Anda di halaman 1dari 43

71

LAPORAN PEMBORAN

BAB IV
SISTEM PEMUTAR ( ROTATING SYSTEM )

4.1. TEORI DASAR


Fungsi utama system pemutar adalah untuk memutar rangkaian pipa bor
dan memberikan beratan diatas pahat member lubang. Sistem pemutar terdiri dari
tiga sub-komponen :
1. Peralatan putar (rotary assembly)
2. Rangkaian pipa bor (drill string)
3. Mata bor (bit)
Peralatan putar berfungsi untuk :
 Memutar rangkaian pipa bor selama operasi pemboran berlangsung
 Menggantungkan rangkaian pipa bor yaitu dengan slip yang dipasang
(dimasukkan) pada rotary table ketika disambung atau melepas bagian-
bagian drill pipe.
Rangkaian pipa bor menghubungkan antara swivel dan mata bor berfungsi untuk :
 Menarik-turunkan mata bor
 Memberikan beban diatas pahat untuk penembusan (penetration)
 Meneruskan putaran ke mata bor dan
 Menyalurkan fluida pemboran yang bertekanan ke mata bor
Mata bor merupakan peralatan yang langsung menyentuh formasi, berfungsi
untuk menghancurkan dan menembus formasi.

4.1.1. Peralatan Putar (Rotary Assembly)


Peralatan putar ditempatkan pada lantai bor di bawah crown block diatas
lubang, peralatan putar terdiri dari :
1. Meja putar (rotary table)
2. Master bushing

ROTATING SYSTEM
72
LAPORAN PEMBORAN

3. Dua alat penting yaitu, kelly bushing (digunakan untuk memutar rangkaian
pipa bor) dan rotary slip (digunakan untuk menggantungkan rangkaian
pipa bor). Kunci utamanya adalah meja putar.
Meja putar, master bushing dan kelly bushing digunakan bersama-sama untuk
memutar rangkaian pipa bor. Meja putar, master bushing dan rotary table
digunakan untuk menggantung rangkaian pipa bor di dalam lubang pada saat
menyambung/melepas section drillpipe dengan bantuan “make-up and break-out
tongs”.

4.1.1.1. Meja Putar


Meja putar berfungsi untuk :
 Meneruskan gaya putar dari drawwork ke rangkaian pipa bor melalui
Kelly bushing dan Kelly.
 Menahan pipa bor dalam lubang pada saat penyambungan atau pelepasan
pipa bor dilakukan. Kecepatan meja putar dapat diatur oleh seorang driller
man dengan beberapa handle yang ada di drawwork.
Hubungan rotary table dengan prime mover ada dua macam :
1. Hubungan dengan rantai ke drawwork
2. Hubungan langsung ke prime mover

4.1.1.2. Master Bushing


Master bushing merupakan alat yang dapat dilepas dari rotary table.
Master bushing berfungsi sebagai dudukan (penempatan) Kelly bushing atau
rotary slip.

4.1.1.3. Kelly Bushing


Kelly bushing selama operasi pemboran berlangsung berfungsi untuk
meneruskan putaran dari rotary table ke rangkaian pipa bor.

ROTATING SYSTEM
73
LAPORAN PEMBORAN

4.1.1.4. Rotary Slips


Jika rotary slip dimasukkan ke dalam master bushing, maka rotary slip
akan berfungsi sebagai penggantung rangkaian pipa bor pada saat dilakukan
penyambungan atau pelepasan section rangkaian pipa bor.

4.1.2. Rangkaian Pipa Bor


4.1.2.1. Swivel
Swivel adalah ujung teratas rangkaian pipa bor, yang berfungsi untuk :
 Memberikan kebebasan kepada rangkaian pipa bor untuk berputar dimana
swivelnya sendiri tidak ikut berputar.
 Memberikan perpaduan gerak vertical dengan gerak berputar dapat bekerja
bersama-sama.
 Sebagai penghubung antara rotary hose (pipa karet) dengan Kelly
sehingga memungkinkan lumpur bor untuk sirkulasi tanpa mengalami
kebocoran.
Bagian-bagian dari swivel terdiri dari :
1. Bail : bagian atas dari swivel yang berfungsi sebagai penggantung
swivel pada hook di bawah travelling block
2. Goosneck : merupakan pipa yang berbentuk seperti huruf “U” yang
terletak di bagian atas dari swivel, berfungsi untuk menghubungkan
rotary hose dengan swivel
3. Washpipe assembly (internal) terletak pada bagian atas swivel bannet
yang berfungsi untuk menghubungkan rotary hose (dari goosneck)
dengan rotating swivel stem. Washpipe assembly dapat diambil dari
swivel untuk dibersihkan.
4. Bonnet : merupakan metal yang berfungsi sebagai pelindung washpipe
assembly
5. Houshing : merupakan suatu baja yang berfungsi sebagai pelindung
washpipe dan sebagai rumah rotating stem assemblies
6. Rotating swivel stem : merupakan poros perputaran pada swivel
7. pin : merupakan ulir pada bagian atas dari kelly cock.

ROTATING SYSTEM
74
LAPORAN PEMBORAN

4.1.2.2. Kelly
Kelly merupakan rangkaian pipa bor yang paling atas dimana bentuk irisan
luarnya dapat berbentuk segi tiga, segi empat, segi enam. Kelly ini dimasukkan
ke dalam kelly bushing.
Kelly bushing berfungsi untuk meneruskan gaya putar (torsi) dari meja
putar ke kelly dan selanjutnya keseluruh rangkaian pipa bor. Selama kelly ini
tidak dipergunakan (dilepas) misal pada waktu mencabut string, maka kelly ini
dimasukkan ke dalam rathole yang terdapat di lantai bor. Dalam keadaan ini kelly
bushing selalu ikut terbawa demikian pula swivelnya.

