BAB 1 BLPKN
BAB 1 BLPKN
PENDAHULUAN
3
BAB 2
SEJARAH
2.1.Sejarah
Perkebunan Kotta Blater didirikan pada tahun 1891 oleh N.V. Cultuur
Onderneming di kawasan hutan Meru Betiri dengan nama N.V. Cultuur
Onderneming Blater dengan budidaya serat nanas yang memiliki konsensi dalam
bentuk Hak Guna Usaha seluas 2.783,40 Ha.
Setelah nasionalisasi perkebunan – perkebunan belanda pada tahun 1958
dengan melalui beberapa kali penggantian pengelola, dengan perkembangan
sebagai berikut :
2.2.Ekologi
1.Letak Lahan
Kebun Kotta Blater adalah salah satu kebun PT Perkebunan Nusantara XII,
yang terletak pada :
Desa : Curahnongko
Kecamatan : Tempurejo
4
Kabupaten : Jember
Dengan perbatasan :
Barat : PT Perhutani.
Jarak kebun dari kota kecamatan tempurejo 15 Km, dari kota kabupaten
Jember 35 Km. dari Surabaya 200 Km.
2. Topografi
Kebun Kotta Blater memiliki jenis tanah tipe tanah alluvial keabu-abuan.
Iklim di PT. Perkebunan Nusantara XII tipe iklim D ke E. Tinggi permukaan
tanah Kebun Kotta Blater 25 meter dpl.
C. Luas Areal
PT. Perkebunan Nusantara XII Kebun Kotta Blater memiliki luas areal
2783.4 Ha, terdiri dari 4 afdeling. Dari luas tersebut luas areal yang ditanami
dengan tanaman karet yaitu 833.03 Ha, pembibitan 5.81 Ha. Tanaman kakao
seluas 36 Ha, dan aneka kayu : 1000.32 Ha, lahan tebu : 165.74 Ha, lain lain :
458.64 Ha. Dengan ketentuan :
TM Kakao : 24,00 Ha
Jumlah Tan. Karet : 261,38 Ha
Jumlah Kakao – Karet : 285,38 Ha
Jumlah Tan. Horti : 276,14
4
Pembibitan : 5,05 Ha
BAB 3
KAJIAN TEORI MAGANG KERJA
C.Penerimaan
Latex yang diterima harus langsung diolah dengan dialirkan ke bak
penerimaan disaring dengan menggunakan saringan ukuran 20
mesh dan apabila saringan tersumbat tidak diperkenannkan
digosok-gosok agar kotoran tidak terikut untuk itu disiapkan
saringan pengganti atau cadangan.
Latex yang diterima diukur K3 dengan menggunakan gilingan
contoh, agar hasil uji dijamin ketelitiannya, canting pengambilan
contoh harus ditera atau dicek benar 100 cc.
Penentuan faktor pengering dapat dilakukan dalam waktu 7 hari
sekali untuk memperkecil selisih antara antara taksiran dan
realisasi K3
Limbah karet agar selalu cermati dan harus disalurkan ke IPAL
tidak di perkenankan dibuang ke sungai.
Semakin besar air yang dipakai maka semakin besar limbah yang
dihasilkan, untuk itu perlu dilakukan effisiensi pemakaian air
pengolahan dengan cara memakai semprotan air, sehingga alat
yang terkena latex tidak tidak diglontor air minum cukup
disemprot saja.
Air pengolahan harus dijamin kebersihannya yaitu dengan
melakukan pengendapan dan dalam pemakaian disaring dari blako
yang selalu diganti bila kotor siapkan cadangannya.
D.Pembekuan
Latex dari bak penerimann dialirkan ke bak pembekuan disaring
dengan menggunakan saringan ukuran 40-60 mesh dan bila
saringan tersumbat tidak perkenannkan digosok-gosok, siapkan
saring pengganti.
Sebelum diisi latex, bak harus bak harus diisi air sesuai latex yang
tersedia, siapkan table pengencerran latex.
Pengeringan asam semut harus sesuai dengan standar konsentrasi
2%, siapkan tabel pengenceran asam semut, cara penuangan
dengan sistem gembor dan dilakukan berlawanan arah pengadukan
agar campuran homogen.
Petugas 1 mengisi bak pembeku dengan air pengencer latex,
melalui saringan 80 – 120 mesh yang dilapisi kain blaco, jumlah
air yang dibutuhkan menurut perhitungan yang dibutuhkan oleh
mandor sesuai daftar tabel pengencer latex yang telah disediakan
diruang pengolahan.
Petugas 2 mengalirkan dari tangki atau bak menerima lewat talang
melalaui saringan 30/40 meshdengan memperhatikn keadaan latex,
jumlah latex daam pembekuan ditetapkan sesuai dengan daftar
tabel pengenceran latex.
3.4. Penggilingan Karet
A. Ketentuan
Melaksanakan penggilingan karet sesuai peraturan dan ketentuan PTPN
XII (persero) antara lain: SNI 06-0001-1987, Vademikum, SE Direksi dan Memo
Manajer kebun.
B. Definisi/Singkatan
1. Koagulum : Koagulu latex hasil pembekuan
2. Sheet : Lembaran hasil proses penggilingan
3. Glantang : Batang bamboo tempat menggantung sheet
C. Persiapan Alat Alat Kerja
1. Talang penyalur koagulum/bekuan harus bersih dialiri air untu
melancarkan jalannya koagulum k sheet managel ( six in one/five in one )
2. Sheet mangel harus bersih, bebas dari karet, pelumas dan kotoran-
kotoran lainnya
3. Stelan rol-rol sheet mangel harus tepat, misalnya unntuk mangel jenis
five in one ukuran celah :
Rol pertama 6,4 mm
Rol kedua 3,2 mm
Rol ketiga 1,3 mm
Rol keempat 0,8 mm
Rol kelima (Printer) 0,3 m