Anda di halaman 1dari 5

Amandemen UUD 1945 : Pengertian,

Sejarah & Hasil Amandemen


Pengertian Amandemen adalah suatu proses penyempurnaan terhadap suatu Undang-
undang tanpa melakukan perubahan terhadap UUD atau bisa dikatakan hanya melengkapi
dan juga memperbaiki beberapa rincian dari UUD yang asli.

Berdasarkan Hukum Tata Negara pengertian amandemen ini merupakan hak yang dimiliki
oleh legislatif untuk melakukan dan memberikan suatu usulan terhadap perubahan dalam
rancangan Undang- Undang yang telah diajukan oleh pemerintah, dalam hal ini yang
dikatakan pemerintah adalah pihak eksekutif.

Amandemen berasal dari Bahasa Inggris yang terdiri dari to amend atau juga sering dikenal
dengan to make better, sjika kita artikan dalam Bahasa Indonesia artinya adalah suatu hal
yang dilakukan untuk melakukan perubahan atau penambahan terhadap suatu peraturan,
dalam hal ini Undang- Undang Dasar.

Dalam melakukan amandemen, maka dilakukan beberapa hal seperti menambah beberapa
ketentuan atau juga pasal. Merevisi atau memperbaiki pasal- pasal yang belum sempurna
atau belum rinci serta mengurangi beberapa pasal yang dianggap tidak perlu dalam suatu
rumusan naskah UUD tersebut.

Amandemen dilakukan dengan beberapa tahapan dan juga prosedur. Hal- hal yang ingin
ditambahkan, dikurangi atau juga direvisi terlebih dahulu dibuatkan dalam bentuk naskah
perubahan yang biasanya akan dilampirkan pada naskah UUD yang sudah ada sebelumnya.
Tujuan dan Alasan Amandemen

apli.or.id

Tujuan diilakukannya amandemen ini adalah untuk menyempurnakan beberapa ketentuan,


aturan yang menjadi dasar dalam tatatan negara Indonesia sehingga dengan dilakukan
amandemen tersebut diharapkan nantinya bisa mencapai tujuan nasional dan juga
kesejahteraan masyarakat Indonesia dan juga bisa melindungi hak- hak asasi manusia yang
sesuai dengan peradapan.

Sedangkan yang menjadi alasan terjadinya amandemen adalah karena adanya kekuasaan
yang terlalu dominan yang ada ditangan eksekutif dan legislatif, terlalu sedikitnya
pengaturan mengenai HAM serta juga dinilai mulai lemahnya sistem ketatanegaraan
Indonesia melalui checks and balances nya.

Hasil Amandemen UUD 1945

Adapun yang menjadi hasil amandemen UUD 1945 akhir yaitu dilakukannya amandemen
sebanyak 4 kali dimana yang diubah sekitar 46 butir, dan yang tidak dirubah sekitar 25
butir. Dimana saat ini bisa dilihat bahwa terdapat sebanyak 199 butir ketentuan dan juga
dilakukan penambahan terdapat 174 ketentuan yang baru.
Meskipun kesemua perubahan atau juga amandemen tersebut dilakukan namun pada
bagian pembukaannya tidak dilakukan perubahan, hal ini sesuai dengan persetujuan
bersama dan juga untuk menjaga susunan NRKI dan juga untuk menegaskan sistem
pemerintahan Indonesia yang berbentuk presidensil.

Sejarah Amandemen

UUD 1945 ini telah mengalami 4 kali perubahan dimana dalam perubahan tersebut terdapat
beberapa pasal dan juga ketentuan yang dirubah dan juga sebagian tetap tidak berubah.
Nah berikut beberapa amandemen yang pernah dilakukan terhadap UUD 1945.

Amandemen I

Sejarah Amandemen pertama terjadi pada tahun 1999 tepatnya pada tanggal 19 Oktober
dimana dasar atas amandemen ini adalah SU MPR 14-21 Oktober 1999. Pada amandemen
yang pertama ini dimana ada sekitar 9 pasal yang dilakukan amandemen yaitu Pasal 5,
pasal 9, Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15, Pasal 17, Pasal 20 dan Pasal 21.
Pada amandemen pertama ini dimana yang menjadi intinya adalah mengenai pergeseran
kekuasaan eksekutif dalam hal ini presiden yang dipandang atau dianggap terlalu kuat
sehingga perlu dilakukan amandemen.