4.1.2.3. Upper Kelly Cock


Merupakan suatu valve yang dipasang diantara swivel dan kelly. Fungsi
utamanya (pada saat tertutup) adalah untuk menjaga agar tidak terjadi tekanan dari
lubang bor yang bertekanan tinggi.

4.1.2.4. Lower Kelly Cock (Mud Silver Valve)


Mempunyai valve otomatis atau manual berfungsi untuk menahan cairan
pemboran dalam kelly pada saat dilakukan penyambungan.

4.1.2.5. Drillpipe (DP)


Drillpipe merupakan bagian rangkaian pipa bor yan terpanjang, artinya
jumlahnya paling banyak dalam satu rangkaian pipa bor untuk mencapai
kedalaman lubang bor yang diinginkan. Fungsi utama drillpipe adalah untuk :
o menghubungkan kelly dengan drillcollar dan mata bor di atas lubang bor
o memberikan rangkaian panjang pipa bor, sehingga dapat menembus
formasi yang lebih dalam
o memungkinkan naik turunnya mata bor
o meneruskan putaran dari meja putar ke meja bor
o meneruskan aliran lumpur bor dari swivel ke mata bor

ROTATING SYSTEM
75
LAPORAN PEMBORAN

4.1.2.6. Penyambung Drill Pipe


Setiap section atau joint drillpipe standart mempunyai tiga bagian pokok,
yaitu : tube (pipe), dan tool joint pada kedua ujungnya. Tool joint terdiri dari dua
jenis :
1. Pin connection : tool joint pada bagian bawah drillpipe (DP) dimana ulir
dibuat pada bagian luar, disebut “PIN”
2. Box connection : tool joint pada bagian atas drill pipe (DP) dimana ulir
dibuat pada bagian dalam, disebut “BOX”

4.1.2.7. Karakteristik Drill Pipe


a) Tipe utama drill pipe, ada 2 macam :
1. Standart drill pipe : digunakan dari permukaan sampai pada top drill collar.
Pada umumnya drill pipe diikuti drill collar di atas mata bor (bit).
2. Heavy weight drill pipe : digunakan pada kondisi khusus, yaitu pada
waktu terjadi down hole problem seperti pipa terjepit, dan sebagainya.
b) Ukuran dan panjang :
1. Range 18’ – 22’  jarang dijumpai
2. Range 27’ – 30’
3. Range 39’ – 45’
c) Drillpipe joint biasanya disambung atau dilepasdari section pipa bor. Section
ini disebut “stand’. Jumlah joint dalam satu stand ditentukan oleh tinggi
menara dan ring drill pipe yang digunakan.
d) Penyimpanan drill pipe : drill pipe disimpan bila tidak digunakan pada dua rak
pipe didekat rig. Rig storage bisa dilepas dari rangkaian pipa bor, drill pipe
joint ditempatkan (disandarkan) pada rak pipa di sisi menara. Near Rig storage
drill pipe joint ditempatkan pada rak yang terletak di seberang rig.

ROTATING SYSTEM
76
LAPORAN PEMBORAN

4.1.2.8. Drill Collar (DC)


Drillcollar berbentuk seperti DP, tetapi diameter dalamnya lebih kecil dan
diameter luarnya sama dengan diameter luar “tooljoint” DP. Jadi dindingnya lebih
tebal daripada DP.
Drill Collar ditempatkan pada rangkaian pipa bor bagian bawah diatas
mata bor. Fungsi utama dari Drill Colar :
 Sebagai pemberat (wight on bit = WOB), sehingga rangkaian pipa bor
dalam keadaan tetap tegang pada saat pemboran berlangsung, sehingga
tidak terjadi pembelokkan lubang.
 Membuat agar putaran rangkaian pipa bor stabil
 Memperkuat bagian bawah dari rangkaian pipa bor agar mampu menahan
puntiran
Dengan demikian diharapkan akan berjalan dengan laju yang besar, lubang bor
lurus dan kerusakan DP kecil.

4.1.2.8.1. Karakteristik Drill Collar


1. Perbedaan antara drillpipe dengan drillcollar :
Perbedaan pokok antara drillpipe dengan drillcollar adalah ukuran, berat
dan strength. Pada gambar terlihat drillcollar tidak mempunyai tool
joint,karena drillcollar dindingnya tebal sehingga ulir cukup dibuat pada
dindingnya sendiri.
2. standart drillcollar parts
3. ukuran drillcollar :
a. biasanya mempunyai panjang 30 ft atau kurang
b. tebal dindingnya 3 ½ inch atau lebih
c. berat lebih dari 3 tons
d. di bawah batang bor dapat dipakai 2 – 60 drillcollar

ROTATING SYSTEM
77
LAPORAN PEMBORAN

4.1.2.8.2. Jenis-Jenis Drill Collar


1. Standart drillcollar mempunyai permukaan yang halus dengan box
connection terletak pada tiap top dan pin connection terletak pada bottom
2. Spiraled drillcolar mempunyai permukaan beralur seperti spiral, digunakan
pada kondisi khusus untuk mencegah terjadinya differential wall sticking.
3. Zipped drillcollar permukaannya terdapat ceruk (lekukan) yaitu pada
bagian ujung atas drillcollar. Digunakan untuk menjaga keseimbangan.

