FARMAKOGNOSI
TANIN
DOSEN PEMBIMBING:
apt. Aried Eriadi,M.farm
0
DAFTAR ISI
BAB I..................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................1
I.1. Latar belakang..........................................................................1
BAB II.................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................3
BAB III...............................................................................................5
PEMBAHASAN.................................................................................5
1.Definisi Tanin...............................................................................5
2. Klasifikasi Tanin.........................................................................6
3. Biosintesis Tanin.........................................................................7
BAB IV............................................................................................... 8
PENUTUP..........................................................................................8
1. Kesimpulan..................................................................................8
2. Saran............................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................9
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari senyawa tannin
2.Untuk mengetahui klasifikasi senyawa tannin
3.Untuk mengetahui proses biosintetik dari tannin
4.Untuk mengetahui contoh tanaman yang mengandung senyawa tannin
2
5.Untuk mengetahui uraian tanaman jambu biji
6.Untuk mengetahui manfaat senyawa tannin pada tanaman jambu biji
7.Untuk mengetahui efek farmakologi jambu biji
8.Untuk mengetahui mekanisme penyembuhan diare oleh tannin
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penggunaan obat tradisional pada masyarakat pada umumnya masihsebatas dalam bentuk
jamu, yang cara penyajiannya dengan cara direbus ataudiseduh, sehingga kurang disukai
penggunaannya. Selain itu sediaan jamu masihmempunyai kekurangan seperti penyajian yang kurang
praktis, bentuk sediaanyang kurang stabil dan takaran dosis yang tidak tepat. Salah satu usaha
untuk mengatasi hal tersebut dikembangkan pembuatan dalam bentuk sediaan farmasetisyang
lebih baik dari bahan alam, yaitu dengan membuatnya dalam bentuk sediaantablet dari
ekstrak tanaman.Daun jambu biji (Psidium guajava L) adalah salah satu obat tradisionalyang
masih sering digunakan sampai sekarang. Daun jambu biji sebagai obattradisional digunakan
untuk pengobatan diare, radang lambung, sariawan,keputihan, kencing manis. Secara alamiah
daun jambu biji yang diketahuiberkhasiat dan aman dikonsumsi (Dalimartha, 2001). Salah
satu zat yangterkandung dalam tananaman jambu biji (Psidium guajava L) adalah tanin
yangdapat digunakan sebagai obat anti diare. Tanin merupakan senyawa fenolik larutair
dengan BM 500-3000, memberikan reaksi umum senyawa fenol dan memilikisifat-sifat
khusus seperti presipitasi alkaloid, gelatin, dan protein-protein lain.Tanin banyak tedapat
di dalam tumbuhan berpembuluh, khususnya dalam jaringankayu, selain itu banyak terdapat
pada bagian daunnya.Senyawa aktif pada daun yang berfungsi sebagai anti diare adalah
tannin.Ekstrak daun jambu biji dapat digunakan untuk membasmi bakteri/mikrobapenyebab
diare (Salmonella typhii, E. coli,Shigella dysentriae). Komposisi kimiadi dalam daun jambu
biji adalah tannin 9 - 12%, minyak atsiri, minyak lemak danasam malat, asam ursolat, asam
psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asamguajavarin dan vitamin.Tanin merupakan
komponen zat organik derivat polimer glikosida yangterdapat dalam bermacam-macam
tumbuhan, terutama tumbuhan berkeping dua(dikotil). Monomer tannin adalah digallic acid
dan D-glukosa. Ekstrak tanin
terdiri dari campuran senyawa polifenol yang sangat kompleks dan biasanyatergabung dengan
karbohidrat rendah. Oleh karena adanya gugus fenol, makatannin akan dapat berkondensasi
dengan formaldehida. Tanin terkondensasisangat reaktif terhadap formaldehida dan mampu
membentuk produk kondensasi,berguna untuk bahan perekat termosetting yang tahan air dan panas.
