi
kebijakan/proyek. Secara umum masyarakat miskin dan terpinggirkan (wanita, anak-anak,
lanjut usia, penyandang cacat, anak yatim, buruh tak bertanah) sering diabaikan, baik
karena mereka tidak menyadari dan tidak berkonsultasi atau karena mereka tidak memiliki
sebuah forum untuk mengekspresikan pandangannya. Mengidentifikasi dan berkonsultasi
dengan semua pemangku kepentingan, khususnya masyarakat miskin dan rentan, sangat
penting untuk menjamin agar proyek memenuhi kebutuhan masyarakat. Selanjutnya,
konsultasi membuka jalur komunikasi antara berbagai pemangku kepentingan dan pihak
berwenang pelaksana proyek, sehingga membantu proses penyelesaian konflik pada tahap
awal proyek daripada membiarkannya meningkat menjadi konfilk yang mengakibatkan
penundaan pelaksanaan dan peningkatan biaya. Partisipasi masyarakat lokal dalam
pengambilan keputusan akan membantu dalam memprioritaskan proyek-proyek tertentu dan
mengidentifikasi langkah-langkah efektif dan mengurangi dampak negatif.
11-248
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
3. Harus memperhatikan kondisi tata ruang dan jangan sampai ada kesalahan dalam
pelaksanaannya. Untuk itu Bistek/Gambar dapat segera disosialisasikan supaya tidak
terjadi dampak yang tidak diharapkan.
2. Harus ada perubahan tata ruang baik di pusat, provinsi, dan kabupaten.
2. Dinas terkait dapat bersinergi dengan rencana program dengan membantu penyiapan
dana untuk program-program terkait dengan rencana pelabuhan dan disediakan
anggaran untuk rencana pembangunan jalan.
3. Bistek/Gambar dapat segera disosialisasikan supaya tidak terjadi dampak yang tidak
diharapkan.
4. Perlu dilakukan revisi tata ruang, baik di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten.
5. Harus dipikirkan mengenai alternatif jalur distribusi. Opsi kuat dengan membangun
jalur kereta api ke Pakbaden karena wilayah permukiman yang akan diambil jauh lebih
sedikit, daripada dengan membangun jalan baru.
6. Di lokasi rencana kegiatan sudah beredar rumor tentang harga tanah dan harganya
sudah melambung sangat tinggi. Diperlukan patokan harga tanah oleh Bupati Subang
dalam bentuk Keputusan Bupati. Diwaspadai para spekulan yang sudah masuk
membeli lahan.
10. Di wilayah Subang khususnya Patimban agar dapat dibangun pembangkit listrik sendiri
dan suplai air bersih yang memadai.
11-249
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
11. Perlu disediakan sarana perkantoran dan industri pendukung laut. Kemungkinan
kebutuhan lahan akan menjadi ribuan hektar.
11-250
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Foto Dokumentasi
Konsultasi Publik dengan seluruh Stakehoders
Tempat : Ruang Rapat Bupati II, Kantor Pemerintah Kabupaten Subang
Selasa, 21 Juni 2016
11-251
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Kegiatan konsultasi publik dengan instansi terkait dilaksanakan di Ruang Rapat Broadband 3
dan 4 Hotel Nexa Jl. Supratman No. 66-68 Bandung hari Rabu, 22 Juni 2016. Pelaksanaan
kegiatan berupa koordinasi dan FGD yang dipimpin oleh Kepala Seksi Bidang Laut (Dishub
Provinsi Jawa Barat) dan dibuka oleh Kasubdit I Ditjen Perhubungan Laut Kementrian
Perhubungan. Disampaikan terlebih dahulu Paparan Penyiapan Infrastruktur Penunjang
Pelabuhan Patimban Subang oleh Ditjen Perhubungan Laut dan Paparan Penyusunan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Pelabuhan Patimban Subang oleh PT. Inasa Sakha
Kirana. Selanjutnya ditindaklanjuti dengan tanggapan dari berbagai instansi terkait di
Provinsi Jawa Barat yang terbagi ke dalam 3 sesi. Adapun kesimpulan dari kegiatan
konsultasi publik dengan instansi terkait sebagai berikut:
1. Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Subang mendukung rencana
pembangunan Pelabuhan Patimban.
3. Langkah selanjutnya adalah untuk proses penetapan lokasi oleh PUM setelah ada
pembahasan kesesuaian Tata ruang di BKPRD.
5. Harus memperhatikan area kawasan hutan lindung dan titik lokasinya secara cermat
dan benar.
6. Deliniasi sebaiknya menghindari permukiman, daerah industri dan daerah tambak yang
secara serius sedang dikelola.
7. Deliniasi mencakup jaringan jalan, backup area, dan pembangkit listrik. Namun luasan
dan titik lokasinya masih bersifat sementara. Dapat bertambah atau berkurang.
9. Titik jaringan irigasi harus diketahui secara jelas luasan dan panjangnya.
10. Lokasi sawah dan tambak harus bisa diketahui pemilik dan status kepemilikannya.
11. Kajian sosial ekonomi harus dilaksanakan secara mendalam karena akan menyangkut
kehidupan nelayan dan petambak.
