OCADO VS TESCO.COM
KELOMPOK 3
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
JAKARTA
November 2019
i
STATEMENT OF AUTHORSHIP
We, group 3 the undersigned declare to the best of our ability that the paper / assignment
herewith is an authentic writing carried out by ourselves. No other authors or work of
other authors have been used without
any reference to its sources.
This paper / assignment has never been presented or used as an assignment for other
courses except if we clearly stated otherwise.
We fully understand that this assignment can be reproduced and/or communicated for
the purpose of detecting plagiarism.
Student 1 Student 2
Name : Muhamad Ardika Name : Morgan Parlindungan
Student ID : 1806161506 Student ID : 1806161481
Signature : Signature :
ii
DAFTAR ISI
iii
I. CASE SYNOPSIS
Di tahun 2009 nisnis ritel online menjadi channel yang penting untu berbagai
macam produk kategori. Bagaimanapun, ini masih mewakili sebagian kecil dari
bisnis kelontong. Retailer kelontong Brick-and-mortar merasa tertantang untuk
melakukan bisnis secara online: disamping kategori pemahaman mereka, mereka
telah mengembangkan bisnis model yang benar-benar baru. Namun tetap,
beberapa kelontong ritel lainnya seperti Alberston’s di US, Auchan dan Carrefour di
Perancis, dan Tesco and Sainsbury di Inggris berhasil untuk mengopersikan jasa
online yang berjalan secara pararel dengan toko fisik mereka. Tesco, khususnya,
sering dikutip sebagai contoh retailer yang menjalankan bisnis online yang
menguntungkan dan merupakan retailer kelontong online terbesar di dunia.
Beberapa pedagang pemula online juga diluncurkan di seluruh dunia selama
booming internet. Namun, sedikit yang berhasil. Pengecualian adalah LeShop di
Swiss dan Ocado di Inggris. Ocado adalah retailer kelontong internet yang berkantor
pusat di Hatfield, Hertfordshire. Perusahaan ini didirikan oleh tiga mantan bankir
investasi pada awal 2000 dan diluncurkan pada awal 2002. Pada 2009 Ocado telah
berkembang dari tiga pendiri aslinya menjadi lebih dari 3.000 karyawan dan akan
mulai menguntungkan.
Pasar grosir online Inggris diperkirakan sekitar £ 2,4 miliar * pada tahun 2007,
tumbuh hampir sepertiga tahun itu. Meskipun masih bisa dikategorikan sebagai
ceruk pasar grosir retail, terhitung paling banyak 2 persen hingga 3 persen dari total
penjualan grosir Inggris, ia tumbuh lebih dari enam kali lebih cepat dari pasar secara
1
keseluruhan. Pasar diperkirakan akan meningkat dua kali lipat dalam beberapa
tahun mendatang untuk mencapai £ 6,9 miliar pada tahun 2014.
Pasar grosir online didominasi oleh empat rantai supermarket terkemuka di
Inggris - Tesco, Sainsbury, Asda dan Waitrose - dan oleh pemasok kelima, Ocado.
Tesco adalah pemimpin pasar, dengan estimasi pangsa 49 persen dari pasar grosir
online, diikuti oleh Ocado yang menguasai sekitar 14 persen pasar, sejalan dengan
Asda dan Sainsbury's.
Permintaan bahan makanan online telah meledak, didorong oleh peningkatan
aksesibilitas layanan, berkat peningkatan penetrasi broadband dan perluasan
cakupan geografis pedagang online yang mantap. Namun demikian, beberapa
konsumen membeli bahan makanan mereka secara online. Sebuah studi penelitian
konsumen yang dilakukan pada tahun 2009 menunjukkan bahwa kurang dari 18
persen pelanggan memesan bahan makanan online setidaknya sekali dalam
setahun, sementara proporsi pengguna tetap adalah sekitar 6 persen.
• Bagaimana cara Ocado untuk bersaing di bisnis online retailing dan dapat
berkelanjutan?
2
• Bagaimana strategi Tesco untuk menghadapi persaingan pasar dengan
pesaing – pesaing baru seperti Ocado?
3
dapat memaksimalkan kegunaan toko kecil mereka agar lebih efektif lagi. Dengan
kata lain, kedua perusahaan tersebut harus menyeimbangkan antara efisiensi dan
efektifitas mereka. Sedangkang dari sisi keandalan dan biaya, kedua perusahaan
tersebut tidak terlalu berbeda jauh, karena dari segi biaya memang harga mereka
sangat bersaing antara saut dan lainnya. Namun, memang ada keterkaitan yang
sangat erat dalam penggunaan teknologi oleh kedua perusahaan tersebut dengan
skala operasi mereka. Automatisasi yang mereka lakukan juga dapat mendukung
fleksibitilitas operasi mereka. Penggunaan teknologi yang membantu fleksibilitas
tentunya juga harus memikirkan biaya untuk memaksimalkan cost performance dari
kedua perusahaan.
Dari segi automatisasi, Ocado memang tidak dapat dibandingkan dengan
Tesco karena memang skala mereka hanya 1 berbanding 10 dengan Tesco. Apabila
bicara terkait dengan skala ekonomi, kedua perusahaan tersebut tidak dapat
disandingkan antara satu dan lainnya. Walau demikian, karena Ocado masih dalam
masa pengembangan, maka ruang untuk improvisasi dari Ocado masih banyak
sekali karena secara market share juga Ocado hanya mengambil 65% dibandingkan
Tesco yang mengambil 90%, hal tersebut diambil dari data market share kategori
keperluan rumah tangga.
4
scale, kecepatan proses bisnis dengan dukungan IT saat ini sangat membantu
dalam meminimalisir trade offs yang dapat dilakukan dengan cara tradisional.
Memang untuk beberapa sektor, trade offs tersebut memerlukan biaya yang lebih
besar dibanding cara tradisional. Namun hal tersebut akan menjadi minimal jika kita
analisa secara menyeluruh seluruh sektor yang akan dikerjakan oleh suatu
perusahaan. Itulah sebabnya teknologi proses informasi memiliki banyak dampak di
bermacam industry. Efeknya ia telah menanggulangi beberapa tradeoff tradisional
dalam memilih teknologi proses.