Anda di halaman 1dari 8

ADENOMA HIPOFISIS

Definisi
Otak dapat dipengaruhi berbagai macam tumor. Pasien yang mengalami tumor tersebut akan mengalami
gejala-gejala dan defisit neurologi yang tergantung histologi, tipe, lokasi dan cara pertumbuhan dari pada
tumor. Diagnosa awal dari tumor sangat penting sekali untuk mencegah kerusakan neurologis secara
permanent. Peranan perawat sangat penting sekali dalam merawat pasien dan keluarganya hal ini disebabkan
karena banyak sekali kemungkinan masalah-masalah fisik, psikologis dan sosial yang akan dihadapi.

Etiologi
Penyebab dari tumor belum diketahui. Namun ada bukti kuat yang menunjukan bahwa beberapa agent
bertanggung jawab untuk beberapa tipe tumor-tumor tertentu. Agent tersebut meliptu faktor herediter,
kongenital, virus, toksin, dan defisiensi immunologi. Ada juga yang mengatakan bahwa tumor otak dapat
terjadi akibat sekunder dari trauma cerebral dan penyakit peradangan. (Fagan Dubin, 1979; Larson, 1980;
Adams dan Maurice, 1977; Merrit, 1979). Metastase ke otak dari tumor bagian tubuh lain juga dapat terjadi.
Karsinoma metastase lebih sering menuju ke otak dari pada sarkoma. Lokasi utama dari tumor otak
metastase berasal dari paru-paru dan payudara.

Patofisiologis
Tumor intrakranial primer atau neoplasma adalah suatu peningkatan sel-sel intrinsik dari jaringan otak dan
kelenjar pituitari dan pineal.. Tumor sekunder/metastase merupakan penyebab tumor intrakranial,
kebanyakan merupakan metastase dari tumor paru-paru dan payudara. Prognosis untuk pasien dengan tumor
intrakranial tergantung pada diagnosa awal dan penanganannya, sebab pertumbuhan tumor akan menekan
pada pusat vital dan menyebabkan kerusakan serta kematian otak. Meskipun setengah dari seluruh tumor
adalah jinak, dapat juga menyebabkan kematian bila menekan pusat vital. Gejala-gejala dari tumor
intrakranial akibat efk lokal dam umum dari tumor. Efek lokal berupa infiltrasi, invasi an pengrusakan
jaringan otak pada bagian tertentu. Ada juga yang langsung menekan pada struktur saraf, menyebabkan
degenerasi dan gangguan sirkulasi lokal. Edema dapat berkembang dan terjadi peningkatan takanan
intrakranial (TIK). Peningkatan TIK akan dipindahkan melalui otak dan sistem ventrikel. Dapat juga terjadi
sistem ventrikel ditekan dan diganti sehingga menyebabkan obstruksi sebagian vebtrikel. Papilledema akibat
dari efek umum dari peningkatan TIK, kematian biasanya akibat dari kompressi otak tengah akibat herniasi.

Tumor otak

Oedema otak Peningkatan massa Obstruksi


cairan otak cerebrospinal

Perubahan suplai Hidrosefalus


darah ke otak Kompensasi
1. Vasokontriksi pemb.drh otak
2. Mempercepat absorpsi
cairan serebrospinalis
Nekrosis jaringan

Kehilangan fungsi Gagal


secara akut
Kejang
Peningkatan TIK Nyeri
Perubahan perfusi jaringan otak
a. Nyeri kepala
b. Mual muntah proyektil
c. Hipertensi Defisit knowledge
d. Bradikardi
e. Kesadaran menurun

Tipe Tumor Intrakranial


1. Glioma terdiri dari :
 Glioblastoma multiforme 20 %
 Astrocytoma 10 %
 Ependymoma 6%
 Medulloblastoma 4%
 Oligodendrocytoma 5%