12. Dokumen Perencanaan Pengadaan tanah akan diserahkan ke LMAN untuk dianalisis
secara mendalam biaya pembebasan tanah, pelaksanaan proses negoisasi dan
pembebasan tanah.
11-252
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Foto Dokumentasi
Konsultasi Publik dengan Instansi terkait
Tempat : Ruang Rapat Broadband 3 dan 4 Hotel Nexa - Bandung
Rabu, 22 Juni 2016
11-253
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Kegiatan dihadiri oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Subang, MUSPIKA Kab. Subang, Kepala
Desa, LMD, Kepala Dusun, dan Karang Taruna. Pertemuan dibuka oleh Camat Pusakanagara
yang kemudian ditindaklanjuti dengan Paparan Kegiatan Sosialisasi dan Rencana Survei dan
Pendataan oleh Konsultan. Juga disampaikan arahan dari Kepala Dinas Perhubungan Kab.
Subang.
Camat Pusakanagara menyampaikan beberapa hal terkait dengan kegiatan sosialisasi dan
rencana Pembangunan Pelabuhan sebagai berikut:
Paparan Konsultan
Konsultan akan melakukan survei sosial ekonomi dan pendataan terhadap warga yang
kemungkinan terkena dampak yang akan dilaksanakan secara sensus dari rumah ke
rumah.
Diperlukan data-data terkait luasan area, pemilik tanah, status dan bukti kepemilikan
tanah berdasarkan perkiraan deliniasi yang ada.
Pelaksanaan survei dan pendataan akan dilakukan melalui kordinasi dengan Pemerintah
Desa Patimban.
Kegiatan berada pada tahap perencanaan dan difokuskan kepada rencana pengadaan
lahan. Perhitungan luasan tanah, bangunan dan sebagainya baru bersifat perkiraan,
yang kemungkinan akan bertambah atau berkurang
Disampaikan agar kegiatan ini tidak menjadi rumor di kalangan masyarakat, yang
nantinya dikhawatirkan akan mempengaruhi harga tanah
Desa lainnya yang dilalui atau merupakan akses jalan menuju wilayah Patimban
nantinya akan juga turut dikembangkan
11-254
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Adapun kesimpulan dari kegiatan konsultasi dengan pihak Kecamatan Pusakanagara sebagai
berikut:
4. Kegiatan Pelabuhann Patimban dimulai dari tahun 2010 dengan status sebagai
Pelabuhan regional. Selama pembangunan dilaksanakan, tidak ada hambatan yang
berarti dari masyarakat
5. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai ada yang mengatasnamakan
masyarakat untuk kepentingan golongan tertentu. Hal ini akan mengganggu aktifitas
pembangunan, terutama dengan adanya rumor terkait harga lahan.
8. Situasi di wilayah Patimban, banyak masyarakat yang bertani namun hasilnya tidak
maksimal karena panen hanya 1 kali setahun.
9. Ada wilayah tambak dan lahan produktif lainnya, sehingga diharapkan ganti rugi dapat
disesuaikan dengan kerugian usaha akibat dibebaskan lahannya
10. Konsultan diharapkan selalu berkoordinasi dengan aparat desa dan Muspika setempat.
11. Jangan sampai kegiatan ini dijadikan lahan untuk mencari keuntungan oleh golongan
tertentu.
12. Pertemuan ini adalah pertemuan pertama terkait rencana pelabuhan Patimban
13. Masyarakat sudah mendengar rencana pembangunan Pelabuhan Patimban sudah lama.
14. Banyak pengusahan tambak yang masuk ke wilayah Patimban, namun masyarakat
Patimban sendiri tidak ada yang dilibatkan, sehingga dengan adanya rencana
pembangunan pelabuhan Patimban ini diharapkan dapat menyerap tenaga kerja dari
masyarakat Patimban. Masyarakat jangan hanya menjadi penonton, namun rencana
kegiatan harus dapat memberikan manfaat dan berkontribusi bagi peningkatan
perekonomian masyarakat.
15. Status kepemilikan di Desa Patimban hamper 90% pemiliknya adalah warga di luar
wilayah Patimban atau diluar Kecamatan Pusakanagara.
16. Perlu dibahas dan diinformasikan perkiraan wilayah mana saja yang akan masuk wilayah
pembebasan tanah.
11-255
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
17. Perlu ada kajian relokasi dan permukiman kembali bagi masyarakat yang terkena
pembebasan lahan
1. Pembahasan terkait area deliniasi untuk penentuan blok-blok lokasi sementara. Dari
peta bidang yang ada di desa. Diketahui lokasi berada di Blok 16 sampai Blok 25.
2. Berdasarkan lokasi blok tersebut akan disusun nama-nama pemilik tanah, luas lahan,
status kepemilikan, dan lokasi.
3. Direncanakan akan dilakukan koordinasi dengan setiap kepala Kadus di wilayah area
Deliniasi paling lambat tanggal 17 Juli 2016 yang ditindaklanjuti dengan sosialisasi
kepada pemilik tanah sebelum dilakukan pendataan.
5. Dafar nama pemilik tanah diharapkan dapat diperoleh paling lambat tanggal 10 Juli
2016 untuk selanjutnya ditentukan tim survey di setiap dusun di area deliniasi.