Amandemen II

Adapun Sejarah amandemen yang kedua terjadi pada tahun 2000 tepatnya pada tanggal
18 Agustus 2000 yang disahkan melalui sidang umum MPR tanggal 7-8 Agustus 2000. Pada
amandemen ke dua ini dilakukan amandemen terhadap 5 Bab dan 25 Pasal. Dimana pasal-
pasal yang dilakukan amandemen yaitu pada Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 18B, pada Pasal
19, Pasal 20, Pasal 20A, juga terjadi amandemen pada Pasal 22A, Pasal 22B, Pasal 25E,
Pasal 26, Pasal 27, Pasal 28A dan 28B,28C, 28D, 28E, 28F,28G, 28H,28I, hingga Pasal 28J.

Selain itu juga terjadi amandemen pada Pasal 30, Pasal 36A, 36B, 36C. Selain dilakukan
amandemen terhadap pasal- pasal tersebut juga terjadi amandemen terhadap beberapa
Bab seperti pada Bab IXA, Bab X, Bab XA, juga terjadi amandemen pada Bab XII, Bab XV.

Pada amandemen yang kedua ini dimana lebih dititip beratkan perubahannnya pada
pemerintahan daerah, DPR serta mengenai kewenangan dari DPR, juga dilihat dari segi Hak
Asasi Manusia, Lagu kebangsaan serta juga mengenai lambang negara Indonesia.

Amandemen III

Pada Sejarah amandemen yang ketiga ini dimana disahkan melalui ST MPR tanggal 1
hingga 9 November 2001 atau tepatnya amandemen tersebut terjadi pada tanggal 10
November 2001. Ada sebanyak 3 Bab dan juga 22 pasal yang dilakukan amandemen pada
tahap ketiga ini. Bab- bab yang dilakukan amandemen ini yaitu Bab VIIA, Bab VIIB, dan
juga Bab VIIIA.

Sedangkan pasal- pasal yang dilakukan amandemen pada tahap ketiga ini yaitu terdiri dari
Pasal 1, Pasal 3, Pasal 6, Pasal 6A, Pasal 7A hingga Pasal 7C, Pasal 8, Pasal 11, Pasal
17,Pasal 22C hingga 22E, Pasal 23, Pasal 23A, Psal 23E,23E, 23F, 23G, Pasal 24, Pasal 24 A
hingga 24C.
Amandemen ketiga ini menitik beratkan perubahannya pada Kewenangan dari MPR,
Kepresidenan, kekuasaan Kehakiman, Keuangan negara, impeachment serta juga memiliki
inti perubahan pada bentuk serta kedaulatan negara Indonesia.

Amandemen IV

Sejarah amandemen yang terakhir yaitu amandemen ke IV yang disahkan dan juga
dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 2002 yang disahkan melalui ST MPR pada tanggal 1-
11 Agustus 2002. Pada amandemen yang terakhir ini dilakukan perubahan yang lebih
sedikit jika dibandingkan pada perubahan sebelumnya dimana hanya dilakukan amandemen
terhadap 2 Bab dan juga 13 Pasal saja.

Adapun Bab yang dirubah tersebut adalah berupa Bab XIII dan Bab XIV. Sedangkan pasal-
pasal yang dilakukan amandemen terdiri dari Pasal 2,Pasal 3, Pasal 6A, Pasal 8, Pasal 11,
Pasal 16, Pasal 23B, Pasal 23D, Pasal 24, Pasal 31 hingga Pasal 34. Yang menjadi inti dari
amandemen yang terakhir ini adalah mengenai mata uang, bank sentral, pendidikan dan
juga kebudayaan, perekonomian nasional Indonesia dan juga kesejahteraan sosial.

Juga dijelaskan bahwa DPD adalah bagian dari MPR, juga dijelaskan mengenai pengantiian
presiden dan juga pernyataan perang, damai dan juga perjanjian dengan negara lainnya.

Anda mungkin juga menyukai