Anda di halaman 1dari 4

EKSIBISIONIS

Berasal dari kata exhibition yang artinya pameran, penderita eksibisionis memamerkan atau
mempertontonkan alat kelaminnya. Eksibisionis adalah dorongan fantasi sexual yang
mendesak dan terus-menerus dengan memamerkan bagian genitalnya kepada orang lain.
Dorongan tersebut bertujuan untuk menakuti, mengejutkan atau untuk dikagumi. Gangguan
ini umumnya berawal di masa remaja dan berlanjut hingga dewasa. Eksibisionis dapat terjadi
pada pria maupun wanita. Pada pria, penderita menemukan kepuasaan saat melihat
perempuan terkejut melihat genitalnya. Sedangkan pada wanita, penderita menemukan
kepuasan melihat pria terangsang saat melihat alat kelamin, payudara atau pantatnya.
Eksibionis melakukan masturbasi sesaat setelah memamerkan bagian genitalnya pada korban.

Macam-macam Penanganan:

1. Teknik Behavioral

Para terapis dari aliran behavioral mencoba untuk mengembangkan prosedur terapeutik untuk
mengubah aspek seksual individu. Terdapat terapi aversif dilakukan dengan memberikan
kejutan fisik saat seoseorang menunjukkan perilaku yang berkaitan dengan parafilia.
Cara lain yang dilakukan adalah orgasmic reorientation, yang bertujuan membuat pasien
belajar untuk menjadi lebih terangsang pada stimulus seksual yang konvensional. Dalam
prosedur ini pasien dihadapkan pada stimulus perangsang yang konvensional (umum),
dimana mereka memberi respon seksual terhadap rangsangan lain yang tidak konvensional
(umum)

2. Penanganan Kognitif

Prosedur kognitif sering digunakan untuk mengubah pandangan yang terdistorsi pada
individu yang mengalami eksibisionis. Diberikan pelatihan empati agar individu memahami
pengaruh perilaku mereka terhadap orang lain.

3. Penanganan Biologis

Intervensi biologis yang sempat banyak diberikan dua generasi yang lalu adalah dengan
melakukan kastrasi atau pengangkatan testis. Baru-baru ini, penanganan biologis yang
dilakukan melibatkan obat-obatan. Beberapa obat yang digunakan adalah
medroxyprogesterone acetate (MPA) dan cyptoterone acetate. Kedua obat tersebut
menurunkan tingkat testosteron pada laki-laki, untuk menghambat rangsangan seksual.

Contoh Kasus

Ada seorang wanita anak SMA yang akan pulang ke rumah sepulang sekolah. An ak tersebut
kemudian menaiki angkot. Setelah angkot berjalan, tidak lama kemudian ada seorang laki-
laki yang menaiki angkot. Laki-laki itu kemudian duduk dibangku paling ujung. Anak SMA
ini duduk tepat dibelakang supir. Tak lama kemudian laki-laki tersbut mulai mengeluarkan
alat kelaminnya dan sambil menunjukan kearah anak SMA. Sang anak hanya bisa diam dan
tidak berani pergi dan turun. Laki-laki tersebut mengajak mengobrol dan terus tersenyum
sambil tangan tetap memegang alat kelamin dan tidak lama setelah itu celana yang
dikenakannya basah dan setelah itu laki-laki tersebut turun dari angkot. Anak SMA itu hanya
terdiam karena tidak menyangka dengan apa yang telah dilihatnya, anak tersebut ketakutan
sehingga hanya bisa terdiam. 6 BULAN BERTURUT ENURUT DSM IV.

FETISISME FETIS

Fetisisme adalah keghairahan atau kepuasan seks yang didapat dari sesuatu objek. Seseorang
yang mempunyai perilaku ini mendapatkan keghairahan seksual dengan memakai atau
dengan menyentuh objek tersebut. Sebuah fetish seksual dapat dianggap sebagai unsur untuk
meningkatkan hubungan romantis atau seksual yang dicapai dengan cara yang biasa
(misalnya memiliki pasangan mengenakan pakaian tertentu).