11-256
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Foto Dokumentasi
Konsultasi Publik dengan Pihak Kecamatan
Tempat : Aula Kecamatan Pusakanagara Kabupaten Subang
Selasa, 28 Juni 2016
11-257
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Kegiatan konsultasi publik di wilayah rencana kegiatan di Blok 15 s.d. Blok 20 merupakan
kegiatan konsultasi publik yang dilaksanakan kepada warga terkena dampak (mencakup para
pemilik tanah, penggarap), tokoh masyarakat, LMD dan dan intansi terkait. Kegiatan
dilaksanakan dari tanggal 28 s.d. 29 Juli 2016 bertempat di Kantor Desa Patimban. Kegiatan
konsultasi publik tahap 1 dilaksanakan tanggal 28 Juli 2016 dilaksanan kepada para pemilik
tanah di Blok 15, Blok 19 dan Blok 20. Sedangkan di tanggal 29 Juli 2016 dilaksanakan
kepada pemilik tanah di Blok 16, Blok 17, dan Blok 18.
Kegiatan konsultasi publik di Blok 15, Blok 19 dan Blok 20 dilaksanakan tanggal 28 Juli
2016 di Kantor Desa Patimban.
1. Camat Pusakanagara
3. BPD Patimban
4. Kapolsek Pusakanagara
6. Tokoh Masyarakat
2. Sesi 1 dibuka oleh Kepala Desa Patimban dengan sambutan dari Kepala BPD
Patimban, Kapolsek, dan Camat Pusakanagara. Dilanjutkan dengan penjelasan
kegiatan survei asset dan survei sosial ekonomi dan diskusi dengan Pemilik tanah di
Blok 15.
3. Sesi 2 dibuka oleh Aparat Desa Patimban dilanjutkan sambutan oleh Camat
Pusakanagara dan Kapolsek Pusakanagara. Dilanjutkan dengan penjelasan kegiatan
survei asset dan survei sosial ekonomi dan diskusi dengan Pemilik tanah di Blok 19
dan Blok 20.
4. Hasil dari diskusi di Sesi 1 dan Sesi tertuang dalam kesimpulan yang merupakan
rangkuman dari notulensi yang telah dibuat selama kegiatan sosialisasi.
11-258
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
C. Kesimpulan:
b) Kegiatan pendataan yang dilaksanakan oleh Tim Konsultan masih dalam tahap
perencanaan. Kemungkinan wilayah yang telah didata akan bergeser kalau
Dokumen Master plan dan DED telah selesai. Hasil yang diperoleh dari
kegiatan pendataan merupakan data awal yang akan diverifikasi ulang oleh
Tim Persiapan Pengadaan tanah di bawah koordinasi Gubernur Provinsi Jawa
Barat dan Tim Pelaksana Kegiatan Pengadaan tanah di bawah koordinasi
Kantor Wilayah Pertanahan Provinsi Jawa Barat.
c) Tim akan mulai melaksanakan kegiatan survei lapangan tanggal 29 Juli di Blok
15 dan Tanggal 30 Juli di Blok 19 dan Blok 20. Masyarakat diharapkan dapat
datang ke lokasi asset jam 8 pagi. Surveyor akan datang dan langsung
mendata asset dan kondisi sosial ekonomi masyarakat.
e) Di Blok 15 ada pemakaman, diharapkan dapat terdata. Begitu pula akan didata
fasilitas sosial dan umum yang akan terkena dampak pembangunan. Seperti
jalan desa, saluran air, MCK, dll.
11-259
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
a) Diharapkan agar harga tanah tidak didasarkan kepada harga NJOP. Juga
jangan sampai terjadi intimidasi di masyarakat dengan memaksakan harga
tanah harus sesuai dengan NJOP.
3. Sikap/Harapan Masyarakat
c) Perlu diperhatikan nasib petani sawah, petani tambak dan para nelayan.
Rencana kegiatan dapat menyebabkan para petani maupun nelayan
kehilangan mata pencahariaan dan pendapatan karena sawah dan tambak
akan hilang, juga daerah penangkapan nelayan akan menjadi lebih jauh. Untuk
11-260
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
itu perlu diupayakan adanya jalan keluar yang akan dihadapi oleh para petani
dan nelayan.
d) Tim survei akan mendata kondisi sosial ekonomi masyarakat, sebagai bahan
kajian tim di tahap perencanaan maupun bahan kajian di tahap pelaksanaan
oleh tim appraisal independen. Tim appraisal akan mendata kondisi sosial
ekonomi sebagai bahan penilaian untuk kondisi non fisik.
11-261
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Foto Dokumentasi
Konsultasi Publik dengan Pemilik Lahan Blok 15, Blok 19 dan Blok 20
Tempat : Aula Kantor Desa Patimban
Kamis, 28 Juli 2016
11-262
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Kegiatan konsultasi public di Blok 16, Blok 17, dan Blok 18 dilaksanakan tanggal 29 JULI
2016 bertempat di Kantor Desa Patimban.