4.1.2.9. Mata Bor (Bit)


Mata bor merupakan peralatan yang langsung menyentuh formasi,
berfungsi untuk menghancurkan dan menembus formasi, dengan cara memberi
beban pada mata bor.
Bagian – bagian penting dari mata bor :
o shank: merupakan suatu alur (threaded pin), dimasukkan ke dalam box
connection pada bottom collar atau bit sub di bawah collar.
o Bit lugs : merupakan peralatan yang berfungsi untuk dudukan poros dan
cones.
o Cones : merupakan roda-roda bergigi (gerinda) yang berputar pada mata
bor.
o Fluid passageway (jets) : merupakan nozzle yang terdapat pada bottom
untuk menyemprotkan lumpur bor langsung ke formasi.
Jenis-jenis mata bor :
4.1.2.9.1. Drag Bit
Drag bit ini tidak mempunyai roda-roda yang dapat bergerak dan membor
dengan gaya keruk dari blandenya. Pada masa yang lampau, biasanya untuk
pemboran permukaan (spud in) dilakukan dengan bit ini, tetapi dewasa ini
telah digeser oleh roller- cone bit. Letak jet nozzle pada drag bit ini dirancang
agar supaya lumpur yang keluar dari rangkaian pipa bor langsung menyemprot
blandernya, hal ini dimaksudkan agar blandenya tetap bersih pada waktu
mengebor. Drag bit biasanya digunakan untuk membor formasi-formasi lunak
dan plastik (lengket). Blande drag bit dibuat dari macam-macam baja paduan

ROTATING SYSTEM
78
LAPORAN PEMBORAN

dan pada bagian muka (faced) yang keras umumnya diperkuat dengan
tungsten carbide. Persoalan-persoalan yang timbul dalam penggunaan drag bit
adalah :
o lubang bengkok
o lubang berdiameter kurang dari yang diminta (undergauge)
o balling (dilapisi padatan) pada pemboran formasi shale
Lubang bengkok dapat dikurangi dengan pemakaian drill collar, sedang
undergauge dapat dikurangi dengan membuat otomatis pada nozzle, dimana
bila bitnya rusak, nozzle bertumpu pada lubang dan tertutup secara otomatis,
sehingga menaikkan tekanan pompa dipermukaan. Balling dapat dikurangi
dengan menggunakan jet nozzle pada balandenya.

4.1.2.9.2. Roller-Cone (Rock Bit)


Roller-Cone adalah bit yang mempunyai kerucut (cone) yang dapat berputar
untuk menghancurkan batuan. Bit ini pertama kali didesain oleh howard R.
Houghes (1909) dan hingga sekarang banyak dilakukan untuk pemboran di
lapangan minyak. Pada masing-masing terdapat gigi-gigi. Jika diperhatikan
secara seksama maka bentuk gigi tersebut untuk setiap bit berbeda. Gigi yang
panjang dan jarang letaknya atau sedikit jumlahnya digunakan untuk formasi
batuan lunak. Sedang gigi-gigi yang pendek dan rapat letaknya adalah
digunakan untuk formasi medium hard atau hard (keras).
Umumnya jumlah conner pada setiap bit adalah tiga, setiap cones mempunyai
sumbu yang berbeda, setiap asnya berpotongan pada satu titik. Panjang jarak
gigi-gigi serta pola dari bit dibuat untuk memperoleh laju pemboran yang
tertinggi dengan minimum pengaruh balling pada gigi-gigi tersebut.
Roller cone bit ada dua macam :
a. Steel tooth bit (Milled tooth bit)
Merupakan satu diantara jenis mata bor (bit) yang paling banyak
dipakai, dikenal dari gigi-gigi pemotongnya yang dibentuk dengan
jalan menggiling/memotong conenya, sehingga menjadi gigi.
b. Insert bit (Tungsten carbite bit)

ROTATING SYSTEM
79
LAPORAN PEMBORAN

Gigi-gigi dibuat dari karbit tungsten yang tahan keausan. Biasanya


mata bor jenis ini digunakan untuk menembus lapisan yang paling
keras atau paling abrasif.

4.1.2.9.3. Diamond Bit


Pengeboran dengan diamond bit ini sifatnya bukan penggalian (pengerukan)
dengan gigi berputar), tetapi diamond bit ini membor batuan berdasarkan
penggoresan dari butir-butir intan yang dipasang pada matrix besi (carbite)
sehingga menghasilkan laju pemboran yang relatif lambat. Kontak langsung
antara intan-intan dengan formasi menyebabkan kerusakan yang cepat karena
panas yang ditimbulkan. Pemakaian intan dipertimbangkan karena intan
merupakan zat padat yang sampai sekarang dianggap paling keras dan abrasif.
Pada prakteknya diamond bit jarang/tidak selalu digunakan di lapangan.
Keistimewaan dari diamond bit ini adalah mempunyai umur pemakaian yang
relatif panjang (awet) sehingga mengurangi frekuensi roundtrip, dengan
demikian biaya pemboran dapat biperkecil.
4.1.3. Specialized Down Hole Tools
Specialized Down-Hole Tools merupakan peralatan khusus yang
digunakan sebagai “bottom hole asembly” pada rangkaian pipa bor. Peralatan ini
digunakan untuk mengontrol kerja bit selama operasi pemboran berlangsung. Ada
tiga jenis Specialized Down-Hole Tools, yaitu :
1. Stabilizer
2. Rotary reamers
3. Shock absorbes (shock subs)

