Anda di halaman 1dari 4

Saudara mahasiswa, silakan mengerjakan Tugas ke -2 ini dengan sebaik-baiknya.

1 Ada beberapa macam strategi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan konflik
kelompok, berikan contoh strategi yang digunakan dalam penyelesaian konflik
kelompok yang terjadi dalam organisasi baik formal maupun informal di Negara
Republik Indonesia! (Skor 30)

2 a Ada 6 (enam) prinsip model T-Form, menurut pandangan Anda kondisi di


Pemerintah Republik Indonesia sudah sesuai atau tidak dengan prinsip model T-
Form? Jelaskan! (Skor 20)
b Ada beberapa karakteristik teori modern yang dapat membedakan dengan model-
model lain. Jelaskan karakteristik teori modern tersebut, serta jelaskan pula
organisasi Pemerintah Republik Indonesia sesuai atau tidak dengan karakteristik
teori modern? (Skor 20)
3 a Ada 8 (delapan) ciri manajemen Jepang, sebutkan ke-8 ciri tersebut, serta jelaskan
pula menurut pandangan Anda kondisi pada Pemerintah Republik Indonesia
menggunakan atau tidak dari ke-8 ciri manajemen Jepang (Skor 20)
b Ada 6 (enam) kerugian dari organiasi yang bertipe Z, sebutkan ke-6 kerugian
tersebut, serta jelaskan pula menurut pandangan Anda kondisi organisasi pada
Pemerintah Republik Indonesia!

Selamat bekerja !!!

1. Strategi penyelesaian konflik :


Dalam suatu organisasi sulit untuk mengetahui batas secara tegas antara persaingan sehat
dan konflik. Sebab persaingan meskipun disebut sehat, pada hakekatnya adalah suatu konflik
juga. Hanya saja dalam persaingan sehat justru harus menimbulkan efek yang positif, dimana
antara pihak-pihak yang bersaing diharap berlaku sportif.
Jadi, apabila terjadi konflik maka akan timbul pertanyaan bagaimana penyelesaiannya.
Pertama-tama yang harus diperhatikan adalah tingkat dari konflik tersebut dan akibatnya
terhadap tujuan yang hendak dicapai. Konflik bisa berlangsung dalam organisasi dan
ditengah masyarakat, dan adapun upaya-upaya untuk mengatasi konflik yang terjadi dalam
organisasi / masyrakat luas, antara lain :
A. Memecahkan masalah melalui sikap kooperatif
B. Mempersatukan tujuan
C. Menghindari konflik
D. Ekspansi dari sumber energi
E. Memperhalus / memperlunak konflik
F. Kompromi
G. Tindakan otoriter
H. Mengubah struktur organisasi dari struktur individual.

Dan menurut Louis R. Pondy yang dikutip dalam buku Komaruddin, bahwa cara mengatasi
konflik dalam organisasi adalah :
a. Pendekatan tawar-menawar. Model konflik ini berkenaan dengan kelompok-kelompok
kepentingan yang bersaingan untuk memperoleh sumber-sumber yang terbatas. Strategi
untuk memecahkan konflik diantara mereka adalah dengan berupaya untuk menambah
sumber-sumber yang tersedia atau mengurangi permintaan dari pihak-pihak yang
bersaing tersebut.
b. Pendekatan birokratis. Model konflik ini berkenaan dengan hubungan-hubungan otoriter
vertical dalam suatu struktur hirarki. Konflik terjadi bila atasan berusaha untuk
mengawasi bawahan sedangkan bawahan menolaknya. Strategi untuk memecahkan
konflik tersebut adalah dengan mengganti peraturan-peraturan birokratis yang
impersonal dengan pengawasan personal.
c. Pendekatan system, yaitu berkaitan dengan masalah koordinasi. Cara mengatasi konflik
tersebut adalah dengan mengurangi diferensi tujuan dengan mengubah insentif atau
dengan prosedur seleksi latihan atau penugasan yang tepat.