1. Bupati Subang
2. Camat Pusakanagara
4. Kapolsek Pusakanagara
6. Tokoh Masyarakat
Kegiatan dibuka oleh Sekretaris Desa Patimban dengan sambutan dari Bupati
Subang dan Camat Pusakanagara. Dilanjutkan dengan penjelasan kegiatan survei
asset dan survei sosial ekonomi dan diskusi dengan Pemilik tanah di Blok 16, Blok
17, dan Blok 18.
Hasil dari diskusi termuat dalam kesimpulan yang merupakan rangkuman dari
notulensi yang telah dibuat selama kegiatan sosialisasi.
11-263
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
2. Proses pengadaan tanah yang dilaksanakan agar dapat memberikan imbalan secara
wajar dan tidak merugikan masyarakat. Harga lahan agar dapat menguntungan
masyarakat. Tim appraisal independen akan menghitungan berapa nilai ganti rugi
yang wajar.
D. Sikap/Harapan Masyarakat
2. Kehidupan pelabuhan biasanya eksklusif dan tenaga kerja biasanya direkrut dari
luar. Sementara masyarakat di Desa Patimban yang berpendidikan rendah hanya
menjadi kuli bangunan. Dimohon agar masyarakat lokal dapat diberi kesempatan
untuk bekerja secara layak.
11-264
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
3. Petani harus melepas tanah, sehingga lahan sawah dan tambak harus dilepaskan.
Untuk itu ganti rugi harus dapat memenuhi rasa keadilan sesuai UUD 1945 Pasal 33.
4. Harga jangan ditetapkan berdasarkan NJOP karena sangat kecil, tetapi harus
berdasarkan harga kesepakatan.
5. Masyarakat setuju ada pelabuhan di Desa Patimban, tetapi dengan catatan untuk
pembebasan lahan pemerintah harus memberikan ganti rugi yang sepantasnya dan
memenuhi rasa keadilan masyarakat.
7. Realisasi untuk peningkatan ekonomi masyarakat setelah ada pelabuhan dan tidak
menimbulkan dampak negatif, akan teranalisa dan terkelola dalam dokumen
AMDAL karena dokumen AMDAL berkekuatan hukum. Jadi arahan dari Rencana
Pengelolaan Lingkungan (LKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) harus
dilaksanakan oleh pemrakarsa yaitu Kementrian Perhubungan. Apabila tidak
dilaksanakan, maka Izin Lingkungan akan dicabut.
2. Kegiatan pendataan yang dilaksanakan oleh Tim Konsultan masih dalam tahap
perencanaan. Kemungkinan wilayah yang telah didata akan bergeser kalau
Dokumen Master plan dan DED telah selesai. Hasil yang diperoleh dari kegiatan
pendataan merupakan data awal yang akan diverifikasi ulang oleh Tim Persiapan
Pengadaan tanah di bawah koordinasi Gubernur Provinsi Jawa Barat dan Tim
Pelaksana Kegiatan Pengadaan tanah di bawah koordinasi Kantor Wilayah
Pertanahan Provinsi Jawa Barat.
3. Luas lahan yang akan digunakan baik untuk pelabuhan seluas 300 Ha dan Back Up
area seluas 250 Ha apabila diperlukan penambahan sesuai dengan arahan DED,
akan ditambah. Hanya belum bisa ditetapkan penambahan ke daerah mana.
5. Area jalan yang telah dibangun swadaya petani lebar 6 meter dan rencana jalan
untuk pelabuhan yang awalnya lebar, sekarang hanya tinggal 24 m akan didata,
termasuk saluran irigasi dan fasos/fasum lainnya.
11-265
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
ada maksud untuk melakukan rekayasa dalam proses pendataan. Undangan sudah
didistribusikan ke para pemilik tanah melalui Desa Patimban.
8. Jadwal pendataan di Blok 16, Blok 17, dan Blok 18 akan dilaksanakan dari tanggal
1 s.d 3 Agustus 2016. Akan diperpanjang jangka waktunya untuk pendataan di
setiap blok yang belum selesai pendataannya. Bagi warga yang tidak datang, tim
survei akan datang berkunjung ke tempat tinggalnya dulu dan dilanjutkan dengan
pendataan asset di lokasi tapak kegiatan.
F. Rekomendasi
4. Bagi masyakarakat yang belum hadir pada saat kegiatan sosialisasi harus didata ke
lokasi tempat tinggalnya karena seluruh pemilik tanah harus terdata dengan baik.
Mendata dengan tepat kondisi social ekonomi masyarakat, akan dijadikan dasar dalam
menentukan nilai kerugian non fisik dan sebagai dasar bagi pemerintah daerah dalam
menyusun program pemulihan mata pencahariaan.
11-266
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Foto Dokumentasi
Konsultasi Publik dengan Pemilik Lahan Blok 16, Blok 17 dan Blok 18
Tempat : Aula Kantor Desa Patimban
Jum’at, 29 Juli 2016
11-267
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Konsultasi publik lanjutan dilaksanakan hari Minggu tanggal 14 agustus 2016 untuk para
pemilik tanah di Blok 15, Blok 16, dan Blok 17 yang tinggal di Desa Kaletambo, Desa
Cemara, Desa Kalecabang, Desa Gempol, dan Desa Rancadaka.
