6 November 2019
sia sebetulnya sudah mulai berakar pada zaman sebelum Indonesia merdeka, tepatnya
saat Indonesia masih merupakan wilayah jajahan Belanda. Setelah Indonesia merdeka,
undang-undang tersebut tetap digunakan dan seiring waktu pun berkembang menjadi
HKI lahir dan tumbuh di Eropa pada masa abad ke-15, yang kemudian masuk ke
sistem hukum Belanda melalui ekstensi dari hukum Perancis ketika Belanda berada di
berlaku lagi seiring dengan mundurnya kekuasaan Perancis di Belanda, namun Belanda
gan hak paten pada 1817, yaitu “Act on the Granting of Exclusive Rights to Inventions,
prinsip konkordansi pada tahun 1844, yaitu melalui Staatsblad van Nederlandsch-Indië
1844 No. 28, walaupun kemudian perundangan tersebut, baik yang berlaku di Belanda
1Paul Goldstein and Joseph Straus. Intellectual Property in Asia : Law, Economics, History and
Politics. Berlin, Springer, 2010, p. 87.
Sejarah HKI di Indonesia 2
maupun di Hindia-Belanda, ditarik kembali pada tahun 1869 di Belanda dan 1870 di
blad van Nederlandsch-Indië 1885 No. 109 yang kemudian digantikan dengan Regle-
ment Industrieele Eigendom pada tahun 1912), paten (Octrooiwet/Staatsblad van Ned-
erlandsch-Indië 1911 No. 136) dan hak cipta (Austerwet/Staatsblad van Nederlandsch-
Indië 1912 No. 600) yang semuanya merupakan pemberlakuan hukum Belanda atas
sional mengenai HKI sebagai bagian dari wilayah kekuasaan Belanda, seperti Konvensi
Paris (diumumkan dalam Staatsblad van Nederlandsch-Indië 1888 No. 187/188), Per-
masa tersebut, namun penerapannya bersifat pluralis karena adanya pemisahan hukum
yang berlaku antara golongan Eropa, Timur Asing dan Bumiputera. Peraturan-peraturan
tersebut lebih ditujukan dan berlaku bagi golongan Eropa, karena bagi golongan Timur
berlaku.
2 Ibid.
3Raditya Adi Nugraha. 2010. Tarik Menarik antara Aktor Negara dan Non Negara dalam Penera -
pan Rezim Internasional tentang Lisensi Software (Studi Kasus MoU Microsoft – RI). Skripsi.
Tidak Diterbitkan. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Indonesia. hal. 67.
Sejarah HKI di Indonesia 3
peraturan tersebut tidak bertentangan dengan UUD 1945, atas dasar ketentuan Pasal 2
Aturan Peralihan UUD 1945 sebelum perubahan, yang menyatakan bahwa “segala
badan negara dan peraturan yang ada masih berlaku, selama belum diadakan yang baru
menurut Undang-Undang Dasar ini”. Peraturan mengenai HKI yang tidak diberlakukan
kembali hanyalah Octrooiwet/UU Paten yang dinilai sebagai bertentangan dengan UUD
Pada Agustus 1953, Indonesia menetapkan peraturan HKI nasionalnya yang per-
tama, yaitu adalah Pengumuman Menteri Kehakiman RI No. J.S. 5/41/4 tentang Penga-
juan Sementara Paten Dalam Negeri dan Pengumuman Menteri Kehakiman RI No. J.G.
1/2/17 tentang Pengajuan Sementara Paten Luar Negeri. Sementara itu, undang-un-
dang pertama buatan Indonesia yang berkaitan dengan HKI adalah UU No. 21 Tahun
1961 tentang Merek Perusahaan dan Merek Perniagaan, yang dibentuk untuk meng-
gantikan Staatsblad van Nederlandsch-Indië 1885 No. 109 yang kemudian digantikan
dengan Reglement Industrieele Eigendom pada tahun 1912 yang mengatur mengenai
merek di masa pendudukan Belanda. Sementara itu, Austerwet atau Staatsblad van
Nederlandsch-Indië 1912 No. 600 yang mengatur mengenai hak cipta kemudian digan-
4 Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia.
“Sejarah Perkembangan Perlindungan Kekayaan Intelektual (KI) - Direktorat Jenderal Kekayaan
Intelektual.” Dgip.Go.Id, 2011, dgip.go.id/sejarah-perkembangan-perlindungan-kekayaan-in-
telektual-ki. Accessed 1 Nov. 2019.