2. A. Enam prinsip model T-Form adalah :


 pengawasan yang dapat dipercaya
 pendelegasian wewenang
 struktur organisasi yang transparan dan efisien
 desentralisasi pembuatan keputusan
 penggunaan teknologi
 manajemen adaptif dan terus berkembang

Bagaimana dengan kondisi pemerintahan RI?


pada beberapa bagian, pemerintah RI masih harus menyesuaikan diri dengan prinsip model
T-Form. Maraknya kasus korupsi dan penyalahgunaan wewenang, merupakan bukti masih
lemahnya penerapan prinsip model T-Form di Indonesia.
Akan tetapi banyaknya kasus korupsi yang terkuak membuktikan bahwa pemerintah
bersungguh-sungguh dalam melakukan reformasi birokrasi dan manajemen publik.
Penggunaan teknologi pada proses rekruitmen dan tata kelola data juga menunjukkan bahwa
ada usaha-usaha pemerintah untuk menciptakan kondisi organisasi kepemerintahan semakin
lebih baik.
B. Karakteristik teori organisasi modern :
 sering disebut analisis sistem organisasi : analis sistem organisasi dimaksudkan agar
organisasi fokus diarahkan kepada masalah-masalah operasional dengan pandangan
untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
 mempertimbangkan semua elemen pada organisasi : mempertimbangkan semua
elemen pada organisasi organisasi bermaksud bahwa semua elemen yang terdapat
pada organisasi dilibatkan dan diatur sedemikian rupa satu per satu agar tidak ada
elemen yang mubadzir atau ada elemen lain yang bekerja melebihi kapasitasnya.
 memandang organisasi sebagai satu kesatuan sistem : artinya organisasi dijadikan
sebagai satu kesatuan yang saling bergantung antara satu elemen dengan elemen
lain. Yang menjadikan pekerjaan atau tugas-tugas organisasi mudah dikelola sehingga
output yang dihasilkan juga memuaskan. Dan tidak ada elemen organisasi yang
berdiri sendiri serta melakukan kegiatan yang berlainan dengan tujuan serta prinsip-
prinsip organisasi.
 adaptif dengan tuntutan lingkungan : organisasi harus mampu menyesuaikan diri
agar dapat bertahan hidup dalam tuntutan zaman dengan cara efisien-efektif dan
tetap tepat sasaran pada tujuan-tujuan yang ditetapkan
 organisasi dan lingkungannya harus dilihat sebagai sesuatu yang saling
ketergantungan : ini dimaksudkan bahwa organisasi modern selain adaptif juga
bergantung kepada perkembangan dunia dan lingkungannya. Begitu pun lingkungan,
sedikit banyak juga harus berusaha dijadikan 'bergantung' dengan organisasi. Sifat
saling ketergantungan ini dapat menjadikan orgaisasi bertahan hidup lama, saling
menguntungkan (simbiosis mutualisme) dan mencapai tujuan yang dicita-citakan
tanpa harus berlawanan dengan lingkungan luar.

Namun ada beberapa lembaga yang sering dikritisi karena dirasa tidak mampu menjalankan
tugas kelembagaannya yakni DPR. Acapkali masyarakat bersifat apatis dan menganggap DPR
adalah produk gagal dari sistem organisasi kepemerintahan. Ini sebenarnya efek dari citra
buruk anggota legislatif di Indonesia yang syarat akan budaya korupsi serta pemain tender.
Tidak menutup kemungkinan terdapat pada lembaga lain.
Organisasi lain pada tubuh pemerintah yang dianggap sia-sia adalah DPD. Masyarakat perlu
tahu dan harus disosialisasi apa saja peran, tugas, wewenang, dan fungsi lembaga-lembaga
tersebut dalam kerangka satuan birokrasi pemerintah di Indonesia.

3. a. 8 ciri manajemen Jepang adalah sebagai berikut :


1. penggunaan pekerja secara loyal - seumur hidup
2. praktik diskriminasi gender
3. prinsip senioritas dalam penggajian
4. pelatihan
5. pendaya-gunaan pekerja
6. jaminan kesejahteraan pekerja
7. persamaan derajat kedudukan antara manajer dan pekerja di bawahnya
8. pengisian jabatan dan kedudukan dari sistem merit pekerja dan upaya promosi di dalam
organisasi daripada melakukan rekruitmen baru