3. Warga di Desa Gempol, Desa Cemara, Desa Rancadaka, Desa Kalecabang dan Desa
Kalentambo
4. Para pemlik tanah di Blok 15, Blok 16, dan Blok 17 Desa Patimban
5. Konsultan
B. Tujuan Sosialisasi :
2. Memberikan pemahaman masyarakat tentang tujuan kegiatan, agar tidak ada salah
persepsi sehingga sebagian masyarakat menolak untuk didata.
4. Mengupdate data dasar jumlah persil masih menggunakan data yang lama,
sehingga perlu melakukan verifikasi data lagi sebelum terjun ke lapangan.
11-268
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
1. Wilayah patimban, tidak banyak wilayah pertanian (sumber air di lokasi ini sangat
kering/sangat terbatas). Sehingga masyarakat sangat mendukung pembangunan
pelabuhan ini. Diharapkan juga masyarakat dilibatkan dalam pembangunan
pelabuhan ini. Pemda sudah menyiapkan relokasi yang akan dipakai sebagai
pengganti lahan.
5. Masyarakat tidak perlu khawatir dengan masalah besaran nilai ganti rugi
6. Disampaikan juga bahwa area luasan lahan yang akan dibebaskan belum
ditetapkan sehingga lahan yang akan terkena belum bisa dipastikan
7. Pendataan yang dilakukan sebagai persiapan awal mengenai data pemilik dan
luasan lahan yang dimiliki
8. Perkiraan ganti akan meliputi ganti rugi untuk lahan, bangunan dan tanaman
tumbuh
10. Pada saat sosialisasi, dilakukan juga simulasi pendataan dan survei lahan serta
pengisian form survei terhadap beberapa warga yang membawa dokumen
kelengkapan sehingga dapat langsung dilakukan pendataan di lokasi sosialisasi.
Konsultasi publik untuk kegiatan jalan akses (access road) dilaksanakan hari Selasa tanggal 4
Oktober 2016 bertempat di Kecamatan Pusakanagara dari jam 10.00 – selesai. Masyarakat
yang diundang adalah para pemilik tanah di lokasi access road yang berlokasi di Desa
Gempol, Desa Kaletambo, Desa Pusaka Ratu, Desa Kota Sari seluruhnya berada di
Kecamatan Pusakanagara dan berada di Desa Pusaka Jaya Kecamatan Pusaka Jaya.
Pertemuan dipimpin dan dibuka oleh Camat Pusakanagara dengan didampingi Camat Pusaka
Jaya dan Muspika setempat.
11-269
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
2. Camat Pusakanagara
4. Kapolsek
7. Danramil
8. Kepala Desa terkena dampak (Desa Gempol, Desa Kaletambo, Desa Pusaka Ratu,
Desa Kota Sari, Desa Pusaka Jaya)
9. Para pemilik tanah dan masyarakat Desa Gempol, Desa Kaletambo, Desa Pusaka
Ratu, Desa Kota Sari, Desa Pusaka Jaya
2. Rencana pelebaran jalan 30 meter kearah kanan jalan eksisting yang akan
digunakan jalan akses menuju/dari Pelabuhan Patimban. Lokasi di tanah merah dan
jalan arah Pantura.
11-270
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
3. Rencana pembangunan jalan akses harus memperhatikan saluran air yang ada agar
tidak menimbulkan banjir.
4. Harus memperhatikan warga yang terkena dampak seluruhnya, tidak hanya tanah
tapi termasuk rumah yang akan ditempati. Dimana mereka akan dipindahkan dan
memperhatikan kondisi usaha masyarakat.
5. Proses pembebasan tanah harus jelas dan transparan, harus ganti untung bukan
ganti rugi.
6. Memperhatikan ukuran luas tanah dan bangunan antara di SPPT berbeda dengan
ukuran sebenarnya. Kebijakan akan mengacu ke hasil pengukuran oleh BPN di
tahap pelaksanaan.
11-271
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Foto Dokumentasi
Konsultasi Publik dengan Pemilik Lahan di Lokasi Access Road
Tempat : Aula Kantor Kecamatan Pusakanagara
Selasa, 4 Oktober 2016
11-272
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Sebelum rapat diadakan, salinan draft ringkasan LARAP dan matriks keberhakan dalam
bahasa Indonesia diungkapkan di kantor Kecamatan Pusakanegara untuk diakses oleh
masyarakat. Juga, penjelasan pendahuluan dilakukan kepada para pemimpin desa pada
tanggal 6 Desember 2016.
1) Pantai Patimban
11-273
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
4) Jadwal Kegiatan
5) Penaganan Keluhan
6) Tindak Lanjut Program Pemulihan Mata Pencahriaan Bagi Warga
Terkena Dampak khususnya terkategori rentan (miskin, janda,
usia lanjut, dan cacat. Program bertujuan untuk memulihan mata
pencahariaan WTP maupun penurrunan pendapattan yang akan
dialami WTP selama kegiatan pengadaan lahan, tahap konstruksi
sampai tahap operasi.
