Pertamina
Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, 16425,
Indonesia
e-mail: ariningrum.sadariyah@gmail.com; yohsum@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kepuasan pengguna terhadap layanan Perpustakaan KP Pertamina
berdasarkan kesenjangan (gap) antara harapan dan layanan yang dirasakan pengguna. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah LibQual+TM yaitu suatu metode untuk mengukur kualitas layanan perpustakaan
berdasarkan empat dimensi yang dijadikan indicator pengukuran yaitu Affect of Service, Access to Information,
Personal Control dan Library as Place. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum kualitas layanan di Perpustakaan KP Pertamina sudah cukup
memuaskan pengguna dengan memenuhi harapan minimum. Hal ini dapat diihat dari rata-rata skor AG (Adequacy
Gap) yang bernilai positif dan dan rata-rata skor SG (Superiority Gap) yang bernilai negative, artinya kepuasan
pengguna terhadap layanan perpustakaan KP Pertamina berada dalam zone of tolerance, berarti layanan
perpustakaan telah memenuhi harapan minimum dari pengguna perpustakaan.
Abstract
This research identifies library user satisfaction based on the hopes and opinion . The method used in this study is
LibQual+TM is a method to measure the quality of library services based on four dimensions are used as indicators
measuring the Affect of Service, Access to Information, Personal Control and Library as Place. Data collection
techniques in this study using questionnaires. Results of this study indicate that the overall quality of library
services in KP Pertamina already satisfy the user. It is seen from the average score of AG (Adequacy Gap) which is
positive and and an average score of SG (Superiority Gap) a negative value, meaning that the user satisfaction of
library services KP Pertamina is in zone of tolerance, meaning the library service has meet the minimum
expectations of library users.
1. Pendahuluan
Kepuasan pengguna menjadi bahasan pokok yang harus diperhatikan dalam pemberian
layanan jasa termasuk dalam layanan perpustakaan. Dengan melakukan analisis kepuasan
pengguna perpustakaan diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kinerja layanan
perpustakaan, serta dapat mengetahui kekurangan dan keberhasilan yang telah dicapai oleh
perpustakaan sehingga dapat memperbaiki mutu layanan perpustakaan.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kepuasan pengguna
terhadap layanan Perpustakaan KP Pertamina berdasarkan kesenjangan (gap) antara harapan dan
layanan yang dirasakan (perceived service) oleh pengguna?
Setelah melakukan observasi dan wawancara tak terstruktur, penulis mencoba menarik
beberapa hipotesis penelitian. Berikut ini adalah hipotesis dari penelitian ini yaitu :
1. H0 : Rata-rata kepuasan pengguna terhadap layanan perpustakaan KP Pertamina paling
tinggi adalah 1.
2. H0 : Penilaian kepuasan pengguna terhadap layanan perpustakaan yang tertinggi pada
dimensi Library as Place.
3. H0 : Penilaian kepuasan pengguna terhadap layanan perpustakaan yang terendah ada
pada dimensi Personal Control.
1.5 Tinjauan Literatur
Untuk mendukung tujuan penelitian yang telah dijelaskan, penulis akan memaparkan
kerangka konseptual dan teoritis berdasarkan berbagai literatur yang berkaitan dengan objek
penelitian. Adapun yang akan dibahas dalam bab ini yaitu mengenai layanan perpustakaan
khusus, pengguna perpustakaan, konsep kepuasan pengguna perpustakaan, metode pengukuran
kepuasan pengguna perpustakaan, instrument pengukuran kepuasan pengguna perpustakaan,
metode LibQual+ TM.
Layanan Perpustakaan
Perpustakaan identik dengan layanan karena perpustakaan dan layanan merupakan dua
unsur yang tak terpisahkan. Layanan perpustakaan adalah pemenuhan kebutuhan pengguna jasa
perpustakaan. Adapun tujuan dari layanan perpustakaan yaitu melayani pengguna perpustakaan.