2. Meningioma 15 %
3. Pituitary Adenoma 7%
4. Neurinoma 7%
5. Metastatic Carcinoma 6%
6. Craniophryngioma, Dermoid, Epidermoid, Teratoma 4%
7. Angiomas 4%
8. Sarcomas 4%
9. Unclassified (mostly gliomas) 5%
10. Miscellaous (Pinealoma, Chordoma, Granuloma) 3%

Jumlah total : 100 %

Klasifikasi tumor otak antara lain:


a. Berdasarkan jenis tumor
1) Jinak
 Acoustic neuroma
 Meningioma
 Pituitary adenoma
 Astrocytoma (grade I)
2) Malignant
 Astrocytoma (grade 2,3,4)
 Oligodendroglioma
 Apendymoma
b. Berdasarkan lokasi
1) Tumor intradural
a) Ekstramedular
 Cleurofibroma
 Meningioma
b) Intramedular
 Apendymoma
 Astrocytoma
 Oligodendroglioma
 Hemangioblastoma
2) Tumor ekstradural
Merupakan metastase dari lesi primer, biasanya pada payudara, prostal, tiroid, paru-paru, ginjal dan
lambung.
Tumor intraserebral primer :
Glioma : astrocytoma, oligodendrogliomas, ependymomas, medulloblastoma dan glioblastoma.
Terdapat pada jaringan konektif otak, infiltrasi terutama pada jarinan hemisfer serebral, berkembang cepat.

Tumor ekstraserebral primer :


a. Meningioma.
Terdapat pada lapisan meningeal yang menutupi otak. Biasanya beningna tapi bias berubah menjadi
ganas. Bisa timbul tanda dan gejala neurologis seperti anosmia, atropi optic, palsi ekstraokuler,
papiledema, disfungsi serebelar.
b. Tumor pituitary.
Terdapat pada berbagai jaringan.
c. Neuroma.
Berasal dari sel Schwann pada saraf cranial ketiga. Mulanya benigna kemudian berubah menjadi
maligna.

Tumor metastase
Sel kanker menyebar ke otak via system sirkulasi, pembedahannya sulit, dan prognosis jelek. Metastase
dapat terjadi pada epidural, meningeal atau parenkim otak.

Adenoma Hipofisis
Adenoma hipofisis merupakan neoplasma yang berasal dari sel-sel pada adenohipofisis. Dengan demikian
adenoma hipofisis memiliki beberapa subtipe yaitu: 1) adenoma nonfungsional; 2) prolaktinoma; 3) adenoma
hormon pertumbuhan; 4) adenoma kortikotropin; dan 5) adenoma tiroropin.

Sampai saat ini, asal adenoma hipofisis masih diperdebatkan apakah terjadi akibat respons yang tidak normal
terhadap stimulasi hipotalamus atau berasal dari abnormalitas intrinsik di hipofisis. Aspek genetik tumor ini
berkembang setelah ditemukan beberapa onkogen dan gen supresor tumor yang berperan dalam
tumorigenesis adenoma hipofisis. Mutasi subunit alfa gen stimulator “guanine nucleotide-binding protein”
(gsp) yang terletak di kromosom 20 menghasilkan suatu sistem sinyal adenilat siklase yang aktif secara
independen sehingga meningkatkan “cyclic adenosine monophospate” (cAMP) yang kemudian mempercepat
progresi siklus sel. Mutasi gen supresor tumor seperti gen p53 ditemukan pada banyak kasus adenoma
nonfungsional invasif dan adenoma ACTH.
Gejala awal adenoma hipofisis sangat bervariasi tergantung jenis sel yang terlibat dan ukuran tumor.
Hollenhorst & Younger (1973) seperti yang dikutip oleh Brazis, Masdeu, dan Biller (2007) menyatakan ada
beberapa gejala utama adenoma hipofisis. Gejala utama tersebut adalah: gangguan penglihatan, nyeri kepala,
akromegali, berhubungan dengan hipopitutarisme, amenore, diplopia, lain-lain.