5. Tanya Jawab
Dokumen yang Bahan presentasi
Digunakan/Bahan
Untuk Menjelaskan
11-274
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
11-275
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Penduduk Laki- Masyarakat khawatir dengan status Masyarakat tidak perlu khawatir
Patimban Laki tanah yang belum bersertifikat dan status tanahnya. Hak
akan berimbas kepada nilai kepemilikan atas tanah dapat
konpensasi dibuktikan dengan adanya tanda
bukti berupa Girik/Surat
Pembayaran Pajak, Akta Jual Beli
dan Setifikat. Jika ada masyarakat
yang belum mengurus surat-surat
tanahnya harap dilakukan dengan
segera.
Masyarakat tidak perlu khawatir,
karena nilai konpensasi akan
ditentukan oleh tim independen,
dimana penilaiannya tidak hanya
meliputi tanah/lahan tetapi juga
apa-apa yang ada diatasnya
berupa bangunan, tananam dan
benda-benda lainnya yang memiliki
nilai ekonomi.
Penduduk Laki- Kapan pelaksanaan ganti rugi? Proses pengadaan tanah untuk
Patimban Laki pembangunan dilakukan dalam
tiga tahap, dan sampai kegiatan
11-276
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
11-277
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Jawaban/Refleksi
Jenis
Jabatan Tanggapan/Pertanyaan Tanggapan Terhadap
Kelamin
Proyek
Pemilik dan penggarap Laki-Laki -Ganti rugi untuk tanaman -UU No.2 tahun 2012 Pasal
tanah pisang? 33
-mohon tidak ada intervensi -Perpres No.71 tahun 2012
harga dari pihak manapun pasal 65
mengenai harga tanah -Peraturan Kepala BPN No.5
tahun 2012
-PP no.38 tahun 2007
Laki-Laki -Blok 17 ada kandang ayam Masukan untuk Kemnterian
Pemilik tanah blok 17 dan saung kecil di sawah perhubungan, JICA, Tim
-Blok 18 ada tambak dan Penilai Independen, dan
sawah instansi terkait
Pemilik lahan blok Laki-Laki -Penggunaan istilah, bukan Masukan untuk Kemnterian
17,18,19 dan 20 ganti rugi tapi ganti untung perhubungan, JICA, Tim
dengan berlandaskan prinsif Penilai Independen, dan
layak dan adil. instansi terkait
-SPPT bisa diakui sebagai
legalitas kepemilikan
-Harga tanah dengan legalitas
AJB dan sertifikat mohon
tidak terlalu jauh.
Pemilik lahan blok 18 Laki-Laki -status SKD kepemilikan Masukan untuk Kemnterian
tanah perhubungan, JICA dan
-harga mohon negosiasi instansi terkait
langsung dengan dengan
masyarakat
-tenaga kerja yang
diberdayakan dari masyarakat
mohon lebih dari 20 persen.
Laki-Laki -minta jaminan program Masukan untuk Kemnterian
Petani pemulihan mata pencaharian perhubungan, JICA dan
-jaminan terbukanya peluang instansi terkait
pekerjaan
Pemilik lahan blok Laki-Laki -sudah terbentuk paguyuban Masukan untuk Kemnterian
17,18.19,20 petani perhubungan, JICA dan
-mohon paguyuban petani ini instansi terkait
dilibatkan dalam setiap
pertemuan antara warga dan
pihak pengembang
Laki-Laki -sesegera mungkin proyek ini Masukan untuk Kemnterian
Kades Kalentambo direalisasikan perhubungan, JICA dan
- program pemulihan mata instansi terkait
pencaharian sangat
11-278
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
dinantikan warga
-buka peluang pekerjaan
mulai dari saat ini
Pemilik Laki-Laki -mohon disediakan akses Masukan untuk Kemnterian
Blok 16 dan 18 masyarakat untuk bisa masuk perhubungan, JICA dan
pelabuhan untuk sekedar instansi terkait
rekreasi pasca dibangunnya
pelabuhan. Pengalaman di
tanjung priuk ternyata sangat
susah masyarakat untuk bisa
masuk ke pelabuhan
tersebut.
4) Desa Gempol
Tanggal Jumat, 16 Desember 2016
Waktu 14:00 – 15:30 WIB
Tempat Kantor Desa Gempol
Peserta yang Hadir Pemilik Tanah , Penggarap dan tenaga kerja di access road
Jumlah Peserta (Jumlah 33 (18)
Perempuan)
11-279
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
5) Desa Pusakaratu
Tanggal 16 Desember 2016
Waktu 13.30 – 16.00 WIB
Tempat Aula Desa Pusakaratu Kecamatan Pusakanegara
Peserta yang Hadir Pemilik Tanah, penggarap, tenaga kerja di wilayah Jalan akses.