Aktivitas layanan perpustakaan meliputi penyediaan bahan pustaka secara tepat dan akurat
dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi bagi para pengguna perpustakaan. Perpustakaan
memberikan layanan bahan pustaka kepada masyarakat adalah agar bahan pustaka tersebut yang
telah diolah dapat dimanfaatkan dengan cepat oleh masyarakat pengguna perpustakaan. Layanan
perpustakaan merupakan tolak ukur keberhasilan sebuah perpustakaan. Hal itu terjadi karena
kegiatan layanan merupakan kegiatan yang mempertemukan langsung antara petugas dengan
pengguna perpustakaan sehingga penilaian pengguna akan muncul ketika kegiatan layanan
tersebut dilangsungkan (Rahayuningsih, 2007 : 85).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian pelayanan pengguna
adalah suatu kegiatan memberikan pelayanaan yang diberikan oleh para petugas, seperti
pemberian bimbingan, dan pengarahan agar para pengguna perpustakaan dapat menggunakan
seluruh koleksi bahan pustaka dengan lebih mudah, cepat dan tepat serta dapat lebih jelas
dimengerti oleh pengguna.
Pengguna Perpustakaan
Pada dasarnya, perpustakaan dihadirkan untuk memenuhi kebutuhan pengguna, oleh
sebab itu perpustakaan juga menjadi tidak ada artinya jika tidak ada orang yang memanfaatkan
koleksinya. Terkait dengan pernyataan itu, pengguna perpustakaan menjadi salah satu komponen
penentu keberhasilan suatu perpustakaan. Menurut UU Nomor 43 tahun 2007, pengguna
perpustakaan disebut sebagai pemustaka yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakat, atau
lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan. Disamping itu, buku Dictionary of
Information and Library Management (2006) mendefinisikan pengguna perpustakaan adalah
orang-orang yang menggunakan fasilitas perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan
informasinya. Sedangkan menurut Mustafa Badollahi (1996) pengguna perpustakaan adalah
semua orang yang berkunjung dan memanfaatkan sarana dan fasilitas layanan yang ada di
perpustakaan tersebut. Berdasarkan beberapa pengertian mengenai pengguna perpustakaan
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengguna perpustakaan adalah orang yang datang dan
menggunakan koleksi perpustakaan.
2. Metodologi Penelitian
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan kuesioner. Sebelum menyebarkan kuesioner, peneliti melakukan wawancara yang
digunakan untuk menemukan permasalahan yang akan diteliti. Pada penelitian ini, penulis akan
menggunakan wawancara tidak terstruktur untuk mewancarai pustakawan Perpustakaan KP
Pertamina. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara sistematiska lengkap untuk
Adapun prosedur analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Menghitung total skor harapan minimum, total skor harapan yang diinginkan (desired)
dan total skor layanan yang dirasakan (perceived) untuk setiap butir pernyataan.
2. Menghitung skor rata-rata minimum, harapan yang diinginkan (desired) dan layanan
yang dirasakan (perceived).
3. Membandingkan skor rata-rata harapan minimum, harapan yang diinginkan (desired) dan
layanan yang dirasakan (perceived), sehingga akan diperoleh skor kesenjangan (gap
score) untuk mengetahui kualitas layanan.
120(1,658)
79
60(1,671)
Diagram 6.4. Ilustrasi penghitungan ttabel
Jadi, ttabel untuk dk=79, α=0,05 untuk uji satu fihak = 1, 667
Diketahui :
( dk=79, α=0,05 untuk uji satu fihak) ttabel = 1,667
X 0.55
s = 1,52
µ0= 1
Ho : µ0 ≤ 1
Ha : µa > 1
X µ0 0,55 1 0,45
thit = = = = -2,64
s 1,52 0,17
n 80
thitung = -2,64
thitung < ttabel = -2,64 < 1,6667
H0 diterima.
Jadi, hipotesis yang menyatakan rata-rata kepuasan pengguna terhadap layanan
perpustakaan KP Pertamina paling tinggi adalah 1 diterima.
Analisis umum
Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 80 responden.
Setelah peneliti mendapatkan 80 kuesioner yang telah terisi, peneliti segera melakukan input
data. Namun, pada saat proses input data, ditemukan 7 kuesioner yang termasuk dalam kategori
data pencilan. Data pencilan dalam hal ini adalah kuesioner yang diperkirakan diisi dengan asal
oleh responden, terlihat dari jawaban yang sama semua. Dalam penelitian, kuesioner yang berisi
data pencilan disebut sebagai data sampling eror. Untuk memenuhi jumlah responden agar
sesuai dengan penghitungan rumus Slovin yaitu sejumlah 80, maka peneliti memutuskan untuk
menyebar 7 kuesioner lagi.