Berikut ini ada beberapa tingkatan fetishme menurut keparahan penyimpangannya:


1. Tingkat pertama: Pemuja (Desires). Ini adalah tahap awal. Tidak terlalu terpengaruh
atau fetish tidak terlalu mengganggu pikiran seseorang. Contohnya adalah saat seorang pria
mengidamkan wanita dengan payudara yang besar, rambut pirang, atau berbibir tipis. Namun
bila pria ini tidak mendapatkan wanita yang diimpikannya itu, dia tidak akan terlalu
mempermasalahkannya dan hubungan seksual dengan wanita itu tetap berjalan normal.

2. Tingkat kedua : Pecandu (Cravers). Ini adalah tingkatan lanjutan dari tingkat awal. Saat
seseorang Fetishist telah mencapai tahap ini, psikologi orang ini akan membuat dirinya "amat
membutuhkan" pasangan dengan fetish tertentu yang didambakannya. Bila hal itu tidak dapat
terpenuhi, akan mengganggu hubungan seksual orang ini, misalnya hilang hasrat seksual atau
tidak tercapainya orgasme / klimaks.

3. Tingkat III : Fetishist Tingkat Menengah. Ini termasuk tingkat yang berbahaya,
Fetishist akan melakukan apapun demi mendapakan fetish yang dia inginkan dengan
menculik, menyiksa, atau hal-hal sadis lainnya. Hasrat seksual Fetishist ini hanya akan
terlampiaskan dengan seseorang yang memiliki bagian yang dia inginkan tidak peduli itu
lawan jenis atau sejenis.

4. Tingkat IV : Fetishist Tingkat Tinggi. Lebih sadis dari tingkat ketiga, pada tingkat ini
seseorang tidak akan peduli dengan hal lain di luar fetish-nya. Misal Fetish seseorang adalah
stocking wanita, maka dia tidak membutuhkan wanita itu, hanya stockingnya saja. Dan yang
lebih parah adalah bila Fetish seseorang adalah bagian tubuh, dia hanya membutuhkan bagian
tubuh orang itu saja dan tidak peduli dengan orang yang memiliki bagian tubuh itu sendiri.

5. Tingkat V : Fetishistic Murderers. Seorang fetishme rela membunuh, memutilasi demi


mendapatkan fetish yang dia inginkan. Penyakit psikologis ini bisa sembuh dengan terapi
psikologis dan pengobatan kejiwaan lainnya. Tergantung dari tingkat Fetishist itu sendiri.

Treatmen yang dapat dilakukan bagi penderita fetisisme adalah dengan melakukan terapi
aversif yang dilakukan dengan memberikan hukuman pada fetisis, seperti memakan obat
penyebab muntah atau dihipnotis agar ia merasa muakn saat melakukan hubungan masturbasi
dengan objek fetisismenya.

FETISISME TRANSVESTIK

Merupakan sebuah sindrom yang hanya ditemukan pada laki-laki, ketika seorang pria
memiliki dorongan yang tidak terkontrol untuk menggunakan pakaian wanita sebagai usaha
mereka untuk pemenuhan hasrat seksual.

Praktik transvestik bervariasi, dimulai dari memakai pakaian dalam perempuan dibalik
pakaian konevensional hingga memakai pakaian perempuan lengkap.

Dasar untuk fetish transvestic adalah mendapatkan kepuasan seksual dengan berpakaian
dalam yang seharusnya untuk lawan jenis. Penyebabnya awalnya mungkin rasa ingin tahu
remaja. Fetisisme transvestic kadang-kadang dimulai ketika anak muda mencoba memakai
baju dari kakak atau ibunya. Kegiatan dilanjutkan karena itu menyenangkan tetapi alasan
untuk kenikmatan tetap tak sadari.

Anda mungkin juga menyukai