Jumlah Peserta yang 33 (8)
Hadir (Jumlah
Perempuan yang Hadir)
Isi/Agenda Presentasi 1. Pembukaan oleh Kepala Desa Pusakaratu
Pembangunan pelabuhan di kecamatan pusakanagara ini harus
didukung 100% oleh masyarakat. Ini kesempatan besar untuk wilayah
kita menjadi berkembang dan maju karena apabila suatu daerah ada
pelabuhan maka daerah tersebut akan cepat perkembangannya
sehingga akhirnya masyarakat akan meningkat tingkat
kesejahteraannya
2. Penjelasan materi oleh konsultan
3. Sambutan dari Bu Camat
Sebelumnya sudah ada konsultasi public tingkat kecamatan. Hingga
saat ini dari pelaksana proyek tahapannya masih di sosialiasi hasil,
sehingga diharapkan masyarakat sabar dan tidak mempercayai
informasi dari pihak luar yang bukan melaksanakan proyek
4. Sambutan dari Kemenhub (Pak Kasman)
Pemerintah berusaha semaksimal mungkin dalam pembangunan tidak
merugikan masyarakat, malah sebaliknya bisa mensejahterakan
masyarakat. Yang melakukan pembangunan adalah pemerintah bukan
swasta, dimana swasta hanya berpatokan pada untung rugi mereka
tidak seperti pemerintah yang bertujuan untuk mensejahterakan
rakyat sekaligus membuka lapangan kerja baru. Dana pembangunan
berasal dari pinjaman luar negeri (Jepang).
5. Tanya Jawab
Used Bahan presentasi
documents/materials
for the explanation
11-280
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Peserta yang Hadir Nelayan dari 3 TPI: Kali Genteng, Truntum dan Tanjung Pura.
Jumlah Peserta yang 50 (0)
Hadir (Jumlah
Perempuan)
11-281
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
11-282
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Photo Dokumentasi
Publik Konsultasi Terkait Kebijakan Ganti Kerugian
Tempat: 6 Lokasi di Desa-Desa Terkena Dampak
Jumat, 16 Desember, 2016
11-283
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Tahap Persiapan. Tahap persiapan merupakan suatu proses kegiatan yang ditujukan untuk
penetapan lokasi dimana rencana kegiatan pengadaan tanah akan dilaksanakan yang akan
dilaksanakan oleh Tim Persiapan Pengadaan Tanah sejak Dokumen Perencanaan Pengadaan
Tanah disampaikan secara resmi oleh DGST kepada Gubernur Provinsi Jawa Barat.
Di tahapan ini kegiatan sosialisasi yang sangat penting dilakukan adalah: (i) Sosialisasi
Rencana Kegiatan ke masyarakat oleh Tim Persiapan Pengadaan Tanah, (ii)
Memperkenalkan Matrik Keberhakan Masyarakat dan (iii) distribusi PIB (Public Information
Booklet) ke penduduk terkena dampak yang ada di wilayah proyek. Pentingnya
pengungkapan kegiatan proyek serta hasil Survei IOL/SES yang benar-benar dipahami oleh
penduduk terkena dampak. Selain penduduk terkena dampak, kepala desa/raja dan
pemimpin agama perlu diikutsertakan dalam proses konsultasi.
Di tahap persiapan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Tim Persiapan Pengadaan Tanah
sebagai berikut:
Pengungkapan informasi mengenai rencana proyek diberikan baik secara langsung maupun
tidak langsung. Pengungkapan informasi langsung dilakukan melalui sosialisasi, tatap muka,
atau pemberitahuan, sementara pengungkapan informasi tidak langsung dilakukan melalui
media cetak atau elektronik. Pemberitahuan mengenai rencana proyek tersebut mencakup
informasi berikut:
Pada pelaksanaan kegiatan konsultasi publik, Tim Persiapan akan menjelaskan mengenai
rencana pengadaan tanah untuk pembangunan Pelabuhan Patimban meliputi:
11-284
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
PIB akan mencakup informasi berikut: (i) deskripsi Rencana Proyek Pelabuhan Patimban dan
dampak sosial yang akan terjadi dari rencana proyek, (ii) langkah-langkah untuk
menghindari dampak, termasuk pemberian keberhakan pada penduduk/rumah tangga
terkena dampak, (iii) prosedur konsultasi dan keluhan, (iv) jadwal penyerahan kompensasi
dan bantuan, (v) jadual pengosongan aset dari koridor dampak, dan (vi) nama petugas yang
dapat dihubungi untuk segala pertanyaan /klarifikasi dari rencana proyek.
Setelah pelaksanaan kegiatan pendataan dan pengukuran rinci dilaksanakan, Tim Pelaksana
Pengadaan Tanah yang dikoordinir oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) Provinsi dan
DGST akan membahas hasil kegiatan pendataan dan pengukuran rinci bersama dengan
penduduk/rumah tangga terkena dampak dan mendiskusikan kebijakan permukiman kembali,
serta hak dan pilihan relokasi/rekonstruksi. Salinan dokumen LARAP akan tersedia di kantor-
kantor pemerintah daerah terkait. Laporan pemantauan sosial atas pelaksanaan LARAP juga
akan diungkapkan kepada publik dan dimuat di website Ditjen Perhubungan Laut.
Strategi:
11-285
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Strategi yang akan dilaksanakan DGST dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan
sebagai berikut:
(a) Dirjen Perhubungan Laut akan didukung oleh dokumen-dokumen hukum dalam
pengadaan lahan di wilayah operasinya, yang mencakup: kebijakan/Keputusan
Menteri Perhubungan, penetapan lokasi dari Gubernur Provinsi Jawa Barat, dan lain-
lain.