MRI merupakan teknik pencitraan terpilih untuk tumor hipofisis. Gambaran MRI suatu adenoma hipofisis
biasanya berupa massa hipofisis yang hipointens di T1WI. Penampakan di T2WI bervariasi tetapi sering
hiperintens. Makroadenoma secara khas menyangat dengan pemberian kontras dan terlihat berekspansi ke
luar sella turcica (ke sinus cavernosus, ruang suprasella, atau ruang infrasella). Gambar 1 memperlihatkan
suatu prolaktinoma.

Terapi adenoma hipofisis sangat bergantung pada jenis tumor dan sejauh mana tumor tersebut mengganggu
kualitas hidup pasien. Sering kali pemeriksaan radiologi yang ditujukan untuk hal lain justru menemukan
tumor di hipofisis tanpa gejala klinis. Pada semua pasien dengan kasus seperti ini, tetap harus dilakukan
pemeriksaan neurologis dan pemeriksaan hormon. Bila hasilnya normal maka dilakukan observasi. Bila
terdapat kelainan, segera diterapi. Tujuan terapi adalah meningkatkan kualitas hidup dan kesintasan
(“survival”), menghilangkan efek massa dan gejala serta tanda yang ditimbulkannya, normalisasi pola sekresi
hormon, mempertahankan atau memulihkan fungsi hipofisis, dan mencegah rekurensi. Modalitas terapi
berupa terapi bedah, medikamentosis, dan radioterapi. Terapi bedah merupakan terapi lini pertama untuk
adenoma hipofisis kecuali prolaktinoma karena prolaktinoma sangat responsif terhadap terapi dengan
Bromocriptine. Radioterapi dengan iradiasi dan Gamma Knife telah dibuktikan merupakan terapi adjuvan
yang efektif untuk mencegah rekurensi tumor.
Gambar 1. Suatu tumor hipofisis besar (prolaktinoma) pada seorang laki-laki 40 tahun, terlihat pada
potongan koronal (a,b), dan sagital (c) T1WI MRI. Gambar b dan c diambil setelah
pemberian bahan kontras. Tumor intrasellar dan suprasellar yang besar menekan
chiasma opticum dari bawah dan meregangkannya (a). Terdapat penyangatan kontras
yang jelas (b,c). Sella turcica terlihat jelas membesar (c).

Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik umum (akibat dari peningkatan TIK, obstruksi dari CSF)
a. Sakit kepala
b. Nausea atau muntah proyektil
c. Pusing
d. Perubahan mental
e. Kejang

Manifestasi klinik lokal (akibat kompresi tumor pada bagian yang spesifik dari otak)
a. Perubahan penglihatan, misalnya: hemianopsia, nystagmus, diplopia, kebutaan, tanda-tanda papil
edema.
b. Perubahan bicara, msalnya: aphasia
c. Perubahan sensorik, misalnya: hilangnya sensasi nyeri, halusinasi sensorik.
d. Perubahan motorik, misalnya: ataksia, jatuh, kelemahan, dan paralisis.
e. Perubahan bowel atau bladder, misalnya: inkontinensia, retensia urin, dan konstipasi.
f. Perubahan dalam pendengaran, misalnya : tinnitus, deafness.
g. Perubahan dalam seksual
h. Tanda-tanda dan gejala-gejala spesifik lesi dari masing-masing lobus dapat dilihat pada tabel di bawah
ini

Pemeriksaan
Studi diagnostik dan hasil.
a. Scan otak. Meningkatt isotop pada tumor.
b. Angiografi serebral. Deviasi pembuluh darah.
c. X-ray tengkorak. Erosi posterior atau adanya kalsifikasi intrakranial.
d. X-ray dada. Deteksi tumor paru primer atau penyakit metastase.
e. CT scan atau MRI. Identfikasi vaskuler tumor, perubahan ukuran ventrikel serebral.
f. Ekoensefalogram. Peningkatan pada struktur midline.

Proses Keperawatan
1. Pengkajian
Data Subyektif
a. Pemahaman pasien tentang penyakitnya
b. Perubahan dalam individu atau pertimbangan
c. Adanya ketidakmampuan sensasi ( parathesia atau anasthesia)
d. Masalah penglihatan (hilangnya ketajaman atau diplopia)
e. Mengeluh bau yang tidak biasanya (sering tumor otak pada lobus temporale)
f. Adanya sakit kepala
g. Ketidakmampaun dalam aktifitas sehari-hari.

