Makalah Farmmakognosi Kelompok 4 Tanin
Makalah Farmmakognosi Kelompok 4 Tanin
FARMAKOGNOSI
OLEH:
KELOMPOK III
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011
KATA PENGANTAR
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Tanin memiliki peranan biologis yang kompleks. Hal ini dikarenakan sifat
tannin yang sangat kompleks mulai dai pengendap protein hingga pengkhelat
logam. Maka dari itu efek yang disebabkan tanin tidak dapat diprediksi. Tanin
juga dapat berfungsi sebagai antioksi dan biologis.
I.3. Tujuan
Sifat-sifat Tanin :
1. Dalam air membentuk larutan koloidal yang bereaksi asam dan sepat.
2. Mengendapkan larutan gelatin dan larutan alkaloid.
3. Tidak dapat mengkristal.
4. Larutan alkali mampu mengoksidasi oksigen.
5. Mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan protein
tersebut sehingga tidak dipengaruhi oleh enzim protiolitik.
Sifat kimia Tanin :
1. Merupakan senyawa kompleks dalam bentuk campuran polifenol yang
sukar dipisahkan sehingga sukar mengkristal.
2. Tanin dapat diidentifikasikan dengan kromotografi.
3. Senyawa fenol dari tanin mempunyai aksi adstrigensia, antiseptic dan
pemberi warna.
Identifikasi Tanin dapat dilakukan dengan cara :
1. Diberikan larutan FeCl3 berwarna biru tua / hitam kehijauan.
2. Ditambahkan Kalium Ferrisianida + amoniak berwarna coklat.
3. Diendapkan dengan garam Cu, Pb, Sn, dan larutan Kalium Bikromat
berwarna coklat.
Kegunaan Tanin :
1. Sebagai pelindung pada tumbuhan pada saat masa pertumbuhan bagian
tertentu pada tanaman, misalnya buah yang belum matang, pada saat
matang taninnya hilang.
2. Sebagai anti hama bagi tanaman sehingga mencegah serangga dan
fungi.
3. Digunakan dalam proses metabolisme pada bagian tertentu tanaman.
4. Efek terapinya sebagai adstrigensia pada jaringan hidup misalnya pada
gastrointestinal dan pada kulit.
5. Efek terapi yang lain sebagai anti septic pada jaringan luka, misalnya
luka bakar, dengan cara mengendapkan protein.
6. Sebagai pengawet dan penyamak kulit.
7. Reagensia di Laboratorium untuk deteksi gelatin, protein dan alkaloid.
8. Sebagai antidotum (keracunan alkaloid) dengan cara mengeluarkan
asam tamak yang tidak larut.
Tanin jenis ini biasanya tidak dapat dihidrolisis, tetapi dapat terkondensasi
meghasilkan asam klorida. Tanin jenis ini kebanyakan terdiri dari polimer
flavonoid yang merupakan senyawa fenol. Oleh karena adanya gugus fenol, maka
tannin akan dapat berkondensasi dengan formaldehida. Tanin terkondensasi
sangat reaktif terhadap formaldehida dan mampu membentuk produk kondensasi
Tanin terkondensasi merupakan senyawa tidak berwarna yang terdapat pada
seluruh dunia tumbuhan tetapi terutama pada tumbuhan berkayu. Tanin
terkondensasi telah banyak ditemukan dalam tumbuhan paku-pakuan. Nama lain
dari tanin ini adalah Proanthocyanidin. Proanthocyanidin merupakan polimer dari
flavonoid yang dihubungan dengan melalui C8 dengan C4. Salah satu contohnya
adalah Sorghum procyanidin, senyawa ini merupakan trimer yang tersusun dari
epiccatechin dan catechin.
II.3. Biosintesis Tanin
Contoh :
- Katekin dibentuk dari 3 molekul as. Asetat , as. Sinamat & as. Katekin
Salah satu contoh tanaman yang mengandung senyawa tannin adalah jambu biji.
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio: Angiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Myrtales
Familia : Myrtaceae
Genus : Psidium
Species : Psidium guajava L
Jambu biji (Psidium guajava L) tersebar meluas hingga Asia Tenggara termasuk
Indonesia, Asia Selatan, India dan Srilanka. Jambu biji termasuk tanaman perdu
yang memiliki banyak cabang dan ranting serta batang pohonnya keras.