4.1.3.1. Stabilizer
Stabilizer digunakan sebagai “bottom hole assembly” untuk menjaga
kestabilan bit dan drillcollar dalam lubang bor selama berlangsung operasi
pemboran. Pada umumnya stabilizer di gunakan untuk tujuan sebagai berikut :

ROTATING SYSTEM
80
LAPORAN PEMBORAN

o Untuk menungkatkan penembusan (increased penetration). Stabilizer akan


memberikan WOB yang lebih besar pada drillcollar sehingga
meningkatkan laju pemboran (penetration rate)
o Untuk memperkecil kemungkinan terjadinya patah lelah (fatique) pada
sambungan drillcollar.
o Untuk mencegah terjadinya ‘well sticking”. Stabilizer dapat menahan
permukaan rangkaian pipa bor tetap tidak menyentuh didding lubang bor.
Ada empat jenis stabilizer, yaitu :
o Non-rotary sleave type stabilizer
o Sleave type rig repairable stabilizer
o Replaceable wear pid rig repairable stabilizer
o Blande stabilizer

4.1.3.2. Rotary Reamers


Rotary Reamers merupakan peralatan yang digunakan pada operasi
pemboran terutama menjaga ukuran lubang bor atau untuk memperbesar ukuran
lubang bor.
Ada tiga jenis rotary reamers :
1. 3-point string type
2. 6-point bottom hole type
3. 3-point bottom hole type

4.1.3.3. Shock absorbers


Sering juga disebut “shock sub” merupakan peralatan yang diletakkan
pada bagian bawah section drillcollar untuk mengurangi getaran dan kejutan yang
ditimbulkan oleh “cutting section of the bit” ketika membor batuan keras, patahan
dan selang-seling batuan keras lunak, hal ini mengurangi terjadinya kerusakan
rangkaian pipa bor dan bahkan rignya sendiri.
Fungsi utama shock absorbed adalah untuk mengurangi :
o patah lelah pada sambungan drillcollar dan drillpipe

ROTATING SYSTEM
81
LAPORAN PEMBORAN

o beban kejutan pada bit, melindungi gigi-gigi dan bearing (as), dan
o kemungkinan kerusakan pada peralatan di permukaan.
Hal ini dapat dicapai laju pemboran yang lebih cepat karena WOB dan
RPM yang optimum dapat dicapai dan juga dapat memperpanjang umur pahat
(bit).

4.2. DISKRIPSI ALAT


4.2.1. Rotary Table
Fungsi
Meneruskan gaya putar dari drawwork kerangkaian pipa bor melalui
kelly bushing dan.
Mekanisme kerja
Rotary table mendapat power dari prime mover, kemudian
meneruskannya ke rangkaian peralatan pemboran dibawahnya.
Gambar :

Gambar 4.1. Rotary Table


http://www.tx1st.com/products/3/image/p3-23.gif

ROTATING SYSTEM
82
LAPORAN PEMBORAN

Spesifikasi :
Tabel 4.1 Spesifikasi Rotary Table
ZP175 ZP375
Model Number ZP175 ZP205 ZP275 ZP375
A AS
Opening Size (in) 17-1/2" 17-1/2" 20-1/2" 27-1/2" 37-1/2" 37-1/2"
Distance From
Table Center to
Center Inner Row 44" 53-1/4" 53-1/4" 53-1/4" 53-1/4" 58-1/5"
of Sprocket Teeth
(in)
Static Load
135 123 350 500 650 650
Rating (ton):
Torque (ft-lbs) 10,132 10,132 16,646 20,265 23,883 23,883
Max. Speed (rpm) 300 300 300 300 300 300
Gear Ratio 3.75 3.75 3.22 3.67 3.56 3.56
76x11x 76x11x 90x58x 90x65x 97x71x 97x71x
Dimensions (in)
23 23 26 27 28 28
Weight (lbs) 9178 9416 12,000 13,587 16,600 17,700
Continental
Interchangeability National
Emsco

ROTATING SYSTEM
83
LAPORAN PEMBORAN

4.2.2. Rotary Slip


Fungsi
Sebagai penggantung rangkaian pipa bor pada saat dilakukan
penyambungan atau pelepasan section rangkaian pipa bor.
Mekanisme Kerja
Saat penyambungan pipa, alat ini diselipkan kedalam master bushing
pada rotary table agar pipa tidak jatuh saat disambung.
Gambar :

Gambar 4.2.Rotary Slip


http://www.tx1st.com/products/7/7-9.htm

ROTATING SYSTEM
84
LAPORAN PEMBORAN

Spesifikasi :
Tabel 4.2 Spesifikasi Rotary Slip
Slip Body
Model 3-1/2" 4-1/2"
Size(in)
2- 2- 3-
Pipe Size (in) 3-1/2" 4" 4-1/2"
SDS 1/8" 3/8" 1/2"
Weight (lb) 111 117 107 143 136 127
2- 2- 3-
Pipe Size (in) 3-1/2" 4" 4-1/2"
SDML 1/8" 3/8" 1/2"
Weight (lbs) 188 193 180 207 199 188
Pipe Size (in) __ __ __ 3-1/2" 4" 4-1/2"
SDXL
Weight (lbs) __ __ __ 329 219 205

ROTATING SYSTEM
85
LAPORAN PEMBORAN

4.2.3. Master Bushing

Fungsi
Sebagai dudukan (penempatan) kelly bushing atau Rotary
slip.
Mekanisme kerja
Master bushing terletak pada rotary table yang merupakan alat yang
dapat dilepas dary rotary table. Mengunci casing agar tidak terjatuh.
Gambar :