Data Obyektif
a. Kekuatan pergerakan
b. Berjalan
c. Tingkat kewaspadaan dan kesadaran
d. Orientasi
e. Pupil : ukuran, kesamaan, dan reaksi
f. Tanda-tanda vital
g. Pemeriksaan funduscopy untuk mengetahui papilaedema
h. Adanya kejang
i. Ketidaknormalan berbicara
j. Ketidaknormalan saraf-saraf kranial
k. Gejala-gejala peningkatan tekanan intrakranial

2. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan perfusi jaringan cerebral
b. Gangguan mobilitas fisik
c. Gangguan komunikasi verbal
d. Perubahan persepsi sensorik : auditary, visual, kinestetik, gustatory, tactile.
e. Gangguan proses berpikir
f. Kecemasan
g. Perubahan dalam rasa nyaman : nyeri
h. Bersedih Kurangnya pengetahuan

3. Perencanaan dan pelaksanaan


Tujuan pasien yang diharapkan :
a. Pasien dapat melakukan aktifitas sehari-hari semaksimal mungkin
b. Pasien dapat menjelaskan terapi spesifik dan tujuan yang diharapkan.
c. Pasien dapat menjelaskan tanda-tanda dan gejala-gejala yang perlu dilaporkan kepada dokter.
d. Pasien dapat menjelaskan obat-obat yang didapat, meliputi : dosis, efek samping, efek yang
diharapkan, cara pemberian dan waktunya.
e. Pasien dapat menjelaskan tentang perawatan kulit dan hubungannya dengan radiasi.
f. Pasien dapat menjelaskan rencana untuk perawatan tindak lanjut.
g. Pasien dapat menjelaskan dan memperlihatkan latihan yang telah ditetapkan.
h. Pasien dapat menjelaskan tentang bagaimana mendapat dukungan masyarakat.
i. Pasien dapat menjelaskan tentang perawatan pre operasi dan pasca operasi.
j. Pasien dapat mengungkapkan ketakutan-ketakutan mengenai hubungannya dengan diagnosa.

Rencana Asuhan Keperawatan


1. Perubahan perfusi jaringan otak b/d kerusakan sirkulasi akibat penekanan oleh tumor.
Data penunjang: perubahan tingkat kesadaran, kehilangan memori, perubahan respon sensorik/motorik,
gelisah, perubahan tanda vital.
Kriteria hasil: Tingkat kesadaran stabil atau ada perbaikan, tidak ada tanda – tanda peningaktan TIK.

Intervensi Rasional
 Pantau status neurologis secara teratur  Mengkaji adanya perubahan pada tingkat
dan bandingkan dengan nilai standar. kesadran dan potensial peningaktan TIK
dan bermanfaat dalam menentukan okasi,
perluasan dan perkembangan kerusakan
 Pantau tanda vital tiap 4 jam. SSP.
 Normalnya autoregulasi mempertahankan
aliran darah ke otak yang stabil.
Kehilanagn autoregulasi dapat mengikuti
kerusakan vaskularisasi serebral lokal dan
menyeluruh.
 Pertahankan posisi netral atau posisi  Kepala yang miring pada salah satu sisi
tengah, tinggikan kepala 200-300. menekan vena jugularis dan menghambat
aliran darah vena yang selanjutnya akan
meningkatkan TIK.
 Pantau ketat pemasukan dan  Bermanfaat sebagai indikator dari cairan
pengeluaran cairan, turgor kulit dan total tubuh yang terintegrasi dengan perfusi
keadaan membran mukosa. jaringan.
 Bantu pasien untuk  Aktivitas ini akan meningkatkan tekanan
menghindari/membatasi batuk, muntah, intra toraks dan intra abdomen yang dapat
pengeluaran feses yang meningkatkan TIK.
dipaksakan/mengejan.
 Perhatikan adanya gelisah yang  Petunjuk non verbal ini mengindikasikan
meningkat, peningkatan keluhan dan adanya penekanan TIK atau mennadakan
tingkah laku yang tidak sesuai lainnya. adanya nyeri ketika pasien tidak dapat
mengungkapkan keluhannya secara verbal.