Permukaan kulit luarnya berwarna coklat dan licin. Bila kulit kayu jambu biji
dikelupas akan terlihat permukaan batang kayunya basah. Bentuk daunnya
bercorak bulat telur dengan ukuran agak besar dan bunganya kecil-kecil berwarna
putih dan muncul dari ketiak daun. Tanaman ini dapat tumbuh subur di daerah
dataran rendah sampai ketinggian 1200 meter di atas permukaan laut. Pada umur
2-3 tahun jambu biji sudah mulai berbuah dan bijinya banyak terdapat pada
daging buahnya. Daun jambu biji (Psidium guajava L) merupakan daun tunggal
bertangkai pendek dengan letak berhadapan dan panjang tangkai daun 0,5-1 cm.
Helaian daun bulat memanjang agak jorong, ujung tumpul, pangkal membulat,
tepi rata agak menekuk ke atas, pertulangan menyirip dengan panjang 6-14 cm
dan lebar 3- 6 cm berwarna hijau. Ibu tulang daun dan tulang cabang menonjol
pada permukaan bawah, bertulang menyirip.
Senyawa aktif pada daun jambu biji yang berfungsi sebagai anti diare
adalah tannin. Ekstrak daun jambu biji dapat digunakan untuk membasmi
bakteri/mikroba penyebab diare (Salmonella typhii, E. coli, Shigella dysentriae).
Komposisi kimia di dalam daun jambu biji adalah tannin 9 - 12%, minyak atsiri,
minyak lemak dan asam malat, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat,
asam oleanolat, asam guajavarin dan vitamin.
Hasil penelitian efek infus daun jambu biji dalam upaya pencegahan
asfiksia setelah penyemprotan histami sebagai berikut; Waktu timbulnya asfiksia
lebih panjang pada kelompok yang mendapat infus daun jambu biji 5%
dibandingkan pada kelompok yang mendapatkan NaCi fisiologis dan antropin
sulfat (P<0,05). Waktu tumbulnya asfiksia antara infus daun jambu bij dengan
fenilhidramin HCI tidak berbeda nyata (P>0,05).
Jambu biji atau jambu batu (Psidium guajava L.) termasuk tanaman yang
mudah didapat. Selain buahnya sebagai sumber vitamin C, hampir semua bagian
tanaman ini, terutama daun dan buah muda, dapat mengobati mencret lantaran
sifat mengelat yang dimilikinya.
Zat aktif dalam daun jambu yang dapat mengobati diare adalah tanin.
Dalam penelitian terhadap daun kering jambu biji yang digiling halus diketahui,
kandungan taninnya sampai 17,4%. Makin halus serbuk daunnya, makin tinggi
kandungan taninnya. Senyawa itu bekerja sebagai astringent, yaitu melapisi
mukosa usus, khususnya usus besar. Tanin juga menjadi penyerap racun dan dapat
menggumpalkan protein.
IV.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan maka dapat ditarik kesimpulan :
Tannin merupakan senyawa kimia yang kompleks terdiri dari senyawa polifenol
yang tersebar luas pada daun dan buah yang belum masak. Senyawa tanin terbagi
atas dua yaitu tannin terhidrolisis dan tanin terkondesasi. Salah satu tanaman yang
mengandung senyawa tannin ialah daun jambu biji yang bersifat astringent yang
bermanfaat untuk membantu pengobatan diare. Efek farmakologi dari daun jambu
biji dalam membantu pengobatan diare sudah terbukti melalui beberapa penelitian
yang dilakukan.
IV.2. Saran
Saran dan kritik dari semua pihak sangat diperlukan agar dapat membantu
berkembangnya makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Sa'adah, Lailis. 2010. Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Tanin Dari Daun
Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.). Skripsi. Fakultas Sains Dan
Teknologi Universitas Islam Negeri. Malang.
Utami, Indah Wahyuni. 2008. Efek Fraksi Air Ekstrak Etanol Daun Salam
(Syzygium Polyanthum Wight.) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat
Pada Mencit Putih (Mus Musculus) Jantan Galur Balb-C Yang Diinduksi
Dengan Kalium Oksonat. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.