Kuesioner yang digunakan terdiri dari 17 butir pernyataan. Setiap butir pernyataan
merupakan sub indicator dari masing-masing variable dimensi kualitas layanan berdasarkan
metode Libqual yaitu Affect of Service, Access to Information, Personal Control, dan Library as
Place. Hasil kuesioner dihitung menggunakan program PSAW 18 untuk mengukur kepuasan
pengguna terhadap layanan secara umum.
Hasil kuesioner dari setiap butir pernyataan menggambarkan bagaimana perceived
responden terhadap layanan perpustakaan, harapan minium dan harapan sesungguhnya
responden terhadap layanan perpustakaan. Perceived service merupakan penilaian pengguna
terhadap layanan yang selama ini didapatkan dan dirasakannya. Sedangkan harapan minimum
adalah serendah-rendahnya layanan yang dapat ditolerir oleh pengguna. Dan harapan
sesungguhnya merupakan tingkat layanan perpustakaan yang sesungguhnya diinginkan.
Penghitungan dilakukan untuk mencari nilai rata-rata dari perceived service, rata-rata
dari harapan minimum, dan rata-rata dari harapan sesungguhnya. Kemudian, dilanjutkan dengan
mencari nilai AG (Adequacy Gap ) dan nilai SG (Superiority Gap).
Nilai AG diperoleh dari hasil perhitungan antara penilaian responden terhadap layanan
perpustakaan dikurangi dengan nilai harapan minimum yang diinginkan responden terhadap
layanan perpustakaan. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata perceived sebesar 7,31 dan
nilai rata-rata harapan minimum sebesar 6,75 sehingga dapat dihitung nilai AG sebesar 0,56 .
Sedangkan nilai SG diperoleh dari hasil perhitungan antara penilaian responden terhadap
layanan dikurangi dengan nilai harapan sesungguhnya. Dari perhitungan diperoleh nilai rata-rata
perceived sebesar 7,31 dan nilai rata-rata harapan sesungguhnya sebesar 7,84 sehingga setelah
dihitung diperoleh nilai SG sebesar -0,53.
8
7.77
7 6.9
6 6.04
10
Berdasarkan penghitungan data kuesioner yang tercantum dalam tabel diatas, nilai AG
untuk dimensi Affect of Service adalah 0,72, dan memperoleh nilai SG sebesar -024. Hal ini
menunjukkan bahwa layanan perpustakaan berdasarkan dimensi Affect of Service berada dalam
zone of tollerance, yang berarti bahwa dimensi ini telah dinilai baik dan telah memenuhi harapan
minimum namun belum memenuhi harapan sesugguhnya para responden. Dimensi Affect of
Service terdiri dari 5 butir instrument. Kemudian yang mendapatkan nilai AG tertinggi dalam
dimensi Affect of Service adalah butir pernyataan nomer 2 dengan nilai AG sebesar 0,85 .
Instrumen pernyataan ini menggambarkan sikap petugas yang responsive dalam menjawab
pertanyaan dari pengguna. Sikap ini juga didukung dengan sikap petugas yang ramah seperti
tercantum dalam butir pernyataan nomer 4. Hal ini berarti para responden telah menilai sangat
baik mengenai sikap responsive atau tanggap dari petugas saat melayani pertanyaan pengguna.
Selanjutnya untuk penilaian AG pada dimensi yang kedua, dimensi Access to
Information memperoleh AG sebesar 0,22 dan SG sebesar 0,98. Hasil penilaian menunjukkan
bahwa kualitas layanan berdasarkan dimensi Acces to Information telah memenuhi harapan
pengguna walaupun dengan nilai yang sangat rendah, tetapi masih berada dalam zone of
tolerance atau masih dapat ditoleransi. Dilihat dari hasil penilaian semua dimensi, penilaian
terhadap dimensi Access to Information ini merupakan yang terendah dibanding ketiga dimensi
lainnya. Oleh karena itu, hendaknya perlu ada evaluasi lanjutan mengenai dmensi Access to
Information ini untuk peningkatan layanan Perpustakaan KP Pertamina. Sementara itu, didalam
dimensi Access to Information terdapat 5 butir instrumen pernyataan, dan yang mendapatkan
nilai AG terendah yaitu pada butir pernyataan nomer 7 yaitu sebesar –0,35. Penilaian rendah
terhadap instrumen pada butir pernyataan nomer 7 menggambarkan penilaian dari responden
bahwa koleksi Perpustakaan KP Pertamina tidak mutakhir atau tidak up to date. Hal ini tidak
sejalan dengan visi perpustakaan KP Pertamina untuk menjadi sumber referensi utama
perpustakaan migas di Indonesia.
