Anda di halaman 1dari 1

*KESABARAN TIDAK ADA BATASNYA*

Sebagian orang menyangka kesabaran memiliki batas. Maka jika dianggap sudah melewati
batas, ia diperbolehkan untuk bertindak diluar aturan. Anggapan seperti ini tidaklah benar. Allah
ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang
dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10). Allah telah menyiapkan pahala
bagi mereka yang sabar dengan pahala yang tak terhitung. Hal ini menunjukkan besarnya
keutamaan orang yang bersabar.
Syaikh As-Sa’di mengatakan dalam tafsirnya :”Maka Allah menjanjikan bagi orang-orang yang
bersabar dengan pahala yang tak terhitung, yaitu pahala yang tidak terbatas dan tidak terukur.
Hal tersebut tidak dapat terjadi kecuali karena keutamaan dan kedudukan sabar di sisi Allah”.
Jika Allah telah menyiapkan pahala yang begitu besar bagi orang yang bersabar, maka
mengapa kesabaran harus kita batasi?. Selain itu, kita juga yakin bahwa seluruh permasalahan
yang datang, tidak mungkin melebihi kemampuan yang dimiliki seorang hamba. Sebagaimana
firman Allah (yang artinya), “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya.” (QS. Al-Baqoroh 286).
Oleh karena itu segala permasalahan yang kita alami, niscaya dapat kita selesaikan dengan
kesabaran, izin serta kekuatan dari Allah ta’ala. Kita beriman bahwa Allah adalah Dzat yang
maha kuasa yang memiliki hikmah yang sempurna dalam seluruh ketetapan yang diberikan
kepada makhluk-Nya. Dengan keyakinan seperti ini maka sudah sepatutnya kita bersabar
dengan segala ketetapan yang terjadi pada kita, dan ingat hal tersebut merupakan ujian bagi
kita. Jika kita mampu bersabar maka Allah akan menaikan derajat kita di sisi-Nya.
Ujian yang dialami kita jika dibandingkan dengan para nabi dan rasul maka masih jauh lebih
ringan. Manusia yang paling berat ujiannya adalah para nabi. Dan manusia diuji sesuai dengan
kadar kondisi agamanya. Sebagaimana riwayat dari Mush’ab bin Sa’id -seorang tabi’in- dari
ayahnya, ia berkata, “Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?” Beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya
lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat
(kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai
dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia
berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa.” (HR. Tirmidzi, shahih). Oleh karena itu
ketika kita diberikan ujian, maka ingat masih ada orang yang lebih berat dari ujian yang kita
alami, sehingga dapat membantu kita untuk bersabar.
Ya ALLAH jadikanlah kami kedalam golongan orang" yg selau bersabar AAMIIN

Anda mungkin juga menyukai