2. Kerusakan mobilitas fisik bd kelemahan, paralisis dekstra, manifestasi penyakit.


Kriteria hasil:
- Klien dapat mempertahankan posisi optimal darui fungsi yang dibuktikan tidak adanya kontraktur
dan footdrop
- Klien dapat mempertahankan/meningkatkan kekuatan dan fungsi bagian tubuh yang terkena atau
kompensasi
- Klien dapat mendemonstrasikan teknik/perilaku yang memungkinkan melakukan aktifitas.
- Klien dapat mempertahankan integritas kulit baik mandiri maupun dibantu

Intervensi Rasional
Mandiri
 Mengkaji kemampuan secara  Mengidentifikasi kekuatan/kelemahan dan
fungsional/luasnya kerusakan awal secara dapat memberikan informasi mengenai
teratur. pemulihan.
 Menurunkan risiko terjadinya
 Mengubah posisi minimal 2 jam trauma/iskemia jaringan. Daerah yang
(terlentang, miring) dan jika tertekan mengalami perburukan/sirkulasi
memungkinkan bisa lebih sering jika yang jelek den menurunkan sensasi dan
diletakkan pada posisi yang terganggu. lebih besar menimbulkan kerusakan pada
kulit/dekubitus
 Membantu mempertahankan ekstensi
 Meletakkan pada posisi terlungkup 1-2 pinggul fungsional tapi mungkin akan
kali sehari jika klien dapat mentoleransi menimbulkan ansietas mngenai
kemampuan klien bernafas.
 Meminimalkan atrofi otot, meningkatkan
 Melakukan ROM aktif, aktif dengan sirkulasi, membantu mencegah kontraktur.
bantuan, dan pasif pada semua ekstrimitas.
Anjurkan latihan meremas bola,
quadrisep, melebarkan jari-jari dan
kaki/telapak.  Mencegah kontraktur/footdrop dan
 Menyokong ektrimitas dalam posisi memfasilitasi kegunaannya jika fungsi
fungsional. Mempertahankan posisi kepala kembali.
netral  Penggunaan penyangga dapat menurunkan
 Menggunakan penyangga lengan apabila risiko terjadinya subluksasio lengan
klien pada posisi tegak  Kontraktur flrksi dapat terjadi akibat dri
otot fleksor lebih kuat daripada otot
 Mengevaluasi penggunaan alat bantu ektensor
untuk pengaturan posisi selama periode  Mancegah adduksi bahu dan fleksi siku
paralisis
 Tempatkan handuk pada aksila untuk  Meningkatkan aliran balik vena dan
melakukan abduksi pada lengan membantu mencegah edema.
 Tinggikan kepala dan tangan  Alas yang keras menurunkan stimulasi
fleksi jari-jari dan mempertahankan jari-
 Menempatkan handroll keras pada telapak jari pada posisi normal
tangan dengan jari-jari saling berhadapan  Mempertahankan fungsi fungsional