(b) DGST akan membentuk Satker khusus Pengadaan Lahan untuk memfasilitasi
penyelesaian masalah pengadaan lahan di wilayah operasi. DGST juga akan
mengembangkan sistem manajemen data dan dan peralatan pendukungnya.
(c) DGT akan memperoleh tanah dengan cara yang tepat dan menyelaraskan harga
tanah berdasarkan harga pasar yang dapat diterima dengan dokumen hukum yang
lengkap dan batas-batas tanah yang jelas.
(d) Menentukan lokasi yang diperlukan melalui survei dan studi terpadu dengan
mempertimbangkan kebutuhan infrastruktur masa depan.
(f) Mengembangkan dan memperbarui strategi pengadaan lahan secara baik dan sejalan
dengan ketentuan perundangan yang berlaku
(g) Penyelesaian masalah tanah akan mengacu pada kebijakan strategis dalam
pembebasan tanah sebagai berikut:
11-286
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
BAB 12
WAKTU PELAKSANAAN
Waktu pelaksanaan Kegiatan LARAP berdasarkan Dokumen LARAP yang telah disiapkan oleh
Ditjen Perhubungan Laut mengacu ke Peraturan Pemerintah Indoensia dapat dilihat pada
Tabel 13-1.
Table 0-4.
Gambaran Waktu Pelaksanaan Kegiatan Pengadaan Tanah
WAKTU
NO. TAHAP KEGIATAN
PELAKSANAAN
I TAHAP PERENCANAAN
Mei 2016 – April
1. Penyelesaian Rancangan Rinci Konstruksi
2017
2. Juni 2016 –
Konsultasi Publik
Oktober 2016
Identifikasi asset terkena dampak dan Survei Sosial Juni – Oktober
3.
Ekonomi pihak yang berhak 2016
Oktober -
4. Penyiapan Program Pemulihan Mata Pencahariaan
November 2016
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pengadaan Juni – 10 November
5.
Tanah 2016
Pengesahan Dokumen Perencanaan Pengadaan
6. November 2016
Tanah
Mengungkap dokumen perencanaan pengadaan
7. tanah/permukiman kembali ke publik (pihak yang November 2016
berhak dan stakeholder lainnya) dan website
Penyerahan Dokumen Perencanaan Pengadaan
8. November 2016
Tanah ke Gubernur Provinsi Jawa Barat
II TAHAP PERSIAPAN
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Diterima
1. November 2016
Gubernur Provinsi Jawa Barat
2. Pembentukan Tim Persiapan Pengadaan Tanah Januari 2017
Pemberitahuan Rencana Pembangunan Pelabuhan
3. Jan 2017
Patimban ke Masyarakat
12-287
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
WAKTU
NO. TAHAP KEGIATAN
PELAKSANAAN
Identifikasi dan Pendataan Awal Pihak yang Berhak Januari Pebruari
4.
dan Objek Pengadaan Tanah 2017
Pebruari - Maret
5. Konsultasi Publik Rencana Pembangunan
2017
6. Penetapan Lokasi April 2017
III TAHAP PELAKSANAAN
1. Persiapan Pelaksanaan Pengadaan Tanah (14 hari) 1 - 14 April 2017
2. Pembentukan Tim Pelaksana Pengadaan Tanah 15 April 2017
16 April 2017 – 16
3. Inventarisasi dan identifikasi (30 Hari)
Mei 2017
Pengumuman WTP Definitif dan Masa Sanggah (14
4. 17 – 30 Mei 2017
Hari)
Re-inventarisasi dan Re-Identifikasi Apabila Ada
5. 1 – 15 Juni 2016
Sanggahan (14 Hari)
Proses Seleksi dan Penetapan Penilai Independen
15 Juni – 15
6. (30) dan Penilaian Obyek Pengadaan Tanah (30
Agustus 2017
hari)
Musyawarah Bentuk Ganti Kerugian dan 16 Agustus – 16
7.
Pengumuman Bentuk Ganti Kerugian (30 Hari) September 2017
Pengajuan Keberatan dan penyelesaian Pengadilan
8.
(jika ada 88 hari)
Pemberian Ganti Kerugian (jika tidak ada pengajuan 17 September - 17
9.
keberatan) (30 hari) Oktober 2017
18 Oktober – 30
10. Penyerahan Hasil (pengalihan hak dan sertifikasi)
Des 2017
IV MONITORING DAN PENYERAHAN HASIL
Nov 2016 –
1. Pemantauan Internal
Desember 2017
April – Desember
2. Pemantauan Eksternal
2017
12-288
RENCANA TINDAK PEMBEBASAN LAHAN DAN PEMUKIMAN KEMBALI
PELABUHAN PATIMBAN, KABUPATEN SUBANG
Rencana detail pelaksanaan dari program pemulihan mata penacaharian (LRP) akan
dikembangkan pada 2017 melalui diskusi terbuka dengan masyarakat yang terkena dampak
dan pemerintah daerah. Implementasinya diperkirakan akan dimulai pada 2017.
Tabel0-5.
JangkaWaktu Program Pemulihan Mata Pencaharian(LRP)
12-289