Anda di halaman 1dari 3

Tumpukan Sampah di Masa Depan

Cerpen Karangan: Fitriani Azizah


Kategori: Cerpen Anak, Cerpen Lingkungan, Cerpen Nasihat
Lolos moderasi pada: 20 November 2019

Terdengar suara riuh mesin dari dalam ruang percobaan Deni. Siang ini Deni, Sarah dan Andi
akan mencoba alat rancangan mereka yang terbaru. Menurut mereka, ini adalah alat rancangan
mereka yang paling hebat. Alat tersebut diberi nama mesin waktu. Tentu saja, dengan alat itu kita
bisa pergi menjelajah waktu.

“Oke, hampir selesai. Aku hanya harus mengencangkan baut-baut yang ada di dalam mesinnya.
Kalian berdua jangan tekan tombol merah besar itu. Kalian bisa lihat di buku panduan mesin
tersebut di meja sana. Pokoknya jangan tekan tombol merah itu. Karena itu akan sangat
berbahaya bagi kita” kata Deni.
“Baiklah,” jawab Sarah dan Andi bersamaan.

Deni pun masuk ke dalam mesin untuk mengencangkan baut-baut di dalamnya. Tidak lupa dia
membawa jam tangan pengatur waktunya untuk dicocokkan mesinnya dengan mesin waktu. Jam
itu memberi tahu di tahun berapa mereka berada. Karena sekarang tahun 2019, maka di jam
tangan tersebut tertera angka 2019.

Sarah dan Andi sedang membaca buku panduan mesin waktu sambil meminum soda kalengan.
Ketika minuman milik Andi sudah habis, dia pun melempar kalengnya ke sembarang arah, dan
ternyata kaleng tersebut mengenai tombol merah besar hingga membuat mesin tersebut
mengeluarkan bunyi sirine yang kencang.

“Andi, apa yang kau lakukan? Kau malah melempar kalengnya sembarangan. Inilah akibatnya!”
teriak Sarah panik.
“Maaf, aku tak sengaja!” kata Andi keras.

Mesin itu mengeluarkan asap putih dari dalam dan terdapat tulisan “Send to 2090” di atas
mesinnya. Itu artinya Deni dikirim oleh mesin waktu ke tahun 2090.

Deni pun tiba di tahun 2090. Dia agak panik saat mesin waktu mengeluarkan asap putih sampai
matanya tidak bisa melihat apa-apa, dan dia tiba di tahun 2090 ketika dia membuka mata.

“Gara-gara mereka aku terjebak di sini. Sekarang aku berada di tahun 2090” keluh Deni sambil
melihat jam tangan yang dibawanya.

Di sisi lain, Sarah dan Andi sibuk mencari jalan keluar agar Deni bisa kembali ke tahun 2019.
Dibulak-balik tiap halaman di buku panduan, dan akhirnya Sarah menemukannya. Di buku
panduan tersebut tercatat bahwa sang penjelajah waktu bisa kembali ke tahun asalnya dalam
waktu tiga puluh menit bila membawa jam tangan dan satu hari bila tidak membawa jam tangan.
Itu artinya Deni akan kembali setelah tiga puluh menit.
Deni melihat-lihat di sekitarnya banyak sekali tumpukan sampah. Lalu dia melihat rumahnya. Ia
terkejut melihat banyak sekali perbedaan dari rumahnya. Mulai dari halaman depannya yang
penuh sampah, pohon apel kesayangannya ditebang, dan selokan depan rumahya sangat kotor.
Deni tak suka melihat keadaan rumahnya sangat kumuh. Tidak hanya rumahnya, seluruh rumah
di sekitarnya pun sama nasibnya. Suhu bumi pun sangat tinggi dan tidak ada pepohonan sama
sekali. Deni mengahabiskan waktu berjalan-jalan kurang lebih 15 menit.

Deni melihat ada seseorang yang keluar dari rumahnya. Setelah ditelaah, itu adalah Deni sendiri.
Deni di tahun 2090. Tampak lebih tua dan rentan. Nampaknya Deni tua itu sedang merasa sedih.
Deni pun menghampiri Deni tua itu.

“Hei, sepertinya saya kenal anda” kata Deni tua sambil membetulkan kacamatanya.
“Aku Deni, Deni di tahun 2019” kata Deni sambil menjabat tangan.
“Oh syukurlah, bantuan sudah datang. Kau harus segera membantu kami dari tercemarnya bumi
oleh sampah ini. Kamu bisa lihat, seluruh pemukiman penuh sekali dengan sampah. Pepohonan
sudah ditebang. Bahkan sungai, selokan dan danau pun menjadi sangat kotor dan bau. Populasi
ikan-ikan di air pun sudah semakin berkurang, bahkan banyak juga yang sudah habis. Kini para
penduduk bumi akan pindah ke planet lain dan meninggalkan bumi sebagai rongsokan sampah.
Jadi aku mohon, ubahlah nasib bumi ini sebelum terlambat. Kau tidak mau kawasan rumahmu
seperti ini bukan?” kata Deni tua panjang lebar,
“Tentu saja aku tidak mau” ujar Deni.

“Jadi, misimu adalah harus mengubah perilaku buruk manusia terhadap kerusakan bumi. Dengan
cara ini pula nasib masa depanmu tidak akan seperti ini” kata Deni tua.
“Aku akan melakukannya sebisa mungkin. Demi masa depan yang lebih baik” kata Deni. “Jam
tanganku sudah berbunyi, aku harus segera kembali ke tahun asalku”.
“Bagus, ingat misimu itu. Untukmu dan juga dirimu di masa depan ini” kata Deni tua sambil
menepuk pundak Deni muda.

Tiba-tiba Deni ditutupi asap putih lagi dan langsung menghilang di hadapan Deni tua. Deni pun
mendarat di dalam mesin waktunya lagi. Sarah dan Andi langsung membuka pintu mesinnya.

“Deni, syukurlah kau selamat. Duduklah dulu. Kau pasti gelisah saat dibawa ke tahun 2090” kata
Andi sambil menuntun Deni ke kursi.
“Perjalanan yang menyenangkan, sekaligus bermakna” seru Deni.

Deni pun menceritakan peristiwa yang dilihatnya di tahun 2090. Mulai dari nasib bumi yang
buruk hingga misi nya yang besar. Sarah dan Andi pun mengerti. Mereka juga ingin ikut dalam
misi besar ini.

“Mulailah dari hal kecil dulu, misalnya membuang sampah pada tempatnya” jelas Deni.
“Andi tadi mebuang kaleng ke sembarang tempat, kalengnya menekan tombol merahnya. Jadi
kau terbawa ke tahun 2090. Itulah akibatnya bila membuang sampah sembarangan. Membawa
malapetaka” kata Sarah sambil menepuk pundak Andi keras.
“Bila sudah tahu akibatnya, maka kita mulai dari sekarang. Jangan dibiarkan bumi ini
ditinggalkan sebagai rongsokan. Demi masa depan kita yang layak” seru Deni.
Cerpen Karangan: Fitriani Azizah
Blog / Facebook: Fitriani Azizah

Cerpen Tumpukan Sampah di Masa Depan merupakan cerita pendek karangan Fitriani Azizah,
kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru
buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

Anda mungkin juga menyukai