Kemudian, penilaian terhadap dimensi Personal Control mendapatkan AG sebesar 0,46
dan SG sebesar -0,81. Hal ini menunjukkan bahwa layanan perpustakaan berdasarkan dimensi
Persona Control berada dalam zone of tolerance, yang berarti bahwa dimensi ini telah dinilai
baik dan telah memenuhi harapan minimum namun belum memenuhi harapan sesungguhnya
para responden. Dalam penelitian ini, dimensi Personal Control terdiri dari 3 butir instrument.
Kemudian, di dalam dimensi Personal Control yang mendapatkan nilai AG terendah yaitu butir
pernyataan nomer 11 dengan nilai AG sebesar 0,26. Adapun, penilaian yang rendah terhadap
butir pernyataan nomer 11 mengindikasikan bahwa responden menilai tatanan koleksi di rak
perpustakaan tidak memudahkan pencarian koleksi. Hal ini menunjukan bahwa tatanan koleksi
perpustakaan KP Pertamina belum teratur sehingga menyulitkan pencarian koleksi.
11
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan data pada bab terdahulu, dapat disimpulkan bahwa
kualitas layanan Perpustakaan KP Pertamina telah memenuhi harapan minimum dari pengguna
dan berada dalam zone of tolerance karena belum memenuhi harapan sesungguhnya. Penilaian
pengguna terhadap layanan secara umum adalah baik, hal ini dilihat dari hasil penghitungan
nilai Adequacy gap yang sebagian besar positif dari tiap dimensi kualitas layanan. Adapun
Adequacy gap yang bernilai negatif terdapat pada koleksi yang dinilai kurang up to date serta
koleksi yang dinilai belum dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Selanjutnya, layanan
perpustakaan KP Pertamina belum dapat memenuhi harapan sesungguhnya dari pengguna, hal
ini ditunjukkan dari nilai Superiority Gap yang masih negatif.
Penilaian paling tinggi oleh pengguna diberikan pada dimensi Library as Place yang
menilai bahwa suasana perpustakaan KP Pertamina cukup tenang dan nyaman untuk membaca,
menulis, serta berdiskusi. Hal ini menunjukkan bahwa perpustakaan KP Pertamina telah
berusaha mendukung fungsi perpustakaan sebagai tempat pencarian informasi serta bertukar
informasi. Sementara itu, penilaian paling rendah oleh pengguna diberikan pada dimensi Access
to Information, khususnya mengenai keterbaruan koleksi. Pengguna menilai bahwa koleksi
Perpustakaan KP Pertamina tidak up to date, padahal perpustakaan dengan mayor subjeknya
koleksi migas perlu selalu meningkatkan keterbaruan koleksi, mengingat subjek ilmu teknologi
sangat cepat perkembangannya agar koleksi yang disajikan perpustakaan bisa dimanfaatkan
dengan optimal.
Daftar acuan
Aryani, Dwi dan Febrina Rosinta. (2010). Pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan
pelanggan dalam membentuk loyalitas pelanggan. Jurnal Ilmu Administrasi dan
Organisasi, 17 (2), 114-126.
Association of College Research Libraries. (2011). Standard for Libraries in Higher Education.
http://www.alia.org.au/policies/special.libraries.html (diunduh pada tanggal 20 April
2013)
Associations of Research Libraries. (2004). Libqual+TM: Spring 2004 survey. Washington, DC:
Association of Research Libraries.
Babie, E. (1990). Survey research methods. (2nd ed.). Belmont, CA: Wadsworth.
Badollahi, Mustafa. (1996). Promosi jasa perpustakaan. Jakarta : Universitas Terbuka.
Bungin, H.M Burhan. (2005). Metodologi penelitian kuantitatif : Komunikasi, ekonomi, dan
kebijakan publik serta ilmu-ilmu sosial lainnya. Jakarta : Kencana
Chapman, K dan Ragsdale , K. (2002). Improving service quality with library service
assessment program. Library Administration and Management, 16 (1), 8-15.
12
13