Sejarah HKI di Indonesia 4
1979, walaupun dengan beberapa reservasi yaitu atas Pasal 1 hingga 12 dan Pasal 28
ayat (1) dari Konvensi tersebut.5 Sebelum adanya Keppres tersebut, terdapat ketidak -
pastian mengenai partisipasi Indonesia dalam konvensi dan perjanjian yang tadinya
berlaku karena Indonesia merupakan wilayah kekuasaan Belanda pada masa kolonial.
Konvensi Paris. Dengan adanya pernyataan resmi mengenai ratifikasi tersebut, maka
Indonesia secara pasti menjadi anggota dari Konvensi Paris dengan reservasi.6
Setelah sekian lama urusan paten hanya diatur dengan Pengumuman Menteri
Kehakiman saja, akhirnya Presiden Soeharto pada tahun 1986 menerbitkan Keputusan
Presiden No. 34/1986 yang berisi mengenai pembentukan suatu tim khusus di bidang
HKI, yang salah satu tugasnya adalah menyusun kebijakan dan perancangan undang-
undang yang berkaitan dengan HKI, termasuk mengenai paten. UU No. 6 Tahun 1989
tentagn Paten pun akhirnya disahkan setelah revisi RUU Paten diselesaikan oleh tim
Pada tahun 1992, UU No. 19 tahun 1992 tentang Merek yang menggantikan UU
No. 21 Tahun 1961 tentang Merek Perusahaan dan Merek Perniagaan, disahkan dan
Pada tahun 1994, Indonesia ikut serta sebagai anggota dari World Trade Organi-
zation (WTO), yang disahkan dengan UU No. 7 tahun 1994. Salah satu aspek penting
5 Ibid.
6 Op. Cit. Paul Goldstein and Joseph Straus. p. 89.
7Op. Cit. Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM Republik In -
donesia.
Sejarah HKI di Indonesia 5
yang tidak terpisahkan dari WTO adalah the Agreement on Trade Related Aspects of
tuan dalam WTO dan TRIPS. Proses penyesuaian Indonesia pun dimulai dengan pe-
rubahan terhadap UU Paten, Merek dan Hak Cipta pada tahun 1997, yaitu dengan
diterbitkannya UU No. 12 tahu 1997 tentanf Perubahan atas UU No. 6 Tahun 1982 se-
bagaimana telah diubah dengan UU No. 7 Tahun 1987 untuk hak cipta, UU No. 13
Tahun 1997 tentang Perubahan aras UU No. 6 tahun 1989 tentang paten, dan UU No.
14 tahur 1997 tentang Oerubahan atas UU No. 19 tahun 1992 tentang Merek.
Selain merubah undang-undang yang sudah ada, pada tahun 2000 pemerintah
juga mengesahkan tiga UU baru terkait dengan cabang-cabang bagian dari HKI yang
dianut oleh TRIPS yang belum ada peraturannya, yaitu UU No. 30 tahun 2000 tentang
Rahasia Dagang, UU No. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri, UU No. 32 tahun 2000
tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, dan UU No. 29 tahun 2000 tentang Perlin-
dungan Varietas Tanaman (yang kemudian berlaku efektif pada tahun 2004).8
dan penyempurnaan kembali mengenai UU tentang paten, hak cipta dan merek yang
telah dirubah pada tahun 1997, yang kemudian menghasilkan diundangkannya UU No.
14 Tahun 2001 tentang Paten, UU No. 15 Tahun 2001 tentang Merek, dan UU No. 19
1.3 HKI Pasca Amandemen UU Cipta, Merek, dan Indikasi Geografis 2014
8 Ibid,
Sejarah HKI di Indonesia 6
Pada tahun 2014 terjadi perubahan fase perkembangan HKI di Indonesia yang
tersebut diusung oleh Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual pada masa tersebut,
karena seiring dengan perkembangan teknologi, komunikasi, arus informasi dan global-
yang tidak tercakup dalam ruang lingkup HKI sebelumnya, terutama dalam konten-kon-
Tahun 2014 tentang Hak Cipta, UU No. 13 Tahun 2016 tentang Paten, dan UU No. 20
Daftar Pustaka
Raditya Adi Nugraha. 2010. Tarik Menarik antara Aktor Negara dan Non Negara
dalam Penerapan Rezim Internasional tentang Lisensi Software (Studi Kasus MoU Mi-
crosoft – RI). Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas
Indonesia.