Gambar 4.3. Master Bushing


http://www.tx1st.com/products/7/image/7-6.gif

ROTATING SYSTEM
86
LAPORAN PEMBORAN

Spesifikasi :
Tabel 4.3 Spesifikasi Master Bushing
Rotary Table Handling Pipe
Inserts Bowls
Bushing Type Size Size
API Bowl 1011
17-1/2" 2-3/8" - 8-5/8"
Ext. Bowl 1024
MSS API Bowl 1011
Solid Body and 20-1/2" 2-3/8" - 8-5/8"
Ext. Bowl 1024
Split
Body API Bowl 1022
2-3/8" - 8-5/8"
27-1/2" Ext. Bowl 1025
Insert Bowl 1026 9-5/8" - 10-3/4"
MSDP 17-1/2" Ext. No. 3 Taper 2-3/8" - 8-5/8"
Split Body 20-1/2" Ext. No. 3 Taper 2-3/8" - 8-5/8"
Ext. Bowl 1809 2-3/8" - 8-5/8"
20-1/2" Bowl 1092 9-5/8" - 10-3/4"
MSPC Body Only 1085 11-3/4" - 13-3/8"
Solid Body Bowl 1810 (No.3) 2-3/8" - 8-5/8"
27-1/2" Bowl 1904 (No.2) 9-5/8" - 10-3/4"
Bowl 1903 (No.1) 11-3/4" - 13-3/8"
MSP
27-1/2" Ext. No. 3 Taper 2-3/8" - 8-5/8"
Split Body
Bowl 6608 (No.3) 2-3/8" - 8-5/8"
MPCH 37-1/2" Bowl 6609 (No.2) 9-5/8" - 10-3/4"
Bowl 6610 (No.1) 11-3/4" - 13-3/8"

ROTATING SYSTEM
87
LAPORAN PEMBORAN

4.2.4. Swivel
Fungsi
a. Memberikan kebebasan pada rangkaian pipa bor untuk berputar
dimana swivel tidak swivelnya tidak ikut berputar.
b. Memberikan perpaduan gerak vertikal dengan gerak berputar agar
dapat bekerja bersama-sama.
c. Sebagai penghubung antara rotary (pipa karet) dengan kelly sehingga
memungkinkan lumpur bor untuk sirkulasi tanpa mengalami
kebocoran.
Mekanisme Kerja

Tempat bergantungnya peralatan pemboran.

Gambar :

Gambar 4.4 Swivel


http://www.tx1st.com/products/3/p3-5.htm

ROTATING SYSTEM
88
LAPORAN PEMBORAN

Spesifikasi :
Tabel 4.4 Spesifikasi Swivel
Model Number SL150 SL250 SL500 SL650
Max Static Load (lbs) 300,000 500,000 1,000,000 1,300,000
Max Speed (rpm) 300 300 300 800
Max Working Pressure
5,000 5,000 5,000 5,000
(psi)
Stem ID (in) 2-1/2 3 3 3
Overall Dimension (in) 99×30×33 113×40×32 120×43×38 120×43×38
Weight (lbs) 2,956 4,952 5,952 8,818

ROTATING SYSTEM
89
LAPORAN PEMBORAN

4.2.5. Kelly
Fungsi
Meneruskan gaya putar rotasi (torsi) dari rotary table ke Kelly
selanjutnya keseluruh rangkaian pipa bor.
Prinsip Kerja
Memutar rangkaian pipa bor yang ada di bawahnya
Gambar :

Gambar 4.5. Kelly


http://www.protoolsuae.com/kelly.htm

Spesifikasi :
ROTATING SYSTEM
90
LAPORAN PEMBORAN

Tabel 4.5 Spesifikasi Kelly


SQUARE KELLY SPECIFICATIONS
Top Upset
Bottom Upset Drive Section
Joint
Available API Right Weight
Nom. lengths Reg. Hand Bore of
Size (ft) Across Across
Box OD connections OD (E) 40-ft
(A) Corners Flats Lg.(lb)
Thread (C) (D)
(F) (G)
Left
Hand
6-5/8 7 ¾ NC 31 1,080
3 40,46 4-1/8 2* 3.875 3
4 ½ 5 ¾ 2-7/8 IF) 980
6-5/8 7 ¾ NC 38
3½ 40,46 4 ¾ 2 ¼ 4.437 3 ½ 1,320
4 ½ 5 ¾ (3 1 /2 IF)
NC 46 6,6-
(4 IF), 3/8 2-
4¼ 40,46,54 6-5/8 7 ¾ 5.500 4 ¼ 1,820
NC 50 6-1/8, 13/16
(4 1 /2 IF) 6-3/8
NC 56
5¼ 40,46,54 6-5/8 7 ¾ or 5 1 /2 7 3 ¼ 6.750 5 ¼ 2,780
FH
6 40,46,54 6-5/8 7 ¾ 6-5/8 Reg. 7 ¾ 3 ½ 7.625 6 3,700

4.2.6. Drill Pipe


Fungsi
ROTATING SYSTEM
91
LAPORAN PEMBORAN

1. Menghubungkan kelly terhadap drillcollar dan mata bor di dasar


lubang bor.
2. Memberikan rangkaian panjang pipa bor, sehingga dapat menembus
formasi yang lebih dalam.
3. Memungkinkan naik-turunnya mata bor.
4. Meneruskan putaran dari meja putaran ke meja bor.
5. Meneruskan aliran lumpur bor dari swivel ke mata bor.
Mekanisme
Menghubungkan dan menambah panjang rangkaian pipa pemboran.
Gambar :