Tanindiharapkan mampu mensubsitusi gugus fenol dari resin fenol formaldehid
gunamengurangi pemakaian fenol sebagai sumberdaya alam tak terbarukan.Tanin merupakan
metabolit sekunder tanaman yang bersifat astrigendengan rasa khas yang sepat. Secara umum
tannin terbagi atas tannin(proanthocyanidins) hidrolisis dan tannin kondensasi. Tannin
hidrolisisdiprekursor oleh asam dehydroshikimic sedangkan tannin kondensasi disintesisdari
prekursor flavonoid. Tingginya kandungan tannin dari kalus yang dihasilkansecara in vitro
dapat dipahami karena produksi metabolit sekunder pada kalus invitro dipengaruhi oleh
berbagai faktor di antaranya komposisi media yangdigunakan dan zat pengatur tumbuh yang
diaplikasikan.Tanin terhidrolisis terdiri atas dua kelas, yang paling sederhana ialahdepsida
galoiglukosa. Pada senyawa ini, inti yang berupa glukosa dikelilingi olehlima atau lebih
gugus ester galoil. Pada jenis yang kedua, inti molekul berupasenyawa dimer asam galat yaitu
asam heksahidroksidifenat, yang berikatandengan glukosa. Bila dihidrolisis, elagitanin ini
menghasilkan asam elagat.Tanin secara ilmiah didefinisikan sebagai senyawa polipenol
yangmempunyai berat molekul tinggi dan mempunyai gugus hidroksil dan guguslainnya
(seperti karboksil) sehingga dapat membentuk kompleks dengan proteindan makromolekul
4
lainnya di bawah kondisi lingkungan tertentu.Penyakit diare atau juga sering disebut
gastroenteritis merupakan salahsatu penyakit yang masih banyak dijumpai di masyarakat,.
Adapun tanaman obatyang dapat digunakan untuk membantu mengatasi diare diantaranya
mempunyaiefek sebagai adstringen (pengelat) yaitu dapat mengerutkan selaput lendir
usussehingga mengurangi pengeluaran cairan, diare dan disentri, selain itu jugamempunyai
efek sebagai antiradang, dan antibakter
Senyawa Tanin
Tanin atau lebih dikenal dengan asam tanat (bentuk spesifik dari tanin) merupakan senyawa
fenolik polimer dengan banyak gugus hidroksil dan memiliki struktur yang cukup beragam
dengan berat molekul tinggi yakni sekitar 500 sampai 20.000 Da (Eldin dkk., 2016). Tanin
alami memiliki sifat yang mudah larut dalam pelarut polar seperti air, etanol, metanol, tetapi
sukar larut pada pelarut non polar seperti benzena, eter, kloroform, dan petroleum eter.
Kelarutan tanin akan meningkat jika dilarutkan dengan air panas (Motta dkk., 2020), selain
itu tanin memiliki warna kuning muda atau coklat muda, dan dapat menghasilkan senyawa
berwarna dengan garam-garam besi karena adanya gugus fenol. Sebagian besar tanin dalam
bentuk serbuk yang bersifat amorf, serta memiliki massa longar dan bau yang khas (Lima
dkk., 2012).
Sifat tanin yang menjadi pembeda dari senyawa polifenol yakni sifat astringen dan
pengendapan protein. Astringen pada tanin dapat menyebabkan rasa kering dimulut saat
mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung banyak tanin, selain itu tanin juga
dapat berikatan kuat dengan protein serta makromolekul lain seperti asam amino, amilum,
selulosa, dan mineral (Okuda dan Ito, 2011). Ikatan antara tanin dengan protein membentuk
ikatan kovalen sehingga akan terbentuk endapan protein yang tidak larut dalam air
(Krzyzowska dkk., 2017). Tanin juga dapat dihidrolisis oleh adanya enzim, asam dan basa.
5
BAB III
PEMBAHASAN
1.Definisi Tanin
Tanin merupakan substansi yang tersebar luas dalam tanaman , sepertidaun, buah yang belum
matang , batang dan kulit kayu. Pada buah yang belummatang ,tanin digunakan sebagai energi dalam
proses metabolisme dalam bentuk oksidasi tannin. Tanin yang dikatakan sebagai
sumber asam pada buah.
Sifat-sifat Tanin :
1.Dalam air membentuk larutan koloidal yang bereaksi asam dan sepat.
2.Mengendapkan larutan gelatin dan larutan alkaloid.
3.Tidak dapat mengkristal.
4.Larutan alkali mampu mengoksidasi oksigen.
5.Mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan proteintersebut sehingga
tidak dipengaruhi oleh enzim protiolitik.
6
1.Sebagai pelindung pada tumbuhan pada saat masa pertumbuhan bagiantertentu pada tanaman,
misalnya buah yang belum matang, pada saatmatang taninnya hilang.
