1 Ada beberapa macam strategi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan konflik
kelompok, berikan contoh strategi yang digunakan dalam penyelesaian konflik
kelompok yang terjadi dalam organisasi baik formal maupun informal di Negara
Republik Indonesia! (Skor 30)
Dan menurut Louis R. Pondy yang dikutip dalam buku Komaruddin, bahwa cara mengatasi
konflik dalam organisasi adalah :
a. Pendekatan tawar-menawar. Model konflik ini berkenaan dengan kelompok-kelompok
kepentingan yang bersaingan untuk memperoleh sumber-sumber yang terbatas. Strategi
untuk memecahkan konflik diantara mereka adalah dengan berupaya untuk menambah
sumber-sumber yang tersedia atau mengurangi permintaan dari pihak-pihak yang
bersaing tersebut.
b. Pendekatan birokratis. Model konflik ini berkenaan dengan hubungan-hubungan otoriter
vertical dalam suatu struktur hirarki. Konflik terjadi bila atasan berusaha untuk
mengawasi bawahan sedangkan bawahan menolaknya. Strategi untuk memecahkan
konflik tersebut adalah dengan mengganti peraturan-peraturan birokratis yang
impersonal dengan pengawasan personal.
c. Pendekatan system, yaitu berkaitan dengan masalah koordinasi. Cara mengatasi konflik
tersebut adalah dengan mengurangi diferensi tujuan dengan mengubah insentif atau
dengan prosedur seleksi latihan atau penugasan yang tepat.
Namun ada beberapa lembaga yang sering dikritisi karena dirasa tidak mampu menjalankan
tugas kelembagaannya yakni DPR. Acapkali masyarakat bersifat apatis dan menganggap DPR
adalah produk gagal dari sistem organisasi kepemerintahan. Ini sebenarnya efek dari citra
buruk anggota legislatif di Indonesia yang syarat akan budaya korupsi serta pemain tender.
Tidak menutup kemungkinan terdapat pada lembaga lain.
Organisasi lain pada tubuh pemerintah yang dianggap sia-sia adalah DPD. Masyarakat perlu
tahu dan harus disosialisasi apa saja peran, tugas, wewenang, dan fungsi lembaga-lembaga
tersebut dalam kerangka satuan birokrasi pemerintah di Indonesia.
bagaimana dengan pemerintah Republik Indonesia? ada beberapa bagian dari sistem
manajemen pemerintah Republik Indonesia yang sesuai dan sudah diterapkn dengan
mengacu pada sistem manajemen Jepang. Tetapi ada satu hal yang belum ada di pemerintah
Republik Indonesia yakni persamaan derajat dan keduudkan antara pemimpin dengan
bawahannya.
Di Jepang, ruang pekerja dan manajer (pimpinan) menjadi satu dan terbuka, sehingga
manajer bisa lebih dekat dengan pekerjanya serta dapat mengawasi dan mengarahkan
pekerjanya secara langsung. Sementara di Indonesia, masih menggunakan cara lama yakni
pemisahan ruangan dengan tembok dan sekat sejenis. Ini menyebabkan sistem manajemen
kurang baik yang pada akhirnya memicu gaya bekerja seenaknya dan pekerja pemerintah
merasa kurang terawasi serta dapat melakukan kegiatan non-produktif seperti mengopi,
bercakap-cakap, dan bermain telpon. Uang pajak dari masyarakat tidak digunakan untuk
membayar para ASN untuk bersenda-gurau atau ngopi ria.
b. organisasi tipe Z seringkali dainggap sebagai model manajemen organisasi jepang yang
dikembangkan pada puncak perkembangan ekonomi Asia. Sebetulnya teori Z adalah perpaduan
antara tipr manajemen Jepang dengantipe manajemen Amerika.
- tidak mendukung segala bentuk dari partisipasi dalam proses manajemen, ini dikarenakan manajer
takut akan penyerahan tugas bagi pekerja yang belum mumpuni di bidangnya.
- Struktur organisasi yang bias dan kabur menyebabkan beberapa permasalahan utamanya mengenai
pertanggungjawaban masing-masing anggota organisasi.
- kultur budaya yang sama pada organisasi tipe Z, sangat sulit ditemukan dan didukung oleh semua
anggota organisasi. Mengingat setiap anggota organisasi besar kemungkinan berasal dari latar
belakang budaya dan memiliki persamaan budaya satu sama lainyang hampir tidak mungkin. Apalagi
diterapkan di Indonesia yang terdiri atas banyak suku.
- organisasi tipe Z sangat sulit diterapkan di negara yang memiliki berbagai macam budaya. Ini karena
organisasi tipe Z dikembangkan di Jepang yang memiliki kebudayaan serta masyarakat homogen.
Sangat tidak applicable diterapkan di kebudayaan dari bangsa lain yang berbeda mentalitas dan
kulturnya.
- tidak ada penyelesaian secara tuntas pada tipe organisasi Z adalah salah satu kelemahan dari tipe
organisasi ini. Teori manajemen organisasi Z tidak menawarkan solusi menyeluruh dari setiap
permasalahan yang timbul akibat dari pelaksanaan pengorganisasian untuk tiap ruang lingkup yang
berbeda.
- menurunkan performa anggota organisasi adalah salah satu kelemahan terakhir organisasi tipe Z.
Karena tipe organisasi ini tidak mengenal reward atau pemberian penghargaan terhadap pekerjaan
yang dilaksanakan dengan baik maka hasilnya akan membuat pekerja malas dan tidak bersemangat
dalam melaksanakan tugas organisasi serta bisa berujung konflik.
Bagaimana dengan kondisi pada Pemerintahan Republik Indonesia? Menurut pandangan saya,
organisasi tipe Z tidak cocok dan tidak diterapkan di INdonesia . Ini karena masyarakat Indonesia
merupakan masyarakat yang heterogen dan kenyataannya pemerintah masih menghargai prestasi
dari para ASN serta birokrat dengan memberikan berbagai tunjangan profesi, kesehatan, pendidikan,
prestasi dan jabatan.
Birokrasi di Indonesia juga masih menerapkan struktur organisasi yang eksplisit seperti pengaturan
kepala, sekretaris, bendahara dan bagian-bagian yang lain. Hanya saja pembagian kerja dari struktur
organisasi di Indonesia kurang maksimal karena minimnya spesialisasi kerja.
Kedepan harapan saya, pemerintah lebih fokus membangun elemen organisasi publik dengan
berorientasi pada pelayanan yang secara struktural maupun praktikal lebih menunjang jalannya
orgaisasi dengan spesialisasi kera yang jelas. Sehingga kecemburuan kerja diantara para ASN dapat
dihindari.