Gambar 4.6.Drill Pipe


http://www.tx1st.com/products/9/image/9.2.gif

Spesifikasi :

ROTATING SYSTEM
92
LAPORAN PEMBORAN

Tabel 4.6 Spesifikasi Drill Pipe


NOM OD NOM Approx,WT/FT UPSET &
(Inch) WT/FT (lb/t GRADE
6,92 EU- E
6,83 EU-E
2 3/8 6,65 6,71 IU-E
6,68 IU-E
7,01 IU-X
10,76 EU-E
10,51 EU-E
7/8 10,40
10,28 IU-E
10,12 IU-E

4.2.7. Top Drive System


Fungsi

ROTATING SYSTEM
93
LAPORAN PEMBORAN

Menghubungkan travelling block, Swivel, dan Hook yang ditambah


dengan motor pemutar .
Mekanisme Kerja
Gerak naik turun pada suatu rel guide runner disepanjang menara.
Gambar :

Gambar 4.7 Top Drive System


http://www.tx1st.com/products/3/p3-11.htm

Spesifikasi :

ROTATING SYSTEM
94
LAPORAN PEMBORAN

Tabel 4.7 Spesifikasi Top Drive System


Rated Drilling Depth(4-1/2" Drill Pipe) 22,960 ft
Rate Load 500 Ton
Rotary Speed 0-220 rpm
Drilling Torque(Continuous,Maxium) 36,878 ft-1bs
Rated Voltage 600 V
Rated Power(Continuous) 400 HPx2
AC Induction,Forced Air
Motor Type
Cooling
Speed of Rotating Head 0-12 rpm
Maximum Torque of Break Out 55,317 ft-1bs
Scope of Clamped Drill Pipe by Back-up
3-1/2" - 5-1/2"
Tong
Drill Pipe Range 3-1/2" - 5-1/2"
6-5/8" API REG Box-
Upper IBOP
Pin,10,000psi
6-5/8" API REG Box-
Lower IBOP
Pin,10,000psi 4.2
.8. Stabilizer
Fungsi
a. Meningkatkan penembusan.
b. Memperkecil kemungkinan patah lelah pada drill collar.
c. Mencegah terjadinya well sticking.
Mekanisme
Meningkatkan laju penembusan dengan penambahan beban berat yang
dimilikinya. Stabilizer dipasang pada DP dan DC sesuai dengan
kebutuhannya. Diameter DC atau tool joint DP.
Gambar :

ROTATING SYSTEM
95
LAPORAN PEMBORAN

Gambar.4.8. Stabilizer
http://www.tx1st.com/products/9/image/tttt.gif

Spesifikasi :
Tabel 4.8 Spesifikasi Stabilizer
Integral Blade Stabilizer Specification
Fishing Blade Tong Crown
Pin Overall Blade
Hole Size neck layout space length
length length width
length length length (nominal)
A B C D E F G
4-1/8 --6 3/4 24 15 18 4 65 12 3
7 --9-7/8 24 16 18 5 70 13 3
10 --12-1/4 24 18 24 5 75 13 4
13 --18-1/2 24 20 24 5 80 14 4
20 --26 30 22 24 5 85 14 5

ROTATING SYSTEM
96
LAPORAN PEMBORAN

4.2.9. Drill Collar


Fungsi
a. Sebagai pemberat (Weight On Bit = WOB), sehingga rangkaian pipa
bor dalam keadaan tetap tegang pada saat pemboran berlangsung,
sehingga tidak terjadi pembelokan lubang.
b. Membuat agar putaran rangkaian pipa bor stabil
c. Memperkuat bagian bawah dari rangkaian pipa bor agar mampu
menahan puntiran.
Mekanisme
DC yang mempunyai dinding yang tebal memungkinkan dibuatnya grade
pada dinding tersebut sehingga tdak memerlukan tool joint. Pada drill
collar juga dapat dipasangkan alat-alat spesial sehnga hasil pengeboran
formasi dapat maksimal.
Gambar :

ROTATING SYSTEM
97
LAPORAN PEMBORAN

Gambar.4.9.Drill collar
http://www.tx1st.com/products/9/image/9.2.1.gif

Spesifikasi :
Tabel 4.9 Spesifikasi Drill Collar
SLIP AND ELEVATOR RECESSES DIMENSIONS
Drill Collar Elevator Recess Slip Recess Diameter Elevator Recess Radius
Diameter (in) Diameter (in) (in) (in)
4 1/8 3 11/16 3¾ 1/8
4¾ 4¼ 4 3/8 1/8
5 4½ 4 5/8 1/8
6 5 3/8 5½ 1/8
6¼ 5 5/8 5¾ 1/8
6½ 5 7/8 6 1/8
6¾ 6 6¼ 3/16
7 6¼ 6½ 3/16
7¼ 6½ 6¾ 3/16
7¾ 7 7¼ 3/16
8 7¼ 7½ 3/16
8¼ 7½ 7¾ 3/16
9 8 1/8 8½ ¼
9½ 8 5/8 9 ¼

ROTATING SYSTEM
98
LAPORAN PEMBORAN

9¾ 8 7/8 9¼ ¼
10 9 1/8 9½ ¼
11 10 1/8 10 ½ ¼

4.2.10. PDC Bits


Fungsi
Fungsi utama bit adalah menghancurkan dan menembus formasi,
dengan cara memberi beban pada mata bor.
Mekanisme Kerja
Prinsip kerjanya adalah menghancurkan batuan formasi dengan
cara memutar atau menumbuk batuan yang dilaluinya.
Gambar :