 Posisikan lutut dan panggul dalam posisi  Mencegah rotasi eksternal pada pinggul
ekstensi
 Mempertahankan kaki pada posisi netral  Penggunaan yang terus menerus dapat
dengan gulungan bantal trokanter menyebabkan tekanan yang berlebihan
 Gunakan papan kaki secara bergantian jika  Membantu melatih kembali jaras saraf,
memungkinkan meningkatkan respon proprioseptik dan
motorik
 Mambantu mengembangkan
keseimbangan duduk seperti meninggikan
tempat tidur, keseimbangan dalam berdiri
seperti membantu menggunakan alat bantu  Daerah yang mengalami edema dapat
jalan. menyebabkan trauma dan penyembuhan
 Mengobservasi daerah yang tertekan dan lambat
menonjol terhadap adanya perubahan
warna, edema, atau tanda lain dari adanya
ganguan sirkulasi  Membantu menstabilhan tekanan darah,
 Bengunkan segera dari tempat tidur meningkatkan keseimbangan ekstrimitas
apabila TTV stabil atau sesuai dengan dalam posisi normal, dan pengososngan
indikasi kandung kemih menurunkan risiko batu
ginjal
 Meningkatkan harapan terhadap
 Susun tujuan dengan klien dan keluarga perkembangan dan memberikan perasaan
untuk melakukan pemindahan posisi kemandirian
 Anjurkan klien untuk membantu dengan  Membantu untuk meningkatkan
pergerakan dan latihan dengan kemandirian dan upaya penyembuhan.
menggunakan ekstrimitas yang tidak sakit
untuk menyokong sisi tubuh yang
mengalami kelemahan.

Kolaborasi
 Kansultasikan dengan fisioterapi secara  Program yang khusus dapat dikembangkan
aktif untuk menemukan kebutuhan yang berarti
 Mungkin dibutuhkan untuk menghilangkan
 Memberikan obat relaksan otot, spastisitas pada ekstrimitas yang terganggu
antispasmodik
3. Kerusakan komunikasi verbal dan/atau tertulis bd kerusakan sirkulasi serebral, kerusakan neuromuskuler,
kehilangan tonus otot fasial/oral, kelemahan
Kriteria evaluasi:
- Klien dapat mengindikasikan pemahaman terhadap masalah komunikasi
- Klien dapat membuat metode komunikasi dimana kebutuhan dapat diekspresikan
- Klien dapat menggunakan sumber-sumber dengan tepat

Intervensi Rasional
Mandiri
 Mengkaji tipe/derajat disfungsi, bedakan  Membantu menentukan daerah dan derajat
antara afasia dan disartria, memperhatikan kerusakan serebral yang terjadi dan
kesalahan dalam komunikasi dan berikan kesulitan kliendalam beberapa atau
umpan balik, meminta klien untuk keseluruhan memahami kata yang
mengikuti perintah sederhana, diucapkan.
menunjukkan obyek dan minta klien untuk
menyebutkan obyek tersebut, meminta
klien untk mengucapkan suara sederhana.
 Meminta klien unuk menuliskan nama dan
kata pendek.
 Berikan metode komunikasi alternatif  Menilai kemampuan klien dalam menulis
seperti menulis di papan, gambar dan kekurangan dalam mebaca
 Memberikan komunikasi tentang
 Antisipasi dan penuhi kebutuhan klien kebutuhan berdasarkan keadaa/defisit
yang mendasarinya.
 Bermanfaat dalam menurunkan frustasi
 Katakan secara langsung dan gunakan apabila tergantung pada orang laindan
pertanyaan terbuka dengan jawaban tidak dapat berkomunikasi secara berarti
ya/tidak selanjutnya dapat dikembangkan  Menurunkan kebingungan/ansietas selama
dengan pertanyaan yang lebih kompleks proses komunikasi dan berespons terhadap
 Bicara dengan nada normal, tidak cepat, informasi yang lebih banyak dalam satu
memberikan jarak waktu untuk klien waktu.
berespon
 Menganjurkan keluarga untuk mengajak  Memfokuskan dan berempati dengan
klien berkomunikasi atau menceritakan kemampuan yang klien miliki saat ini
cerita bagi lien.  Mengurangi isolasi sosial dan harga diri
rendah pada klien dan meningkatkan
 Mendiskusikan hal-hal yang dikenal klien pencitaan komunikasi yang efektif.
seperti hobi, keluarga, pekerjaan,dll  Meningkatkan percakapan yang bermakna
dan memberikan kesempatan untuk
 Menghargai kemampuan klien sebelum keterampilan praktis
sakit.  Meningkatkan harga diri klien
Kolaborasi
 Mengkonsultasikan dengan ahli terapi
wicara  Untuk mengidentifikasi
kekurangan/kebutuhan terapi

Anda mungkin juga menyukai