2.Sebagai anti hama bagi tanaman sehingga mencegah serangga danfungi.
3.Digunakan dalam proses metabolisme pada bagian tertentu tanaman.
4.Efek terapinya sebagai adstrigensia pada jaringan hidup misalnya padagastrointestinal dan
pada kulit.
5.Efek terapi yang lain sebagai anti septic pada jaringan luka, misalnyaluka bakar, dengan
cara mengendapkan protein.
6.Sebagai pengawet dan penyamak kulit.
7.Reagensia di Laboratorium untuk deteksi gelatin, protein dan alkaloid.
8.Sebagai antidotum (keracunan alkaloid) dengan cara mengeluarkanasam tamak yang tidak
larut.
Hidrolisa Tanin:
Tanin apabila dihidrolisa akan menghasilkan fenol polihidroksiyang sederhana. Hidrolisa :1.
Asam Gallat terurai pirogalol2. Asam Protokatekuat Katekol3. Asam Ellag dan Tenol-fenol
lain.(Asam Ellag dapat disamak kulit bentuk bunga
2. Klasifikasi Tanin
Senyawa tanin termasuk kedalam senyawa poli fenol yang artinyasenyawa yang memiliki
bagian berupa fenolik. Senyawa tanin dibagi menjadi duayaitu tanin yang terhidrolisis
dan tanin yang terkondensasi.1.
7
dengan melalui C8 dengan C4. Salah satu contohnyaadalah Sorghum procyanidin, senyawa ini
merupakan trimer yang tersusun dariepiccatechin dan catechin.
3. Biosintesis Tanin
2.)Tannin-terhidrolisiskan terutama terdiri atas dua kelas, yang paling sederhanaadalah depsida
galoilglukosa. Pada senyawa ini, inti yang berupa glukosadikelilingi oleh lima gugus ester galoil atau
lebih. Pada jenis kedua, intimolekul berupa senyawa dimer asam galat, yaitu asam
heksahidroksidifenat,disini pun berikatan dengan glukosa. Bila dihidrolisis elagitanin
inimenghasilkan asam elagat. Tannin terhidolisiskan ini pada pemanasan denganasam klorida
atau asam sulfat menghasilkan gallic atau ellagic. Hydrolyzabletanin yang terhidrolisis oleh
asam lemah atau basa lemah untuk menghasilkankarbohidrat dan asam fenolat. Contoh
gallotannins adalah ester asam gallicglukosa dalam asam tannic (C76H52O46),
8
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan maka dapat ditarik kesimpulan :Tannin merupakan
senyawa kimia yang kompleks terdiri dari senyawa polifenolyang tersebar luas pada daun dan
buah yang belum masak. Senyawa tanin terbagiatas dua yaitu tannin terhidrolisis dan
tanin terkondesasi. Salah satu tanaman yangmengandung senyawa tannin ialah daun jambu
biji yang bersifat astringent yangbermanfaat untuk membantu pengobatan diare. Efek
farmakologi dari daun jambubiji dalam membantu pengobatan diare sudah terbukti melalui
beberapa penelitianyang dilakukan.
2. Saran
Saran dan kritik dari semua pihak sangat diperlukan agar dapat membantuberkembangnya
makalah ini
9
DAFTAR PUSTAKA
Carter, F. L., A. M. Carlo and J. B. Stanley. 1978.Termiticidal Components of Wood
Extracts: 7-Methyljuglone from Diospyros virginia. JournalAgriculture Food Chemistry.
Departemen Kesehatan. 1997. Inventaris Tanaman Obat Indonesia Edisi IV.Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta
.
Hudayani, Miftakhul. 2008. Efek antidiare ekstrak etanol rimpang kunyit (Curcuma
domestica val) Pada mencit jantan Galur swiss Webster .Skripsi. Fakultas
Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lailis. 2010. Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Tanin Dari Daun Belimbing Wuluh
(AverrhoaBilimbi L.).Skripsi. Fakultas Sains DanTeknologi Universitas Islam
Negeri. Malang.Utami,
Indah Wahyuni. 2008. Efek Fraksi Air Ekstrak Etanol Daun Salam(Syzygium Polyanthum
Wight.) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Pada Mencit Putih (Mus Musculus) Jantan
Galur Balb-C Yang Diinduksi Dengan Kalium Oksonat .Skripsi. Fakultas Farmasi
UniversitasMuhammadiyah Surakarta
10