Gambar.4.10.PDC Bits
http://www.tx1st.com/products/9/9-6.2.htm

ROTATING SYSTEM
99
LAPORAN PEMBORAN

Spesifikasi :
Tabel 4.10 Spesifikasi Bit
Bit Cutter Cutter Additional
Crown Profile
Series Density Dimensions Characteristics
PDC
Complex
Code Cutter 1 Short T
Enhanced
(in)
M Milling Head
1 2
4 Middle B Bi-center Bit
Round
2 1.5 E Offset Center Bit
3 1 ST Side Tracking Bit
PDC 1(low) Horizontal /
B 7 Long
Bits 9 (high) 4 3/4 HZ Directional
Drilling Bit
Steel Body /
6 1/2 S Spiral Water
Course (ND)
2 Short Parabolic
Non-Standard /
8 3/8 G Enhanced Gage
Protection

ROTATING SYSTEM
100
LAPORAN PEMBORAN

4.2.11. HDS Kelly Bushing

Fungsi

Kelly Bushing berfungsi untuk meneruskan putaran dari rotary table ke


rangkaian pipa bor.

Mekanisme Kerja

Mekanisme kerja dari Kelly Bushing adalah meneruskan atau


mentransmisikan gaya putar dari rotary table (meja putar) ke rangkaian
pipa bor.

Gambar :

ROTATING SYSTEM
101
LAPORAN PEMBORAN

Gambar.4.11.
HDC Kelly Bushing
http://www.tx1st.com/products/9/7-6.htm

Specifikasi :

Tabel 4.11 Spesifikasi Kelly Bushing

Handling Size
Model Type Drive type
Square (in) Hex (in)
HDS Square Drive 3" - 6" 3" - 6"
27-HDP Heavy Pin Drive 3" - 6" 3" - 6"
20-HDP Pin Drive 3" - 6" 3" - 6"
RTM4 Square Drive 2-1/2" - 5-1/4" 3" - 4-1/4"
20-MDP Medium Pin Drive 2-1/2" - 4-1/4" 3" - 4-1/4"
17-MDP Pin Drive 2-1/2" - 4-1/4" 3" - 4-1/4"
RTS4 Light-Duty Square Drive 2-1/2" - 4-1/4" 3" - 4-1/4"

ROTATING SYSTEM
102
LAPORAN PEMBORAN

4.2.12. Casing Slip


Fungsi
Untuk Menggantungkan Casing.
Mekanisme Kerja
Dijepitkan pada casing pada saat pemasangan atau pelepasannya, agar
pada saat pengerjaannya casing tidak terlepas.
Gambar :

Gambar.4.12.Casing Slip
http://www.tx1st.com/products/11/11-3.5.htm

ROTATING SYSTEM
103
LAPORAN PEMBORAN

Spesifikasi :
Tabel 4.12 Spesifikasi Casing Slip
Casin
10 11 13 18
g 6- 7- 8- 9-
7 - - - 16 - 20 24 26 30
OD(i 5/8 5/8 5/8 5/8
3/4 3/4 3/8 5/8
n)
Weig 19 18 16 18 19 20 26 24 30 36 38 44 48 54
ht (lb) 6 4 6 1 2 9 0 7 8 7 3 3 6 6

ROTATING SYSTEM
104
LAPORAN PEMBORAN

4.2.13. Diamond Bit


Fungsi
Fungsi utama bit adalah menghancurkan dan menembus formasi,
dengan cara memberi beban pada mata bor.
Mekanisme Kerja
Prinsip kerjanya adalah menghancurkan batuan formasi dengan
cara memutar atau menumbuk batuan yang dilaluinya.
Gambar :

Gambar 4.13. Diamond Bit


http://www.tx1st.com/products/9/9-6.1.htm

ROTATING SYSTEM
105
LAPORAN PEMBORAN

Spesifikasi :
Tabel 4.13 Diamond Bit
Bit Cutter Cutter Additional
Crown Profile
Series Density Dimensions Characteristics
TSP Cutter Non-Standard /
Size 5 Middle G Enhanced Gage
P TSP (pcs/karat) Parabolic Protection
Bits 1 1 Non-Standard
8 Long N
2 2 Design
3 3 H Combined Cutter
ND Cutter 3 Short Deep Cone Crown
D
Size Profile
(pcs/karat) C Cylindrical Cutter
1(low)
6 Middle Embedded
1 1 Y
Compact
9 (high) Cone
2 2 F Fish Tail Profile
ND Linear
D
Bits Arrangement
9 Long
3 3 L Without Surface
Flow Course /
Ribbed
4 4-5
R Single Cutter Type
7 6-8 0 Special Type
9 >10-12 X Improved Tes
ROTATING SYSTEM
106
LAPORAN PEMBORAN

4.2.14. Coil Tubing Unit


Fungsi
Terobosan baru dalam dunia perminyakan, yaitu dapat digunakan untuk
operasi pengeboran, operasi logging, operasi produksi dan operasi kerja
ulang.
Mekanisme Kerja
Pipa/tubing yang elastis terbuat dari campuran baja karbon yang tipis
dan juga bahan-bahan titanium dan composite. Coil ini menggantikan
fungsi drill string.
Gambar :

ROTATING SYSTEM
107
LAPORAN PEMBORAN

Gambar 4.14 Coil Tubing Unit


http://www.slb.com/products/9/coil51.gif

Spesifikasi :
Tabel 4.14 Spesifikasi Coil Tubing Unit

Tiny Trak is a Coiled Tubing Drilling (CTD) system based on a downsized


1 ¾" NaviGamma™ tool. The pulser and actuator have been modified to 1 ¾" OD
as well, and are housed in a 2 3/8" x 2" drill collar. The system allows CT drilling
operations with full MWD capability in hole sizes down to a minimum of 2 ¾".
Flow rates through the tool range from 35 to 80 GPM. The system has been run
with dogleg severities ranging from 2° - 35°/100ft.