bagaimana dengan pemerintah Republik Indonesia? ada beberapa bagian dari sistem
manajemen pemerintah Republik Indonesia yang sesuai dan sudah diterapkn dengan
mengacu pada sistem manajemen Jepang. Tetapi ada satu hal yang belum ada di pemerintah
Republik Indonesia yakni persamaan derajat dan keduudkan antara pemimpin dengan
bawahannya.
Di Jepang, ruang pekerja dan manajer (pimpinan) menjadi satu dan terbuka, sehingga
manajer bisa lebih dekat dengan pekerjanya serta dapat mengawasi dan mengarahkan
pekerjanya secara langsung. Sementara di Indonesia, masih menggunakan cara lama yakni
pemisahan ruangan dengan tembok dan sekat sejenis. Ini menyebabkan sistem manajemen
kurang baik yang pada akhirnya memicu gaya bekerja seenaknya dan pekerja pemerintah
merasa kurang terawasi serta dapat melakukan kegiatan non-produktif seperti mengopi,
bercakap-cakap, dan bermain telpon. Uang pajak dari masyarakat tidak digunakan untuk
membayar para ASN untuk bersenda-gurau atau ngopi ria.

b. organisasi tipe Z seringkali dainggap sebagai model manajemen organisasi jepang yang
dikembangkan pada puncak perkembangan ekonomi Asia. Sebetulnya teori Z adalah perpaduan
antara tipr manajemen Jepang dengantipe manajemen Amerika.

berikut adalah enam kerugian dari organisasi bertipe Z :

- tidak mendukung segala bentuk dari partisipasi dalam proses manajemen, ini dikarenakan manajer
takut akan penyerahan tugas bagi pekerja yang belum mumpuni di bidangnya.
- Struktur organisasi yang bias dan kabur menyebabkan beberapa permasalahan utamanya mengenai
pertanggungjawaban masing-masing anggota organisasi.

- kultur budaya yang sama pada organisasi tipe Z, sangat sulit ditemukan dan didukung oleh semua
anggota organisasi. Mengingat setiap anggota organisasi besar kemungkinan berasal dari latar
belakang budaya dan memiliki persamaan budaya satu sama lainyang hampir tidak mungkin. Apalagi
diterapkan di Indonesia yang terdiri atas banyak suku.

- organisasi tipe Z sangat sulit diterapkan di negara yang memiliki berbagai macam budaya. Ini karena
organisasi tipe Z dikembangkan di Jepang yang memiliki kebudayaan serta masyarakat homogen.
Sangat tidak applicable diterapkan di kebudayaan dari bangsa lain yang berbeda mentalitas dan
kulturnya.

- tidak ada penyelesaian secara tuntas pada tipe organisasi Z adalah salah satu kelemahan dari tipe
organisasi ini. Teori manajemen organisasi Z tidak menawarkan solusi menyeluruh dari setiap
permasalahan yang timbul akibat dari pelaksanaan pengorganisasian untuk tiap ruang lingkup yang
berbeda.

- menurunkan performa anggota organisasi adalah salah satu kelemahan terakhir organisasi tipe Z.
Karena tipe organisasi ini tidak mengenal reward atau pemberian penghargaan terhadap pekerjaan
yang dilaksanakan dengan baik maka hasilnya akan membuat pekerja malas dan tidak bersemangat
dalam melaksanakan tugas organisasi serta bisa berujung konflik.

Bagaimana dengan kondisi pada Pemerintahan Republik Indonesia? Menurut pandangan saya,
organisasi tipe Z tidak cocok dan tidak diterapkan di INdonesia . Ini karena masyarakat Indonesia
merupakan masyarakat yang heterogen dan kenyataannya pemerintah masih menghargai prestasi
dari para ASN serta birokrat dengan memberikan berbagai tunjangan profesi, kesehatan, pendidikan,
prestasi dan jabatan.

Birokrasi di Indonesia juga masih menerapkan struktur organisasi yang eksplisit seperti pengaturan
kepala, sekretaris, bendahara dan bagian-bagian yang lain. Hanya saja pembagian kerja dari struktur
organisasi di Indonesia kurang maksimal karena minimnya spesialisasi kerja.

Kedepan harapan saya, pemerintah lebih fokus membangun elemen organisasi publik dengan
berorientasi pada pelayanan yang secara struktural maupun praktikal lebih menunjang jalannya
orgaisasi dengan spesialisasi kera yang jelas. Sehingga kecemburuan kerja diantara para ASN dapat
dihindari.

Anda mungkin juga menyukai