The system currently uses a Tomahawk 2 1/8" hydraulic orienter (indexing


tool actuated 30° each time pump pressure is turned off).

ROTATING SYSTEM
108
LAPORAN PEMBORAN

4.2.15 Drag Bit


Fungsi
Untuk menghancurkan dan menembus formasi yang relatif lunak dan
plastik.
Mekanisme
Mempunyai roda-roda yang dapat bergerak dan membor dengan gaya
tarik keruk dari blandenya. Pada masa lampau biasanya untuk
pemboran permulaan (spud in).
Gambar :

ROTATING SYSTEM
109
LAPORAN PEMBORAN

Gambar 4.15 Drag Bit


(www.bitbrokers.com)
www.bitbrokers.com_images_3wChevDrag.jpg.mht

Spesifikasi :
Tabel 4.15 Spesifikasi Drag Bit
Bit Cutter Cutter Additional
Crown Profile
Series Density Dimensions Characteristics
PDC
Complex
Code Cutter 1 Short T
Enhanced
(in)
M Milling Head
1 2
4 Middle B Bi-center Bit
Round
2 1.5 E Offset Center Bit
3 1 ST Side Tracking Bit
PDC 1(low) Horizontal /
B 7 Long
Bits 9 (high) 4 3/4 HZ Directional
Drilling Bit
Steel Body /
6 1/2 S Spiral Water
Course (ND)
2 Short Parabolic
Non-Standard /
8 3/8 G Enhanced Gage
Protection

ROTATING SYSTEM
110
LAPORAN PEMBORAN

4.3. PEMBAHASAN
System pemutar adalah salah satu dari komponen-komponen utama suatu
rig. Tugas utamanya untuk memutar rangkaian batang bor dan memberikan beban
pada mata bor untuk mengebor lubang. System pemutar terdiri dari 3 sub bagian
utama yaitu :
 Pemasangan putar adalah pemasangan berputar yang kuat, yaitu :
 Menutar batang bor selama operasi-operasi pengeboran
 Menggantung batang bor di dalam lubang sumur bor, dari meja
pemutar dan selip-selip sewaktu menambah atau mengurangi
bagian-bagian pipa bor.
Pemutar terlatak di lantai rig langsung di bawah mahkota, operasi pemutar
memerlukan perlengkapan sebagai berikut :
o Meja putar
o Bantalan utama
o Bantalan kelly
o Selip-selip putaran
ROTATING SYSTEM
111
LAPORAN PEMBORAN

o Tang-tang penyambung dan pelepas


 Batang bor adalah rantai penghubung dari swivel ke mata bor.
 Mata bor adalah alat yang sebenarnya menghancurkan batuan (membor)
lubang pada operasi pengeboran putar.
Dalam prakteknya rangkaian juga di lengkapi stabilizer. Stabilizer atau
stabilisator ini berfungsi untuk menstabilkan bit dan drill collar dalam lubang bor
selama operasi pemboran.
Setelah swivel hand yaitu kelly stop cock yang berfungsi untuk mencegah
mengalirnya kembali fluida dari dalam rangkaian pipa bor dan pahat. Kelly selalu
lebih panjang dari drill pipe maupun drillcollar. Antara drill pipe dan drill collar
mempunyai perbedaan pokok yaitu pada pada ukuran, berat, dan sterngth. Drill
collar mempunyai perbedaan pokok yaitu pada ukuran, berat dan strength. Drill
collar tidak mempunyai tool joint, karena drill collar dindingnya tebal sehingga
ulir cukup di buat pada dindingnya sendiri. Kemudian dengan adanyaputaran dan
beratan oleh rangkaian pipa yang ada di atasnya, mata bor atau bit dapat dengan
mudah menembus formasi yang di laluinya dimana bit juga di bagi-bagi menurut
keras lunaknya formasi yang di tembusnya dan mekanisme kerjanya.

ROTATING SYSTEM
112
LAPORAN PEMBORAN

4.4. KESIMPULAN
1. System pemutar adalah salah satu dari komponen utama suatu rig, yang
tugas utamanya adalah untuk memutar batang bor dan memberikan beban
pada mata bor untuk mengebor lubang.
2. System pemutar terdiri dari tiga sub-bagian utama yaitu :
 pemasangan putar
 batang bor
 mata bor
3. Specialized Down-Hole Tools merupakan peralatan khusus yang di gunakan
sebagai ”Bottom” hole assembly pada rangkaian pipa bor, yang di gunakan
untuk mengontrol kerja bit selama operasi pemboran berlangsung, terdiri
dari stabilizer, rotary reamers, dan shock absorbers (shock sub).
4. rotary table dapat di gunakan berbagai jenis kelly dengan menyesuaikan
kelly bushing dengan jenis kelly yang di gunakan tanpa harus mengganti
rotary table.

ROTATING SYSTEM
113
LAPORAN PEMBORAN

5. pemakaian bit harus melihat formasinya, karena apabila bit yang di gunakan
tidak cocok dengan formasi akan dapat menyebabkan bit cepat rusak.

ROTATING SYSTEM

Anda mungkin juga menyukai